• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks Harga Saham Gabungan. doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " Indeks Harga Saham Gabungan. doc"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut

juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah satu indeks

pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu Bursa Efek

Jakarta (BEJ)). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ, Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham

biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan IHSG

adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai

Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks yang mengukur harga

saham yang dijual di bursa. Secara garis besar merupakan suatu alat ukur/indikator dari

pergerakkan harga-harga saham yang ditransaksikan di suatu bursa efek dalam kurun

waktu tertentu. Bagi investor, IHSG dapat dijadikan suatu pedoman dalam mengambil

keputusan berinvestasi namun ini tidak mutlak harus diikuti karena dalam memutuskan

untuk membeli atau menjual saham hendaknya berdasarkan informasi yang tepat dan

matang, tingkat pertumbuhan yang diharapkan dan jangka waktu yang ditetapkan.

IHSG merupakan salah satu indikator penting bagi perekonomian suatu Negara.

Naik turunnya IHSG menunjukkan naik turunnya minat investasi, khususnya yang

(2)

investasi di lantai bursa memang lebih genuine dalam mengukur minat publik dalam

berinvestasi. IHSG bisa menunjukkan kemampuan lingkungan ekonomi dalam menarik

minat investor. Secara sederhana naiknya IHSG menggambarkan bahwa lingkungan

ekonomi tampak semakin menarik bagi investor.

I. Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX))

merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ)

dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi,

Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar

saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. [1] Bursa

hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.[2][3]

BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading

System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan

sebelumnya.[4] Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan

dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang disediakan OMX.

Bursa Efek Indonesia berpusat di Kawasan Niaga Sudirman, Jl. Jend. Sudirman

(3)

Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara

terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik.

Indeks-indeks tersebut adalah sebagai berikut :

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan

Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa

Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu

atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar

pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham Perusahaan Tercatat

tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara

kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham

Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran

pergerakan IHSG.

2. Indeks Sektoral

Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam

masing-masing sektor. Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di BEI yaitu sektor

Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi,

(4)

3. Indeks LQ45

Indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih

berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan

kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan

setiap 6 bulan.

4. Jakarta Islmic Index (JII)

Indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang

masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh

Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.

5. Indeks Kompas100

Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih

berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan

kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan

setiap 6 bulan.

6. Indeks BISNIS-27

Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia

meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks

(5)

kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan Akuntabilitas dan

tata kelola perusahaan.

7. Indeks PEFINDO25

Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO

meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25.

Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi

pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small

Medium Enterprises / SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan

Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti:

Total Aset, tingkat pengembalian modal (Return on Equity / ROE) dan opini

akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor

likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.

8. Indeks SRI-KEHATI

Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan

Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah kependekan

dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini diharapkan memberi

tambahan informasi kepada investor yang ingin berinvestasi pada

emiten-emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha

berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan

(6)

saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan

kriteri-kriteria seperti: Total Aset, Price Earning Ratio (PER) dan Free Float.

9. Indeks Papan Utama

Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam Papan

Utama.

10. Indeks Papan Pengembangan

Mengguanakn saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam Papan

Pengembangan.

11. Indeks Individual

Indeks harga saham masing-masing Perusahaan Tercatat.

II. Metode Perhitungan IHSG

Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar dari total saham yang tercatat

pada tanggal 10 Agustus1982. Jumlah Nilai Pasar adalah total perkalian setiap

saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program

restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut. Formula

(7)

dimana p adalah Harga Penutupan di Pasar Reguler,x adalah Jumlah Saham,

dan d adalah Nilai Dasar.

Perhitungan Indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa

yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan disesuaikan

secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain yang

tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada

tambahan emiten baru, HMETD (right issue) partial/ company listing, waran

dan obligasi konversi demikian juga delisting. Dalam hal terjadi stock split,

dividen saham atau saham bonus, Nilai Dasar tidak disesuaikan karena Nilai

Pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang digunakan dalam menghitung IHSG

adalah harga saham di pasar reguler yang didasarkan pada harga yang terjadi

berdasarkan sistem lelang.[1]

Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan perdagangan

(8)

dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam beberapa menit, hal ini dapat

dilakukan setelah sistem perdagangan otomasi diimplementasikan dengan baik.

III. Komponen IHSG

Inilah komponen-komponen yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia. Ada 9

sektor yang mencantumi komponen-komponennya, antara lain pertanian,

pertambangan, industri dasar, aneka industri, industrei barang konsumsi,

property, infrastruktur, keuangan dan perdagangan, dan lain-lain. Semua emiten

yang tercatat di BEI juga tercatat tergantung dengan tipe usahanya dan

likuidasinya sendiri. A. Pertanian

1. Tanaman Pangan

2. BISI International Tbk 3. Perkebunan

4. Astra Agro Lestari Tbk

5. Gozco Plantations Tbk

6. PP London Sumatra Tbk

7. Sampoerna Agro Tbk 8. SMART Tbk

9. Tunas Baru Lampung Tbk

16. Dharma Samudera Fishing International Tbk 17. Inti Agri Resources Tbk

18. Lainnya

19. Bumi Teknoultra Unggul Tbk

20.

21.

B. Pertambangan

1. Pertambangan Batu Bara 2. Adaro Energy Tbk 3. ATPK Resources Tbk

(9)

6. Indo Tambangraya

9. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk

10. Petrosea Tbk

11. Pertambangan Minyak dan Gas

12. Apexindo Pratama Duta Tbk

13. Elnusa Tbk

14. Energi Mega Persada Tbk

20. International Nickel Ind. Tbk

21. Timah Tbk

22. Pertambangan Batu-batuan 23. Central Korporindo Int'l Tbk

24. Citatah Industri Marmer Tbk

25. Mitra Investindo Tbk 26.

27.

C. Industri Dasar & Kimia

1. Semen

2. Indocement Tunggal Prakasa Tbk

3. Holcim Indonesia Tbk

4. Semen Gresik

(Persero) Tbk

5. Keramik, Perselen, dan Kaca 6. Asahimas Flat Glass Tbk

7. Arwana Citramulia Tbk

8. Intikeramik Alamasri Inds. Tbk

9. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

10. Mulia Industrindo Tbk

11. Surya Toto Indonesia Tbk

12. Logam dan Sejenisnya

13. Alumindo Light Metal Inds. Tbk

14. Betonjaya Manunggal Tbk

15. Citra Tubindo Tbk 16. Indal Aluminium Industry Tbk

(10)

18. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk

19. Jaya Pari Steel Tbk 20. Lion Metal Works

25. Budi Acid Jaya Tbk

26. Duta Pertiwi

31. Indo Acidatama Tbk 32. Tri Polyta Indonesia Tbk

33. Unggul Indah Cahaya Tbk

34. Plastik dan Kemasan

35. Aneka Kemasindo Utama Tbk

36. Argha Karya Prima Inds. Tbk

37. Asiaplast Industries Tbk

38. Berlina Tbk 39. Dynaplast Tbk

40. Titan Kimia

Nusantara Tbk

41. Kageo Igar Jaya Tbk 42. Leyand International Tbk

43. Sekawan Intipratama Tbk

44. Siwani Makmur Tbk 45. Tunas Alfin Tbk. (A) 46. Tunas Alfin Tbk. (B) 47. Trias Sentosa Tbk 48. Yanaprima Hastapersada Tbk 49. Pakan Ternak

50. Charoen Pokphand Indonesia Tbk

51. Japfa Tbk

52. Malindo Feedmill Tbk

53. Sierad Produce Tbk 54. Kayu dan Pengolahannya

55. Barito Pacific Tbk 56. Daya Sakti Unggul Tbk

57. Sumalindo Lestari Jaya Tbk

58. Tirta Mahakam Resources Tbk

59. Pulp dan Kertas

60. Fajar Surya Wisesa Tbk

61. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

(11)

64. Surabaya Agung

1. Otomotif dan Komponennya 2. Astra International Tbk

3. Astra Otoparts Tbk 4. Indo Kordsa Tbk 5. Goodyear Indonesia Tbk

6. Gajah Tunggal Tbk 7. Indomobil Sukses Int'l Tbk

8. Indospring Tbk

9. Multi Prima

Sejahtera Tbk

10. Multistrada Arah Sarana Tbk

11. Nipress Tbk

12. Prima Alloy Steel Tbk 13. Selamat Sempurna Tbk

14. Allbond Makmur Usaha Tbk

15. Sugi Samapersada Tbk

16. Tekstil dan Garmen

17. Polychem Indonesia Tbk

18. Argo Pantes Tbk 19. Saham Seri B (Centex) Tbk

20. Centex (Preferen) Tbk

21. Delta Dunia

Petroindo Tbk

22. Eratex Djaja Tbk 23. Ever Shine Textile Inds. Tbk

24. Panasia Indosyntec Tbk

25. Indorama Syntetics Tbk

26. Karwell Indonesia Tbk

27. Hanson International Tbk

28. Saham Seri B Hanson Int'l Tbk

29. Apac Citra Centertex Tbk

30. Panasia Filament Inti Tbk

31. Pan Brothers Tex Tbk 32. Polysindo Eka Perkasa Tbk

33. Roda Vivatex Tbk

(12)

35. Sunson Textile Manufacture Tbk

36. Teijin Indonesia Fiber Tbk 42. Sepatu Bata Tbk

43. Surya Intrindo Makmur Tbk

44. Kabel

45. KMI Wire and Cable Tbk

46. Jembo Cable

Company Tbk

47. Kabelindo Murni Tbk 48. Supreme Cable 49. ManufacturingComp any Tbk

50. Sumi Indo Kabel Tbk 51. Voksel Electric Tbk 52. Elektronika

53. Sat Nusapersada Tbk 54. Lainnya

55. Ratu Prabu Energi Tbk

56. Asia Natural

Resources Tbk

57. First Media Tbk 58. Myoh Technology Tbk

59.

60.

E. Industri Barang Konsumsi

1. Makanan dan Minuman

61. Ades Waters

Indonesia Tbk

62. Aqua Golden

Mississippi Tbk

63. Cahaya Kalbar Tbk 64. Davomas Abadi Tbk 65. Delta Djakarta Tbk 66. Indofood Sukses Makmur Tbk

67. Mayora Indah Tbk 68. Multi Bintang Indonesia Tbk

69. Prasidha Aneka Niaga Tbk

70. Sekar Bumi Tbk 71. Sekar Laut Tbk 72. Siantar Top Tbk

73. Tiga Pilar

Sejahtera Tbk

74. Ultra Jaya Milk Tbk 2. Rokok

75. BAT Indonesia Tbk 76. Bentoel International Tbk

77. Gudang Garam Tbk 78. H M Sampoerna Tbk 3. Farmasi

(13)

79.

80.

IV. Faktor Naik Turunnya IHSG

81. Naik turunnya IHSG sangat dipengaruhi oleh harga saham. Kenaikan

atau penurunan tajam harga satu saham memang berpengaruh terhadap

pergerakan IHSG. Namun seberapa besar kenaikan itu mempengaruhi IHSG

tergantung pada bobot saham tersebut.Kenaikan atau penurunan IHSG sangat

bergantung pada pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar. Berangkat dari

sinilah kemudian muncul beberapa saham yang disebut-sebut sebagai motor

penggerak IHSG. Sebut saja saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Saham ini memiliki saham tercatat mencapai 20,159 miliar saham. Dengan

harga saat ini sebesar Rp 8.700, maka kapitalisasi pasar TLKM mencapai Rp

175,383 triliun. Nilai itu mencapai 10% dari total nilai kapitalisasi pasar seluruh

saham di BEI yang masuk dalam penghitungan IHSG. Kapitalisasi pasar BEI saat

ini sekitar Rp 1.700 triliun. Dengan kapitalisasi pasar sebesar itu, kenaikan atau

penurunan harga sebesar Rp 50 poin saja akan memberikan pengaruh pada

level IHSG.Saham TLKM memang tercatat sebagai saham dengan kapitalisasi

terbesar di BEI. Lain halnya dengan saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR).

Saham BNBR yang tercatat di BEI mencapai 93,721 miliar saham, jauh lebih

besar dari TLKM. Akan tetapi, harga saham BNBR saat ini sebesar Rp 127 yang

(14)

tidak sampai 1% dari kapitalisasi pasar BEI. Jadi, meskipun BNBR mengalami

kenaikan harga atau penurunan harga sebesar 35% pun tidak akan memberi

pengaruh besar terhadap perubahan level IHSG. Lain halnya jkalau suatu saat

harga saham BNBR mencapai Rp 5.000, dapat dipastikan kenaikan atau

penurunan tipis harga saham BNBR akan memberi pengaruh besar pada level

IHSG.

82. Oleh sebab itu, jika level IHSG naik tajam, dapat dipastikan hal itu

didorong oleh kenaikan harga-harga saham berkapitalisasi besar atau yang lebih

dikenal sebagai Big Cap. Jadi wajar saja, kalau saham TLKM naik tajam, level

IHSG pun akan terkerek naik secara tajam pula. Kelemahan penghitungan ini

adalah karena rumus ini memasukkan saham-saham yang kurang aktif

diperdagangkan serta memasukkan faktor bobot atau jumlah saham secara

keseluruhan dalam penghitungannya. Contohnya, saham TLKM hanya

ditransaksikan sebanyak 1 lot dan mengalami kenaikan sebesar Rp 300 hari ini.

Kapitalisasi pasar yang terbentuk mewakili seluruh 20,159 miliar saham TLKM.

Jadi level IHSG sudah pasti akan terangkat. Dan metode ini ikut memasukkan

saham-saham yang kurang aktif diperdagangkan, malah terkadang tergolong

saham tidur. Ini akan memangkas representasi pasar IHSG secara riil, karena

saham-saham yang tidak ditransaksikan ikut dimasukkan dalam

penghitungannya.

83.

(15)

V. Efek Redenominasi pada IHSG

85. Redenominasi adalah penyederhanaan atau pengurangan nominal mata

uang Rupiah tanpa memotong nilai tukar mata uang itu sendiri. Biasanya

dilakukan pengurangan beberapa angka nol. Misalnya kalau dihilangkan 3 angka

nol. Uang Rp 1.000 menjadi Rp 1, Rp 10.000 menjadi Rp 10, Rp 50.000 menjadi

Rp 50. Misalnya Anda memiliki uang 5 juta rupiah. Saat ini uang tersebut bisa

digunakan untuk membeli smartphone Blackberry keluaran terbaru. Bila tejadi

redenominasi, uang Anda menjadi 5000 rupiah. Tapi uang 5000 rupiah tersebut

bisa tetap dibelikan Blackberry keluaran terbaru, karena harga ponsel tersebut

juga menjadi Rp 5000. Secara umum dapat dikatakan bahwa kekayaan Anda

tetap.

86. Karena hanya berupa perubahan pencatatan, maka tidak akan ada efek

pada transaksi saham di IHSG. Misalnya saham ANTM menjadi 2 rupiah dari

sebelumnya 2000 rupiah. Yang agak merepotkan adalah saham murahan seperti

BNBR, harga gocap. Solusinya kemungkinan adalah reverse stock, dan

penggunaan nominal beberapa angka di belakang angka (sen rupiah). Ini dari

segi teknis. Kalau dari segi yang lain, misalnya masyarakat tidak siap, bisa jadi

terjadi rush, atau gejolak ekonomi, tergantung dari sosialisasi BI. 87.

88.

VI. IHSG di Tahun 2010

89. Pada hari terakhir perdagangan saham Kamis (30 Desember 2010) IHSG

ditutup naik 4.20 poin (0,12%) ke level 3.703,51. Pada akhir tahun 2010

perdagangan IHSG cenderung lambat dan harapan investor akan window

(16)

2010 merupakan bursa terbaik di Asia Pasifik, dengan kenaikan 46,13% dari

awal tahun.

90. Sepanjang 2010, IHSG pernah menyentuh level terendah di 2.475,57

pada tanggal 8 Februari lalu. Sedangkan level tertinggi terjadi pada tanggal 9

Desember di level 3,786.10. Sedangkan IHSG pertama kali melewati level 3.000

terjadi pada Jul 21 di level 3.013,40 meskipun setelah itu sempat kembali ke

level 3.000.

91. Di tahun 2010 ada 23 emiten baru yang tercatat di BEI. Rata-rata

transaksi harian mencapai Rp4,8 triliun pada 2010. Nilai kapitalisasi pasar pun

naik 60,63% dari akhir Desember 2009 Rp2.019 triliun menjadi Rp3.243 triliun

pada akhir Desember 2010. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun naik

46,13% menjadi 3.703.512 pada penutupan perdagangan saham Kamis (30/12).

92.

93.

VII. Prospek IHSG di tahun 2011

94. Banyak analis yang optimis kalau IHSG akan bergerak lebih tinggi lagi di

tahun 2011. Mereka memperkirakan IHSG bisa mencapai level 4500-5500.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa mendorong IHSG lebih tinggi lagi:

1. Tahun 2010 ekonomi tumbuh 5,9%, sejalan dengan target pertumbuhan

2010 sebesar 5,8%. Pemerintah sendiri optimis di tahun 2011 diperkirakan

pertumbuhan mencapai 6,3%. Pertumbuhan yang tinggi didorong oleh

ekspor terutama migas dan komoditas, konsumsi dalam negeri yang tinggi,

(17)

2. Indonesia tinggal selangkah lagi menuju level investment grade. Di bulan

Oktober, lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor's (S&P)

menaikkan sovereign outlook Indonesia dari 'stabil' ke 'positif'. Indonesia

pun kini tinggal selangkah lagi menuju 'Investment Grade'. Kenaikan outlook

Indonesia itu terjadi setelah lembaga pemeringkat lainnya, Moody's jga

menaikkan sovereign rating Indonesia dari 'Ba3' menjadi 'Ba2'. Diharapkan

di tahun 2011, peringkat Indonesia akan lebih baik lagi, sehingga dana asing

lebih banyak yang meluncur ke Indonesia.

95. Walaupun sepertinya nasib perekonomian Indonesia akan lebih baik lagi

tahun depan, kita harus tetap waspada karena ada banyak tantangan yang akan

dihadapi Indonesia:

1. Inflasi. Diperkirakan inflasi tahun 2011 akan lebih tinggi dari 2010. Hal ini

dipicu kenaikan harga komoditas seperti harga pangan. Bila rencana

pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi jadi dilaksanakan hal tersebut

juga bisa mendorong inflasi lebih tinggi lagi. Inflasi tinggi akan membebani

keuangan perusahaan.

2. Jangan lupakan krisis finansial dunia yang masih belum tuntas. Krisis utang

Eropa mungkin masih bisa membesar, dan merebak ke negara seperti

Portugal. Ekonomi Amerika juga masih loyo. Defisit anggaran semakin besar

dan pengangguran masih tinggi. Hal ini bisa menjadi bom waktu bagi

(18)

3. Tahun ini ekonomi dunia diprediksi cuma tumbuh 3%, sedangkan 2010

pertumbuhan 3,7%, penyebabnya Cina mengerem pertumbuhan. Hal ini

mungkin menekan permintaan komoditas, termasuk dari Indonesia.

4. Penggerak IHSG selama ini adalah hot money. Dana asing belum banyak

masuk ke sektor riil di bandingkan dengan sektor finansial, karena banyak

hal seperti infrastruktur yang masih jelek, birokrasi dll. Hot money ini

berpeluang keluar dari Indonesia kalau ekonomi global menjadi pulih

5. Secara valuasi, IHSG sudah kemahalan. Di tahun 2010 IHSG sudah naik

46,13% menjadi 3.703.512 pada penutupan perdagangan tahun 2010. Hal

ini menjadikan investasi saham di Indonesia lebih berisiko dibanding negara

Asia lain. PER IHSG sampai tanggal 6 Desember 2010 adalah 18,18.

Perbandingan dengan bursa regional dan global lain dapat dilihat di tabel di

bawah ini.

96. Bursa

97.

I

98.

%

99.

P

100. IHS

G

101.

3

102.

4

103.

1

104. Str

ait Times

(Singapore

105.

3

106.

1

107.

(19)
(20)

139. Apa saja yang terjadi di dunia ini pasti akan mengalami

naik-turun dalam tiap-tiap momen. Kita bisa mengetahui naik turunnya

kegiatan itu melalui indeks. Indeks pada dasarnya merupakan suatu

angka yang dipergunakan untuk membandingkan suatu kegiatan yang

sama tetapi dengan waktu ang berbeda. Dalam materi ini yang kita

bahas adalah IHSG.

140. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah

satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia.

IHSG adalah indeks yang mengukur harga saham yang dijual di bursa.

Secara garis besar merupakan suatu alat ukur/ indikator dari

pergerakkan harga-harga saham yang ditransaksikan di suatu bursa efek

dalam kurun waktu tertentu. Bagi investor, IHSG dapat dijadikan suatu

pedoman dalam mengambil keputusan berinvestasi namun ini tidak

mutlak harus diikuti karena dalam memutuskan untuk membeli atau

menjual saham hendaknya berdasarkan informasi yang tepat dan

matang, tingkat pertumbuhan yang diharapkan dan jangka waktu yang

ditetapkan.

141. IHSG merupakan salah satu indikator penting bagi

perekonomian Indonesia. Naik turunnya IHSG menunjukkan naik

turunnya minat investasi, khususnya yang dilakukan melalui lantai bursa.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai contoh, dalam penyelidikan yang dilakukan oleh Harter mengenai pemahaman diri, remaja cenderung memandang deskripsi diri yang positif, seperti menarik,

Disajikan pilihan jawaban, siswa menentukan yang tidak termasuk isi kerjasama bidang politik antarnegara ASEAN.. C3 PG 1

Pengembangan ekowisata akan berhasil jika seluruh pihak terkait berpedoman pada tiga hal yaitu: area alami harus sesedikit mungkin mengalami sentuhan ‘pembangunan’,

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Pemerintah Indonesia dalam Menangani Kebakaran

Grafik Pengaruh Dosis Iradiasi Sinar Gamma dan Kultivar Anthurium terhadap Peubah Lebar Daun pada 18 MSI Interaksi antara dosis iradiasi sinar gamma dan kultivar anthurium

Lebih jauh, kesepakatn trsebut akan membuka sebuah pasar tunggal yang menyeluruh dan tidak hanya membuka peluan pasar secara parsial bagi anggota ASEAN dengan negara-negara

 Alkena adalah hidrokarbon tak tepu kerana ahli – ahlinya mengandungi sekurang – kurangnya satu ikatan ganda dua di antara atom – atom karbon  Alkena mengandungi ahli –

• 6ika terdapat lebih dari ?E 6ika terdapat lebih dari ?E peserta didik yang mendap peserta didik yang mendapat nilai at nilai di bawah KKM di bawah KKM maka