• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cerpen 3 kearifan lokal docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Cerpen 3 kearifan lokal docx"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

KARANG KEHIDUPAN

“Aku tidak mau ibu!” teriak seorang anak perempuan ke ibunya.

“Tapi kamu harus mau nak. Kamu tau kan aturan di daerah kita. Anak perempuan yang sudah lulus SD harus menikah” kata ibunya pelan.

“Tapi aku mau sekolah dulu ibu. Aku mau melanjutkan pendidikanku ke SMP, SMA, lalu perguruan tinggi. Aku mau pintar ibu!” katanya dengan nada marah.

“Ibu tau keinginanmu untuk meraih cita-citamu nak. Tapi kita tidak bisa melanggar aturan yang sudah lama diterapkan disini. Dan kamu juga tau resiko yang bakal kamu dapat kalau melanggarnya, kamu akan diusir dari desa ini nak. Ibu tidak mau berpisah denganmu” pinta ibunya.

“Iya ibu, aku tau semua resiko yang bakal aku dapat dari tindakan yang akan aku ambil ini. Aku pun tidak mau berpisah denganmu ibu. Tapi ibu juga tau kalau sejak kecil aku sangat suka belajar. Masih banyak yang ingin aku pelajari. Aku baru 11 tahun dan adat disini menyuruh gadis seusia-ku untuk menikah” ujarnya dengan nada yang lebih pelan.

Ima, gadis kecil berjilbab yang punya cita-cita besar untuk merubah adat di desanya yang kolot, berani mengambil resiko untuk diusir dari desa asalkan dia bisa sekolah.

“Jangan nak. Ikuti saja adat disini. Kamu juga masih dapat sekolah kalau sudah tunangan” bujuk ibunya.

“Aku ingin mengejar cita-cita dulu dan kalau sudah sukses, Ima akan menikah. Tolong ibu mengerti keinginanku” kata Ima.

“Ibu tau apa yang kamu inginkan nak. Tapi ibu harap kamu juga bisa mengerti keinginan ibu. Ini semua demi kebaikanmu sayang.”

“Ini bukan demi kebaikanku. Kebaikanku adalah sekolah bukan menikah!”

Amarah Ima mulai meledak-ledak lagi. Setiap dia mendengar kata menikah, emosinya akan langsung naik ke ubun-ubun kepalanya. Adat untuk menikah setelah lulus SD benar-benar tidak bisa diterimanya.

***

“Ayah, bagaimana nasib anak kita nanti kalau dia tetap tidak mau menikah?” kata ibu Ima pada suaminya.

“Kita harus membujuknya terus bu sampai Ima mau menikah” tegasnya. “Aku sudah membujuknya sejak pagi tadi dan dia tetap pada pendiriannya.” “Besok ayah yang akan bicara pada Ima.”

(2)

“Ima mau pergi mencari sekolah ayah” kata Ima. “Untuk apa?”

“Ima mau belajar ayah” ucapnya pelan.

“Belajar itu bisa dimana saja dan darimana saja nak, tidak harus dari seorang guru.” “Tapi ilmu yang didapatkan juga akan berbeda dan juga akan lebih akurat jika Ima belajar dari seorang guru di sekolah” tegas Ima.

“Apa kamu tidak memikirkan orangtuamu Ima? Keluarga kita bukanlah keluarga kaya yang punya banyak uang untuk membiayai sekolahmu. Kemampuan ayah untuk

menyekolahkan kamu hanya sampai sekolah dasar, selanjutnya ayah tidak yakin bisa membiayai segala keperluan sekolahmu” terang sang ayah.

“Aku sudah memikirkan semua ini ayah dan aku tau akan ada pembicaraan mengenai hal ini, tentang biaya sekolahku nanti yang tentunya tidaklah sedikit. Maka dari itu aku mau minta restu ayah untuk mengizinkanku sekolah di kota agar bisa sekolah sekaligus bekerja. Apakah ayah akan memberikanku restu?” tanya Ima penuh harap kalau ayahnya akan memberikannya izin, walaupun kemungkinannya kecil.

“Apa kamu bisa bertahan di kota yang besar dengan hidup bersama orang-orang asing yang kamu sama sekali tidak mengenalnya nak?” tanya ayah ragu.

“Aku bisa bertahan Yah bahkan yakin kalau kehidupanku akan lebih baik bila aku hidup di kota walaupun aku tidak mengenal mereka daripada harus bertahan disini, di desa ini.”

“Ayah tidak bisa begitu saja membiarkanmu hidup sendirian disana nak tanpa ada kami,ayah dan ibumu yang mengawasimu. Kamu masih kecil dan masih jadi tanggungjawab ayah untuk menjagamu” kata ayah tetap pada pendirian.

“Jangan khawatir ayah. Aku tahu perasaanmu sebagai orangtua, percayalah aku bisa merasakan kekhawatiranmu padaku. Bagaimana anakmu bertahan hidup di tengah kerasnya kehidupan kota, apa yang harus dilakukannya kalau ada masalah dalam hidupnya dan tidak ada orangtua disisinya sedangkan anakmu ini masih kecil untuk memahami rumitnya

kehidupan orang dewasa. Benarkah itu semua yang sedang engkau pikirkan Yah?” tanya Ima lembut.

“Lebih dari itu anakku. Banyak permasalahan dalam hidup ini yang belum kamu ketahui. Ayahmu sudah lama hidup di dunia ini, jadi ayah tahu bagaimana kejam dan

(3)

“Ini adalah pilihan hidupku Yah, jadi aku harus bisa menerima semua resiko yang akan menimpaku. Aku memang masih terlalu muda untuk mengetahui semua permasalahan hidup seperti yang kau rasakan tapi aku yakin bisa melewati semua itu” ucap Ima dengan tegas.

“Beritahu ayah bagaimana kamu akan melewati semua permasalahan yang mungkin akan menerpamu bahkan dengan kekuatan dahsyat yang kamu pun tidak pernah

membayangkan semua itu akan terjadi padamu.”

Referensi

Dokumen terkait

Genotipe-genotipe generasi F4 pada penelitian ini memiliki tingkat keragaman yang luas pada kandungan protein sehingga akan efektif melakukan seleksi untuk

Risiko dari kanker kolorektal meningkat bersamaan dengan usia, terutama pada pria dan wanita berusia 50 tahun atau lebih (Depkes, 2006) dan hanya 3% dari kanker kolorektal muncul

Sebuah pusat perbelanjaan bertema industri kreatif dengan konsep city walk dapat menjadi wadah yang pas selaras dengan perkembangan sektor komersil dan pariwasata

 Wacana lengkap, unsur bahasa bervariasi dan menggunakan ungkapan yang menarik  Idea relevan, huraian jelas dan matang.. Baik 20-25  Menepati tema

Ekspor Produk COVID-19 Medical Supplies asal Indonesia juga tidak terlepas dari interdependensi dengan negara lain pada level yang beragam. Dari 17 kelompok produk yang merupakan

Dalam upaya mewujudkan negara hukum, Indonesia telah memberikan perlindungan kepada Konsumen dengan memberlakukan UUPK yang bertujuan mengangkat kedudukan konsumen

bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI ” adalah benar

– Zat atau obat yg berasal dari tanaman a bukan tanaman, sintetis a semi sintetis yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi