• Tidak ada hasil yang ditemukan

strategi perkembangan karakter pada anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "strategi perkembangan karakter pada anak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN KARAKTER PADA ANAK USIA

TAMAN KANAK-KANAK

Melani Mega Susanti1

Abstract

This article, discusses the importance of character development strategies in child-age children. Character plays an important role in various aspects of the life of individuals in the community, nation, and state. Therefore, character education for early childhood will color her personal development as a whole. Character education is an effort to help the development of the souls of children both inward and inward, from the nature of nature to the direction of human civilization. Character education should refer to a harmony between intention, speech or words and deeds. The formulation of the problem is: 1). What is the meaning of early childhood character education ?, 2). How to develop an early childhood character ?, 3). What are the character development strategies in early childhood? The purpose of writing this article is to find out what the meaning of early childhood character education, how to develop the character of early childhood and what strategies are used to develop the character in early childhood. Character education must foster philosophical values ​​and practice the whole character of the nation as a whole and comprehensive. Child character education is a form of guidance and development of potential children or learners to be well directed and able to be embedded into a person who has a good behavior in accordance with the values ​​of morality and diversity. With character education is expected to be able to create generations of good personality and uphold the principles of virtue and truth in every step of life. The form of guidance and development is done consciously, planned, and systematically by the adults (educators) to the children (learners) in order to achieve the established educational goals.

Keywords: strategy, development, education, character

1Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini STAIN PAMEKASAN, Jl. Raya Panglegur

(2)

Abstrak

Artikel ini, membahas tentang pentingnya strategi pengembangan karakter pada anak usia taman kanak-kanak. Karakter memegang peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan individu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, pendidikan karakter bagi anak usia dini akan mewarnai perkembangan pribadinya secara keseluruhan. Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratnya menuju ke arah peradaban yang manusiawi. Pendidikan karakter harus merujuk pada adanya keselarasan antara niat, ucapan atau kata-kata dan perbuatan. Rumusan masalahnya yaitu: 1). Apa pengertian pendidikan karakter anak usia dini?, 2). Bagaimana cara mengembangkan karakter anak usia dini?, 3). Apa saja strategi pengembangan karakter pada anak usia dini? Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui apa pengertian pendidikan karakter anak usia dini, bagaimana cara mengembangkan karakter anak usia dini dan strategi apa yang dipakai untuk mengembangkan karakter pada anak usia dini. Pendidikan karakter harus menumbuhkembangkan nilai-nilai filosofis dan mengamalkan seluruh karakter bangsa secara utuh dan menyeluruh. Pendidikan karakter anak adalah bentuk bimbingan dan pengembangan potensi anak atau peserta didik supaya dapat terarah dengan baik dan mampu tertanam menjadi pribadi yang mempunyai tingkah laku yang baik sesuai dengan nilai-nilai moralitas dan keberagaman. Dengan pendidikan karakter ini diharapkan akan dapat menciptakan generasi-generasi yang berkepribadian baik dan menjunjung asas-asas kebajikan dan kebenaran disetiap langkah kehidupan. Bentuk bimbingan dan pengembangan tersebut dilakukan secara sadar, terencana, dan sistematis oleh orang dewasa (pendidik) kepada anak-anak (peserta didik) guna mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.

Kata Kunci: strategi, perkembangan, pendidikan, karakter

Pendahuluan

pendidikan karakter bagi anak usia dini memiliki makna lebih tinggi dari

pendidikan moral karena tidak hanya berkaitan dengan masalah benar atau salah,

tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan(habit) tentang berbagai perilaku yang

baik dalam kehidupan, sehingga anak memiliki kesadaran, dan pemahaman yang

(3)

kehidupan sehari-hari. Karena karakter merupakan sifat alami bagi anak usia dini

untuk merespon situasi secara bermoral, harus diwujudkan dalam tindakan nyata

melalui pembiasaan untuk berperilaku baik, jujur , bertanggung jawab, dan

hormat terhadap orang lain. Hal ini sejalan dengan ungkapan Aristotle, bahwa

karakter erat kaitannya dengan “habit” atu kebiasaan yang terus menerus

dipraktekan dan diamalkan.2 Dari pembahasan di atas dapat di ambil beberapa

rumusan masalah, pertama apa pengertian pendidikan karakter anak usia dini?,

kedua bagaimana cara mengembangkan karakter anak usia dini?, ketiga apa saja

strategi pengembangan karakter pada anak usia dini?

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui apa pengertian

pendidikan karakter anak usia dini, bagaimana cara mengembangkan karakter

anak usia dini dan strategi apa yang dipakai untuk mengembangkan karakter

pada anak usia dini. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu diharapkan dapat

memberikan pengetahuan lebih tentang cara dan strategi apa untuk

mengembangkan karakter pada anak usia dini.dan untuk menambah

pengetahuan dan berbagai sarana untuk menerapkan pengetahuan yang

diperoleh dibangku kuliah. Dan juga sebagai bahan untuk mengembangkan

pengetahuan serta bahan perbandingan bagi pembaca yang akan melakukan

penelitian khususnya tentang strategi pengembangan karakter anak usia dini.3

Pembahasan

Pendidikan sebagai suatu proses mempelajari situasi dengan fokus

utama berinteraksi antara peserta didik dengan pendidik secara berlangsung

dalam lingkungan belajar. Sehubungan dengan hal tersebut, maka hal-hal yang

(4)

berhubungan dengan perkembangan, potensi dan kecakapan, dinamika perilaku

belajar, menjadi kajian utama dan penting bagi pendidikan.4

Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai

karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen, kesadaran, pemahaman,

kepedulian, dan komitmen yang tinggi untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut,

baik terhadap Allah Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan,

maupun masyarakat dan bangsa secara keseluruhan sehingga menjadi manusia

sempurna sesuai kodratnya.5

Keberhasilan pendidikan karakter bagi anak usia dini sangat bergantung

pada ada tidaknya kesadaran, pemahaman, kepedulian, dan komitmen berbagai

pihak terhadap pendidikan. Kilpatrick mengemukakan bahwa: “salah satu

penyebab ketidakmampuan seseorang berperilaku baik meskipun telah memiliki

pemahaman tentang kebaikan itu (moral understanding) disebabkan karena tidak

terlatih untuk melakukan (moral doing). Oleh karena itu, pendidikan karakter bagi

anak usia dini sebaiknya direalisasikan melalui berbagai tindakan nyata dalam

pembelajaran, jangan terlalu teoritis, dan jangan banyak membatasi aktivitas

pembelajaran, apalagi hanya terbatas di dalam kelas.

Moral understanding sebagai aspek pertama yang harus diperhatikan

dalam pendidikan karakter bagi anak usia dini memiliki enam unsur, yaitu

kesadaran moral (moral awareness), pengetahuan tentang nilai-nilai moral

(knowing about moral values), penentuan sudut pandang (perspective taking),

logika moral (moral reasoning), keberanian mengambil keputusan (decision

4 Iswah Adriana, Memahami Pola Perkembangan Bahasa Anak Dalam Konteks

Pendidikan (Tadris: Jurnal Pendidikan Islam, Vol.3 No.1, 2008), hlm. 106.

(5)

making), dan pengenalan diri (self knowledge). Keenam unsur tersebut

merupakan komponen-komponen yang harus dittekankan dalam pendidikan

karakter, serta diajarkan kepada peserta didik dan diintegrasikan dalam seluruh

pembelajaran secara kaffah.6

Moral loving/moral feeling merupakan penguatan aspek emosi peserta

didik untuk menjadi manusia berkarakter. Penguatan ini berkaitan dengan bentuk

-bentuk sikap yang harus dirasakan oleh peserta didik, yaitu kesadaran akan jati

diri, percaya diri (self esteem), motivasi diri (self motivation), disiplin diri (self

discipline), kepekaan terhadap penderitaan orang lain(emphaty), cinta kebenaran

(loving the good), penendalian diri (self control), dan kerendahan diri(humility).

Jika kedua aspek di atas sudah terwujud dalam pendidikan anak usia dini

makamoral actingsebagaioutcomeakan dengan mudah dilakukan oleh peserta

didik. Eloknya, untuk menyukseskan pendidikan karakter bagi pendidikan anak

usia dini , perlu dilakukan identifikasi karakter, karena pendidikan karakter tanpa

identifikasi karakter hanya akan menjadi sebuah perjalanan panjang tanpa ujung,

seperti petualangan tanpa peta. Organisasi manapun di dunia ini yang menaruh

perhatian besar terhadap pendidikan karakter selalu melakukan identifikasi

karakter yang akan menjadi pilar prilaku individu.7

para ahli pendidikan moral yang mengembangkan teori pembentukan

karakter, seperti Lawrence Kohlberg’s mengembangkan moral kognitif dari

penelitian tentang keadilan sebagai inti dari moralitas. LawrenceKohlberg

mengemukakan 3 tingkat dengan 6 tahap keputusan moral, yakni tingkat

(6)

prakonvensional, konvensional, dan pascakonvensional.8

Tingkat prakonvensional terdiri dari dua tahap, yaitu moralitas

heteronomy dan tahap individualisme. Tahap moralitas heteronomi adalah

tindakan berbuat benar karena taat kepada aturan dan hokum, serta takut sanksi

apabila tidak mengikuti aturan dan hokum.

Tingkat konvensional mempunyai dua tahap, yaitu tahap harapan

bersama antarpribadi dan tahap sistem sosial, serta suara hati. Pada tahap

harapan bersama antarpribadi, seseorang berbuat seperti harapan lingkungan

sosialnya. Alasan berbuat benar karena ingin menjadi orang yang baik menurut

pandangan dirinya maupun orang lain. Tahap system sosial dan suara hati

adalah tahap melaksanakan tugas-tugas yang telah disetujui serta mematuhi

aturan dan hokum, kecuali ketika hokum tersebut bertentangan dengan

tugas-tugas sosial yang sudah pasti.9

Tingkat pascakonvensional terdiri dari tahap kontrak sosial, dan tahap

prinsip-prinsip universal. Pada tahap kontrak sosial seseorang menyadari bahwa

masyarakat memiliki berbagai aturan, yang pada umumnya mereka bersifat

relative bagi kelompoknya. Alasan berbuat benar disebablkan kesadaran untuk

mematuhi undang-undang demi kesejahteraan masyarakat dan hak asasi

manusia. Tahap prinsip etis universal merupakan suatu kesadaran mengikuti

prinsip universal atas pilihan pribadi.10

Pada pendidikan usia dini peran orang terdekat seperti ibu, bapak, kakak,

maupun anggota keluarga lainnya sangat penting. Pada perkembangan awal,

8Mulyasa,Manajemen Paud (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2014), hlm. 75-76. 9Ibid. hlm. 76.

(7)

ketika ibu dapat memberikan kebutuhan anak dengan baik dan penuh kasih

sayang akan membentuk rasa percaya diri, dan sebaliknya. Pada perkembangan

selanjutnya ketika berusia sekitar 1-2 tahun, anak sudah dapat berjalan sehingga

daerah eksplorasinya makin luas. Jika anak diberi kesempatan maka otonominya

akan muncul, sebaliknya jika sering dilarang dan ditakut-takuti, maka melakukan

suatu tindakan. Pada usia sekitar 2-3 tahun, anak sudah mempunyai inisiatif

sehinggga perlu mendapat kesempatan untuk mengembangkan inisiatifnya, dan

menjelang usia 6 tahun, anak sudah mempunyai kompetensi tertentu untuk

melakukan sesuatu yang dapat memberikan pengalaman pada dirinya.

Living values education, mengembangkan karakter anak dengan asumsi

bahwa: 1) nilai-nilai universal mengajarkan penghargaan dan kehormatan

tiap-tiap manusia., 2) setiap-tiap murid benar-benar memperhatikan nilai-nilai dan mampu

menciptakan dan belajar dengan positif bila diberikan kesempatan, dan 3)

murid-murid berjuang dalam suasana berdasarkan nilai dalam lingkungan yang positif,

aman dengan sikap saling menghargai dan kasih sayang, murid di anggap

mampu belajar menentukan pilihan-pilihan yang sadar lingkungan. Adapun

nilai-nilai yang dikembangkan untuk anak usia dini adalah nilai-nilai-nilai-nilai kedamaian,

penghargaan , cinta, tanggung jawab, kebahagiaan, kerja sama, kejujuran,

kerendahan hati, toleransi, kesederhanaan, dan persatuan.

Aktivitas pengembangan diri adalah kegiatan yang mengajak anak untuk

mengeksplorasi nilai dalam kaitannya dengan pengembangan keterampilan yang

berkaitan dengan nilai, misalnya anak-anak menggunakan boneka tangan untuk

memperagakan dunianya yang penuh kedamaian. Adapun pengembangan

(8)

berbagai permainan, dan melibatkan kerja sama.

Adapun kegiatan bermain musik yang tepat bagi anak-anak adalah

kegiatan bernyanyi dan bermain musik. Lagu-lagu yang lebih tepat untuk

bernyanyi adalah lagu-lagu yang melibatkan gerak baik melalui syair yang

mengajak untuk bergerak, maupun irama. Karakter yang ditanamkan dan

dikembangkan dalam pembelajaran tersebut, antara lain kesabaran, kedisiplinan,

kepedulian, tanggung jawab, dan ketangguhan.11

Strategi secara umum di definisikan sebagai cara untuk mencapai tujuan.

Strategi terdiri dari aktivitas-aktivitas penting yang diperlukan untuk mencapai

tujuan.12

Strategi pembangunan karakter anak usia dini yang pertama yaitu melalui

pendidikan. . Pendidikan merupakan tulang punggung strategi pembentukan

karakter bangsa. Hal itu terjadi karena dalam konteks makro, penyelenggaraan

pendidikan karakter mencangkup keseluruhan kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian mutu yang melibatkan seluruh

unit utama di lingkungan pemangku kepentingan pendidikan nasional.13

Sedangkan yang kedua yaitu, strategi pembangunan karakter bangsa

melalui pemberdayaan. Pemberdayaan merupakan salah satu strategi

pembangunan karakter bangsa yang diarahkan untuk menumbuhkembangkan

partisipasi aktif mereka dalam pembangunan karakter. Lingkungan keluarga

merupakan wahana yang pertama dan utama. Oleh karena itu, orang tua perlu

11Mulyasa,Manajemen Pendidikan Karakter (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm. 2. 12 Bashori, Strategi Kompetitif Dalam Lembaga Pendidikan (Tadris: Jurnal Pendidikan

Islam, Vol. 12 No. 2, 2017), hlm. 163.

(9)

ditingkatkan kemampuannya sehingga memiliki kemampuan untuk melakukan

pembinaan dan pengembangan karakter anak usia dini.14

Kesimpulan

Pendidikan karakter menuntut keterlibatan semua pihak (stakeholder)

termasuk komponen-komponen yang ada dalam sistem pendidikan itu sendiri,

yaitu kurikulum, rencana pembelajaran, proses pembelajaran, mekanisme

penilaian, kualitas hubungan, pengelolaan pembelajaran, pengelolaan sekolah,

pelaksanaan pengembangan diri peserta didik, pemberdayaan sarana prasarana,

pembiayaan, serta etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah. Pada

pendidikan usia dini peran orang terdekat seperti ibu, bapak, kakak, maupun

anggota keluarga lainnya sangat penting. Pada perkembangan awal, ketika ibu

dapat memberikan kebutuhan anak dengan baik dan penuh kasih sayang akan

membentuk rasa percaya diri, dan sebaliknya. Strategi dalam konteks pendidikan

mengarah kepada hal yang lebih spesifik, yakni khusus pada pembelajaran.

Pendidikan merupakan tulang punggung strategi pembentukan karakter bangsa,

dan Lingkungan keluarga merupakan wahana yang pertama dan utama untuk

menumbuhkembangkan partisipasi aktif mereka dalam pembangunan karakter

anak usia dini.

Daftar Pustaka

Adriana, Iswah. Memahami Pola Perkembangan Bahasa Anak Dalam Konteks

(10)

Pendidikan.Tadris: Jurnal Pendidikan Islam, Vol.3 No.1, 2008.

Bashori, Strategi Kompetitif Dalam Lembaga Pendidikan. Tadris: Jurnal

Pendidikan Islam, Vol. 12 No. 2, 2017.

Fadlillah, Muhammad dan Lilif Mualifatu Khorida.Pendidikan Karakter Anak Usia

Dini.Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2003.

Mulyasa,Manajemen Pendidikan Karakter.Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.

---,Manajemen Paud.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2014.

Suyadi, strategi pembelajaran pendidikan karakter. Bandung: PT Remaja

Referensi

Dokumen terkait

dapat dipercaya kebenaran dan keandalannya, sehingga diharapkan dapat menjamin keamanan kekayaan perusahaan. b) Dalam melaksanakan fungsi masing- masing, setiap

Hubungan antara potensi kerja pemulung dengan kondisi barang bekas sebagai hasil mulungnya dan kemitraan dengan pembuatan alat peraga edukatif untuk lembaga PAUD menjadi

Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum serta pertimbangan tersebut di atas maka majelis hakim memperoleh keyakinan bahwa perbuatan terdakwa untuk mendatangi korban Syamsuddin

Pantulan secara vertikal insiden pesawat-terpolarisasi cahaya dari permukaan suatu mineral transparan uniaksial tergantung pada orientasi kristalografi

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat ALLAH SWT, Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga BUKU PANDUAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN KEBUTUHAN DASAR

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. © Inarotul

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru, maka peneliti dapat menyimpulkan permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran pada mata pelajaran

dengan judul “Analisis Pengaruh Harga, Promosi, dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Toserba Mulia Bantul”.. Adapun maksud dari penyusunan skripsi ini adalah