• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Pendidikan Islami Anak Untuk Menan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Pendidikan Islami Anak Untuk Menan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Pendidikan Islami Anak Untuk Menanamkan dan Mengembangkan Karakter Islami

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Melihat perkembangan saat ini, pendidikan islami dalam mengembangkan dan menanamkan karakter pada anak sangat memprihatinkan. Dengan melihat adanya realita-realita yang terjadi saat ini. Pembentukan karakter pada anak sangat diperlukan sejak dini, terutama dari pihak orang tua. Disinilah karakter dan perilaku islami yang ditanamkan sesuai harapan. Tanggung jawab dalam berperan membentuk karakter dan perilaku islami terletak pada orang tua sepenuhnya, walaupun disisi lain pembentukan itu tidak hanya dalam ruang lingkup keluarga namun sekolah, masyarakat pun bisa dilakukan. Dengan membutuhkan

ketelatenan, kesabaran untuk mendidik anak hingga sesuai karakter dan perilaku islami. Banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter dan perilaku yang tidak sesuai dengan pendidikan islami, misalnya : kurangnya perhatian dari kedua orang tua atau orang disekitarnya. Faktor mendidik seperti inilah yang tidak sesuai harapan. Menurut Daniel Goleman menyatakan bahwa banyak orangtua gagal dalam mendidik karakter anak-anaknya baik karena kesibukan maupun karena lebih mementingkan aspek kognitif anak.

Pendidikan islam dalam pembentukan karakter islami bukan merupakan sesuatu hal yang tidak mungkin, akan tetapi didalamnya juga akan terkandung maksud bahwa integritas pendidikan islam dalam pembentukan karakter islami memiliki tantangan yang harus dihadapi, khususnya dalam berbagai

perkembangan yang terjadi pada masa sekarang ini. Pendidikan islam dihadapkan dengan zaman globalisasi yang terjadi, dan memiliki kemungkinan akan

(2)

terjadi, maka pendidikan islam, baik dari keluarga, sekolah, masyarakat, akan dengan mudah mengalami berbagai tantangan. Tantangan menurut Amin Abdullah diakibatkan oleh adanya “Era materialisme, konsumerisme dan hedonisme yang lebih banyak terkait dengan nilai-nilai (value), tetapi kurang terkait dengan akidah ketuhanan.

Pendidikan islami di masa modern seperti sekarang ini berperan penting, dalam pembentuk dan penanaman nilai-nilai karakter pada anak. Peran penting dari pendidikan islami adalah dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Karena dalam pembentukan dan penanaman karakteristik dan perilaku islami dimulai dari sejak lahir sampai dewasa. Dalam proses pendidikan islam seharusnya memulai dari individunya dan akan berlanjut kepada terciptanya masyarakat yang

berakhlak dan berkarakter, yaitu masyarakat yang berwatak religius sekaligus mampu menjangkau dan menyikapi berbagai ragam perubahan yang terjadi. Seperti hal nya Allah swt berfirman dalam surat Ar Ra’ad ayat 11, dimana

manusia tidak mungkin dapat berubah dari lingkungan keburukan, sejauh manusia tersebut tidak mau merubah niatnya untuk dapat hidup dalam lingkaran kebaikan. Lingkungan dapat menentukan pribadi seseorang, dimana dalam lingkungan pendidikan akan mempengaruhi karakterisktik anak didik. Pengaruh itu fokus pada lingkungan keluarga, karena pendidikan yang diutamakan bagi anak adalah pendidikan tauhid. Hal ini sesuai dengan fitrah semua manusia yang dilahirkan dalam pengakuan dan beriman kepada Allah.

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (QS 7: 172)

Dan dijelaskan pula dalam Q.S Al-maidah 3:79 dan 146, bahwa proses transformasi ilmu pengetahuan dan sikap pada anak didik, yang mempunyai semangat tinggi dalam memahami dan menyadari kehidupannya sehingga terwujudnya ketaqwaan, budi pekerti dan pribadi yang luhur. Dari sinilah pendidikan islami bagi anak berperan penting dalam pembentukan karakter dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

(3)

menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam.1 Dengan kata lain pendidikan islam itu adalah membimbing orang yang dididik dengan berdasarkan ajaran islam. Pengajaran pada anak didik itu berupa tauhid dan akhidah, dimana dapat menanamkan pondasi-pondasi keimanan dari anak-anak hingga dewasa. Jadi pada hakikatnya pendidikan dalam islam adalah mewujudkan perubahan menuju kebaikan, baik pada tingkah laku individu maupun pada lingkungan sekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendidikan islam?

2. Bagaimana peran penting pendidikan islami dalam membentuk karakter anak?

3. Bagaimana menanamkan dan mengembangkan perilaku islami kedalam akal dan jiwa anak?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mendeskripsikan tentang pendidikan islami.

2. Untuk mendeskripsikan peran penting pendidikan islami dalam membentuk karakter anak.

3. Untuk mendeskripsikan penanaman dan pengembangan perilaku islami kedalam akal dan jiwa anak.

2. Pembahasan 2.1 Pendidikan islam

Secara bahasa kata “pendidikan” yang berasal dari bahasa Arab yaitu “Tarbiyah atau al-tarbiyah” yang berasal dalam Kamus Al Munjid dari kata dasar “robba – yurabbi –tarbiyyatan” yang berarti tumbuh dan berkembang.2 Dalam istilah “Ta’lim” berasal dari kata dasar “aslama” yang berarti mengajar dan menjadikan yakin dan mengetahui. Dalam Al-qur’an kata “ta’lim” atau

1 Imam Bawani, segi-segi pendidikan Islam (Surabaya: Al Ikhlas, 1987), hal. 122

(4)

“allama” menurut Az Zajjaj berarti “sebagai cara Tuhan mengajar nabi-nabinya.”3 Sebagaimana firman Allah swt. didalam surat Al Baqarah ayat 31 yang berbunyi :

اهلك أمس لا مدا ملع و Artinya : “Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)

seluruhnya.”4

Pengertian ta’lim dengan berpedoman ayat-ayat Al-Qur’an yang telah

disebutkan jelas berhubungan dengan pendidikan, karena dengan “pengajaran” (ta’lim) menjadikan seseorang berilmu pengetahuan. Sedangkan, dalam istilah “ta’dib” berasal dari akar kata “adab” yang mengandung beberapa pengertian antara lain “membuatkan makanan, melatih akhlak yang baik, sopan santun dan tata cara pelaksanaan sesuatu yang baik.”

Dari uraian ketiga istilah tersebut mempunyai kandungan yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu dengan memelihara dan mendidik serta memberikan pelajaran kepada anak. Perbedaannya terletak pada

pelaksanaannya saja, yaitu pada “tarbiyah” menekankan pada proses

bimbingan, agar anak atau dididik yang sudah memiliki potensi dan sifat fitrah dapat tumbuh dan berkembang secara sempurna. “Ta’lim” menekankan aspek penyampaian ilmu pengetahuan yang benar pada anak, sedangkan “ta’dib” pada aspek penggunaan ilmu yang benar tersebut dalam diri seseorang yang menimbulkan perbuatan dan tingkah laku yang baik.

Secara istilah, menurut Pasaribu dan simanjuntak “Usaha yang dilakukan dengan sengaja sistematis untuk mendorong, membantu dan membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya serta mengubah diri sendiri, dari kualitas yang satu ke kualitas yang lain yang lebih tinggi”.5 Sayyid Sabiq, pendidikan adalah mempersiapkan anak-anak dalam hal badan, akal dan jiwa, sehingga menjadi anggota (masyarakat) yang bermanfaat bagi dirinya dan ummatnya.6 Jadi, pendidikan adalah usaha mengembangkan seseorang agar terbentuk perkembangan yang maksimal dan positif.

3 Sayyid Muhammad An Naquib At Attas, Konsep Pendidikan Dalam Islam, Bandung, 1984, hal. 60

4 Departemen Agama RI., Qur’an dan Terjemahnya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, Jakarta. 1979, hal. 14

5 I.L. Pasaribu dan B. Simanjuntak, Pendidikan Nasional, Tarsito, Bandung, 1978, hal. 16

(5)

Pengertian pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum islam mengenai terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam.7 Pendidikan islam menurut Miqdad Yeljin (seorang guru besar Islam Ilmu Sosial di Universitas Muhammad bin Su’ud di Riyadh Saudi Arabia) diartikan sebagai usaha menumbuhkan dan membentuk manusia muslim yang sempurna dari segala aspek kesehatan, akal, keyakinan, kejiwaan, akhlak, kemauan, daya cipta dalam semua tingkat pertumbuhan yang disinari oleh cahaya yang dibawa oleh Islam dengan versi dan metode-metode pendidikan yang diantaranya.8 Jadi, pendidikan islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seorang pendidik kepada peserta didik sesuai dengan ajaran islam yang mampu mebentuk karakter dan perilaku islami.

2.2 Peran Penting Pendidikan Islami Dalam Membentuk Karakter Anak

Pendidikan islam mempunyai peranan penting untuk membentuk karakter anak, dengan membangun karakter anak sesuai ajaran dan hukum-hukum islam yaitu berdasarkan Al-qur’an, hadits dan akal. Kita harus mendidik anak-anak kita dengan kebenaran Al-qur’an. Dengan Al-qur’an, anak-anak tidak hanya akan cerdas spiritual saja, tidak hanya anak-anak kita akan mampu

menghancurkan budaya-budaya dan peradaban modern saja, tetapi dengan Al-qur’an anak-anak kita akan mendapatkan kebahagiaan hidup diakhirat kelak. Karena dalam pembentukan karakter islam melalui pendidikan islam, anak yang kita didik mampu menuntun dan menggerakkan ke dalam jiwa dan akal manusia memiliki diri, dengan karakter islam yang mampu menjadikan ia dengan prinsip yang islami. Hal ini menuntut seorang muslim yaitu terutama pada anak menjaga eksistensi pribadinya dengan proteksi atas perubahan yang didasarkan pada nilai-nilai islami. Prinsip bahwa integritas pendidikan islam dalam pembentukan karakter islami tidak hanya berbasis moral tetapi juga intelektual. Peran penting dalam mendidik anak yaitu :

1. Keluarga

Dalam keluarga orangtualah yang berperan dalam pembentukan dan penanaman karakter pada anak, karena orangtua pendidikan pertama

7 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, PT. Al Ma’arif, Bandung, 1974, hal. 26

(6)

dan utama. Orangtua yang ditempatkan dalam posisi sebagai pendidik dan mengajarkan tentang ajaran islam, yaitu dari anak sejak lahir hingga anak itu dewasa dengan membacakan adzan dan iqamah pada saat lahir,

mendoakannya, mengajarkan al-qur’an, dan sebagainya. Dimana anak didik sebagai objek dalam pembentukan dan penanaman karakter islami, dengan anak yang dididik dari sejak lahir. Orang tua sendiri berpengaruh dalam pembentukan karakter islam yaitu satu-satunya teladan yang pertama bagi anak-anaknya dalam pembentukan kepribadian, begitu juga anak yang secara tidak sadar mereka akan terpengaruh, maka kedua orang tua berperan sebagai teladan bagi mereka. Disini pendidikan

berlangsung dengan sendirinya melalui kasih sayang dan penuh kecintaan, kebutuhan dan nilai-nilai kepatuhan. Orangtua yang wajib membina dan membantu pertumbuhan serta perkembangan iman anaknya agar menjadi orang yang baik dari segi hubungan vertikal (habl min Allah) dan

hubungan horizontal (habl min al-nas) karena terdapat hadist yang terdapat dalam perintah agar orangtua memerintah anaknya untuk shalat. Orang tua mengharapkan anaknya tumbuh menjadi dewasa, mengetahui dan

mengamalkan kewajiban-kewajiban terhadap Allah. Dalam peran keluarga yang mempunyai peran cukup kuat dalam menanamkan nilai-nilai islam, ada kemungkinan peserta didik dapat menjadi seorang muslim yang benar-benar memiliki tingkat keimanan dan ketakwaan yang tinggi didukung pula kemampuan intelektual yang mumpuni.

Berdasarkan, tanggung jawab orang tua kepada anak didiknya tidaklah kecil, apalagi dalam peran dari orangtua sendiri. Karena dalam pembentukan dan penanaman karakter anak didik harus dimulai sejak dini mungkin. Orangtua sendiri yang menjadi teladan yang pertama bagi anak-anaknya dalam pembentukan kepribadian.

2. Sekolah

(7)

dan tata laku masyarakat yang berlaku dengan tujuan pendidikan seumur hidup. Dimana sekolah juga berperan penting dalam pembentukan karakter islami. Pembentukan watak dan pendidikan karakter melalui sekolah, tidak bisa dilakukan semata-mata melalui pembelajaran

pengetahuan, tetapi adalah melalui penanaman atau pendidikan nilai-nilai karakter islam, yaitu dengan meningkatkan penghayatan dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat, seorang peserta didik akan terbentuk karakter yang sesuai dengan ajaran dalam pendidikan islam.

3. Masyarakat

Masyarakat adalah lembaga ketiga setelah keluarga. Lingkungan masyarakat luas jelas memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai estetika dan etika untuk pembentukan karakter. Dari perspektif Islam, menurut Shihab (1996: 321).9 Pendidikan dari keluarga atau sekolah tidak lepas dari lapisan masyarakat, dimana dalam proses pendidikan sangat berperan penting untuk menanamkan karakter islam. Karena jika sudah berada dalam masyarakat pengaruh dari luar juga sangatlah besar. Dengan pendidikan dari keluarga atau sekolah anak didik bisa membentengi dirinya dari godaan apapun yang mereka dapatkan dari keluarga maupun sekolah. Masyarakat mendorong untuk mendidik sendiri dan bersedia mendidik anggota masyarakat yang lain. Masyarakat harus mendorong meningkatkan dan membina pendidikan islam dimasyarakat dengan mengajak yang amar ma’ruf nahi munkar. Berdasarkan

pembahasan masyarakat dalam masalah pendidikan, masyarakat berperan penting dalam akademis maupun non akademis. Karena dalam

pembentukan, penanaman karakter dan perilaku islami menumbuhkan adanya pendidikan akademis maupun non akademis seperti berpartisipasi dalam proses pembangunan dan pengembangan karakteristik pada anak yaitu dengan pembekalan pendidikan agama yang mampu menumbuhkan dan membentengi dirinya sendiri.

(8)

2.3 Penanaman dan Pengembangan Perilaku Islami Kedalam Akal dan Jiwa Anak

Aspek akal dipengaruhi oleh lingkungan budaya (selain oleh pembawaan). Bahwa, penanaman dan pengembangan perilaku islami bisa dilakukan melalui tanggung jawab seorang anak, menanamkan keimanan sejak lahir hingga dewasa. Mengembangkan perilaku islami dengan pembinaan sikap dan pertumbuhan keterampilan beragama yaitu dengan pemberian pelajaran agama kepada anak, dengan mengembangkan sikap positif dan cinta kepada agama yang dimana akan membuat si anak menjadi orang dewasa yang hidup mengindahkan ajaran agama, dimana akhlak atau moralnya, tingkah laku, tutur kata dan sopan santun

menggambarkan ajaran islam yang dapat menjauhkan dari godaan duniawi yang bertentangan dengan agama.

3. Penutup 3.1 Simpulan

Pendidikan islam dalam menanamkan dan mengembangkan karakter islami yang sesuai dengan ajaran islam. Ajaran yang bersumber dari Al-qur’an dan hadist. Dimana pembentukan karakter dan perilaku islami tidak lepas dari unsur keluarga, sekolah, dan masyarakat. Unsur ketiga itulah yang dapat membentuk dan menanamkan karakter dan perilaku islami bagi anak didik sesuai dengan ajaran islam. Dimana anak didik dapat membentengi dirinya sendiri dengan melawan pengaruh-pengaruh luar yang dapat merusak tatanan moral. Tanpa pendidikan yang didasari agama anak didik tidak bisa mengontrol pengaruh luar yang dapat mengancam segala tatanan moral.

(9)

dan mengajarkan anak untuk mendapatkan pendidikan agama yang cukup dan pada akhirnya akan sesuai dengan harapan orangtua untuk menjadi individu yang berkarakter dan perilaku sesuai dengan ajaran islam. Dari ketiga unsur itu saling melengkapi dalam mewujudkan pendidikan islam yang dapat mencetak seseorang peserta didik yang memiliki karakter dan perilaku islami dan membentuk anak yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

3.2 Saran

Berdasarkan pendapat diatas disarankan pada pihak-pihak sebagai berikut : 1. Keluarga

Keluarga adalah pendidikan pertama dan utama bagi anak didik. Dan yang berperan penting adalah orangtua. Orangtua mendidik anaknya sejak dalam kandungan sampai lahir hingga dewasa. Dalam hal ini, orang tua mengenalkan dan mengajarkan pendidikan islam bagi anaknya untuk memberikan penguatan keimanan agar anaknya bisa membentengi dari segala macam pengaruh dari ancaman luar yang dapat merusak tatanan moral.

2. Sekolah

Sekolah adalah pendidikan kedua setelah keluarga yang juga berperan penting. Dimana dalam hal pembentukan watak dan pendidikan karakter melalui sekolah, tidak bisa dilakukan semata-mata melalui pembelajaran pengetahuan, tetapi adalah melalui penanaman atau pendidikan nilai-nilai karakter islam.

3. Masyarakat

Masyarakat adalah lembaga ketiga setelah keluarga. Lingkungan masyarakat luas jelas memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai estetika dan etika untuk pembentukan karakter. Karena didalam masyarakat pengaruh dari luar juga sangatlah besar. Dengan pendidikan dari keluarga atau sekolah anak didik bisa

membentengi dirinya dari godaan apapun yang mereka dapatkan dari keluarga maupun sekolah.

DAFTAR RUJUKAN

(10)

Huda, Miftahul., Idris, Muhammad., 2008. Nalar Pendidikan Anak. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Tafsir, Ahmad. Dr. Prof., 2013. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Sebenarnya dalam praktek kegiatan pemanfaatan jasa transportasi jarang sekali ditemukan adanaya kesepakatan, secara terang-terangan, adapun praktek terjadinya sighat

Tujuan makalah ini adalah mencari literatur yang relevan dengan pembahasan glikosida, serta menulis secara sistematis dan detail mulai dari dari pengertian

Beberapa keterbatasan penelitian ini ada- lah; Pertama , sebagian besar kuesioner tidak dapat langsung diberikan kepada investor karena adanya kebijakan dari perusahaan se-

[r]

Bakteri endofit yang diisolasi dari daun jeruk keprok varietas Madura yaitu ada 9 macam koloni bakteri dan di karakteristikkan dengan media PCA, NA dan MCA

1) Menampilkan peta pelayanan kesehatan yang ada di kota Bengkulu yang terintegerasi dengan menggunakan Google Maps API. 2) Terdapat pilihan tampilan peta, yakni tampilan jalan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah, dan peraturan perundang-undangan terutama Peraturan Walikota Lhokseumawe Nomor 06

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka masalah yang dirumuskan yaitu bagaimana membangun suatu aplikasi steganography untuk menyembunyikan pesan