• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu Tempuh Penjalaran Gelombang Tsunam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Waktu Tempuh Penjalaran Gelombang Tsunam"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN WAKTU DATANG GELOMBANG TSUNAMI DI

Gempabumi yang dijadikan acuan pada tulisan ini adalah gempabumi yang terjadi pada tanggal 12 September 2007 (puk ul:1 8:1 0:26 w ib, 4.40 LS dan 10 1.37BT , k edalaman : 3 4 k m, magnitude : 8.5 Mw ) .Mer upak an s alah s atu gempa bes ar y ang per nah ter jadi di w ilay ah pantai Pr ov ins i Bengk ulu. Kecepatan penjalaran gelombang tsunami dihitung berdasarkan rumus :

gh

v

Dengan v,g dan h berturut-turut adalah kecepatan, percepatan gravitasi dan kedalaman laut. Dari harga kecepatan tersebut ditentukan kecepatan rata-rata berdasarkan variasi kedalaman laut sehingga dapat diperoleh waktu datang gelombang tsunami ke kota-kota pengamatan sepanjang pantai Bengkulu dengan rumus :

x

Dengan t, x dan

v

berturut-turut adalah waktu penjalaran gelombang tsunami, jarak dari epicenter ke pantai dan kecepatan rata-rata. Sedangkan waktu penjalaran gelombang seismik diambil dari tabel Jeffrey-Bullen untuk gempa normal dengan kedalaman 33 km. Data kedalaman laut yang digunakan untuk mendapatkan kecepatan penjalaran gelombang tsunami diperoleh dari Program Pemetaan Tsunami WinITDB. Selisih waktu antara saat gempa dirasakan dan datangnya gelombang tsunami di beberapa kota di sepanjang pesisir pantai Bengkulu yang diamati sebagai berikut:

Bintuhan : 38,70 menit Manna : 37,63 menit Kota Bengkulu : 24,21 menit Lais : 29,48 menit Muko-Muko : 49,42 menit

Interval waktu tersebut dapat digunakan sebagai informasi penting dalam usaha penyelamatan secara preventif menghadapi bencana tsunami jika gempa besar yang berpotensi tsunami terjadi pada lokasi yang sama atau berdekatan di masa yang akan

(2)

Indonesia berada pada jalur pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng Eurasia dan lempeng India-Australia. Oleh karena itu daerah-daerah di Indonesia sering mengalami gempa bumi. Bentuk kepulauan, tingkat kegempaan yang tinggi dan daerah aktif gempa yang terdapat di laut menyebabkan banyak gempa yang mempunyai episenter di laut. Beberapa gempa yang terjadi di laut dengan energi yang kuat dapat menyebabkan terjadinya tsunami. Gempa bumi di laut yang disertai terjadinya tsunami biasanya menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang lebih banyak dibandingkan dengan gempa bumi yang terjadi di darat.

Tsunami yang diakibatkan oleh gempa yang sumbernya di wilayah Indonesia, hanya mempunyai perbedaan selang waktu yang relatif singkat antara waktu terjadinya gempa dengan waktu tibanya gelombang tsunami yaitu sekitar 30-60 menit. Berbeda dengan tsunami yang mempunyai sumber gempa di lautan pasifik dan sekitarnya, yang mempunyai interval waktu yang cukup lama antara waktu kejadian gempa dengan waktu tiba gelombang tsunami yang berkisar lebih dari 10 jam. Dari gambaran ini tsunami yang diakibatkan gempa lokal lebih berbahaya dan membutuhkan perhatian yang lebih serius dibandingkan dengan tsunami yang diakibatkan gempa jauh.

Pada umumnya Gempa bumi tektonik di pantai Bengkulu dipengaruhi oleh aktifitas subduksi lempeng Indo-Australia di bawah lempeng Eurasia yang bergerak 7 cm/tahun di barat pulau Sumatera –termasuk wilayah pantai Bengkulu- yang menjadikan kawasan pesisir pantai Bengkulu berpotensii terkena dampak tsunami.

1.2 Tujuan

Melalui paper ini penulis akan menghitung selisih waktu penjalaran gelombang tsunami terhadap gelombang seismik dengan maksud dan tujuan agar masyarakat memahami setelah gempa bumi dirasakan maka ada kemungkinan dalam selang waktu beberapa menit kemudian akan disusul dengan adanya gelombang tsunami yang dipicu oleh gempa bumi tersebut. Karena selisih waktu datangnya gelombang seismik dan gelombang tsunami relatif tidak terlalu singkat, maka saat getaran gempa dirasakan dapat dianggap sebagai aba-aba peringatan (warning) akan adanya kemungkinan gelombang tsunami. Apabila karakteristik ini disosialisasikan dan dipahami oleh masyarakat pesisir pantai Bengkulu pada khususnya maka jumlah korban jiwa dapat diminimalisir.

1.3 Manfaat Dan Kegunaan Penelitian

Manfaat dan kegunaan hasil penelitian ini adalah untuk memberikan informasi yang dapat membantu pemerintah daerah setempat dalam menyusun kebijakan penanggulangan bencana tsunami terutama dalam proses evakuasi. Interval waktu antara saat merasakan getaran gempa sampai waktu datangnya gelombang tsunami yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan untuk evakuasi penduduk dengan cepat, tepat, dan akurat. Dengan interval waktu yang sudah dapat diperkirakan kira-kira model evakuasi seperti apa yang dapat dilakukan.

II. LANDASAN TEORI

2.1 Teori Kegempaan

Gempabumi merupakan salah satu akibat dari pergerakan lempeng yang ada di dalam bumi, dimana pergerakannya saling mengalami pertabrakan. Sehingga pada suatu saat tertentu akan menimbulkan adanya lipatan dan setelah melewati batas elastisitas maka akan terjadi patahan, pada saat patahan itu terjadi maka gempabumi itu akan terjadi. Bentuk energi yang dilepaskan saat terjadinya gempabumi antara lain adalah energi deformasi dan gelombang.

(3)

akan menjalar ke segala arah. Gelombang yang dipancarkan oleh gempa tektonik tersebut akan menjalar keseluruh penjuru, tidak hanya melewati permukaan bumi melainkan juga melalui bagian bumi bagian dalam dan bahkan seringkali gelombang tersebut melewati inti bumi sebelum ditangkap oleh suatu stasiun pencatat gempa.

Gambar 1 : Mekanisme gempabumi yang menjadi sumber gempa tektonik. Garis tebal vertikal menunjukan pecahan atau sesar pada bagian bumi yang padat.

Pada keadaan I menunjukan suatu lapisan yang belum terjadi perubahan bentuk geologi. Karena di dalam bumi terjadi gerakan yang terus-menerus, maka akan terdapat stress yang lama kelamaan akan terakumulasi dan mampu merubah bentuk geologi dari lapisan batuan.

Keadaan II menunjukan suatu lapisan batuan telah mendapat dan mengandung stress dimana telah terjadi perubahan bentuk geologi. Untuk daerah A mendapat stress ke atas, sedang daerah B mendapat stress ke bawah. Proses ini berjalan terus sampai stress yang terjadi ( dikandung ) di daerah ini cukup besar untuk merubahnya menjadi gesekan antara daerah A dan daerah B. Lama kelamaan karena lapisan batuan sudah tidak mampu lagi untuk menahan stress, maka akan terjadi suatu pergerakan atau perpindahan yang tiba-tiba sehingga terjadilah patahan. Peristiwa pergerakan secara tiba-tiba ini disebut gempabumi.

Pada keadaan III menunjukan lapisan batuan yang sudah patah, karena adanya pergerakan yang tiba-tiba dari batuan tersebut. Gerakan perlahan-lahan sesar ini akan berjalan terus, sehingga seluruh proses diatas akan diulangi lagi dan sebuah gempa akan terjadi lagi setelah beberapa waktu lamanya, demikian seterusnya. Teori Reid ini dikenal dengan nama “Elastic Rebound Theory”.

2.2 Teori Tsunami

T s unam i ber as al dar i bahas a J epang yaitu dar i k ata t su dan n am i. T s u ber ar ti pelabuhan dan nam i ber ar ti gelom bang. Is tilah ter s ebut k em udian dipak ai oleh m as yar ak at untuk m enunj uk k an adanya gelom bang laut bes ar yang dis ebabk an oleh gem pa bum i. Lebih tepatnya, ts unam i diar tik an s ebagai gelom bang laut yang ter j adi s ec ar a m endadak yang dis ebabk an k ar ena ter gang gunya k es tabilan air laut yang diak ibatk an oleh gem pa bum i tek tonik .

(4)

T s unam i dapat dibangk itk an oleh ber bagai gangguan yang ter j adi di

impulsif ini bersifat ”transien” atau gelombang yang bersifat ”sesaat”.

G elom bang s em ac am ini ber beda dengan gelom bang - gelom bang laut

lainnya yang lebih bersifat ”kontinyu”, seperti gelombang permukaan

yang ditim bulk an oleh gaya s er et angin atau gelom bang pas ut yang

ditimbulkn oleh gaya tarik benda angkasa. Selain bersifat ”transien”, gelombang tsunami juga bersifat ”dispersive”. Artinya, periodanya

(5)

III. DATA DAN METODE PENGOLAHAN

3.1 Data Penelitian

a. Data Gempabumi Utama (12 September 2007)

W ak tu : 18:10:2 6 wib

Pos is i : 4.40 LS dan 10 1 .37BT

Kedalam an : 34 k m

Magnitu de : 8.5 Mw.

b . Da t a Pr o f i l K e d a la m an T ia p - T iap Pa n t a i K o t a

1) Da t a Pr o f i l Ke d a l a m an D a ri Ep i c en t e r G em p a K e P an t ai B in t u h an Koor dina t Epis en ter : 4.4 LS dan 10 1.37BT

Koor dina t Bintu ha n : 4.71o LS dan 1 03.34o BT J ar ak : 219.36 6 m eter

No . L in ta n g B uj ur x ( m eter ) h ( m et er )

1 - 4. 4 10 1 .3 7 0 19 2

2 - 4. 4 8 10 1 .5 4 20 6 67 93 1

3 - 4. 5 0 10 1 .7 3 41 0 99 13 4 7

4 - 4. 5 2 10 1 .9 3 62 9 98 15 6 0

5 - 4. 5 6 10 2 .1 1 83 2 80 14 8 6

6 - 4. 5 9 10 2 .2 9 10 3 33 5 81 1

7 - 4. 6 3 10 2 .4 7 12 3 61 6 57 1

8 - 4. 6 7 10 2 .6 6 14 4 97 4 73 0

9 - 4. 7 1 10 2 .8 5 16 6 33 2 71 6

10 - 4. 7 1 10 3 .3 4 21 9 36 6 0

2) Da t a Pr o f i l Ke d a l a m an D a ri Ep i c en t e r G em p a K e M an n a Koor dina t Epis en ter : 4.4 LS dan 10 1.37BT Koor dina t Manna : 4.48o LS dan 1 02.89o BT J ar ak : 167.43 1 m eter

No . L in ta n g B uj ur x ( m eter ) h ( m et er )

1 - 4. 4 0 10 1 .3 7 0 19 2

2 - 4. 4 2 10 1 .5 6 21 0 15 97 5

3 - 4. 4 3 10 1 .7 5 41 9 30 14 4 7

4 - 4. 4 4 10 1 .9 4 62 5 84 14 5 4

5 - 4. 4 5 10 2 .1 2 82 6 83 92 4

(6)

7 - 4. 4 7 10 2 .5 0 12 4 53 8 93

8 - 4. 4 9 10 2 .6 9 14 5 53 7 55

9 - 4. 4 8 10 2 .8 9 16 7 43 1 0

3) Da t a Pr o f i l Ke d a l a m an D a ri Ep i c en t e r G em p a K e Ko t a B e n g k u lu Koor dina t Epis en ter : 4.4 LS dan 10 1.37BT Koor dina t Kota Bengk ulu : 3.79o LS dan 1 02. 26o BT J ar ak : 118.68 7 m eter

No . L in ta n g B uj ur x ( m eter ) h ( m et er )

1 - 4. 4 0 10 1 .3 7 0 19 2

2 - 4. 2 9 10 1 .5 2 20 4 61 87 4

3 - 4. 1 9 10 1 .6 7 40 2 81 10 8 0

4 - 4. 0 8 10 1 .8 3 61 6 39 96 1

5 - 3. 9 7 10 1 .9 9 82 9 97 41 1

6 - 3. 7 9 10 2 .2 6 11 8 68 7 0

4) Da t a Pr o f i l Ke d a l a m an D a ri Ep i c en t e r G em p a K e L a is Koor dina t Epis en ter : 4.4 LS dan 10 1.37BT Koor dina t Lais : 3.53o LS dan 1 02. 02o BT J ar ak : 119.46 0 m eter

No . L in ta n g B uj ur x ( m eter ) h ( m et er )

1 - 4. 4 0 10 1 .3 7 0 19 2

2 - 4. 2 6 10 1 .4 7 18 9 25 74 2

3 - 4. 1 1 10 1 .5 9 40 0 40 10 1 1

4 - 3. 9 6 10 1 .7 0 60 5 00 86 7

5 - 3. 8 1 10 1 .8 1 80 9 60 31 0

6 - 3. 6 6 10 1 .9 3 10 2 08 0 47

(7)

5) Da t a Pr o f i l Ke d a l a m an D a ri Ep i c en t e r G em p a K e P an t ai M u k o M u ko

Koor dina t Epis en ter : 4.4 LS dan 10 1.37BT Koor dina t Muk o - Muk o : 2.58o LS dan 1 01.10o BT J ar ak : 202.39 1 m eter

No . L in ta n g B uj ur x ( m eter ) h ( m et er )

1 - 4. 4 10 1 .3 7 0 19 2

2 - 4. 2 1 10 1 .3 6 20 9 28 48 7

3 - 4. 0 3 10 1 .3 3 40 9 37 61 9

4 - 3. 8 5 10 1 .3 0 60 9 88 78 9

5 - 3. 6 6 10 1 .2 8 81 9 99 73 9

6 - 3. 4 7 10 1 .2 6 10 3 01 3 71 6

7 - 3. 2 9 10 1 .2 2 12 3 20 9 69 4

8 - 3. 1 0 10 1 .2 0 14 4 21 7 61 6

9 - 2. 9 0 10 1 .1 6 16 6 60 9 39 0

10 - 2. 7 3 10 1 .1 2 18 5 74 7 83

10 - 2. 5 8 10 1 .1 0 20 2 39 1 0

3.2 Metode Pengolahan Data

Ber das ar k an teor i yang diper oleh dar i T hor ne Lay dan T er r y C.W allac e ( Moder n G lobal Seis m ology hal.149) m er um us k an k ec epatan gelom bang ts unam i, ya it u :

v

g

.

h

... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ( 3.1)

Dim ana :

v = k ec epatan gelom bang ts unam i ( m /s ) .

g = k ec epatan gr avitas i bum i ( 10 m /s2) .

h = k edalam an laut ( m ) .

Bila epis enter dianggap s ebagai as al m ula ter bentuk nya ts unam i di lautan, m ak a bila pr of il k edalam an laut dar i epic enter k e k ota di pes is ir laut dik etahu i , dapat dibuat gr af ik hubung a n k ec epatan ter hada p j ar ak .

(8)
(9)

Sedangk an wak tu penj alar an gelom bang s eis m ik diam bil dar i T abel J ef f r ey – Bullens untuk gem pa dangk al ( N or m al, h = 33 k m ) . T abel dapat diliha t pada lam pir an.

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 An al is a

Dar i tabel pr of il k edalam an laut dar i epis enter k e tiap - tiap k ota pengam at an, dapat dik etahui k ec epatan r am bat gelom bang ts unam i untuk tiap - tiap k oor dinat. D engan D em ik ian, k ec epatan r ata - r ata r am batan gelom bang ts unam i k e tiap - tiap k ota pengam atan dapat dik etahui j uga. Ber ik ut ini ditam pilk an tabel k ec epa tan r ata - r ata r am batan gelom ban g ts unam i k e tiap - ti ap k ota pengam ata n :

1. Tabel Kecepatan Rata-rata Gelombang Tsunami Tiap-tiap Kota

No . N am a K ot a

v

( m /s )

1 B in t uh a n 93 , 20

2 Ma n na 73 , 35

3 K ot a B e ngk u lu 80 , 67

4 La is 66 , 83

5 Muk o - M uk o 67 , 59

S et e la h k ec e p at an r at a - r at a s et i ap k ot a d ik et a hu i , m ak a wak tu pe nj al ar a n g e lom b an g ts un am i d ar i ep is en t er m enuj u t i a p - t i a p k ota da p at d i h it un g d e ng a n m en g gu n ak an r um u s ( 3 .5 ) , s e hi n gg a d ik et a hu i s e lis i h m e da n wak t u a nt ar a k ed u a p enj a la r a n g el om ba n g.

2. Waktu Tempuh Penjalaran Gelombang Tsunami (Episenter - Kota)

No . Nam a K ot a x ( m eter )

v

( m /s ) t ( s ek on)

1 B in t uh a n 21 9 .3 6 6 93 , 20 2. 3 53 ,7 1

2 Ma n na 16 7 .4 3 1 73 , 35 2. 2 82 ,6 3

3 K ot a B e ngk u lu 11 8 .6 8 7 80 , 67 1. 4 71 ,2 7

4 La is 11 9 .4 6 0 66 , 83 1. 7 87 ,5 2

(10)

3. Tabel Selisih Waktu Penjalaran Gelombang Tsunami terhadap

a). Dari hasil perhitungan, maka dapat diambil kesimpulan selisih waktu datang antara gelombang tsunami dan gelombang gempa pada kota-kota yang diamati adalah :

Bintuhan : 38,70 menit memungkinkan bagi masyarakat yang bermukim di pesisir pantai Bengkulu untuk menuju ke tempat yang lebih tinggi dalam upaya penyelatan dari bencana tsunami.

5.2 Saran

(11)

2. Untuk pemerintah dareh (Khususnya Badan Penanggulangan bencana daerah Bengkulu) bisa membuat model/system evakuasi sebelum gelombang tsunami datang, dengan memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai salah satu informasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sutrisno. Penentuan Waktu Datang Gelombang Tsunami Di Beberapa Kota Pantai Selatan Jawa barat Sebagai Informasi Penting Dalam Usaha Penyelatan Secara Preventif Menghadapi Bencana Tsunami.Jakarta.

2. Ibrahim, Gunawan dan Subardjo. 2005. Pengetahuan Seismologi. Badan Meteorologi Dan Geofisika. Jakarta.

(12)
(13)

Gambar

Gambar 1 : Mekanisme gempabumi yang menjadi sumber gempa tektonik. Garis   tebal vertikal menunjukan pecahan atau sesar pada bagian bumi yang padat
tabel kecepa tan

Referensi

Dokumen terkait

a) Komponen (Faktor) 1 terdiri dari: Variabel Gaya Hidup pernyataan nomor 3 yaitu Media sosial digunakan untuk mencari informasi (GH3) sebesar (0,579), :Gaya Hidup

Menurut Muslihatun 2010 IMD dilakukan secara langsung setelah bayi baru lahir yang diletakan pada dada ibu tapi pada bayi Ny. M, bayi tidak dilakukan IMD secara langsung,

Gonzales-Herrero & Pratt seperti yang dikutip oleh Putra (2008:9.14) menjelaskan setelah tahapan-tahapan krisis tersebut terjadi, tidak kemudian krisis selesai dan

Definisi b arisan yang merupakan suatu fungsi maka barisan dapat divisualisasikan sebagai grafik fungsi khusus dengan domain himpunan bilangan asli dan range yang berada di

Untuk itu Arafa Teh perlu mengimplementasi program komunikasi pemasaran terpadu yang telah dirumuskan yaitu kemasan yang dirancang oleh desainer, penggunaan

Berdasarkan 35 butir soal teskompetensi fisika SMA/MA kelas X semester I, sebagaimana disajikan pada Tabel 1, pada putaran pertama besar passing score level dasar

Adapun hasil penelitian adalah konsumsi bahan bakar yang dihasilkan menggunakan medan magnet Adapun hasil penelitian adalah konsumsi bahan bakar yang dihasilkan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh perataan laba dengan rumus modified Jones Model terhadap harga saham ( closing price ) yang dilakukan