Raju Pratama – Teknik Kimia – Universitas Sriwijaya
NANOFILTER UNTUK PEMURNIAN AIR
LAUT MENJADI AIR MINUM
BERKUALITAS TINGGI
OLEH: RAJU PRATAMA NIM: 03031181520108
TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
١
Kondisi air di Indonesia.
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber air terbesar di Asia Tenggara. Pernyataan ini membenarkan fakta sejarah bahwa sejak dulu Indonesia terkenal sebagai negara maritim yang luas, dengan ketersediaan air permukaan sekitar 15.500 meter kubik per kapita per tahun. Sumber air tersebut berasal dari air laut
dan air tawar. Fakta ini didukung dengan luas laut Indonesia yang maencapai1.910.931,32 km2. Namun, Indonesia merupakan negara yang paling banyak ditemukan daerah yang masih kesulitan akan sumber air bersih seperti di Banjarmasin, Kapuas, Pontianak, Flores, Sumba, Nusa Tenggara Timur, Kupang, dan masih banyak daerah daerah lainnya. Masyarakat Indonesia dan dunia membutuhkan sumber air bersih untuk dikonsumsi, seperti minum, mandi, mencuci, dan menyiram tanaman, dan lain-lain. Krisis air bersih di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor, seperti pertambahan jumlah penduduk, kerusakan ekosistem, pencemaran lingkungan, musim, dan kurangnya pengelolaan terhadap sumber daya air yang tersedia.
Untuk dapat menanggulangi krisis air bersih, salah satu terobosan yang harus dilakukan adalah pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air yang tersedia. Pada saat musim panas, sebagian besar sungai, sumber air tanah, dan sumber air tawar lainnya mengalami kekeringan. Salah satu sumber air terbesar yang tersedia di Indonesia adalah air laut (air asin). Namun, air laut tidak akan cocok untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Nanoteknologi dapat diaplikasikan dalam mengkonversikan air laut (air asin) menjadi air bersih yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Apa itu air laut (air asin)?
˻
Setiap 1.000 gram cairan, ada 9 gram garam dan 991 gram air. Selain itu, air laut (air asin) mengandung banyak ion yang tidak cocok untuk dikonsumsi oleh tubuh manusia. Jika manusia mengkonsumsi terlalu banyak garam, garam itu akan dikeluarkan tubuh melalui urin, supaya cairan tubuh isotonik. Sementara air laut (air asin) bersifat hypertonic, alias mengandung garam yang lebih banyak dari yang ada di darah manusia. Salinitas air laut (air asin) mencapai 35. Hal ini dapat menyebabkan kekacauan mekanisme dan pengerutan sel darah merah dalam tubuh manusia.
Apa itu nanoteknologi?
Istilah “nano” berasal dari bahasa Yunani yang berarti kecil atau kerdil. Sesuai dengan namanya, nanoteknologi adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengontrol zat, material dan sistem pada skala nanometer, sehingga menghasilkan fungsi baru yang belum pernah ada. Ukuran 1 nanometer adalah 1 per satu milyar meter (0,000000001 m) yang berarti 50.000 kali lebih kecil dari ukuran rambut manusia.
Nanoteknologi beroperasi pada rekayasa materi skala atom dan zat ukuran nano. Dengan membuat zat hingga berukuran sangat kecil, sifat dan fungsi zat tersebut bisa diubah sesuai dengan yang diinginkan. Semua benda yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari tersusun dari atom-atom berukuran nano. Bahkan makhluk hidup, termasuk manusia, juga tersusun dari atom-atom. Karakteristik atau sifat dari semua benda itu sangat bergantung pada susunan atom-atomnya. Sehingga, sedikit saja susunan struktur atomnya diubah, karakteristik suatu benda bisa berubah drastis. Inilah konsep utama dalam nanoteknologi.
˼
Akan tetapi, Indonesia termasuk negara yang cukup lambat dalam pengemabangan nanoteknologi dibandingkan negara-negara lain di dunia. Salah satu kendala utama dari pengembangan nanoteknologi adalah biaya yang harus dikeluarkan. Saat ini, produk nanoteknologi masih menjadi produk yang dinilai mahal.
Pemurnian air laut (air asin) dengan metode nanoteknologi.
Pemurnian air laut (air asin) dengan metode nanoteknologi adalah salah satu alternatif pemurnian pada skala atom atau skala nano. Pada dasarnya pemurnian dan penjernihan air telah banyak dilakukan dengan berbagai metode dan sumber air yang berbeda. Namun, dengan hanya penjernihan air belum bisa memuaskan dahaga masyarakat yang kesulitan air.
Tujuan utama pemurnian air laut (air asin) dengan metode nanoteknologi adalah untuk memisahkan air murni dari mineral-mineral yang tidak dapat diadaptasikan dengan tubuh manusia. Proses pemurnian air laut (air asin) dengan bantuan nanoteknologi juga dapat membuat air yang dihasilkan tahan lebih lama, tidak berbau, dan bebas dari bakteri yang dapat lolos dari penyaring biasa. Proses pemurnian air laut (air asin) dengan bantuan nanoteknologi pada dasarnya sama dengan proses pemurnian dengan metode biasa. Namun, pada tahan akhir digunakan nanofilter untuk penyaringan kembali dan pemurnian.
Kesimpulan
Pemanfaatan air laut (air asin) dapat dilakukan dengan bantuan nanoteknologi. Pemanfaatan dilakukan dengan menyaring garam dan mineral yang tidak mampu diadaptasikan dengan tubuh manusia.
Nanoteknologi memungkinkan air laut (air asin) dapat disaring dengan skala nano sehingga air bersih yang dihasilkan lebih berkualitas.
Daftar Pustaka
Anonim. (2015). Air Laut. Diakses dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Air_laut
Anonim. (2014). Nanoteknologi. Diakses dari: https://id.wikipedia.org/wiki/Nanoteknologi
Lampiran
(Bentuk nanofilter untuk pemurnian air laut menjadi air minum