• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asih Wulansari 44214110056 Kasus Etika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Asih Wulansari 44214110056 Kasus Etika"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

A. Kasus Pelanggaran Etika Florence Sihombing

Diberbagai situs sosial media dan media massa baik online maupun offline sedang gencar – gencarnya membahas sosok perempuan ini. Adalah Florence Sihombing menjadi terkenal didunia online khususnya, karena telah memaki – maki warga dan kota Yogyakarta melalui status di akun Path miliknya. Status Florence tersebut menghebohkan dunia online pada hari Kamis 28 Agustus 2014. Florence yang juga merupakan salah satu Mahasiswa UGM telah dengan sengaja memaki – maki Kota Pelajar, Yogyakarta. Diketahui Florence merupakan mahasiswa S2 Kenotariatan Universitas Gadjah Mada (UGM). Perbuatan Florence tersebut kini sudah di ketahui oleh para dosen FH UGM, karena tidak lama setelah membuat status, gambar hasil capture statusnya beredar luar di facebook dan di tag ke para dosen FH UGM.

(2)

B. Kaitan Kasus Florence dengan Teori Etika

Setelah dianalisis, Florence melanggar teori etika deontologi. “Deontologi” berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu: deon yang artinya adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Di sini kita tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik, karena dalam teori Deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena itu merupakan suatu keharusan.

Seharusnya Florence sebagai mahasiswi S2 Universitas Gadjah Mada memiliki kewajiban untuk menjaga kewibawaan dan nama baik perguruan tinggi dengan berprilaku yang baik, sopan, menghargai dosen, teman sejawat, serta masyarakat. Akan tetapi, yang terjadi justru sebaliknya alih-alih memberikan tanggapan atas keluhannya terhadap pelayanan di SPBU, Florence justru membuat postingan di path yang bertuliskan “Jogja miskin, tolol, dan tak berbudaya. Teman-teman Jakarta-Bandung jangan mau tinggal Jogja”. Hal ini menunjukkan perbuatan yang dilakukan Florence tidak memenuhi kewajiban sebagai perbuatan yang baik, karena telah berlaku tidak sopan dan mengeluarkan kata-kata yang tidak sepantasnya dikeluarkan oleh seorang mahasiswa yang berkewajiban untuk menjaga nama baik perguruan tinggi.

C. Etika Komunikasi di Media Sosial

(3)

Dalam praktek komunikasi massa, banyak sekali yang harus dijadikan landasan etis, seperti memiliki rasa tanggungjawab, menghormati hak-hak asasi dan kebebasan orang lain, berlaku sopan santun dan tenggang rasa. Menurut filosof S. Jack Odell dalam Amir (1999), “Sebuah masyarakat tanpa etika adalah masyarakat yang menjelang hancur.” Tanpa prinsip-prinsip etika mustahil manusia bisa hidup harmonis tanpa ketakutan, kecemasan, keputusasaan, kekecewaan, pengertian dan ketidakpastian. Etika sangat diperlukan dalam komunikasi di media sosial. Menurut Nurdin (2004), etika menjadi salah satu “aturan” yang diharapkan bisa mewadahi atau menjadi tolak ukur dalam mengatur “pergaulan” antara media massa, masyarakat, dan pemerintah. Secara etimologis, menurut KBBI dalam Amir (1999) kata etika diartikan dalam tiga hal salah satunya etika merupakan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Pengertian tersebut menekankan etika komunikasi mengacu kepada pengertian bagaimana berkomunikasi yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di tengah masyarakat atau golongan tertentu. Kasus yang dialami oleh Florence Sihombing menuai pro kontra dari banyak pihak terkait sanksi yang diberikan. Sejalan dengan hal tersebut, contoh kasus pelanggaran etika komunikasi yang terjadi di masyarakat terlihat bahwa pesan yang disampaikan di media sosial akan berdampak besar dan dapat memicu sikap serta perilaku masyarakat menanggapi pesan tersebut. Untuk itu, harus ditanamkan kembali etika komunikasi yang baik di media soaial agar tidak terjadi lagi kasus pelanggaran etika di kemudian hari. Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait dengan etika komunikasi di media massa seperti:

1. Penyampaian Pesan

(4)

pengguna lain tanpa diketahui oleh anggota lain yang bergabung di dalam media sosial tersebut. Apabila pesan itu bersifat umum, komunikator harus memperhatikan pula bahasa yang digunakan agar tdiak menjadi pesan sampah (spam message).

2. Penggunaan Tutur Bahasa

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian yang fokus pada pelanggaran etika dan kasus-kasus hukum yang berkaitan dengan kerja media massa didapatkan data pelanggaran kode etik oleh salah satu surat kabar

ETIKA KOMUNIKASI BISNIS “Etika Pasar Bebas”. Di Susun

Komunikasi lisan (oral Communications) adalah kemampuannya memmberikan umpan balik dengan segera. Komunikasi lisan digunakan bila pesan yang

Berdasarkan permasalahan itu maka dilakukan telaah isi pelanggaran etika media sosial dalam penggunaan Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Untag

Permasalahan yang dikemukakan dalam studi kasus tersebut adalah pelanggaran etika Teknologi Informasi (IT) dengan menyalahgunakan nama domain merek dagang tersebut

Etika adalah studi karakteristik moral. Etika juga berhubungan dengan pilihan moral yang dibuat oleh tiap orang dalam hubungannya dengan orang lain. Kasus etika bisa saja lebih

Etika adalah studi karakteristik moral. Etika juga berhubungan dengan pilihan moral yang dibuat oleh tiap orang dalam hubungannya dengan orang lain. Kasus etika bisa saja

Untuk mengetahui apa saja pelanggaran etika profesi yang terdapat dalam kasus pembangunan Reklamasi Teluk Jakarta Dalam pembangunan reklmasi teluk Jakarta tidak lepas dari yang namnya