• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL OBSERVASI KERAJINAN DARI B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN HASIL OBSERVASI KERAJINAN DARI B"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL OBSERVASI

KERAJINAN DARI BAHAN KERAS

Disusun Oleh

1. Aisyah Amirah Yasmin 2. Edo Adianto Ramadhan 3. Fitrianti

4. Khoirul Azmi 5. M. Rafi’Izzudin 6. M. Reza Pratama

7. Wian Wiranto Ekasmara XI MIA 3

SMA NEGERI 1 SUMBER

JL. SUNAN MALIK IBRAHIM NO.04 SUMBER-CIREBON 46511

(2)

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan YME, karena berkat

rahmatnya laporan ini dapat diselesaikan tepat waktu tanpa adanya suatu halangan yang

berarti.

Penulisan laporan yang berjudul “LAPORAN HASIL OBSERVASI PRAKARYA dan KEWIRAUSAHAAN” ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan guna mengisi nilai semester 2. Selain itu penulisan laporan ini juga ditujukan untuk memaparkan mengenai

kewirausahaan di bidang kerajinan dari bahan keras.

Diharapkan dengan adanya laporan ini, teman-teman yang lain dapat lebih mengerti

mengenai kewirausahaan di bidang kerajinan bahan keras.

Demikian kami mengharapkan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang

maksimal kepada teman-teman dan para pembaca. Kami berharap agar teman-teman

berkenan untuk memberikan saran dan kritikan demi kesempurnaan laporan yang kami buat

ini. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih.

Sumber, 29 April 2015

(3)
(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Indonesia memiliki banyak sumber daya alam khususnya benda keras seperti

kayu, batu alam, bambu, rotan, logam dan lain-lain. Sumber daya alam tersebut dapat

dimanfaatkan sebagai bahan baku dari industri kerajinan seperti indurstri kerajinan

rotan, patung, gerabah, anyaman dan lain-lain.

Pada zaman ini, banyak orang-orang yang sangat tertarik kepada karya seni

kerajinan dari bahan keras seperti rotan, batu hias dinding, dan gerabah. Sehingga

industri kerajinan semacam ini sangat menjanjikan untuk digeluti oleh

wirausahawan. Selain menjanjikan, menggeluti kerajinan benda keras juga memiliki

resiko yang tinggi, karena para wirausahawan harus memiliki modal yang cukup

besar dan pengalaman yang cukup banyak untuk berkecimpung didunia tersebut.

Oleh karena itu, kami tertarik untuk melakukan observasi pada industri kerajinan

tersebut.

Kami memilih melakukan observasi pada kerajinan batu alam untuk arsitektur

properti rumah. Menurut kami, kerajinan batu alam untuk arsitektur properti rumah

ini sangat menjanjikan dan beresiko tinggi bagi wirausahawan baru yang ingin

menggeluti bisnis tersebut. Selain dari itu, kami melakukan observasi untuk mengisi

nilai pada mata pelajaran Prakarya semester 2.

1.2.

Rumusan Masalah

1.

Apa yang dimaksud dengan kerajinan dari benda keras?

2.

Apa saja macam-macam kerajinan dari benda keras?

3.

Apa saja fungsi produk kerajinan dari benda keras?

(5)

1.3.

Tujuan Penulisan

1. Mengetahui jenis, fungsi, sejarah dan tehnik pembuatan dari kerajinan dari benda

keras.

2. Untuk memenuhi nilai semester 2 pada mata pelajaran prakarya

3. Meningkatkan ketertarikan siswa pada dunia kewirausahawan.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2 .1.

Pengertian Kerajinan Benda Keras

Kerajinan merupakan budaya tradisional yang kini menjadi komoditi negara

untuk meningkatkan devisa. Di antara sejumlah kerajinan Nusantara, ada kerajinan

yang tetap mempertahankan bentuk dan ragam hias tradisionalnya, tetapi ada pula

yang telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan pasar.

Seperti yang sudah dipelajari pada pembahasan sebelumnya, bahwa produk

kerajinan dapat dibagi menjadi dua, yaitu produk kerajinan dari bahan lunak dan

(7)

produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar yang bersifat keras. Beberapa

bahan keras yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan dapat dibagi menjadi

dua yaitu Bahan Keras Alami dan Bahan Keras Buatan.

A.

Bahan Keras Alami

Bahan keras alami adalah bahan yang diperoleh di lingkungan sekitar kita dan

kondisi fisiknya keras, seperti kayu, bambu, batu, rotan dan lain-lain.

B.

Bahan Keras Buatan

Bahan keras buatan adalah bahan-bahan yang diolah menjadi keras

sehingga dapat digunakanuntuk membuat barang-barang kerajinan seperti berbagai

jenis logam, fiberglass dan lain-lain.

Gambar 1.1

Merupakan bahan keras alami

Gambar 1.2

(8)

2.2. Macam-Macam Kerajinan Dari benda Keras

Macam-macam kerajinan dari benda keras sangat beraneka ragam. Mulai dari

perbedaan bahan (alami dan buatan) hingga tehnik proses pembuatannya. Berikut ini

merupakan contoh macam-macam kerajinan dari bahan keras.

A.

Kerajinan Logam

Kerajinan logam menggunakan bahan logam seperti besi, perunggu,

emas, perak, dan lain-lain. Teknik yang digunakan biasanya menggunakan

sistem cor, ukir, tempa atau sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Bahan

logam banyak dibuat sebagai perhiasan atau aksesoris, kemudian berkembang

pula sebagai benda hias dan benda fungsional lainnya, seperti: gelas, kap lampu,

perhiasan, wadah serbaguna bahkan sampai piala sebagai simbol kejuaraan.

Logam memiliki sifat keras, sehingga dalam pengolahannya memerlukan teknik

yang tidak mudah, seperti diolah dengan teknik bakar/pemanasan dan tempa.

B.

Kerajinan Kayu

Negara Indonesia merupakan daerah tropis yang sebagian besar

wilayahnya diisi oleh lautan dan juga hutan. Hutan yang tersebar di banyak

tempat di Indonesia tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi para perajin. Karya

kerajinan ukir kayu adalah karya kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu

yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kerajinan ukiran

memang lebih banyak menggunakan bahan baku kayu sebagai bahan utamanya.

Kayu yang biasanya digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka,

dan lain-lain.

Gambar 1.3

(9)

Berikut ini contoh kerajinan dari bahan kayu.

C.

Kerajinan Bambu

Bambu dapat dijadikan berbagai produk kerajinan yang bernilai estetis

dan ekonomi tinggi. Sejak ratusan tahun lalu, orang Indonesia telah

menggunakan bambu untuk berbagai kebutuhan, mulai dari yang paling

sederhana sampai yang rumit. Sampai saat ini, bambu masih digunakan untuk

keperluan tersebut. Bahkan saat ini, produk kerajinan bambu tampil dengan desain

lebih menarik dan artistik. Beberapa teknik dalam pembuatan kerajinan bahan

alam dari bambu adalah teknik anyaman dan teknik tempel atau sambung.

Anyaman Indonesia sangat dikenal di mancanegara dengan berbagai motif dan

bentuk yang menarik. Berikut contoh kerajinan dari bambu.

D.

Kerajinan Rotan

Rotan merupakan hasil kekayaan alam yang sangat besar di Indonesia.

Pulau yang paling banyak menghasilkan rotan adalah Kalimantan. Tumbuhan

rotan bersifat kuat dan lentur sehingga sangat cocok sebagai benda kerajinan

dengan teknik anyaman. Contoh produk kerajinan dari bahan rotan banyak Gambar 1.4

Merupakan kerajinan dari kayu

Gambar 1.5

(10)

digunakan pada meja kursi, almari, tempat makanan, dan lain-lain. Berikut contoh

karya kerajinan dari bahan rotan.

E.

Kerajinan Batu

Indonesia sangat kaya dengan bebatuan, jenisnya beraneka ragam.

Daerah Kalimantan merupakan penghasil batu warna yang dinilai sangat unik.

Banyak daerah di Indonesia menjadikan bebatuan warna sebagai produk kerajinan

seperti: aksesoris pelengkap busana, juga sebagai penghias benda.

Batu hitam yang keras dan batu padas berwarna putih/cokelat yang lunak

banyak dimanfaatkan untuk produk kerajinan. Teknik pengolahan untuk batu

hitam dan batu padas banyak menggunakan teknik pahat dan teknik ukir.

Kerajinan batu banyak digunakan untuk hiasan interior dan eksterior. Berikut

contoh kerajinan dari batu.

F.

Kerajinan Kaca Serat (Fiberglass)

Kaca serat (fiberglass) adalah serat gelas berupa kaca cair yang ditarik

menjadi serat tipis. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau ditenun menjadi Gambar 1.6

Merupakan kerajinan dari rotan

Gambar 1.7

(11)

kain, kondisi sudah siap pakai. Kemudian, diresapi dengan resin sehingga menjadi

bahan yang kuat dan tahan korosi. Oleh sebab, itu fiberglass biasa digunakan

sebagai badan mobil dan bangunan kapal. Dia juga digunakan sebagai agen

penguat untuk banyak produk plastik.

Kerajinan fiberglass membutuhkan beberapa campuran dalam proses

pembuatannya. Campuran fiberglass terdiri atas cairan resin (minyak resin bahan

dasarnya minyak bumi dan residu), katalis, met atau serat fiber, polish atau

sabun krim silicon untuk membuat cetakan, serta talk untuk memekatkan warna.

Proses pembuatan perlu perbandingan agar memperoleh hasil yang baik. Jika zat

cair (resin dan katalis) dicampur, akan bereaksi dari cair berubah menjadi

padat dan keras, serta berwarna bening mengilap. Berikut contoh kerajinan dari

fiberglass

2.3. Fungsi Produk Kerajinan Dari Bahan Keras

1. Benda Pakai (

fungsional)

Benda Pakai (fungsional) adalah karya kerajinan yang diciptakan

mengutamakan fungsinya. Unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung.

2.

Benda Hias

(estetika)

Benda Hias (estetika) adalah karya kerajinan yang dibuat sebagai benda

pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan dari pada

aspek kegunaan atau segi fungsinya.

Gambar 1.8

(12)

2.4. Teknik Pembuatan Kerajinan Dari Bahan Keras

Beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan keras, antara lain seperti berikut.

1.

Teknik Cor (cetak tuang)

Teknik cor sudah ada ketika kebudayaan perunggu mulai masuk ke

Indonesia, bangsa Indonesia mulai mengenal teknik pengolahan perunggu.

Terdapat beberapa benda kerajinan dari bahan perunggu seperti gendering

perunggu, kapak, bejana, dan perhiasan.Berikut ini contoh pembuatan benda

kerajinan dari bahan lunak dengan teknik cor (cetak tuang).

A. Teknik Tuang Berulang (bivalve)

Disebut teknik menuang berulang kali (bivalve), karena

menggunakan dua keping cetakan yang terbuat dari batu dan dapat dipakai

berulangkali sesuai dengan kebutuhan (bi berarti dua dan valveberarti

kepingan). Teknik ini digunakan untuk mencetak benda-benda yang

sederhana, baik bentuk maupun hiasannya.

B. Teknik tuang sekali pakai (a cire perdue)

Teknik tuang sekali pakai (a cire perdue) dibuat pada benda perunggu

yang bentuk dan hiasannya lebih rumit, seperti arca dan patung perunggu.

Teknik ini diawali dengan membuat model dari tanah liat. Selanjutnya

model dilapisi lilin, lalu ditutup lagi dengan tanah liat, kemudian benda

dibakar untuk mengeluarkan lilin sehingga terjadilah rongga. Tuangkan

perunggu ke dalamnya. Setelah dingin, cetakan tanah liat dapat dipecah

sehingga diperoleh benda perunggu yang diinginkan. Gambar 1.9 kerajinan

berfungsi sebagai benda pakai

(13)

Di samping teknik cor ada juga teknik menempa yang

bahan-bahannya berasal dari perunggu, tembaga, kuningan, perak, dan emas.

Bahan tersebut dapat dibuat menjadi benda-benda seni kerajinan, seperti

keris, piring, teko, dan tempat lilin. Saat ini banyak terdapat sentra-sentra

kerajinan cor logam seperti kerajinan perak. Tempat-tempat terkenal itu

antara lain kerajinan perak di Kota Gede Yogyakarta dan kerajinan kuningan

yang terdapat di Juwana dan Mojokerto.

2.

Teknik Etsa

Kata etsa berasal dari bahasa Belkamu atau Jerman, yaitu etch yang

berarti memakan, berkorosi, atau berkarat, Kata etchingberarti mengetsa.

Bendabenda dari logam dapat dietsa dengan merendam dalam larutan etsa

(larutan asam). Untuk melindungi bagian yang tidak ingin teretsa oleh

pengikisan larutan asam ini, seluruh permukaannya dilapisi dengan

bahan penolak asam, yaitu resist (bahan pelindung). Sementara itu,

bagian-bagian yang terpilih untuk dietsa sesuai dengan desain dibiarkan

terbuka dan terkena pengikisan asam. Secara perlahan-lahan, asam akan

melarutkan dan mengikis tempat-tempat yang terbuka sampai tingkat yang

diinginkan sehingga permukaannya turun sampai di bawah permukan

aslinya. Sementara bagian logam yang dilindungi tetap utuh. Beberapa

larutan atau bahan kimia yang secara terpisah dapat menggigit, mencerna,

dan melarutkan logam, sangat bergantung pada jenis logam yang akan

dietsa.

Larutan pengetsa ini terdiri atas larutan asam organik, asam mineral

anorganik, atau campuran dari keduanya. Sebagian asam mempunyai daya

kikis yang sangat baik untuk logam-logam tertentu, sedangkan sebagian

asam lain ternyata hanya sedikit atau bahkan tidak mempunyai pengaruh

sama sekali terhadap logam-logam tertentu lainnya. Kombinasi dari

keduanya justru dapat melarutkan logam-logam di dalam larutan tersebut.

Sukses tidaknya mengetsa ini bergantung pada pengendalian yang

(14)

penolak asam pada logamnya, cara dan keterampilan dalam membuat

desainnya agar tetap terbuka melalui penggunaan resist (bahan

pelindung), serta perhitungan waktu untuk pengukuran dan pengikisan

asamnya perlu diperhatikan, agar gambar etsa muncul di permukaan logam

dengan derajat keteraturan dan kedalaman yang diinginkan.

3.

Teknik Ukir

hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius.Dilihat dari jenisnya,

ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran

rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh.

4.

Teknik Ukir Tekan

tanduk sulit didapat, gunakan bambu ataupun kayu. Cara menggunakan

alat ukir tekan ini ialah dengan menekan permukaan benda kerja mengikuti

bentuk sesuai motif dari gambar yang telah ditentukan.

5.

Teknik Bubut

Dalam pekerjaan membubut, diperlukan alat pemotong yang

berfungsi untuk mengiris, menyayat/menggaruk dan membentuk benda

ialah pahat bubut. Teknik bubut ini akan menghasilkan karya kerajinan

yang simetris, bulat dan rapi. Contoh karya kerajinan dengan teknik bubut

(15)

6.

Teknik Anyam

Anyaman adalah seni kerajinan yang dikerjakan dengan cara

mengangkat dan menumpangtindihkan atau menyilang-nyilangkan bahan

sehingga menjadi suatu karya anyaman. Bahan keras dari karya kerajinan

yang dapat menggunakan teknik anyaman, antara lain: bambu, rotan, dan

plastik.

Teknik yang dapat digunakan untuk pembuatan benda kerajinan dari

(16)

BAB III HASIL OBSERVASI

Kami telah melakukan observasi mengenai produk kerajinan dari bahan keras

yang ada di sekitar masyarakat. Kami memilih melakukan pengamatan/observasi

terhadap produk kerajinan batu ukir milik bapak Abdurrohim beserta pabriknya

selama waktu yang diberikan. Hasil obeservasi yang telah kami lakukan akan kami

jelaskan dan paparkan secara rinci, sebagai berikut :

3.1 Latar Belakang Dan Sejarah Perusahaan

3.1.1

Latar Belakang

Dari hasil laporan observasi kami bahwa narasumber memulai

usaha kerajinan batu ukir ini dilatar belakangi lantaran usaha batu

kerajinan batu ukir ini sangat menjanjikan. Selain menjanjikan, beliau

sudah sangat berpengalaman dalam masalah bahan baku, produksi dan

pemasaran karena sebelum ia terjun ke dunia industri kerajinan batu ini,

beliau telah mendalami masalah bahan baku, produksi dan kendalanya,

serta pasar dari produk tersebut.

3.1.2

Sejarah Perusahaan

Usaha kerajinan batu ukir milik bapak Abdurrohim ini dimulai

sejak tahun 1995. Ketika itu, beliau belum memproduksi kerajinan batu

ukir, melainkan ia menjadi suplayer. Beliau menyuplai produk milik

orang lain untuk dipasarkan dibali. Dua tahun berikutnya, tepatnya 1997,

beliau membangun usaha (pabrik) yang dinamai cindy’s stone untuk

memproduksi sekaligus menjadi suplayer juga karena beliau telah

memiliki pasar dibali.

Pada awal membangun usaha itu, ia memiliki 15 karyawan, ada

yang tetap dan ada juga yang serabutan, 6 buah mesin pemotong batu

yang memakai diesel. Selain dibali, ketika itu beliau juga memasarkan

produknya ke Sumatra dan Jakarta. Setelah 8 tahun, usaha ini akhirnya

(17)

3.2 Produksi

Produksi merupakan salah satu hal yang penting apabila kita ingin

terjun pada dunia wirausaha industri. Berikut ini adalah bagian dari produksi :

3.2.1

Bahan Baku

Berikut ini adalah bahan baku yang digunakan oleh bapak Abdurrohim :

 Batu Kuning : Diperoleh Dari Gunung Petot (Palimanan)  Batu Palem : Diperoleh Dari Gunung Kuda (Majalengka)  Batu Templeks : Salagedang (Majalengka)

 Batu Absolut : Batu Paling Keras

3.2.2

Teknik Produksi

 Hot

Tehnik hot merupakan tehnik pembuatan batu setengah jadi

berbentuk persegi dengan cara disemprotkan api, seperti pada proses

mengelas besi. Tehnik ini berfungsi agar permukaan batu menjadi

kasar.

 Pahat

Tehnik pahat merupakan tehnik pembuatan batu yang

setengah jadi atau yang telah menjadi limbah dengan cara dipahat

agar permukaan batu tidak beraturan seperti alami.

 Mesin

Tehnik mesin merupakan tehnik pembuatan batu yang

setengah jadi dengan cara membuat pola pada mesin tersebut. Pola

tersebut membentuk batu persegi yang berpola garis-garis dengan

geometri tidak beraturan. Selain garis, bapak Abdurrohim juga

memiliki mesin yang khas untuk membentuk permukaan batu

(18)

3.2.3

Jenis Produksi

Kulit jeruk (untuk kamar mandi, garasi kolam renang, hotel, resort dll) Mengkilap

Alur

3.2.4

Jadwal Produksi

Pabrik milik bapak abdurrohim beroprasi lima hari dalam

seminggu, Senin s/d Sabtu dan Minggu libur. Pabrik mulai

memproduksi batu pada jam 08.00 hingga 12.00. Pada jam 12.00

sampai jam 13.00, aktivitas pabrik diistirahatkan. Pada jam 13.00-16.00

pabrik kembali beroprasi kembali. Pada jam 16.00 aktivitas di pabrik

bapak abdurrohim pernah mendapatkan pesanan dari

perusahaan-perusahaan cat dan keramik sebanyak 30 ton. Tiap kilogram serbuk

kecil ini dihargai sebersar Rp. 1500,00,-.

3.2.6

Sistem Produksi

Pemesanan dilakukan sesuai pemesanan konsumen (ukuran

besar atau kecil, tebal atau tipis, persegi atau persegi panjang dan

(19)

3.2.7

Proses Produksi

1. Pemilihan bahan baku

2. Pemotongan

a. Pemotongan 1 (untuk kemudahan dalam pengolahan)

b. Pemotongan 2 (sesuai order konsumen)

3. Perapihan hasil pemotongan

Jakarta. Namun seiring berjalannya waktu, bapak abdurrohim memusatkan

pemasaran produknya hanya ke bali dan mataram. Tetapi, selain bali dan

mataram, beliau juga pernah memasarkan produknya ke Kalimantan,

Palembang, makasar, kuningan, cikarang dan karawang. Setiap sekali

pemasaran, bapak abdurrohim merogok kocek untuk biaya akomodasi sebesar

Rp. 2.200.000,00,-

3.4 Pemasukan Dan Pendapatan

Pengiriman produk bapak Abdurrohim dalam seminggu rata-rata

mencapai 6-7 kali. Beliau mendapat pemasukan (setiap sekali angkut) sekitar

Rp. 5.000.000,00,-. Jadi dalam seminggu, perusahaan beliau mendapatkan

pemasukan sebesar Rp. 5.000.000,00 x 6 = Rp. 30.000.000,00,-. Bila

dikalkulasi, pemasukan perusahaan beliau sebesar Rp. 30.000.000,00, x 4 = Rp.

120.000.000,00,-./bulan. Maka dalam 3 bulan bapak Abdurrohim mendapatkan

penghasilan ± Rp. 360.000.000,00,-

Bila dikalkulasi, pendapatan tetap perbulan bapak abdurrohim adalah

Rp. 30.000.000,00,- dan sudah bersih. Pendapatan tersebut didapat dari

pemasukan perbulan dikurangi biaya akomodasi per rit (setiap sekali angkut)

(20)

Kalkulasi :

 Pemasukan perbulan : Rp. 120.000.000,00,-  Biaya akomodasi per rit x jumlah rit per bulan :

Rp. 2.200.000,00,- x 24 = Rp. 52.800.000,00,-  Biaya produksi per bulan : Rp. 37.200.000,00,-

Rp. 120.000.000,00,-

Rp. 52.800.000,00,-

Rp. 37.200.000,00,-

Rp. 30.000.000,00,-

 Penghasilan tetap (bersih) Rp. 30.000.000,00,-

3.5

Kendala

3.5.1 Pasar (Kendala Utama)

Pasar merupakan kendala utama dari usaha bapak Abdurrohim, karena

apabila pasar sedang bermasalah/tidak ada pesanan, maka tidak ada

pendapatan perusahaan dari bapak abdurrohim.

3.5.2

Prosedur Produksi

Apabila prosedur produksi itu salah, maka produk tersebut tidak

sesuai dengan keinginan dari konsumen. Hal tersebut menyebabkan

produk tersebut tidak dapat dijual sehingga merugi

3.5.3

Bahan Baku

Ketika sedang musim hujan, sulit mencari bahan baku ketika musim

penghujan. Banyak penambang batu yang tidak mencari batu karena

jalanan menuju gunung batu licin dan berbahaya apabila dilewati. Hal ini

menyebabkan susahnya mendapatkan pasokan batu menjadi sedikit.

Apabila bahan baku tidak ada, maka produk pun tidak dapat diproduksi

(21)

3.5.4

Pendukung Produksi

Air merupakan pendukung produksi karena pada pemotongan batu

dengan mesin potong, mesin tersebut harus diberi air terus menerus oleh

selang agar mengurangi gesekan antara batu dan mesin. Apabila air tidak

ada, kualitas potongan batu pun tidak baik dan dapat merugikan

produsen dan listrik, ketika listrik padam.

3.5.5

Karyawan Tidak Tetap

Karyawan yang tidak tetap akan merugikan perusahaan karena

merusak dana dari pembukuan.

3.5.6

Komplen Dari Pemerintah

Komplen dari pemerintah adalah salah satu kendala yaitu relokasi

wilayah dan peraturan kolam limbah. Tetapi dalam faktanya, pabrik dari

bapak Abdurrohim ini telah dibangun permanen dan di daerah tersebut

(22)

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Kerajinan merupakan budaya tradisional yang kini menjadi

komoditi negara untuk meningkatkan devisa. Di antara sejumlah

kerajinan Nusantara, ada kerajinan yang tetap mempertahankan

bentuk dan ragam hias tradisionalnya, tetapi ada pula yang telah

dikembangkan sesuai dengan tuntutan pasar.

2. Kerajinan juga dapat menjadi sebuah peluang wirausaha yang

sangat menjanjikan. Sebelum kita terjun kedalam dunia usaha

kerajinan, kita harus mengetahui seluk beluk tentang produksi,

kendala yang terjadi apabila kita menggeluti dunia usaha tersebut

dan yang tak kalah penting adalah kita juga harus mengetahui cara

memasarkan produk tersebut.

3. Bahan keras alami adalah bahan yang diperoleh di lingkungan

sekitar kita dan kondisi fisiknya keras, seperti kayu, bambu, batu,

rotan dan lain-lain. Bahan keras buatan adalah bahan-bahan yang

diolah menjadi keras sehingga dapat digunakanuntuk membuat

barang-barang kerajinan seperti berbagai jenis logam, fiberglass

dan lain-lain.

4. Macam-Macam Kerajinan Dari benda Keras:

a. Kerajinan Logam b. Kerajinan Kayu c. Kerajinan Bambu d. Kerajinan Rotan e. Kerajinan Batu

f. Kerajinan Kaca Serat (Fiberglass)

5. Fungsi Produk Kerajinan Dari Bahan Keras: a. Benda Pakai (fungsional)

b. Benda Hias (estetika)

6. Teknik Pembuatan Kerajinan Dari Bahan Keras: a. Teknik Cor (cetak tuang)

(23)

c. Teknik Ukir

 Batu Kuning : Diperoleh Dari Gunung Petot (Palimanan)  Batu Palem : Diperoleh Dari Gunung Kuda (Majalengka)  Batu Templeks : Salagedang (Majalengka)

 Batu Absolut : Batu Paling Keras b. Tehnik Produksi

 Kulit jeruk (untuk kamar mandi, garasi kolam renang, hotel, resort dll)

sampai jam 13.00, aktivitas pabrik diistirahatkan. Pada jam

13.00-16.00 pabrik kembali beroprasi kembali. Pada jam 16.00

(24)

e. Limbah Produksi

Limbah dari sisa hasil produksi batu ini dapat berupa

air, serbuk kecil maupun batu-batu kecil. Serbuk kecil batu ini

dapat menjadi bahan baku cat dan keramik. Bapak Abdurrohim

pernah mendapatkan pesanan dari perusahaan-perusahaan cat

dan keramik sebanyak 30 ton. Tiap kilogram serbuk kecil ini

dihargai sebersar Rp. 1500,00,-.

f. Sistem Produksi

Pemesanan dilakukan sesuai pemesanan konsumen

(ukuran besar atau kecil, tebal atau tipis, persegi atau persegi

panjang dan model).

g. Proses Produksi

a. Pemilihan bahan baku

b. Pemotongan

c. Pemotongan 1 (untuk kemudahan dalam pengolahan)

d. Pemotongan 2 (sesuai order konsumen)

e. Perapihan hasil pemotongan

memasarkan produknya ke Kalimantan, Palembang, Makasar,

Kuningan, Cikarang dan Karawang dan biaya akomodasi sebesar

Rp. 2.200.000,00,-

9. Pemasukan Dan Pendapatan

 Pemasukan (setiap sekali angkut) sekitar Rp. 5.000.000,00,-.  Pemasukan perminggu : Rp. 30.000.000,00,-

(25)

 Biaya akomodasi per rit x jumlah rit per bulan : Rp. 2.200.000,00,- x 24 = Rp. 52.800.000,00,-

 Biaya produksi per bulan : Rp. 37.200.000,00,- Rp. 120.000.000,00,-

Rp. 52.800.000,00,-

Rp. 37.200.000,00,-

Rp. 30.000.000,00,-

 Penghasilan tetap (bersih) Rp. 30.000.000,00,-

10.Kendala

 Pasar (Kendala Utama).  Prosedur produksi.

 Bahan Baku (sulit mencari bahan baku ketika musim penghujan).

 Pendukung Produksi (air, musim kemarau kesulitan air dan listrik, ketika listrik padam ).

 Karyawan Tidak Tetap (jika harian, perusahaan rugi).

(26)
(27)

4.3

Lampiran- Lampiran

MESIN PEMOTONG

MESIN PEMOTONG

(28)

PROSES PEMOTONGAN DAN TEKNIK HOT

PRODUK

PRODUK

(29)

PROSES PENGIRIMAN

PROSES TEKNIK HOT

Gambar

Gambar 1.1 Merupakan bahan keras alami
Gambar 1.3  Merupakan kerajinan dari logam
 Gambar 1.4 Merupakan kerajinan dari kayu
Gambar 1.7 Merupakan kerajinan dari batu
+3

Referensi

Dokumen terkait

Bahan limbah yang sudah kering dapat difinishing agar mudah diproses sebagai karya. Beberapa kerajinan dari bahan limbah organik di bawah ini merupakan contoh dan

Hasil pengamatan sementara yang dilakukan penulis pada penerapan ornamen pada hasil kerajinan ukir kayu yang dibuat oleh peserta didik masih banyak yang belum menerapkan

Kami membuat kerajinan ini atas dasar mudahnya bahan kardus itu didapat dan menurut kami kerajinan dari kardus itu sangat menarik sehingga kerajinan “ Wadah Alat Tulis dan

Tugas Akhir Karya Seni ini, bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembuatan hiasan dinding dari kayu. Bahan utama yang digunakan adalah kayu jati, menggunakan teknik

1. Bubur kertas Teknik coil dan cetak.. Dari tabel diatas yang bukan merupakan teknik pembuatan karya kerajinan dari bahan lunak adalah... Beragamnya jenis kayu yang ada di

Secara umum bahan utama yang dapat dipergunakan dalam pembuatan produk kerajinan tekstil adalah bahan tekstil yang tebuat dari serat alam atau

Kendala yang dihadapi Ukir Kayu Radha adalah permasalahan modal, kelangkaan bahan baku dan persaingan dari dalam negeri. Analisis Cenderamata Kerajinan Ukir Kayu Di Pasar

Pengrajin juga berupaya mengembangkan bambu sebagai bahan yang paling umum digunakan untuk kerajinan sangkar, dan penerapan elemen ornamen ukir kayu pada sangkar burung,