3.1.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu upaya untuk menjelaskan berbagai aspek dari hubungan antar ketergantungan materi, subyek, pembelajar, dan pengajar sehubungan dengan isu totalitas dan logika internal dari tugas sosial mengkontruksi pengetahuan dari PBM (Slameto, 2015 :148). Peneliti menggunakan jenis penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas), dikarenakan penelitian didasarkan pada permasalahan yang dihadapi dilapangan yaitu kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran tematik yang berpengaruh terhadap pemahaman dan hasil belajar siswa. Permasalahan tersebut kemudian direfleksi dan dianalisis berdasarkan teori yang menunjang, kemudian dilakukan suatu tindakan untuk mengupayakan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik.
Penelitian dilakukan dengan cara melakukan kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas yang mengajar pada kelas subjek penelitian. Peneliti
melaksanakan tindakan pembelajaran sedangkan guru yang bersangkutan bertugas untuk memberikan motivasi kepada siswa agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apaakah model pembelajaran Discovery Learning dapaat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar pada siswa SDN Sidorejo Kidul 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.
3.1.2.Setting Penelitian
perempuan. SDN Sidorejo kidul 02 terletak diwilayah yang jauh dari pusat kota,sehingga sangat mendukung dalam proses kegiatan belajar-mengajar.
3.1.3. Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SDN Sidorejo Kidul 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, yang berjumlah 39 siswa, terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Pada dasarnya setiap siswa memiliki kemampuannya masing-masing, ada yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Pada umumnya latar belakang pendidikan wali murid tergolong
sedang karena kebanyakan wali murid SD N Sidorejo Kidul 02 lulusan SLTP dan SLTA bahkan ada yang hanya sampai kejenjang SD, namun terdapat beberapa wali murid yang sudah menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Secara keseluruhan siswa siswi di SD N Sidorejo Kidul 02 dari keluarga yang cukup. 3.2.Variabel dan Definisi Operasional
3.2.1.Variabel
Variabel penelitian adalah suatu nilai/sifat dari objek, individu/kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari informasinya serta ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, berikut variabel yang digunakan oleh penulis:
a. Variabel bebas (independent)
Variabel bebas atau variabel indenpendent, adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Variabel bebas disebut sebagai variabel x yang digunakan kedalam model pembelajaran Discovery Learning (Slameto, 2015:198).
b. Variabel tergantung (dependent)
3.2.2.Definisi Operasional
a. Model Pembelajaran Discovery Learning
Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh dengan melalui pengamatan atau percobaan. Jadi Discovery Learning sebenarnya adalah proses dari inkuiri. Discovery Learning adalah metode belajar kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang membuat peserta didik untuk belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri (Sani, 2014:97-98).
c.
Kemampuan Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif merupakan suatu pemikiran yang berusaha untuk melahirkan sesuatu yang baru, dan disandarkan kepada prinsip-prinsip kemungkinan. Berpikir
kreatif berkaitan erat dengan pemikiran kritis, hanya saja pemikiran kritis merupakan pemikiran yang sangat jauh dan mendalam sedangkan berpikir kreatif
merupakan pemikiran yang dekat atau sederhana (AL-Khalili, 2005: 37). d. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku dan pribadi yang bersifat fungsional-struktural, material-substansial dan behavioral, dalam kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor. Tugas pokok tenaga kependidikan adalah mengevaluasi taraf keberhasilan kegiatan belajar-mengajar peserta didik secara tepat (valid) dan dapat dipercaya (reliable). Keberhasilan proses belajar mengajar tergantung pada tingkat ketepatan, keobyektifan, kepercayaan, dan informasi yang
representative (Aisyah, 2015:40) 3.3.Prosedur Penelitian
penerapan model pembelajaran ini disertai dengan penggunaan alat peraga/media yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami meteri pembelajaran.
Prosedur penelitian tindakan kelas pada penelitian ini didasarkan pada pendekatan yang dikembangkan oleh Lewin yang terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2006: 92). Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan melalui dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I merupakan dasar bagi pelaksanaan siklus II. Siklus yang kedua merupakan perbaikan dari kegagalan atau kelemahan-kelemahan pembelajaran
dalam pelaksanaan siklus yang pertama. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3.1.
Skema Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Arikunto, 2008:16)
Perencanaan
Refleksi Siklus I Pelaksanaan
Perencanaan Pengamatan
Siklus II
Pengamatan
?
1) Perencanaan (planning)
Permasalahan yang harus diatasi dalam penelitian ini yaitu rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa dan rendahnya hasil belajar siswa dalam tema/subtema Makanan Sehat/Bagaimana Tubuh Mengelola Makanan pada siswa kelas 5, sehingga peneliti berkeinginan untuk menemukan solusi atau cara untuk mengatasi masalah dengan menerapkan model pembelajaran yang baru yaitu model pembelajaran Discovery Learning.
Adapun berbagai hal yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut:
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Menentukan indikator pencapaian
c. Menyusun perangkat pembelajaran (LKS, Bahan ajar; Media dll)
d. Menyusun instrumen penelitian, meliputi : lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, rubrik penilaaian, kisi-kisi dan soal-soalnya, lembar kerja siswa, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian.
2) Tindakan (action)
Pada tahap ini dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan mengimplementasikan rencana tindakan kelas yang telah disusun. Pada pembelajaran dikelas menggunakan model pembelajaran Discovery Learning yaitu penggunaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam memecahkan masalah didalam proses pembelajaran dan menyiapkan berbagai bahan serta media pembelajaran yang menarik.
Peneliti menyusun perencanaan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning yang dijabarkan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
b. Menyusun bahan ajar serta media pembelajaran.
d. Membuat soal penilaian kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar serta kisi-kisinya.
e. Membuat penilaian pelaksanaan pembelajaran.
f. Membuat rubrik penilaian kemampuan berpikir kreatif.
g. Membuat evaluasi untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dan hasil belajar.
3) Observasi
Observasi dilakukan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar
observasi terhadap guru dan lembar observasi terhadap siswa dan dilaksanakan saat pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning . Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut. Kegiatan ini sebagai bahan refleksi untuk menyusun rencana berikutnya.
4)Refleksi
Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran berdasarkan dari beberapa temuan-temuan masalah yang didapat dari hasil observasi awal dan evaluasi pembelajaran. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan siswa masih rendah , terutama dilihat dari kemampuan berpikir kreatif siswa serta nilai rata-rata hasil belajar siswa belum memadai sesuai dengan nilai KKM yang telah ditentukan. Oleh karena itu peneliti ingin memperbaikinya dengan mengadakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning penerapan model pembelajaran ini disertai dengan penggunaan alat peraga/media yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami meteri pembelajaran. 3.3.1. Siklus I
Rancangan tindakan pada siklus I terdiri dari 4 tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan refleksi. Rencana
tindakan penelitian siklus I yang akan dilaksanakan di SD Negeri Sidorejo Kidul 02 terdiri dari 3 pertemuan dengan 2 kali pertemuan tatap muka serta 1 kali evaluasi dan dapat diuraikan sebagai berikut :
1). Perencanaan
a. Melakukan koordinasi dengan guru kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 untuk menyusun rencana tindakan.
b. Mengidentifikasi permasalahan pada pembelajaran yang dilakukan guru sebelumnya.
c. Menentukan permasalahan yang akan dibahas.
d. Merancang proses pembelajaran model Discovery Learning menggunakan media sesuai dengan materi yang akan diajarkan..
e. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus I tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 2 dan 3 sesuai dengan SK, KD dan indikator yang telah ditentukan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning.
f. Mempersiapkan sumber dan media yang akan dipergunakan untuk pembelajaran.
g. Menyususn lembar observasi pembelajaran Discovery Learning untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa selama tindakan pembelajaran berlangsung.
h. Menyusun lembar rubrik penialaian berpikir kreatif.
i. Menyampaikan rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran kepada guru kelas atau guru kolaborator SD Negeri Sdiorejo Kidul 02.
2). Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning. Pelaksanaan Siklus I memiliki alokasi waktu 3x35 menit. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning sebagai berikut :
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
1. Guru mengucapkan salam kepada siswa 2. Guru meminta siswa memimpin doa 3. Guru melakukan presensi kepada siswa
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (85 menit)
6. Guru menunjukkan media
7. Guru membagikan lembar kerja kepada siswa
8. Guru mengajukan permasalahan tentang materi yang akan dibahas.
9. Siswa diberikan kesempatan untuk membuat hipotesis dari permasalahan yang telah diajukan oleh guru di lembar kerja yang telah disiapkan.
10. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 5-6 siswa.
11. Setiap kelompok mendiskusikan permasalahan yang telah diajukan oleh guru.
12. Siswa diminta untuk mengolah data atau informasi yang mereka peroleh bersama dengan guru.
13. Siswa dibantu guru melakukan pembuktian dari hipotesis yang telah dibuat oleh siswa.
14. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan 15. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa
16. Siswa mengerjakan soal evaluasi dari guru. c. Kegiatan Penutup (10 menit)
17. Siswa didampingi guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. 18. Siswa yang kurang paham terhadap materi yang telah dipelajari diberi
kesempatan untuk bertanya.
19. Siswa diberi penguatan dan umpan balik oleh guru.
20. Guru menanamkan nilai moral terkait materi pelajaran yang telah dipelajari.
21. Siswa didampingi guru melakukan refleksi pembelajaran.
22. Guru meminta siswa untuk memimpin doa di akhir pelajaran. 3). Observasi
menerapkan model pembelajaran Discovery Learning. Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang muncul dari tindakan tersebut. Kegiatan ini dilakukan sebagai bahan refleksi untuk menyusun rencana berikutnya.
4). Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama guru menganalisis terhadap pelaksanaan tindakan, dan penyimpulan tindakan yang telah dilaksanakan pada siklua I. Peneliti bersama guru juga menelaah hasil observasi serta menentukan apakah
tindakan yang dilakukan dan dilaksanakan telah mencapai indikator pencapaian atau belum, selain itu juga mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal itu akan digunakan untuk membuat solusi yang berkaitan dengan kendala yang dihadapi. Hasil refleksi pada siklus I digunakan sebagai acuan pada siklus II.
3.3.2.Siklus II 1). Perencanaan
Perencanaan pada siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Kekurangan pada siklus I dijadikan pedoman untuk merancang pembelajaran yang lebih baik agar terhindar dari hal-hal yang tidak dinginkan. Rencana kegiatan pada siklus II dalam melakukan penelitian tindakan kelas ialah menyusun skenario pembelajaran, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II, menentukan media pembelajaran yang akan digunakan, menyusun lembar kerja siswa dan menggandakan instrumen meliputi : Lembar observasi, pedoman wawancara, dan soal tes.
2). Pelaksanaan Tindakan
Pada siklus II ini direncanakan tindakan yang didasarkan pada refleksi siklus I merupakan perbaikan terhadap kekurangan siklus I terdiri dari 3 pertemuan dengan 2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali evaluasi dan dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
2. Guru meminta siswa memimpin doa 3. Guru melakukan presensi kepada siswa
4. Guru mengulas kembali materi yang dipelajari sebelumnya
5. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (85 menit)
7. Guru menunjukkan media atau alat peraga
8. Guru mempraktikkan alat peraga yang digunakan
9. Siswa diminta untuk mecoba media atau alat peraga yang dibuat leh guru. 10. Guru membagikan lembar kerja kepada siswa
11. Guru mengajukan permasalahan tentang materi yang akan dibahas.
12. Siswa diberikan kesempatan untuk membuat hipotesis dari permasalahan yang telah diajukan oleh guru pada lembar kerja yang telah dibagikan. 13. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 5-6 siswa.
14. Setiap kelompok mendiskusikan permasalahan yang telah diajukan oleh guru.
15. Siswa diminta untuk mengolah data atau informasi yang mereka peroleh bersama dengan guru.
16. Siswa dibantu guru melakukan pembuktian dari hipotesis yang telah dibuat oleh siswa.
17. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan 18. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa
19. Siswa mengerjakan soal evaluasi dari guru. c. Kegiatan Penutup (10 menit)
20. Siswa didampingi guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. 21. Siswa yang kurang paham terhadap materi yang telah dipelajari diberi
kesempatan untuk bertanya.
23. Guru menanamkan nilai moral terkait materi pelajaran yang telah dipelajari.
24. Siswa didampingi guru melakukan refleksi pembelajaran. 25. Guru meminta siswa untuk memimpin doa di akhir pelajaran. 3). Observasi
Observasi pada siklus II dalam kegiatan pembelajaran ini, peneliti mengadakan tes hasil belajar dan membuat lembar pengamatan kemampuan berpikir kreatif, observer mengamati aktivitas peserta didik dengan mengisi check
list.
4). Refleksi
Pada tahap akhir kegiatan silakukan kegiatan refleksi dengan cara mengkaji dan menganalisis data yang telah terkumpul. Data tersebut meliputi hasil tindakan berdasarkan tes evaluasi dan observasi yang telah dilakukan. Refleksi ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pembelajaran. Hasil dari refleksi akan dijadikan pedoman untuk melaksanakan tindakan selanjutnya.
3.4 .Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1.Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendukung keperluan penganalisasian data dari penelitian ini, maka peneliti memerlukan sejumlah data pendukung yang berasal dari SD N Sidorejo Kidul 02. Teknik pengumpulan data yang dilakukan disesuaikan dengan jenis data yang diambil sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis, pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (partisipatif) ataupun non-partisipatif. Pengamatan terlibat merupakan jenis pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran
penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau aktivitas yang bersangkutan dan tentu saja dalam hal ini peneliti tidak menutupi dirinya selaku peneliti. Untuk menyempurnakan aktivitas pengamatan partisipatif
dikatakannya, mempertanyakan informasi yang menarik, dan mempelajari dokumen yang dimiliki (Slameto, 2015:232).
b. Rubrik
Rubrik adalah panduan dalam asesmen yang menggambarkan kriteria dari suatu penilaian yang digunakan untuk menilai atau memberi tingkatan hasil dari pekerjaan siswa. Rubrik akan memudahkan guru dalam melakukan penilaian karena dengan menggunakan rubrik guru dapat menilai siswa lebih objektif sesama siswa.Menurut Rustaman (dalam Wati, 2016 : 2) Rubrik harus memuat
daftar karakteristik yang diinginkan dan ditunjukkan dalam suatu pekerjaan siswa disertai dengan panduan untuk mengevaluasi masing-masing karakteristik tersebut.
c. Tes
Teknik tes adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan serentetan soal atau tugas serta alat lainnya kepada subjek yang diperlukan datanya. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar maupun proses pembelajaran. Dalam hal ini terdapat dua macam alat pengukuran yaitu tes dan non-tes. Hakekat tes adalah sebagai alat ukur : tes adalah prosedur pengukuran yang sengaja dirancang sistematis, untuk mengukur indikator atau kompetensi tertentu,dilakukan dengan prosedur administrasi dan pemberian angka yang jelas dan spesifik, sehingga haasilnya relatif ajeg bila dilakukan dalam kondisi yang relatif sama. Non-tes merupakan alat pengukuran menggunakan angket, wawancara dan observasi (Muharto, 2016:86-87).
d. Dokumentasi
Menurut Hamidi (2004: 72), metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi meupun perorangan. Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk
3.4.2.Instrumen Pengumpulan Data a. Lembar Observasi
Lembar Observasi adalah lembar kerja yang digunakan untuk melakukan observasi dan mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar dikelas. Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa. Lembar pengamatan guru digunakan untuk melakukan pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Sedangkan lembar pengamatan siswa digunakan untuk mendapatkan data tentang perilaku dan respon siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II. Berikut adalah kisi-kisi instrumen model pembelajaran Discovery Learning :
Tabel 3.1. Kisi-kisi Observasi Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Guru.
Aspek yang diamati
Indikator Jumlah Butir
Stimulation
(stimulasi atau
pemberian
rangsangan)
Kemampuan menarik perhatian siswa
dalam memberikan stimulus
1
Problem statement
(pertanyaan atau
identifikasi masalah)
Kemampuan dalam memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan jawaban
1
Kemampuan dalam membimbing
siswa dalam menyusun hipotesis
1
Data collection
(pengumpulan data)
Kemampuan membimbing siswa
mengumpulkan informasi untuk
membuktikan hipotesis
Data processing
(pengolahan data)
Kemampuan membimbing siswa
dalam mengolah data dan informasi
1
Kemampuan membimbing siswa
dalam pembentukan konsep dan
generalisasi
1
Verification
(pembuktian)
Kemampuan dalam membimbing
siswa melakukan percobaan
1
Kemampuan membimbing siswa
dalam memeriksa benar atau
tidaknya hipotesis
1
Generalization
(Menarik kesimpulan
atau generalisasi)
Kemampuan membimbing siswa
dalam menarik kesimpulan
1
Kemampuan dalam menekankan
prinsi-prinsip baru yang ditemukan
oleh siswa
1
Jumlah 10
Tabel 3.2. Kisi-kisi Observasi Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Siswa.
Aspek yang Diamati
Indikator Jumlah
Butir
Stimulation
(stimulasi atau pemberian rangsangan)
Keemampuan siswa dalam memberikan variasi jawaban terhadap stimulus yang telah diberikan oleh guru
1
Kemampuan siswa dalam
mengidentifikasi jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diberikan
1
Kemampuan siswa dalam menyusun hipotesis
Kemampuan siswa dalam mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
1
Kemampuan siswa dalam menganalisis informasi yang didapat
1
Data processing (pengolahan data)
Kemampuan siswa dalam mengolah data dan informasi
1
Kemampuan siswa dalam membuat alternatif jawaban dari hipotesis
1
Verification (pembuktian)
Kemampuan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan hipotesis
Kemampuan menghubungkan hasil percobaan dengan data processing
1
Generalizati on (Menarik kesimpulan atau generalisasi)
Kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan
1
Jumlah 10
Setiap pertanyaan akan memperoleh jawaban "Ya" atau "Tidak" untuk mengetahui bagaimana penerapan model Discovery Learning pada saat proses pembelajaran serta untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat dilakukan dengan baik oleh siswa.
b. Rubrik Penilaian
Rubrik merupakan kunci penskoran yang menggambarkan tingkat kualitas kemampuan mulai dari kemampuan yang sempurna hingga kemampuan yang kurang dalam menilai satu tugas, projek, keterampilan, esai, kinerja spesifik, atau laporan penelitian. Rubrik penilaian bertujuan untuk memberikan umpan balik terhadap kemajuan kerja siswa serta memberikan evaluasi yang rinci mengenai produk akhir.
Tabel 3.3. Kisi-kisi Rubrik Penilaian Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.
Aspek yang Diamati Indikator Jumlah
Butir
Kelancaran dalam
Berpikir
(Fluency)
- Jumlah Pertanyaan yang diajukan
- Memiliki banyak gagasan mengenai
suatu masalah
2
Keluwesan dalam - Memberikan macam-macam penafsiran
terhadap suatu gambar, cerita, atau
Berpikir
(Flexibility)
masalah.
- Memberikan pertimbangan terhadap
situasi
Kemampuan Berpikir
Asli
(Originality)
- Memikirkan hal-hal yang tidak pernah
terpikirkan oleh orang lain.
2
Kemampuan
Memerinci
(Elaboration)
- Mencari arti lebih mendalam terhadap
jawaban atau pemecahan masalah
dengan melakukan langkah-langkah
yang terperinci
- Mengembangkan atau memperkaya
gagasan orang lain.
3
Kepekaan - Menangkap masalah-masalah sebagai
tanggapan terhadap situasi
1
Jumlah 10
Setiap butir pertanyaan akan memperoleh skor sesuai dengan pedoman penskoran yang telah ditetapkan dimana skor 1 memiliki predikat kurang baik, skor 2 untuk predikat cukup baik, skor 3 untuk predikat baik dan skor 4 untuk predikat sangat baik. Cara menghitung presentase adalah sebagai berikut :
Presentase = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
𝑥 100%
Instrumen dan pedoman penskoran selengkapnya pada lampiran lembar observasi pelaksanaan model pembelajaran Discovery Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
c. Soal Tes
Tabel 3.4. Kisi-kisi Soal Tes Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Siklus I
Kompete nsi Inti
Kompetensi Dasar
Indikator Ranah Kognitif
arti kata baku
panas secara
radiasi dengan
kehidupan
sehari-hari.
an
3.3.Memaha
mi pola
lantai dalam
gerak tari
kreasi daerah
Menentukan
pengertian
pola lantai
dalam gerak
tari
C3
(Menerap
kan)
PG 15 1
Menentukan
pola lantai
dasar dalam
gerak tari
C3
(Menentu
kan)
PG 16 1
Menganalisis
jenis-jenis pola
lantai dalam
gerak tari
C4
(Mengana
lisis)
PG 17, 18 2
Memberi
contoh
macam-macam pola
lantai dalam
gerak tari
C2
(Memaha
mi)
Tabel 3.5. Kisi-kisi Soal Tes Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Siklus II
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
dan
tempat
bermain.
an bahan
benda
yang
dapat
memperce
pat atau
mengham
bat
perpindah
an kalor
(Menera
pkan)
Menganali
sis
benda-benda
dilingkun
gan
sekitar
yang
mengguna
kan
bahan-bahan
yang
bersifat
konduktor
dan
isolator
C4
(Mengan
alisis)
PG 7,8 2
Mengaitka
n fungsi
konduktor
dan
isolator
dalam
C4
(Mengan
alisis)
3.5.Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.5.1.Validitas
Valditas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah tes dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Sebuah tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi atau valid, jika skor pada butir soal yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistik, ada
Menentuk
an bahan
dan alat
untuk
membuat
gambar
cerita
C3
(Menera
pkan)
PG 16,17 1
Menentuk
an
teknik-teknik
dalam
membuat
gambar
cerita
C3
(Menera
pkan)
PG 18 1
Menganali
sis bahan
yang
digunakan
dalam
gambar
cerita
C4
(Mengan
alisis)
kolerasi positif yang signifikan antara skor tes dengan skor totalnya. Validitas dapat diukur dengan rentang sebagai berikut (Wardani, 2012:342).
Tabel 3.6
Rentang Indeks Validitas
NO Indeks Interprestasi
1. 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
2. 0,61 – 0,80 Tinggi
3. 0,41 – 0,60 Cukup
4. 0,21 – 0,40 Rendah
5. 0,00 – 0,20 Sangat Rendah
Mencari r tabel :
df = n – 2
pengukuran dianggap valid apabila : r hitung > r tabel
Pengukuran dianggap tidak valid apabila : r hitung < r tabel
Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Soal Siklus I
Keterangan Nomor Soal Jumlah soal
Soal valid 3,4,6,7,8,13,15,16,17,18, 19,20,26,27,29,30,31,33, 36,37 ,39
21
Soal tidak valid 1,2,5,9,10,11,12,14,21,22,
23,24,25,28,32,34,35,38,40
19
Butir soal yang digunakan
3,4,6,7,8,13,15,16,17,18, 19,20,26,27,29,30,31,33, 36,37 ,39
21
Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Soal Siklus II
Keterangan Nomor Soal Jumlah soal
Soal valid 2,5,6,7,8,9,10,13,14,16,17, 18,21,22,23,24,27,29,31,33,
34 ,35,39
23
Soal tidak valid 1,3,4,11,12,15,19,20,25,26 ,28, 30,32,36, 37,38,40
19
Butir soal yang digunakan
2,5,6,7,8,9,10,13,14,16,17,
18,21,22,23,24,27,29,31,33,
34 ,35,39
23
3.5.2.Reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product And Service Solutions).
Menurut George dan Mallery dalam Azwar (2005: 29), tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan mengikuti ketentuan sebagai berikut:
𝜕 ≤ 0,7 : Tidak dapat diterima
0,7 < 𝜕 ≤ 0,8 : Dapat diterima
0,8 < 𝜕 ≤ 0,9 : Reliabilitas bagus
𝜕 > 0,9 : Reliabilitas memuaskan
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan pada soal siklus I dan siklus II tingkat reabilitas yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabilitas Siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,836 23
Dari tabel 3.9. hasil uji reliabilitas pada siklus I bisa dilihat pada kolom Cronbach;s Alpha menunjukkan angka 0,836 maka bisa disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan masuk kedalam kategori reabilitas bagus.
Tabel 3.10. Hasil Uji Reliabilitas Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,764 21
ukur atau instrumen penelitian yang digunakan masuk kedalam kategori dapat diterima.
3.6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dari suatu penelitian, hal ini dikarenakan analisa data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini ad alah teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data yang didapatkan dari hasil tes yang berbentuk uraian adalah data