• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Laporan Kuliah Lapangan Morfologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Laporan Kuliah Lapangan Morfologi"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

MORFOLOGI TUMBUHAN

NAGARI KASANG, KECAMATAN BATANG ANAI

KABUPATEN PADANG PARIAMAN

JUMAT, 24 APRIL 2015

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Morfologi Tumbuhan

OLEH :

SAKINAH AZHARI

14032009

BIOLOGI SAINS

Dra. H. Vauzia, M.Si

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan nikmat-Nya jugalah, penulis mampu menyelesaikan Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan ini.

Morfologi Tumbuhan adalah cabang ilmu yang mempelajari semua ciri-ciri luar tumbuhan dari ciri-ciri-ciri-ciri yang umum hingga ciri-ciri-ciri-ciri yang khusus. Dalam proses pembelajaran Morfologi Tumbuhan, dilakukanlah kuliah lapangan yang lokasinya ditentukan di Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman. Laporan kuliah lapangan ini hadir sebagai wujud pertanggungjawaban atas semua kegiatan kuliah lapangan tersebut.

Laporan ini tersusun dengan baik atas kerjasama dan partisipasi teman-teman dari Kelompok 11 Biologi 2014. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen dan asisten dosen yang telah membimbing penulis dalam pelaksanaan kuliah lapangan, pembuatan herbarium, dan pengklasifikasian objek.

“Tiada gading yang tak retak, tiada manusia tanpa khilaf”, begitu pula penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari sifat kesempurnaan. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya konstruktif dari pihak manapun demi upaya mencapai kesempurnaan pada laporan-laporan kuliah lapangan yang selanjutnya.

Harapan penulis, semoga laporan ini dapat menjadi media penambah wawasan, terutama mengenai Morfologi Tumbuhan dan menambah cakrawala pengetahuan tentang diversitas flora yang ada di Sumatera Barat ini.

Padang, April 2015

(3)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Kuliah Lapangan...1

B. Tujuan Kuliah Lapangan...1

C. Waktu dan Tempat Kuliah Lapangan...2

D. Deskripsi Wilayah Kuliah Lapangan...2

E. Peta dan Foto Lokasi Kuliah Lapangan...3

BAB II KAJIAN TEORI...4

BAB III METODE PENGAMATAN...16

A. Alat...16

B. Bahan...16

C. Prosedur Kerja...16

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN...21

A. Hasil...21

B. Pembahasan...28

BAB V PENUTUP...36

A. Kesimpulan...36

B. Saran...36

DAFTAR PUSTAKA...v

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta Lokasi Kuliah Lapangan...3

2. Bagian-bagian Bunga...5

3. Tipe-tipe Periantium...7

4. Stamen...9

5. Bunga Majemuk Tak Berbatas...12

6. Mengambil Tumbuhan di Alam...17

7. Tumbuhan yang di beri Label...17

8. Pengisian Identitas Tumbuhan...17

9. Tumbuhan si Simpan dalam Plastik...18

10. Proses Peletakan Tanaman di atas Koran...18

11. Tanaman yang di bungkus oleh koran...19

12. Objek yang telah di beri FAA dan di bungkus...19

13. Objek yang Telah di jahit...20

14. Tanaman Ara Sungsang...22

15. Spesies A...25

16. Diagram Bunga Ara Sungsang...32

17. Diagram Bunga Spesies A...35

18. Proses Pengepakan Tanaman ke dalam Koran...vi

19. Pencarian Tanaman di Lapangan...vi

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Bentuk Hidup Ara Sungsang...21

(5)

3. Morfologi Batang Ara Sungsang...23

4. Morfologi Akar Ara Sungsang...23

5. Morfologi Bunga Ara Sungsang...24

6. Morfologi Buah Ara Sungsang...24

7. Bentuk Hidup Spesies A...25

8. Morfologi Daun Spesies A...26

9. Morfologi Batang Spesies A...26

10. Morfologi Akar Spesies A...27

11. Morfologi Bunga Spesies A...28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kuliah Lapangan

Morfologi Tumbuhan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh Mahasiswa Jurusan Biologi. Morfologi Tumbuhan adalah ilmu tidak hanya mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan,tapi juga menentukan apakah fungsi masing-masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan

(6)

dan habitusnya. Dalam hal ini kita akan mengalami kesulitan untuk mengenal dan mempelajari tanaman-tanaman yang ada ataupun yang pernah ada. Usaha yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kesulitan itu salah satunya adalah dengan cara mempelajari struktur morfologinya serta mengoleksi dan mengawetkan tanaman tersebut, yang disebut dengan spesimen herbarium.

Spesimen herbarium ini bisa kita laksanakan dalam proses kuliah lapangan ini, di samping itu juga bisa menambah ilmu pengetahuan mengenai tumbuhan tersebut.

B. Tujuan Kuliah Lapangan

Adapun tujuan dari kegiatan kuliah lapangan Morfologi Tumbuhan Ini adalah:

1.Memenuhi tugas Morfologi Tumbuhan.

2.Mahasiswa dapat mengenal habitat dari tumbuhan.

3. Mahasiswa dapat mengenal ciri–ciri tumbuhan secara morfologi habitat.

4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi objek dari ciri morfologi dan ciri lain yang tampak dari objek.

5. Mahasiswa mampu membuat awetan basah (dengan menggunakan alkohol dan FAA) dan awetan kering (dengan membuat herbarium).

6. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan mengenai morfologi tumbuhan. 7. Mahasiswa memperoleh pengalaman langsung, baik di lapangan maupun dalam

pembuatan laporan.

C. Waktu dan Tempat Kuliah Lapangan Kuliah lapangan ini dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Jumat-Minggu, 24-26 April 2105 Jam : 08.00 WIB s/d Selesai

Tempat : Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman

(7)

Lokasi pelaksanaan kuliah lapangan morfologi tumbuhan dilakukan diNagari Kasang, Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. Waktu yang diperlukan dari Universitas ke sini yaitu lebih kurang 1 jam perjalanan.

Lokasinya masih alami dimana terletak diantara perbukutan yang tinggi,disini masih banyak terdapat berbagai macam tumbuhan yang tidak ada dipadang.selain itu disini kita bisa menemukan sungai yang masih alami yang jauh dari pencemaran dimana airnya yang segar jernih dan deras.

Disekitar tempat kuliah lapangan hanya beberapa rumah penduduk,dimana penduduknya ramah.jalan disini turun naik dan berliku-liku dimana disepanjang jalan kita dapat melihat berbagai jenis tumbuhan. Kehidupan masyarakat disini umumnya bertani, disepanjang jalan terdampar hijaunya hamparan padi yang luas dan lahan pertanian masyarakat kasang.

Nagari Kasang dengan luas wilayah + 2.820 Ha merupakan Ibu Kecamatan IV Koto yang terletak pada ketinggian 1000 – 1300 M dari permukaan laut yang terdiri dari daerah pegunungan, berbukit dan berlembah.

(8)
(9)

A.Pendahuluan

B.Bunga

Morfologi

Tumbuhan

Akar

Batang

Daun

Bunga

Buah

Biji

Bagian-bagian bunga

Dasar bunga (receptaculum) Kelopak (calyx)

Mahkota (corolla)

Tenda bunga (perigonium)

Benang sari (stamen)

(10)

Gambar 12. Bagian-bagian Bunga (Dutta, 1968).

Simetri pada bunga Berdasarkan tipe simetrinya

Radial simetri (Actinomorphous)

Bilateral simetri

(Zygomorphous) Asimetris (Asymetrus)

Aestivation bunga

Terbuka (Aperta)

Berkatup (valvata) Berkatup tepi melipat kedalam (Induplicativa) Berkatup dengan tepi melipat keluar (Reduplicativa)

Menyirap (Impricata)

Terpuntir satu arah (Convoluta) Mengikuti rumus 2/5

(Quincuncialis) Koklearis

(11)

Dasar bunga (receptaculum)

Hipantium

Torus

Antofor

Androginofor

Androfor

Ginofor

Cakram

Kedudukan dasar bunga pada

receptaculum

dibanding putik

Hipoginus

Periginus

Epiginus

Sifat (calyx)

Berlekatan (gamosepalus)

Berbagi (partitus)

Bercangap (fissus)

Berlekuk (laboratus) Lepas dan bebas

(12)

Gambar 13. Tipe-tipe Periantum (Radford, 1968). Sifat corolla

Berlekatan (sympetal), dapat

dibedakan

Buluh tajuk

Pinggiran tajuk

Leher tajuk

Lepas (polypetalus), dapat dibedakan

Kuku daun tajuk

(13)

Bentuk corolla berdasarkan simetri

Beraturan (regularis)

Bintang (rotatus)

Tabung (tubulus) Terompet (hypocrateriformis)

Mangkuk (urceolatus)

Corong (infundibuliformis)

Lonceng (campanulatus)

Setangkup tunggal (zigomorphus)

Bertaji (calcarotus) Berbibir (labiatus)

Kupu-kupu (papilonaceus)

Bertopeng (personatus) Pita (ligulatus)

Tenda bunga

(

perigonium

), tersusun

atas:

Daun tenda bunga

(

tepala

), dibedakan

menjadi:

Serupa kelopak

(

calycinus

)

(14)

Gambar 14. Stamen (Des, dkk, 2013). Stamen terdiri dari

Tangkai sari (filamentum)

Kepala sari (anthera)

Penghubung ruang sari (connectivum)

Tangkai sari (filamentum)

Berbekas satu (monoadelphus)

Berbekas dua (diadelphus)

(15)

Kepala sari (

anthera),

kedudukan pada

tangkai sari (filamentum)

Tegak (

innatus

)

Menempel (

adnatus

)

Bergoyang (

versatilis

)

Duduk stamen

Duduk pada dasar bunga (thalamiflorae)

Tampak seperti duduk di atas kelopak (calycyflorae)

Tampak duduk di atas tajuk bunga (corolliflorae)

Bagian dari putik (pistilum)

Kepala putik (stigma)

Tangkai putik (stylus)

(16)

Sifat bunga

Berdasarkan

kelengkapan

daun bunga

Bunga lengkap (

flos completus

)

Bunga tidak lengkap

(

flos incompletus

)

Berdasarkan

Bunga jantan

(

maskulus

)

Bunga betina

(

femincus

)

Bunga tidak

berkelamin

(

neuter

)

Berdasarkan

variasi bunga

Berumah satu

(

planta monoeca

)

Berumah dua

(

planta dioeca

)

Berumah banyak

(

polygama

)

Bagian Bunga Majemuk

Ibu Tangkai Bunga Majemuk (pedunculus)

Sumbu Utama (rachis)

Sumbu Sekunder

(17)

Gambar 15. Bunga Majemuk Tak Berbatas (Radford, 1986). Bunga Majemuk

Tak Berbatas (i.rasemosa)

Ibu tangkai tidak bercabang Ibu tangkai

bercabang Berbatas

(i.simosa)

Campuran (i.mixta)

Bunga majemuk tak berbatas

ibu tangkai tak bercabang

(18)

Ciri-ciri bunga majemuk tak berbatas

Rakis biasanya panjang

Tidak punya bunga pada ujungnya

Rakis berturut membentuk sumbu sekunder

jumlah sumbu sekunder tak terbatas

sumbu sekunder terbentuk dari ujung ke pangkal

bunga tua di paling bawah, bunga muda paling ujung

Ibu tangkai bercabang

Malai(Panicula)

Malai rata(corymbus ramosus)

Payung majemuk (umbella composita)

Bulir majemuk

(19)

Ibu tangkai tidak bercabang

Tandan (Racemus)

Untai (Amentum)

Bulir (spica)

Tongkol (Spadix)

Payung (umbella)

Cawan (Corymbus)

Bongkol (Capitalium)

Periuk (Hypanthorium)

Ciri-ciri bunga majemuk berbatas

pada ujung rachis selalu ada kuncup bunga

bunga bagian ujung mekar lebih dulu

rachis biasanya lebih pendek

rachis membentuk sumbu sekunder berbatas

(20)

Bentuk gubahan bunga majemuk berbatas

dichasium

cincinus

bostryx

drepanium

rhipidium

Bunga majemuk campuran

Berdasarkan sifat nya

Daun pelindung

(Bractea)

Daun tangkai (Bracteola)

Seludang bunga (Spata)

Daun pembalut (Bractea infulucralis)

(21)

BAB III

METODE PENGAMATAN A. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Pisau cutter b. Kertas karton

c. Potongan kardus ukuran 40x30 cm d. Tali raffia

e. Kertas moulting f. Kertas kalkir g. Botol kaca h. Kertas label i. Literatur j. Alat tulis k. Kamera 2. Bahan

a. Alkohol

b. FAA (formalin, alkohol, asam asetat glasial)

B. Cara Kerja

Cara kerja yang digunakan dalam kuliah lapangan ini sama halnya dengan cara kerja dalam pembuatan herbarium, sebab tujuan dari kuliah lapangan ini adalah membuat herbarium.

1. Mengoleksi

(22)

Gambar 2. Mengambil tumbuhan di alam (Azhari , 2015)

b. Memberikan label pada setiap tumbuhan yang diambil.

Gambar 3. Tumbuhan yang di beri label (Azhari, 2015)

(23)

Gambar 4. Pengisian identitas tumbuhan (Azhari, 2015)

d. Menyimpan tumbuhan yang telah diambil dalam kantong dengan rapi

Gambar 5. Tumbuhan di simpan dalam plastik (Azhari, 2015)

2. Mengawetkan di lapangan

(24)

Gambar 6. Proses peletakan tanaman di atas koran (Azhari, 2015)

b. Menutupi tanaman yang telah di bungkus Koran dengan Koran yang bagian atas dan bawahnya dan ikat

Gambar 7. Tanaman yang di bungkus oleh koran (Azhari, 2015)

(25)

Gambar 8. Objek yang telah di beri FAA dan dibungkus (Azhari, 2015)

4. Mengeringkan tanaman atau objek yang telah di bungkus dalam oven dengan suhu ± 70o C selama ± 3 – 4 hari

5. Melakukan pemisahan atau penyortiran serta pengelompokan terhadap objek yang telah dikeringkan

6. Menempelkan objek pada kertas putih mengkilat, dengan cara : a) Mejahit objek pada kertas sebagian yang tersembunyi

Gambar 8. Objek yang telah di jahit (Azhari, 2015)

(26)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

No Koleksi : 013

Nama Kolektor : Sakinah Azhari

NIM/BP : 14032009/ 2014

Nama Spesies : Asystasia gengetina

Gambar 14. Tanaman Ara Sungsang (Azhari, 2015)

1. Bentuk Hidup

Berdasarkan daur hidupnya Policarpa Berdasarkan lama hidupnya Bienial

Berdasarkan Habitus Batang basah (herbaceus) Berdasarkan habitat Tumbuhan mesofit

2. Daun

Warna daun Hijau

Tipe daun Daun tunggal

Kelengkapan daun Daun tidak lengkap Tipe kelengkapan daun Daun bertangkai

Bangun daun Elips

(27)

Pangkal daun Tumpul (Obtuse) Pertulangan daun Menyirip (Penninervis) Tepi helaian daun Rata (Integer)

Daging daun Tipis

Permukaan daun Licin

Pelipatan daun Conduplicate

Tata letak daun Folia Opposita/ folia decussata 3. Batang

Warna batang Hijau

Sifat batang Jelas berbatang

Tipe batang Batang basah (herbaceus)

Arah tumbuh batang Menjalar (repens)

Bentuk batang Segi empat (Quadrangularis) Permukaan batang Berambut (Pilosus)

Modifikasi Bukan batang termodifikasi

4. Akar

Tipe perakaran Tunggang

Jenis Tunggang bercabang

Akar terspesialisasi Bukan akar terspesialisasi

5. Bunga

Tipe bunga Bunga majemuk

Tipe perbungaan Resemosa, tipe bulir

Bentuk dasar bunga Hipantium

Daun kelopak (sepal)

 Warna Hijau

 Jumlah sepal 5

 Sifat susunan petal Saling bebas (koriosepal)

 Simetri Radial simetri

 Aestivasi Aperta

Daun mahkota

 Warna Putih

 Jumlah petal 5

 Sifat susunan petal Saling berlekatan (sympetal)

 Simetri Radial

 Aestivasi Sympetal

(28)

 Jumlah benang sari 4 buah (didynamus)  Kedudukan benang sari Episepal

 Sifat benang sari Bebas Putik

 Jumlah daun buah 4

 Jumlah ruang pada bakal

buah 1

 Letak bakal buah Menumpang

 Letak plasenta Melekat pada kulit buah

 Adnasi Antara stamen dan petal

6. Buah

Tipe buah Buah sejati

Tipe Sejati tunggal, kering

7. Biji : Dicotyledoneae

No Koleksi : 014

Nama Spesies : Nama daerah :

(29)

1. Bentuk Hidup

Berdasarkan daur hidupnya Policarpa Berdasarkan lama hidupnya Parenial

Berdasarkan Habitus Batang berkayu (lignosus) Berdasarkan habitat Tumbuhan mesofit

2. Daun

Warna daun Hijau

Tipe daun Daun tunggal

Kelengkapan daun Daun tidak lengkap Tipe kelengkapan daun Daun bertangkai

Bangun daun Deltoid

Ujung daun Meruncing (Acuminatus)

Pangkal daun Jantung (cordate)

Pertulangan daun Menyirip (Penninervis) Tepi helaian daun Beringgit (Crenate)

Daging daun Tipis

Permukaan daun Berambut

Pelipatan daun Conduplicate

Tata letak daun Folia Opposita/ folia decussata 3. Batang

Warna batang Coklat

Sifat batang Jelas berbatang

Tipe batang Batang berkayu (lignosus)

Arah tumbuh batang Tegak lurus (erectus)

Bentuk batang Bulat (teres)

Permukaan batang Berambut (Pilosus)

Modifikasi Bukan batang termodifikasi

4. Akar

Tipe perakaran Tunggang

Jenis Tunggang bercabang

Akar terspesialisasi Bukan akar terspesialisasi

5. Bunga

Tipe bunga Bunga majemuk

Tipe perbungaan

Bentuk dasar bunga Hipantium

(30)

 Warna Hijau

 Jumlah sepal 5

 Sifat susunan petal Saling berlekatan (sympetal)

 Simetri Radial simetri

 Aestivasi Aperta

Daun mahkota

 Warna Putih

 Jumlah petal 4

 Sifat susunan petal Saling bebas (Koriopetal)

 Simetri Radial

 Aestivasi Aperta

Kedudukan perhiasan bunga Epiginus Stamen

 Jumlah benang sari Sama dengan jumlah petal  Kedudukan benang sari Epipetal

 Sifat benang sari Bebas Putik

 Jumlah daun buah

 Jumlah ruang pada bakal

buah

 Letak bakal buah Tenggelam  Letak plasenta Axilaris

 Adnasi Tidak ada

6. Buah

Tipe buah Buah sejati

Tipe Sejati tunggal, kering

7. Biji : Dicotyledoneae

B. Pembahasan

1. Deskripsi Ara Sungsang a. Bentuk Hidup

(31)

siklus biologis. Pada tahun pertama tanaman tumbuh daun, batang, dan akar (vegetatif struktur), kemudian memasuki masa dormansi selama lebih dingin bulan. Pengelompokan berdasarkan

habitusnya, Ara Sungsang tergolong ke dalam batang hanya diperkuat oleh kelompok sel sklerenkim di antara floem dan korteksnya. Berdasarkan habitatnya, tergolong kedalam tanaman mesofit yang hidup di daerah yang lembab dan suhu sedang. b. Daun

Daun dari Asystasia gangetica adalah berwarna hijau. Tipe daun tanaman ini adalah daun tunggal karena daun pada ujung batan ditemukan pucuk daun dan daun tidak terjadi secara bersamaan dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Dilihat dari kelengkapannya, tumbuhan ini merupakan tipe daun tidak lengkap karena hanya memiliki tankai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Bangun (bentuk) daun termasuk kepada daun yang bagian terlebar terdapat dibawah ditengah-tengah helaian daun. Ujung daun setelah di amati termasuk dalam tipe meruncing (acuminatus) karena pertemuan tepi daun terletak di bawah puncak sedangkan pangkal daunnya bertoreh. Pertulangan daunnya

menyirip (penniverus) karena tulang daun terpencar kearah pinggir daun. Jika kita lihat dari tepi helaian daun, tepinya rata (integer) karena tidak ditemukan lekukan angulus dan sinusnya. Daun ini tidak berdaging atau daun tampak tipis. Tata letak daun

(filoktaksis)nya termasuk ke dalam tipe folia opposita karena jika lihat dari atas daun tersusun dalam empat baris dan pada tiap buku terdapat 2 daun. Daun pada tumbuhan ini tidak termodifikasi.

c. Batang

Batang pada Asystasia gangetica berwarna hijau dan merupakan tumbuhan yang berbatang jelas dengan tipe batang basah

(32)

(pilosus) dan batang pada Asystasia tidak merupakanbatang yang termodifikasi.

d. Akar

Akar pada Asystasis gangetica adalah akar serabut karena akar primer tidak lama bertahan sebab akan mati/tidak membesar, kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Tipe dari perakaran serabutnya yaitu akar serabut yang kecil-kecil berbentuk benang. Akar Asystasia gangetica tidak terspesialisasi.

e. Bunga

Ini menghasilkan bunga berwarna krem dengan tanda ungu ditutupi pada langit-langit (bawah kelopak mahkota). Bunga yang

dihasilkan selama jangka waktu panjang dan diikuti oleh kapsul dengan biji cokelat.

Bunga pada tanaman Asystasia gangetica ini termasuk bunga majemuk karena dapat kita lihat bunga-bunga berkumpul pada ibu tangkai bunga, memiliki rakis yang merupakan perpanjangan dari ibu tangkai bunga, bunga yang paling tua (lebih dulu mekar) terletak paling bawah atau paling jauh dari ujung sumbu utama sedangkan bunga yang paling muda terletak pada ujung sumbu utama (susunan acropetal). Dilihat dari ciri-ciri di atas dapat di simpulkan bunga Asystasia gangetica adalah bunga majemuk tak terbatas (rasemosa) dengan tipe bulir yaitu setiap bunga duduk disepanjang rachis tidak bertangkai tapi berdiri.

Daun kelopak (sepal) pada Asystasia gangetica berwarna hijau dean jumlah sepalnya adalah lima sepal yang saling bebas

(33)

Daun mahkota (petal) berwarna putih dan ada satu mahkota yang berwarna ungu dengan jumlah petal lima buah. Susunan petal saling berberlekatan (sympetal). Simetri pada daun mahkota (petal) yaitu bilateral simetri (zigomorpus) yaitu bunga yang dapat dibagi oleh bidang simetri dalam satu jurusan yang sama dan sebangun. Bentuk perhisan bunga adalah berbentuk tabung. Kedudukan perhiasan bunga pada dasar bunga lebih tinggi dari

putik/tenggelam pada dasar bunga disebut juga epiginus.

Stamen/benang sari berjumlah 4 buah (didynamus). Benang sari duduk berhadapan dengan daun kelopak atau disebut juga episepal (episepalus). Antara tangkai benang sari tidak menyatu sesamanya. Jumlah daun buah adalah empat buah. Letak bakal buah pada dasar bunganya adalah menumpang (superus) dan mempunyai satu ruang. Letak plasenta melekat pada kulit buah. Adnasi terjadi antara stamen dengan petal.

f. Buah

Buah termasuk buah Buah pecah (elastis), sebuah (clavate, basal kurang bagian biji kapsul), non-berdaging. Buah termasuk buah sejati dengan tipe buah sejati tunggal kering.

g. Biji

Jumlah bijinya empat buah. h. Rumus Bunga

Dari uraian di atas dapat kita tuliskan rumus bunganya adalah sebagai berikut:

(34)

Gambar 16. Diagram Bunga Ara Sungsang (Azhari, 2015)

2. Deskripsi Spesies A a. Bentuk Hidup

Daur hidup dari tanaman ini adalah polikarpa, dimana dalam satu periode hidupnya, tumbuhan tersebut dapat berbuah dan berbunga berkali-kali. Berdasarkan lama hidupnya atau umur, tanaman ini digolongkan ke dalam tumbuhan parenial yang merupakan tumbuhan yang hidupnya lebih dari dua tahun. Jika dilihat

berdasarkan habitusnya, tanaman ini tergolong ke dalam tanaman dengan batang berkayu (lignosus) dalam bentuk pohon.

Berdasarkan habitatnya, tergolong kedalam tanaman mesofit yang hidup di daerah yang lembab dan suhu sedang.

b. Daun

Daun dari tanaman ini berwarna hijau. Tipe daun tanaman ini adalah daun tunggal karena daun pada ujung batan ditemukan pucuk daun dan daun tidak terjadi secara bersamaan dan

mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Dilihat dari

(35)

sedangkan pangkal daunnya bertoreh. Pertulangan daunnya

menyirip (penniverus) karena tulang daun terpencar kearah pinggir daun. Jika kita lihat dari tepi helaian daun, tepinya beringgit crenate) karena ditemukan lekukan angulus dan sinusnya. Daun ini tidak berdaging atau daun tampak tipis. Tata letak daun

(filoktaksis) nya termasuk ke dalam tipe folia opposita karena jika lihat dari atas daun tersusun dalam empat baris dan pada tiap buku terdapat 2 daun. Daun pada tumbuhan ini tidak termodifikasi.

c. Batang

Batang berwarna coklat dan merupakan tumbuhan yang berbatang jelas dengan tipe batang berkayu (lignosus) karena jika kita tekan batangnya keras. Jika di lihat dari bentuk batang, batang berbentuk bulat (teres) dan pada permukaan batang dapat dilihat

permukaannya berambut (pilosus) dan batang bukan merupakan batang yang termodifikasi.

d. Akar

Akar pada tumbuhan ini adalah akar tunggang karena memiliki akar primer yang merupakan akar yang paling besar, kemudian disusul oleh sejumlah akar yang lebih kecil dan semuanya keluar dari akar primer. Tipe dari perakaran tunggang yang bercabang. Akar tumbuhan ini bukan merupakan akar terspesialisasi. e. Bunga

Tanaman ini memiliki bunga berwarna putih.

Bunga pada tanaman ini termasuk bunga majemuk karena dapat kita lihat bunga-bunga berkumpul pada ibu tangkai bunga, memiliki rakis yang merupakan perpanjangan dari ibu tangkai bunga, pada ujung utama selalu terdapat kuncup bunga. Dilihat dari ciri-ciri di atas dapat di simpulkan bahwa tipe bunganya adalah tipe adalah bunga majemuk berbatas (simosa) dengan tipe anak payung bercabang banyak yaitu sumbu utama berakhir dengan kuncup pada ujungnya.

(36)

berlekatan satu sama lain dengan tipe actinomorf. Jika dilihat dari susunan sepal terhadap sesamanya (aestivasi) bunga ini terbuka ( aperta) karena tepi daun kelopak/mahkota tidak bersentuhan sama sekali.

Daun mahkota (petal) berwarna putih dengan jumlah petal empat buah. Susunan petal saling bebas (koriopetal). Simetri pada daun mahkota (petal) yaitu bilateral simetri (zigomorpus) yaitu bunga yang dapat dibagi oleh bidang simetri dalam satu jurusan yang sama dan sebangun. Kedudukan perhiasan bunga pada dasar bunga lebih rendah dari putik/tenggelam pada dasar bunga disebut juga hipoginus. Stamen/benang sari berjumlah 4 buah Benang sari duduk berhadapan dengan daun mahkota atau disebut juga epipetal. Antara tangkai benang sari tidak menyatu sesamanya. Jumlah daun buah adalah satu. Letak bakal buah pada dasar bunganya adalah tenggelam (inferus) dan mempunyai satu ruang. Letak plasenta adalah tipe axilaris.

f. Buah

Saat dilakukan pengamatan, tumbuhan ini belum memiliki buah g. Biji

Belum memiliki biji. h. Rumus Bunga

(37)

Gambar 17. Diagram Bunga Spesies A (Azhari, 2015)

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

Morfologi tumbuhan adalah mata kuliah wajib yang membahas tentang bentuk-bentuk luar dan susunan dari organ-organ tumbuhan Spermatophyta serta menentukan fungsi masing-masing organtersebut dan juga untuk mengetahui darimana asal bentuk dan susunan organ tersebut

(38)

perakaran di permukaan tanah, mempunyai ruas dan buku dan organ-organ lainnya.

Lokasi kuliah lapangan terletak di Nagari Kasang. Lokasi tersebut merupakan tempat yang strategis dan mudah di jangkau. Objek-objek yang di dapat di lokasi tersebut merupakan perwakilan dari jenis tumbuhan tingkat tinggi.

B. SARAN

1. Semua mahasiswa diharapkan dapat memperhatikan dengan sungguh-sungguh dalam melakukan kuliah lapangan

2. Agar kuliah lapangan berjalan dengan lancar sebaiknya di dampingi oleh beberapa dosen dan asisiten untuk mendampingi mahasiswa

DAFTAR PUSTAKA

Des,dkk..2009.Buku Ajar Morfologi Tumbuhan. Padang: UNP

Duta, A.C. 1968. Botany for Degree Stuudens. Oxford University Press. Bombay-Calcuta-Madras.

Hidayat,Estiti B.1993.Morfologi Tumbuhan.Jakarta:Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Kimbal.1983.Biology.Jakarta:Erlangga

Radford, Albert E. 1986. Fundamental of Plants Systematics, New York : Harper & Row, Publisher. Inc

Sumardi,Issiret.Struktur Dan Perkembangan Tumbuhan.Jogjakarta:UGM. Suradinata,Tatang.1998.Struktur Tumbuhan.Bandung:Angkasa.

(39)

Yudianto,Auroso Adi.1989.Mengerti Morfologi Tumbuhan.Bandung:Tarsito

DAFTAR LAMPIRAN

(40)

Gambar

Gambar             Halaman
Gambar 12. Bagian-bagian Bunga (Dutta, 1968).
Gambar 13. Tipe-tipe Periantum (Radford, 1968).
Gambar 14. Stamen (Des, dkk, 2013).
+7

Referensi

Dokumen terkait

Daerah Bantarujeg, Majalengka, Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki struktur geologi yang cukup kompleks tercermin dari empat formasi batuan berbeda pada

letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek , sedangkan bunga bawang merah keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30-90 cm, dan

Pada bagian puncak bukit inilah kita dapat melihat panorama daerah Karangsambung secara leluasa sehingga ada istilah khusus yang sering digunakan oleh para

Berdasarkan tabel dapat kita lihat bahwa ibu yang melahirkan bayi normal tidak ada yang memiliki usia kehamilan di bawah 37 minggu, artinya bayi yang dilahirkan pada

elatior karena karakter warna buah tidak memiliki variasi yang tinggi jika dibandingkan dengan warna braktea pada bunga majemuk E.. Warna buah yang

Kemudian plastisitas yang paling baik adalah pada tanah liat karena tanah liat memiliki ikatan yang sangat baik, sehingga memiliki nilai plastisitas yang baik.. Dari sini

Sementara jika kita lihat pada tiap Program Studi, mahasiswa DPI dan DKV memiliki skor terendah untuk komponen ini dengan kategori tidak puas, beberapa alasan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada bunga buah naga daging super merah (Hylocereus costaricensis) menunjukkan bahwa bunga tanaman ini memiliki