• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1.2. Setting Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Kidul 02 Tahun Ajaran 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "3.1.2. Setting Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SDN Sidorejo Kidul 02 Tahun Ajaran 2017"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

3.1.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu upaya untuk menjelaskan berbagai aspek dari hubungan antar ketergantungan materi, subyek, pembelajar, dan pengajar sehubungan dengan isu totalitas dan logika internal dari tugas sosial mengkontruksi pengetahuan dari PBM (Slameto, 2015 :148). Peneliti menggunakan jenis penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas), dikarenakan penelitian didasarkan pada permasalahan yang dihadapi dilapangan yaitu kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran tematik yang berpengaruh terhadap pemahaman dan hasil belajar siswa. Permasalahan tersebut kemudian direfleksi dan dianalisis berdasarkan teori yang menunjang, kemudian dilakukan suatu tindakan untuk mengupayakan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik.

Penelitian dilakukan dengan cara melakukan kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas yang mengajar pada kelas subjek penelitian. Peneliti

melaksanakan tindakan pembelajaran sedangkan guru yang bersangkutan bertugas untuk memberikan motivasi kepada siswa agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apaakah model pembelajaran Discovery Learning dapaat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar pada siswa SDN Sidorejo Kidul 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.

3.1.2.Setting Penelitian

(2)

perempuan. SDN Sidorejo kidul 02 terletak diwilayah yang jauh dari pusat kota,sehingga sangat mendukung dalam proses kegiatan belajar-mengajar.

3.1.3. Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SDN Sidorejo Kidul 02 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, yang berjumlah 39 siswa, terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Pada dasarnya setiap siswa memiliki kemampuannya masing-masing, ada yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Pada umumnya latar belakang pendidikan wali murid tergolong

sedang karena kebanyakan wali murid SD N Sidorejo Kidul 02 lulusan SLTP dan SLTA bahkan ada yang hanya sampai kejenjang SD, namun terdapat beberapa wali murid yang sudah menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Secara keseluruhan siswa siswi di SD N Sidorejo Kidul 02 dari keluarga yang cukup. 3.2.Variabel dan Definisi Operasional

3.2.1.Variabel

Variabel penelitian adalah suatu nilai/sifat dari objek, individu/kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara satu dan lainnya yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari informasinya serta ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, berikut variabel yang digunakan oleh penulis:

a. Variabel bebas (independent)

Variabel bebas atau variabel indenpendent, adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Variabel bebas disebut sebagai variabel x yang digunakan kedalam model pembelajaran Discovery Learning (Slameto, 2015:198).

b. Variabel tergantung (dependent)

(3)

3.2.2.Definisi Operasional

a. Model Pembelajaran Discovery Learning

Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh dengan melalui pengamatan atau percobaan. Jadi Discovery Learning sebenarnya adalah proses dari inkuiri. Discovery Learning adalah metode belajar kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang membuat peserta didik untuk belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri (Sani, 2014:97-98).

c.

Kemampuan Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif merupakan suatu pemikiran yang berusaha untuk melahirkan sesuatu yang baru, dan disandarkan kepada prinsip-prinsip kemungkinan. Berpikir

kreatif berkaitan erat dengan pemikiran kritis, hanya saja pemikiran kritis merupakan pemikiran yang sangat jauh dan mendalam sedangkan berpikir kreatif

merupakan pemikiran yang dekat atau sederhana (AL-Khalili, 2005: 37). d. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku dan pribadi yang bersifat fungsional-struktural, material-substansial dan behavioral, dalam kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor. Tugas pokok tenaga kependidikan adalah mengevaluasi taraf keberhasilan kegiatan belajar-mengajar peserta didik secara tepat (valid) dan dapat dipercaya (reliable). Keberhasilan proses belajar mengajar tergantung pada tingkat ketepatan, keobyektifan, kepercayaan, dan informasi yang

representative (Aisyah, 2015:40) 3.3.Prosedur Penelitian

(4)

penerapan model pembelajaran ini disertai dengan penggunaan alat peraga/media yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami meteri pembelajaran.

Prosedur penelitian tindakan kelas pada penelitian ini didasarkan pada pendekatan yang dikembangkan oleh Lewin yang terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2006: 92). Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan melalui dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I merupakan dasar bagi pelaksanaan siklus II. Siklus yang kedua merupakan perbaikan dari kegagalan atau kelemahan-kelemahan pembelajaran

dalam pelaksanaan siklus yang pertama. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.1.

Skema Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Arikunto, 2008:16)

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Perencanaan Pengamatan

Siklus II

Pengamatan

?

(5)

1) Perencanaan (planning)

Permasalahan yang harus diatasi dalam penelitian ini yaitu rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa dan rendahnya hasil belajar siswa dalam tema/subtema Makanan Sehat/Bagaimana Tubuh Mengelola Makanan pada siswa kelas 5, sehingga peneliti berkeinginan untuk menemukan solusi atau cara untuk mengatasi masalah dengan menerapkan model pembelajaran yang baru yaitu model pembelajaran Discovery Learning.

Adapun berbagai hal yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut:

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Menentukan indikator pencapaian

c. Menyusun perangkat pembelajaran (LKS, Bahan ajar; Media dll)

d. Menyusun instrumen penelitian, meliputi : lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, rubrik penilaaian, kisi-kisi dan soal-soalnya, lembar kerja siswa, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian.

2) Tindakan (action)

Pada tahap ini dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan mengimplementasikan rencana tindakan kelas yang telah disusun. Pada pembelajaran dikelas menggunakan model pembelajaran Discovery Learning yaitu penggunaan kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam memecahkan masalah didalam proses pembelajaran dan menyiapkan berbagai bahan serta media pembelajaran yang menarik.

Peneliti menyusun perencanaan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning yang dijabarkan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

b. Menyusun bahan ajar serta media pembelajaran.

(6)

d. Membuat soal penilaian kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar serta kisi-kisinya.

e. Membuat penilaian pelaksanaan pembelajaran.

f. Membuat rubrik penilaian kemampuan berpikir kreatif.

g. Membuat evaluasi untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa dan hasil belajar.

3) Observasi

Observasi dilakukan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar

observasi terhadap guru dan lembar observasi terhadap siswa dan dilaksanakan saat pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning . Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut. Kegiatan ini sebagai bahan refleksi untuk menyusun rencana berikutnya.

4)Refleksi

Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran berdasarkan dari beberapa temuan-temuan masalah yang didapat dari hasil observasi awal dan evaluasi pembelajaran. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan siswa masih rendah , terutama dilihat dari kemampuan berpikir kreatif siswa serta nilai rata-rata hasil belajar siswa belum memadai sesuai dengan nilai KKM yang telah ditentukan. Oleh karena itu peneliti ingin memperbaikinya dengan mengadakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning penerapan model pembelajaran ini disertai dengan penggunaan alat peraga/media yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami meteri pembelajaran. 3.3.1. Siklus I

Rancangan tindakan pada siklus I terdiri dari 4 tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan refleksi. Rencana

tindakan penelitian siklus I yang akan dilaksanakan di SD Negeri Sidorejo Kidul 02 terdiri dari 3 pertemuan dengan 2 kali pertemuan tatap muka serta 1 kali evaluasi dan dapat diuraikan sebagai berikut :

1). Perencanaan

(7)

a. Melakukan koordinasi dengan guru kelas 5 SD N Sidorejo Kidul 02 untuk menyusun rencana tindakan.

b. Mengidentifikasi permasalahan pada pembelajaran yang dilakukan guru sebelumnya.

c. Menentukan permasalahan yang akan dibahas.

d. Merancang proses pembelajaran model Discovery Learning menggunakan media sesuai dengan materi yang akan diajarkan..

e. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siklus I tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 2 dan 3 sesuai dengan SK, KD dan indikator yang telah ditentukan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning.

f. Mempersiapkan sumber dan media yang akan dipergunakan untuk pembelajaran.

g. Menyususn lembar observasi pembelajaran Discovery Learning untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa selama tindakan pembelajaran berlangsung.

h. Menyusun lembar rubrik penialaian berpikir kreatif.

i. Menyampaikan rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran kepada guru kelas atau guru kolaborator SD Negeri Sdiorejo Kidul 02.

2). Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning. Pelaksanaan Siklus I memiliki alokasi waktu 3x35 menit. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning sebagai berikut :

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

1. Guru mengucapkan salam kepada siswa 2. Guru meminta siswa memimpin doa 3. Guru melakukan presensi kepada siswa

(8)

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (85 menit)

6. Guru menunjukkan media

7. Guru membagikan lembar kerja kepada siswa

8. Guru mengajukan permasalahan tentang materi yang akan dibahas.

9. Siswa diberikan kesempatan untuk membuat hipotesis dari permasalahan yang telah diajukan oleh guru di lembar kerja yang telah disiapkan.

10. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 5-6 siswa.

11. Setiap kelompok mendiskusikan permasalahan yang telah diajukan oleh guru.

12. Siswa diminta untuk mengolah data atau informasi yang mereka peroleh bersama dengan guru.

13. Siswa dibantu guru melakukan pembuktian dari hipotesis yang telah dibuat oleh siswa.

14. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan 15. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa

16. Siswa mengerjakan soal evaluasi dari guru. c. Kegiatan Penutup (10 menit)

17. Siswa didampingi guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. 18. Siswa yang kurang paham terhadap materi yang telah dipelajari diberi

kesempatan untuk bertanya.

19. Siswa diberi penguatan dan umpan balik oleh guru.

20. Guru menanamkan nilai moral terkait materi pelajaran yang telah dipelajari.

21. Siswa didampingi guru melakukan refleksi pembelajaran.

22. Guru meminta siswa untuk memimpin doa di akhir pelajaran. 3). Observasi

(9)

menerapkan model pembelajaran Discovery Learning. Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang muncul dari tindakan tersebut. Kegiatan ini dilakukan sebagai bahan refleksi untuk menyusun rencana berikutnya.

4). Refleksi

Pada tahap ini peneliti bersama guru menganalisis terhadap pelaksanaan tindakan, dan penyimpulan tindakan yang telah dilaksanakan pada siklua I. Peneliti bersama guru juga menelaah hasil observasi serta menentukan apakah

tindakan yang dilakukan dan dilaksanakan telah mencapai indikator pencapaian atau belum, selain itu juga mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal itu akan digunakan untuk membuat solusi yang berkaitan dengan kendala yang dihadapi. Hasil refleksi pada siklus I digunakan sebagai acuan pada siklus II.

3.3.2.Siklus II 1). Perencanaan

Perencanaan pada siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Kekurangan pada siklus I dijadikan pedoman untuk merancang pembelajaran yang lebih baik agar terhindar dari hal-hal yang tidak dinginkan. Rencana kegiatan pada siklus II dalam melakukan penelitian tindakan kelas ialah menyusun skenario pembelajaran, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II, menentukan media pembelajaran yang akan digunakan, menyusun lembar kerja siswa dan menggandakan instrumen meliputi : Lembar observasi, pedoman wawancara, dan soal tes.

2). Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus II ini direncanakan tindakan yang didasarkan pada refleksi siklus I merupakan perbaikan terhadap kekurangan siklus I terdiri dari 3 pertemuan dengan 2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali evaluasi dan dapat diuraikan

sebagai berikut :

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

(10)

2. Guru meminta siswa memimpin doa 3. Guru melakukan presensi kepada siswa

4. Guru mengulas kembali materi yang dipelajari sebelumnya

5. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.

6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (85 menit)

7. Guru menunjukkan media atau alat peraga

8. Guru mempraktikkan alat peraga yang digunakan

9. Siswa diminta untuk mecoba media atau alat peraga yang dibuat leh guru. 10. Guru membagikan lembar kerja kepada siswa

11. Guru mengajukan permasalahan tentang materi yang akan dibahas.

12. Siswa diberikan kesempatan untuk membuat hipotesis dari permasalahan yang telah diajukan oleh guru pada lembar kerja yang telah dibagikan. 13. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 5-6 siswa.

14. Setiap kelompok mendiskusikan permasalahan yang telah diajukan oleh guru.

15. Siswa diminta untuk mengolah data atau informasi yang mereka peroleh bersama dengan guru.

16. Siswa dibantu guru melakukan pembuktian dari hipotesis yang telah dibuat oleh siswa.

17. Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan 18. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa

19. Siswa mengerjakan soal evaluasi dari guru. c. Kegiatan Penutup (10 menit)

20. Siswa didampingi guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. 21. Siswa yang kurang paham terhadap materi yang telah dipelajari diberi

kesempatan untuk bertanya.

(11)

23. Guru menanamkan nilai moral terkait materi pelajaran yang telah dipelajari.

24. Siswa didampingi guru melakukan refleksi pembelajaran. 25. Guru meminta siswa untuk memimpin doa di akhir pelajaran. 3). Observasi

Observasi pada siklus II dalam kegiatan pembelajaran ini, peneliti mengadakan tes hasil belajar dan membuat lembar pengamatan kemampuan berpikir kreatif, observer mengamati aktivitas peserta didik dengan mengisi check

list.

4). Refleksi

Pada tahap akhir kegiatan silakukan kegiatan refleksi dengan cara mengkaji dan menganalisis data yang telah terkumpul. Data tersebut meliputi hasil tindakan berdasarkan tes evaluasi dan observasi yang telah dilakukan. Refleksi ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pembelajaran. Hasil dari refleksi akan dijadikan pedoman untuk melaksanakan tindakan selanjutnya.

3.4 .Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1.Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendukung keperluan penganalisasian data dari penelitian ini, maka peneliti memerlukan sejumlah data pendukung yang berasal dari SD N Sidorejo Kidul 02. Teknik pengumpulan data yang dilakukan disesuaikan dengan jenis data yang diambil sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis, pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (partisipatif) ataupun non-partisipatif. Pengamatan terlibat merupakan jenis pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran

penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau aktivitas yang bersangkutan dan tentu saja dalam hal ini peneliti tidak menutupi dirinya selaku peneliti. Untuk menyempurnakan aktivitas pengamatan partisipatif

(12)

dikatakannya, mempertanyakan informasi yang menarik, dan mempelajari dokumen yang dimiliki (Slameto, 2015:232).

b. Rubrik

Rubrik adalah panduan dalam asesmen yang menggambarkan kriteria dari suatu penilaian yang digunakan untuk menilai atau memberi tingkatan hasil dari pekerjaan siswa. Rubrik akan memudahkan guru dalam melakukan penilaian karena dengan menggunakan rubrik guru dapat menilai siswa lebih objektif sesama siswa.Menurut Rustaman (dalam Wati, 2016 : 2) Rubrik harus memuat

daftar karakteristik yang diinginkan dan ditunjukkan dalam suatu pekerjaan siswa disertai dengan panduan untuk mengevaluasi masing-masing karakteristik tersebut.

c. Tes

Teknik tes adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan serentetan soal atau tugas serta alat lainnya kepada subjek yang diperlukan datanya. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar maupun proses pembelajaran. Dalam hal ini terdapat dua macam alat pengukuran yaitu tes dan non-tes. Hakekat tes adalah sebagai alat ukur : tes adalah prosedur pengukuran yang sengaja dirancang sistematis, untuk mengukur indikator atau kompetensi tertentu,dilakukan dengan prosedur administrasi dan pemberian angka yang jelas dan spesifik, sehingga haasilnya relatif ajeg bila dilakukan dalam kondisi yang relatif sama. Non-tes merupakan alat pengukuran menggunakan angket, wawancara dan observasi (Muharto, 2016:86-87).

d. Dokumentasi

Menurut Hamidi (2004: 72), metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau organisasi meupun perorangan. Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk

(13)

3.4.2.Instrumen Pengumpulan Data a. Lembar Observasi

Lembar Observasi adalah lembar kerja yang digunakan untuk melakukan observasi dan mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar dikelas. Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa. Lembar pengamatan guru digunakan untuk melakukan pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Sedangkan lembar pengamatan siswa digunakan untuk mendapatkan data tentang perilaku dan respon siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II. Berikut adalah kisi-kisi instrumen model pembelajaran Discovery Learning :

Tabel 3.1. Kisi-kisi Observasi Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Guru.

Aspek yang diamati

Indikator Jumlah Butir

Stimulation

(stimulasi atau

pemberian

rangsangan)

Kemampuan menarik perhatian siswa

dalam memberikan stimulus

1

Problem statement

(pertanyaan atau

identifikasi masalah)

Kemampuan dalam memberikan

kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan jawaban

1

Kemampuan dalam membimbing

siswa dalam menyusun hipotesis

1

Data collection

(pengumpulan data)

Kemampuan membimbing siswa

mengumpulkan informasi untuk

membuktikan hipotesis

(14)

Data processing

(pengolahan data)

Kemampuan membimbing siswa

dalam mengolah data dan informasi

1

Kemampuan membimbing siswa

dalam pembentukan konsep dan

generalisasi

1

Verification

(pembuktian)

Kemampuan dalam membimbing

siswa melakukan percobaan

1

Kemampuan membimbing siswa

dalam memeriksa benar atau

tidaknya hipotesis

1

Generalization

(Menarik kesimpulan

atau generalisasi)

Kemampuan membimbing siswa

dalam menarik kesimpulan

1

Kemampuan dalam menekankan

prinsi-prinsip baru yang ditemukan

oleh siswa

1

Jumlah 10

(15)

Tabel 3.2. Kisi-kisi Observasi Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Siswa.

Aspek yang Diamati

Indikator Jumlah

Butir

Stimulation

(stimulasi atau pemberian rangsangan)

Keemampuan siswa dalam memberikan variasi jawaban terhadap stimulus yang telah diberikan oleh guru

1

Kemampuan siswa dalam

mengidentifikasi jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diberikan

1

Kemampuan siswa dalam menyusun hipotesis

Kemampuan siswa dalam mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya

1

Kemampuan siswa dalam menganalisis informasi yang didapat

1

Data processing (pengolahan data)

Kemampuan siswa dalam mengolah data dan informasi

1

Kemampuan siswa dalam membuat alternatif jawaban dari hipotesis

1

Verification (pembuktian)

Kemampuan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan hipotesis

(16)

Kemampuan menghubungkan hasil percobaan dengan data processing

1

Generalizati on (Menarik kesimpulan atau generalisasi)

Kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan

1

Jumlah 10

Setiap pertanyaan akan memperoleh jawaban "Ya" atau "Tidak" untuk mengetahui bagaimana penerapan model Discovery Learning pada saat proses pembelajaran serta untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat dilakukan dengan baik oleh siswa.

b. Rubrik Penilaian

Rubrik merupakan kunci penskoran yang menggambarkan tingkat kualitas kemampuan mulai dari kemampuan yang sempurna hingga kemampuan yang kurang dalam menilai satu tugas, projek, keterampilan, esai, kinerja spesifik, atau laporan penelitian. Rubrik penilaian bertujuan untuk memberikan umpan balik terhadap kemajuan kerja siswa serta memberikan evaluasi yang rinci mengenai produk akhir.

Tabel 3.3. Kisi-kisi Rubrik Penilaian Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.

Aspek yang Diamati Indikator Jumlah

Butir

Kelancaran dalam

Berpikir

(Fluency)

- Jumlah Pertanyaan yang diajukan

- Memiliki banyak gagasan mengenai

suatu masalah

2

Keluwesan dalam - Memberikan macam-macam penafsiran

terhadap suatu gambar, cerita, atau

(17)

Berpikir

(Flexibility)

masalah.

- Memberikan pertimbangan terhadap

situasi

Kemampuan Berpikir

Asli

(Originality)

- Memikirkan hal-hal yang tidak pernah

terpikirkan oleh orang lain.

2

Kemampuan

Memerinci

(Elaboration)

- Mencari arti lebih mendalam terhadap

jawaban atau pemecahan masalah

dengan melakukan langkah-langkah

yang terperinci

- Mengembangkan atau memperkaya

gagasan orang lain.

3

Kepekaan - Menangkap masalah-masalah sebagai

tanggapan terhadap situasi

1

Jumlah 10

Setiap butir pertanyaan akan memperoleh skor sesuai dengan pedoman penskoran yang telah ditetapkan dimana skor 1 memiliki predikat kurang baik, skor 2 untuk predikat cukup baik, skor 3 untuk predikat baik dan skor 4 untuk predikat sangat baik. Cara menghitung presentase adalah sebagai berikut :

Presentase = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

𝑥 100%

Instrumen dan pedoman penskoran selengkapnya pada lampiran lembar observasi pelaksanaan model pembelajaran Discovery Learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

c. Soal Tes

(18)

Tabel 3.4. Kisi-kisi Soal Tes Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Siklus I

Kompete nsi Inti

Kompetensi Dasar

Indikator Ranah Kognitif

arti kata baku

(19)
(20)

panas secara

radiasi dengan

kehidupan

sehari-hari.

an

3.3.Memaha

mi pola

lantai dalam

gerak tari

kreasi daerah

Menentukan

pengertian

pola lantai

dalam gerak

tari

C3

(Menerap

kan)

PG 15 1

Menentukan

pola lantai

dasar dalam

gerak tari

C3

(Menentu

kan)

PG 16 1

Menganalisis

jenis-jenis pola

lantai dalam

gerak tari

C4

(Mengana

lisis)

PG 17, 18 2

Memberi

contoh

macam-macam pola

lantai dalam

gerak tari

C2

(Memaha

mi)

(21)

Tabel 3.5. Kisi-kisi Soal Tes Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Siklus II

Kompetensi Inti

Kompetensi Dasar

(22)

dan

tempat

bermain.

an bahan

benda

yang

dapat

memperce

pat atau

mengham

bat

perpindah

an kalor

(Menera

pkan)

Menganali

sis

benda-benda

dilingkun

gan

sekitar

yang

mengguna

kan

bahan-bahan

yang

bersifat

konduktor

dan

isolator

C4

(Mengan

alisis)

PG 7,8 2

Mengaitka

n fungsi

konduktor

dan

isolator

dalam

C4

(Mengan

alisis)

(23)
(24)

3.5.Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.5.1.Validitas

Valditas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah tes dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Sebuah tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi atau valid, jika skor pada butir soal yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistik, ada

Menentuk

an bahan

dan alat

untuk

membuat

gambar

cerita

C3

(Menera

pkan)

PG 16,17 1

Menentuk

an

teknik-teknik

dalam

membuat

gambar

cerita

C3

(Menera

pkan)

PG 18 1

Menganali

sis bahan

yang

digunakan

dalam

gambar

cerita

C4

(Mengan

alisis)

(25)

kolerasi positif yang signifikan antara skor tes dengan skor totalnya. Validitas dapat diukur dengan rentang sebagai berikut (Wardani, 2012:342).

Tabel 3.6

Rentang Indeks Validitas

NO Indeks Interprestasi

1. 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

2. 0,61 – 0,80 Tinggi

3. 0,41 – 0,60 Cukup

4. 0,21 – 0,40 Rendah

5. 0,00 – 0,20 Sangat Rendah

Mencari r tabel :

df = n – 2

pengukuran dianggap valid apabila : r hitung > r tabel

Pengukuran dianggap tidak valid apabila : r hitung < r tabel

(26)

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Soal Siklus I

Keterangan Nomor Soal Jumlah soal

Soal valid 3,4,6,7,8,13,15,16,17,18, 19,20,26,27,29,30,31,33, 36,37 ,39

21

Soal tidak valid 1,2,5,9,10,11,12,14,21,22,

23,24,25,28,32,34,35,38,40

19

Butir soal yang digunakan

3,4,6,7,8,13,15,16,17,18, 19,20,26,27,29,30,31,33, 36,37 ,39

21

Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Soal Siklus II

Keterangan Nomor Soal Jumlah soal

Soal valid 2,5,6,7,8,9,10,13,14,16,17, 18,21,22,23,24,27,29,31,33,

34 ,35,39

23

Soal tidak valid 1,3,4,11,12,15,19,20,25,26 ,28, 30,32,36, 37,38,40

19

Butir soal yang digunakan

2,5,6,7,8,9,10,13,14,16,17,

18,21,22,23,24,27,29,31,33,

34 ,35,39

23

3.5.2.Reliabilitas

(27)

dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product And Service Solutions).

Menurut George dan Mallery dalam Azwar (2005: 29), tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan mengikuti ketentuan sebagai berikut:

𝜕 ≤ 0,7 : Tidak dapat diterima

0,7 < 𝜕 ≤ 0,8 : Dapat diterima

0,8 < 𝜕 ≤ 0,9 : Reliabilitas bagus

𝜕 > 0,9 : Reliabilitas memuaskan

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan pada soal siklus I dan siklus II tingkat reabilitas yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabilitas Siklus I

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,836 23

Dari tabel 3.9. hasil uji reliabilitas pada siklus I bisa dilihat pada kolom Cronbach;s Alpha menunjukkan angka 0,836 maka bisa disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan masuk kedalam kategori reabilitas bagus.

Tabel 3.10. Hasil Uji Reliabilitas Siklus II

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,764 21

(28)

ukur atau instrumen penelitian yang digunakan masuk kedalam kategori dapat diterima.

3.6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dari suatu penelitian, hal ini dikarenakan analisa data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini ad alah teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data yang didapatkan dari hasil tes yang berbentuk uraian adalah data

Gambar

Gambar 3.1.
Tabel 3.1. Kisi-kisi Observasi Penerapan Model Pembelajaran Discovery
Tabel 3.2. Kisi-kisi Observasi Penerapan Model Pembelajaran Discovery
Tabel 3.3. Kisi-kisi Rubrik Penilaian  Model Pembelajaran Discovery Learning
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Francis, Lori, Yoona, dan Leann terhadap remaja perempuan di Australia bahwa lama menonton tv merupakan faktor

Serangan Gowa yang kedua dilancarkan tiga bulan kemudian, dengan persiapan yang perang yang lebih baik dan dibantu oleh Kerajaan Luwu sebagai Kerajaan Islam yang pertama di

Sharp (1964), Litner (1965), Mossin (1966) memperkenalkan Capital Asset Pricing Model (CAPM) yang merupakan salah satu model penilaian aset yang menggambarkan hubungan

Lingkungan masyarakat, dari hal ini peneliti mendapat data bahwa banyak masyarakat yang mendukung mahasiswa dalam mempersiapkan diri menjadi guru dengan prosentase

tak tahu apa ini nyata atau tidak. Dalam keadaan inilah sangsufi merasaak perasaan antara adan dan tiada, sedang bercinta tetapi tidak tau dengan siapa. Persatuan dalam

Interactive use of performance measurement systems and the organization’s customers-focused strategy: the mediating role of organizational learning, Problems and Perspectives

Tujuan penelitian ini yakni mengetahui karakteristik industri terompet tradisional di kecamatan bulukerto, perkembangan usaha terompet serta strategi bertahan

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skirpsi yang berjudul “