Perencanaan dan
Pengembangan Produk
Dosen :
Definisi
Karakteristik Produk
Barang Jasa
Berwujud, memiliki sifat fisik tertentu Tidak berwujud, dan tidak memiliki sifat fisik
Dapat disimpan Tidak dapat disimpan
Proses produksinya banyak
menggunakan mesin Proses produksinya lebih banyak menggunakan faktor manusia Proses produksi dan konsumsi tidak
berlangsung dalam waktu yang sama Proses produksi dan konsumsi berlangsung di waktu yang sama
Kontak dengan konsumen rendah Kontak dengan konsumen/pengguna jasa tinggi
Kualitas produk objektif, karena ada
ukuran-ukurannya Kualitas produk bersifat subjektif, diantara pengguna jasa Atribut, seperti harga, kemasan, dll,lebih
jelas. Atribut produk seringkali tidak jelas.
Pertanyaan pertama yang biasanya muncul
dalam aktivitas manajemen operasi
a. Sumber Internal
1. Bagian penelitian dan pengembangan
2. Konsultan pemasaran yang bekerja untuk perusahaan. 3. Tenaga penjual.
4. Peran aktif dari seluruh pihak yang ada dalam perusahaan.
1. Produk apa yang akan diproduksi / dihasilkan ?
Sumber Ide / Gagasan Pengembangan Produk
b. Sumber eksternal
1. Kecenderungan pasar.
2. Produk yang dikeluarkan oleh pesaing.
3. Masukan/komplain dari pelanggan.
Pertanyaan ???
2. Pada tahap apa pengembangan produk
sebaiknya dilakukan?
Volume Penjualan
Perkenalan
Pertumbuhan
Dewasa/Kematangan
Penurunan
Waktu
Alternatif Pengembangan Produk
Mengembangkan produk yang benar-benar baru (Paling sulit = ?)
Modifikasi produk yang sudah ada
Penambahan produk yang telah ada
(Diversifikasi Produk )
Mengembangkan produk lokal yang belum ada
Tahap-Tahap Pengembangan
Produk
Identifikasi produk yang telah ada (produk lama )
Mencari dan menggali ide-ide tentang produk baru
Menyaring ide-ide yang ada
Menganalisis masing-masing ide yang telah tersaring
Menentukan ide yang paling mungkin dikembangkan Melaksanakan pengembangan ide produk baru
tersebut
Membuat sampel dan menguji produk baru
Menguji produk baru di pasar ( Tes pemasaran ) Memproduksi dan memasarkan produk baru tersebut
Tahap-Tahap Pengembangan Produk
Menurut Heizer dan Render
Ide dari banyak sumber.
Apakah perusahaan mampu
melaksanakan ide?
Persyaratan pelanggan untuk
memenangkan pesanan.
Spesifikasi fungsional : Bagaimana
produk akan berfungsi.
Spesifikasi produk : Bagaimana
produk akan dibuat.
Peninjauan Desain : Apakah
spesifikasi produk ini merupakan cara
terbaik untuk memenuhi keinginan
pelanggan?
Pengujian pasar. Apakah produk
memenuhi harapan pelanggan?
Perkenalkan ke pasar
Peluang Produk Baru
1.
Memahami pelanggan merupakan permasalahan utama dalam
pengembangan produk baru.
2.
Perubahan ekonomis menyebabkan meningkatnya tingkat
kemakmuran pada jangka panjang, tetapi siklus ekonomis dan
harga berubah pada jangka pendek.
3.
Perubahan sosiologis dan demografis dapat muncul pada
beberapa faktor seperti berkurangnya ukuran keluarga.
4.
Perubahan teknologi yang membuat segalanya mungkin.
5.
Perubahan politik/peraturan menghasilkan perjanjian
perdagangan baru, tarif yang baru, dan juga persyaratan
kontrak yang baru dengan pemerintah.
Pengembangan Produk
Quality Function Deployment (QFD) adalah proses
menetapkan permintaan pelanggan (“keinginan”
pelanggan) dan menterjemahkan keinginan pelanggan ke
dalam atribut (“cara’) yang dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh setiap bagian fungsional.
Rumah kualitas (Quality House) adalah bagian dari
proses penyebaran fungsi kualitas yang menggunakan
matriks perencanaan untuk menghubungkan “keinginan”
pelanggan dengan “bagaimana” perusahaan akan
Pengembangan Produk
Untuk membuat rumah kualitas, dilakukan 6 langkah dasar sebagai
berikut :
-
Kenali keinginan pelanggan. (Apa yang diinginkan pelanggan dalam
produk ini).
-
Kenali bagaimana produk/jasa akan memuaskan keinginan
pelanggan. (Kenali karakteristik khusus, keistimewaan, atau atribut
produk, dan tunjukan bagaimana produk akan memuaskan
pelanggan).
-
Hubungkan keinginan pelanggan dengan bagaimana produk akan
dibuat untuk memenuhi keinginan pelanggan tersebut.
-
Kenali hubungan antara sejumlah bagaimana pada perusahaan.
-
Buat tingkat kepentingan.
-
Evaluasi produk pesaing.
-
Tentukan atribut teknis yang diinginan, prestasi perusahaan, dan
Membangun Rumah Kualitas
Contoh :
Great Cameras, Inc. Mengingkan sebuah
metodologi yang memperkuat kemampuannya
untuk memenuhi keinginan pelanggan terhadap
kamera digital baru.
Pertanyaan :
Membangun Rumah Kualitas
1. Melalui penelitian pasar yang luas, perusahaan menetapkan keinginan pelanggan. Keinginan itu ditunjukkan pada bagian kiri rumah kualitas. 2. Tim pengembangan produk menetapkan bagaimana organisasi akan
menejemahkan keinginan pelanggan itu dalam desain produk dan target atribut proses. Sejumlah bagaimana ini dimasukan dalam bagian atas rumah kualitas.
3. Tim produk mengevaluasi setiap keinginan pelanggan terhadap
sekumpulan bagaimana yang telah dikemukakan. Dalam matriks hubungan dalam rumah kualitas, tim mengevaluasi seberapa baik desainnya dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
4. Dalam atap rumah kualitas, tim pengembangan produk mengembangkan hubungan antar atributnya.
Membangun Rumah Kualitas
6. Rumah kualitas juga digunakan untuk mengevaluasi para pesaing.
Seberapa baik para pesaing memenuhi kebutuhan pelanggan. Dua kolom di sisi kanan memperlihatkan bagaimana penelitian pasar berpendapat mengenai seberapa baik pesaing A dan B memenuhi keinginan pelanggan (Baik, sedang, dan jelek). Produk dari perusahaan lain, bahkan produk yang diajukan dapat ditambahkan di samping perusahaan B.
Permasalahan Desain Produk
1.
Desain Yang Tangguh (robust design). Desain yang dapat
diproduksi sesuai persyaratan, bahkan dengan adanya kondisi
proses produksi yang tidak sempurna.
2.
Desain Moduler (moduller design). Desain dimana bagian atau
komponen dari suatu produk dibagi-bagi menjadi modul-modul
yang dapat dipertukar dan diganti dengan mudah.
3.
Computer-Aided Design (CAD). Penggunaan komputer secara
interaktif untuk mengembangkan dan mendokumentasikan produk.
4.
Produksi dibantu komputer. (Computer-Aided Manufacturing
(CAM)). Penggunaan teknologi informasi untuk mengendalikan
mesin.
5.
Teknologi Virtual Reality. Bentuk komunikasi visual dimana
citra-citra digunakan sebagai pengganti dari benda aslinya, tetapi masih
memungkinkan pengguna untuk meresposnya secara interaktif.
6.
Analisis Nilai (Value Analysis). Suatu tinjauan atas produk yang
berhasil yang dilakukan selama proses produksi.
Penerapan Pohon Keputusan
Pada Desain Produk
Pohon keputusan dapat digunakan untuk membuat
keputusan produk baru dan untuk beragam
permasalahan manajemen lainnya.
Pohon keputusan sangat bermanfaat terutama saat
Penerapan Pohon Keputusan
Pada Desain Produk
Untuk membentuk sebuah pohon keputusan digunakan
prosedur sebagai berikut :
1. Pastikan semua alternatif yang mungkin dan keadaan
sudah dimasukkan ke pohon, termasuk alternatif
untuk “tidak melakukan apa apa”
2. Pengembalian hasil (payoff) dimasukan pada akhir
setiap cabang yang bersesuaian.
Contoh
Silicon, Inc., merupakan sebuah produsen semikonduktor sedang meneliti kemungkinan memproduksi dan memasarkan sebuah mikroprosesor. Untuk menjalankan proyek ini, dibutuhkan sebuah sistem CAD yang canggih atau
mempekerjakan dan melatih beberapa insinyur tambahan. Pasar untuk produk ini bisa jadi baik, bisa jadi tidak baik. Silicon, Inc tentu juga memiliki pilihan untuk tidak mengembangkan produk baru sama sekali.
Dengan penerimaan yang baik oleh pasar, penjualan akan mencapai 25.000 prosesor dengan harga $100. Dengan penerimaan pasar yang tidak baik,
penjualan hanya akan mencapai 8.000 prosesor seharga $100. Harga peralatan CAD $500.000, tetapi merekrut dan melatih tiga insinyur baru hanya
membutuhkan biaya $375.000. Walaupun demikian, biaya produksi akan turun dari $50 per buah saat diproduksi tanpa CAD, dari $40 dengan adanya CAD.
Kemungkinan mikroprosesor baru diterima dengan baik oleh pasar adalah 0,40. sementara kemungkinan penerimaan yang tidak baik adalah 0,60.
Pertanyaan :
Jawaban
Pada gambar berikut terlihat sebuah pohon keputusan dengan tiga cabang dimana satu cabang menjelaskan satu keputusan. Tentukan kemungkinan
pengembalian hasil untuk setiap cabang, kemudian hitung EMV secara berturut-turut. EMV (expected monetary values) telah dilingkari pada setiap langkah di pohon keputusan. Untuk cabang teratas :
EMV (membeli sistem CAD) = (0,4) ($.1.000.000) + (0,6) (-$20.000) = $ 388.000
Nilai ini mewakili hasil yang akan terjadi jika Silicon, Inc membeli CAD. Nilai yang diharapkan dengan merekrut dan melatih insinyur baru pada cabang kedua
adalah sbb :
EMV (merekrut/melatih insinyur) = (0,4) ($.875.000) + (0,6)($25.000) = $ 365.000
Karena cabang teratas mempunyai EMV tertinggi (EMV $388.000 dibandingkan $365.000 dibandingkan $0), maka cabang ini menjelaskan keputusan yang
Contoh
Sarah King, presiden King Electonics, Inc. Mempunyai dua pilihan desain untuk lini produk CRT (tabung sinar katoda) baru yang beresolusi tinggi untuk stasiun kerja CAD-nya. Ramalan penjualan selama siklus hidup CRT adalah 100.000 unit.
Piliahn desain A memiliki kemungkinan sebesar 0,90 untuk menghasilkan 59 CRT yang baik per 100 unit produk dan kemungkinan sebesar 0,10 untuk
menghasilkan 64 CRT yang baik per 100 unit produk. Biaya desain ini adalah $1.000.000.
Pilihan desain B memiliki kemungkinan sebesar 0,80 untuk menghasilkan 64 CRT yang baik per 100 unit produk, dan kemungkinan sebesar 0,20 untuk
menghasilkan 59 CRT yang baik per 100 unit produk. Biaya desain ini adalah $1.350.000.
Baik buruknya setiap CRT akan membutuhkan modal $75. setiap CRT yang baik akan dijual seharga $150. CRT yang buruk akan dihancurkan dan tidak memiliki nilai sisa. Asumsi, disini kita mengabaikan biaya pembuangan pada
Jawaban
Solusi :
Kita menggambarkan pohon keputusan untuk mewakili dua keputusan dan
kemungkinan yang terkait dengan setiap keputusan. Kemudian, kita menetapkan tingkat pengembalian yang berkaitan dengan setiap cabang. Pohon yang
dihasilkan digambarkan sebagai berikut.
Untuk desain A.
EMV (desain A) = (0,9)($350.000) + (0,1)($1.100.000) = $425.000
Untuk (desain B) = (0,8)($750.000) + (0,2)($0) = $600.000
3. Berapa yang harus diproduksi ?
a. Menggunakan pendekatan mikroekonomi
b. Dengan menggunakan pendekatan BEP
c. Menggunakan Pendekatan Forecasting (Peramalan)
Contoh Penerapannya Dalam Konsep Ekonomi:
1.
Efek Pengenaan Pajak Penjualan
Pada umumnya bila suatu komoditas dikenakan pajak penjualan maka
harga yang diterima konsumen akan menjadi lebih mahal (tinggi)
daripada harga sebelum komoditas tersebut terkena pajak.
Jika fungsi penawaran barang dari produsen adalah P=f(Q),
maka kalau pemerintah mengenakan pajak penjualan sebesar Rp T,-
per unit barang yang ditawarkan produsen tersebut, maka fungsi
penawaran (fungsi harga) produsen tersebut menjadi: P =f(Q) + T
•
Bila produsen tidak dikenakan pajak penjualan maka titik
keseimbangan pasar terjadi di Eo dengan jumlah dan harga
sebesar Qo dan Po.
•
Bila produsen tersebut dikenakan pajak penjualan Rp T,-/unit maka
titik keseimbangan sekarang di E
1dengan jumlah dan harga
sekarang sebesar Q
1dan P
1.
•
Adanya pajak penjualan
tersebut telah menaikkan
harga jual dari Po ke P
1sehingga Q keseimbangan
berkurang dari Qo
Contoh:
1. Pasar barang X memiliki fungsi permintaan dan penawaran pasar sebagai berikut:
Fungsi Permintaan (Dd) : P = 28 – 1,6Q
Fungsi Penawaran (Ss) : 2P = 1,6Q + 8 atau P = 4 + 0,8Q
Maka harga keseimbangan pasar dan jumlah keseimbangan pasar dapat dicari sebagai berikut: Permintaan = Penawaran
28 – 1,6Q = 4 + 0,8Q 28 – 4 = 2,4Q Q = 10
Pada Q = 10 maka P = 28 – 1,6 (10) = 12
Jadi pada kondisi keseimbangan pasar barang X memiliki tingkat harga keseimbangan Rp 12,- per unit dan jumlah keseimbangannya 10 unit.
Sekarang bila produsen barang X tersebut dikenai pajak penjualan sebesar Rp 2,40 perunitnya maka fungsi penawaran setelah pajak berubah menjadi:
maka keseimbangan pasar barang X setelah pajak adalah : Permintaan = Penawaran atau 28 – 1,6Q = 0,8Q + 6,40 21,60 = 2,4Q
Q = 9 dan P = 13,6
Setelah produsen tersebut dikenai pajak penjualan maka harga keseimbangan pasar naik dari Rp 12 jadi
Rp 13,6; sementara jumlah keseimbangan turun dari 10 unit menjadi 9 unit.
Konsumen menanggung beban pajak penjualan sebanyak :
= kenaikan harga X jmlhbarang stlh pajak = (13,6 – 12)x9 = Rp 14,40.
Pajak yang diterima pemerintah dari produsen: adalah
= pajak penjualan X jmlh brg stlh pjk = Rp 2,40 x 9 = Rp 21,60.
Jadi sebenarnya beban pajak yang ditanggung produsen adalah:
2.
Efek Pemberian Subsidi Penjualan
Bila produsen diberi subsidi penjualan oleh pemerintah maka
kemampuan efektif dari produsen tersebut dalam melakukan penawaran
barang yang dijualnya akan meningkat. Oleh karena itu harga barang
bersubsidi akan lebih murah daripada barang yang tidak bersubsidi.
Jika fungsi penawaran produsen:
P = a + mQ dan bila pemerintah
memberi subsidi penjualan Rp
s,-per unit barang yang ditawarkan
Maka fungsi penawaran
produsen setelah subsidi adi:
P= a + mQ-s
dimana P = harga/ unit;
Contoh:
Pasar barang X memiliki fungsi permintaan dan penawaran pasar sebagai berikut: Fungsi Permintaan (Dd) : P = 28 – 1,6Q
Fungsi Penawaran (Ss) : 2P = 1,6Q + 8 atau P = 4 + 0,8Q
Bila produsen barang tersebut diberikan subsidi oleh pemerintah sebesar Rp 1,20 maka fungsi penawaran setelah subsidi adalah :
P = f(Q) – S atau P = 0,8Q + 4 – 1,20.
Maka keseimbangan pasar setelah adanya subsidi adalah: Permintaan = Penawaran
28 – 1,6Q = 0,8Q + 4 – 1,20
sehingga diperoleh Q = 10,5 dan P = 11,2.
2) Sebuah produk mempunyai fungsi biaya : TC = a + mQ
Dimana: a = TFC dan m = AVC, sehingga TC = TFC + AVC(Q)
Jika biaya tetap (TFC) sebesar Rp 6000 dan biaya variabel perunitnya (AVC) sebesar Rp 20,- maka fungsi biaya totalnya (TC ) menjadi:
TC = 6000 + 20Q
Bila produk tersebut dijual seharga Rp 40,- perunitnya maka kondisi Break Even perusahaan tercapai pada saat:
TR = TC dimana: TR = P.Q 40Q = 6000 + 20Q
40Q – 20Q = 6000
20 Q = 6000 maka Q = 300
Sekarang bila biaya variabel perunitnya naik Rp 5,- maka fungsi biaya totalnya (TC ) adalah : TC’ = 6000 + (20 + 5)Q atau TC = 6000 + 25Q.
Kondisi break even setelah adanya kenaikan biaya variabel adalah: TR = TC’
40Q = 6000 + 25Q 40Q – 25Q = 6000