Persepsi Mahasiswa Terhadap Dunia Kewirausahaan Saat ini
Oleh : Mutiara Ramadhani Matondang
Kewirausahaan menjadi topik yang sangat menarik untuk dibicarakan.
Semua orang, baik itu mahasiswa ataupun masyarakat umum sangat
membutuhkan yang namanya uang untuk memenuhi kebutuhan kehidupan
sehari-hari. Semua orang sangat bergantung kepada pada kegiatan jual-beli, baik itu
melalui pasar tradisional maupun pasar modern. Bahkan saat ini, jual-beli dapat
dilakukan secara online. Barang-barang yang akan dijual tersebut pun akan
dipajang di suatu lokasi tertenutu untuk menarik pembeli, agar pembeli membeli
barang dagangan tersebut. Sebagai contoh jual-beli yang dilakukan secara online
adalah Tokopedia. Tokopedia dapat melakukan transaksi jual-beli yang dilakukan
secara online, dimana pembeli dapat melihat-lihat terlebih dahulu barang
dagangan yang hendak ia beli. Ketika si pembeli telah merasa cocok dengan
barang-barangnya, maka ia akan menghubungi si penjual. Dan penjual akan
datang untuk menjual barang dagangannya. Hal semacam inilah yang disebut
dengan kegiatan wirausaha. Ketika seseorang atau sekelompok orang melakukan
suatu hal yang berkaitan dengan berdagang atau beniaga tanpa rasa malu,
sungkan, ataupun takut yang akan menjadi kegiatan sehari-harinya. Dalam hal
inilah yang sangat diharapkan kepada mahasiswa untuk membantu perekonomian
keluarga. Tidak hanya sampai disitu saja, bahkan mahasiswa sangat dituntut untuk
membantu perekomomian negara dengan melakukan wirausaha ini samapi kepada
Menurut Zimmerer, kewirausahaan suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan (usaha). Sedangkan Peter F. Drucker mengartikan
kewirausahaan adalah menciptakan sesuatu dengan kreativitas dan jiwa inovator
yang tinggi.
Jadi, yang dimaksud dengan kewirausahaan adalah kemampuan untuk
melakukan sesuatu yang berbeda tanpa rasa malu, sungkan maupun takut akan
gagal atau berhasilnya suatu usaha tersebut dengan tujuan untuk memperbaiki
kehidupan.
Kegiatan wirausaha sangat di respon positif mahasiswa karena dengan
adanya kegiatan wirausaha ini untuk mahasiswa dapat mengurangi tingkat
pengangguran yang saat pemerintah sangat sulit mengatasinya. Jadi para
mahasiswa merupakan kunci kesuksesan negara tercinta ini 10 tahun yang akan
mendatang. Pada era perdagangan bebas saat ini, sangat dibutuhkan
mental-mental mahasiswa yang tangguh dan mampu bersaing secara global.
Sebagai contoh, mahasiswa yang mempunyai inovasi yang tinggi selalu
mencari peluang di setiap kegiatannya. Contohnya, untuk mahasiswa yang
mempunyai IQ yang tinggi mereka bisa membuka les private untuk anak-anak
sekolah. Contoh lainnya, mahasiswa yang pandai memasak dapat membuka usaha
katering untuk para mahasiswa yang kost dan malas untuk memasak. Mahasiswa
yang pandai untuk mengkreasikan makanan, seperti membuat Roti dengan isi
didalamnya adalah ayam. Hal tersebut menjadi sesuatu yang baru bagi kalangan
Hal ini dapat meningkatkan keuangan mahasiswa dan membuat para mahasiswa
semakin kreatif untuk melakukan hal-hal yang lebih aneh lagi. Hal inilah yang
sangat diharapkan oleh pemerintah kepada mahasiswa untuk menekan tingkat
pengangguran yang ada di Indonesia.
Faktor Pemicu Wirausaha
Ketika melakukan wawancara keberapa mahasiswa di salah satu
universitas negeri yang ada di kota Medan, alasan utama mereka melakukan
wirausaha dikarenakan kurangnya biaya yang dikirim oleh orang tua mereka yang
berada di kampung. Sementara, kehidupan di kota Medan semakin mahal. Maka
beberapa mahasiswa melakukan kegiatan usaha karena desakan ekonomi orang
tua mereka, tapi beberapa mahasiswa mengatakan bahwa alasan mereka untuk
mencari-cari kegiatan yang bermanfaat di sela-sela kesibukan perkuliahan.
Mereka melakukan kegiatan ini untuk mencari-cari pengalaman agar suatu ketika
para mahasiswa tidak mendapatkan pekerjaan di Indonesia sesuai dengan bidang
keilmuannya, maka mereka akan melakukan kegiatan wirausaha dan menjadi
seorang pengusaha.
Menurut David C. McClelland (1996 : 207), mengemukakan bahwa
kewirausahaan (enterpreneurship) ditentukan oleh motif berprestasi
(achievement), optimisme (optimism), sikap-sikap nilai (value attitude), dan status
kewirausahaan (enterpreneurial status) atau keberhasilan. Sedangkan menurut
(enterpreneurial action), merupakan fungsi dari property right (PR),
competency/ability (C), incentive (I), dan external environment (E).
Faktor yang Menyebabkan Kegagalan dalam Wirausaha
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan dalam melakukan
wirausaha ini. Salah satunya adalah perasaan takut akan disaingi oleh orang lain.
Hal ini yang membuat para mahasiswa ragu untuk membuka usaha yang lebih
besar. Contohnya: Arumi menjual gorengan di kampus tempat ia menempuh
pendidikan. Dagangan yang ia jual setiap harinya selalu laris atau laku, karena
para pembeli (mahasiswa yang kost) sangat menyukai masakan Arumi yang enak,
dan para pembelli tidak pernah merasa menyesal telah membeli dagangan Arumi.
Karena melihat Arumi yang dagangannya selalu habis, maka Anna merasa iri dan
akan membuka usaha dagangan gorengan seperti Arumi di area kampus tempat
mereka berdua. Anna menjual gorengannya lebih murah daripada dagangan Arumi
untuk menarik para pelanggan Arumi. Dan banyak para pelanggan Arumi yang
merasa tertarik dengan dagangannya Anna karena para pembeli atau lebih
umumnya mahasiswa yang kost merasa lebih hemat dalam hal keuangan. Semakin
hari dagangan Arumi tidak pernah laku karena telah ada saingan Arumi yaitu
Anna. Hal inilah yang menjadi faktor penyebab kegagalan dalam wirausaha. Di
samping itu, terjadinya konflik yang terjadi antara Arumi dan Anna.
Ada juga faktor yang menyebabkan gagalnya melakukan wirausaha yaotu
kurangnya dana/modal yang membuat para pelaku bisnis gagal untuk membuka
Ketika melakukan kegiatan wirausaha ini, maka ada beberapa
kendala-kendala yang dihadapi mahasiswa yang berjualan di sekitar kampus dengan
banyaknya persaingan-persaingan yang terjadi antara mahasiswa yang berjualan
makanan dengan berjualan makanan. Maka inilah kendala yang dihadapi oleh
mahasiswa yang akan melakukan kegiatan usaha tesebut..
Maka dalam hal ini, sangat diperlukan mahasiswa-mahasiswa yang
mempunyai sifat yang berani dan tangguh untuk menghadapi perdagangan bebas
saat ini. Berani untuk memulai usaha dan berani untuk menanggung segala resiko
yang datang, baik itu resiko yang datang dari dalam bisnis itu sendiri ataupun dari
luar usaha tersebut. Mahasiswa-mahasiswa yang seperti inilah yang sangat
diharapkan oleh pemerintah dalam memperbaiki perekonomian negara Indonesia
dengan diikutsertakannya mahasiswa sebagai pelaku bisnis yang akan membawa
perubahan besar 5 atau 10 tahun mendatang. Tidak hanya sikap berani yang harus
dimiliki oleh mahasiswa yang akan menjadi pelaku bisnis nantinya. Namun juga
harus adanya kemauan dan komitmen yang tinggi untuk melalukan kegiatan usaha
tersebut. Menurut Meredith (2002) sikap yang harus dimiliki oleh pelaku usaha
yaitu : Percaya Diri (Self Confidence), Berorientasi dengan Tugas dan Hasil,
Berani mengambil resiko, memiliki jiwa Kepemimpinan, Berorintasi ke masa
depan, serta Kreatif dan Inovatif. Pemerintah sebagai pengatur keuangan, maka
diharapkan juga dapat memberikan modal berupa dana kepada
mahasiswa-mahasiswa yang akan mengikuti perdagangan pemerintah. Disini pemerintah
merupakan peran utama, dan mahasiswa adalah pelaku bisnisnya. Maka
Indonesia yang lebih baik lagi kedepannya. Jangan sampai karena kurangnya
peran pemerintah menyebabkan kegagalan yang terjadi, dan akan berlanjut