BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskipsi Subyek Penelitian
4.1.1 Profil Gugus Pergiwo
1. Nama Gugus : Gugus Pergiwo
2. Gugus Inti : SD Negeri 1 Jampiroso
3. Alamat : Jl. Sudirman no 5A
Kecamatan : Temanggung
Kabupaten : Temanggung
Provinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 56216
Telpon : (0293) 491540
4. SD Imbas : a. SDN 2 Jampiroso
b. SDN 3 Jampiroso c. SDN 1 Jampirejo d. SDN 2 Jampirejo e. SD Kanisius f. SD Shekinah
4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Gugus Pergiwo
VISI
Terwujudnya manajemen gugus sekolah berbasis
kompetensi yang dilandasi imtaq dan
berwawasan imtek serta meningkatkan kualitas guru sebagai pendidik profesional.
MISI
1. Penataan manajemen gugus sekolah yang
2. Meningkatkan kompetensi guru secara terencana, terarah, berkelanjutan.
3. Memberdayakan pendidik profesional dalam
kegiatan KKG dan KKKS
4. Mempererat tali silaturohmi antar guru dalam
satu sekolah dan antar sekolah dalam satu gugus berasaskan kekeluargaan.
5. Meningkatkan dedikasi yang tinggi serta
mampu mengimplementasikan dalam logika, estetika dan praktika.
6. Mengembangkan potensi guru secara optimal
dan proporsional dalam menggunakan
multimedia dan multi metode dalam proses pembelajaran.
7. Meningkatkan dan mengembangkan seluruh
aspek kompetensi guru secara holistik sebagai momentum yang baik untuk melaksanakan
sistem pendidikan yang sesuai dengan
tuntutan zaman;
TUJUAN
1. Melaksanakan kegiatan KKG dan KKKS
dengan memanfaatkan sebesar-besarnya PKG yang berpusat di SD inti secara berkelanjutan dan terprogram
2. Membudayakan berbagai kegiatan positif yang
dapat menambah dan meningkatkan mutu
profesional guru yang menyangkut
akan memberi dampak peningkatan mutu proses dan hasil KBM.
3. Membantu memecahkan masalah dan saling
meringankan beban antar SD anggota gugus.
4. Memacu guru dan kepala sekolah untuk terus
belajar meningkatkan mutu dan
tanggap terhadap tugas profesi sebagai guru
5. Menumbuhkembangkan rasa kebersamaan
dan kekeluargaan diantara SD sesama anggota gugus dalam mencapai tujuan dan mengusahakan berbagai upaya peningkatan
pendidik di SD yang menjadi
tanggungjawabnya.
6. Meningkatkan semangat maju bersama dalam
peningkatan mutu pendidikan melalui
penerapan system pembinaan profesional.
1.1.3Data Statistik Gugus Pergiwo
2. Data Siswa Per Sekolah Gugus Pergiwo Tahun
Sumber: Data Primer 2015
Dari data primer dapat kita lihat, bahwa Jumlah guru di Gugus Pergiwo yang terdiri dari 7 sekolah dasar baik negeri maupun swasta sebanyak 111 anak yang terdiri dari 33 anak laki-laki dan 78 anak perempuan. Dalam penelitian ini, penulis mengambil 12 guru sebagai responden dari gugus pergiwo dikarenakan keterbatasan tenaga, dana, dan waktu penelitian.
4.2
Prosedur
Tindakan Ex In Supervision
Untuk
Meningkatkan
Pengelolaan
Pembelajaran Guru
1. Tahap Persiapan
Tahap awal yang dilakukan peneliti mengurus perizinan penelitian dari UKSW yang ditujukan kepada
UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung
kemudian diteruskan ke Ketua Gugus Pergiwo
Kecamatan Temanggung. Dalam tahap ini juga dilakukan mengkaji literatur dan analisis data yang berkaitan dengan kegiatan supervisi yang ada di Gugus Pergiwo. Peneliti lakukan dari tanggal 9 Januari 2015 sampai tanggal 31 Januari 2015.
Tahap ini juga dilakukan persiapan yang
dilakukan supervisor tentang cara dan alat observasi seperti alat perekam, daftar cek, catatan guru-guru
Gugus Pergiwo. Peneliti juga melakukan studi
dokumentasi terutama yang berhubungan dokumen kegiatan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas, foto-foto kegiatan kepala sekolah dalam Kelompok Kerja Guru Gugus Pergiwo serta jadwal program pelaksanaan
supervisi akademik yang dilaksanakan Gugus Pergiwo.
Adapun Jadwal program yang telah disepakati dalam
pelaksanaan ex-in supervision di gugus Pergiwo dapat
Tabel 4.1
Jadwal KegiatanEx-in Supervision Kepala Sekolah Gugus Pergiwo
Tahun Pelajaran 2014/2015
Sumber: Data Primer 2015
Tabel diatas menunjukkan bahwa kegiatan ex-in
supervision yang dilakukan kepala sekolah Gugus
Pergiwo pada Tahun pelajaran 2014/2015
dilaksanakan pada tanggal 12 Januari sampai tanggal 19 Januari 2015.
Dari hasil kesepakatan bersama antara peneliti dan kepala sekolah se-Gugus Pergiwo juga telah disepakati
untuk pelaksanaan ex-in supervision tahap II atau
Tabel 4.2
Jadwal Kegiatan Ex-in Supervision Kepala Sekolah Gugus Pergiwo
Tahun Pelajaran 2014/2015
Tahap Kedua
NO NAMA SEKOLAH
PELAKSANAAN SUPERVISI
KET
HARI TANGGAL
1 SDN 1 Jampiroso Senin 23 Maret 2015
2 SDN 2 Jampiroso Selasa 24 Maret 2015
3 SDN 3 Jampiroso Rabu 25 Maret 2015
4 SDN 1 Jampirejo Kamis 26 Maret 2015
5 SDN 2 Jampirejo Jumat 27 Maret 2015
6 SD Kanisius Sabtu 28 Maret 2015
7 SD Shekinah Senin 30 Maret 2015
Sumber: Data Primer 2015
2. Tahap Identifikasi Ide Awal
terdapat 85,71% belum memenuhi standar kinerja dan sebanyak 14,29% responden sudah memenuhi kinerja, Pada aktivitas penilaian terdapat 57,14% responden belum memenuhi standar dan sebanyak 42,86% responden yang sudah memenuhi standar kinerja.
Di samping pengamatan terhadap pengelolaan proses pembelajaran dalam aktivitas pendahuluan, juga terdapat catatan pengamat yang tertuang dalam kolom komentar. Komentar ini disediakan jika terdapat catatan yang perlu, baik yang menyangkut aktivitas responden yang tidak terdapat dalam tiap-tiap item maupun yang merupakan kesimpulan pengamat
terhadap kinerja dalam aktivitas pengelolaan
pembelajaran.
3.
Pencarian dan Analisis Fakta
Ada beberapa kendala yang penulis temukan dalam pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang dilaksanakan sebelumnya di Gugus Pergiwo. Supervisi yang dilakukan kadang kala tidak tuntas sampai pada tahap pembinaan, sehingga guru cenderung kurang mengetahui kesalahan yang telah dilakukan dalam pembelajaran. Lemahnya kreativitas supervisor untuk
mencari solusi dari masalah yang muncul di
sekolahnya juga menjadi persoalan di Gugus Pergiwo. Analisis data yang dikumpulkan pada tanggal 6 Januari 2015 dari kepala sekolah Gugus Pergiwo ditunjukkan hal-hal berikut:
a) Program supervisi akademik melalui kunjungan
berfungsi dengan baik, guru selalu berharap agar bisa disupervisi kepala sekolah atau pengawas dalam kegiatan belajar mengajar.
b) Guru perlu bantuan untuk memecahkan
persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran sementara kepala sekolah banyak disibukkan dengan acara kedinasan serta tugas-tugas administrasi.
c) Program supervisi oleh kepala sekolah internal
belum berjalan dengan maksimal, sebab masih
ada beberapa sekolah yang baru sekali
melaksanakan supervisi kunjungan kelas
sehingga supervisi kepala sekolah belum
maksimal (Sumber: Data Primer diolah 2015).
Menganalisis kebutuhan guru sebelum dilakukan
kegiatan supervisi eksternal terutama yang
berhubungan dengan pengelolaan pembelajaran
Untuk memperkuat pengumpulan data yang
dilakukan peneliti maka dilakukan kegiatan
wawancara dengan kepala sekolah SDN 1 Jampiroso selaku ketua Gugus Pergiwo. yang dilaksanakan hari Rabu tanggal 21 Januari 2015 pukul 09.15 WIB sampai pukul 12.00 WIB . Adapun deskripsi hasil wawancara dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.Hasil Wawancara Ketua Gugus Perwiwo
hanya terbatas ketika ada ulangan semester atau ujian. Pengawas hampir dikatakan tidak masuk ke kelas untuk melihat proses kegiatan pembelajaran guru. Oleh karena itu, Dia selaku kepala sekolah berusaha agar peran sebagai supervisor dapat terlaksana dengan baik untuk memberikan bantuan kepada guru
Kepala sekolah ketika ditanya mengenai
pengamatan ketika melakukan supervisi kunjungan
kelas, mengatakan bahwa Dia selama proses
pengamatan melihat dokumentasi perangkat
pembelajaran guru, diantaranya silabus, RPP, program semester, program tahunan, daftar kelas, daftar nilai. Saya mengaskan kepada guru tentang pentingnya perencanaan agar dalam pelaksanaan jelas arahnya dan pentingnya alat ukur untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Guru harus menciptakan rasa nyaman dalam belajar termasuk kebersihan kelas dan penataan ruangan.
Pada saat ditanya mengenai supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dari SD segugus Pergiwo, Dia mengatakan bahwa kegiatan itu sangat positif dan guru turut terbantu dalam memecahkan persoalan yang selama ini dialami. Banyak guru-guru dikala disupervisi kepala sekolah lain berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk memberikan atau
menampilkan yang terbaik dalam kegiatan
pembelajaran.
Harapan kepala sekolah dengan dilaksanakan
pembelajaran yang lebih baik lagi. Supervisi dapat
digunakan guru sebagai kilas balik dalam
meningkatkan pengelolaan pembelajaran. Banyak guru yang ingin tahu apakah pembelajaran yang dilakukan itu sudah baik atau belum.
Saat ditanya mengenai apakah semua guru bisa bekerja dengan tulus melayani peserta didik, beliau
mengatakan itu semua tergantung pada yang
bersangkutan. Bagi guru yang menyadari akan tugas dan tanggung jawab akan melaksanakan dengan penuh dedikasi sebaliknya guru yang mengukur segala
sesuatu dengan materi maka akan banyak
meninggalkan tugasnya kadang marah-marah pada siswa, atau dengan teman sejawatnya. Hal ini disebabkan karakter dari guru itu sendiri. Namun demikian guru harus punya kompetensi kepribadian untuk dapat menciptakan kondisi yang aman, nyaman, dan sejahtera. Dan saya sebagai kepala sekolah juga harus cepat tanggap melakukan pendekatan kepada semua guru tanpa memandang usia dan mengarahkan agar guru menyadari akan tanggung jawabnya.
Peneliti juga menanyakan apakah ex-in
supervision memberikan dampak positif kepada
pembelajaran guru, Kepala sekolah mengatakan bahwa kegiatan ex in supervision menjawab dan memberikan sesuatu yang dibutuhkan guru dalam mengatasi permasalahan mengajar. Guru cukup terbuka apa yang
dilakukan dalam pembelajaran. Supervisi yang
dari yang lain. Masukan dari kepala sekolah lainnya turut membantu guru mengatasi masalahnya dan menambah wawasan yang lebih mendalam. Bagi guru yang akan disupervisi biasanya akan mempersiapkan
dirinya yang dimulai dari membuat persiapan
pembelajaran, menyiapkan alat peraga, pendekatan
yang akan dipakai, dan termasuk menyiapkan
instrumen penilaian (Sumber: Data Primer diolah 2015).
Disamping peneliti wawancara kepada Ketua Gugus Pergiwo, di hari berikutnya Kegiatan wawancara juga dilakukan peneliti kepada guru kelas SD Negeri 3 Jampiroso selaku SD Imbas dari Gugus Pergiwo yang dilaksanakan 4 Februari 2015 pukul 11.15 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Deskripsi hasil wawancara dapat peneliti tuliskan sebagai berikut:
b.Hasil Wawancara dengan Guru Gugus Pergiwo
Hasil wawancara terhadap guru, dari
Para guru ketika ditanya apa ada pemberitahuan sebelumnya bila akan dilakukan supervisi kunjungan kelas guru mengatakan memang ada pemberitahuan terlebih dahulu melalui rapat tapi ada yang memang dijadwalkan dan ada yang tidak. Guru lebih senang
bila diberitahu terlebih dahulu karena bisa
mempersiapkan diri untuk membuat RPP, alat peraga, dan evaluasinya.
Selanjutnya ketika ditanya tentang apa harapan guru terhadap pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah, para guru sebagian besar mengatakan harapannya supervisi ini dapat berlanjut dan kepala sekolah perlu menguasai kompetensi profesional termasuk penguasaan kurikulum. Mustahil ketika kepala sekolah tidak menguasai kompetensi profesional akan dapat memberikan saran dan bimbingan kepada guru. Kewajiban kepala sekolah dapat membina dan mengarahkan para guru agar menjadi pendidik yang profesional. Lebih lanjut para guru mengatakan kepala sekolah sebagai pimpinan juga dapat memberikan contoh terbaik untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul terutama dalam pembelajaran dengan adanya perubahan-perubahan yang menyangkut kurikulum serta kebijakan (Sumber: Data Primer diolah 2015)
Wawancara terhadap guru yang berkaitan dengan
kegiatan ex in supervision, Dia mengatakan kegiatan ini
dalam mengajar karena merasa diawasi, diamati oleh Kepala Sekolah lain. Namun akhirnya terbiasa.
Ketika ditanya cara kepala sekolah
menyampaikan hasil pengamatannya baik kelebihan,
kekurangannya dalam pembelajaran mereka
mengatakan bahwa kepala sekolah menyampaikan dengan pemberitahuan secara pribadi ke masing-masing guru. Kepala sekolah mengutarakan apa yang dilihatnya, apa itu sebagai kelebihan atau sebagai kekurangannya tinggal guru mau menerima masukan apa tidak.
Berdasarkan hasil wawancara antara kepala sekolah dan guru di Gugus Pergiwo mengenai pandangan guru terhadap pengelolaan kegiatan belajar
mengajar atau pengelolaan pembelajaran masih
tergolong belum memenuhi standar yang diharapkan. Selain itu, seringkali guru mengalami kesulitan dalam menyiapkan kegiatan belajar mengajar terutama sesuai dengan tuntutan kurikulum. Yang lebih ditekankan disini bahwa semua guru menyatakan bahwa guru
sangat membutuhkan perhatian bimbingan dan
penghargaan dari kepala sekolah untuk meningkatkan pengelolaan pembelajaran.
Mengenai pandangan guru terhadap penerapan ex-in supervision menunjukkan, bahwa aktivitas supervisi dianggap sebagai komponen penting dalam kinerja guru karena dapat meningkatkan pengelolaan
pembelajaran sehingga guru dalam membuat
akan matang dan penilaian akan tepat pada sasaran. Sikap kepala sekolah dalam memandang keragaman guru terdiri atas perlakuaan yang sama, melakukan
pengelompokan, dan memberikan metode yang
bervariasi. Dari keterangan dan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka penulis memberikan komentar pelaksanaan ex-in Supervison di Gugus Pergiwo dalam siklus I masih ada kesulitan yang dihadapi kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi kepada guru mencakup: (1) kesulitan internal (seperti tidak paham prosedur, teori, dan konsep, aktivitas supervisi); (2) kesulitan eksternal (seperti guru kurang persiapan, adanya supervisor yang belum mengerti betul tentang masalah di lapangan).
4. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Tabel 4.3
Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I dan pertemuan II
No
Hari/Tanggal
Pertemuan Materi
1
Pertemuan I
Sabtu, 17 Januari 2015
Menyusun,
Sumber: Data Primer diolah 2015
Pelaksanaan observasi dan pemantauan
dilakukan oleh Kepala sekolah dengan mengikuti prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan. Selama proses observasi peneliti hanya mendampingi kepala sekolah dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan sebelumnya. Untuk tingkat capaian nilai peneliti menggunakan nilai perilaku kinerja PNS sebagaimana diatur dalam Permennegpan dan RB No. 16 Tahun 2009 BAB III hal 34 dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai berikut:
a. 91 - 100 : sangat baik b. 76 - 90 : baik
c. 61 - 75 : cukup d. 51 - 60 : kurang
Hasil analisis data dilihat dari aspek perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
perangkat pembelajaran dan observasi ex-in
supervision. Dalam kegiatan observasi penulis mendapatkan bantuan dari kepala sekolah gugus pergiwo yang bertindak sebagai observer. Data hasil observasi pada siklus I ini dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.4
Hasil Analisis Perencanaan Pembelajaran (Standar proses)
Namun dalam pelaksanaannya dari data yang diberikan observer dalam pelaksanaan pembelajaran tingkat capaian dinyatakan dengan sebutan baik, hanya mencapai 84,43 % dari data tabel di bawah ini:
Tabel 4.5
Hasil Analisis Standar Pelaksanaan Pembelajaran ( Berdasarkan Standar Proses)
No Rentang Nilai
Jumlah Perolehan
Prosentase
(%)
1 91 - 100 2 17
2 76 - 90 10 83
3 61 - 75
4 >60
Jumlah 12 100
Rata-Rata 84,43 %
Sumber: Data Primer diolah 2015
Tabel 4.6
Hasil Analisis Penilaian ex-in supervision Perangkat Pembelajaran RPP
No Rentang Nilai
Jumlah Perolehan
Prosentase (%)
1 91 - 100 10 83
2 76 - 90 2 17
3 61 - 75
4 >60
Jumlah 12 100
Rata-rata 89,61%
Sumber: Data Primer diolah 2015
Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil penilaian ex-in
Tabel 4.7
Hasil Analisis Penilaian kemampuan Guru (Berdasarkan instrumen ex-in Supervision)
No Rentang Nilai
Jumlah Perolehan
Prosentase
(%)
1 91 - 100 6 50
2 76 - 90 6 50
3 61 - 75
4 >60
Jumlah 12 100
Rata-rata 88,28%
Sumber : Data Primer diolah 2015
Tabel 4.8
Hasil Analisis Administrasi Perencanaan Pembelajaran (Berdasarkan Standar Pengelolaan)
Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian kinerja guru di Gugus Pergiwo berdasarkan instrumen penilaian standar pengelolaan pada Tahun pelajaran 2014/2015 yang memperoleh amat baik sebanyak 11 responden atau 92 % dan yang memperoleh kategori baik 1 orang responden atau 8 %. Sehingga dapat dikatakan kinerja guru untuk standar pengelolaan kategori amat baik.
Refleksi
Refleksi pada akhir siklus I mengungkapkan butir-butir berikut:
a)Proses pembelajaran berjalan dengan baik dengan
b)Meskipun proses Pengelolaan pembelajaran telah membaik, guru masih terfokus pada kegiatan kurang memperhatikan manajemen kelas.
c) Guru dalam melaksanakan kegiatan kurang
melakukan upaya untuk memotivasi siswa.
Hasil refleksi menunjukkan perlu siklus II untuk mengatasi kelemahan-kelemahannya yang ditemukan dalam siklus I.
Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2015 sampai 30 Maret 2015. Pelaksanaan observasi dan pemantauan sama seperti yang dilaksanakan di siklus I dengan mengikuti prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan. Hasil analisis data dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.9
Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian ex-in supervision silkus II melalui kunjungan kelas untuk standar proses pada Tahun Pelajaran 2014/2015 untuk 12 responden Sebesar 96,33% nilai angka terhadap tingkat capaian dinyatakan dengan sebutan amat baik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran tingkat
capaian dinyatakan dengan sebutan amat baik, mencapai 95,86 % dari data tabel di bawah ini:
Tabel 4.10
Hasil Analisis Standar Pelaksanaan Pembelajaran ( Berdasarkan Standar Proses)
No Rentang Nilai Jumlah Perolehan
Prosentasi (%)
1 91 - 100 12 100
2 76 – 90
3 60 – 75
4 >60
Jumlah 12 100
Rata-rata 95,86%
Sumber: Data Primer diolah 2015
Tabel 4.11
Hasil Analisis Penilaian ex-in supervision Perangkat Pembelajaran RPP
No Rentang Nilai
Jumlah Perolehan
Prosentase
(%)
1 91 - 100 12 100
2 76 - 90
3 61 - 75
4 >60
Jumlah 12 100%
Rata-Rata 94,81%
Sumber: Data primer diolah 2015
Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil penilaian ex-in
Tabel 4.12
Hasil Analisis Penilaian Kemampuan Guru (Berdasarkan instrumen ex-in Supervision)
No Rentang Nilai
Jumlah Perolehan
Prosentase
(%)
1 91 - 100 12 100
2 76 - 90
3 61 - 75
4 >60
Jumlah 12 100
Rata-rata 94,44%
Sumber: Data primer diolah 2015
Tabel 4.13
Hasil Analisis Administrasi Perencanaan Pembeajaran (Berdasarkan Standar Pengelolaan)
Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian kinerja guru di Gugus Pergiwo berdasarkan instrumen penilaian standar pengelolaan pada Tahun pelajaran 2014/2015 yang memperoleh amat baik sebanyak 12 responden atau 97,38 %. Sehingga dapat dikatakan standar pengelolaan capaian dengan kategori amat baik.
1) Refleksi
Hasil refleksi pada akhir siklus II mengungkapkan butir-butir berikut:
a) Proses pembelajaran berjalan dengan amat baik
b) Meskipun proses Pengelola telah membaik,
namun manajemen kelas masih harus
diupayakan secara berkesinambungan melalui usaha supervisi baik internal ataupun eksternal.
c) Guru sudah berupaya untuk memotivasi siswa di
kelas terbukti siswa sudah aktif mengikuti pembelajaran yang diberikan guru.
d) Semua ini telah menuntun peneliti, kepala
sekolah gugus Pergiwo pada kesimpulan bahwa semua responden yang berasal dari guru setuju
bahwa penerapan ex-in supervision yang
dilakukan kepala sekolah Gugus Pergiwo
mendukung peningkatan pengelolaan
pembelajaran guru. Ketua Gugus Pergiwo juga mengaris bawahi kesimpulan ini.
Tabel 4.15
Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan II
N membuktikan bahwa hipoteses yang penulis tuliskan
tentang penerapan ex in supervision dapat
meningkatkan kemampuan pengelolaan pembelajaran guru dapat terbukti karena 11 responden dari 12 responden mencapai rata-rata 95,76% artinya ada 1 responden yang berkategori baik belum mencapai amat baik.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah dilakukan dalam BAB III, ada beberapa hal yang perlu dianalisis berdasarkan
rumusan masalah, yakni mengenai peningkatan
kemampuan guru. Untuk menganalisa data tersebut ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan penulis
yaitu penggolongan, penyaringan, kemudian
Kegiatan peningkatan kemampuan guru Gugus Pergiwo melibatkan berbagai unsur sekolah yang ada di Gugus Pergiwo diantaranya Kepala SD inti, Kepala SD Imbas, dan guru-guru Gugus Pergiwo yang diwakili 12
guru sebagai responden. Hal itu sebagaimana
diungkapkan oleh Darmadi dan telah dikutip pada BAB II halaman 27, mengatakan Mengajar tidak hanya sekedar memberi informasi secara lesan, tetapi dalam mengajar guru harus dapat menciptakan situasi lingkungan belajar yang memungkinkan anak aktif dalam belajar.
Sebagaimana data yang telah dipaparkan di BAB
III halaman 44 peningkatan kemampuan guru
dilaksanakan tahun pelajaran 2014/2015 yang
diadakan di SD Negeri 1 Jampiroso tanggal 21 Februari 2015 melalui Kegiatan Kelompok Kerja Guru. Kepala
Sekolah inti Gugus Pergiwo mensosialisasikan
keterampilan mengajar atau teaching skill dihadapan
guru-guru Gugus Pergiwo. Dari hal yang dilakukan
ternyata guru-guru sudah menunjukkan
kemampuannya karena guru-guru banyak yang sudah mengerti hubungannya dengan keterampilan mengajar yang telah disampaikan dalam BAB II halaman 29.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
supervisi yang telah dikemukakan Suhari dalam BAB II
halaman 15. Penelitian yang dilakukan Suhari
bertujuan untuk menguji penerapan ex-in supervion
dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
pembelajaran. Metode penelitiannya termasuk metode penelitian eksperimen yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain. Pengumpulan datanya menggunakan kuesioner dan observasi.
Hasil yang diperoleh untuk penelitian yang telah
dilakukan adalah: 1) Model supervisi akademik ex-in
supervision cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan guru mengajar di kelas. 2) Terjadi peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajran di kelas sebanyak 28,2%, dimana sebelum diterapkan model supervisi akademik ex-in supervision sebesar 65,2% dan setelah penerapan supervisi akademik model ex-in supervision sebesar 93,4%, Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah Desain model ex-in supervision dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan berimbangnya jumlah pengawas dengan sekolah binaan.
1. Teknik supervisi akademik yang digunakan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kemampuan guru mengelola proses pembelajaran di Gugus Sawan.
2. Tugas-tugas pokok guru dalam menyusun
perencanaan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, dan menilai hasil belajar siswa.
3. Faktor-faktor penunjang dan penghambat yang
dihadapi kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan pengelolaan pembelajaran guru.
4. Solusi yang digunakan oleh kepala sekolah dalam
mengatasi kendala-kendala yang dihadapi guru dalam pengelolaan pembelajaran di Gugus Sawan.
Penelitian Luh Amani merupakan penelitian tindakan yang dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus ada 4 tahap yaitu 1) perencanaan tindakan; 2) implementasi tindakan; 3) interpresentasi tindakan; 4) refleksi. Pada penelitian ini prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi dan wawancara.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Dalawi tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah sebagai upaya peningkatan profesionalisme guru SMP Negeri 1 Bengkayang diperoleh gambaran 1) Pelaksanaan supervisi akademik di SMP Negeri 1 Bengkayang dinilai dapat meningkatkan kinerja atau
profesionalisme guru dalam melaksanakan
4) Frekuensi kunjungan pengawas sekolah dinilai belum optimal karena masih ada guru yang belum dikunjungi pengawas sekolah.
Penelitian yang dilakukan Dalawi menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analis induktif. Data yang diperoleh di lapangan dicatat secara teliti kemudian dirinci melalui reduksi data.
Persamaan penelitian antara Suhari, Luh Amani, Dalawi, dan penelitian yang peneliti lakukan adalah
Supervisi akademik yang baik, mampu untuk
memberikan kontribusi bagi terwujudnya peningkatan pengelolaan pembelajaran. Selain itu juga dengan
supervisi akademik memungkinkan guru untuk
meningkatkan pengelolaan pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Supervisi juga dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi kerja dalam memperbaiki proses pembelajaran. Oleh karena
itu supervisor diharapkan dapat memberikan feed back
dari temuan kegiatannya sehingga permasalahan yang dihadapi oleh guru dan staf karyawannya dapat teratasi dengan baik. Hal ini tentunya dapat mendorong kemajuaan sekolahnya, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
Perbedaan penelitian Suhari, Luh Amani, Dalawi dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah:
pendekatan kuantitatif dengan rancangan
penelitian pre eksperimen dengan bentuk one group
pretest-posttest design.
2. Penelitian yang dilakukan Luh Amani menggunakan
pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan dalam bentuk siklus.
3. Penelitian Dalawi dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.
4. Penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan
action research yang dilaksanakan dalam dua siklus yang meliputi siklus I dan siklus II, tiap siklus ada 4 tahap yaitu 1) perencanaan tindakan, 2) implementasi tindakan, 3) Observasi, 4) refleksi. Adapun yang perlu ditingkatkan dalam penelitian ini adalah penerapan model supervisi akademik ex-in supervision untuk menex-ingkatkan kemampuan pengelolaan pembelajaran guru.
Adapun kelebihan dalam penelitian ex-in
supervision yang dilakukan peneliti adalah guru lebih
leluasa dan terbuka untuk mengungkapkan
permasalahan dalam pembelajarannya kepada kepala sekolah ekstrenal yang dihadapi karena tidak merasa terbebani dan menganggap patner kerja. Bagi kepala sekolah dasar Gugus Pergiwo dalam kaitannya dengan tugas kepala sekolah sebagai supervisor dan motivator
dengan menggunakan model ex-in supervision untuk
Bagi kepala sekolah dalam bekerja merasa tidak sendiri karena kehadiran kepala sekolah se-gugus turut membantu mengatasi persoalan yang ada disekolahnya
khususnya dalam pembelajaran. Berdasarkan
pengamatan dan hasil wawancara dengan beberapa kepala sekolah dan guru-guru Gugus Pergiwo yang
pengelolaan pembelajarannya sudah meningkat
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Persiapan mengajar yang dibuat lebih baik.
2. Tekun dan ulet dalam melaksanakan pembelajaran
(tidak lekas menyerah atau putus asa).
3. Kreatif dan inovatif dalam melaksanakan proses
belajar mengajar.
4. Tanggap terhadap persoalan yang dihadapi dalam
membimbing siswa sehingga siswa lebih aktif merespon pembelajaran.
5. Senang berkoloborasi dengan teman sejawat dengan
memberikan dorongan untuk meningkatkan kinerja.
6. Berpikir positif thinking terhadap suatu kejadian.
7. Optimis dalam mengerjakan tugas.
8. Mau meningkatkan kompetensinya terutama dalam
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
9. Disiplin dalam bekerja dan waktu (datang kerja dan
pulang tepat waktu).
10.Terbuka dan mau menerima masukan untuk
Sebaliknya bagi guru yang tidak memiliki
peningkatan dalam pengelolaan pembelajaran
berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dengan kepala sekolah, sebagai berikut:
1. Tidak cepat tanggap terhadap persoalan yang
dihadapi peserta didik yang menganggu proses belajar mengajar.
2. Kurang percaya diri dalam melaksanakan tugas
mengajar.
3. Kurang persiapan sebelum melaksanakan
pembelajaran
4. Kurang dapat mengelola kelas sehingga kelas selalu
ramai.
5. Menganggap bahwa dirinya lebih baik dari pada
yang lainnya.
Implikasi dari model ex-in supervision untuk
meningkatkan pengelolaan pembelajaran guru
dilakukan kepala sekolah se-Gugus Pergiwo sebagai supervisor. Kunjungan dilakukan ke sekolah dan ke kelas. Hal ini dimaksudkan untuk melihat dan mengamati guru yang akan mengajar. Apa yang dihadapi guru di dalam melaksanakan pembelajaran akan dilihat dan diamati. Kelemahan dan kendala yang dihadapi guru, supervisor akan membantu dalam memecahkan kesulitan atau kendala tersebut.
akan diperoleh data yang obyektif mengenai kesulitan guru di dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Berdasarkan kesulitan itu maka guru akan mendapat bantuan untuk mengatasi permaslahannya.
Teknik kunjungan kelas oleh kepala sekolah internal memang sering dilakukan namun hasil kunjungannya kadang tidak disampaikan atau dibahas sehingga hasil kegiatannya tidak tepat sasaran. Kepala sekolah internal hanya melakukan karena tuntutan sebagai tugas sebagai supervisor atau sebagai bukti administrasi kalau sudah menjalankan supervisi sementara hasil tidak kunjungannya tidak disampaikan pada yang bersangkutan. Dengan data yang obyektif itulah, kepala sekolah se gugus Pergiwo membuat tahapan untuk membantu guru dalam pembelajaran. Kegiatan tersebut dilakukan secara bertahap dalam semester satu dan Semester dua. Tahapan meliputi 1) tahap perencanaan, 2) tahap implementasi, 3) tahap Observasi, 4)Tahap refleksi. Dari empat tahap ini direncanakan ada dua siklus. Pembinaan yang dilakukan Kepala sekolah Gugus Pergiwo terhadap guru melalui percakapan pribadi dan percakapan klasikal.
yang diperoleh dari penelitian ini adalah penerapan
pembelajaran guru. Ini membuktikan bahwa hipoteses
penelitian ini terbukti bahwa penerapan ex-in
supervision dapat meningkatkan kemampuan