• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

Ringkasan

(3)

3

Summary

(4)

4

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat-Nya, Laporan Kegiatan Kuliah Lapangan Karangsambung ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas sebagai tindak lanjut dari Kegiatan Kuliah Lapangan di LIPI Karangsambung, Kebumen, Jawaa Tengah. Dalam kesempatan ini penulis bermaksud mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung atas tersukseskannya kegiatan kuliah lapangan karangsambung serta atas terselesaikannya laporan ini, yaitu seluruh Dosen dan karyawan serta seluruh asisten laboraorium yang telah membimbing dan memberikan nasihat selama kegiatan kuliah lapangan hingga tersusunnya laporan ini.

Tidak ada karya yang sempurna, begitu pula dengan laporan ini, maka dari itu kritik

maupun saran yang membangun sangat diharapkan demi penyusunan laporan yang lebih baik untuk selanjutnya. Semoga laporan ini dapat menambah wawasan dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, 24 April 2016

(5)

5

DAFTAR ISI Halaman Judul ... 1 Ringkasan ... 2 Summary ... 3 Kata Pengantar ... 4 Daftar Isi ... 5 Daftar Gambar ... 6 Daftar Tabel ... 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 7 1.2 Permasalahan ... 7 1.3 Tujuan ... 7

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 7

BAB II DASAR TEORI 2.1 Petrologi ... 8

2.2 Struktur Geologi ... 8

2.3 Geomorfologi ... 10

2.4 Stratigrafi ... 12

2.5 Regional Karangsambung ... 13

BAB III ALAT DAN BAHAN 3.1 Kompas Geologi ... 19 3.2 GPS ... 20 3.3 Palu Geologi ... 21 3.4 Meteran ... 21 BAB IV METODOLOGI 4.1 Pengukuran Strike-Dip ... 22 4.2 Penggunaan GPS ... 22 4.3 Resection ... 22 4.4 Mendeskripsikan Batuan ... 22

(6)

6

4.5 Pengukuran Stratigrafi ... 23

4.4 Pemetaan Geologi ... 23

BAB V HASIL KEGIATAN 5.1 Hasil Kegiatan ... 24

5.2 Pembahasan ... 35

Daftar Pustaka ... 37

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Patahan Normal oleh gaya horisontal ... 7

Gambar 2.2 Patahan normal Horst Graben ... 7

Gambar 2.3 Patahan normal berupa lengkungan ... 7

Gambar 2.4 Berbagai jenis patahan normal... 8

Gambar 2.5 Daerah antiklin di Karangsambung ... 12

Gambar 2.6 Peta bentukan morfologi Karangsambung... 12

Gambar 2.7 Peta Geologi Karangsambung ... 8

Gambar 3.1 GPS dan bagian-bagiannya ... 19

Gambar 3.2 Palu batuan sedimen dan batuan beku ... 21

Gambar 5.1 Orientasi medan dengan membidik dua objek ... 24

Gambar 5.2 Singkapan Batuan Metamorf Filit Grafit ... 25

Gambar 5.3 Singkapan Batuan Metamorf Serpentinit ... 25

Gambar 5.4 Singkapan kontak pillow basalt, gamping merah, dan rijang ... 26

Gambar 5.5 Singkapan Batuan Sedimen lempung bersisik ... 27

Gambar 5.6 Singkapan Batuan Beku Diabas... 28

Gambar 5.7 Singkapan perselingan gamping merah dan rijang ... 30

Gambar 5.8 Pengamatan geomorfologi Karangsambung ... 31

Gambar 5.9 Singkapan di sungai kalikudu ... 31

Gambar 5.10 Singkapan perselingan batu pasir dan batu lempung ... 32

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Daftar penyebab proses Geomorfologi ... 9

(7)

7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mahasiswa memerlukan pandangan langsung tentang bagaimana dunia lapangan kerja yang sesungguhnya. Karena banyaknya lapangan kerja yang membutuhkan tenaga kerja dengan berbagai keahlian dan terkadang mata kuliah yang di ajarkan di dalam kelas terasa kurang cukup. Lebih lagi bagi seorang geoscientist yang pada dasarnya adalah orang lapangan, maka untuk menyeimbangkan mata kuliah yang telah di ajarkan, Mahasiswa perlu terjun langsung ke lapangan, untuk melihat secara langsung fenoma geologi yang dapat disaksikan secara langsung dan merealisasikan apa yang sudah dipelajari didalam kelas. Oleh sebab itu diadakanlah kuliah lapangan yang berlokasi di daerah Karangsambung ini.

Karangsambung unik dikarenakan merupakan kawasan purbakala hingga 90 juta tahun lalu. Pada masa itu kawasan tersebut menjadi tempat tumbukan antara lempeng Indo-Austraiia dengan lempeng Asia. Karena itu Karangsambung menjadi salah satu kunci dalam mempelajari proses evolusi lempeng benua di Asia Tenggara dan telah menjadi

laboratorium alam dan monument geologi yang menarik untuk dikaji.

Keanekaragaman batuan di Karangsambung dengan kondisi morfologinya menjadi menarik karena terkait konsep tektonika lempeng angkatan dan erosi maksimal yang muncul di kawasan Karangsambung. Dari segi geologi, Indonesia merupakan negara dengan wilayah paling labil di dunia tempat terjadi pertemuan pergerakan tiga lempeng besar yaitu Hindia-Australia yang bergerak ke utara, Asia-Eropa yang bergerak ke Tenggara, dan Asia-Pasifik yang bergerak ke barat.

Kawasan yang menjadi objek keunikan geologi dapat diamati pada daerah seluas 20 x 20 km2 atau pada batas koordinat 109035'-109041'BT dan 7025'-7036'LS. Desa Karangsambung yang berada dan menjadi titik pusat di dalam kawasan ini terletak 19 km di sebelah utara Kota Kebumen. Bagian utara kawasan geologi Karangsambung merupakan bagian dari Lajur Pegunungan Serayu Selatan. Pada umumnya daerah ini terdiri atas dataran rendah hingga perbukitan menggelombang dan perbukitan tak teratur yang mencapai ketinggian hingga 520 m.

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang ditemui pada kuliah lapangan ini adalah bagaimana cara mempelajari petrologi, struktur geologi, geomorfologi, statigrafi dan regional daerah Karangsambung.

1.3 Tujuan

Tujuan dari diadakannya kuliah lapangan ini adalah untuk mempelajari petrologi, struktur geologi, geomorfologi, statigrafi dan regional daerah Karansambung.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kuliah lapangan ini diadakan di Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah selama lima hari dari 11 – 15 April 2016.

(8)
(9)

9

BAB II

DASAR TEORI 2.1 Petrologi

Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus padastudi mengenai batuan dan kondisi pembentukannya..Kata petrologiitu sendiri berasal dari kata Bahasa Yunani petra,yang berarti “batu”. Petrologi batuan beku berfokuspada komposisi dan tekstur dari batuan beku(batuan seperti granit atau basalt yang telahmengkristal dari batu lebur atau magma). Batuanbeku mencakup batuan vulkanik danplutonik. Petrologi batuan sedimen berfokus padakomposisi dan tekstur dari batuan sedimen (batuanseperti batu pasir atau batu gamping yangmengandung partikel-partikel sedimen terikat denganmatriks atau material lebih halus).Petrologibatuan metamorf berfokus pada komposisidan tekstur dari batuan metamorf (batuan sepertibatu sabak atau batu marmer yang bermula daribatuan sedimen atau beku tetapi telah melaluiperubahan kimia, mineralogi atau tekstur dikarenakankondisi ekstrim dari tekanan, suhu, atau keduanya).Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi,petrografi mikroskopis, dan analisa kimia untukmenggambarkan komposisi dan tekstur batuan.

2.2 Struktur Geologi

Geologi struktur ialah kajian ilmu yang mempelajari tentang arsitektur kulit bumi (batuan) hasil deformasi beserta gaya penyebabnya (Haryanto, 2003). Hal yang dipelajari di dalam Geologi Struktur pada dasarnya mencakup tentang proses dan hasil. Proses berkaitan dengan gaya, gerak, displacement, waktu, serta berhubungan dengan sifat fisika-kimia batuan. Sedangkan hasil atau produk berkaitan dengan kedudukan, posisi dan geometri batuan. Geologi struktur penting dipelajari karena didalamnya mempelajari proses pembentukan struktur Geologi. Struktur geologi inilah yang mengontrol pembentukan dan penyebaran batuan/mineral di kulit bumi. Cabang ilmu yang berkaitan dengan ilmu ini antara lain, Stratigrafi, Sedimentologi, Paleontologi, Petrologi, Vulkanologi, dan Geomorfologi.Contoh kasus betapa pentingnya mempelajari Geologi Struktur ialah, bentuk relief permukaan bumi (morfologi) merupakan hasil dari aktifitas tektonik dan struktur baik yang skalanya lokal maupun regional. Pembahasan materi Geologi struktur mencakup studi tentang gaya (force), unsur geometri struktur, struktur perlipatan (fold), struktur sesar (fault), struktur kekar (joint) dan struktur lainnya (sesar minor).Dalam mempelajari struktur Geologi kita harus mengamati, mengukur dan menganalisis struktur batuan. Struktur batuan adalah kenampakan batuan (bentuk/ geometri) yang menempati ruang dan terbentuk akibat suatu proses tertentu (tektonik/ non tektonik). Berdasarkan pada proses pembentukannya, struktur batuan dibedakan menjadi struktur primer dan struktur sekunder.

Dalam geologi dikenal 3 jenis struktur yang dijumpai pada batuan sebagai produk dari gaya yang bekerja pada batuan, yaitu:

 Kekar (fractures) dan Rekahan (cracks). Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Shear Joint (Kekar Gerus), Tension Joint, Extension Joint (Release Joint)  Perlipatan (folding)adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan

sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan

 Patahan/Sesar (faulting) adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Sesar dapat dibagi kedalam beberapa jenis/tipe tergantung pada arah relatif pergeserannya. Selama patahan/sesar dianggap sebagai suatu bidang datar, maka konsep jurus dan

(10)

10

kemiringan juga dapat dipakai, dengan demikian jurus dan kemiringan dari suatu bidang sesar dapat diukur dan ditentukan.

1. Dip Slip Faults – adalah patahan yang bidang patahannya menyudut (inclined) dan pergeseran relatifnya berada disepanjang bidang patahannya atau offset terjadi disepanjang arah kemiringanny. Kita dapat mentukan bahwa blok yang berada diatas patahan sebagai “hanging wall block” dan blok yang berada dibawah patahan dikenal sebagai “footwall block”.

2. Normal Faults – adalah patahan yang terjadi karena gaya tegasan tensional horisontal pada batuan yang bersifat retas dimana “hangingwall block” telah mengalami pergeseran relatif ke arah bagian bawah terhadap “footwall block”.

3. Horsts & Gabens terjadi akibat dari tegasan tensional, seringkali dijumpai sesar-sesar normal yang berpasang pasangan dengan bidang patahan yang berlawanan. Dalam kasus yang demikian, maka bagian dari blok-blok yang turun akan membentuk “graben” sedangkan pasangan dari blok-blok yang terangkat sebagai “horst”.

Gambar 2.1 Sesar / Patahan Normal yang disebabkan oleh gaya tegasan tensional horisontal, dimana hangingwall bergerah kebagian bawah dari footwall.

Gambar 2.2 Patahan normal yang membentuk “Horst” dan “Graben”.

4. Half-Grabens – adalah patahan normal yang bidang patahannya berbentuk lengkungan dengan besar kemiringannya semakin berkurang kearah bagian bawah sehingga dapat menyebabkan blok yang turun mengalami rotasi.

(11)

11

Gambar 2.3 Patahan normal yang bidang patahannya berbentuk lengkungan dengan besar

bidang kemiringannya semakin mengecil kearah bagian bawah.

Gambar 2.4 Berbagai jenis patahan normal sebagai hasil dari gaya tegasan tensional horisontal.

5. Strike Slip Faults – adalah patahan yang pergerakan relatifnya berarah horisontal mengikuti arah patahan.

6. Transform-Faults adalah jenis patahan “strike-slip faults” yang khas terjadi pada batas lempeng, dimana dua lempeng saling berpapasan satu dan lainnya secara horisontal.

2.3 Geomorfologi

A. Pengertian Geomorfologi

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri. Geomorfologi biasanya diterjemahkan sebagai ilmu bentang alam. Mula-mula orang memakai kata fisiografi untuk ilmu yang mempelajari tetang ilmu bumi ini, hal ini dibuktikan pada orang-orang di Eropa menyebut fisiografi sebagai ilmu yang mempelajari rangkuman tentang iklim, meteorologi, oceanografi, dan geografi. Akan tetapi orang, terutama di Amerika, tidak begitu sependapat untuk memakai kata ini dalam bidang ilmu yang hanya mempelajari ilmu bumi saja dan lebih erat hubungannya dengan geologi. Mereka lebih cenderung untuk memakai kata geomorfologi.

B. Konsep dasar Geomorfologi

(12)

12

1. Proses-proses fisik dan hukumnya yang terjadi saat ini berlangsung selama waktu

geologi,

2. Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam evolusi bentuk lahan,

3. Tingkat perkembangan relief permukaan bumi tergantung pada proses-proses geomorfologi yang berlangsung,

4. Proses-proses geomorfik terekam pada land forms yang menunjukan karakteristik proses yang berlangsung,

5. Keragaman erosional agents tercermin pada produk dan urutan land forms yang terbentuk,

6. Evolusi geomorfologi bersifat kompleks,

7. Obyek alam di permukaan bumi umumnya berumur lebih muda dari Pleistosen,

8. Interpretasi yang sempurna mengenai landscapes melibatkan beragam faktor geologi dan perubahan iklim selama Pleistosen,

9. Apresiasi iklim global diperlukan dalam memahami proses-proses geomorfik yang beragam, dan

10. Geomorfologi, umumnya mempelajari land forms / landscapes yang terjadi saat ini dan sejarah pembentukannya.

C. Proses Geomorfologi.

Proses geomorfologi adalah perubahan-perubahan baik secara fisik maupun kimiawi yang dialami permukaan bumi. Penyebab proses tersebut yaitu benda-benda alam yang kita kenal dengan nama geomorphic agent, berupa air dan angin. Keduanya merupakan ad penyebab yang dibantu dengan adanya gaya berat, dan keseluruhannya bekerja bersama-sama dalam melakukan perubahan terhadap permukaan muka bumi. Tenaga-tenaga perusak ini dapat kita golongkan dalam tenaga asal luar (eksogen), yaitu yang datang dari luar atau dari permukaan bumi, sebagai lawan dari tenaga asal dalam (endogen) yang berasal dari dalam bumi. Tenaga asal luar pada umumnya bekerja sebagai perusak, sedangkan tenaga asal dalam sebagai pembentuk. Kedua tenaga inipun bekerja bersama-sama dalam mengubah bentuk permukaan muka bumi ini.

Tabel 2.1. Daftar penyebab proses Geomorfologi

Pembentukan Perusakan Pengangkutan

Tenaga asal dalam Pembentukan struktur Pembentukan gunung api

Tenaga asal luar Gradasi

Pelapukan

Tenaga dari luar bumi

Adanya jatuhan dari

meteor

Tenaga asal luar Pengangkutan bahan Erosi

Gelombang

D. Ada beberapa terapan geomorfologi menurut Thornbury dalam Sutikno yaitu: 1. Terapan geomorfologi dalam hidrologi, yang membahas hidrologi di daerah karst dan air

tanah daerah glasial. Masalah hidrologi di daerah karst dapat diketahui dengan baik apabila geomorfologinya diketahui secara mendalam. Air tanah di daerah glasial tergatung pada tipe endapannya, dan tipe endapan ini dapat lebih mudah didekati dengan geomorfologi.

2. Terapan geomorfologi dalam geologi ekonomi, yaitu membahas pendekatan geomorfologi untuk menentukan tubuh bijih, jebakan residu, mineral epigenetik, dan endapan bijih.

(13)

13

3. Terapan geomorfologi dalam keteknikan, aspek keteknikan yang dibahas meliputi jalan raya, penentuan pasir, dan kerakal, pemilihan situs bendungan dan geologi militer. Terapan geomorfologi dalam keteknikan ini semua aspek geomorfologi dipertimbangkan 4. Terapan geomorfologi dalam ekplorasi minyak, banyak unsur-unsur minyak di AS yang

ditentukan dengan pendekatan geomorfologi terutama bentuklahan termasuk topografi, untuk mengenal struktur geologi dalam penentuan terdapatnya kandungan minyak.

5. Terapan geomorfologi dalam bidang lain, yaitu menyangkut pemetaan tanah, kajian pantai, dan erosi.

2.4 Stratigrafi

A. Pengertian Stratigrafi

Stratigrafi mempunyai arti sempit yaitu ilmu pemerian lapisan–lapisan batuan. hal teresbut ditinjau dari arti katanya yaitu, strata (stratum) yang berarti lapisan batuan, dan grafi (grafis) yaitu pemerian/gambaran. Arti luas dari stratigrafi adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan, dan kejadian (genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu.

Ilmu stratigrafi muncul di Britania Raya pada abad ke 19. Perintisnya adalah William Smith. Kala itu diamati bahwa beberapa lapisan muncul pada urutan yang sama (superposisi). Kemudian ditarik kesimpulan bahwa lapisan tanah yang terendah merupakan lapisan yang tertua, dengan beberapa pengecualian.

B. Hukum-hukum Stratigrafi 1. Uniformitarianisme

“The Present is the key to the past.” (James Hutton, 1785) Maksudnya adalah bahwa proses-proses geologi alam yang terlihat sekarang ini dipergunakan sebagai dasar pembahasan proses geologi masa lampau.Uniformitarianisme adalah peristiwa yang terjadi pada masa geologi lampau dikontrol oleh hukum-hukum alam yang mengendalikan peristiwa pada masa kini.

2. Original Horizontality

Sedimen yang baru terbentuk cenderung mengikuti bentuk dasarnya dan cenderung untuk menghorizontal, kecuali cross bedding. Hal ini karena pengaruh sedimen dikontrol oleh hukum gravitasi dan hidrolika cairan.

3. Superposisi

Dalam keadaan yang tidak terganggu, lapisan paling tua akan berada dibawah lapisan yang lebih muda. Hal ini secara logis dapat dijelaskan bahwa proses pengendapan mulai dari terbentuknya lapisan awal yang terletak di dasar cekungan, selanjutnya ditutup oleh lapisan yang terendapkan kemudian, yang tentu lebih muda dari ditutupinya.

4. Cross Cutting Relationship

Hukum ini menyatakan bahwa “Batuan yang terpotong mempunyai umur geologi yang lebih tua daripada yang memotong.”

Prinsip-prinsip Cross-cutting Relationship :

 Cross-cutting Relationship Struktural, dimana suatu retakan yang memotong batuan yang lebih tua.

 Cross-cutting Relationship Stratigrafi, terjadi jika erosi permukaan atau ketidakseragaman memotong batuan yang lebih tua, struktur geologi atau bentuk-bentuk

(14)

14

geologi yang lain.

 Cross-cutting Relationship Sedimentasi, terjadi jika suatu aliran telah mengerosi endapan yang lebih tua pada suatu tempat. Sebagai contoh suatu terusan atau saluran yang terisi oleh pasir.

 Cross-cutting Relationship Paleontologi, terjadi jika adanya akt4itas hewan dan tumbuhan yang tumbuh. Sebagai contoh ketika jejak hewan yang terbentuk atau terendapkan pada endapan berlebih.

 Cross-cutting Relationship Geomorfologi, terjadi pada daerah yang berliku atau bergelombang (sungai, dan aliran di sepanjang lembah).

5. Faunal Succesion

Fosil (fauna) akan berbeda pada setiap perbedaan umur geologi, fosil yang berada pada lapisan bawah akan berbeda dengan fosil di lapisan atasnya.

Fosil-fosil yang dijumpai pada perlapisan batuan secara perlahan mengalami perubahan kenampakan fisiknya (ekibat evolusi) dalam cara yang teratur mengikuti waktu geologi. Demikian pula suatu kelompok organism secara perlahan digantikan oleh kelompok organism lain. Suatu perlapisan tertentu dicirikan oleh kandungan fosil tertentu. Suatu perlapisan batuan yang mengandung fosil tertentu dapat digunakan untuk koreksi antara suatu lokasi dengan lokasi yang lain.

6. Lateral Continuity

Pengendapan lapisan batuan sedimen akan menyebar secara mendatar, sampai menipis atau menghilang pada batas cekungan dimana ia diendapkan. Lapisan yang diendapkan oleh air terbentuk terus-menerus secara lateral dan hanya membaji pada tepian pengendapan pada masa cekungan itu terbentuk.

7. Hukum “V”

Pola penyebaran singkapan batuan dipengaruhi oleh kemiringan lapisan batuan dan topografi. Hubungan antara kemiringan lapisan batuan dan topografi daerah dirumuskan dengan Hukum “V”.

2.5 Regional Karangsambung A. Fisiografi Regional

Daerah Karangsambung berada di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah,Indonesia. Batas wilayah di sebelah utara daerah ini adalah dengan wilayah Banjarnegara,di timur berbatasan dengan wilayah Wadaslintang, di sebelah selatan berbatasan denganwilayah Kebumen dan di sebelah barat berbatasan dengan daerah Gombong. Secarageografis, daerah Karangsambung mempunyai koordinat 7⁰34’00” - 7⁰36’30” LS dan 109⁰37’00” - 109⁰44’00” BT. Secara administratif, daerah pemetaan Gunung Parastermasuk kedalam Kecamatan Karangsambung dan Kecamatan Karanggayam, KabupatenKebumen, Provinsi Jawa Tengah. Secara fisiografis, daerah Karangsambung termasuk kedalam Zona Pegunungan Serayu Selatan.

Daerah Karangsambung memiliki elevasi± 11mdpl dengan morfologi yang disebut sebagai

amphitheatre, merupakan suatu antiklin raksasa yang memiliki sumbu yang

(15)

15

Gambar 2.5 Daerah antiklin di Karangsambung

(16)

16

Morfologi yang khas ini memanjang ke arah Barat mulai dari daerah Klepoh hingga Kali Larangan. Sayap-sayap dari antiklin raksasa tersebut membentuk morfologi berupa perbukitan dibagian utara (G. Paras) dan Selatan (G.Brujul dan Bukit Selaranda) dari daerah pemetaan, perbukitan ini memiliki arah memanjang Timur-Barat. Sumbu antiklin tersebut mengalami proses erosi yang membentuk morfologi berupa lembah di daerah Karangsambung dengan adanya perbukitan-perbukitan terisolasi yang berupa tubuh batuan beku (intrusi) dan batugamping (Jatibungkus) serta konglomerat (Pesanggrahan). Disebelah Barat Laut dari lembah Karangsambung, terdapat perbukitan kompleks (Pagerbakodan Igir Kenong) yang tersusun atas lithologi berupa fragmen-fragmen raksasa batuan metamorf (filit) dan batusedimen laut dalam (perselingan rijang dan gamping merah) yang tertanam di dalam massadasar lempung.

Perbedaan morfologi di daerah ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik geologi yang dicerminkan oleh lithologi yang menyusun daerah tersebut yang memiliki kekerasan dan resistensi yang berbeda-beda terhadap erosi yang akhirnya membentuk morfologi yang khas dari daerah ini, serta pengaruh dari struktur geologi yang berupa perlipatan dan sesar yang berkembang di daerah Karangsambung. Daerah Karangsambung dilewati oleh sungai besar yang disebut Sungai Luk Ulo dan sungai-sungai kecil yang bermuara di Luk Ulo. Sungai Luk Ulo mengalir dari Utara hingga ke Selatan (membelah perbukitan Waturanda dan Gunung Brujul) dan merupakan sungai yang telah memasuki tahap sungai tua dicirikan oleh bentuk Luk Ulo yang meander. Sungai Luk Ulo dan sungai-sungai kecil yang mengalir di daerah Karangsambung juga memiliki peran penting dalam pembentukan morfologi di daerah ini berkaitan dengan proses erosi dan sedimentasi.

B. Geomorfologi Karangsambung

Morfologi daerah Karangsambung merupakan perbukitan struktural, disebut sebagi kompleks melange. Dataran tinggi yang berada di daerah ini antara lain adalah Gunung Waturanda, bukit Sipako, Gunung Paras, Gunung brujul, serta bukit Jatibungkus. Penyajian melange di lapangan Karangsambung merupakandalam bentuk blok dengan skala ukuran dari puluhan hingga ratusan meter, selain itu juga terdapat melange yang membentuk sebuah rangkaian pegunungan.

Daerah Karangsambung oleh para ahli geologi sering disebut sebagai lapangan terlengkap di dunia. Karangsambung merupakan jejak-jejak tumbukan dua lempeng bumi yang terjadi 117 juta tahun sampai 60 juta tahun yang lalu. Ia juga merupakan pertemuan lempeng Asia dengan lempeng Hindia. Ia merupakan saksi dari peristiwa subduksi pada usia yang sangat tua yaitu pada zaman Pra-Tersier. Di daerah ini terjadi proses subduksi pada sekitar zaman Paleogene (Eosen, sekitar 57,8 juta sampai 36,6 juta tahun yang lalu). Oleh karena itu, pada tempat ini terekam jejak-jejak proses paleosubduksi yang ditunjukan oleh singkapan-singkapan batuan dengan usia tua dan merupakan karakteristik dari komponen lempeng samudera.

Karangsambung merupakan tempat singkapan batuan terbesar batuan-batuan dari zaman Pre-Tersier yang terkenal dengan sebutan Luk Ulo Melange Complex , suatu melange yang berhubungan dengan subduksi pada zaman Crateceous (145.5 ± 4.0 hingga 65.5 ± 0.3 juta tahunyang lalu) yang diperkirakan berumur117 juta tahun.

Tersingkapnya batuan melange di daerah Karangsambung ini disebabkan oleh adanya tektonik kompresional yang menyebabkan daerah tersebut dipotong oleh sejumlah sesar-sesar naik disamping adanya pengangkatan dan proses erosi yang intensif. Apabila diperhatikan bahwa posisi batuan melange ini dijumpai di sekitar inti lipatan antiklin dan di sekitar zona sesar naik dan kenyataannya pada saat sekarang posisi inti lipatan ini berada di bagian lembah yang di dalamnya mengalir aliran sungai Luk Ulo yang menunjukan bahwa di daerah tersebut

(17)

17

proses erosi berlangsung lebih intensif. Melange Luk Ulo didefinisikan sebagai percampuran tektonik dari batuan yang mempunyai lingkungan berbeda, sebagai hasil dari proses subduksi antaraLempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Benua Asia Tenggara, yang terjadi pada Kala Kapur Atas-Paleosen. Melange tektonik ini litologinya terdiri atas batuan metamorf, batuan basa dan ultra basa, batuan sedimen laut dalam (sedimen pelagic) yang seluruhnya mengambang di dalam masa dasar lempung bersisik (Scally clay). Kompleks melange dapat dibagi menjadi dua satuan berdasarkan sifat dominansi fragmenya, yaitu Satuan Seboro dan Satuan Jatisamit. Kedua satuan tersebut mempunyai karakteristik yang sama yaitu masa dasarnya merupakan lempung bersisik (Scally clay). Bongkah yang berada di dalam masa dasar berupa boudin dan pada bidang permukaan tubuh bongkahnya juga tergerus. Beberapa macam dan sifat fisik komponen melange tektonik ini, antara lain batuan metamorf, batuan sedimen dan batuan beku. Morfologi perbukitan disusun oleh endapan melange, batuan beku, batuan sedimen dan endapan volkanik Kuarter, sedangkan morfologi pedataran disusun oleh batuan melange dan aluvium. Seluruh batuan penyusun yang berumur lebih tua dari Kuarter telah mengalami proses pensesaran yang cukup intensif terlebih lagi pada batuan yang berumur Kapur hingga Paleosen. Morfologi perbukitan dapat dibedakan menjadi dua bagian yang ditentukan berdasarkan bentuknya (kenampakannya), yaitu perbukitan memanjang dan perbukitan prismatik. Perbukitan memanjang umumnya disusun oleh batuan sedimen Tersier dan batuan volkanik Kuarter, sedangkan morfologi perbukitan prismatik umumnya disusun oleh batuan yang berasal dari melange tektonik dan batuan beku lainnya (Intrusi). Perbedaan kedua morfologi tersebut akan nampak jelas dilihat, apabila kita mengamatinyadi puncak bukit Jatisamit. Bukit Jatisamit terletak di sebelah barat Karangsambung (Kampus LIPI). Tubuh bukit ini merupakan bongkah batuan sedimen terdiri atas batu lempung merah, rijang, batu gamping merah dan chert yang seluruhnya tertanam dalam masa dasar lempung bersisik. Pada bagian puncak bukit inilah kita dapat melihat panorama daerah Karangsambung secara leluasa sehingga ada istilah khusus yang sering digunakan oleh para ahli geologi terhadap pengamatan morfologi di daerah ini yaitu dengan sebutan “Amphitheatere”. Istilah ini mengacu kepada tempat pertunjukan dimana penonton berada di atas tribune pertunjukan. Istilah ini digunakan karena di tempat inilah kita dapat mengamati seluruh morfologi secara lebih jelas. Ada beberapa fenomena geologi yang dapat dijelaskan di tempat ini, yaitu :

1. Daerah bermorfologi pedataran terletak di sekitar wilayah aliran Sungai Luk Ulo. Sungai ini merupakan sungai utama yang mengalir dari utara ke selatan mengerosi batuan melange tektonik, melange sedimenter, sedimen Tersier (F. Panosogan. F.Waturanda, F. Halang ). Di sekitar daerah Karangsambung, morfologi pedataran ini terletak pada inti antiklin sehingga tidak mengherankan apabila di daerah ini tersingkap batuan melange yang berumur tua, terdiri atas konglomerat, lava bantal, rijang, lempung merah, chert dan batu gamping fusulina. Bongkah batuan tersebuttertanam dalam masa dasar lempung bersisik (Scally clay)

2. Morfologi perbukitan disusun oleh batuan melange tektonik, batuan beku, batuan sedimen Tersier dan batuan volkanik Kuarter. Perbukitan yang disusun oleh melange tektonik dan intrusi batuan beku umumnya membentuk morfologi perbukitan dimana puncak perbukitannya terpotong-potong (tidak menerus/terpisah-pisah). Hal ini disebabkan karena masing-masing tubuh bukit tersebut (kecuali intrusi) merupakan suatu blok batuan yang satu sama lainnya saling terpisah yang tertanam dalam massa dasar lempung bersisik (Scally clay). Morfologi perbukitan dimana batuan penyusunnya terdiri atas batuan sedimen Tersier dan batuan volkanik Kuarter Nampak bahwa puncak perbukitannya menerus dan relative teratur sesuai dengan sumbuli patannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bentuk perbukitan antara batuan melange dengan batuan sedimen Tersier/volkanik. Satuan morfologi ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

(18)

18

a. Di bagian selatan menunjukkan struktur sinklin pada puncak Gunung Paras.

b. Di bagian timur sebelah barat memperlihatkan kenampakan lembah yangmemanjang dan melingkar menyerupai tapal kuda membentuk amphiteatre.

c. Di bagian utara sampai selatan merupakan rangkaian pegunungan seperti Gunung Paras, Dliwang, Perahu, dan Waturondo. Setelah dilakukan interpretasi proses pembalikan topografi, secara detail, bentuk bentang alam dari Gunung Paras keselatan sampai Gunung Waturondo, direkonstruksi awalnya merupakan antiklin pada lembahnya, dengan memposisikan kelurusan puncaknya, dan Bukit Bujil sebagai pilarnya. Namun saat ini telah mejadi puncak Gunung Paras dengan struktur sinkilin dan antikilinnya,tersusun oleh batuan Sedimentasi Breksi Volkanik. Selain itu juga, terdapat bukit- bukit seperti Bukit Pesanggrahan, Bukit Bujil, danBukit Jati Bungkus.Satuan daerah perbukitan ini, tampak bergelombang lemah dan terisolir pada pandang luas cekungan morfologi amphiteatre. Batuan yang mengisi satuan ini, menunjukkan Breksi Volkanik yang tersebar dari Gunung Paras sampai Gunung Waturondo dan sinklinnya yang terlihat pada puncak Gunung Paras kearah timur.

Satuan Perbukitan-Pegunungan Kompleks Melange

Satuan morfologi ini memperlihatkan bukit-bukit memanjang dengan daerah aliran Sungai Gebong dan Sungi Cacaban yang membentuk rangkaian bukit Wangirsambeng, Gunung Sigedag dan Bukit Sipako. Puncak bukit wangirsambeng berupa bentukan panorama bukit memanjang dengan perbedaan ketinggian antara 100-300m di atas permukaan laut. Di daerah ini juga, nampak bentang alam yang memperlihatkan bukit-bukit prismatic hasil proses tektonik.

Lajur Pegunungan Serayu Selatan

Bagian utara kawasan geologi Karangsambung merupakan bagian dari Lajur Pegunungan Serayu Selatan. Pada umumnya daerah ini terdiri atas dataran rendah hingga perbukitan menggelombang dan perbukitan tak teratur yang mencapai ketinggian hingga 520 m. Musim hujan di daerah ini berlangsung dari Oktober hinggaMaret, dan musim kemarau dari April hingga September. Masa transisi diantara kedua musim itu adalah pada Maret-April dan September-Oktober. Tumbuhan penutup atau hutan sudah agak berkurang, karena di beberapa tempat telah terjadi pembukaan hutan untuk berladang atau dijadikan hutan produksi (jati dan pinus).

C. Stratigrafi Karangsambung

Stratigrafi yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang lapisan-lapisan batuan serta

hubungannya dengan lapisan batuan yang lainnya, yang bertujuan untuk

mendapatkan pengetahuan tentang sejarah bumi. Secara garis besar, stratigrafi daerah Karangsambung diurutkan berdasarkan umur dari tua ke muda, yaitu:

1. Komplek Melange Luk Ulo atau Formasi Melange berumuran Pra-tersier. 2. Formasi Karangsambung yang terdiri atas lempung hitam.

3. Formasi Totogan dengan batuan utamanya lempung bersisik (Scaly Clay). 4. Formasi Waturanda, terdiri atas perlapisan batu pasir dan batuan breksi. 5. Formasi Penosongan, terdiri dari perselingan lempung dan pasir karbonat

(19)

19

Gambar 2.7. Peta geologi Karangsambung

(20)

20

BAB III

ALAT DAN BAHAN 3.1 Kompas Geologi (pengertian, fungsi, dll)

3.1.1. Pengertian Kompas geologi

Kompas geologi adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas geologi selain dapat dipakai untuk menunjukkan arah juga sebagai komponen besar sudut. Kompas geologi ada dua macam, yaitu kompas tipe kuadran dan kompas tipe azimuth.

Lokasi magnet di Kutub Utara selalu bergeser dari masa ke masa.Penelitian terakhir yang dilakukan oleh The Geological Survey of Canada melaporkan bahwa posisi magnet ini bergerak kira-kira 40 km per tahun ke arah barat laut.

3.1.2. Bagian-Bagian Kompas Geologi

Bagian-bagian utama kompas geologi tipe Brunton diperlihatkan dalam. Yang terpenting diantaranya adalah :

1. Jarum magnet

Ujung jarum bagian utara selalu mengarah kekutub utara magnet bumi (bukan kutub utara geografi).Oleh karena itu terjadi penyimpangan dari posisi utara geografi yang kita kenal sebagai deklinasi. Besarnya deklinasi berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Agar kompas dapat menunjuk posisi geografi yang benar maka “graduated circle” harus diputar.Penting sekali untuk memperhatikan dan kemudian mengingat tanda yang digunakan untuk mengenal ujung utara jarum kompas itu. Biasanyadiberi warna (merah, biru atau putih).

Gambar 2.8 GPS dan bagian-bagiannya

2. Lingkaran pembagian derajat (graduated circle)

Dikenal 2 macam jenis pembagian derajat pada kompas geologi, yaitu kompas Azimuth dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) sampai 360o, tertulis berlawanan dengan arah perputaran jarum jam dan kompas kwadran dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) dengan selatan (S), sampai 90o pada arah timur (E) dan barat (W). (Gambar II.2)

(21)

21

3. Klinometer

Yaitu bagian kompas untuk mengukur besarnya kecondongan atau kemiringan suatu bidang atau lereng. Letaknya di bagian dasar kompas dan dilengkapi dengan gelembung pengatur horizontal dan pembagian skala. Pembagian skala tersebutdinyatakan dalam derajat dan persen.

4. Cermin

Cermin merupakan bagian kompas yang digunakan untuk melihat objek padasaat di lapangan. 5. Lengan Kompas

Lengan kompas biasa digunakan untuk membidik sasaran atau objek pada saat dilapangan.

3.1.3 Fungsi Kompas Geologi Kompas geologi digunakan untuk :

1 . Menentukan arah azimuth dan cara menentukan lokasi

2 .Mengukur besarnya sudut suatu lereng dan menentukan ketinggian suatu titik

3. Melalui lubang peep-sight dan sighting-window dibidik titik yang dituju.Usahakan agar titik tersebut mempunyai tinggi yang sama dengan jarak antaramata pengamat dengan tanah tempat berdiri.

3.2 GPS

3.2.1 Pengertian GPS Serta Kemampuannya

GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter.

Beberapa kemampuan GPS antara lain dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan, dan waktu secara cepat, akurat, murah, dimana saja di bumi ini tanpa tergantung cuaca. Hal yang perlu dicatat bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal seperti itu. Ketelitian dari GPS dapat mencapai beberapa mm untuk ketelitian posisinya, beberapa cm/s untuk ketelitian kecepatannya dan beberapa nanodetik untuk ketelitian waktunya. Ketelitian posisi yang diperoleh akan tergantung pada beberapa faktor yaitu metode penentuan posisi, geometri satelit, tingkat ketelitian data, dan metode pengolahan datanya.

3.2.2 Fungsi

1. Menghitung jarak dan arah dari lokasi tempat kita berada.

2. Satu unit GPS dapat menyimpan dalam memory lokasi di mana kita berada saat ini. 3. Setiap lokasi dapat diberi nama atau nomor dan tanggal dan waktu.

4. Mengingat lokasi yang pernah kita simpan.

5. Mengarahkan kita dari satu lokasi ke lokasi lain dengan simbol berupa grafik. 6. Menyimpan rute perjalanan kita dan mengantar kita kembali dengan rute yang sama. 7. Berfungsi sebagai kompas yang dapat menuntun kita ke arah yang tepat.

(22)

22

3.3 Palu Geologi

Umumnya palu yang biasa digunakan dalam proses pengerjaan lapangan ada 2 yaitu rock picks (pointed tip) atau biasa kita sebut palu batuan beku dan rock picks (chisel edge) atau biasa disebut palu batuan sedimen.

1. Perbedaan Bentuk Kepala

Perbedaan bentuk antara bagian kepala palu batuan beku dan palu batuan sedimen terlatak pada bagian depan dan belakangnya. Jika Pada palu batuan beku ujung belakang kepala palu meruncing maka pada ujung kepala palu sedimen memipih. begitupun di bagian depan, pada palu batuan sedimen ada lekukan sedikit sementara pada palu batuan beku tidak ada. seperti pada gambar.

Gambar 2.9 Palu batuan sedimen dan batuan beku

2. Perbedaan fungsi

Sesuai namanya palu batuan beku umumnya digunakan untuk memudahkan dalam mengambil contoh batuan beku (sebenarnya bukan hanya batuan beku saja, digunakan untuk batuan yang keras/masif termasuk batuan metamorf juga). Sedangkan palu batuan sedimen umumnya digunakan untuk memudahkan untuk mengait perlapisan dan mengambil contoh batuan sedimen. Walaupun pada kenyataannya di lapangan, kadang-kadang kedua jenis palu ini dapat digunakan untuk kedua jenis batuan ini pula.

Ujung kepala bagian belakang dibuat meruncing agar memudahkan menghancurkan bagian batuan beku yang keras. Ujung kepala palu berbentuk pipih agar memudahkan untuk mengait pada perlapisan.

3.4 Meteran

Meteran adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur dimensi dari suatu batuan, singkapan, maupun area yang sedang diteliti. Meteran ini memiliki beberapa macam dan setiap macam meteran ini memiliki skalanya masing masing. Seperti meteran rol besi yang memiliki panjang sekitar 7,5 meter, penggaris yang memiliki panjang maksimal 100 cm, dan meteran rol kain yang memiliki panjang 10 m.

(23)

23

BAB IV

METODOLOGI 4.1 Pengukuran Strike-Dip

4.1.1 Pengukuran Strike

1. Tempelkan sisi East (E) kompas.

2. Geser-geser hingga Bull’s eye level masuk ke dalam lingkaran. 3. Teka tombol akan jarum kompas tidak bergerak.

4. Amati sudut yang ditunjukkan arah utara (North). 4.1.2 Pengukuran Dip

1. Tempelkan sisi West (W) kompas.

2. Usahakan tegak lurus striike ketika menempelkan.

3. Clinometer level diputar-putar sampai gelembung udara berada diantara garis dalam clinometer level di tengah-tengahnya.

4. Baca sudut dalam clinometer scale. 4.2 Penggunaan GPS

4.2.1 Penentuan posisi awal

1. Tekan dan tahan tombol power.

2. Sekurang-kurangnya harus terdapat 3 satelit yang terekam. 3. Beri nama koordnat tersebut.

4.2.2 Menentukan Waypoint

1. Tekan tombol ENTER sampai halaman mark waypoint muncul.

2. Gantilah waypoint name dan waypoinnt simbol sesuai keinginan dengan menekan enter pada waypoint name dan waypoint simbol.

3. Setelah semua selesai pilih OK lalu ENTER. 4.2.3 Membuat Track

1. Tekan tombol MENU 2 kali dan pilih TRACK.

2. Pilh CLEAR (apabila precentage of memori in use belum 0%) tekan ENTER kemudian akan muncul konfirmasi dan pilih OK.

3. Setelah track mennadi 0% maka track baru siap digunakan. 4. Untuk membuat track baru piih ON kemudian tekan ENTER.

5. Setelah track selesai simpalah dengan memilih SAVE kemudian tekan ENTER.

4.3 Menentukan koordinat dengan menggunakan dua titik (Resection) 1. Lakukan orientasi medan.

2. Sejajarkan arah utara peta dengan arah utara bumi.

3. Cari dua buah titik ekstrm yang dapat digunakan sebaga acuan. 4. Ukur masing-masing sudut azimuth dari kedua titik ekstrim tersebut.

5. Hitung sudut back azimuth dari kedua sudut azimuth yang sudah didapatkan. 6. Posisikan titik tengah protractor pada salah satu titik ekstrim dalam peta. 7. Tarik garis sebesar sudut back azimuth dari masing-masing titik.

8. Titik pertemuan antara dua buah garis tersebut adalah posisi kita berada di dalam peta.

4.4 Mendeskripsikan Batuan 1. Lakukan orentasi medan. 2. Ukur strike-dip.

3. Gambar sketsa struktur batuan.

(24)

24

5. Ambil sample batuan.

6. Deskripsikan batuan yang ada.

4.5 Pengukurann Stratigrafi 4.5.1 Stratigrafi detail 1. Lakukan orientasi medan.

2. Ukur strike-dip dari perlapisan batuan. 3. Gambar sketsa struktur batuan.

4. Ambil gambar dokumentasi batuan dan jangan lupa berikanlah pembanding. 5. Ambil sample batuan tiap perlapisan.

6. Deskripsikan batuan yang ada di tiap perlapisan. 7. Ukur tebal tiap perlapisan.

8. Gambarkan tiap lapisan beserta skalanya.

4.5.2 Stratigrafi General 1. Lakukan orentasi medan.

2. Ukur jarak antara dua titik menggunakan meteran.

3. Ukur sudut yang dibentuk antara dua titik dengan menggunakan kompas geologi. 4. Ukur strike-dip dari lapisan batuan jika ada.

5. Ambil sample batuan dari perlapisan yang berbeda atau baru ditemui. 6. Deskripsikan tiap batuan yang ditemui.

7. Gambarkan hasil dari urutan 1 sampai 6

4.6 Pemetaan Geologi

1. Lakukan orientasi medan.

2. Baca peta dan sesuaikan dengan kondisi sekitar.

3. Susuri tiap morfologi sesuai denngan peta yang telah diberikan.

4. Berikan tanda berbeda pada morfologi yang terlihat menarik berdasarkan analisa. 5. Susuri sungai, perbukitan atau morfologi yang terlihat menarik untuk melihat

perlapisan yang ada dengan arah susur harus tegak lurus dengan arah strike pada perlapisan yang pertama kali ditemukan.

6. Tandai setiap stop site berdasarkan koordinat dan tentukan arah strike-dip.

7. Susuri wilayah seefektif mungkin secara menyeluruh agar mendapatkan gambaran jelas dari setiap perlapisan.

8. Gambarkan hasil penyusuran dan tempelkan pada peta.

9. Warnai peta berdasarkan hasil pemetaan dengan memperhatikan jenis batuan yang ditemukan.

(25)

25

BAB V

HASIL KEGIATAN 5.1 Hasil Kegiatan

Hari ke-1 (Senin, 11 April 2016) Pengenalan alat dan Orientasi medan

Sebagai permulaan, dilakukan penentuan arah dengan kompas untuk mengetahui arah mata angin dan mendefinisikan lingkungan dimana kita berada. Kemudian dilakukan simulasi untuk menentukan strike-dip jalan di timur Musium Karangsambung dengan menggunakan

kompas Geologi. Sehingga didapatkan nilai Strike-dip yakni N 1050 E/80.

Gambar 5.1 Orientasi medan dengan membidik dua objek

Setelah itudilakukan Orientasi medan yakni menentukan posisi dimana kita berada dengan membidik dua objek (yang telah diketahui sebelumnya) menggunakan bantuan kompas geologi. Dari pengamatan yang telah dilakukan dengan cara orientasi medan yakni

melalui resection dengan cara membidik Gunung Paras (2400) dan Gunung Brujul (200) yang

kemudian diplotkan di peta kontur, didapatkan koordinat dimana lokasi kita berada yakni di 355350 E 916550 N. Lokasi berada di Timur Gerbang LIPI Karangsambung.

HARI KE-2 pada Selasa, 12 April 2016

Dari pengamatan yang telah dilakukan pada 6 lokasi pengamatan , didapatkan data sebagai berikut :

 Lokasi 1 di Sungai Luk Ulo Koordinat : 353355 E , 965520 N

(26)

26

Gambar 5.2 Singkapan Batuan Metamorf Filit Grafit

Terdapat singakapan batuan Metamorf dengan strike dip kekar N 410E/680

Dimensi singkapan : 4,38m x 0,93m Data singkapan

1. Jenis batuan : Batuan Metamorf

2. Warna : kehitaman (segar), lapuk (abu-abu)

3. Struktur : foliasi

4. Tekstur : Nematoblastik (Homoblastik)

5. Komposisi Mineral : Kuarsa, besi, mika, grafit

6. Nama Batuan : Filit Grafit

Selain itu, di sungai Luk Ulo dapat ditemukan berbagai batuan seperti marmer, kuarsa, sekis mika, sekis hijau, rijang, gamping merah, dll

 Lokasi 2 Pucangan

Koordinat : 36097E, 9168574N

Di tepi jalan dengan sebelah utara bukit, timur sawah, selatan sawah, barat jalan

Gambar 5.3 Singkapan Batuan Metamorf Serpentinit

Terdapat singakapan batuan Metamorf dengan strike dip kekar N 500E/720 dan slope 250

Dimensi singkapan : 35m x 5m Data singkapan

1. Jenis batuan : Batuan Metamorf

2. Warna : hijau (segar), hitam(lapuk)

3. Struktur : Non foliasi

(27)

27

5. Komposisi Mineral : Serpentin

6. Nama Batuan : Serpentinit

 Lokasi 2 Kali Muncar

Koordinat : 36097E, 9168074N

Di Desa Seboro Kec. Sadang di tepian sungai Kali muncar bagian hulu dengan beberapa singkapan yang ditemukan yakni kontak antara pillow basalt dengan bagian bawahnya yakni perselngan gamping numulites dan gamping merah

Gambar 5.4 Singakapan Batuan Beku Pillow Basalt kontak dengan Batuan Sedimen Rijang dan Gamping Merah

Data singkapan ke-1 batuan Beku

1. Jenis batuan : Batuan Beku

2. Warna : hitam (segar), abu-abu (lapuk)

3. Struktur : pillow

4. Tekstur : Afanitik

5. Komposisi Mineral : olivin, piroksen

6. Nama Batuan : Pillow Basalt

Data singkapan ke-2 batuan sedimen

1. Jenis batuan : Batuan Sedimen non klastik

2. Warna : merah maroon (segar), merah kehitaman (lapuk)

3. Struktur : masif 4. Tekstur : afanitik -ukuran butir : - -sortasi : - -kemas : tertutup -porositas : -

(28)

28

6. Nama Batuan : Rijang

Data singkapan ke-3 batuan sedimen

1. Jenis batuan : Batuan Sedimen

2. Warna : merah (segar), merah (lapuk)

3. Struktur : masif 4. Tekstur : afanitik -ukuran butir : - -sortasi : - -kemas : tertutup -porositas : -

5. Komposisi Mineral : kuarsa, karbonat

6. Nama Batuan : Gamping merah

Gambar 5.4. Singkapan batuan sedimen Lempung bersisik Data singkapan ke-4 batuan sedimen

1. Jenis batuan : Batuan Sedimen

2. Warna : hitam (segar), abu-abu (lapuk)

3. Struktur : masif

4. Tekstur

-ukuran butir : halus

-sortasi : baik

-kemas : tertutup

-porositas : buruk

5. Komposisi Mineral : lempung

6. Nama Batuan : Lempung bersisik

 Lokasi 4 Gunung Parang

Koordinat : 353361E, 9166372N

Merupakan bukit yang terdiri dari batuan beku yang memanjang dan tersingkap. Diatas batuan terdapat batuan sedimen.

(29)

29

Gambar 5.6 Singkapan batuan Beku Diabas

Data singkapan

1. Jenis batuan : Batuan Beku

2. Warna : hitam (segar), abu-abu (lapuk)

3. Struktur : masif

4. Tekstur : Faneritik, Holokristalin, Equigranular

5. Komposisi Mineral : kuarsa, piroksen, plagioklas

6. Nama Batuan : Diabas

 Lokasi 5 Depan Kampus LIPI Karangsambung

Koordinat : 353094E, 9165520N

Di Tepi jalan tepat di depan kampus LIPI terdapat bongkah batuan sedimen karbonat dengan utara jalan raya, timur kampus LIPI, selatan jalan raya, barat toko.

Data singkapan batuan sedimen karbonat 1. Jenis batuan : Batuan Sedimen

2. Warna : cokelat muda (segar), abu-abu (lapuk)

3. Struktur : masif

4. Tekstur : afanitik

-ukuran butir : -

-sortasi : -

-kemas : tertutup

-porositas : baik, jenis vuggy, kompak

-matrix :mikrid (organik)

5. Komposisi Mineral : -

6. Nama Batuan : Gamping Numulites

 Lokasi 5 Tepi sungai Luk Ulo depan Kampus LIPI

Koordinat : 351034E, 9165517N

Data singkapan ke-1 batuan sedimen karbonat

1. Jenis batuan : Batuan Sedimen klastik

2. Warna : hitam (segar), abu-abu (lapuk)

3. Struktur : masif

4. Tekstur : faneritik

(30)

30

-sortasi : buruk

-kemas : terbuka

-porositas : buruk

-Komposisi Mineral : -

5. Nama Batuan : Konglomerat

Data singkapan ke-2 batuan sedimen

1. Jenis batuan : Batuan Sedimen klastik

2. Warna : hitam (segar), abu-abu (lapuk)

3. Struktur : masif

4. Tekstur : faneritik

-ukuran butir : pasir

-sortasi : baik

-kemas : tertutup

-porositas : buruk

-Komposisi Mineral : pasir

5. Nama Batuan : Batu Pasir

Hari Ke-3 (Geomorfologi dan Struktur Geologi) Lokasi 1 :

Orientasi Medan :

Lokasi = Desa Wagirsambeng

Koordinat = 3533140E , 91655180N

Pukul = 09.43 WIB

Cuaca = cerah

Morfologi = perbukitan yang menjadi perkebunan

Deskripsi Singkapan :

Terdapat singkapan lapisan perselingan gamping merah dan rijang. Ada 4 singkapan yang ada di bukit tersebut.

(31)

31

Gambar 5.7 Singakapan Perselingan Gamping merah dan rijang

Deskripsi :

1. Jenis Batuan : sedimen non-klastik

2. Warna Batuan : merah marun (segar), merah kehitaman (lapuk)

3. Struktur : masif 4. Tekstur : afanitik -Ukuran Butir : - -Sortasi : - -Kemas : tertutup -Bentuk Butir : -

5. Komposisi Mineral : kuarsa, karbonat

6. Nama Batuan : Batu Gamping Merah

Deskripsi :

1. Jenis Batuan : sedimen non-klastik

2. Warna Batuan : merah marun (segar), merah kehitaman (lapuk)

3. Struktur : masif 4. Tekstur : afanitik -Ukuran Butir : - -Sortasi : - -Kemas : tertutup -Bentuk Butir : -

5. Komposisi Mineral : kuarsa, cangkang radiolarian, silika, karbonat

6. Nama Batuan : Batu Rijang-Kalkarenit

Pengujian dengan HCl

Setelah dilakukan pengujian dengan HCl didapat hasil sebegai berikut : Batu Gamping Merah = berbuih

(32)

32

Dapat disimpulkan bahwa kedua batu ini mengandung karbonat, karbonat mengisi kekar-kekar yang ada pada batuan rijang.

Lokasi 2 :

Orientasi Medan :

Lokasi = Puncak Bukit Wagirsambeng

Koordinat = 3538080E , 91656530N

Pukul = 10.53 WIB

Cuaca = panas, terik

Morfologi = perbukitan

Gambar 5.8 Pengamatan Geomorfologi Karangsambung

Hari Ke-4 (Pengukuran Stratigrafi) Orientasi Medan

Lokasi = Kali Kudu

Koordinat = N 03559070 , E 91604670

Utara = hutan

Timur = berlawanan arah arus

Selatan = ke arah jalan

Barat = arah arus sungai

Morfologi = pemukiman warga

(33)

33

Gambar 5.10 Singkapan perselingan batu pasir dan batu lempung

Mengukur Singkapan

Terdapat lapisan batuan dengan menggunakan skala sebesar 250 cm, diperoleh hasil pengukuran tiap lapisan sebagai berikut :

Lapisan batu pasir (L1) = 0-80 cm, N 1010 E/230

Lapisan batu lempung (L2) = 80-112 cm, N 940 E/430

Lapisan batu pasir (L3) = 112- 141 cm, N 910 E/330

Lapisan batu lempung (L4) = 141-192 cm, N 900 E/260

Lapisan batu pasir (L5) = 192-240 cm, N 890 E/330

Lapisan batu lempung (L6) = 240-250 cm, N 940 E/340

Pengujian dengan HCl

Setelah dilakukan pengujian dengan HCl didapat hasil sebegai berikut : L1 = berbuih L2 = berbuih L3 = berbuih L4 = berbuih L5 = berbuih L6 = berbuih

Dapat disimpulkan bahwa lapisan pertama sampai lapisan keenam mengandung karbonat, karena mengeluarkan buih (bereaksi) saat ditetesi HCl.

Hasil Pengukuran Ketebalan Lapisan L1 = 90 cm L2 = 54 cm L3 = 4,5 cm L4 = 24 cm L5 = 22 cm L6 = 3 cm Kolom Stratigrafi Deskripsi Singkapan :

1. Jenis Batuan : Sedimen Klastik

2. Warna Batuan : abu-abu (segar), hitam (lapuk)

(34)

34

4. Tekstur :

-Ukuran Butir : 1/8-1/4 mm

-Sortasi : baik

-Kemas : tertutup

-Bentuk Butir : membundar

5. Komposisi Mineral : pasir dan karbonat

6. Nama Batuan : Batu Pasir Kalkarenit

Deskripsi Singkapan :

1. Jenis Batuan : Sedimen Non-Klastik

2. Warna Batuan : abu-abu (segar), abu-abu gelap (lapuk)

3. Struktur : laminasi

4. Tekstur :

-Ukuran Butir :<1/256 mm

-Sortasi : baik

-Kemas : tertutup

-Bentuk Butir : membundar

5. Komposisi Mineral : lempung dan karbonat

6. Nama Batuan : Batu Lempung

Hari Ke-5 (Pemetaan Geologi) Lokasi 1

Orientasi Medan :

Lokasi = Kali Poh

Koordinat = 07034’01”, 109041’36”

Pukul = 10.03 WIB

Utara = arah arus sungai

Timur = sawah

Selatan = berlawanan arah arus sungai

Barat = sawah

Morfologi = persawahan

Deskripsi Singkapan :

1. Jenis Batuan : sedimen klastik

2. Warna Batuan : abu-abu (segar), hitam (lapuk)

3. Struktur : laminasi

4. Tekstur :

-Ukuran Butir : clay

-Sortasi : baik

-Kemas : tertutup

-Bentuk Butir : -

5. Komposisi Mineral : lempung dan karbonat

6. Nama Batuan : batu lempung

Strike-Dip Singkapan :

St1 = N3510E/490

St2 = N1310E/210

St3 = tidak bisa diukur strike dan dipnya

(35)

35

Orientasi Medan :

Lokasi = Kali Poh

Koordinat = 07034’10” , 109041’37”

Utara = hilir sungai

Timur = persawahan

Selatan = arah datang arus

Barat = persawahan

Morfologi = persawahan di pinggir sungai ditumbuhi pohon bambu

Cuaca = cerah

Pukul = 10.49 WIB

Deskripsi Singkapan :

1. Jenis Batuan : Sedimen klastik

2. Warna Batuan : abu-abu (warna segar), abu-abu kecoklatan (warna lapuk)

3. Struktur : masif

4. Tekstur :

-Ukuran Butir : 1/8-1/4 mm

-Sortasi : baik

-Kemas : tertutup

-Bentuk Butir : membundar

5. Komposisi Mineral : pasir

6. Nama Batuan : batu pasir

Strike-Dip Singkapan : St 4 = N1320E/420 St 5 = N3190E/610 St 6 = N St 7 = N1020E/540 Lokasi 3 Orientasi Medan :

Lokasi = Kali Poh

Koordinat = 07034’14” , 109041’36”

Utara = arah arus sungai

Timur = sawah

Selatan = berlawanan arah arus

Barat = hutan

Morfologi = daerah persawahan dan hutan.

Cuaca = hujan ringan

Pukul = 13.45 WIB

Deskripsi Singkapan :

1. Jenis Batuan : sedimen non-klastik

2. Warna Batuan : putih susu (warna segar), kekuningan (warna lapuk)

3. Struktur : masif

4. Tekstur :

(36)

36

-Sortasi : -

-Kemas : tertutup

-Bentuk Butir : -

5. Komposisi Mineral : karbonat

6. Nama Batuan : batu gamping

Strike-Dip Singkapan :

St 8 = tidak bisa diukur strike dan dip nya St 9 = tidak bisa diukur strike dan dip nya.

5.2 Pembahasan

Alat dan bahan untuk melakukan pemetaan yaitu GPS, kompas geologi, alat tulis, papan jalan, penggaris, busur, dan peta. Hal yang pertama dilakukan saat di lokasi pemetaan yakni orientasi medan dengan memperhatikan daerah di sekitar kita dengan menentukan arah mata angin menggunakan kompas. Setelah itu, tentukan koordinat dimana lokasi kita dengan GPS dan plotkan di peta. Dalam hal pemetaan, GPS digunakan untuk melakukan tracking, resection, dan intersection.

Zona Melange merupakan bagian dari zona subduksi yang terangkat ke atas dan tersusun atas lempung bersisik di bagian bawah sementara bagian atas terdiri dari berbagai batuan yang terbawa masuk ke zona subduksi sehingga tercampur aduk bagaikan bubur yang juga terdapat berbagai racikan diatasnya seperti kacang, kerupuk, ayam, dll. Zona melange terletak di karangsambung bagian utara yang terdapat berbagai macam batuan. Mulai dari sungai Luk Ulo hingga di kalimuncar.

Di sungai Luk Ulo terdapat singkapan metamorf yakni batuan Filit Grafit yang terbentuk di zona subduksi sehingga berwarna hitam. Kemudian di daerah pucangan terdapat batuan Serpentinit yang tersusun dari mineral serpenit berwarna hijau dan terbentuk di zona subduksi. Di sungai kalimuncar dapat ditemukan singkapan batuan beku yang kontak langsung dengan batuan sedimen di bagian bawahnya. Batuan sedimen tersebut yaitu singkapan batu rijang yang mengalami oerselingan dengan batu gamping merah secara vertikal ke dalam. Sementara bagian atas perselingan tersebut merupakan batuan pillow basalt.

Batuan pillow basalt terbentuk karena adanya erupsi gunung api bawah laut. Lava yang keluar akan berinteraksi dengan air sehingga langsung membeku dan membentuk batuan yang seperti bantal. Pillow basalt biasanya terbentuk di lantai dasar samudera yang kemudian mengalami pemekaran lantai dasar samudera dan membentuk mid ocen ridge.

Batu gamping merah dan rijang terbentuk di lantai dasar samudera. Perselingan batu rijang dan gamping merah terjadi akibat adanya suhu air laut dan dominasi biota laut yang berubah-ubah. Perubahan suhu dipengaruhi oleh adanya aktivitas vulkanik di laut yang berubah-ubah seperti erupsi gunung api bawah laut yang mempengaruhi suhu air laut. Ketebalan dari lapisan batuan bergantung pada interval waktu perubahan suhu sehingga timbul perselingan antara rijang dan batu gamping.

Adanya pemekaran menimbulkan lempeng samudera bergerak ke sisi lain dan menunjam lempeng benua dan terbentukah zona subduksi. Akibat adanya perbedaan sifat antara

(37)

37

lempeng samudera yang basa dan lempeng benua yang asam menyebabkan lempeng samudera menunjam ke bawah lempeng benua sehingga batuan yang berada di dasar samudera akan masuk ke zona subduksi. Perselingan rijang dan gamping merah yang berada di dasar samudera akan masuk ke zona subduksi terlebih dahulu dan perlapisannya akan menjadi tegak. Kemudian disusul dengan pillow basalt yang juga terbawa masuk ke zona subduksi dan kontak langsung dengan rijang dan batu gamping.

Batu gamping numulites di depan LIPI terbentuk di laut dangkal akibat adanya endapan jasad renik yang terkumpul dan membatu sehingga membentuk batu gamping numulites yang mengandung fosil Numulites. Di Tepi sungai Lok Ulo tepatnya di barat lekukan sungai depan kampus LIPI Karangsambung. Dengan berjalan ke arah barat melewati persawahan dan perkebunan. Lokasi berada di daerah sungai dengan teras yang landai dan terdapat endapan berbagai batuan. Di lokasi ini dapat ditemukan singkapan batuan sedimen yang telah tergerus

Batu konglomerat terbntuk di laut dangkal sebagai hasil dari endapan bagian batuan-batuan yang telah ada sebelumnya yang tertumpuk dan akhirnya membentuk batuan konglomerat. Batuan konglomerat yang berada di sungai lok ulo mengalami kontak dengan batu pasir.

Pada hari ketiga dilakukan pengamatan geologi di puncak bukit Wagirsambeng. Dari puncak bukit Wagirsambeng dapat dilihat puncak gunung paras dan bukit brujul serta perbukitan waturanda. Diasumsikan dulu terdapat sebuah antiklin besar menujam yang hilang dikarenakan terjadinya erosi. Lapisan batuan yang tadinya berada di bawah permukaan tanah karena mengalami proses deformasi menyebabkan lapisan batuan yang tadinya berada di bawah menjadi tersingkap di atas permukaan tanah dan

Pada hari keempat dilakukan pengukuran stratigrafi di Kali Kudu. Terdapat 6 lapisan batuan sepanjang 250 cm. Lapisan batuan ini merupakan laisan perselingan antara lapisan batu pasir dan batu lempung. Terdapat dua cara untuk melakukan pengukuran stratigrafi, yaitu cara detail dan cara pembidikan dengan kompas. Untuk mengukur stratigrafi dengan cara detail dilakukan dengan cara mengamati setiap lapisan batuan, mendeskripsikannya dan mengukur strike-dip lapisannya. Untuk mengukur stratigrafo dengan cara pembidikan dengan kompas dilakukan dengan membentangkan meteran sepanjang mungkin kemudian membidik arahnya dengan kompas, setelah itu melakukan deskripsi dan pengukuran strike-dip hanya untuk lapisan yang dominan.

Pada hari kelima dilakukan pemetaan geologi dengan menjadikan Kali Poh sebagai titik ikat. Pemetaan ini dilakukan dengan menyusuri sungai dan menganalisa singkapan yang terdapat pada sungai-sungai yang dilewati. Pada lokasi pertama ditemukan singkapan batu lempung, dan bongkahan batu pasir. Pada lokasi kedua ditemukan singkapan batu lempung yeng memiliki kontak dengan lapisan batu pasir. Pada lokasi ketiga ditemukan singkapan batu gamping numulites, selain itu di dekat sungai juga terdapat bongkahan-bongkahan besar batu gamping.

(38)

38

Daftar Pustaka

http://www.mataduniakami.id/2016/01/pengertian-konsep-dasar-bagian-dan.html Diakses tanggal 19 april2016, pukul 9.57 pm

http://dokumen.tips/documents/definisi-stratigrafi.html diakses tanggal 19 april 2016 pukul 10.12 pm

Wibowo, Pradana Adi. Laporan Observasi Geologi Karangsambung Kebumen. 2013. Mulyaningsih, Eris. Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Stratigrafi dan Litologi serta Pengukuran Strike dan Dip di Sebagian Daerah di Karangsambung. 2013

(39)

39

Lampiran 2 Dokumentasi

Hari ke-1

Gambar 1. Menghitung strike-dip jalan di timur musium LIPI Karangsambung

(40)

40

Hari ke-2

Gambar 3. Kegiatan di tepi sungai Lok Ulo pada lokasi 1

(41)

41

Gambar 5. Kegiatan di Gunung Parang pada lokasi 4

Hari ke-3

(42)

42

Hari ke-4

Gambar 7. Kegiatan Measure Stratigrafi di Sungai Kalukudu

Gambar 8. Kegiatan Measure Stratigrafi Sungai dengan menggunakan kompas di Sungai Kalukudu

(43)

43

Hari ke-5

Gambar 9. Kegiatan pemetaan sungai mandiri di Sungai Kali Poh bagian hilir

(44)

44

Gambar 11. Kegiatan pemetaan sungai mandiri di Sungai Kali Poh bagian hulu

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sesuai implementasi Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-08/MBU/2014 tanggal 30 Juni 2014 tentang Pedoman Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi di lingkungan Kementerian BUMN,

JL.. 428 DKI JAKARTA JAKARTA UTARA RS. RAYA PLUIT SELATAN, NO. GADING PLUIT JL. BOULEVARD TIMUR RAYA, KELAPA GADING. PURI MEDIKA JL. GRAND FAMILY LAUT BOULEVARD KAV.1 NO.1,

Penelitian ini bertujuan: 1) untuk mengetahui perencanaan pembelajaran team teaching. 2) Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran team teaching. 3) untuk mengetahui Perstasi Belajar

Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara

∤ Lippo Plaza Jakabaring, Ground Floor #27-28 Jl.. Gubernur Hasan Bastari

 Biaya pesan tetap untuk setiap kali pemesanan dan biaya simpan sebanding dengan jumlah barang yang disimpan dan harga barang per unit serta lama

Kompos kotoran sapi dapat memperbaiki kesuburan tanah baik secara fisika tanah (memperbaiki struktur tanah menjadi lebih gembur, sehingga akar dapat berkembang dengan baik

Kesimpulan dari hasil analisis data yaitu, (1) ada hubungan positif yang signifikan antara emotional bonding dan citra kualitas produk dengan minat membeli pada