PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SPLDV DI KELAS X SMA NEGERI 1 PARBULUAN T.A. 2013/2014
Oleh : Evi Ervera Malau
NIM 409111029
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih
dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SPLDV DI KELAS X SMA NEGERI
1 PARBULUAN T.A. 2013/2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan Matematika Program
Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. J.
Ambarita, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan serta saran- saran dalam penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Drs. W.L. Sihombing, M.Pd, Ibu Dra. Nerli
Khairani, M.Si, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai
selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada
Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik,
Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul
Amry, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Prof.
Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar
Damanik, M.Si selaku Rektor UNIMED dan seluruh bapak dan ibu dosen serta
staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala SMA Negeri 1
Parbuluan Bapak Drs. Israel Sigalingging, serta kepada Ibu S. Hutapea, S.Pd
selaku guru matematika yang telah membantu penulis selama penelitan.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibunda tersayang Restani
br Tobing yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dorongan, semangat, dan
Tidak lupa juga ucapan terima kasih penulis kepada abang dan kakakku (Royen,
Holmes, Eva dan Fryan) serta seluruh keluarga besar penulis yang terus
memberikan bimbingan, motivasi, materi dan doa demi keberhasilan penulis
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga buat sahabat penulis
RaMelViReMon yang telah membantu dan menemani penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Dan juga terima kasih kepada teman-teman
seperjuangan di kelas matematika Dik B’09 yang selalu memberikan motivasi dan
dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,
namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata
bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati.
Medan, Agustus 2013
Penulis
iii
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SPLDV DI KELAS X SMA NEGERI 1 PARBULUAN
T.A. 2013/2014
Evi Ervera Malau (409111029) ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dan mengetahui ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research).Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Parbuluan tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah 40 orang. Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui penerapan pendekatan kontekstual pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
Cara pengambilan data dilakukan melalui observasi dan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah (TKPM). Tes berbentuk uraian yang terlebih dahulu sudah divalidasi oleh bantuan tiga validator, yaitu dua orang dosen matematika UNIMED dan seorang guru matematika SMA Negeri 1 Parbuluan. Observasi bertujuan untuk melihat kemampuan peneliti dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran.
Dari hasil tes awal diperoleh 1 orang siswa tuntas , ketuntasan klasikal 2,5% dengan rata – rata nilai tes 29,83 (kategori kemampuan pemecahan masalah sangat rendah). Dari hasil tes kemampuan masalah I diperoleh bahwa siswa yang tuntas ada 21 orang (52,5%) dengan rata – rata nilai tes 63 (kategori kemampuan pemecahan masalah rendah). Ketuntasan klasikal meningkat 50% dari tes awal. Rata – rata nilai tes siswa meningkat 33,17 dari tes awal. Dari hasil tes kemampuan masalah II diperoleh bahwa siswa yang tuntas ada 35 orang (87,5%) dengan rata – rata nilai tes 78,06 (kategori kemampuan pemecahan masalah sedang). Ketuntasan klasikal meningkat 35% dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah I. Rata – rata nilai tes meningkat 15,06.
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 5
1.3 Batasan Masalah 5
1.4 Rumusan Masalah 5
1.5 Tujuan Penelitian 6
1.6 Manfaat penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis 7
2.1.1 Pengertian Belajar 7
2.1.2 Pembelajaran Matematika 8
2.1.3 Masalah Matematika 10
2.1.4 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 13
2.1.5 Pembelajaran Kontekstual 15
2.1.6 Teori yang Mendukung Pembelajaran Kontekstual 21 2.1.7 Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel 26
2.2 Kerangka Konseptual 28
2.3 Hipotesis Tindakan 29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 30
3.2 Subjek dan Objek Penelitian 30
3.2.1 Subjek Penelitian 30
3.2.2 Objek Penelitian 30
3.3 Jenis Penelitian 30
3.5 Alat Pengumpul Data 35
3.5.1 Tes 35
3.5.2 Observasi 35
3.6 Teknik Analisis Data 36
3.6.1 Reduksi Data 36
3.6.2 Paparan Data 36
3.6.3 Simpulan data 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian 40
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I 40
4.1.1.1 Permasalahan 40
4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I 41 4.1.1.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I 41 4.1.1.4 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I 43
4.1.1.5 Analisis Data I 44
4.1.1.6 Refleksi I 47
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II 49
4.1.2.1 Permasalahan 49
4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 50 4.1.2.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan II 50 4.1.2.4 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II 52
4.1.2.5 Analisis Data II 53
4.1.2.6 Refleksi II 56
4.2 Temuan Penelitian 57
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 60
5.1 Kesimpulan 60
5.2 Saran 60
i
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tes Kemampuan Awal 63
Lampiran 2. Alternatif Penyelesaian Tes Awal 65 Lampiran 3. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa 68
Lampiran 4. Hasil Tes Awal 69
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 71 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 79 Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Siklus I 87 Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) Siklus II 94 Lampiran 9. Kisi – kisi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa I 98
Lampiran 10. Kisi – kisi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa II 99
Lampiran 11. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 100 Lampiran 12. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 102 Lampiran 13. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa I 104 Lampiran 14. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika Siswa II 108 Lampiran 15. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa I 112
Lampiran 16. Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa II 118
1
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan
manusia. Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia itu sendiri. Dengan
demikian urusan pertama pendidikan adalah manusia. Perbuatan mendidik
diarahkan kepada manusia untuk mengembangkan potensi-potensi dasar manusia
agar menjadi nyata.
Pendidikan sehari - hari identik dengan kegiatan di sekolah, guru dan
siswa. Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting.
Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang
dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan kepada
anak-anak didiknya turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai
anak.
Menurut Rofika (Majid : 2006) pendidikan khususnya pelajaran
matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit dipahami
anak-anak. Meskipun matematika mendapatkan waktu yang lebih banyak dibandingkan
pelajaran lain dalam penyampaiannya, namun siswa kurang memberi perhatian
pada pelajaran ini karena siswa menganggap metematika itu pelajaran yang
menakutkan serta mempunyai soal-soal yang sulit dipecahkan.
Banyak data yang menunjukkan rendahnya prestasi atau hasil belajar
siswa pada pelajaran matematika di Indonesia. Salah satunya
(http://zainurie.wordpress.com):
2
Hal senada juga diungkapkan Zainuri (http://zainurie.wordpress.com) :
Mutu pendidikan Indonesia, terutama dalam mata pelajaran matematika, masih rendah. Data UNESCO menunjukkan, peringkat matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah. Hasil penelitian tim Programme of International Student Assessment (PISA) 2001 menunjukkan, Indonesia menempati peringkat ke-9 dari 41 negara pada kategori literatur matematika. Sementara itu, menurut penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) 1999, matematika Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 38 negara (data UNESCO).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa
tersebut. Salah satunya adalah kurangnya kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa. Seperti yang dituliskan Trianto (2011 :6):
Kenyataan di lapangan, siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Lebih jauh lagi bahkan siswa kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya. Sehingga siswa kurang mampu juga untuk memecahkan masalah yang diberikan kepadanya
Dari pernyataan di atas, dalam proses pembelajaran yang terjadi di kelas,
siswa tidak melakukan belajar yang bermakna. Melalui pengalaman peneliti
ketika mengajar di kelas XI SMK selama mengikuti Program Pengalaman
Lapangan Terpadu (PPLT) di SMK(T) Swasta GBKP Kabanjahe, kebanyakan
siswa tidak dapat menyelesaikan masalah yang diberikan secara mandiri dan
cenderung mengharapkan bantuan teman. Sebagian besar siswa mengikuti secara
utuh contoh soal yang telah ada, sehingga ketika soal yang diberikan sedikit
berbeda bentuknya dari contoh, siswa kesulitan bahkan tidak dapat menyelesaikan
soal tersebut.
Siswa menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit
dipelajari. Apalagi dalam menyelesaikan soal-soal cerita. Hal ini didukung juga
dari hasil wawancara dengan salah seorang guru matematika SMA Negeri 1
Parbuluan, Ibu S. Hutapea, S.Pd menyatakan bahwa : “Sebagian besar siswa tidak
menyukai pelajaran Matematika disebabkan pengetahuan dasarnya yang masih
3
siswa merasa materi tersebut adalah materi yang sulit. “Mereka merasa sulit
mengerjakan suatu soal yang berbeda dengan contoh yang diberikan apalagi
dalam bentuk soal cerita”.
Dari hasil survei peneliti berupa pemberian tes diagnostik pemecahan
masalah tentang materi Sistem Persamaan Dua Variabel kepada siswa SMA
Negeri 1 Parbuluan di kelas X-1 sebanyak 3 butir soal. Dari 40 siswa yang
mengikuti tes, diperoleh hanya 13 orang yang bisa menjawab 1 soal dengan benar.
Namun hanya 4 orang siswa yang tuntas (nilai ≥ 65). Skor rata-rata siswa 29,83.
Rata- rata kelas ini masuk ke dalam kategori sangat rendah
Dari data tersebut terlihat jelas bahwa dari aspek memahami masalah,
merencanakan pemecahan masalah, menyelesaikan masalah dan memeriksa
prosedur tingkat penguasaan siswa masih sangat rendah. Untuk kelas X tersebut
tingkat kemampuan memahami masalah sebesar 25,94%, merencanakan
pemecahan masalah 17,92%, menyelesaikan masalah 24,38%, dan memeriksa
prosedur 22,50 %. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa ini bisa
terjadi karena teori belajar yang mendasari pembelajaran yang digunakan oleh
guru bidang studi masih bersifat konvensional. Atau bisa karena model yang
digunakan oleh guru bidang studi matematika kurang melatih keterampilan atau
kemampuan pemecahan masalah.
Pendekatan pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata dan dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimiliki dan penerapannya dalam kehidupan sehari – hari. Dengan membuat
hubungan antara pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari –
hari, maka siswa akan mudah memahami konsep. Pengajaran kontekstual adalah
pengajaran yang memungkinkan siswa – siswa TK sampai dengan SMU untuk
menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan
akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah
agar dapat memecahkan masalah- masalah dunia nyata.
4
Dalam Trianto (2011:107) dikatakan bahwa :
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa secara natural pikiran mencari makna konteks sesuai dengan situasi nyata lingkungan seseorang. Pemanduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam pembelajaran kontekstual akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang mendalam dimana siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara untuk menyelesaikannya. Siswa mampu menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan masalah-masalah baru.
Pendekatan kontekstual merupakan strategi yang dikembangkan dengan
tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna, tanpa harus
mengubah kurikulum dan tatanan yang ada. Dengan siswa diajak bekerja dan
mengalami, siswa akan mudah memahami konsep suatu materi dan nantinya
siswa diharapkan dapat menggunakan daya nalarnya untuk menyelesaikan
masalah – masalah yang ada.
Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Armia N. Ginting
menunjukkan bahwa : terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa kelas X-1 SMA Swasta Santa Maria Kabanjahe T.A. 2011/2012
dengan menerapkan pendekatan kontekstual. Beliau menyimpulkan bahwa
pembelajaran kontekstual mendorong siswa aktif berpartisipasi dalam proses
pembelajaran dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.
Dari penelitian di atas terlihat bahwa secara umum, siswa yang proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan kontekstual memiliki kemampuan
pemecahan masalah yang lebih baik daripada sebelum diberikan proses
pembelajaran tersebut. Secara keseluruhan, pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual dapat menjadi sebuah alternatif untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa. Peneliti merasa tertarik untuk
menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual di SMA Negeri 1 Parbuluan,
yang mana guru di sekolah tersebut biasanya menggunakan metode konvensional
pada pembelajaran sehari –hari.
Pendekatan kontekstual merupakan strategi yang dikembangkan dengan
tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna, tanpa harus
5
mengalami, siswa akan mudah memahami konsep suatu materi dan nantinya
diharapkan siswa dapat menggunakan daya nalarnya untuk menyelesaikan
masalah- masalah yang ada.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam Upaya Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Materi SPLDV di Kelas X SMA Negeri 1 Parbuluan T.A. 2013/2014”.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Prestasi belajar matematika siswa rendah.
2. Siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal dalam bentuk cerita
3. Kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah.
4. Siswa menganggap matematika pelajaran yang sulit.
1.3. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas dan mengingat keterbatasan waktu,
tenaga, dan kemampuan maka peneliti membatasi masalah dengan
menitikberatkan kepada penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual pada
materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di kelas X-1 SMA Negeri 1
Parbuluan T.A. 2013/2014 dengan menggunakan soal cerita.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan pemecahan masalah siswa kelas
X-1 SMA Negeri 1 Parbuluan setelah mengikuti pembelajaran yang menerapkan
6
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi SPLDV di kelas
X-1 SMA Negeri 1 Parbuluan T.A. 2013/2014.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat seperti :
1. Bahan rujukan atau literatur yang memperkaya khasanah keilmuwan
dalam bidang pendidikan.
2. Bagi guru, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai teori
belajar dan pendekatan pembelajaran dalam membantu siswa guna
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3. Bagi siswa, melalui pendekatan kontekstual ini dapat membantu siswa
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dan
mengembangkan kemampuan berpikir.
4. Bagi peneliti, menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan
keilmuan.