• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESEIMBANGAN UMUM MODEL ANALISIS AGGREGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KESEIMBANGAN UMUM MODEL ANALISIS AGGREGA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KESEIMBANGAN UMUM MODEL ANALISIS AGGREGATE

DEMAND AND SUPPLY

Keseimbangan permintaan dan penawaran agregat merupakan keseimbangan dalam harga dan pendapatan nasional dalam kondisi ekuilibrium.

1. Keseimbangan Umum.

Suatu perekonomian dalam kondisi ekuilibrium jika dipenuhi semua syarat ekulibrium pasar komoditi dan pasar uang. Untuk model ekuilibrium aggregate demand dan supply, keseimbangan tersebut tidak berlaku, sebab keseimbangan dipasar komoditi dan uang masih belum menunjukkan apakah harga juga sudah dalam kondis ekuilibrium atau belum. Hal ini karena keseimbangan di pasar komoditi dan pasar uang terjadi pada harga yang berbeda-beda. Keseimbangan dipasar komoditi dan uang hanya menghasilkan permintaan aggregate. Untuk memperoleh kondisi perekonomian ekuilibrium, maka perlu pasar SDM yang ekuilibrium juga. Jadi Ketiga pasar dalam ekuilibrium, jika tingkat harga dan pendapatan nasional dalam ekuilibrium berada pada titik potong aggregate demand and supply curves.

Kurva dibawah ini menunjukkan unsure-unsur yang membentuk 3 pasar tersebut. Kurva tersebut berasumsi keyness untuk penawaran aggregate dan berasumsi klasik untuk permintaan agregat.

Dengan kurva AgD dan AgS, maka ditemukan nilai-nilai variable endogen: a) Harga ekuilibium = 4

b) Pendapatan nasional ekuilibrium =Y* c) Tingkat riil wage ekuilibrum=W* d) Upah nominal ekuilibrium = WH∗¿

´

¿

e) Kesempatan kerja ekuilibrium = N* f) Tingkat bunga ekuilibrium =r*

g) Jumlah uang untuk spekulasi ekuilibrium =I* h) Saving ekuilibrium =S*

(2)

I

2. Pengaruh Asumsi Terhadap bentuk AgS dan AgD.

2 bentuk kurva AgS yang berbeda.

 Dengan asumsi klasik, kurva AgS berbentuk sejajar dengan kurva harga (CAgS)

(3)

K

Y C

AgD H

AgD AgS

H

H*

Perpotongan kurva IS dan LM (Liqudity Trap), menurunnya H menggeser kurva LM kekanan melalui Keyness Effect tidak mengubah ekuilibrium IS-LM. Jadi H tidak merubah produk nasional yang diminta, sehingga AgD sejajar dengan H.

Kurva permintaan investasi yang sejajar dengan sumbu r (inelastic sempurna) menghasilkan kurva IS sejajar dengan sumbu r, sehingga menggeser kurva LM kekanan sebagai akibat dari bekerjanya Keyness effect tidak menghasilkan ISLM ekuilibrium pada tingkat produk nasional yang lebih kekanan (kurva AgD sejajar dengan H)

A.C Piggou pendukung asumsi klasik dengan hipotesis real cash balance menyatakan bahwa penurunan H pada masa depresi meningkatkan nilai real cash balance masyarakat sehingga meningkatkan C masyarakat (kurva IS kekanan) sama dengan bergesernya kurva IS sebagai akibat dari kebijakan fiscal ekspansi. Hal ini melalui bekerjanya piggou effect berakibat pada ekuilibrium ISLM bergeser kekanan, sehingga harga turun menyebabkan peningkatan demand produk nasional.

3. Keseimbangan Umum dengan Asumsi Klasik Murni.

Istilah murni disini adalah kurva AgS dan AgD didasarkan pada asumsi klasik.

4. Keseimbangan Umum dengan Asumsi Keyness Murni.

Asumsi yang berpengaruh terhadap bentuk kurva AgD antara lain:

A. Asumsi Keyness (AgDK)

 Adanya bagian dari kurva D uang untuk spekulatif yang elastic sempurna disebut dengan Keynessian Liquidity Trap

 Adanya bagian dari kurva D uang untuk spekulatif yang inelastic sempurna (sejajar dengan tingkat bunga)

B. Asumsi Klasik dan pendukungnya (AgDC)

 Adanya bagian dari kurva D uang untuk spekulatif yang inelastic sempurna dan tidak mengenal Liquidity Trap

 Dalam perekonomian bekerja Pigou effect

Kurva AgS sejajar dengan H pada ketinggian full

employment income, maka semua titik potong dengan kurva AgD selalu pada tingkat full employment

(4)

C

R B

A AgD1

Y1 Y2 Yf Y AgD3 AgS

H AgD2

K

Jika ada pengangguran sebagai akibat dari letak kurva AgD yang rendah seperti AgD1 dan AgD2, maka yang dilakukan oleh pemerintah adalah kebijakan ekspansi moneter dan kebijakan fiscal dapat menggeser kurva AgD kekanan sampai memotong kurva AgS vertical yang merupakan titik potong yang menghasilkan Y dengan full employment. Untuk kebijakan fiscal memerlukan tingkat bunga yang belum mencapai classical range.

Jika yang memotong kurva AgS adalah kurva AgD bagian vertical seperti titik A, maka kebijakan moneter tidak menghilangkan pengangguran, tapi pemerintah harus menggunakan kebijakan fiscal baik disertai dengan kebijakan moneter atau tidak.

5. Keseimbangan Umum dengan Asumsi Campuran.

4

Keseimbangan umum terjadi atau tidak tergantung kepada letak dan bentuk kurva AgD.

 Jika kurva AgS dipotong oleh AgD pada tingkat lebih rendah dari titik R, maka ekuilibrium perekonomian terjadi pada pendapatan nasional dan kesempatan kerja dibawah full employment. Titik A dan B menghasilkan pendapatan nasional Y1 (<Yf).

(5)

AgD1

Y*1 Y*f Y AgS

H AgD2

H*

AgD1

Y*1 Y*f Y AgS

H

AgD2

H*2

H*1

Keseimbangan yang akan dibahas berikut ini adalah: a) Kombinasi AgS Keyness dan AgD Klasik

Keseimbangan pendapatan nasional yang dihasilkan sama dengan keseimbangan dengan asumsi keyness

Pada gambar dibawah, AgD1 berpotongan dengan AgS menghasilkan Y yang belum full employment dan AgD2 menghasilkan Y yang full employment. b) Kombinasi AgS Klasik dan AgD Keyness

Kombinasi ini menghasilkan 2 kemungkinan:

1) Keseimbangan umum full employment yakni kurva AgS dengan AgD2 yang menghasilkan Y full employment pada harga H*.

Referensi

Dokumen terkait

Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah penerapan model pembelajaran tipe STAD. Yaitu salah satu

Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh penurunan indeks pada kelompok barang dan jasa antara lain: kelompok bahan makanan 1,18 persen; kelompok perumahan,

Diharapkan kepada kepala pondok untuk lebih menyemangati para ustadz/ustadzah di PPHM Asrama Putri Sunan Pandanaran yang mukim maupun yang tidak mukim dalam

Berdasarkan data hasil penelitian kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus sebelum dilakukan senam diabetes di UPT Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon tahun

Adapun variabel tersebut adalah pengaruh disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan operasional pada PT Pertamina EP Asset 2 Field Pendopo Sumatera

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Kekurangan

Apabila terdapat suspect C- Spine Injury, maka pengelolaan jalan napas dasar dan lanjut dilakukan dengan C-Spine protection yang meliputi manual in line stabilization atau

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan : 1) dalam pengelolaan karyawan bahwa pendidikan dan pelatihan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap