• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Ex In Supervision untuk Meningkatkan Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran Guru di Gugus Pergiwo Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Ex In Supervision untuk Meningkatkan Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran Guru di Gugus Pergiwo Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskipsi Subyek Penelitian

4.1.1 Profil Gugus Pergiwo

1. Nama Gugus : Gugus Pergiwo

2. Gugus Inti : SD Negeri 1 Jampiroso

3. Alamat : Jl. Sudirman no 5A

Kecamatan : Temanggung

Kabupaten : Temanggung

Provinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : 56216

Telpon : (0293) 491540

4. SD Imbas : a. SDN 2 Jampiroso

b. SDN 3 Jampiroso c. SDN 1 Jampirejo d. SDN 2 Jampirejo e. SD Kanisius f. SD Shekinah

4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Gugus Pergiwo

VISI

Terwujudnya manajemen gugus sekolah berbasis

kompetensi yang dilandasi imtaq dan

berwawasan imtek serta meningkatkan kualitas guru sebagai pendidik profesional.

MISI

1. Penataan manajemen gugus sekolah yang

(2)

2. Meningkatkan kompetensi guru secara terencana, terarah, berkelanjutan.

3. Memberdayakan pendidik profesional dalam

kegiatan KKG dan KKKS

4. Mempererat tali silaturohmi antar guru dalam

satu sekolah dan antar sekolah dalam satu gugus berasaskan kekeluargaan.

5. Meningkatkan dedikasi yang tinggi serta

mampu mengimplementasikan dalam logika, estetika dan praktika.

6. Mengembangkan potensi guru secara optimal

dan proporsional dalam menggunakan

multimedia dan multi metode dalam proses pembelajaran.

7. Meningkatkan dan mengembangkan seluruh

aspek kompetensi guru secara holistik sebagai momentum yang baik untuk melaksanakan

sistem pendidikan yang sesuai dengan

tuntutan zaman;

TUJUAN

1. Melaksanakan kegiatan KKG dan KKKS

dengan memanfaatkan sebesar-besarnya PKG yang berpusat di SD inti secara berkelanjutan dan terprogram

2. Membudayakan berbagai kegiatan positif yang

dapat menambah dan meningkatkan mutu

profesional guru yang menyangkut

(3)

akan memberi dampak peningkatan mutu proses dan hasil KBM.

3. Membantu memecahkan masalah dan saling

meringankan beban antar SD anggota gugus.

4. Memacu guru dan kepala sekolah untuk terus

belajar meningkatkan mutu dan

tanggap terhadap tugas profesi sebagai guru

5. Menumbuhkembangkan rasa kebersamaan

dan kekeluargaan diantara SD sesama anggota gugus dalam mencapai tujuan dan mengusahakan berbagai upaya peningkatan

pendidik di SD yang menjadi

tanggungjawabnya.

6. Meningkatkan semangat maju bersama dalam

peningkatan mutu pendidikan melalui

penerapan system pembinaan profesional.

1.1.3Data Statistik Gugus Pergiwo

(4)
(5)

2. Data Siswa Per Sekolah Gugus Pergiwo Tahun

Sumber: Data Primer 2015

Dari data primer dapat kita lihat, bahwa Jumlah guru di Gugus Pergiwo yang terdiri dari 7 sekolah dasar baik negeri maupun swasta sebanyak 111 anak yang terdiri dari 33 anak laki-laki dan 78 anak perempuan. Dalam penelitian ini, penulis mengambil 12 guru sebagai responden dari gugus pergiwo dikarenakan keterbatasan tenaga, dana, dan waktu penelitian.

(6)

4.2

Prosedur

Tindakan Ex In Supervision

Untuk

Meningkatkan

Pengelolaan

Pembelajaran Guru

1. Tahap Persiapan

Tahap awal yang dilakukan peneliti mengurus perizinan penelitian dari UKSW yang ditujukan kepada

UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung

kemudian diteruskan ke Ketua Gugus Pergiwo

Kecamatan Temanggung. Dalam tahap ini juga dilakukan mengkaji literatur dan analisis data yang berkaitan dengan kegiatan supervisi yang ada di Gugus Pergiwo. Peneliti lakukan dari tanggal 9 Januari 2015 sampai tanggal 31 Januari 2015.

Tahap ini juga dilakukan persiapan yang

dilakukan supervisor tentang cara dan alat observasi seperti alat perekam, daftar cek, catatan guru-guru

Gugus Pergiwo. Peneliti juga melakukan studi

dokumentasi terutama yang berhubungan dokumen kegiatan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas, foto-foto kegiatan kepala sekolah dalam Kelompok Kerja Guru Gugus Pergiwo serta jadwal program pelaksanaan

supervisi akademik yang dilaksanakan Gugus Pergiwo.

Adapun Jadwal program yang telah disepakati dalam

pelaksanaan ex-in supervision di gugus Pergiwo dapat

(7)

Tabel 4.1

Jadwal KegiatanEx-in Supervision Kepala Sekolah Gugus Pergiwo

Tahun Pelajaran 2014/2015

Sumber: Data Primer 2015

Tabel diatas menunjukkan bahwa kegiatan ex-in

supervision yang dilakukan kepala sekolah Gugus

Pergiwo pada Tahun pelajaran 2014/2015

dilaksanakan pada tanggal 12 Januari sampai tanggal 19 Januari 2015.

Dari hasil kesepakatan bersama antara peneliti dan kepala sekolah se-Gugus Pergiwo juga telah disepakati

untuk pelaksanaan ex-in supervision tahap II atau

(8)

Tabel 4.2

Jadwal Kegiatan Ex-in Supervision Kepala Sekolah Gugus Pergiwo

Tahun Pelajaran 2014/2015

Tahap Kedua

NO NAMA SEKOLAH

PELAKSANAAN SUPERVISI

KET

HARI TANGGAL

1 SDN 1 Jampiroso Senin 23 Maret 2015

2 SDN 2 Jampiroso Selasa 24 Maret 2015

3 SDN 3 Jampiroso Rabu 25 Maret 2015

4 SDN 1 Jampirejo Kamis 26 Maret 2015

5 SDN 2 Jampirejo Jumat 27 Maret 2015

6 SD Kanisius Sabtu 28 Maret 2015

7 SD Shekinah Senin 30 Maret 2015

Sumber: Data Primer 2015

2. Tahap Identifikasi Ide Awal

(9)

terdapat 85,71% belum memenuhi standar kinerja dan sebanyak 14,29% responden sudah memenuhi kinerja, Pada aktivitas penilaian terdapat 57,14% responden belum memenuhi standar dan sebanyak 42,86% responden yang sudah memenuhi standar kinerja.

Di samping pengamatan terhadap pengelolaan proses pembelajaran dalam aktivitas pendahuluan, juga terdapat catatan pengamat yang tertuang dalam kolom komentar. Komentar ini disediakan jika terdapat catatan yang perlu, baik yang menyangkut aktivitas responden yang tidak terdapat dalam tiap-tiap item maupun yang merupakan kesimpulan pengamat

terhadap kinerja dalam aktivitas pengelolaan

pembelajaran.

3.

Pencarian dan Analisis Fakta

Ada beberapa kendala yang penulis temukan dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang dilaksanakan sebelumnya di Gugus Pergiwo. Supervisi yang dilakukan kadang kala tidak tuntas sampai pada tahap pembinaan, sehingga guru cenderung kurang mengetahui kesalahan yang telah dilakukan dalam pembelajaran. Lemahnya kreativitas supervisor untuk

mencari solusi dari masalah yang muncul di

sekolahnya juga menjadi persoalan di Gugus Pergiwo. Analisis data yang dikumpulkan pada tanggal 6 Januari 2015 dari kepala sekolah Gugus Pergiwo ditunjukkan hal-hal berikut:

a) Program supervisi akademik melalui kunjungan

(10)

berfungsi dengan baik, guru selalu berharap agar bisa disupervisi kepala sekolah atau pengawas dalam kegiatan belajar mengajar.

b) Guru perlu bantuan untuk memecahkan

persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran sementara kepala sekolah banyak disibukkan dengan acara kedinasan serta tugas-tugas administrasi.

c) Program supervisi oleh kepala sekolah internal

belum berjalan dengan maksimal, sebab masih

ada beberapa sekolah yang baru sekali

melaksanakan supervisi kunjungan kelas

sehingga supervisi kepala sekolah belum

maksimal (Sumber: Data Primer diolah 2015).

Menganalisis kebutuhan guru sebelum dilakukan

kegiatan supervisi eksternal terutama yang

berhubungan dengan pengelolaan pembelajaran

Untuk memperkuat pengumpulan data yang

dilakukan peneliti maka dilakukan kegiatan

wawancara dengan kepala sekolah SDN 1 Jampiroso selaku ketua Gugus Pergiwo. yang dilaksanakan hari Rabu tanggal 21 Januari 2015 pukul 09.15 WIB sampai pukul 12.00 WIB . Adapun deskripsi hasil wawancara dapat dikemukakan sebagai berikut:

a.Hasil Wawancara Ketua Gugus Perwiwo

(11)

hanya terbatas ketika ada ulangan semester atau ujian. Pengawas hampir dikatakan tidak masuk ke kelas untuk melihat proses kegiatan pembelajaran guru. Oleh karena itu, Dia selaku kepala sekolah berusaha agar peran sebagai supervisor dapat terlaksana dengan baik untuk memberikan bantuan kepada guru

Kepala sekolah ketika ditanya mengenai

pengamatan ketika melakukan supervisi kunjungan

kelas, mengatakan bahwa Dia selama proses

pengamatan melihat dokumentasi perangkat

pembelajaran guru, diantaranya silabus, RPP, program semester, program tahunan, daftar kelas, daftar nilai. Saya mengaskan kepada guru tentang pentingnya perencanaan agar dalam pelaksanaan jelas arahnya dan pentingnya alat ukur untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Guru harus menciptakan rasa nyaman dalam belajar termasuk kebersihan kelas dan penataan ruangan.

Pada saat ditanya mengenai supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dari SD segugus Pergiwo, Dia mengatakan bahwa kegiatan itu sangat positif dan guru turut terbantu dalam memecahkan persoalan yang selama ini dialami. Banyak guru-guru dikala disupervisi kepala sekolah lain berusaha dengan

sungguh-sungguh untuk memberikan atau

menampilkan yang terbaik dalam kegiatan

pembelajaran.

Harapan kepala sekolah dengan dilaksanakan

(12)

pembelajaran yang lebih baik lagi. Supervisi dapat

digunakan guru sebagai kilas balik dalam

meningkatkan pengelolaan pembelajaran. Banyak guru yang ingin tahu apakah pembelajaran yang dilakukan itu sudah baik atau belum.

Saat ditanya mengenai apakah semua guru bisa bekerja dengan tulus melayani peserta didik, beliau

mengatakan itu semua tergantung pada yang

bersangkutan. Bagi guru yang menyadari akan tugas dan tanggung jawab akan melaksanakan dengan penuh dedikasi sebaliknya guru yang mengukur segala

sesuatu dengan materi maka akan banyak

meninggalkan tugasnya kadang marah-marah pada siswa, atau dengan teman sejawatnya. Hal ini disebabkan karakter dari guru itu sendiri. Namun demikian guru harus punya kompetensi kepribadian untuk dapat menciptakan kondisi yang aman, nyaman, dan sejahtera. Dan saya sebagai kepala sekolah juga harus cepat tanggap melakukan pendekatan kepada semua guru tanpa memandang usia dan mengarahkan agar guru menyadari akan tanggung jawabnya.

Peneliti juga menanyakan apakah ex-in

supervision memberikan dampak positif kepada

pembelajaran guru, Kepala sekolah mengatakan bahwa kegiatan ex in supervision menjawab dan memberikan sesuatu yang dibutuhkan guru dalam mengatasi permasalahan mengajar. Guru cukup terbuka apa yang

dilakukan dalam pembelajaran. Supervisi yang

(13)

dari yang lain. Masukan dari kepala sekolah lainnya turut membantu guru mengatasi masalahnya dan menambah wawasan yang lebih mendalam. Bagi guru yang akan disupervisi biasanya akan mempersiapkan

dirinya yang dimulai dari membuat persiapan

pembelajaran, menyiapkan alat peraga, pendekatan

yang akan dipakai, dan termasuk menyiapkan

instrumen penilaian (Sumber: Data Primer diolah 2015).

Disamping peneliti wawancara kepada Ketua Gugus Pergiwo, di hari berikutnya Kegiatan wawancara juga dilakukan peneliti kepada guru kelas SD Negeri 3 Jampiroso selaku SD Imbas dari Gugus Pergiwo yang dilaksanakan 4 Februari 2015 pukul 11.15 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Deskripsi hasil wawancara dapat peneliti tuliskan sebagai berikut:

b.Hasil Wawancara dengan Guru Gugus Pergiwo

Hasil wawancara terhadap guru, dari

(14)

Para guru ketika ditanya apa ada pemberitahuan sebelumnya bila akan dilakukan supervisi kunjungan kelas guru mengatakan memang ada pemberitahuan terlebih dahulu melalui rapat tapi ada yang memang dijadwalkan dan ada yang tidak. Guru lebih senang

bila diberitahu terlebih dahulu karena bisa

mempersiapkan diri untuk membuat RPP, alat peraga, dan evaluasinya.

Selanjutnya ketika ditanya tentang apa harapan guru terhadap pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah, para guru sebagian besar mengatakan harapannya supervisi ini dapat berlanjut dan kepala sekolah perlu menguasai kompetensi profesional termasuk penguasaan kurikulum. Mustahil ketika kepala sekolah tidak menguasai kompetensi profesional akan dapat memberikan saran dan bimbingan kepada guru. Kewajiban kepala sekolah dapat membina dan mengarahkan para guru agar menjadi pendidik yang profesional. Lebih lanjut para guru mengatakan kepala sekolah sebagai pimpinan juga dapat memberikan contoh terbaik untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul terutama dalam pembelajaran dengan adanya perubahan-perubahan yang menyangkut kurikulum serta kebijakan (Sumber: Data Primer diolah 2015)

Wawancara terhadap guru yang berkaitan dengan

kegiatan ex in supervision, Dia mengatakan kegiatan ini

(15)

dalam mengajar karena merasa diawasi, diamati oleh Kepala Sekolah lain. Namun akhirnya terbiasa.

Ketika ditanya cara kepala sekolah

menyampaikan hasil pengamatannya baik kelebihan,

kekurangannya dalam pembelajaran mereka

mengatakan bahwa kepala sekolah menyampaikan dengan pemberitahuan secara pribadi ke masing-masing guru. Kepala sekolah mengutarakan apa yang dilihatnya, apa itu sebagai kelebihan atau sebagai kekurangannya tinggal guru mau menerima masukan apa tidak.

Berdasarkan hasil wawancara antara kepala sekolah dan guru di Gugus Pergiwo mengenai pandangan guru terhadap pengelolaan kegiatan belajar

mengajar atau pengelolaan pembelajaran masih

tergolong belum memenuhi standar yang diharapkan. Selain itu, seringkali guru mengalami kesulitan dalam menyiapkan kegiatan belajar mengajar terutama sesuai dengan tuntutan kurikulum. Yang lebih ditekankan disini bahwa semua guru menyatakan bahwa guru

sangat membutuhkan perhatian bimbingan dan

penghargaan dari kepala sekolah untuk meningkatkan pengelolaan pembelajaran.

Mengenai pandangan guru terhadap penerapan ex-in supervision menunjukkan, bahwa aktivitas supervisi dianggap sebagai komponen penting dalam kinerja guru karena dapat meningkatkan pengelolaan

pembelajaran sehingga guru dalam membuat

(16)

akan matang dan penilaian akan tepat pada sasaran. Sikap kepala sekolah dalam memandang keragaman guru terdiri atas perlakuaan yang sama, melakukan

pengelompokan, dan memberikan metode yang

bervariasi. Dari keterangan dan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka penulis memberikan komentar pelaksanaan ex-in Supervison di Gugus Pergiwo dalam siklus I masih ada kesulitan yang dihadapi kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi kepada guru mencakup: (1) kesulitan internal (seperti tidak paham prosedur, teori, dan konsep, aktivitas supervisi); (2) kesulitan eksternal (seperti guru kurang persiapan, adanya supervisor yang belum mengerti betul tentang masalah di lapangan).

4. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

(17)

Tabel 4.3

Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I dan pertemuan II

No

Hari/Tanggal

Pertemuan Materi

1

Pertemuan I

Sabtu, 17 Januari 2015

Menyusun,

Sumber: Data Primer diolah 2015

Pelaksanaan observasi dan pemantauan

dilakukan oleh Kepala sekolah dengan mengikuti prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan. Selama proses observasi peneliti hanya mendampingi kepala sekolah dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan sebelumnya. Untuk tingkat capaian nilai peneliti menggunakan nilai perilaku kinerja PNS sebagaimana diatur dalam Permennegpan dan RB No. 16 Tahun 2009 BAB III hal 34 dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai berikut:

a. 91 - 100 : sangat baik b. 76 - 90 : baik

c. 61 - 75 : cukup d. 51 - 60 : kurang

(18)

Hasil analisis data dilihat dari aspek perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,

perangkat pembelajaran dan observasi ex-in

supervision. Dalam kegiatan observasi penulis mendapatkan bantuan dari kepala sekolah gugus pergiwo yang bertindak sebagai observer. Data hasil observasi pada siklus I ini dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.4

Hasil Analisis Perencanaan Pembelajaran (Standar proses)

(19)

Namun dalam pelaksanaannya dari data yang diberikan observer dalam pelaksanaan pembelajaran tingkat capaian dinyatakan dengan sebutan baik, hanya mencapai 84,43 % dari data tabel di bawah ini:

Tabel 4.5

Hasil Analisis Standar Pelaksanaan Pembelajaran ( Berdasarkan Standar Proses)

No Rentang Nilai

Jumlah Perolehan

Prosentase

(%)

1 91 - 100 2 17

2 76 - 90 10 83

3 61 - 75

4 >60

Jumlah 12 100

Rata-Rata 84,43 %

Sumber: Data Primer diolah 2015

(20)

Tabel 4.6

Hasil Analisis Penilaian ex-in supervision Perangkat Pembelajaran RPP

No Rentang Nilai

Jumlah Perolehan

Prosentase (%)

1 91 - 100 10 83

2 76 - 90 2 17

3 61 - 75

4 >60

Jumlah 12 100

Rata-rata 89,61%

Sumber: Data Primer diolah 2015

Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil penilaian ex-in

(21)

Tabel 4.7

Hasil Analisis Penilaian kemampuan Guru (Berdasarkan instrumen ex-in Supervision)

No Rentang Nilai

Jumlah Perolehan

Prosentase

(%)

1 91 - 100 6 50

2 76 - 90 6 50

3 61 - 75

4 >60

Jumlah 12 100

Rata-rata 88,28%

Sumber : Data Primer diolah 2015

(22)

Tabel 4.8

Hasil Analisis Administrasi Perencanaan Pembelajaran (Berdasarkan Standar Pengelolaan)

Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian kinerja guru di Gugus Pergiwo berdasarkan instrumen penilaian standar pengelolaan pada Tahun pelajaran 2014/2015 yang memperoleh amat baik sebanyak 11 responden atau 92 % dan yang memperoleh kategori baik 1 orang responden atau 8 %. Sehingga dapat dikatakan kinerja guru untuk standar pengelolaan kategori amat baik.

Refleksi

Refleksi pada akhir siklus I mengungkapkan butir-butir berikut:

a)Proses pembelajaran berjalan dengan baik dengan

(23)

b)Meskipun proses Pengelolaan pembelajaran telah membaik, guru masih terfokus pada kegiatan kurang memperhatikan manajemen kelas.

c) Guru dalam melaksanakan kegiatan kurang

melakukan upaya untuk memotivasi siswa.

Hasil refleksi menunjukkan perlu siklus II untuk mengatasi kelemahan-kelemahannya yang ditemukan dalam siklus I.

Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2015 sampai 30 Maret 2015. Pelaksanaan observasi dan pemantauan sama seperti yang dilaksanakan di siklus I dengan mengikuti prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan. Hasil analisis data dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.9

(24)

Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian ex-in supervision silkus II melalui kunjungan kelas untuk standar proses pada Tahun Pelajaran 2014/2015 untuk 12 responden Sebesar 96,33% nilai angka terhadap tingkat capaian dinyatakan dengan sebutan amat baik.

Dalam pelaksanaan pembelajaran tingkat

capaian dinyatakan dengan sebutan amat baik, mencapai 95,86 % dari data tabel di bawah ini:

Tabel 4.10

Hasil Analisis Standar Pelaksanaan Pembelajaran ( Berdasarkan Standar Proses)

No Rentang Nilai Jumlah Perolehan

Prosentasi (%)

1 91 - 100 12 100

2 76 – 90

3 60 – 75

4 >60

Jumlah 12 100

Rata-rata 95,86%

Sumber: Data Primer diolah 2015

(25)

Tabel 4.11

Hasil Analisis Penilaian ex-in supervision Perangkat Pembelajaran RPP

No Rentang Nilai

Jumlah Perolehan

Prosentase

(%)

1 91 - 100 12 100

2 76 - 90

3 61 - 75

4 >60

Jumlah 12 100%

Rata-Rata 94,81%

Sumber: Data primer diolah 2015

Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil penilaian ex-in

(26)

Tabel 4.12

Hasil Analisis Penilaian Kemampuan Guru (Berdasarkan instrumen ex-in Supervision)

No Rentang Nilai

Jumlah Perolehan

Prosentase

(%)

1 91 - 100 12 100

2 76 - 90

3 61 - 75

4 >60

Jumlah 12 100

Rata-rata 94,44%

Sumber: Data primer diolah 2015

(27)

Tabel 4.13

Hasil Analisis Administrasi Perencanaan Pembeajaran (Berdasarkan Standar Pengelolaan)

Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian kinerja guru di Gugus Pergiwo berdasarkan instrumen penilaian standar pengelolaan pada Tahun pelajaran 2014/2015 yang memperoleh amat baik sebanyak 12 responden atau 97,38 %. Sehingga dapat dikatakan standar pengelolaan capaian dengan kategori amat baik.

1) Refleksi

Hasil refleksi pada akhir siklus II mengungkapkan butir-butir berikut:

a) Proses pembelajaran berjalan dengan amat baik

(28)

b) Meskipun proses Pengelola telah membaik,

namun manajemen kelas masih harus

diupayakan secara berkesinambungan melalui usaha supervisi baik internal ataupun eksternal.

c) Guru sudah berupaya untuk memotivasi siswa di

kelas terbukti siswa sudah aktif mengikuti pembelajaran yang diberikan guru.

d) Semua ini telah menuntun peneliti, kepala

sekolah gugus Pergiwo pada kesimpulan bahwa semua responden yang berasal dari guru setuju

bahwa penerapan ex-in supervision yang

dilakukan kepala sekolah Gugus Pergiwo

mendukung peningkatan pengelolaan

pembelajaran guru. Ketua Gugus Pergiwo juga mengaris bawahi kesimpulan ini.

(29)

Tabel 4.15

Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan II

N membuktikan bahwa hipoteses yang penulis tuliskan

tentang penerapan ex in supervision dapat

meningkatkan kemampuan pengelolaan pembelajaran guru dapat terbukti karena 11 responden dari 12 responden mencapai rata-rata 95,76% artinya ada 1 responden yang berkategori baik belum mencapai amat baik.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah dilakukan dalam BAB III, ada beberapa hal yang perlu dianalisis berdasarkan

rumusan masalah, yakni mengenai peningkatan

kemampuan guru. Untuk menganalisa data tersebut ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan penulis

yaitu penggolongan, penyaringan, kemudian

(30)

Kegiatan peningkatan kemampuan guru Gugus Pergiwo melibatkan berbagai unsur sekolah yang ada di Gugus Pergiwo diantaranya Kepala SD inti, Kepala SD Imbas, dan guru-guru Gugus Pergiwo yang diwakili 12

guru sebagai responden. Hal itu sebagaimana

diungkapkan oleh Darmadi dan telah dikutip pada BAB II halaman 27, mengatakan Mengajar tidak hanya sekedar memberi informasi secara lesan, tetapi dalam mengajar guru harus dapat menciptakan situasi lingkungan belajar yang memungkinkan anak aktif dalam belajar.

Sebagaimana data yang telah dipaparkan di BAB

III halaman 44 peningkatan kemampuan guru

dilaksanakan tahun pelajaran 2014/2015 yang

diadakan di SD Negeri 1 Jampiroso tanggal 21 Februari 2015 melalui Kegiatan Kelompok Kerja Guru. Kepala

Sekolah inti Gugus Pergiwo mensosialisasikan

keterampilan mengajar atau teaching skill dihadapan

guru-guru Gugus Pergiwo. Dari hal yang dilakukan

ternyata guru-guru sudah menunjukkan

kemampuannya karena guru-guru banyak yang sudah mengerti hubungannya dengan keterampilan mengajar yang telah disampaikan dalam BAB II halaman 29.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

(31)

supervisi yang telah dikemukakan Suhari dalam BAB II

halaman 15. Penelitian yang dilakukan Suhari

bertujuan untuk menguji penerapan ex-in supervion

dapat meningkatkan kemampuan guru dalam

pembelajaran. Metode penelitiannya termasuk metode penelitian eksperimen yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain. Pengumpulan datanya menggunakan kuesioner dan observasi.

Hasil yang diperoleh untuk penelitian yang telah

dilakukan adalah: 1) Model supervisi akademik ex-in

supervision cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan guru mengajar di kelas. 2) Terjadi peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajran di kelas sebanyak 28,2%, dimana sebelum diterapkan model supervisi akademik ex-in supervision sebesar 65,2% dan setelah penerapan supervisi akademik model ex-in supervision sebesar 93,4%, Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah Desain model ex-in supervision dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan berimbangnya jumlah pengawas dengan sekolah binaan.

(32)

1. Teknik supervisi akademik yang digunakan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan guru mengelola proses pembelajaran di Gugus Sawan.

2. Tugas-tugas pokok guru dalam menyusun

perencanaan pembelajaran, melaksanakan

pembelajaran, dan menilai hasil belajar siswa.

3. Faktor-faktor penunjang dan penghambat yang

dihadapi kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan pengelolaan pembelajaran guru.

4. Solusi yang digunakan oleh kepala sekolah dalam

mengatasi kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pengelolaan pembelajaran di Gugus Sawan.

Penelitian Luh Amani merupakan penelitian tindakan yang dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus ada 4 tahap yaitu 1) perencanaan tindakan; 2) implementasi tindakan; 3) interpresentasi tindakan; 4) refleksi. Pada penelitian ini prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi dan wawancara.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dalawi tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah sebagai upaya peningkatan profesionalisme guru SMP Negeri 1 Bengkayang diperoleh gambaran 1) Pelaksanaan supervisi akademik di SMP Negeri 1 Bengkayang dinilai dapat meningkatkan kinerja atau

profesionalisme guru dalam melaksanakan

(33)

4) Frekuensi kunjungan pengawas sekolah dinilai belum optimal karena masih ada guru yang belum dikunjungi pengawas sekolah.

Penelitian yang dilakukan Dalawi menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analis induktif. Data yang diperoleh di lapangan dicatat secara teliti kemudian dirinci melalui reduksi data.

Persamaan penelitian antara Suhari, Luh Amani, Dalawi, dan penelitian yang peneliti lakukan adalah

Supervisi akademik yang baik, mampu untuk

memberikan kontribusi bagi terwujudnya peningkatan pengelolaan pembelajaran. Selain itu juga dengan

supervisi akademik memungkinkan guru untuk

meningkatkan pengelolaan pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Supervisi juga dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi kerja dalam memperbaiki proses pembelajaran. Oleh karena

itu supervisor diharapkan dapat memberikan feed back

dari temuan kegiatannya sehingga permasalahan yang dihadapi oleh guru dan staf karyawannya dapat teratasi dengan baik. Hal ini tentunya dapat mendorong kemajuaan sekolahnya, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.

Perbedaan penelitian Suhari, Luh Amani, Dalawi dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah:

(34)

pendekatan kuantitatif dengan rancangan

penelitian pre eksperimen dengan bentuk one group

pretest-posttest design.

2. Penelitian yang dilakukan Luh Amani menggunakan

pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan dalam bentuk siklus.

3. Penelitian Dalawi dilakukan dengan menggunakan

pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.

4. Penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan

action research yang dilaksanakan dalam dua siklus yang meliputi siklus I dan siklus II, tiap siklus ada 4 tahap yaitu 1) perencanaan tindakan, 2) implementasi tindakan, 3) Observasi, 4) refleksi. Adapun yang perlu ditingkatkan dalam penelitian ini adalah penerapan model supervisi akademik ex-in supervision untuk menex-ingkatkan kemampuan pengelolaan pembelajaran guru.

Adapun kelebihan dalam penelitian ex-in

supervision yang dilakukan peneliti adalah guru lebih

leluasa dan terbuka untuk mengungkapkan

permasalahan dalam pembelajarannya kepada kepala sekolah ekstrenal yang dihadapi karena tidak merasa terbebani dan menganggap patner kerja. Bagi kepala sekolah dasar Gugus Pergiwo dalam kaitannya dengan tugas kepala sekolah sebagai supervisor dan motivator

dengan menggunakan model ex-in supervision untuk

(35)

Bagi kepala sekolah dalam bekerja merasa tidak sendiri karena kehadiran kepala sekolah se-gugus turut membantu mengatasi persoalan yang ada disekolahnya

khususnya dalam pembelajaran. Berdasarkan

pengamatan dan hasil wawancara dengan beberapa kepala sekolah dan guru-guru Gugus Pergiwo yang

pengelolaan pembelajarannya sudah meningkat

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Persiapan mengajar yang dibuat lebih baik.

2. Tekun dan ulet dalam melaksanakan pembelajaran

(tidak lekas menyerah atau putus asa).

3. Kreatif dan inovatif dalam melaksanakan proses

belajar mengajar.

4. Tanggap terhadap persoalan yang dihadapi dalam

membimbing siswa sehingga siswa lebih aktif merespon pembelajaran.

5. Senang berkoloborasi dengan teman sejawat dengan

memberikan dorongan untuk meningkatkan kinerja.

6. Berpikir positif thinking terhadap suatu kejadian.

7. Optimis dalam mengerjakan tugas.

8. Mau meningkatkan kompetensinya terutama dalam

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

9. Disiplin dalam bekerja dan waktu (datang kerja dan

pulang tepat waktu).

10.Terbuka dan mau menerima masukan untuk

(36)

Sebaliknya bagi guru yang tidak memiliki

peningkatan dalam pengelolaan pembelajaran

berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dengan kepala sekolah, sebagai berikut:

1. Tidak cepat tanggap terhadap persoalan yang

dihadapi peserta didik yang menganggu proses belajar mengajar.

2. Kurang percaya diri dalam melaksanakan tugas

mengajar.

3. Kurang persiapan sebelum melaksanakan

pembelajaran

4. Kurang dapat mengelola kelas sehingga kelas selalu

ramai.

5. Menganggap bahwa dirinya lebih baik dari pada

yang lainnya.

Implikasi dari model ex-in supervision untuk

meningkatkan pengelolaan pembelajaran guru

dilakukan kepala sekolah se-Gugus Pergiwo sebagai supervisor. Kunjungan dilakukan ke sekolah dan ke kelas. Hal ini dimaksudkan untuk melihat dan mengamati guru yang akan mengajar. Apa yang dihadapi guru di dalam melaksanakan pembelajaran akan dilihat dan diamati. Kelemahan dan kendala yang dihadapi guru, supervisor akan membantu dalam memecahkan kesulitan atau kendala tersebut.

(37)

akan diperoleh data yang obyektif mengenai kesulitan guru di dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Berdasarkan kesulitan itu maka guru akan mendapat bantuan untuk mengatasi permaslahannya.

Teknik kunjungan kelas oleh kepala sekolah internal memang sering dilakukan namun hasil kunjungannya kadang tidak disampaikan atau dibahas sehingga hasil kegiatannya tidak tepat sasaran. Kepala sekolah internal hanya melakukan karena tuntutan sebagai tugas sebagai supervisor atau sebagai bukti administrasi kalau sudah menjalankan supervisi sementara hasil tidak kunjungannya tidak disampaikan pada yang bersangkutan. Dengan data yang obyektif itulah, kepala sekolah se gugus Pergiwo membuat tahapan untuk membantu guru dalam pembelajaran. Kegiatan tersebut dilakukan secara bertahap dalam semester satu dan Semester dua. Tahapan meliputi 1) tahap perencanaan, 2) tahap implementasi, 3) tahap Observasi, 4)Tahap refleksi. Dari empat tahap ini direncanakan ada dua siklus. Pembinaan yang dilakukan Kepala sekolah Gugus Pergiwo terhadap guru melalui percakapan pribadi dan percakapan klasikal.

yang diperoleh dari penelitian ini adalah penerapan

(38)

pembelajaran guru. Ini membuktikan bahwa hipoteses

penelitian ini terbukti bahwa penerapan ex-in

supervision dapat meningkatkan kemampuan

Gambar

Tabel diatas menunjukkan bahwa  kegiatan ex-in
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Ex-in Supervision
tabel berikut:
 Pelaksanaan Tindakan  Tabel 4.3 Pertemuan I dan pertemuan II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seperti halnya dengan sistem informasi perusahaan yang kompleks, sistem informasi sumber daya manusia tidak terbatas pada perangkat keras komputer dan aplikasi

Sedikit lebih rinci, dalam konteks politik, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Depdikbud, 1999: 366) mengartikan ideologi sebagai, “sistem kepercayaan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan oleh sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: bahwa

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan

M.J.Lavengeld menyatakan bahwa setiap anak memiliki dorongan untuk mandiri yang sangat kuat,meskipun disisi lain pada anak terdapat rasa tidak

Stalinisme adalah sistem ideologi politik dari Uni Soviet di bawah kepemimpinan Joseph Stalin yang memimpin Uni Soviet pada tahun 1929 sampai dengan 1953 berkaitan erat

Penelitian (Nuruni Ika 2011: 27) menyatakan bahwa kepercayaan merek berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas konsumen. Kepercayaan meningkatkan nilai dari

Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Republik Rakyat Cina (sejak 1949), Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos. 4.) SOSIALISME : Paham yang bertujuan