LAPORAN KULIAH LAPANGAN
MORFOLOGI TUMBUHAN
NAGARI KASANG, KECAMATAN BATANG ANAI
KABUPATEN PADANG PARIAMAN
JUMAT, 24 APRIL 2015
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Morfologi Tumbuhan
OLEH :
SAKINAH AZHARI
14032009
BIOLOGI SAINS
Dra. H. Vauzia, M.Si
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan nikmat-Nya jugalah, penulis mampu menyelesaikan Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Tumbuhan ini.
Morfologi Tumbuhan adalah cabang ilmu yang mempelajari semua ciri-ciri luar tumbuhan dari ciri-ciri-ciri-ciri yang umum hingga ciri-ciri-ciri-ciri yang khusus. Dalam proses pembelajaran Morfologi Tumbuhan, dilakukanlah kuliah lapangan yang lokasinya ditentukan di Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman. Laporan kuliah lapangan ini hadir sebagai wujud pertanggungjawaban atas semua kegiatan kuliah lapangan tersebut.
Laporan ini tersusun dengan baik atas kerjasama dan partisipasi teman-teman dari Kelompok 11 Biologi 2014. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen dan asisten dosen yang telah membimbing penulis dalam pelaksanaan kuliah lapangan, pembuatan herbarium, dan pengklasifikasian objek.
“Tiada gading yang tak retak, tiada manusia tanpa khilaf”, begitu pula penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari sifat kesempurnaan. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya konstruktif dari pihak manapun demi upaya mencapai kesempurnaan pada laporan-laporan kuliah lapangan yang selanjutnya.
Harapan penulis, semoga laporan ini dapat menjadi media penambah wawasan, terutama mengenai Morfologi Tumbuhan dan menambah cakrawala pengetahuan tentang diversitas flora yang ada di Sumatera Barat ini.
Padang, April 2015
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang Kuliah Lapangan...1
B. Tujuan Kuliah Lapangan...1
C. Waktu dan Tempat Kuliah Lapangan...2
D. Deskripsi Wilayah Kuliah Lapangan...2
E. Peta dan Foto Lokasi Kuliah Lapangan...3
BAB II KAJIAN TEORI...4
BAB III METODE PENGAMATAN...16
A. Alat...16
B. Bahan...16
C. Prosedur Kerja...16
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN...21
A. Hasil...21
B. Pembahasan...28
BAB V PENUTUP...36
A. Kesimpulan...36
B. Saran...36
DAFTAR PUSTAKA...v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Peta Lokasi Kuliah Lapangan...3
2. Bagian-bagian Bunga...5
3. Tipe-tipe Periantium...7
4. Stamen...9
5. Bunga Majemuk Tak Berbatas...12
6. Mengambil Tumbuhan di Alam...17
7. Tumbuhan yang di beri Label...17
8. Pengisian Identitas Tumbuhan...17
9. Tumbuhan si Simpan dalam Plastik...18
10. Proses Peletakan Tanaman di atas Koran...18
11. Tanaman yang di bungkus oleh koran...19
12. Objek yang telah di beri FAA dan di bungkus...19
13. Objek yang Telah di jahit...20
14. Tanaman Ara Sungsang...22
15. Spesies A...25
16. Diagram Bunga Ara Sungsang...32
17. Diagram Bunga Spesies A...35
18. Proses Pengepakan Tanaman ke dalam Koran...vi
19. Pencarian Tanaman di Lapangan...vi
DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Bentuk Hidup Ara Sungsang...21
3. Morfologi Batang Ara Sungsang...23
4. Morfologi Akar Ara Sungsang...23
5. Morfologi Bunga Ara Sungsang...24
6. Morfologi Buah Ara Sungsang...24
7. Bentuk Hidup Spesies A...25
8. Morfologi Daun Spesies A...26
9. Morfologi Batang Spesies A...26
10. Morfologi Akar Spesies A...27
11. Morfologi Bunga Spesies A...28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kuliah Lapangan
Morfologi Tumbuhan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh Mahasiswa Jurusan Biologi. Morfologi Tumbuhan adalah ilmu tidak hanya mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan,tapi juga menentukan apakah fungsi masing-masing bagian itu dalam kehidupan tumbuhan
dan habitusnya. Dalam hal ini kita akan mengalami kesulitan untuk mengenal dan mempelajari tanaman-tanaman yang ada ataupun yang pernah ada. Usaha yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kesulitan itu salah satunya adalah dengan cara mempelajari struktur morfologinya serta mengoleksi dan mengawetkan tanaman tersebut, yang disebut dengan spesimen herbarium.
Spesimen herbarium ini bisa kita laksanakan dalam proses kuliah lapangan ini, di samping itu juga bisa menambah ilmu pengetahuan mengenai tumbuhan tersebut.
B. Tujuan Kuliah Lapangan
Adapun tujuan dari kegiatan kuliah lapangan Morfologi Tumbuhan Ini adalah:
1.Memenuhi tugas Morfologi Tumbuhan.
2.Mahasiswa dapat mengenal habitat dari tumbuhan.
3. Mahasiswa dapat mengenal ciri–ciri tumbuhan secara morfologi habitat.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi objek dari ciri morfologi dan ciri lain yang tampak dari objek.
5. Mahasiswa mampu membuat awetan basah (dengan menggunakan alkohol dan FAA) dan awetan kering (dengan membuat herbarium).
6. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan mengenai morfologi tumbuhan. 7. Mahasiswa memperoleh pengalaman langsung, baik di lapangan maupun dalam
pembuatan laporan.
C. Waktu dan Tempat Kuliah Lapangan Kuliah lapangan ini dilaksanakan pada: Hari/Tanggal : Jumat-Minggu, 24-26 April 2105 Jam : 08.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman
Lokasi pelaksanaan kuliah lapangan morfologi tumbuhan dilakukan diNagari Kasang, Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. Waktu yang diperlukan dari Universitas ke sini yaitu lebih kurang 1 jam perjalanan.
Lokasinya masih alami dimana terletak diantara perbukutan yang tinggi,disini masih banyak terdapat berbagai macam tumbuhan yang tidak ada dipadang.selain itu disini kita bisa menemukan sungai yang masih alami yang jauh dari pencemaran dimana airnya yang segar jernih dan deras.
Disekitar tempat kuliah lapangan hanya beberapa rumah penduduk,dimana penduduknya ramah.jalan disini turun naik dan berliku-liku dimana disepanjang jalan kita dapat melihat berbagai jenis tumbuhan. Kehidupan masyarakat disini umumnya bertani, disepanjang jalan terdampar hijaunya hamparan padi yang luas dan lahan pertanian masyarakat kasang.
Nagari Kasang dengan luas wilayah + 2.820 Ha merupakan Ibu Kecamatan IV Koto yang terletak pada ketinggian 1000 – 1300 M dari permukaan laut yang terdiri dari daerah pegunungan, berbukit dan berlembah.
A.Pendahuluan
B.Bunga
Morfologi
Tumbuhan
Akar
Batang
Daun
Bunga
Buah
Biji
Bagian-bagian bunga
Dasar bunga (receptaculum) Kelopak (calyx)
Mahkota (corolla)
Tenda bunga (perigonium)
Benang sari (stamen)
Gambar 12. Bagian-bagian Bunga (Dutta, 1968).
Simetri pada bunga Berdasarkan tipe simetrinya
Radial simetri (Actinomorphous)
Bilateral simetri
(Zygomorphous) Asimetris (Asymetrus)
Aestivation bunga
Terbuka (Aperta)
Berkatup (valvata) Berkatup tepi melipat kedalam (Induplicativa) Berkatup dengan tepi melipat keluar (Reduplicativa)
Menyirap (Impricata)
Terpuntir satu arah (Convoluta) Mengikuti rumus 2/5
(Quincuncialis) Koklearis
Dasar bunga (receptaculum)
Hipantium
Torus
Antofor
Androginofor
Androfor
Ginofor
Cakram
Kedudukan dasar bunga pada
receptaculum
dibanding putik
Hipoginus
Periginus
Epiginus
Sifat (calyx)
Berlekatan (gamosepalus)
Berbagi (partitus)
Bercangap (fissus)
Berlekuk (laboratus) Lepas dan bebas
Gambar 13. Tipe-tipe Periantum (Radford, 1968). Sifat corolla
Berlekatan (sympetal), dapat
dibedakan
Buluh tajuk
Pinggiran tajuk
Leher tajuk
Lepas (polypetalus), dapat dibedakan
Kuku daun tajuk
Bentuk corolla berdasarkan simetri
Beraturan (regularis)
Bintang (rotatus)
Tabung (tubulus) Terompet (hypocrateriformis)
Mangkuk (urceolatus)
Corong (infundibuliformis)
Lonceng (campanulatus)
Setangkup tunggal (zigomorphus)
Bertaji (calcarotus) Berbibir (labiatus)
Kupu-kupu (papilonaceus)
Bertopeng (personatus) Pita (ligulatus)
Tenda bunga
(
perigonium
), tersusun
atas:
Daun tenda bunga
(
tepala
), dibedakan
menjadi:
Serupa kelopak
(
calycinus
)
Gambar 14. Stamen (Des, dkk, 2013). Stamen terdiri dari
Tangkai sari (filamentum)
Kepala sari (anthera)
Penghubung ruang sari (connectivum)
Tangkai sari (filamentum)
Berbekas satu (monoadelphus)
Berbekas dua (diadelphus)
Kepala sari (
anthera),
kedudukan pada
tangkai sari (filamentum)
Tegak (
innatus
)
Menempel (
adnatus
)
Bergoyang (
versatilis
)
Duduk stamen
Duduk pada dasar bunga (thalamiflorae)
Tampak seperti duduk di atas kelopak (calycyflorae)
Tampak duduk di atas tajuk bunga (corolliflorae)
Bagian dari putik (pistilum)
Kepala putik (stigma)
Tangkai putik (stylus)
Sifat bunga
Berdasarkan
kelengkapan
daun bunga
Bunga lengkap (
flos completus
)
Bunga tidak lengkap
(
flos incompletus
)
Berdasarkan
Bunga jantan
(
maskulus
)
Bunga betina
(
femincus
)
Bunga tidak
berkelamin
(
neuter
)
Berdasarkan
variasi bunga
Berumah satu
(
planta monoeca
)
Berumah dua
(
planta dioeca
)
Berumah banyak
(
polygama
)
Bagian Bunga Majemuk
Ibu Tangkai Bunga Majemuk (pedunculus)
Sumbu Utama (rachis)
Sumbu Sekunder
Gambar 15. Bunga Majemuk Tak Berbatas (Radford, 1986). Bunga Majemuk
Tak Berbatas (i.rasemosa)
Ibu tangkai tidak bercabang Ibu tangkai
bercabang Berbatas
(i.simosa)
Campuran (i.mixta)
Bunga majemuk tak berbatas
ibu tangkai tak bercabang
Ciri-ciri bunga majemuk tak berbatas
Rakis biasanya panjang
Tidak punya bunga pada ujungnya
Rakis berturut membentuk sumbu sekunder
jumlah sumbu sekunder tak terbatas
sumbu sekunder terbentuk dari ujung ke pangkal
bunga tua di paling bawah, bunga muda paling ujung
Ibu tangkai bercabang
Malai(Panicula)
Malai rata(corymbus ramosus)
Payung majemuk (umbella composita)
Bulir majemuk
Ibu tangkai tidak bercabang
Tandan (Racemus)
Untai (Amentum)
Bulir (spica)
Tongkol (Spadix)
Payung (umbella)
Cawan (Corymbus)
Bongkol (Capitalium)
Periuk (Hypanthorium)
Ciri-ciri bunga majemuk berbatas
pada ujung rachis selalu ada kuncup bunga
bunga bagian ujung mekar lebih dulu
rachis biasanya lebih pendek
rachis membentuk sumbu sekunder berbatas
Bentuk gubahan bunga majemuk berbatas
dichasium
cincinus
bostryx
drepanium
rhipidium
Bunga majemuk campuran
Berdasarkan sifat nya
Daun pelindung
(Bractea)
Daun tangkai (Bracteola)
Seludang bunga (Spata)
Daun pembalut (Bractea infulucralis)
BAB III
METODE PENGAMATAN A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pisau cutter b. Kertas karton
c. Potongan kardus ukuran 40x30 cm d. Tali raffia
e. Kertas moulting f. Kertas kalkir g. Botol kaca h. Kertas label i. Literatur j. Alat tulis k. Kamera 2. Bahan
a. Alkohol
b. FAA (formalin, alkohol, asam asetat glasial)
B. Cara Kerja
Cara kerja yang digunakan dalam kuliah lapangan ini sama halnya dengan cara kerja dalam pembuatan herbarium, sebab tujuan dari kuliah lapangan ini adalah membuat herbarium.
1. Mengoleksi
Gambar 2. Mengambil tumbuhan di alam (Azhari , 2015)
b. Memberikan label pada setiap tumbuhan yang diambil.
Gambar 3. Tumbuhan yang di beri label (Azhari, 2015)
Gambar 4. Pengisian identitas tumbuhan (Azhari, 2015)
d. Menyimpan tumbuhan yang telah diambil dalam kantong dengan rapi
Gambar 5. Tumbuhan di simpan dalam plastik (Azhari, 2015)
2. Mengawetkan di lapangan
Gambar 6. Proses peletakan tanaman di atas koran (Azhari, 2015)
b. Menutupi tanaman yang telah di bungkus Koran dengan Koran yang bagian atas dan bawahnya dan ikat
Gambar 7. Tanaman yang di bungkus oleh koran (Azhari, 2015)
Gambar 8. Objek yang telah di beri FAA dan dibungkus (Azhari, 2015)
4. Mengeringkan tanaman atau objek yang telah di bungkus dalam oven dengan suhu ± 70o C selama ± 3 – 4 hari
5. Melakukan pemisahan atau penyortiran serta pengelompokan terhadap objek yang telah dikeringkan
6. Menempelkan objek pada kertas putih mengkilat, dengan cara : a) Mejahit objek pada kertas sebagian yang tersembunyi
Gambar 8. Objek yang telah di jahit (Azhari, 2015)
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No Koleksi : 013
Nama Kolektor : Sakinah Azhari
NIM/BP : 14032009/ 2014
Nama Spesies : Asystasia gengetina
Gambar 14. Tanaman Ara Sungsang (Azhari, 2015)
1. Bentuk Hidup
Berdasarkan daur hidupnya Policarpa Berdasarkan lama hidupnya Bienial
Berdasarkan Habitus Batang basah (herbaceus) Berdasarkan habitat Tumbuhan mesofit
2. Daun
Warna daun Hijau
Tipe daun Daun tunggal
Kelengkapan daun Daun tidak lengkap Tipe kelengkapan daun Daun bertangkai
Bangun daun Elips
Pangkal daun Tumpul (Obtuse) Pertulangan daun Menyirip (Penninervis) Tepi helaian daun Rata (Integer)
Daging daun Tipis
Permukaan daun Licin
Pelipatan daun Conduplicate
Tata letak daun Folia Opposita/ folia decussata 3. Batang
Warna batang Hijau
Sifat batang Jelas berbatang
Tipe batang Batang basah (herbaceus)
Arah tumbuh batang Menjalar (repens)
Bentuk batang Segi empat (Quadrangularis) Permukaan batang Berambut (Pilosus)
Modifikasi Bukan batang termodifikasi
4. Akar
Tipe perakaran Tunggang
Jenis Tunggang bercabang
Akar terspesialisasi Bukan akar terspesialisasi
5. Bunga
Tipe bunga Bunga majemuk
Tipe perbungaan Resemosa, tipe bulir
Bentuk dasar bunga Hipantium
Daun kelopak (sepal)
Warna Hijau
Jumlah sepal 5
Sifat susunan petal Saling bebas (koriosepal)
Simetri Radial simetri
Aestivasi Aperta
Daun mahkota
Warna Putih
Jumlah petal 5
Sifat susunan petal Saling berlekatan (sympetal)
Simetri Radial
Aestivasi Sympetal
Jumlah benang sari 4 buah (didynamus) Kedudukan benang sari Episepal
Sifat benang sari Bebas Putik
Jumlah daun buah 4
Jumlah ruang pada bakal
buah 1
Letak bakal buah Menumpang
Letak plasenta Melekat pada kulit buah
Adnasi Antara stamen dan petal
6. Buah
Tipe buah Buah sejati
Tipe Sejati tunggal, kering
7. Biji : Dicotyledoneae
No Koleksi : 014
Nama Spesies : Nama daerah :
1. Bentuk Hidup
Berdasarkan daur hidupnya Policarpa Berdasarkan lama hidupnya Parenial
Berdasarkan Habitus Batang berkayu (lignosus) Berdasarkan habitat Tumbuhan mesofit
2. Daun
Warna daun Hijau
Tipe daun Daun tunggal
Kelengkapan daun Daun tidak lengkap Tipe kelengkapan daun Daun bertangkai
Bangun daun Deltoid
Ujung daun Meruncing (Acuminatus)
Pangkal daun Jantung (cordate)
Pertulangan daun Menyirip (Penninervis) Tepi helaian daun Beringgit (Crenate)
Daging daun Tipis
Permukaan daun Berambut
Pelipatan daun Conduplicate
Tata letak daun Folia Opposita/ folia decussata 3. Batang
Warna batang Coklat
Sifat batang Jelas berbatang
Tipe batang Batang berkayu (lignosus)
Arah tumbuh batang Tegak lurus (erectus)
Bentuk batang Bulat (teres)
Permukaan batang Berambut (Pilosus)
Modifikasi Bukan batang termodifikasi
4. Akar
Tipe perakaran Tunggang
Jenis Tunggang bercabang
Akar terspesialisasi Bukan akar terspesialisasi
5. Bunga
Tipe bunga Bunga majemuk
Tipe perbungaan
Bentuk dasar bunga Hipantium
Warna Hijau
Jumlah sepal 5
Sifat susunan petal Saling berlekatan (sympetal)
Simetri Radial simetri
Aestivasi Aperta
Daun mahkota
Warna Putih
Jumlah petal 4
Sifat susunan petal Saling bebas (Koriopetal)
Simetri Radial
Aestivasi Aperta
Kedudukan perhiasan bunga Epiginus Stamen
Jumlah benang sari Sama dengan jumlah petal Kedudukan benang sari Epipetal
Sifat benang sari Bebas Putik
Jumlah daun buah
Jumlah ruang pada bakal
buah
Letak bakal buah Tenggelam Letak plasenta Axilaris
Adnasi Tidak ada
6. Buah
Tipe buah Buah sejati
Tipe Sejati tunggal, kering
7. Biji : Dicotyledoneae
B. Pembahasan
1. Deskripsi Ara Sungsang a. Bentuk Hidup
siklus biologis. Pada tahun pertama tanaman tumbuh daun, batang, dan akar (vegetatif struktur), kemudian memasuki masa dormansi selama lebih dingin bulan. Pengelompokan berdasarkan
habitusnya, Ara Sungsang tergolong ke dalam batang hanya diperkuat oleh kelompok sel sklerenkim di antara floem dan korteksnya. Berdasarkan habitatnya, tergolong kedalam tanaman mesofit yang hidup di daerah yang lembab dan suhu sedang. b. Daun
Daun dari Asystasia gangetica adalah berwarna hijau. Tipe daun tanaman ini adalah daun tunggal karena daun pada ujung batan ditemukan pucuk daun dan daun tidak terjadi secara bersamaan dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Dilihat dari kelengkapannya, tumbuhan ini merupakan tipe daun tidak lengkap karena hanya memiliki tankai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Bangun (bentuk) daun termasuk kepada daun yang bagian terlebar terdapat dibawah ditengah-tengah helaian daun. Ujung daun setelah di amati termasuk dalam tipe meruncing (acuminatus) karena pertemuan tepi daun terletak di bawah puncak sedangkan pangkal daunnya bertoreh. Pertulangan daunnya
menyirip (penniverus) karena tulang daun terpencar kearah pinggir daun. Jika kita lihat dari tepi helaian daun, tepinya rata (integer) karena tidak ditemukan lekukan angulus dan sinusnya. Daun ini tidak berdaging atau daun tampak tipis. Tata letak daun
(filoktaksis)nya termasuk ke dalam tipe folia opposita karena jika lihat dari atas daun tersusun dalam empat baris dan pada tiap buku terdapat 2 daun. Daun pada tumbuhan ini tidak termodifikasi.
c. Batang
Batang pada Asystasia gangetica berwarna hijau dan merupakan tumbuhan yang berbatang jelas dengan tipe batang basah
(pilosus) dan batang pada Asystasia tidak merupakanbatang yang termodifikasi.
d. Akar
Akar pada Asystasis gangetica adalah akar serabut karena akar primer tidak lama bertahan sebab akan mati/tidak membesar, kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Tipe dari perakaran serabutnya yaitu akar serabut yang kecil-kecil berbentuk benang. Akar Asystasia gangetica tidak terspesialisasi.
e. Bunga
Ini menghasilkan bunga berwarna krem dengan tanda ungu ditutupi pada langit-langit (bawah kelopak mahkota). Bunga yang
dihasilkan selama jangka waktu panjang dan diikuti oleh kapsul dengan biji cokelat.
Bunga pada tanaman Asystasia gangetica ini termasuk bunga majemuk karena dapat kita lihat bunga-bunga berkumpul pada ibu tangkai bunga, memiliki rakis yang merupakan perpanjangan dari ibu tangkai bunga, bunga yang paling tua (lebih dulu mekar) terletak paling bawah atau paling jauh dari ujung sumbu utama sedangkan bunga yang paling muda terletak pada ujung sumbu utama (susunan acropetal). Dilihat dari ciri-ciri di atas dapat di simpulkan bunga Asystasia gangetica adalah bunga majemuk tak terbatas (rasemosa) dengan tipe bulir yaitu setiap bunga duduk disepanjang rachis tidak bertangkai tapi berdiri.
Daun kelopak (sepal) pada Asystasia gangetica berwarna hijau dean jumlah sepalnya adalah lima sepal yang saling bebas
Daun mahkota (petal) berwarna putih dan ada satu mahkota yang berwarna ungu dengan jumlah petal lima buah. Susunan petal saling berberlekatan (sympetal). Simetri pada daun mahkota (petal) yaitu bilateral simetri (zigomorpus) yaitu bunga yang dapat dibagi oleh bidang simetri dalam satu jurusan yang sama dan sebangun. Bentuk perhisan bunga adalah berbentuk tabung. Kedudukan perhiasan bunga pada dasar bunga lebih tinggi dari
putik/tenggelam pada dasar bunga disebut juga epiginus.
Stamen/benang sari berjumlah 4 buah (didynamus). Benang sari duduk berhadapan dengan daun kelopak atau disebut juga episepal (episepalus). Antara tangkai benang sari tidak menyatu sesamanya. Jumlah daun buah adalah empat buah. Letak bakal buah pada dasar bunganya adalah menumpang (superus) dan mempunyai satu ruang. Letak plasenta melekat pada kulit buah. Adnasi terjadi antara stamen dengan petal.
f. Buah
Buah termasuk buah Buah pecah (elastis), sebuah (clavate, basal kurang bagian biji kapsul), non-berdaging. Buah termasuk buah sejati dengan tipe buah sejati tunggal kering.
g. Biji
Jumlah bijinya empat buah. h. Rumus Bunga
Dari uraian di atas dapat kita tuliskan rumus bunganya adalah sebagai berikut:
Gambar 16. Diagram Bunga Ara Sungsang (Azhari, 2015)
2. Deskripsi Spesies A a. Bentuk Hidup
Daur hidup dari tanaman ini adalah polikarpa, dimana dalam satu periode hidupnya, tumbuhan tersebut dapat berbuah dan berbunga berkali-kali. Berdasarkan lama hidupnya atau umur, tanaman ini digolongkan ke dalam tumbuhan parenial yang merupakan tumbuhan yang hidupnya lebih dari dua tahun. Jika dilihat
berdasarkan habitusnya, tanaman ini tergolong ke dalam tanaman dengan batang berkayu (lignosus) dalam bentuk pohon.
Berdasarkan habitatnya, tergolong kedalam tanaman mesofit yang hidup di daerah yang lembab dan suhu sedang.
b. Daun
Daun dari tanaman ini berwarna hijau. Tipe daun tanaman ini adalah daun tunggal karena daun pada ujung batan ditemukan pucuk daun dan daun tidak terjadi secara bersamaan dan
mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Dilihat dari
sedangkan pangkal daunnya bertoreh. Pertulangan daunnya
menyirip (penniverus) karena tulang daun terpencar kearah pinggir daun. Jika kita lihat dari tepi helaian daun, tepinya beringgit crenate) karena ditemukan lekukan angulus dan sinusnya. Daun ini tidak berdaging atau daun tampak tipis. Tata letak daun
(filoktaksis) nya termasuk ke dalam tipe folia opposita karena jika lihat dari atas daun tersusun dalam empat baris dan pada tiap buku terdapat 2 daun. Daun pada tumbuhan ini tidak termodifikasi.
c. Batang
Batang berwarna coklat dan merupakan tumbuhan yang berbatang jelas dengan tipe batang berkayu (lignosus) karena jika kita tekan batangnya keras. Jika di lihat dari bentuk batang, batang berbentuk bulat (teres) dan pada permukaan batang dapat dilihat
permukaannya berambut (pilosus) dan batang bukan merupakan batang yang termodifikasi.
d. Akar
Akar pada tumbuhan ini adalah akar tunggang karena memiliki akar primer yang merupakan akar yang paling besar, kemudian disusul oleh sejumlah akar yang lebih kecil dan semuanya keluar dari akar primer. Tipe dari perakaran tunggang yang bercabang. Akar tumbuhan ini bukan merupakan akar terspesialisasi. e. Bunga
Tanaman ini memiliki bunga berwarna putih.
Bunga pada tanaman ini termasuk bunga majemuk karena dapat kita lihat bunga-bunga berkumpul pada ibu tangkai bunga, memiliki rakis yang merupakan perpanjangan dari ibu tangkai bunga, pada ujung utama selalu terdapat kuncup bunga. Dilihat dari ciri-ciri di atas dapat di simpulkan bahwa tipe bunganya adalah tipe adalah bunga majemuk berbatas (simosa) dengan tipe anak payung bercabang banyak yaitu sumbu utama berakhir dengan kuncup pada ujungnya.
berlekatan satu sama lain dengan tipe actinomorf. Jika dilihat dari susunan sepal terhadap sesamanya (aestivasi) bunga ini terbuka ( aperta) karena tepi daun kelopak/mahkota tidak bersentuhan sama sekali.
Daun mahkota (petal) berwarna putih dengan jumlah petal empat buah. Susunan petal saling bebas (koriopetal). Simetri pada daun mahkota (petal) yaitu bilateral simetri (zigomorpus) yaitu bunga yang dapat dibagi oleh bidang simetri dalam satu jurusan yang sama dan sebangun. Kedudukan perhiasan bunga pada dasar bunga lebih rendah dari putik/tenggelam pada dasar bunga disebut juga hipoginus. Stamen/benang sari berjumlah 4 buah Benang sari duduk berhadapan dengan daun mahkota atau disebut juga epipetal. Antara tangkai benang sari tidak menyatu sesamanya. Jumlah daun buah adalah satu. Letak bakal buah pada dasar bunganya adalah tenggelam (inferus) dan mempunyai satu ruang. Letak plasenta adalah tipe axilaris.
f. Buah
Saat dilakukan pengamatan, tumbuhan ini belum memiliki buah g. Biji
Belum memiliki biji. h. Rumus Bunga
Gambar 17. Diagram Bunga Spesies A (Azhari, 2015)
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN
Morfologi tumbuhan adalah mata kuliah wajib yang membahas tentang bentuk-bentuk luar dan susunan dari organ-organ tumbuhan Spermatophyta serta menentukan fungsi masing-masing organtersebut dan juga untuk mengetahui darimana asal bentuk dan susunan organ tersebut
perakaran di permukaan tanah, mempunyai ruas dan buku dan organ-organ lainnya.
Lokasi kuliah lapangan terletak di Nagari Kasang. Lokasi tersebut merupakan tempat yang strategis dan mudah di jangkau. Objek-objek yang di dapat di lokasi tersebut merupakan perwakilan dari jenis tumbuhan tingkat tinggi.
B. SARAN
1. Semua mahasiswa diharapkan dapat memperhatikan dengan sungguh-sungguh dalam melakukan kuliah lapangan
2. Agar kuliah lapangan berjalan dengan lancar sebaiknya di dampingi oleh beberapa dosen dan asisiten untuk mendampingi mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
Des,dkk..2009.Buku Ajar Morfologi Tumbuhan. Padang: UNP
Duta, A.C. 1968. Botany for Degree Stuudens. Oxford University Press. Bombay-Calcuta-Madras.
Hidayat,Estiti B.1993.Morfologi Tumbuhan.Jakarta:Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Kimbal.1983.Biology.Jakarta:Erlangga
Radford, Albert E. 1986. Fundamental of Plants Systematics, New York : Harper & Row, Publisher. Inc
Sumardi,Issiret.Struktur Dan Perkembangan Tumbuhan.Jogjakarta:UGM. Suradinata,Tatang.1998.Struktur Tumbuhan.Bandung:Angkasa.
Yudianto,Auroso Adi.1989.Mengerti Morfologi Tumbuhan.Bandung:Tarsito
DAFTAR LAMPIRAN