• Tidak ada hasil yang ditemukan

MASALAH YANG TIMBUL DALAM MEMULAI BISNI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MASALAH YANG TIMBUL DALAM MEMULAI BISNI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

“MASALAH YANG TIMBUL DALAM MEMULAI BISNIS”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Kewirausahaan II

Dosen Pembimbing :

Syahlan A. Sume, SE. MM

Disusun oleh :

KELOMPOK 2

Dea Anditha 43112120474

Dine Harumdini 43113110036 Laurentius Aji D. 43113110012

Mita Sari 43113110335

Taufik Hidayat 43112120017 Veronica Linswi 43112120402 Yan Ras Wati 43113110145

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewirausahaan 2, pada semester IV ini dengan judul “Masalahan Yang Timbul Dalam Memulai Berbisnis”.

Dengan menyelesaikan tugas ini kami berharap mampu lebih berkompeten mengenai dunia bisnis. Dalam menyelesaikan tugas ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan dan pengalaman mengenai bisnis. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tugas makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Syahlan A. Sume, SE. MM yang tidak lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada kami.

2. Orang Tua, keluarga kami tercinta, teman-teman yang banyak memberikan motivasi dan dorongan serta bantuan.

3. Narasumber terpercaya yang sudah banyak membantu, serta semua pihak yang ikut membantu dalam pencarian data dan informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, media cetak maupun elektronik, yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuannya.

Kami sadar sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan tugas ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penyempurnaan pembuatan penulisan karya ilmiah yang lain.

Depok, 27 April 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI... ii

BAB 1 PENDAHULUAN...1

1.1 LATAR BELAKANG...1

1.2 RUMUSAN MASALAH...1

1.3 TUJUAN...1

BAB 2 PEMBAHASAN...2

2.1 DEFINISI BISNIS...2

2.2 MANFAAT DAN TUJUAN BISNIS...2

2.3 MENGIDENTIFIKASI MASALAH USAHA...3

2.4 TEKNIK MEMECAHKAN MASALAH USAHA...6

2.5 CIRI-CIRI PERMASALAHAN USAHA...8

2.6 LANGKAH-LANGKAH TEKNIK PEMECAHAN MASALAH USAHA...8

2.7 KECAKAPAN MENGOLAH INFORMASI USAHA...8

2.8 MENGATASI KENDALA YANG MUNCUL DALAM BERBISNIS...10

2.9 MENDIRIKAN BISNIS...11

2.10 KENDALA YANG DIHADAPI...13

BAB 3 STUDI KASUS...16

BAB 4 KESIMPULAN...18

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia sebagai mahluk sosial selalu membutuhkan manusia lainnya. Dalam perjalanannya sebagai mahluk sosial, manusia selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan mendasar seperti kebutuhan biologis berupa makan, minum dan bereproduksi harus terpenuhi supaya bisa melanjutkan hidup dengan kenyamanan yang relatif baik. Namun seiring dengan semakin kompleksnya keinginan manusia, semakin kompleks pula kebutuhan manusia.

Untuk memenuhi kebutuhannya itu, manusia berupaya untuk menimbun sumber daya supaya bisa lebih terjamin kelangsungan hidup dalam kadar kenyamanan yang di atas rata-rata. Mulai dari sinilah terpikir oleh manusia untuk menjalankan sebuah kegiatan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya. Sebagai mahluk beradab, tentu saja upaya-upaya yang dilakukan untuk memenuhi niatan tersebut haruslah dalam koridor kemanusiaan dan kebaikan. Bisnis adalah salah satu upaya yang dilakukan manusia dalam perjalanannya menciptakan kondisi demikian.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan judul makalah, untuk menuju sukses dalam menjalankan usaha, terdapat tata cara yang perlu diperhatikan dalam menjalankan usaha ini. Berkaitan dengan judul makalah, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan bisnis? 2. Mengidentifikasi masalah usaha?

3. Hambatan apa saja ketika memulai berbisnis? 4. Mengatasi kendala yang muncul dalam berbisnis? 5. Bagaimana cara meningkatkan minat pelanggan?

1.3 TUJUAN

(5)

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI BISNIS

Bisnis adalah suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Hughes dan Kapoor menyatakan bahwa bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisir untuk menghasilkan dan menjual barang atau jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Menurut Skinner, Bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau member manfaat. Sedangkan menurut arti dasarnya bisnis memiliki makna sebagai The Buyying and Selling of Goods Service.

Griffin dan ebert (1996) : “Business is all those activities involved in providing the goods and services needed or desired by people”. Dalam pengertian ini bisnis sebagai aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memilki badan hukum, perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memilki badan hukum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima, warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) serta usaha informal lainnya.

Musselman dan Jackson (1992) : Bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang diorganisir oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka.

Glos, Steade dan Lowry (1996) : Bisnis merupakan sekumpulan aktifitas yang dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sember daya menjadi barang atau jasa yang diinginkan konsumen.

2.2 MANFAAT DAN TUJUAN BISNIS

Secara umum ada beberapa alasan penting untuk belajar tentang bisnis, yaitu :

(6)

2. Adanya peluang internasional, meningkatnya globalisasi dunia bisnis telah membuka peluang bisnis.

3. Usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan standar hidup.

4. Adanya perubahan, bisnis bersifat dinamis, selalu berubah mengikuti hal-hal yang dapat diperkirakan maupun yang tidak dapat diperkirakan dapat lebih mudah, lebih efisien, dan dapat mengurangi traumatic jika kita memahami bisnis.

5. Mencegah kesalahpahaman.

2.3 MENGIDENTIFIKASI MASALAH USAHA

Penyebab tidak berkembangnya usaha antara lain :

1. Kurangnya modal usaha atau bisnis.

2. Kurangnya bimbingan dari pemerintah.

3. Usaha atau bisnis merupakan dominasi orang tionghoa.

4. Usaha atau bisnis merupakan dominasi orang bermodal kuat.

5. Usaha atau bisnis merupakan dominasi modal orang asing.

Alasan utama masalah dan kegagalan dalam bidang usaha atau bisnis yaitu :

1. Latar belakang usaha atau bisnis yang kurang memadai.

2. Kurangnya pengalaman dalam bidang usaha atau bisnis.

3. Struktur ekonomi yang belum cocok dengan kondisi ekonomi dunia modern.

4. Hambatan nilai-nilai usaha atau bisnis di dalam masyarakat.

5. Latar belakang pendidikan para pengusaha yang kurang memadai.

Untuk mencapai tujuan dan kemajuan di dalam usaha atau bisnis dapat dicapai melalui :

1. Keyakinan dan keinginan kuat.

2. Perjuangan dan pengorbanan dalam berwirausaha.

3. Kemauan dan keuletan dalam usaha.

(7)

Hal-hal yang menyebabkan usaha kalah bersaing yaitu :

1. Terlambat mengadakan penyesuaian dengan kondisi dan situasi bisnis yang sedang berlaku.

2. Terlambat mengadakan pembaharuan di bidang produksi, teknik kerja, pengelolaan usaha, dan pemasaran.

3. Perkembangan usaha yang terlalu mendadak tanpa diikuti peningkatan sikap dan kemampuan dalam mengelola usaha.

4. Lupa daratan, ikut terjun ke kegiatan lain yang tidak ada kaitannya dengan usaha atau bisnis.

5. Makin menuanya pemilik perusahaan dan kepemimpinannya ikut menua.

6. Sikap para pemilik perusahaan yg tertutup, sehingga tidak menerima adanya pembaruan.

7. Tidak melakukan persiapan sebelumnya, sehingga waktu perkembangan datang membuat para pengusaha kalang kabut.

Jika belum memiliki pengalaman dalam bidang usaha atau bisnis sudah jelas akan mengalami kegagalan, faktor-faktor masalah di dalam usaha atau bisnis dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Tidak ada perencanaan usaha yang tepat.

2. Kurangnya pengalaman didalam usaha

3. Tidak cocok dalam memilih jenis usaha.

4. Keuangan atau permodalan usaha yang sangat kurang.

5. Tidak adanya interest (perhatian/minat) pada bidang usaha yang digeluti.

6. Tidak mempunyai keahlian dalam bidang usaha.

7. Tidak percaya pada kemampuan diri sendiri.

8. Tidak mempunyai semangat kewirausahaan.

9. Tidak adanya dukungan dari pemerintah setempat.

(8)

distributor, grosir, elektronika, perhotelan, biro perjalanan wisata, pabrik tekstil, pabrik sepatu, pabrik pupuk dll. “sebagai sikap dasar keberhasilan wirausaha tergantung pada ketersediaan untuk bertanggungjawab atas usahanya.” Namun tidak dapat dipungkiri jenis apapun bentuk Usaha atau Bisnis, merupakan salah satu sendi kehidupan ekonomi negara indonesia, karena :

1. Merumuskan Tujuan Usaha, sasaran usaha dan perencanaan usaha.

2. Merencanakan biaya dan modal usaha.

3. Membuat dan mempraktekan rencana usaha.

4. Merencanakan Laba atau keuntungan Usaha.

Dalam Buku “sebab-sebab kegagalan perusahaan karangan Alex S Nitisemito Permasalahan atau sebab kegagalan dalam Usaha yaitu :

1. Kurang Ulet dan lekas putus Asa.

2. Kurang tekun dan kurang teliti.

3. Kurang inisiatif dan kurang kreatif.

4. Tidak jujur dan tidak tepat janji.

5. Kekeliruan di dalam memilih lapangan usaha.

6. Memulai usaha langsung secara besar-besaran.

7. Memulai usaha tanpa pengalaman dengan modal usaha hasil pinjaman.

8. Mengambil kredit tanpa mempertimbangkan masak-masak.

9. Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen atau pembeli.

10. Pelayanan yang kurang baik.

11. Banyaknya piutang yang ragu-ragu.

12. Banyaknya pemborosan dan penyelewengan.

13. Kekeliruan menghitung harga pokok.

14. Menyamakan perusahaan sebagai badan sosial.

15. Tidak ada pemisahan antara harta pribadi dan harta perusahaan.

16. Kemacetan keuangan yg sering terjadi.

(9)

Berdasarkan analisis sebenarnya para wirausahawan tidak perlu mengalami kegagalan kalau dari semula atau di tengah perjalanan, usahanya dapat menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (analisis SWOT).

Dalam era globalisasi dimana orang membicarakan visi perdagangan pada tahun 2020, maka perlu adanya suatu pemberdayaan terhadap para wirausaha Indonesia. untuk berkiprah secara mantap didalam mengelola usaha atau bisnis di tingkat nasional maupun internasional. Begitupun dalam momentum APEC yang merencanakan liberalisasi, mau tidak mau perlu meningkatkan kualitas kinerja dalam usahanya. Menurut Pengamatan Karakaya dan Kobu (1994), mengidentifikasikan tiga kelompok permasalahan penyebab kegagalan usaha atau bisnis sebagai berikut :

1. Kelompok pertama berkaitan dengan produk dan pasar, antara lain : a. Timing peluncuran (launching) produk yg kurang tepat.

b. Desain produk yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen.

c. Strategi distribusi produk yang tidak tepat.

d. Tidak mampu mengidentifikasikan usaha yang sedang dijalaninya.

2. Kelompok kedua berkaitan dengan masalah finansial.

a. Terlalu rendah dalam memperhitungkan kebutuhan dana.

b. Terlalu dini berutang dalam jumlah yang besar.

3. kelompok ketiga berkaitan dengan masalah manajemen : a. Terlalu bersikap nepotisme.

b. Sumber daya manusia yang lemah.

c. Tidak menggunakan konsep tim.

2.4 TEKNIK MEMECAHKAN MASALAH USAHA

Salah satu tanggung jawab terpenting para wirausahawan adalah berusaha memecahkan masalah secara ilmiah. Dengan mengumpulkan data-data, mengolahnya, dan menarik kesimpulan dari penganalisisan tersebut. memecahkan masalah itu merupakan kegiatan yang teramat penting di dalam usaha atau bisnis. di bawah ini disebutkan kriteria yang mungkin berguna jika seorang wirausahawan ingin mengevaluasi teknik pemecahan masalah yang diusulkannya.

1. Apakah pemecahan masalah itu dapat diterapkan dengan baik ?

(10)

3. Apakah persoalan-persoalan tambahan yang timbul dapat diselesaikan dengan baik ?

Adapun Prosedur tekhnik memecahkan masalah berdasarkan analisis, langkah-langkahnya dapat menggunakan metode ilmiah sebagai berikut :

1. Kenalilah persoalan secara umum.

2. Identifikasikan problem-problem utama terkait.

3. Tentukan fakta-fakta dan data-data penting yang berkaitan dengan masalah.

4. Carilah sebab-sebab masalah tersebut.

5. Pertimbangkanlah berbagai kemungkinan jalan keluar dari masalah tersebut.

6. Pilihlah jalan keluar yang dapat dilaksanakan dengan baik.

7. Periksalah, apakah cara penyelesaian masalah tersebut sudah tepat atau belum.

Proses berpikir secara ilmiah dapat berlangsung dengan langkah yang sistematis, berorientasi pada tujuan, serta menggunakan metode tertentu untuk memecahkan masalah, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Merumuskan tujuan, keinginan, dan kebutuhan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

2. Merumuskan permasalahan yang bertujuan dengan usaha untuk mencapai tujuan.

3. Menghimpun fakta-fakta objektif yang berhubungan dengan masalah yang dipikirkan.

4. Mengolah fakta-fakta dengan pola pikir tertentu, baik secara induktif maupun deduktif.

5. Memilih alternatif yang dirasa paling tepat.

6. Menguji alternatif itu dengan mempertimbangkan hukum sebab akibat.

7. Menemukan dan meyakini gagasan.

8. Mencetuskan gagasan itu, baik secara lisan maupun tulisan.

2.5 CIRI-CIRI PERMASALAHAN USAHA

(11)

berpikir reflektif. Menurut Dewey seorang wirausahawan yang berpikir reflektif itu hendaknya:

1. merasa bimbang, bingung dan kesulitan.

2. merumuskan masalah yang ingin dipecahkan, untuk mengatasi kebimbangan dan kebingungan.

3. menguji hipotesis dengan mengumpulkan data faktual sebagai usaha menemukan cara pemecahan masalah, sehingga ketegangan atau kebimbangan dapat diatasi.

4. mengembangkan ide untuk memperoleh pemecahan yang terbaik melalui penataan.

5. mengambil kesimpulan yang didukung oleh fakta-fakta atau bukti-bukti eksperimental yang valid dan menolak kesimpulan yang tidak didukung dengan data yang valid.

2.6 LANGKAH-LANGKAH TEKNIK PEMECAHAN MASALAH USAHA

Pemecahan masalah tidak selamanya menempuh pola kerja pikir yang teratur dan tetap. Pengalaman tiap-tiap wirausahawan di dalam memecahkan masalah tidaklah sama, berikut dikemukakan langkah-lamgkah dalam teknik pemecahan masalah, yakni :

1. menyadari dan merumuskan masalah.

2. mengkaji masalah dan merumuskan masalah.

3. mengumpulkan data-data.

4. interpretasi dan verifikasi data.

5. pengambilan kesimpulan.

6. aplikasi kesimpulan.

2.7 KECAKAPAN MENGOLAH INFORMASI USAHA

Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat, seorang wirausahawan membutuhkan sumber informasi yang lengkap, akurat serta dapat dipercaya. Dalam dunia bisnis dan teknologi, informasi-informasi merupakan landasan untuk mengamati bentuk usaha atau bisnis pada masa mendatang. Dr. Alfred Osborn. Jr. Direktur Pusat studi kewirausahaan di universitas california, menegaskan bahwa informasi dan kebutuhan untuk menggunakan sumber-sumber informasi, bakal menciptakan peluang bisnis yang amat banyak.

(12)

1. Informasi Kuantitatif, yang berisi masukan nilai yang dapat dihitung, seperti masalah berat, jumlah, tekanan, temperatur dsb.

2. Informasi Kualitatif. yang berisi masukan nilai yang dapat dirasa, seperti perubahan produk, mutu produk, kecepatan. panas, dingin, dsb.

3. Informasi Kontrol, misalnya pemberian petunjuk apakah suatu perubahan variabel produk, model atau design dapat berjalan normal atau tidak.

4. Informasi Simbol, petunjuk dalam rambu-rambu bisnis.

sumber informasi yang dapat dipercaya dan dapat diolah ialah informasi yang menyeluruh dan sesuai kebutuhan perusahaan, yang dapat memberikan keterangan jumlah data dan fakta yang berhubungan dengan kebijakan produk dan pemasarannya. kegiatan produk memerlukan informasi tentang apa yang akan di produksi, bagaimana sifat dan persyaratannya, bagaimana mutunya, dan berapa jumlah produk yang harus di produksi.

Mengolah informasi yang sehat dan efisien banyak menolong bisnis yang mengalami kegagalan. banyak wirausahawan yang gagal karena terlalu banyak modal yang terserap dalam harta fisik. sumber informasi juga perlu dan sangat penting untuk pengembangan dan pertumbuhan usaha atau bisnis di masa mendatang.

Semakin Rumit masalah usaha atau bisnis, maka sistem informasi itu semakin diperlukan oleh setiap wirausahawan. Informasi yang dibutuhkan dan perlu diolah oleh para wirausahawan itu meliputi hal-hal berikut :

1. Informasi atas orang, termasuk juga informasi pokok yang dituntut ; gaji dan upah karyawan.

2. Informasi atas keseluruhan investasi dan investasi per dividi ; harta, kelompok, dsb.

3. Informasi dalam operasi sehari-hari ; penerimaan kas, pembayaran-pembayaran dalam usaha, neraca rugi dan laba sebenarnya.

(13)

Mencari dan mengelola informasi itu memerlukan pengamatan yang cermat dan teliti terhadap :

1. informasi mengenai seluk beluk pemasaran untuk bidang usaha yang digelutinya.

2. informasi mengenai seluk-beluk manajemen yang diperlukan.

3. informasi mengenai pengalaman dan penelitian usaha.

4. informasi mengenai sumber dana.

5. informasi mengenai pemasaran dan penjualan produk.

6. informasi mengenai administrasi dan pembukuan.

2.8 MENGATASI KENDALA YANG MUNCUL DALAM BERBISNIS

Dalam merintis suatu bisnis pasti akan selalu muncul kendala untuk mencapai kesuksesan. Hal ini yang menimbulkan ketakutan pada banyak orang untuk memulai usaha. Kendala dan hambatan tersebut tidak semestinya menjadi alasan untuk menunda memulai bisnis melainkan menjadi tantangan untuk tetap maju dan berinovasi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala yang mungkin dapat muncul dalam menjalankan bisnis :

1. Mengatasi permasalahan modal

Bagi banyak orang, permasalahan modal menjadi kendala utama dalam merintis usaha. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, masih terdapat banyak peluang yang dapat dimanfaatkan. Anda dapat mencari partner kerja atau mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan. Hal yang perlu diingat sebelum mengajukan pinjaman adalah memproyeksikan peluang dari bisnis yang akan dijalankan dan membuat proposal usaha dengan rincian modal yang dibutuhkan. Sehingga calon partner kerja maupun pihak yang ingin memberikan bantuan modal, lebih percaya serta tidak ragu lagi dengan usaha yang akan Anda jalankan.

2. Mengatasi permasalahan skill

(14)

Jika skill Anda masih kurang, tidak perlu berkecil hati karena Anda juga bisa menggandeng partner atau mencari SDM yang terampil dan sudah ahli di bidang tersebut. Jadi Anda dapat menjalankan usaha sekalian belajar meningkatkan skill Anda.

3. Mengatasi permasalahan pemasaran

Setelah bisnis mulai dirintis, kendala yang sering muncul berikutnya adalah masalah kurangnya jaringan sehingga pemasaran yang dilakukanpun terbatas. Sebaiknya untuk membangun relasi Anda dapat memulainya dengan orang-orang yang sering berinteraksi dengan Anda, seperti rekan kerja, kerabat maupun relasi-relasi kerja yang pernah menjadi partner Anda.

4. Mengatasi rasa takut gagal

Kegagalan dan kerugian merupakan hal yang ditakutkan oleh setiap orang ketika akan mulai merintis usaha. Jika Anda tidak dapat melawan ketakutan tersebut maka usaha Anda tidak akan berkembang. Alangkah baiknya jika Anda melawan segala ketakutan tersebut dan jalankan usaha Anda dengan fokus dan ketekunan, karena segala tantangan dan hambatan dalam menjalankan usaha dapat diselesaikan jika Anda fokus dalam menjalankan usaha Anda.

2.9 MENDIRIKAN BISNIS

Pada bagian sebelumnya telah dikemukakan bahwa untuk memamsuki dunia usaha (business) seseorang harus berjiwa wirausaha. Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi risiko. Sebagai pengelola dan memiliki keberanian menghadapi resiko.

(15)

sendiri, kemampuan,latar belakang, dan sebagainya yang menentukan jenis usaha yang akan dirintis. Kedua, pendekatan “the out-side in” yang juga disebut :opportunity recognition”, yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide bahwa suatu perusahaan akan berhasil apabila merespon atau menciptakan suatu kebutuhan di pasar.” Opportunity recognition” tidak lain adalah pengamatan lingkungan ( environment scanning) yaitu alat untuk pengembangan yang akan ditransfer menjadi peluang-peluang ekonomi. Berita-berita peluang tersebut menurut Lambing (2000:92) bersumber dari :

1. Surat kabar

2. Laporan perodik tentang perubahan ekonomi

3. Jurnal perdagangan dan pameran dagang

4. Publikasi pemerintah

5. Informasi lesensi produk yang disediakan oleh broker, universitas, dan korporasi lainnya.

Menurut Lambing, keunggulan dari perusahaan baru datang ke pasar adalah dapat mengidentifikasi “kebutuhan pelanggan” dan “kemampuan pesaing”

Berdasarkan pendekatan “in-side-out” di atas, bahwa untuk memulai usaha, seorang calon wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:

1. Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa serta cara menyajikannya.

2. Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelanggan serta harga yang tepat.

3. Kemampuan finansial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber dana dan cara menggunakannya.

4. Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencarikan, memelihara dan mengembangkan relasi, dan kemampuan komunikasi serta negosiasi.

(16)

berasal dari badan-badan keuangan seperti bank dalam bentuk kredit atau orang yang bersedia menjadi penyandang dana. Tentu saja, barang dan jasa yang akan dijadikan objek bisnis tersebut harus memiliki pasar. Oleh karena itu, mengamati peluang pasar merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum produk barang dan jasa diciptakan. Apabila peluang pasar untuk barang dan jasa sudah tersedia, maka barang dan jasa akan mudah laku dan segera mendarangkan keuntungan.

2.10 KENDALA YANG DIHADAPI

Pada umumnya, ada beberapa tantangan ataupun masalah yang dihadapi dalam menjalankan suatu usaha, diantaranya : (pengalaman kerja mengenai pengoperasian fisik bisnis dan kemampuan konsep yang mencukupi); kemampuan memvisualisasi, mengkoordinasi, dan mengintegrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergis.

3. Lemahnya Kendali Keuangan

(17)

4. Gagal Mengembangkan Perencanaan Strategis.

Terlalu banyak wirausahawan yang mengabaikan proses perencanaan strategis, karena mereka mengira hal tersebut hanya bermanfaat untuk perusahaan besar saja. Namun, kegagalan perencanaan biasanya mengakibatkan kegagalan dalam bertahan hidup dan ini berlaku untuk keduanya usaha besar maupun usaha kecil. Sebab, tanpa suatu strategi yang didefinisikan dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar yang berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing di pasar.

5. Pertumbuhan Tak Terkendali

Pertumbuhan merupakan sesuatu yang alamiah, sehat, dan didambakan oleh semua perusahaan, tetapi pertumbuhan haruslah terencana dan terkendali. Pakar manajemen Peter Drucker menyatakan bahwa perusahaan yang baru berdiri dapat diperkirakan mengalami pertumbuhan terlalu pesat dibandingkan dengan basis modal mereka apabila penjualan meningkat 40 sampai 50 persen. Idealnya, perkembangan harus didanai dari laba ditahan atau dari tambahan modal pemiliknya, tetapi sebagian besar bisnis mengambil pinjaman paling tidak untuk sebagian investasi modalnya.

6. Lokasi yang buruk

Untuk bisnis apapun, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebagian merupakan suatu seni – dan untuk sebagian lagi ilmu. Sangat sering, lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian, pengamatan, dan perencanaan yang layak. Beberapa wirausahawan memilih lokasi hanya karena ada tempat kosong. Akibat ketidaktepanan lokasi ini, penjualan tidak berkembang dan bisnis tersebut terancam gagal.

7. Pengendalian Persediaan yang Tidak Baik

Investasi terbesar yang harus dilakukan manajer bisnis adalah dalam persediaan, namun pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan. Tingkat persediaan yang tidak mencukupi akan mengakibatkan kekurangan dan kehabisan stok, yang akhirnya mengakibatkan pelanggan kecewa dan pergi.

8. Ketidakmampuan Membuat Transisi Kewirausahaan.

(18)
(19)

BAB 3

STUDI KASUS

Pendirian Usaha

Nama Usaha : Creativitation

Bidang Usaha : Perdagangan dan Jasa Perorangan

Jenis Usaha : Penjualan undangan kreatif dalam bentuk kartu, souvenir dan video

Inspirasi Usaha : Banyaknya kartu undangan yang mahal tapi tidak dapat ada manfaatnya

Tempat Usaha : Rumah Pribadi

Perlengkapan : Alat Tulis Kantor, Creative Foam, Hiasan

Mesin Produksi : (Percetakan di subcont ke percetakan terpercaya, murah dan berkualitas)

Pegawai : Pegawai Tetap (2-3 orang)

Legalitas Usaha : Non Formal

Strategi Promosi : Membagikan kartu ucapan sederhana dan kata-kata motivasi di tempat umum (kereta, busway, kampus dan perkantoran) dengan tertulis contact person

Website : Menggunakan Blog Pribadi untuk menampilkan contoh-contoh invitation cards dan video

Kekuatan yang dimiliki antara lain :

1. Menjual kekreatifan dengan harga yang murah.

(20)

3. Untuk lebih menghemat biaya, juga menyediakan undangan dalam bentuk video yang dapat diunggah di media social seperti iklan.

4. Acara yang dibuat dapat terkenang oleh para tamu karena ide kreatif yang antimainstream.

5. Mengurangi global warming karena kebanyakan undangan dibuat dari kertas yang kemudian dibuang begitu saja.

6. Keuntungan besar karena pegawai hanya sedikit dan tidak mengeluarkan biaya untuk maintenance alat produksi.

7. Pasarnya adalah teman-teman sebaya dan lingkungan sekitar sehingga tidak perlu bersusah payah menembus pasar di kalangan muda.

Kelemahan :

1. Kesulitan mendapat ide terus menerus untuk menghasilkan karya yang kreatif dan inovatif.

2. Karena modal terbatas, percetakan tidak dilakukan sendiri sehingga menambah cost untuk melakukan percetakan ke tempat lain.

3. Dibutuhkan banyak informasi tentang tempat percetakan termurah dan berkualitas dan tempat penjualan bahan-bahan kreatif termurah.

4. Ide usaha baru sehingga masih belum dapat mendapat pasar baru karena tidak sesuai dengan budaya dan kebiasaan di Indonesia.

5. Kurang pengalaman dalam bidang usaha ini.

(21)

BAB 4

KESIMPULAN

Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan, sedangkan kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan untuk memperoleh keuntungan.

Peranan wirausaha adalah:

1. mengurangi pengangguran

2. turut membangun perekonomian nasional dengan tidak membebani pemerintah dan masyarakat

3. meningkatkan pendapatan masyarakat

4. meningkatkan produktivitas faktor-faktor produksi.

Ciri-ciri wirausaha diantaranya:

1. berpikir teliti, inovatif dan kreatif

2. berani mengambil resiko dan percaya pada diri sendiri

3. berorientasi ke depan

4. mengutamakan prestasi, tahan uji, tekun dan tidak mudah menyerah

5. jujur, bertanggung jawab dan teguh pendirian

6. membiasakan diri bersikap positif dan selalu bersemangat dalam setiap pekerjaan.

Seorang wirausaha harus memiliki daya pikir yang kreatif, karena setiap wirausaha dituntut untuk menciptakan hal-hal baru dan produk yang baru sehingga bisa memenangkan persaingan tetapi persaingan yang secara sehat.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Suryana. (2009). Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta

Renal Kasali dkk, (2010). Modul Kewirausahaan, PT Mizan Publika, Bandung

Kotler, Philip, Marketing Management (11 ed.), (New Jersey: Pearson Education, 2003)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri endofit yang terdapat di dalam jaringan kulit batang Laban (Vitex pubescens Vahl), dan senyawa bioaktifnya diisolasi

Dharmasraya berlokasi di jalur utama perdagangan dari Dataran Tinggi Minangkabau (SARUASO) menuju Ibukota Jambi Lama di pesisir pantai, dimana Penguasa

Hasil Analisis Regrsi Ketinggian Tempat dan Kemiringan Lereng Terhadap Jumlah Biji Basah.. Model Summary b Mod el R R Square Adjusted R Square

nstabilitas makro maka dalam konsep sistem ekonomi digunakan pendekatan hasil yang dicapai yang dikaitkan dengan... stabilitas merupakan suatu sistem ekonomi untuk

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan kinerja karyawan.. Penulis menggunakan kuesioner untuk mendapatkan

Setelah dilakukan uji-t satu pihak dengan taraf nyata 0,05, hasil analisis menyimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang didapat dari post test kelas eksperimen adalah

Slameto (2002:14) mengemukakan bahwa “Faktor cara belajar yang buruk merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya meraih prestasi

Aktivitas keempat plantarisin setelah mengalami penyimpanan suhu dingin selama 10 hari menghasilkan diameter zona hambat yang paling besar, sehingga plantarisin