• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES DAUR ULANG LIMBAH PLASTIK (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROSES DAUR ULANG LIMBAH PLASTIK (1)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL SURVEY DRAINASE DAN SANITASI LINGKUNGAN PROSES DAUR ULANG LIMBAH PLASTIK MENJADI SUATU PRODUK

DISUSUN OLEH :

Frizky Puja Rahmita 3336130387

Iswati Septya 3336130275

Nurul Hastati 3336132266

Nuzulan Nurfauziah 3336132349 Rizki Purnamasari 3336130879

FAKULTAS TEKNIK – JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di dalam makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun selalu penulis harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Insya Allah makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua tentang tata cara pengolahan limbah plastik sebagai modal pembelajaran dalam mata kuliah Drainase dan Sanitasi Lingkungan.

Cilegon, 16 Maret 2015

(3)
(4)

RINGKASAN

Penambahan jumlah penduduk akan menyebabkan semakin bertambahnya jumlah sampah yang dihasilkan, sebagai akibat bertambahnya konsumsi pangan dan barang-barang kebutuhan lainnya yang diperlukan dalam kehidupan manusia. Bertambahnya jumlah sampah tersebut, baik sampah organik maupun sampah non-organik, akan

memerlukan penanganan yang semakin besar. Permasalahan sampah timbul karena tidak seimbangnya produksi sampah dengan pengolahannya dan semakin menurun daya dukung alam sebagai tempat pembuangan sampah. Besarnya timbunan sampah yang tidak dapat ditangani tersebut akan menyebabkan berbagai permasalahan baik langsung maupun tidak langsung bagi penduduk sekitar. Dampak langsung dari penanganan limbah sampah yang kurang bijaksana diantaranya adalah timbulnya berbagai penyakit menular, penyakit kulit, dan gangguan yang disebabkan terhambatnya arus air di drainase dan sungai karena terhalang timbunan sampah yang dibuang ke drainase dan sungai sehingga mengakibatkan banjir.

Dari berbagai jenis sampah yang ada, jenis sampah plastik merupakan sampah yang paling mendominasi. Plastik juga merupakan salah satu bahan yang paling banyak digunakan untuk pembuatan peralatan rumah tangga, otomotif dan sebagainya.

Penggunaan bahan plastik semakin lama semakin meluas karena sifatnya yang kuat dan tidak mudah rusak oleh pelapukan. Dengan jumlah plastik yang semakin menumpuk, maka apabila sampah-sampah tersebut tidak diolah dengan baik akan berpotensi memperburuk kualitas lingkungan.

Beberapa cara penanganan sampah selama ini banyak dilakukan oleh pihak-pihak yang mengelola. Untuk penanganan sampah plastik misalnya, salah satu contoh

penanganan yang dilakukan dengan cara daur ulang. Daur ulang sampah merupakan salah satu strategi dalam upaya pengelolaan sampah. Daur ulang merupakan upaya kesadaran lingkungan dan merupakan salah satu metode yang paling efektif dalam kegiatan pengelolaan sampah.

Pada perusahaan yang kami tinjau, sampah plastik tersebut didaur ulang dengan proses yang menggunakan teknologi modern menjadi suatu produk yang dapat

(5)
(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki saluran air yang begitu banyak dan kompleks, jumlah pemukiman dan perkotaan yang semakin meluas membuat sistem drainase semakin dibutuhkan. Namun kebiasaan masyarakat membuang sampah pada saluran drainase dianggap sebagai hal yang biasa, hal tersebut membuat fungsi utama dari saluran drainase sebagai tempat menampung air pun hilang, bahkan menjadi penyebab utama banjir.

Persoalan banjir dan genangan air di kota-kota besar di Indonesia merupakan permasalahan yang cukup pelik dan berlangsung lama, kebanyakan dari titik-titik genangan terjadi karena tidak lancarnya aliran air pada saluran drainase. Sesuai dengan sasaran pembangunan nasional bidang drainase 2005-2010, yaitu terbebasnya saluran-saluran drainase dari sampah sehingga mampu meningkatkan fungsi saluran-saluran drainase sebagai pematus air hujan dan berkurangnya wilayah genangan permanen dan temporer hingga 75% dari kondisi saat ini. Kenyataan sekarang ini, masih banyak warga sekitar yang membuang sampah di sekitar aliran saluran drainase atau sungai. Hal itu kemudian diperparah lagi dengan pembuangan air limbah baik limbah domestik maupun limbah pabrik ke dalam badan sungai sehingga fungsi sungai yang tidak sesuai dengan

peruntukannya, lebih jauh lagi dapat menurunkan kualitas dari sungai tersebut yang dapat membebani proses produksi air minum. Selain itu juga pembuangan sampah di badan sungai atau saluran drainase dapat menyebabkan saluran tersebut menjadi tersumbat sehingga air dapat meluap keluar yang mengakibatkan banjir.

Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi masyarakat, pertumbuhan ekonomi, perubahan pendapatan, urbanisasi, dan industrialisasi

menyebabkan tingginya jumlah timbulan sampah dan menghasilkan sampah dengan jenis yang beragam. Salah satu jenis sampah tersebut adalah sampah kemasan yang berbahaya dan/atau sulit diurai oleh proses alam seperti kaleng besi, kaleng aluminium, botol kaca, kemasan plastik, kemasan kertas, dan kemasan kertas aluminium.

(7)

banyak dipergunakan dalam kehidupan manusia modern. Akan tetapi sisa sampah dari plastik menjadi permasalahan tersendiri bagi kehidupan, maka diperlukan adanya penanggulangan untuk mengatasi peningkatan tumpukan sampah plastik tersebut. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan mendaur ulang sampah plastik menjadi suatu produk yang dapat dipergunakan kembali, hal ini merupakan salah satu solusi strategis untuk mengatasi permasalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa penyebab permasalahan saluran drainase ? 2. Apa pengertian limbah ?

3. Apa saja jenis-jenis limbah ? 4. Apa itu sampah plastik ?

5. Bagaimana cara pengolahan sampah pastik ?

C. Tujuan

1. Mengetahui permasalahan saluran drainase 2. Memahami pengertian limbah dan jenis-jenisnya 3. Menambah pengetahuan tentang sampah plastik 4. Memahami cara pengolahan sampah plastik

D. Manfaat

Peneliti mengharapkan laporan penelitian ini dapat memberika manfaat kepada pembacanya , anatara lain :

1. Mengetahui penyebab permasalahan pada saluran drainase dan sanitasi lingkungan. 2. Menambah ilmu pengetahuan mengenai limbah.

3. Menyadari realita bahwa sampah plastik sudah melampaui batas, dan merupakan permasalahan yang dapat menyebabkan banyak kerugian.

4. Menambah wawasan tentang cara pengolahan sampah plastik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Permasalahan Sistem Drainase

(8)

penyediaan prasarana dan sarana perkotaan. Akibatnya permasalahan banjir atau genangan semakin meningkat pula. Pada umumnya penanganan sistem drainase di banyak kota di Indonesia masih bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara tuntas.

Manajemen sampah yang tidak bagus dapat menyebabkan tersumbatnya sistem drainase, yang bisa menyebabkan meluapnya air akibat berkurangnya debit air yang dapat ditampung dan disalurkan oleh drainase. Pertambahan jumlah penduduk juga menjadi masalah sendiri bagi daya tampung drainase. Meningkatnya jumlah penduduk berarti bertambahnya infrastruktur, yang diiringi oleh bertambahnya jumlah limbah yang dikeluarkan ke lingkungan.

Sampah saluran drainase dipengaruhi oleh adanya aktifitas manusia di sekitar drainase tersebut misalnya perdagangan, pendidikan, jalan raya atau digunakan sebagai trotoar. Namun timbunan sampahnya tidak selalu berada pada tata guna lahan pada saluran drainase tersebut. Hal ini dikarenakan sampah yang di produksi pada tata guna lahan tersebut terbawa dan terakumulasi pada saluran dengan kondisi tertentu. Kondisi yang dimaksud di pengaruhi oleh dua parameter yaitu kemiringan saluran dan tingginya muka air pada saluran drainase tersebut. Semakin tinggi kemiringan saluran dan muka air saluran akan memperkecil kemungkinan terjadi timbulan sampah. Begitu pula

sebaliknya, jika suatu saluran memiliki kemiringan dan muka air kecil, maka kemungkinan terakumulasi sampah pada drainase tersebut semakin tinggi.

Belum adanya penanganan yang tepat terhadap sampah organik meningkatkan beban sampah yang terjadi di saluran drainase. Dengan lebih dari 50 persen sampah pada saluran drainase berasal dari sampah organik seperti dedaunan, ranting pohon dan lain-lain. Dengan semakin meningkatnya sampah pada saluran drainase maka akan semakin memperparah penyumbatannnya sehingga kelebihan air dari hujan tidak mampu ditampung oleh saluran dan mengakibatkan banjir.

Banjir disebabkan oleh banyaknya pabrik yang membuang limbah ke aliran sungai. Sistem drainase yang sangat tidak layak. Habisnya tanah serapan yang dibuat untuk pemukiman, hotel, gedung perkantoran, dan mall sehingga menyebabkan air hanya dapat mengalir ke tempat yang paling rendah tanpa adanya resapan dari jalan yang dilalui oleh air hujan. Masih banyak masyarakat yang membuah sampah sembarangan ke dalam sungai tanpa mengetahui dampak negatifnya.

(9)

Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena dapat menurunkan kualitas lingkungan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa limbah merupakan suatu zat atau benda yang bersifat mencemari lingkungan. Limbah tidak mempunyai nilai ekonomis, karena itu limbah dibuang.

Keseimbangan lingkungan menjadi terganggu jika jumlah hasil buangan tersebut melebihi ambang batas. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, keberadaan limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah bergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

C. Jenis – Jenis Limbah

1. Berdasarkan sumbernya limbah digolongkan menjadi :

a. Limbah Organik yang mudah busuk. Misainya, sisa sayuran, sisa makanan, dedaunan, potongan rumput, dan kotoran hewan.

b. Limbah Organik yang tidak mudah membusuk. Misalnya, kertas dan kayu. c. Limbah Anorganik. Misainya, plastik, pecahan kaca, karet, kaca, botol, dan besi. d. Limbah berbahaya. Misalnya, paku, bekas lampu neon, sisa racun tikus atau

serangga, obat kadaluarsa dan batu baterai bekas.

2. Berdasarkan sifatnya, limbah dibedakan menjadi dua golongan :

a. Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste yaitu mudah terurai). Yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur, seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.

b. Limbah yang tidak akan / sangat lambat mengalami perubahan secara alami (nondegradable waste yaitu tidak dapat terurai). Misalnya, plastik, kaca, kaleng, dan sampah sejenisnya.

3. Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu : a. Limbah cair

b. Limbah padat

c. Limbah gas dan partikel

d. Limbah B3 (Bahan Brebahaya dan Beracun)

(10)

Limbah dapat diolah memalui proses daur ulang. Daur ulang adalah penggunaan kembali material atau barang yang sudah tidak digunakan, menjadi bentuk lain. Daur ulang merupakan proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengolahan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan,

pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai.

Daur ulang dan pemanfatan ulang mempunyai beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut :

1. Mengurangi jumlah limbah untuk mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan.

2. Mengurangi penggunaan bahan atau sumber daya alam. 3. Mendapatkan penghasilan karena dapat dijual ke masyarakat .

4. Melestarikan kehidupan makhluk yang terdapat di suatu lingkungan tertentu.

5. Menjaga keseimbangan ekosistem makhluk hidup yang terdapat di dalam lingkungan. 6. Mengurangi sampah anorganik karena sampah anorganik ada yang dapat bertahan

hingga 300 tahun ke depan.

E. Macam-macam limbah yang dapat didaur ulang

Berikut adalah beberapa jenis limbah atau material yang dapat dimanfaatkan melalui daur ulang, antara lain :

1. Kertas. Semuajenis kertas dapat didaur ulang, seperti kertas koran dan kardus.

2. Gelas. Botol kecap, botol sirup, dan gelas / piring pecah dapat digunakan untuk membuat botol, gelas, atau piring yang baru. 3. Aluminium. Kaleng bekas makanan dan minuman dapat dimanfaatkan

kembali sebagai kaleng pengemas.

4. Baja. Baja sisa kontruksi bangunan akan berguna sebagai bahan baku pembuatan baja baru.

5. Plastik. Limbah plastik dapat dilarutkan dan diproses lagi menjadi

(11)

F. Limbah Sampah Plastik dan Pengolahannya 1. Limbah sampah plastik

Plastik adalah senyawa polimer alkena dengan bentuk molekul sangat besar. Istilah plastik, menurut pengertian kimia, mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Molekul plastik terbentuk dari kondensasi organik atau

penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau nilai ekonominya.

Secara fisik, plastik bisa dibentuk atau dicetak menjadi lembar film atau serat sintetik, yang disebabkan karena plastik juga bersifat "malleable" alias memiliki sifat bisa dibentuk atau ditempa. Dalam proses industri dan pabrikasi, plastik dibuat dalam jenis yang sangat banyak. Sifat-sifat bisa menerima tekanan, panas, keras juga lentur, dan bisa digabung dengan partikel lain semisal karet, metal, dan keramik. Sehingga wajar jika plastik bisa dipergunakan secara massa untuk banyak sekali keperluan.

Plastik merupakan bahan yang banyak digunakan. Penggunaan bahan plastik semakin lama semakin meluas dan meningkat. Perkembangan produk plastik di Indonesia sangat pesat pada dua dekade terakhir dengan merambah hamper di semua jenis kebutuhan manusia. Produk-produk plastik setelah tidak dipakai lagi akan dibuang oleh konsumen sebagai sampah, hal tersebut menjadikan tumpukan sampah plastik merupakan jumlah yang paling mendominasi disetiap kawasan. Dengan jumlah yang besar tersebut, sampah plastik apabila tidak diolah dengan baik berpotensi memperburuk kualitas ligkungan.

2. Pengolahan sampah plastik

Seperti diketahui plastik merupakan bahan kebutuhan yang banyak dipergunakan dalam kehidupan manusia modern. Akan tetapi sisa sampah dari plastik menjadi permasalahan tersendiri bagi kehidupan. Untuk mengurangi permasalahan tersebut, maka sampah plastik dapat diolah memalui proses daur ulang.

Daur ulang plastik adalah melakukan proses dasar daur ulang untuk mengolah sampah plastik menjadi pellet atau bijih plastik yang merupakan bahan dasar

pembentuk plastik menurut produk yang diinginkan. Dalam proses ini, jenis bahan baku yang digunakan menentukan jenis bijih plastik yang dihasilkan.

(12)

Ada beberapa karakteristik sampah plastik yang menimbulkan kesulitan dalam proses daur ulang plastik, antara lain :

a. Sampah plastik tidak mudah dipilah-pilahkan seperti halnya dengan kertas, logam, gelas, dll.

b. Ketidak murnian dalam sampah plastik menjadikan ia tidak mudah dilebur / dilelehkan pada temperature tinggi.

c. Plastik laminated atau plastik yang menempel pada bahan laim seperti kertas dan kain, sulit untuk dipisahkan,

d. Sampah plastik memiliki berat jenis yang rendah sehingga memerlukan ruang yang cukup besar untuk menyimpannya.

e. Dalam proses daur ulang, kondisi ideal yang diperlukan adalah suplai yang tetap dan kontinyu dari sampah plastik yang bersih dan kering serta dari jenis yang sama dengan formulasi yang diketahui dan tetap.

f. Walaupun sampah plastik sudah ditangani dengan baik dan hati-hati akan tetapi biasanya dampah plastik sudah terkontaminasi data dibuang, dan permukaanya terkadang basah. Jika tidak dilakukan pembersihan, maka akan merusak mesin peleleh.

BAB III

METODE DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH

A. Proses pengolahan sampah plastik menjadi bijih plastik

Pendaur ulangan sampah plastik menjadi bijih plastik atau bahan baku setengah jadi, terlebih dahulu diproses dan diolah melalui beberapa tahapan. Adapun proses dan tahapan pengolahan sampah plastik menjadi bijih plastik diuraikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.1 Proses pengolahan sampah plastik menjadi bijih plastik

(13)

1.

Pengumpulan limbah-limbah plastik yang diperoleh dari pemulung maupun tempat penampungan sampah dari seluruh Indonesia yang selanjutnya akan dikirim ke pengepul untuk diproses atau didaur ulang.

2.

Pengelompokan dan pemisahan sampah plastik yang dilakukan secara manual oleh pengepul atau petugas sortir berdasarkan jenis plastik, yaitu :

1. Polietilena (PE) misalnya : plastik

pembungkus makanan dan minuman, botoh anti pecah, penyekat kawat atau kabel, 2. High Density Polyethylene (HDPE)

misalnya : piring dan gelas dari bahan melamin, tangki bahan bakar kendaraan, kantong plastik, tempat makan plastik, dan pipa air,

3. Polipropilenia (PP) misalnya : produk yang terbuat dari fiber glass.

3.

Sampah plastik yang telah dikelompokan berdasarkan jenisnya, kemudian di

(14)

4.

Plastik yang telah dikelompokan berdasarkan jenis dan warnanya kemudian digiling

menggunakan mesin penggiling sehingga menjadi bentuk cacahan plastik yang

ukurannya lebih kecil, hal ini dilakukan untuk memudahkan proses pengolahan menjadi bijih plastik.

5.

Plastik yang telah mengalami proses pencacahan / penggilingan menjadi ukuran yang lebih kecil, kemudian siap untuk diproses dan selanjutnya cacahan plastik tersebut dikirim dari pengepul ke perusahaan untuk diolah menjadi bijih plasik.

6.

Cacahan plastik yang dikirim dari pengepul kemudian masuk ketahap pencucian, proses ini menggunakan mesin pencuci khusus dan tambahan detergen untuk menghilangkan tanah dan kotoran juga zat-zat yang dapat mengganggu proses pengolahan.

7.

(15)

8.

Tahap selanjutnya cacahan plastik bersih yang telah diangkut oleh mesin penghatar

dimasukan kedalam mesin pengering/blower untuk dikeringkan, hal ini dilakukan agar cacahan plastik tersebut kering dan tidak ada sisa air yang menempel, karna sisa air tersebut dapat merusak zat kimia yang terdapat dalam plastik dan mengganggu proses pembetukan bijih plastik.

9.

Setelah mengalami proses pencucian dan pengeringan, bahan atau cacahan plastik tersebut siap untuk diproses menjadi bijih plastik dengan menggunakan mesin pellet / mesin extruder.

10.

Proses pembuatan biji plastik dengan

menggunakan mesin pellet / mesin extruder, yaitu mesin dengan system pemanas (elemen heater) dengan suhu sekitar 230oC yang

(16)

11.

Setelah proses pemanasan oleh mesin extruder hingga bahan plastik telah selesai dilelehkan, maka bahan plastik tersebut akan keluar melalui filter output dari mesin extruder dalam bentuk benangan dengan diameter sekitar 4 mm, dan kemudian benangan plastik tersebut akan dilanjutkan ke mesin pemotong untuk dicacah menjadi bijih-bijih plastik.

12.

Proses pemotongan benangan plastik oleh mesin pemotong, bahan plastik tersebut dicacah dengan ukuran panjang sekitar 0,5 cm dan diameter 4 mm hingga menjadi bijih-bijih plastic (pellet).

13.

Setelah melalui mesin pemotongan, bahan plastik tersebut telah selesai diolah menjadi bijih plastik (pellet) dengan ukuran panjang sekitar 0,5 cm dan diameter 4 mm, maka bahan tersebut telah siap untuk diproses menjadi berbagai macam produk yang berbahan dasar plastik.

14.

Bijih plastik yang telah siap, lalu dikirim ke perusahaan-perusahaan sebagai bahan baku dalam pembuatan suatu produk yang berbahan dasar dari plastik.

(17)

Biji plastik yang telah diolah sebelumnya, merupakan bahan baku setengah jadi yang harus melewati suatu proses pengolahan kembali sebelum menghasilkan suatu produk yang dapat dipergunakan kembali dalam kehidupan sehari-hari. Adapun proses dan tahapan pengolahan bijih plastik menjadi suatu prodak (gantungan dan sendok) diuraikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.2 Proses pengolahan bijih plastik (pellet) menjadi suatu prodak

1.

Persiapan bahan baku dari biji plastik (pellet) hasil daur ulang limbah, jenis biji plastik yang digunakan dalam proses pembuatan produk adalah biji plastik dengan jenis Polipropilenia (PP). Pada perusahaan yang kami tinjau, biji plastik (pellet) tersebut diolah kembali

menjadi gantungan plastik dan sendok plastik,

2.

Proses pertama pengolahan biji plastik tersebut adalah proses pengadukan bahan, yaitu pencampuran antara biji plastik dan bahan tambah lainnya seperti pewarna/pigmen kedalam mesin mixer.

3.

Biji plastik yang telah mengalami proses pengadukan, selanjutkan dimasukan ke dalam mesin injection, yaitu mesin dengan system pemanas yang memiliki suhu sekitar 230oC,

(18)

4.

Biji plastik yang telah dipanaskan dan dilelehkan selanjutnya masuk kedalam tahap pencetakan dengan menggunakan mesin moalding, mesin moalding merupakan mesin pencetak dengan bentuk cetakan sesuai dengan produk yang diinginkan, mesin ini merupakan satu kesatuan dari mesin injection.

5.

(19)

6.

Bahan yang telah diproses dalam mesin injection selanjutnya mengalami proses pengecekan dan pemisahan antara produk dengan hasil baik, dan produk yang gagal. Produk yang tidak sesuai dengan syarat yang ditentukan, akan menjadi produk reject atau produk yang tidak layak diproduksi, maka produk tersebut akan diolah kembali dengan menggunakan mesin crusher.

7.

Mesin crusher atau mesin penggiling, digunakan untuk mengolah kembali prodak yang gagal dalam cetakan. Seteah digiling menjadi bentuk cacahan plastik yang

ukurannya lebih kecil, cacahan tersebut akan diproses kembali dan disatukan dengan biji plastik dalam proses mixing, hal ini juga dapat mengurangi biaya produksi dan mendaur ulang kembali agar tidak menghasilkan limbah.

8.

Produk yang telah lolos dari proses

pengecekan adalah produk yang telah siap dikirim keperusahaan-perusahaan untuk diproduksi dipasaran. Maka sampah-sampah plastik tersebut telah selesai didaur ulang menjadi suatu produk yang dapat

(20)

BAB IV HASIL PRODUK

A. Hasil Produk Daur Ulang

(21)

yang nantinya akan dikirim keperusahaan-perusahaan yang membuat produk dengan bahan dasar biji plastik.

Salah satu perusahaan pembuat produk dari bahan baku biji plastik adalah perusahaan PT.SAPTA WARNA CEMERLANG. Pada perusahaan tersebut biji plastik diolah menjadi Sendok plastik dan Gantungan baju plastik. Jumlah biji plastik yang diolah perharinya disesuaikan oleh permintaan pasar, rata-rata produk yang dihasilkan perharinya untuk sendok plastik yaitu sekitar 25 bal karung perhari, dan untuk

gantungan baju plastik sekitar 15 dus perhari dengan harga relatif yang disesuaikan dengan wilayah dan pemasaran.

B. Manfaat

System daur ulang sampah plastik menjadi suatu produk seperti sendok plastik dan gantungan plastik sangat memberikan banyak manfaat bagi lingkungan maupun manusia itu sendiri. Barang-barang tersebut merupakan alat untuk membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti sendok untuk makan dan gantungan baju untuk menjemur pakaian.

Dari segi ekonomi, pengolahan limbah plastik menjadi produk tersebut menjadi peluang bisnis yang menguntungkan, selain itu dengan system daur ulang tersebut dapat mengurangi tumpukan sampah-sampah plastik yang sulit terurai oleh tanah sehingga pencemaran tanah dan lingkungan dapat dikurangi. Apabila proses daur ulang plastik semakin berkembang, maka tak akan ada lagi gundukan-gundukan sampah plastik yang merugikan. Selain menambah nilai guna sampah plastik, kita juga sudah berpartisipasi dalam menjaga keselamatan lingkungan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

(22)

Limbah plastik merupakan jenis limbah yang paling mendominasi diantara limbah jenis lainnya. Maka pengelolaan terhadap limbah tersebut harus dilakukan, antara lain dengan mendaur ulang plastik menjadi barang-barang yang lebih bermanfaat sekaligus bernilai ekonomis dan mengembangkan pelestarian lingkungan.

Menciptakan produk daur ulang sampah plastik menjadi barang yang dapat digunakan kembali seperti pembuatan sendok plastik dan gantungan plastik, merupakan cara terbaik untuk mengolah sampah plastik. Selain dapat mengurangi polusi dan

pencemaran akibat plastik, barang-barang tersebut juga dapat membantu manusia sebagai alat untuk memenuhi kebutuh pokok sehari-hari.

B. Saran

Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan.

Pengelolaan sampah tersebut juga diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan kewenangan pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta peran masyarakat dan dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan secara proporsional, efektif, dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Budi Sudaryanto, 1995. Studi Efektivitas Keberhasilan Pelaksanaan Managemen Persampahan Menuju Daur Ulang di Jawa Tengah. Jurnal (Online).

(http://www. Eprints.undip.a.id/23526/ diakses pada minggu 8 Maret 2014)

(23)

(http://www. Slideshare.net/upload/daur-ulang-sampah.pdf. diakses pada minggu 8 Maret 2014)

Edy Saputra, 2008. Pabrik Kertas Daur Ulang di Kota Medan. Tugas Akhir studi arsitektur berkelanjutan (Online).

(http://www. Academia.edu/402457/Pabrik_Kertas_Daur_.). diakses pada minggu 8 Maret 2014)

Firman L Ahwan, Djoko Heru Martono, Lies A Wisoyodharmo. 2005. Sistem Pengelolaan Limbah Plastik di Indonesia. Jurnal (Online).

(http://www. Digilib.bppt.go.id/418-2434-1-PB.pdf. diakses pada minggu 8 Maret 2014)

Sri Wahyono, Pengelolaan Sampah Plastik di Indonesia. Jurnal (Online).

Gambar

Tabel 3.2 Proses pengolahan bijih plastik (pellet) menjadi suatu prodak

Referensi

Dokumen terkait

Mansyur: Daur ulang kemasan kantongan plastik (Polietilen) dan pelepah kelapa sawit..., 2001... Mansyur: Daur ulang kemasan kantongan plastik (Polietilen) dan pelepah kelapa

Strategi perancangan informasi produk daur ulang sampah botol plastik ini dirancang untuk mengajak masyarakat agar dapat mengelolah sampah botol plastik seperti:

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat papan komposit dari bahan limbah padat serbuk kayu, jerami sebagai filler dan plastik daur ulang jenis polietilen sebagai

Rekomendasi ditujukan kepada Kader PKK Desa Cilame diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam pengembangan kegiatan daur ulang limbah plastik menjadi home industry

Proses pembuatan PET daur ulang sebagai produk akhir yang aman untuk pangan, harus mencakup langkah-langkah yang efisien, khususnya dalam membersihkan plastik/ kemasan bekas,

Berdasarkan pada pembahasan di atas dapat menarik kesimpulan yakni , limbah plastik adalah limbah yang tergolong sulit di uraikan oleh tanah. Limbah plastik dapat di daur ulang

Hubungan antara persentase pengaruh daur ulang limbah plastik PET sebagai agregat kasar terhadap kuat tekan adalah sangant signifikan, semakin tinggi penambahan agregat

Pemanfaatan ulang dan mendaur ulang limbah dapat mengurangi jumlah limbah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Daur ulang adalah salah satu strategi