DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma ………..…… 8
3.3 Subjek PenelitianPenelitian …... 24
3.4 Kerangka Analisis ………... 25
3.5 Teknik Pengumpulan Data …... 24
3.5.1 Penentuan Informan ... 25
3.5.2 Keabsahan Data ... 26
3.6 Teknik Analisis Data ………... 27
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian …...……... 30
4.1.1 Lokasi Penelitian ... 30
4.2 Deskripsi Penelitian …... 30
4.2.1 Kondisi Sosial ... 30
4.2.5 Peran Opinion Leader ………. 45
4.2.6 Gaya Komunikasi Opinion Leader ………. 69
4.2.7 Masalah dalam Masyarakat ……… 76
4.3 Pembahasan ………... 90
BAB V KESIMPULAN dan Saran 5.1 Kesimpulan ………... 96
5.2 Saran ………... 98
5.2.1 Saran Terhadap Pembaca ... 98
5.2.2 Saran Terhadap Masyarakat Desa Hutauruk ... 98
5.2.3 Saran Dalam Kaitan Akademisi …... 98
DAFTAR REFERENSI ………..……... 100
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Pembagian Penduduk Desa Hutauruk ... 30
Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Masyarakat ... 30
Tabel 4.3 Mata Pencaharian Penduduk ... 31
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Desa Hutauruk ... 31
Tabel 4.7 Karakteristik Opinion Leader ... 42
Tabel 4.8 Peran Opinion Leader dalam Masyarakat ... 68
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR DIAGRAM
DAFTAR LAMPIRAN
-. Hasil Wawancara
-. Surat Ijin Penelitian
-. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Konteks Masalah
Bukan hal yang menjadi rahasia jika masalah terbesar yang melanda di
negeri kita saat ini adalah pembangunan, dalam bidang apapun itu dan di daerah
manapun itu. Pembangunan diperlukan untuk kemajuan sebuah negara karena
tanpa pembangunan, akan terjadi masalah sosial dalam berbagai segi kehidupan.
Dalam berbagai jenis masyarakat, pembangunan merupakan hal yang sudah akrab
dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Di lingkungan sekitar kita sekalipun,
pasti ada pembangunan, baik itu lembaga kemasyarakatan, mushola, gereja,
ataupun bangunan sekolah. Sebuah pembangunan pasti mengalami masalah atau
hambatan yang membuat sebuah pembangunan tersebut berjalan lambat atau
bahkan berhenti. Salah satu diantaranya adalah sulitnya sebuah pembangunan
diterima oleh masyarakat pedesaan terlebih masyarakat yang masih menganut
hukum-hukum adat secara ketat.
Manusia disebut makhluk yang unik karena memiliki kemampuan sosial
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Oleh karena itu, manusia tidak
dapat hidup sendiri di dalam dunia ini baik sendiri dalam konteks fisik maupun
dalam konteks sosial-budaya. Terutama dalam konteks sosial-budaya, manusia
berinteraksi satu dengan lainnya agar dapat memenuhi kebutuhan fungsi-fungsi
sosialnya. Sosiolog berpendapat bahwa tindakan awal dalam penyelarasan
fungsi-fungsi sosial dan berbagai kebutuhan manusia diawali oleh dan dengan melakukan
interaksi sosial. Kebutuhan adanya sebuah sinergi fungsional dan akselerasi
positif dalam melakukan pemenuhan kebutuhan manusia satu dengan lainnya ini
kemudian melahirkan kebutuhan tentang adanya norma-norma dan nilai-nilai
sosial yang mampu mengatur tindakan manusia dalam memenuhi berbagai
kebutuhannya sehingga tercipta keseimbangan sosial antara hak dan kewajiban
Nilai dan norma yang terdapat dalam masyarakat tidak hanya sekedar nilai
dan norma yang berlaku secara nasional. Akan tetapi, juga terdapat nilai dan
norma yang berlaku dalam suatu masyarakat merupakan hasil dari kebiasaan
masyarakat yang diulang secara kontinu dan disepakati untuk dipatuhi secara
bersamaa-sama dalam menjalankan kehidupan di masyarakat tersebut. Nilai dan
norma tersebut yang kita kenal disebut sebagai adat. Setiap bangsa pasti memiliki
kebudayaan yang kemudian menghasilkan adat, tidak terkecuali di Indonesia.
Masyarakat yang masih sangat kental menganut nilai dan norma hukum adat
disebut sebagai Masyarakat hukum Adat (MAHUDAT).
Masyarakat Hukum Adat adalah sekelompok orang yang terikat oleh tatanan
hukum adatnya sebagai warga bersamaa suatu persekutuan hukum karena
kesamaan tempat tinggal ataupun atas dasar keturunan. Masyarakat Hukum Adat
(MAHUDAT) adalah suatu masyarakat yang menjadi subjek atau penganut dari
hukum kebiasaan yang berlaku terhadap sekelompok masyarakat dalam
bidang-bidang tertentu, baik menyangkut harta benda maupun hal-hal yang non-benda
(Permeneg Agraria, No. 55 Tahun 1999).
Nilai dan Norma Adat yang dijunjung tinggi oleh mereka yang membedakan
mereka dengan masyarakat lainnya. Sekalipun begitu, interaksi sosial dalam
masyarakat hukum adat merupakan hal penting mengingat hidup masyarakat
hukum adat sangat mengutamakan hubungan social dengan orang lain yang
berada di sekitar mereka tinggal. Wan Xiao (1997) pernah berkata, “Interaksi
sosial membentuk sebuah peran yang dimainkan setiap orang dalam wujud
kewenangan dan tanggung jawab yang telah memiliki pola-pola tertentu.
(Naryawa, 2006: 13).” Seperti kutipan tersebut, masyarakat hukum adat pun
melakukan interaksi sosial, sehingga tercipta berbagai peran yang ada di dalam
Masyarakat Hukum Adat tersebut. Salah satu peran yang ada dalam Masyarakat
Hukum Adat adalah Opinion Leader. Opinion leader singkatnya merupakan
seorang pemimpin pendapat publik. Beberapa sarjana yang mengadakan
penelitian mengenai perubahan pendapat, sikap dan tingkah laku, termasuk juga
didalamnya tindak adopsi, telah menemukan suatu unsur yang besar sekali
personal contact, personal influence, dan opinion leaders.
Personal influence ditumbuhkan oleh opinion leaders, yaitu orang-orang
yang berpengaruh yang tidak mempunyai kedudukan resmi di tengah masyarakat.
Ia bisa seorang kenalan, seorang sahabat, seorang teman sepergaulan yang sering
menjadi sumber pertanyaan bagi orang-orang di sekitarnya untuk dimintai nasihat
dan pendapat. Peranan opinion leaders dalam suatu kegiatan komunikasi adalah
besar dan penting sekali. Oleh karena mereka berfungsi penerus komunikasi
lingkungannya masing-masing. Karena fungsinya ini, maka opinion leader sering
pula disebut penjaga pintu (gatekeeper). Pada hakikatnya, mereka akan selalu
meneruskan komunikasi yang bagaimanapun sifat isinya. Sudah tentu akan
meneruskan isi komunikasi yang sesuai dengan pendiriannya secara positif,
sedangkan yang tidak sesuai akan diteruskannya secara negatif.
Sebagian opinion leader akan berusaha meneruskan isi komunikasi secara
positif, apabila sesuai dengan predisposisinya, tapi mungkin ada juga yang
meneruskannya secara negatif. Para opinion leader ini tersebar dimana-mana
sesuai dengan bidang dan kemampuannya di setiap strata sosial dan bergerak
menurut waktu dan caranya sendiri-sendiri. Bergeraknya opinion leader dalam
suatu jaringan ini berlangsung tanpa kita lihat dan tanpa kita ketahui pula,
sehingga mereka sesungguhnya merupakan sesuatu invisible force dalam suatu
gelombang kelangsungan komunikasi. Seorang opinion leader begitu penting
peranannya dalam kelangsungan suatu komunikasi, namun kita tidak mungkin
dapat mengikat atau melatih mereka dalam suatu jaringan organisasi. Sebab
apabila halnya demikian, maka mereka dengan sendirinya akan kehilangan
fungsinya sebagai opinion leader dan bergantilah menjadi formal leader yang
mungkin berfungsi sebagai kader, petugas, propagandis atau sebagainya dari
sesuatu organisasi yang tunduk kepada garis organisasi yang bersangkutan.
Sebagai negara yang memiliki ragam budaya, masyarakat di Indonesia juga
banyak yang masih tergolong Masyarakat Hukum Adat, yang salah satunya
adalah Masyarakat Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli
Utara, Sumatera Utara. Desa ini merupakan salah satu desa yang termasuk dalam
dengan marga berbeda walaupun jumlahnya tidak banyak. Homogenitas dalam
Desa nampak dari kekerabatan mereka yang satu marga. Walaupun begitu,
masyarakat di Desa Hutauruk cenderung lebih mementingkan kepentingan pribadi
mereka dibanding mementingkan kepentingan bersamaa. Suatu kenyataan yang
tidak lazim saat mengetahui bahwa masyarakat Desa Hutauruk yang homogen,
tetapi cenderung bersifat individualis. Hal tersebut dapat dilihat ketika ada
kegiatan gotong royong, salah seorang Bapak yang merupakan masyarakat Desa
Hutauruk mengatakan bahwa hal yang sulit untuk mengajak masyarakat desa ini
untuk partisipasi aktif dalam kegiatan seperti itu.
Tidak hanya cenderung individualis, pembangunan di Desa Hutauruk
berjalan lambat. Hal ini menjadi suatu permasalahan yang penting untuk diatasi
mengingat pembangunan bagi masyarakat yang ada di sebuah desa merupakan hal
yang penting. Pentingnya pembangunan dan kemajuan Masyarakat Hukum Adat
perlu diperhatikan, sebab kemajuan negara didukung dari kemajuan desa-desanya,
mengingat 80% daerah di Indonesia didominasi dengan daerah pedesaan. Oleh
karena itu, penting memperhatikan masalah yang ada di suatu desa.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, interaksi dalam suatu masyarakat
akan menghasilkan peran-peran bagi individu yang menjadi bagian dari
masyarakat tersebut. Setiap individu memiliki peran yang berbeda-beda dalam
kehidupannya dan menjalankan peran itu dalam kesehariannya. Ada yang
berperan sebagai orang tua yang mengayomi anaknya agar menjadi sukses, selain
itu sebagai anggota masyarakat desa, dia menjalankan perannya sebagai warga
desa yang baik. Berbagai macam peran yang ada, salah satunya yang telah
disebutkan diatas adalah Opinion Leader. Termasuk dalam Masyarakat Hukum
Adat Batak di Desa Hutauruk, dimana interaksi masyarakat di desa ini
membentuk peran Opinion Leader diantara masyarakatnya. Seorang Opinion
Leader dalam Masyarakat Hukum Adat bukanlah hal mudah. Tidak hanya mampu
dituntut pintar, tetapi juga berpengalaman dalam menyelesaikan konflik yang
ada., termasuk masalah yang ada dalam masyarakat yang telah dikemukakan
sebelumnya.
Pembangunan suatu desa atau masuknya arus informasi ke dalam suatu
meratanya pembangunan yang dilakukan di Indonesia. Biasanya, media massa
merupakan perantara yang umumnya digunakan untuk menyampaikan sebuah
informasi. Namun, kekuatan media massa untuk mempengaruhi pendapat
masyarakat, khususnya Masyarakat Hukum Adat, terkadang terbatas bahkan
kehilangan fungsi sebagai penyampai pesan dan dapat mengubah perilaku
komunikan. Dalam hal tersebut, Opinion Leader dapat dijadikan sebagai alternatif
penyampai pesan dan mampu mengubah opini yang berimbas pada berubahnya
sikap dan perilaku masyarakat di Desa Hutauruk. Karakteristik Masyarakat
Hukum Adat yang cenderung ortodoks karena masih menggunakan ukuran hukum
adat dalam mengambil sikap atas suatu informasi atau pun perubahan.
Pendekatan secara umum oleh media massa terkadang tidak menimbulkan
efek apapun bagi masyarakat di Desa Hutauruk tersebut. Hal ini lah yang
melandaskan bahwa penting dilakukan pendekatan melalui seseorang yang
dituakan atau yang biasa disebut sebagai Opinion Leader dalam Masyarakat Desa
Hutauruk.
Peneliti ingin melihat bagaimana peran Opinion Leader dalam masalah yang
timbul, seperti Masyarakat Desa Hutauruk yang cenderung individualis, yang
mengakibatkan pembangunan di Desa Hutauruk terkesan berjalan lambat, hingga
tidak meratanya informasi dalam suatu masyarakat. Apa yang sudah dilakukan
oleh para Opinion Leader ini dari masa ke masa, bagaimana interaksi di anatara
masyarakat di Desa Hutauruk, bagaimana gaya berkomunikasi Opinion Leader,
hingga bagaimana peran Opinion Leader dalam menyelesaikan masalah yang
timbul di Masyarakat Desa Hutauruk merupakan poin-poin penting yang menjadi
sorotan utama dalam penelitian skripsi ini. Berdasarkan yang telah dikemukakan
di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti peran opinion leader dalam
masyarakat hukum adat di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon Kabupaten
Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara.
1.2 Fokus Masalah
Berdasarkan konteks masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam Masyarakat Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli
Utara, Provinsi Sumatera Utara?”
Peneliti merasa penelitian tentang Peran Opinion Leader dalam Masyarakat
Desa Hutauruk ini penting untuk diteliti karena saat ini kita sangat jarang
menemui adanya Opinion Leader. Padahal, di dalam daerah pedesaan
sesungguhnya sangat membutuhkan sosok Opinion Leader untuk menentukan dan
menyatukan pendapat masyarakat. Dalam suatu desa, dengan adat-adat yang
masih mendasarkan dan mempengaruhi sebagian besar keputusan masyarakatnya
atas sesuatu hal, ditambah lagi dengan latar belakang tiap individu dalam
masyarakat Desa Hutauruk yang kurang memiliki pendidikan yang tinggi,
membuat sebuah pembangunan atau informasi yang datang dan diusung oleh
Pemerintah guna membangun desa tersebut kadang ditolak mentah-mentah. Untuk
itu, diperlukan adanya seorang Opinion Leader dan melihat perannya dalam
masalah yang ada di Desa Hutauruk, yaitu masyarakat Desa Hutauruk yang
cenderung individualis dengan homogenitasnya, pembangunan sosial yang
berjalan lambat, misalnya pembangunan jalan yang sulit, sampai tidak meratanya
informasi di antara Masyarakat Desa Hutauruk tersebut, informasi mengenai
bantuan BPJS misalnya. Tidak semua masyarakat di Desa Hutauruk mengetahui
tentang program pemerintah BPJS.
Penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya dan belum ada referensi
tentang Peran Opinion Leader dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba,
khususnya di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara
Provinsi Sumatera Utara. Banyak penelitian tentang Peran Opinion Leader
sebelumnya yang muncul, tetapi hanya ada dalam beberapa kelompok atau
Masyarakat di daerah lain seperti Aceh, Kalimantan, dan beberapa daerah lainnya.
Oleh karena itu, berangkat dari kepedulian peneliti atas daerah Batak dan
keinginan kuat untuk melihat seberapa aktif Peran Opinion Leader dalam
Masyarakat Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara,
Provinsi Sumatera Utara.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peran opinion leader dalam Masyarakat Hukum Adat
Utara, Provinsi Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui gaya komunikasi yang dilakukan oleh opinion leader
dalam masyarakat hukum adat Batak Toba di Desa Hutauruk, Kecamatan
Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.
3. Untuk mengetahui beberapa permasalahan dalam masyarakat hukum adat,
yaitu Masyarakat Desa Hutauruk yang cenderung individualis,
pembangunan di desa yang lambat, serta informasi yang cenderung tidak
merata dalam Masyarakat Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten
Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara dan peran Opinion Leader.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Secara Akademis, penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan Ilmu Komunikasi khususnya tentang komunikasi Opinion Leader
2. Secara Praktis, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk mencari solusi dalam pemecahan masalah, khususnya yang menyangkut komunikasi
dalam Masyarakat Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten
Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara.
3. Secara Teoritis, penelitian ini untuk menerapkan ilmu yang sudah didapat penulis selama menjadi mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP
USU, serta diharapkan mampu menambah pengetahuan dan memperluas
wawasan peneliti mengenai komunikasi Opinion Leader dalam Masyarakat