• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Penggunaan Foam Agent Dalam Pembuatan Bata Beton Ringan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Penggunaan Foam Agent Dalam Pembuatan Bata Beton Ringan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Dengan semakin pesatnya pertumbuhan pengetahuan dan teknologi di bidang konstruksi yang mendorong kita lebih memperhatikan standar mutu serta produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah pembangunan konstruksi dengan lebih berkualitas. Diperlukan suatu bahan bangunan yang memiliki keunggulan yang lebih baik dibandingkan bahan bangunan yang sudah ada selama ini. Selain itu bahan tersebut harus memiliki beberapa keuntungan seperti bentuk yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan, spesifikasi teknis, dan daya tahan yang kuat, kecepatan pelaksanaan konstruksi serta ramah lingkungan.

Beton merupakan material struktur yang sudah sangat dikenal dan telah digunakan secara luas oleh manusia dalam membuat struktur bangunan. Sudah hampir sebagian besar gedung - gedung dan sarana infrastruktur menggunakan beton sebagai dasar dari bangunan tersebut.

Menurut (Abdullah dan Yudith, 2008) berdasarkan beratnya, beton diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu :

1. Normal-weight concrete yaitu beton dengan massa jenis sekitar 2400 kg/m3

2. Light-weight concrete yaitu beton dengan massa jenis sekitar 1800 kg/m3.

(2)

Aplikasi penggunaan normal-weight concrete biasanya sebagai bahan bangunan rumah atau gedung. Light-weight concrete umumnya digunakan sebagai dinding ataupun atap bangunan gedung. Heavy-weight concrete biasanya

dipergunakan untuk pembangunan struktur bangunan tinggi, jembatan atau flyover.

Berdasarkan cara memproduksinya, Menurut (Tiurma Simbolon , 2009) ada beberapa cara untuk memproduksi beton ringan tetapi semuanya hanya bergantung pada rongga udara dalam agregat atau pembuatan rongga udara dalam beton. Berikut adalah beberapa cara pembuatan beton ringan.

1. Beton ringan dengan batuan berongga atau agregat ringan yang digunakan sebagai pengganti agregat kasar. Berdasarkan tingkat kepadatan dan kekuatan beton yang dihasilkan dan berdasarkan jenis agregat ringan yang dipakai, beton ringan dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu :

a. Beton insulasi (insulating concrete)

Beton ringan dengan massa jenis berkisar 300 – 800 kg/m3 berkekuatan tekan berkisar 0,6 – 6,89 Mpa.

b. Beton ringan dengan kekuatan sedang (Moderate Strength Concrete) Beton ringan dengan massa jenis berkisar 800 – 1440 kg/m3 dengan kuat tekan berkisar 6,89 – 17,24 Mpa.

c. Beton Struktural (Struktural Concrete)

(3)

2. Beton ringan tanpa pasir (No fines concrete)

Beton ini tidak menggunakan pasir sehingga mempunyai jumlah pori-pori yang banyak. Beton ini mempunyai massa jenis berkisar 880 – 1200 kg/m3 dengan kuat tekan berkisar 7 – 14 Mpa yang dipengaruhi oleh berat isi dan kadar semen.

3. Beton ringan yang diperoleh dengan memasukkan udara ke dalam beton atau mortar (beton aerasi) atau Aerated Lightweight Concrete (ALC).

Beton ini mempunyai massa jenis berkisar 200 – 1440 kg/m3 dan biasanya digunakan untuk keperluan insulasi. Dengan menambahkan foaming agent

maka volume adukan beton akan mengembang secara otomatis sehingga lebih ekonomis.

Adapun material penyusun yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan bata beton ringan adalah sebagai berikut :

a. Semen Portland

Menurut (Paul Nugraha dan Antoni , 2007) semen Portland adalah material yang mengandung paling tidak 75 % kalsium silikat, dan sisanya tidak kurang dari 5 % Aluminium silikat, Aluminium feri silikat dan Magnesium Oksida. Untuk keperluan pembuatan campuran beton, semen harus memenuhi syarat - syarat sesuai dengan standar Normalisasi Indonesia (NI)-8 sebagai berikut 1. Waktu pengikatan awal untuk semen tidak boleh kurang dari satu jam

2. Pengikatan awal semen normal 60 - 120 menit

3. Air yang digunakan memenuhi syarat air minum, yaitu bersih dari zat organis yang dapat mempengaruhi ikatan awal

(4)

Nama Kimia Rumus Kimia Singkatan % berat

Tricalcium silikate 3CaO.SiO2 C3S 50

Dicalcium silikate 2CaO.SiO2 C2S 25

Tricalcium Aluminate 3CaO.Al2O3 C3A 12

Tetracalcium Alumminoferrite 4CaO.Al2O3.Fe2O3 C4AF 8

Gysum CaSO4.H2O CSH2 3

Pada tabel 1.1 ditunjukkan komposisi kimia komponen yang ada di dalam semen portland.

Tabel 1.1 Komposisi Utama Semen Portland (Paul Nugraha, Antoni ,2007)

Semen Portland (PC) umum pada berbagai tipe (yang memenuhi spesifikasi standar ASTM C 150) dapat digunakan untuk memperoleh campuran beton dengan kekuatan tekan sampai dengan 50 Mpa.

b. Pasir

Pasir yang digunakan dalam pembuatan beton ringan adalah pasir yang lolos ayakan yang diameternya lebih kecil dari 5 mm. Fungsi pasir disini adalah mencegah keretakan pada beton bila sudah mengering. Namun jika jumlahnya terlalu banyak maka akan mengakibatkan terjadinya perapuhan setelah kering, karena pasir tidak bersifat merekat tetapi hanya sebagai pengisi. Pasir yang baik adalah berasal dari sungai dan tidak mengandung tanah lempung karena dapat mengakibatkan retak-retak.

c. Air

(5)

Air yang mengandung senyawa - senyawa yang berbahaya, yang tercemar garam, minyak gula, atau bahan kimia lainnya, bila dipakai dalam campuran beton akan menurunkan kualitas beton bahkan dapat mengubah sifat - sifat beton yang dihasilkan.

d. Foaming Agent

Foam agent adalah suatu larutan pekat dari bahan surfaktan, dimana apabila hendak digunakan harus dilarutkan dengan air. Salah satu bahan yang mengandung surfaktan adalah Detergent (CH3(CH2)15OSO3-Na+).

Foaming Agent saat dicampurkan dengan kalsium hidroksida yang terdapat pada pasir dan air akan bereaksi sehingga membentuk hidrogen. Gas hidrogen ini membentuk gelembung-gelembung udara di dalam campuran beton tadi. Gelembung-gelembung udara ini menjadikan volumenya menjadi dua kali lebih besar dari volume semula. Di akhir proses pembusaan, hidrogen akan

terlepas ke atmosfir dan langsung digantikan oleh udara. Rongga-rongga tersebutlah yang membuat bata beton menjadi ringan. Menurut ASTM C 796 – 87 a,Table 1, Foaming Agents for Usse in Producing Cellular Concrete Using

Preformed Foam , banyaknya foaming agent yang digunakan dalam suatu percobaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

• Wuf adalah massa jenis foaming agent (kg/ m3). Wuf biasanya berkisar antara

32 sampai 64 kg/m3.

• Vfa adalah volume foaming agent yang diperlukan (m3). Biasanya Vair : Vfa

(6)

Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi

memisahkan atau membentuk ruangan. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding struktural (bearing wall), dan ada yang berupa dinding pengisi/partisi (tidak menahan beban). Salah satu jenis dinding adalah dinding batu buatan yang terbuat dari bata beton atau batako.

Menurut SNI 03-0349-1989, bata beton adalah suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata yang dibuat dari bahan utama semen portland, air dan agregat, dan atau tanpa bahan tambahan lainnya (additive), yang dipergunakan untuk pasangan dinding. Bata beton dibedakan menjadi bata beton pejal dan bata beton berlubang. Bata beton pejal adalah bata yang memiliki penampang pejal 75% atau lebih dari luas penampang seluruhnya dan memiliki volume pejal lebih dari 75% volume seluruhnya. Bata beton berlobang adalah bata yang memiliki luas penampang lubang lebih dari 25% luas penampang batanya dan volume lubang lebih dari 25% volume bata seluruhnya.

Mutu bata beton sangat dipengaruhi oleh komposisi dari penyusun - penyusunnya disamping itu dipengaruhi oleh cara pembuatannya yaitu melalui proses manual (cetak tangan) dan proses mesin. Perbedaan dari proses pembuatan ini dapat dilihat dari kepadatan permukaannya. Bata beton terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran. Istilah bata beton berhubungan dengan bentuk persegi panjang yang digunakan untuk dinding beton.

(7)

I.2 Permasalahan

Dinding merupakan suatu komponen bangunan yang menjadi beban mati terhadap balok dan kolom. Salah satu material penyusun dinding adalah bata, yang memberikan beban terbesar pada balok dan kolom. Permasalahan yang akan diuji pada penelitian ini adalah bagaimana mengurangi densitas bata konvensional dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan dari beton ringan agar dapat

diaplikasikan dan dimanfaatkan sebagai bata beton ringan. Beberapa masalah yang akan dibahas pada penelitian ini antara lain :

1. Mechanical Properties dari beton ringan dengan berbagai komposisi campuran dengan memakai bahan tambahan foaming agent, yaitu kuat tekan pada beton ringan.

2. Mechanical Properties dari komposisi beton ringan yang diaplikasikan dalam pembuatan bata beton ringan yaitu kuat tekan.

I.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendapatkan fisik dan mekanik properties dari beton ringan dengan berbagai variasi komposisi bahan penyusun beton ringan tersebut.

2. Pengaruh penambahan accelerator admixture terhadap karakteristik beton ringan.

3. Optimasi komposisi mix design yang terbaik.

4. Penerapan beton ringan sebagai bata beton ringan.

(8)

Perbandingan

Jenis Benda Uji Banyak Sampel Semen Pasir W/C ratio

1 0,5 0.55 kubus 5

1 0,7 0.55 kubus 5

1 0,9 0,55 kubus 5

I.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dihasilkannya bata beton ringan varian baru yang memiliki keuntungan yang lebih dari bata beton konvensional dari penerapan teknologi beton ringan.

I.5 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini ada beberapa lingkup masalah yang dibatasi , yaitu karakteristik bahan yang digunakan sebagai benda uji adalah sebagai berikut :

a. K beton ringan = 25 kg/cm2 b. Material yang digunakan :

1. Semen Tipe I ( Semen Biasa) 2. Pasir

3. Foaming Agent

4. SikaSet Accelator dari Sika c. W/C ratio = 0,55

d. Kubus ukuran 15x15x15 cm dan bata beton ringan ukuran 35x20x10 cm e. Analisa biaya produksi hanya sebatas standar laboratorium saja

f. Variasi Benda Uji terlihat pada tabel 1.2 berikut : Tabel 1.2 Perencanaan Komposisi Beton Ringan

(9)

Perbandingan Jumlah aditif

2. Pengaruh Penggunaan Accelerator Admixture yaitu SikaSet Accelerator pada beton ringan, tanpa perawatan. Dengan menggunakan sikaset accelerator, kuat tekan maksimum dapat diacapai sebelum umur kubus beton 28 hari.

Foaming agent yang digunakan 1 : 25 ml air.

Total benda uji : kubus sebanyak 30 (tiga puluh) buah.

3. Bata beton ringan dengan komposisi yang diperoleh dari hasil pengujian kuat tekan kubus beton ringan sebanyak 10 buah.

I.6 Mekanisme Pengujian Benda Uji

1. Pengujian mekanika properties material di Lab. Rekayasa Teknik Sipil USU 2. Pembuatan kubus beton ringan di Laboratorium Universitas Sumatera Utara 3. Pengujian kubus beton ringan di Laboratorium Rekayasa Teknik Sipil

Universitas Sumatera Utara untuk pengujian : a. Kuat tekan kubus beton ringan.

b. Absorpsi kubus beton ringan.

4. Pembuatan bata beton ringan di Laboratorium Universitas Sumatera Utara 5. Pengujian bata beton ringan di Laboratorium Universitas Sumatera Utara untuk

pengujian :

(10)

I.7 Sistematika Penulisan

Sistematika Pembahasan ini bertujuan untuk memberikan gambaran

secara garis besar isi setiap bab yang akan dibahas pada tugas akhir ini adalah

sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, batasan masalah, mekanisme pengujian benda uji dan

sistematika penulisan dari tugas akhir ini.

BAB II. STUDI PUSTAKA

Bab ini berisi uraian tentang material penyusun beton ringan dan bata beton

ringan. Jenis beton ringan, cara pembuatan beton ringan dan bata beton ringan

serta kualitas bata berdasarkan SNI 03-0349-1989.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang persiapan penelitian mencakup peralatan,

langkah pengujian menurut SNI 03-0349-1989

BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi hasil pengujian benda uji dalam penelitian meliputi hasil

pengujian sifat fisik dan mekanik beton ringan dan bata beton ringan (kuat tekan,

penyerapan air).

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari seluruh proses

kegiatan tugas akhir ini,serta saran untuk pengembangan penelitian dengan

mengacu pada pengaruh penambahan foaming agent pada campuran material

Gambar

Tabel 1.1 Komposisi Utama Semen Portland (Paul Nugraha, Antoni ,2007)

Referensi

Dokumen terkait

Sama seperti strategi untuk unit bisnis I yaitu melakukan diferensiasi untuk meningkat- kan kualitas produk serta menyeleksi dan memilih pemasok susu yang berkualitas

Tingginya persentase human error di kereta api Indonesia juga dialami oleh negara Asia lain, salah satunya adalah Korea yang memiliki persentase kecelakaan kereta api

Warna enamel  dipengaruhi : — Perkembangan gigi atau — Ekstrinsik stains — Penggunaan antibotik — Fluoride  yg berlebihan — Warna enamel  jg dpt menunjukkan

Dari data kelembaban udara yang didapatkan saat penelitian, dapat dilihat pada tabel 1 , terdapat 3 data kelembaban udara yang melebihi kelembaban udara ideal, hal ini

Sementara itu di masa kepemimpinan Presiden SBY (2004-2009), dalam kondisi tekanan internasional tidak begitu kuat, maka peluang SBY-JK untuk melakukan inisiatif yang

penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyalurkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata (Aditama, 2006). Tanggung jawab apoteker rumah sakit adalah: 1)

Maka dengan adanya kasus tersebut penulis tertarik untuk meneliti tradisi penarikan kembali harta seserahan pasca perceraian yang terjadi di Kelurahan Titian Antui Kecamatan

Penelitian dengan menggunakan strategi pemetaan pikiran untuk meningkatkan kemampuan berbicara ini dinyatakan berhasil jika: (1) keterlaksanaan pembelajaran yang