1 STRATEGI PEMANFAATAN BAHAN BAKU LOKAL BAMBU UNTUK
MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR
Sukarman Purba Dosen Unimed
Erika Revida
Guru Besar FISIP USU Medan
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Strategi Pemanfaatan Bahan Baku Lokal Bambu Untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat di Kabupaten Toba Samosir. Strategi yang dimaksud dalam hal ini adalah Informasi manfat bahan baku lokal bambu, Pelatihan penggunaan bahan baku lokal bambu dan Pemberian Modal Usaha. Dengan ketiga strategi ini diharapkan Pemanfaatan bahan baku lokal bambu semakin diintensifkan sehingga diharapkan bahan baku lokal bambu yang banyak terdapat di Kabupaten Toba Samosir dapat menjadi produk unggulan dan meningkatkan perekonomian masyarakatnya.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif ((dominant quntitative-less dominat qualitative) dari Creswell (1994). Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di 7 (tujuh) kecamatan yang paling banyak terdapat tanaman bambu yaitu Kecamatan Balige, Laguboti, Silaen, Sigumpar, Porsea, Uluan, dan Siantar Narumonda, sedangkan sampel penelitian ini ditetapkan 140 orang KK dengan pertibangan keterbatasan dana, waktu dan tenaga. Teknik pengumpulan data adalah studi dokumentasi, angket dan observasi serta wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier ganda (multiple regression analysis).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan ada pengaruh yang positif antara Strategi pemanfaaatan bahan baku lokal bambu yaitu Informasi manfaat bahan baku lokal bambu, Pelatihan penggunaan bahan baku lokal bambu dan Pemberian modal usaha) terhadap Perekonomian masyarakat di Kabupaten Toba Samosir dapat diterima dan signifikan. Oleh karena itu disarankan agar pemerintah Kabupaten Toba Samosir dapat mengintensifkan informasi manfaat bahan baku lokal bambu baik melalui radio, televisi, koran maupun buku-buku/majalah/tabloid di daerah, melakukan pelatihan penggunaan bahan baku lokal bambu, dan pemberian modal usaha yang ajek.
Key Words : Strategi Pemanfataan Bahan Baku Lokal Bambu, Informasi Manfaat
2
1. Latar Belakang Penelitian
Otonomi daerah mengharuskan setiap pemerintah daerah mempunyai visi dan misi yang jelas serta terukur. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kabupaten Toba Samosir Tahun 2011-2015 tertulis bahwa ada 7 (tujuh) misi yang akan dicapai yang menjadi acuan dalam pembangunan daerahnya yaitu mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa, meningkatkan mutu pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, meningkatkan pembangunan infrastruktur, mewujudkan pembangunan perekonomian masyarakyat, memelihara stabilitas kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan dinamis serta mengoptimalkan serta memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada. Salah satu sumber-sumber daya yang potensial di Kabupaten Toba Samosir adalah Tanaman Bambu.
Tanaman bambu baik dalam skala kecil maupun besar mempunyai nilai ekonomi yang meyakinkan dan menggiurkan. Namun hingga saat ini, pemanfaatan bahan lokal bambu secara tradisional masih terbatas sebagai bahan bangunan dan kebutuhan keluarga lainnya seperti alat-alat rumah tangga, kerajinan, alat kesenian seperti angklung, calung, suling, gambang, bahan makanan seperti rebung dan sebagainya.
3 lain dapat dijadikan dalam bentuk sumpit, tudung saji, keranjang, lampu hias, kursi dan sebagainya. Hal inilah yang menarik untuk dilakukan penelitian tentang “Strategi Pemanfaatan Bahan Baku Lokal Bambu Untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Di Kabupaten Toba Samosir”.
Sesungguhnya ada beberapa strategi yang dapat dilakukan agar masyarakat dapat memanfaatkan bahan baku lokal bambu untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Toba Samosir antara lain Informasi manfat bahan baku lokal bambu, Pelatihan penggunaan bahan baku lokal bambu, dan Pemberian modal usaha.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
a. Apakah Informasi manfaat bahan baku lokal bambu mempunyai pengaruh terhadap perekonomian masyarakat di Kabupaten Toba Samosir?
b. Apakah Pelatihan pemanfaatan bahan baku lokal bambu berpengaruh terhadap Perekonomian masyarakat di Kabupaten Toba Samosir?
c. Apakah Pemberian modal usaha untuk pemanfaatan bahan baku lokal bambu berpengaruh terhadap Perekonomian masyarakat di Kabupaten Toba Samosir?
d. Apakah Informasi manfaat bahan baku lokal bambu, Pelatihan pemanfaatan bahan baku lokal bambu dan Pemberian modal usaha untuk pemanfaatan bahan baku lokal bambu berpengaruh secara bersama-sama terhadap Perekonomian masyarakat di Kabupaten Toba Samosir?
3. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan daripada penelitian ini sesuai dengan judul penelitian ini adalah :
4 b. Menganalisis pengaruh Pelatihan pemanfaatan bahan baku lokal bambu
terhadap Perekonomian masyarakat di Kabupaten Toba Samosir
c. Menganalisis pengaruh Pemberian modal usaha untuk pemanfaatan bahan baku lokal bambu terhadap Perekonomian masyarakat di Kabupaten Toba Samosir
d. Menganalisis pengaruh Informasi manfaat bahan baku lokal bambu, Pelatihan pemanfaatan bahan baku lokal bambu, dan Pemberian modal usaha untuk pemanfaatan bahan baku lokal bambu secara bersama-sama terhadap Perekonomian masyarakat di Kabupaten Toba Samosir.
4. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan metode penelitian gabungan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif ((dominant quantitative-less dominat qualitatif). Metode kuantitatif dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan analisis regresi ganda
(multiple regression analysis), sedangkan analisis kualitatif dilakukan
dengan organisasi data, reduksi data dan interpretasi data (Bungin, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Toba Samosir, sedangkan sampel penelitian diambil 7 (tujuh) kecamatan yang paling banyak terdapat tanaman bambunya. Sedangkan sampel penelitian adalah sebahagian dari jumlah populasi yaitu sebanyak 140 KK. Pengambilan jumlah sampel ini didasarkan pertimbangan keterbatasan dana, waktu dan tenaga semata. Teknik pengambilan sampel adalah dengan acak sederhana (simple random sampling) yaitu masing-masing kecamatan diambil 20 (dua puluh orang) orang KK.
5 bantuan komputer program Software SPSS. Tempat penelitian ini adalah di 7 (tujuh) Kecamatan di Kabupaten Toba Samosir yaitu Kecamatan Balige, Laguboti, Silaen, Sigumpar, Porsea, Uluan, dan Siantar Narumonda. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini disebabkan di 7 (tujuh) kecamatan inilah daerah yang paling banyak terdapat tanaman bahan baku lokal bambu. Dari ketujuh kecamatan ini kemudian akan diambil sampel secara acak sederhana.
5. Hasil Penelitian dan pembahasan
Rangkuman dari hasil jawaban sampel penelitian masyarakat dari kuesioner yang diberikan disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Jawaban Responden tentang Informasi Manfaat Bahan Baku Lokal Bambu di Kabupaten Toba Samosir
No Pernyataan Jawaban dari responden
5 4 3 2 1
1 Pengenalan Tanaman Bambu 70 50 20 - -
2 Mendengar Informasi bahwa Kabupaten Tobasa banyak Tanaman Bambu
75 35 13 12 5 3 Mendengar informasi manfaat Tanaman
Bambu
60 30 10 10 30 4 Mendengar informasi manfaat tanaman bambu
dari televisi.
40 50 30 15 5 5 Siaran televisi tersebut bermanfaat menambah
pengetahuan tentang manfaat bambu.
55 35 20 15 15 6 Mendengar informasi manfaat tanaman bambu
dari radio.
25 45 30 30 10 7 Siaran radio tersebut bermanfaat menambah
pengetahuan tentang manfaat bambu.
30 40 40 15 15 8 Pernah membaca tulisan tentang tanaman
Bambu di Koran atau Media Massa
35 35 25 30 15 9 Tulisan tersebut bermanfaat menambah
pengetahuan tentang manfaat bambu.
30 50 20 30 10
No Pernyataan Jawaban dari responden
5 4 3 2 1
10 Pernah membaca tulisan tentang tanaman Bambu di Majalah atau Brosur.
35 48 16 18 23 11 Tulisan dalam Majalah atau Brosur tersebut
bermanfaat menambah pengetahuan tentang
6 manfaat bambu
12 Pernah membaca Buku-buku tentang tanaman bambu
40 45 25 20 10 13 Tulisan dalam Buku-buku tersebut bermanfaat
menambah pengetahuan tentang manfaat bambu
35 50 40 15 -
14 Pernah mengunjungi Pameran yang dilakukan pemerintah tentang hasil kerajinan tangan dari bambu.
25 45 40 25 5
15 Pemerintah Daerah memberikan informasi atau mensosialisasikan manfaat bahan baku bambu
25 35 42 28 10 16 Melihat pemanfaatan bahan baku bambu dapat
dijadikan berbagai macam kebutuhan masyarakat.
23 58 37 12 10
17 Mengetahui manfaat penggunaan bahan baku bambu dapat meningkatkan pendapatan keluarga
27 33 41 26 13
18 Pernah mendengar keberhasilan seseorang yang membuka usaha dengan memanfaatkan bambu.
20 38 60 22 - 19 Mengetahui informasi bahwa pemasaran
kerajinan tangan dari bambu diminati masyarakat.
15 40 55 26 4
Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah
7 Jawaban responden mengetahui informasi manfaat tanaman bambu melalui televisi dinyatakan sebanyak 90 orang (64,28%) dan 30 orang (21,43%) menyatakan jarang, dan 20 (21,29%) menyatakan tidak pernah. Ada sebanyak 70 orang (50%) masyarakat mengatakan pernah mendengar informasi tentang manfaat bambu melalui radio, 30 orang (21,43%) menyatakan jarang, 40 orang (28,57%) mengatakan tidak pernah dan sangat tidak pernah mendengar informasi manfaat tanaman bambu melalui radio. Ada sebanyak 70 orang (50%) masyarakat menyatakan pernah membaca tulisan tentang tanaman bambu melalui Media Massa, sebanyak 25 orang (17,86%) masyarakat menyatakan jarang, dan 45 orang (32,14%) masyarakat menyatakan tidak pernah membaca tulisan tentang tanaman bambu melalui Media Massa. Selain itu, sebanyak 83 orang (59,29%) masyarakat menyatakan pernah membaca tulisan tentang tanaman bambu melalui Majallah dan Brosur, sebanyak 16 orang (11,43%) menyatakan jarang, dan 41 orang (29,28%) masyarakat menyatakan tidak pernah dan sangat tidak pernah membaca tulisan melalui Majallah dan Brosur. Namun demikian, sebanyak 85 orang (60,71%) masyarakat menyatakan pernah membaca tulisan tentang tanaman bambu pada Buku, 25 orang (17,86%) menyatakan jarang, dan 30 orang (21,43%) masyarakat menyatakan tidak pernah dan sangat tidak pernah membaca tulisan tentang tanaman bambu pada Buku.
Bila ditelusuri lebih lanjut, masyarakat di Kabupaten Toba Samosir sangat mengakui bahwa sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang penggunaan atau manfaat bambu bila disampaikan melalui melalui televisi (sebanyak 64,29%), melalui radio (sebanyak 50%), melalui media massa (sebanyak 50%), melalui majallah dan brosur (sebanyak 57,14%), dan melalui buku (sebanyak 60,71%). Gambaran ini menunjukkan bahwa masyarakat perlu diberikan informasi tentang penggunaan atau manfaat bambu bagi kehidupan dalam rangka peningkatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Toba Samosir.
8 orang (50%) menyatakan pernah mengunjungi pameran tersebut, 40 orang (28,57%) masyarakat menyatakan jarang, dan sebanyak 30 orang (21,43%) masyarakat menyatakan tidak pernah mengunjungi pameran kerajinan tangan dari bahan bambu. Jawaban responden sebanyak 60 orang (42,86%) menyatakan pemerintah daerah Kabupaten Toba Samosir pernah mensosialisasikan kepada masyarakat tentang manfaat bambu, sebanyak 42 orang (30%) masyarakat menyatakan jarang, dan 38 orang (27,14%) masyarakat menyatakan tidak pernah mensosialisasikan tentang manfaat bambu kepada masyarakat. Ketika ditanya tentang manfaat bambu, ternyata sebanyak 81 orang (57,86%) masyarakat menyatakan pernah melihat manfaat bambu untuk berbagai kebutuhan masyarakat, 37 orang (26,43%) masyarakat menyatakan jarang, dan 22 orang masyarakat menyatakan tidak pernah.
9 peningkatan perekonomian masyarakat, akan tetapi keterlibatan pemerintah untuk mendukung usaha tersebut masih belum optimal sehingga masyarakat belum berkeinginan untuk membuka usaha dengan memanfaatkan bahan baku bambu dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.
5.1. Pelatihan Penggunaan Bahan Baku Lokal Bambu
Setelah dilakukan tabulasi terhadap data penelitian, hasil jawaban responden yang berkaitan dengan Pelatihan penggunaan bahan baku lokal bambu dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Jawaban Responden Berkaitan Dengan Pelatihan Penggunan Bahan Baku Lokal Bambu
No Pernyataan Jawaban dari responden
5 4 3 2 1
1 Pernah mengikuti pelatihan tentang manfaat bambu.
15 20 20 50 35 2 Pelatihan tersebut menambah pengetahuan
tentang tanaman bambu.
20 10 60 50 - 3 Apakah diperlukan pelatihan tentang cara
penggunaan manfaat bambo?
45 60 30 5 - 4 Apakah pernah mengikuti pelatihan
pemanfatan bambu ke daerah lain.
- - 5 15 120 5 Pelatihan pemanfatan bambu bermanfaat untuk
meningkatkan pengetahuan.
20 40 60 10 - 6 Pelatihan yang dilaksanakan mendukung
kemauan untuk membuka usaha kerajinan dengan memanfaatkan bahan baku bambu.
20 30 40 40 10
7 Pernah mengikuti kursus pemanfatan bambu untuk meningkatkan pendapatan keluarga
- - 20 20 100 8 Apakah kursus tersebut mendukung usaha
membuka usaha sendiri dengan memanfaatkan bahan baku bambu.
- 10 70 40 20
9 Pernah belajar dari orang lain tentang cara pemanfaatan bambu.
5 14 27 50 44 10 Pernah bertanya kepada Pemerintah tentang
cara pengembangan pohon bambu.
- 5 25 35 115 11 Pemerintah Daerah melakukan pelatihan
tentang pemanfaatan bambu untuk berbagai jenis kebutuhan guna peningkatan pendapatam keluarga
- 10 20 45 105
11 pemerintah daerah tentang pengembangan dan pemanfaatan bahan baku bambu, 35 orang (25%) menyatakan tidak pernah, 25 orang (17,86%) menyatakan kadang-kadang, dan hanya 5 orang (3,57%) yang sering bertanya kepada pemerintah daerah. Ketika ditanya keterlibatan pemerintah daerah dalam melakukan pelatihan pemanfaatan bambu, ternyata 105 orang (75%) masyarakat menyatakan pemerintah daerah tidak pernah melakukan pelatihan pemanfaatan bambu untuk berbagai jenis kebutuhan guna peningkatan pendapatan keluarga, 45 orang (32,14%) menyatakan pemerintah daerah pernah melakukan pelatihan sekali, 20 orang (14,29) menyatakan pemerintah daerah pernah melakukan pelatihan sebanyak dua kali, dan 10 orang (7,14%) menyatakan pemerintah daerah pernah melakukan pelatihan sebanyak tiga kali.
5.2. Pemberian Modal Usaha
Dari hasil penelitian tentang jawaban responden terhadap pertanyaan yang berkaitan dengan pemberian modal usaha terlihat pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Jawaban Responden atas pertanyaan yang berkaitan dengan Pemberian Modal Usaha
No Pernyataan Jawaban dari responden
5 4 3 2 1
1 Pemerintah Daerah melakukan sosialisasi bahwa kabupaten Tobasa sebagai penghasil bahan baku yang baik
12 28 30 42 28
2 Pemerintah Daerah memberikan bantuan modal usaha untuk membuka usaha pemanfatan bahan baku bambu.
- 8 16 48 68
3 Pemerintah Daerah bekerjasama dengan Bank yang ada di daerah agar menawarkan kemudahan mendapatkan pinjaman untuk modal usaha pemanfatan bahan baku bambu.
- 5 25 70 40
4 Koperasi memberikan pinjaman lunak untuk modal usaha bagi pengrajin bahan baku bambu.
- - 20 80 40
5 Perusahaan meubel pernah menawarkan kerjasama dengan memberikan bantuan modal usaha bagi pengrajin bambu.
- - 15 100 25
6 Menurut anda modal untuk usaha merupakan penentu keberhasilan dalam melakukan usaha
12 pemanfaatan bahan baku bambu.
7 Melakukan peminjaman untuk modal dalam berusaha pemanfaatan bahan baku bambu.
5 31 48 46 10 Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah
Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa ada sebanyak 12 orang (14,4%) responden yang menyatakan pemerintah daerah sangat sering melakukan sosialisasi bahwa Kabupaten Toba Samosir sebagai penghasil bahan baku bambu yang baik, sedangkan 28 orang (20%) menyatakan sering melakukan sosialisasi, 30 orang (21,43%) menyatakan kadang-kadang, dan 42 orang (30%) yang menyatakan tidak pernah melakukan sosialisasi, serta ada sebanyak 28 orang (20%) yang menyatakan sangat tidak pernah melakukan sosialisasi bahwa Kabupaten Toba Samosir sebagai penghasil bahan baku bambu yang baik.
Berikutnya berkaitan dengan Pemerintah Daerah memberikan bantuan modal usaha untuk membuka usaha pemanfatan bahan baku bambu di Kabupaten Tobasa responden penelitian memberikan jawaban tidak ada (0%) responden yang menyatakan bahwa pemerintah daerah sangat sering memberikan bantuan modal usaha untuk pemanfaatan bahan baku lokal bambu, sedangkan yang menjawab sering ada sebanyak 8 orang (5,7%), dan yang memberikan jawaban kadang-kadang ada sebanyak 16 orang (11,43%), yang menyatakan tidak pernah pemerintah daerah memberikan bantuan modal usaha ada sebanyak 48 orang (34,28%) sedangkan yang menyatakan sangat tidak pernah pemerintah memberikan modal usaha untuk pemanfaatan bahan baku lokal bambu ada sebanyak 68 orang (48,57%).
13 pernah ada sebanyak 70 orang (50%) dan yang menjawab sangat tidak pernah ada sebanyak 40 orang (28,57%).
Berkaitan dengan kooperasi dalam memberikan pinjaman lunak untuk modal usaha, tidak ada responden yang menyatakan sangat sering dan sering, sedangkan yang menyatakan kadang-kadang ada sebanyak 20 orang responden (14,26%), 80 orang (57,14%) menyatakan tidak pernah dan 40 orang (29,57%) responden penelitian menyatakan sangat tidak pernah.
Untuk pertanyaan apakah perusahaan meubel pernah menawarkan kerja sama dengan memberikan bantuan modal usaha untuk pengrajin bambu, tidak ada responden penelitian yang menjawab sangat sering dan sering, namun yang menyatakan kadang-kadang ada sebanyak 15 orang (10,71%), 100 orang (71,43%) menyatakan tidak pernah dan , 25 orang (17,86%) menyatakan sangat tidak pernah.
Berikutnya untuk jawaban responden tentang modal usaha merupakan penentu keberhasilan melakukan usaha pemanfaatan bahan baku lokal bambu, tidak ada responden yang menjawab sangat sering, sedangkan yang menjawab sering ada sebanyak 56 orang (40%), 63 orang (45%) menyatakan kadang-kadang sebagai penentu, dan 21 orang (15%) menyatakan tidak pernah sebagai penentu keberhasilan dalam melakukan usaha pemanfaatan bahan baku lokal bambu.
Selanjutnya, untuk pertanyaan tentang apakah pernah melakukan pinjaman untuk modal usaha dalam pemanfaatan bahan baku lokal, ada sebanyak 5 orang (3,57%) menyatakan sangat sering, 31 orang (22,14%) menyatakan sering, dan 48 orang (34,29%) menyatakan kadang-kadang, 46 orang (32,86%) menyatakan tidak pernah, dan 10 orang (7,14%) menyatakan sangat tidak pernah melakukan pinjaman modal untuk usaha pemanfaatan bahan baku lokal bambu.
5.3. Perekonomian Masyarakat
14 Tabel 4. Jawaban Terhadap Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Peningkatan
Perekonomian Masyarakat
No Pernyataan Jawaban dari responden
5 4 3 2 1
1 Jika Penanaman pohon bambu dikembangkan, maka akan bermanfaat meningkatkan perekonomian masyarakat
25 35 42 27 11
2 Pemerintah Daerah perlu mensosialisasikan bahwa Tobasa sebagai penghasil bambu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan guna peningkatan perekonomian masyarakat.
64 56 20 - -
3 Pemerintah Daerah perlu memberikan perhatian kepada pengrajin bambu untuk melakukan promosi agar penjualan meningkat sehingga dapat meningkatkan perekoniomian masyarakat.
52 58 30 - -
4 Pemerintah Daerah perlu membentuk koperasi yang dapat membantu pemasaran hasil kerajinan bambu agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
68 39 33 - -
5 Pengetahuan pemanfatan bahan bambu perlu diberikan kepada masyarakat melalui pelatihan agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
75 55 10 - -
6 Membuka usaha kerajinan bambu dapat meningkatan pendapatan tambahan keluarga
62 48 30 - -
No Pernyataan Jawaban dari responden
5 4 3 2 1
7 Pemasaran untuk pengembangan usaha kerajinan dengan memanfaatkan bahan baku bambu perlu di dukung pemerintah daerah. agar perekonomian masyarakat semakin meningkat
70 50 20 - -
8 Keterlibatan pemerintah daerah dengan memberikan kursus tentang pemanfaatan bahan baku bambu akan membantu msyarakat membuka usaha kerajinan bambu guna peningkatan pendapatan keluarga
65 50 25 - -
9 Pemerintah daerah perlu memanfaatkan hasil kerajinan bahan baku bambu sebagai promosi akan cinta produk daerah sehingga penjualan meningkat yang pada akhirnya peningkatan perekonomian masyarakat.
15 Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah
16 memberikan kursus tentang pemanfaatan bahan baku bambu akan membantu msyarakat membuka usaha kerajinan bambu guna peningkatan pendapatan keluarga, dan 25 orang (17,86%) masyarakat menyatakan masih ragu-ragu.Jawaban masyarakat sebanyak 134 orang (95,71%) menginginkan pemerintah daerah perlu memanfaatkan hasil kerajinan bahan baku bambu sebagai promosi akan cinta produk daerah sehingga penjualan meningkat yang pada akhirnya peningkatan perekonomian masyarakat, dan hanya 6 orang (4,29%) masyarakat menyatakan ragu-ragu.
Pada tabel berikut ini disajikan Rangkuman dari hasil perhitungan analisis deskriptif dari sub variabel penelitian.
Tabel 5 Rangkuman Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif
X1 X2 X3 Y
N Valid 140 140 140 140
Missing 0 0 0 0
Mean 79.33 44.90 27.24 36.19
Median 80.00 45.00 27.00 37.00
Mode 77a 45 27 37
Std. Deviation 6.490 3.954 3.758 4.422
Variance 42.121 15.630 14.124 19.552
Range 30 17 23 24
Minimum 62 37 12 21
Maximum 92 54 35 45
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
5. 4. Pengujian Persyaratan Analisis
17 model harus linier, dan dilanjutkan dengan uji signifikansi koefisien regresi dan korelasi.
Uji Normalitas.
Untuk menguji normalitas data penelitian digunakan rumus Kolmogrov-Smirnov.
Hipotesis yang diajukan adalah:
Ho: data berasal dari populasi berdistribusi normal Hi: data berasal dari populasi tidak berdistribusi normal
Untuk mengetahui normal tidaknya data penelitian, maka dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Simirnov dengan membandingkan perbedaan nilai terbesar absolut atau nilai tertinggi (Dhitung) dengan nilai Dtabel
D
, dan nilai Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar dari nilai α = 0,05, dengan ketentuan:
hitung ≥ Dtabel
D
Tidak berdistribusi Normal hitung < Dtabel
Rangkuman hasil perhitungan uji normalitas data dari setiap variabel penelitian terlihat pada tabel 7 berikut ini.
Berdistribusi Normal
Tabel 6. Rangkuman Hasil pengujian Normalitas Kolmogrov-Smirnov
X1 X2 X3 Y
N 140 140 140 140
Normal Parametersa,,b
Mean 79.33 44.90 27.24 36.19
Std. Deviation 6.490 3.954 3.758 4.422 Most Extreme
Differences
Absolute .096 .105 .039 .055
Positive .045 .105 .070 .066
Negative -.096 -.082 -.139 -.125 Kolmogorov-Smirnov Z 1.131 1.239 1.648 1.484 Asymp. Sig. (2-tailed) .155 .093 .288 .244 a. Test distribution is Normal.
18
Besar nilai tabel K-S untuk n = 140 pada ∝ = 0,05 sebesar 0,102 dan
∝ = 0,01 sebesar 0,122. Dari tabel terlihat bahwa nilai penyimpangan tertinggi
atau maksimum (Absolute) semua variabel penelitian lebih kecil dari nilai kritis pada tabel dengan ∝ = 0,05, dan semua data variabel penelitian memiliki nilai
Asymp.Sig. > 0.05 sehingga dapat dinyatakan data Informasi tentang pemanfatan
bambu, Pelatihan penggunaan bahan bambu, Pemberian Modal Usaha dan Peningkatan perekonomian masyarakat memiliki distribusi yang normal. sehingga uji persyaratan normalitas terpenuhi.
Uji Linieritas
Untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel eksogenus dengan variabel endogenus bersifat linier atau tidak digunakan uji linieritas dengan uji F. Hipotesis yang diajukan dalam uji linieritas adalah:
Ho; regresi tidak linier Ha: regresi linier
Kriteria pengujian: tolak Ho jika nilai signifikansi Fhitung > 0,05 atau terima Ho jika signifikansi Fhitung
Tabel 7. Rangkuman Uji Linieritas antara Pasangan Variabel Penelitian ≤ 0,05.
No Variabel terikat dengan Variabel bebas
Uji Linieritas
Fh Sig. Status
1 Y dengan X1 1,415 0,110 Linier
2 Y dengan X2 1,183 0,341 Linier
3 Ydengan X3 1,171 0,301 Linier
Dari table dapat dilihat bahwa untuk uji linieritas semua nilai signifikansi Fh > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua bentuk hubungan antar variabel berbentuk linier.
5. 5. Pengujian Hipotesis.
19 pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna, atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks. Jika X1, X2, … , Xi
Y = f (X
adalah variabel-variabel independen dan Y adalah variabel dependen, maka terdapat hubungan fungsional antara X dan Y, di mana variasi dari X akan diiringi pula oleh variasi dari Y. Secara matematika hubungan Variabel penelitian di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:
1, X2, …, Xi
Dimana : Y adalah Perekonomian Masyarakat ,
, e)
X adalah Sektor Informal dan
e adalah variabel residu (disturbance term).
Hasil perhitungan menunjukkan dari variabel Strategi pemanfaatan bahan baku lokal bambu (informasi tentang pemanfatan vahan baku bambu, Pelatihan tentang bahan baku lokal bambu, dan Pemberian modal usaha terhadap Perekonomian masyarakat di Kabupaten Toba Samosir, ditunjukkan model regresi gandanya adalah :
3
Hipotesis penelitian menyatakan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Strategi pemanfaatan bahan baku lokal bambu (informasi tentang pemanfatan bahan baku bambu, Pelatihan tentang vahan bakunbambu, dan Pemberian modal usaha) terhadap Perekonomian masyarakat di Kabupaten Toba Samosir.
Tabel 8. Pehhitungan Koefesien Korelasi Ganda
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .837a .701 .694 2.445
a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1
20 Peningkatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Toba Samosir. Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien korelasi ganda, maka dilakukan dengan uji F. Hasil perhitungan uji F diperoleh nilai Fhitung = 106,103. Bila dilihat nilai signifikansi uji F menunjukkan bahwa nilai siginifikansi Fhitung
Tabel 9. Pehitungan Uji Signifikasi Koefisien Korelasi Ganda dengan Uji F < 0,05, atau 0,00 < 0,05 sehingga dapat dinyatakan koefisien korelasi ganda signifikan. Dengan demikian, Ho ditolak dan Ha diterima, atau terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antata Strategi pemanfaatan bahan baku lokal bambu terhadap Peningkatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Toba Samosir.
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1904.634 3 634.878 106.183 .000a
Residual 813.159 136 5.979
Total 2717.793 139
a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1 b. Dependent Variable: y
Dari hasil pengolahan data diperoleh besar sumbagan pengaruh strategi pemanfaatan bahan baku lokal bambu terhadap peningkatan perekonomian masyarakat ditunjukkan dari koefisien determinasi R2
Pada tabel berikut ditunjukkan pengaruh Informasi Bahan Baku Bambu, Pelatihan penggunaan bahan baku bambu, dan Pemberian Modal Usaha secara sendiri-sendiri terhadap peningkatan perekonomian masyarakat.
21 Tabel 10. Pengaruh Variabel Strategi (Informasi, Pelatihan dan Modal Usaha)
Terhadap Peningkatan Perekonomian Masyarakat
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.915 2.842 .674 .502
Informasi (X1) .107 .041 .156 2.611 .010 Pelatihan (X2) .165 .062 .147 2.671 .008 Modal Usaha (X3) .818 .062 .695 13.215 .000 a. Dependent Variable: Perekonomian Masyarakat (Y)
Bila ditelusuri lebih jauh secara sendiri-sendiri diperoleh :
1). Informasi pemanfaatan bahan baku bambu berpengaruh positif terhadap Peningkatan perekonomian masyarakat, yang ditunjukkan dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,165. Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien jalur tersebut maka dilakukan uji signifikansi dengan uji t. Hasil uji signifikasi dengan menggunakan uji t, menunjukkan ternyata nilai signifikansi uji t < 0,05, atau 0,010 < 0,05 sehingga dapat dinyatakan terdapat pengaruh yang posif dan signifikan Informasi pemanfaatan bahan baku bambu terhadap Peningkatan perekonomian masyarakat.
22 3). Pemberian modal usaha berpengaruh positif terhadap Peningkatan
perekonomian masyarakat, yang ditunjukkan dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,695. Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien jalur tersebut maka dilakukan uji signifikansi dengan uji t. Hasil uji signifikasi
dengan menggunakan uji t, menunjukkan ternyata nilai signifikansi uji t < 0,05, atau 0,000 < 0,05 sehingga dapat dinyatakan terdapat pengaruh
yang posif dan signifikan Pemberian modal usaha terhadap Peningkatan perekonomian masyarakat.
23 menyatakan pemerintah daerah perlu memberikan pelatihan tentang pengetahuan pemanfatan bahan baku bambu kepada masyarakat, sebanyak 82,14% masyarakat menginginkan pemerintah daerah melakukan pembinaan dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan bahan bambu untuk aneka kebutuhan masyarakat dengan memberikan kursus tentang cara-cara berusaha, sehingga membantu msyarakat membuka usaha kerajinan bambu. Harapan masyarakat yang melakukan usaha pengrajin bahan baku bambu ada sekitar 78,57% menyatakan pemerintah daerah perlu memberikan perhatian kepada pengrajin bambu membantu melakukan promosi, Jawaban tresponden sekitar 85,71% menyatakan perlunya keterlibatan pemerintah daerah dalam pemasaran usaha kerajinan bambu. Selain itu, sekitar 76,43% masyarakat menyatakan Pemerintah Daerah perlu membentuk koperasi yang dapat membantu pengrajin bambu. Harapan masyarakat ini sangat perlu diperhatikan pemerintah daerah agar masyarakat berkeinginan membuka usaha pengkrajin bahan baku bambu. Selain itu, sekitar 95,71% masyarakat menginginkan pemerintah daerah perlu memanfaatkan hasil kerajinan bahan baku bambu sebagai promosi akan cinta produk daerah sehingga penjualan meningkat yang pada akhirnya peningkatan perekonomian masyarakat.
24 sama dengan memberikan bantuan modal usaha untuk pengrajin bambu sekitar 89,29% masyarakat menyatakan tidak pernah.
25 saja sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari pihak Lembaga Kredit seperti BRI juga KUD, selain prosedur yang berbelit-belit juga mengakibatkan mereka lebih memilih untuk mencari pinjaman yang mudah didapat yaitu dari penyedia kredit liar (rentenir, ijon, tengkulak dan lembaga kredit tidak resmi). Hal ini hanya akan membantu untuk sementara waktu saja karena pada akhirnya bunga pinjaman yang harus dibayarkan jumlahnya bisa mencekik leher para pedagang kecil yang pendapatannya hanya beberapa saja, mengakibatkan usaha tidak dapat berkembang dan pada akhirnya usahanya menjadi tutup karena ketidakmampuan membayar bunga uang pinjaman yang besar. Untuk itu, pemerintah Kabupaten Toba Samosir perlu melakukan pembinaan terhadap pengrajin bambu dengan menjalin kerja sama dengan bank, maupun koperasi yang ada di Kabupaten Toba Samosir untuk dapat memberikan bantuan pinjaman lunak, dan memberikan masyarakat pelatihan penggunaan vahan baku bambu secara berkesinambungan, serta dilatih untuk membuat proposal bantuan dana yang sudah banyak disediakan oleh pemerintah seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) Pedesaan.
6. Kesimpulan dan Saran-saran
6.1. Kesimpulan
26 penggunaan bahan baku lokal bambu dan Pemberian modal usaha secara simultan terhadap Perekonomian masyarakat di Kabupaten Toba Samosir.
Berdasarkan temuan penelitian, dari ketiga variabel penelitian yaitu Informasi manfaat bahan baku lokal bambu, Pelatihan pemanfaatan bahan baku lokal bambu dan Pemberian modal usaha, diperoleh bahwa yang paling berpengaruh terhadap Perekonomian masyarakat di Kabupaten Toba Samosir adalah variabel Modal usaha, diikuti oleh Informasi tentang pemanfaatan bahan baku lokal bambu dan Pelatihan penggunaan bahan baku lokal bambu.
6.2. Saran-saran
Informasi manfaat tanaman bambu harus terus digalakkan baik melalui buku/brosur/majalah/koran/radio dan sebagainya sehingga tanaman bambu yang banyak terdapat di Kabupaten Toba Samosir bisa diandalkan menjadi produk unggulan dengan berbagai bentuk dan komoditi.
Untuk lebih memotivasi masyarakat dalam menggalakkan pemanfaatan bahan baku lokal bambu, maka masyarakat perlu diberikan pelatihan pemanfaatan bahan baku bambu secara ajek dan periodik sehingga masyarakat lebih termotivasi untuk menjadikan bahan baku bambu sebagai sumber perekonomiannya. Selain itu, pemerintah daerah perlu memfasilitasi masyarakat pengrajin bambu untuk melakukan studi banding ke daerah lain yang telah berhasil dalam memanfaatkan bahan baku lokal bambu.
Pemerintah daerah perlu memberikan modal bantuan usaha baik dalam bentuk pinjaman lunak, kredit bergilir dan kredit lainnya serta menjalin kerja sama yang baik dengan bank yang ada di Kabupaten Toba Samosir sehingga proses pemberian kredit lancar dan cepat, transparan serta terjamin.
27
Daftar Pustaka
Batu Bara, Ridwanti. 2002. Pemanfaatan Bambu Di Indonesia. Medan : Penerbit : Fakultas Kedokteran USU.
Berlian VA, Nur dan Rahayu Estu. 1996. Jenis dan Prospek Bisnis Bambu.
Penerbit : Penebar Swadaya.
Duryatmo, Sardhi. 2000. Wirausaha Kerajinan Bambu. Jakarta : Penerbit Puspa Swara.
Krisdiayanto, Ginuk Sumarni. Dan Agus Ismanto. 2006. Sari Hasil Penelitian Bambu. Jakarta : Departemen Kehutanan
Nugroho, N. & N. Ando. 2001. Development of structural composite products made from bamboo II: fundamental properties of laminated bamboo lumber. Journal of Wood Science 47(3):237-242.
Prabowo, E. 1994. Bambu Untuk Kehidupan Masa Kini : Sebuah Pendekatan
Multi Media. Yayasan Bambu Lingkungan Lestari. Ubud.
Siahaan, Bisuk. 2005. Batak Toba : Kehidupan Di Balik Tembok Bambu. Penerbit : Kempala Foundation.
Smith G. 2002. Bamboo Style. Publisher PO Box 668 Layton. Utah. First Edition. Goldberg GB.
Sumarna, A. Bamboo. Edisi Pertama. Jakarta : Angkasa Publisher.
Suryokusumo, S. & N. Nugroho. 1994. Pemanfaatan Bambu Sebagai Bahan
Bangunan. Strategi Penelitian Bambu Indonesia. Yayasan Bambu