• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V Perencanaan dan Pengembangan Produk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB V Perencanaan dan Pengembangan Produk"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Perencanaan dan

Pengembangan Produk

Dosen :

(2)

Definisi

(3)

Karakteristik Produk

Barang Jasa

Berwujud, memiliki sifat fisik tertentu Tidak berwujud, dan tidak memiliki sifat fisik

Dapat disimpan Tidak dapat disimpan

Proses produksinya banyak

menggunakan mesin Proses produksinya lebih banyak menggunakan faktor manusia Proses produksi dan konsumsi tidak

berlangsung dalam waktu yang sama Proses produksi dan konsumsi berlangsung di waktu yang sama

Kontak dengan konsumen rendah Kontak dengan konsumen/pengguna jasa tinggi

Kualitas produk objektif, karena ada

ukuran-ukurannya Kualitas produk bersifat subjektif, diantara pengguna jasa Atribut, seperti harga, kemasan, dll,lebih

jelas. Atribut produk seringkali tidak jelas.

(4)

Pertanyaan pertama yang biasanya muncul

dalam aktivitas manajemen operasi

a. Sumber Internal

1. Bagian penelitian dan pengembangan

2. Konsultan pemasaran yang bekerja untuk perusahaan. 3. Tenaga penjual.

4. Peran aktif dari seluruh pihak yang ada dalam perusahaan.

1. Produk apa yang akan diproduksi / dihasilkan ?

Sumber Ide / Gagasan Pengembangan Produk

b. Sumber eksternal

1. Kecenderungan pasar.

2. Produk yang dikeluarkan oleh pesaing.

3. Masukan/komplain dari pelanggan.

(5)

Pertanyaan ???

2. Pada tahap apa pengembangan produk

sebaiknya dilakukan?

Volume Penjualan

Perkenalan

Pertumbuhan

Dewasa/Kematangan

Penurunan

Waktu

(6)

Alternatif Pengembangan Produk

Mengembangkan produk yang benar-benar baru (Paling sulit = ?)

Modifikasi produk yang sudah ada

Penambahan produk yang telah ada

(Diversifikasi Produk )

Mengembangkan produk lokal yang belum ada

(7)

Tahap-Tahap Pengembangan

Produk

Identifikasi produk yang telah ada (produk lama )

Mencari dan menggali ide-ide tentang produk baru

Menyaring ide-ide yang ada

Menganalisis masing-masing ide yang telah tersaring

Menentukan ide yang paling mungkin dikembangkan Melaksanakan pengembangan ide produk baru

tersebut

Membuat sampel dan menguji produk baru

Menguji produk baru di pasar ( Tes pemasaran ) Memproduksi dan memasarkan produk baru tersebut

(8)

Tahap-Tahap Pengembangan Produk

Menurut Heizer dan Render

Ide dari banyak sumber.

Apakah perusahaan mampu

melaksanakan ide?

Persyaratan pelanggan untuk

memenangkan pesanan.

Spesifikasi fungsional : Bagaimana

produk akan berfungsi.

Spesifikasi produk : Bagaimana

produk akan dibuat.

Peninjauan Desain : Apakah

spesifikasi produk ini merupakan cara

terbaik untuk memenuhi keinginan

pelanggan?

Pengujian pasar. Apakah produk

memenuhi harapan pelanggan?

Perkenalkan ke pasar

(9)

Peluang Produk Baru

1.

Memahami pelanggan merupakan permasalahan utama dalam

pengembangan produk baru.

2.

Perubahan ekonomis menyebabkan meningkatnya tingkat

kemakmuran pada jangka panjang, tetapi siklus ekonomis dan

harga berubah pada jangka pendek.

3.

Perubahan sosiologis dan demografis dapat muncul pada

beberapa faktor seperti berkurangnya ukuran keluarga.

4.

Perubahan teknologi yang membuat segalanya mungkin.

5.

Perubahan politik/peraturan menghasilkan perjanjian

perdagangan baru, tarif yang baru, dan juga persyaratan

kontrak yang baru dengan pemerintah.

(10)

Pengembangan Produk

Quality Function Deployment (QFD) adalah proses

menetapkan permintaan pelanggan (“keinginan”

pelanggan) dan menterjemahkan keinginan pelanggan ke

dalam atribut (“cara’) yang dapat dipahami dan

dilaksanakan oleh setiap bagian fungsional.

Rumah kualitas (Quality House) adalah bagian dari

proses penyebaran fungsi kualitas yang menggunakan

matriks perencanaan untuk menghubungkan “keinginan”

pelanggan dengan “bagaimana” perusahaan akan

(11)

Pengembangan Produk

Untuk membuat rumah kualitas, dilakukan 6 langkah dasar sebagai

berikut :

-

Kenali keinginan pelanggan. (Apa yang diinginkan pelanggan dalam

produk ini).

-

Kenali bagaimana produk/jasa akan memuaskan keinginan

pelanggan. (Kenali karakteristik khusus, keistimewaan, atau atribut

produk, dan tunjukan bagaimana produk akan memuaskan

pelanggan).

-

Hubungkan keinginan pelanggan dengan bagaimana produk akan

dibuat untuk memenuhi keinginan pelanggan tersebut.

-

Kenali hubungan antara sejumlah bagaimana pada perusahaan.

-

Buat tingkat kepentingan.

-

Evaluasi produk pesaing.

-

Tentukan atribut teknis yang diinginan, prestasi perusahaan, dan

(12)

Membangun Rumah Kualitas

Contoh :

Great Cameras, Inc. Mengingkan sebuah

metodologi yang memperkuat kemampuannya

untuk memenuhi keinginan pelanggan terhadap

kamera digital baru.

Pertanyaan :

(13)

Membangun Rumah Kualitas

1. Melalui penelitian pasar yang luas, perusahaan menetapkan keinginan pelanggan. Keinginan itu ditunjukkan pada bagian kiri rumah kualitas. 2. Tim pengembangan produk menetapkan bagaimana organisasi akan

menejemahkan keinginan pelanggan itu dalam desain produk dan target atribut proses. Sejumlah bagaimana ini dimasukan dalam bagian atas rumah kualitas.

3. Tim produk mengevaluasi setiap keinginan pelanggan terhadap

sekumpulan bagaimana yang telah dikemukakan. Dalam matriks hubungan dalam rumah kualitas, tim mengevaluasi seberapa baik desainnya dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

4. Dalam atap rumah kualitas, tim pengembangan produk mengembangkan hubungan antar atributnya.

(14)

Membangun Rumah Kualitas

6. Rumah kualitas juga digunakan untuk mengevaluasi para pesaing.

Seberapa baik para pesaing memenuhi kebutuhan pelanggan. Dua kolom di sisi kanan memperlihatkan bagaimana penelitian pasar berpendapat mengenai seberapa baik pesaing A dan B memenuhi keinginan pelanggan (Baik, sedang, dan jelek). Produk dari perusahaan lain, bahkan produk yang diajukan dapat ditambahkan di samping perusahaan B.

(15)
(16)

Permasalahan Desain Produk

1.

Desain Yang Tangguh (robust design). Desain yang dapat

diproduksi sesuai persyaratan, bahkan dengan adanya kondisi

proses produksi yang tidak sempurna.

2.

Desain Moduler (moduller design). Desain dimana bagian atau

komponen dari suatu produk dibagi-bagi menjadi modul-modul

yang dapat dipertukar dan diganti dengan mudah.

3.

Computer-Aided Design (CAD). Penggunaan komputer secara

interaktif untuk mengembangkan dan mendokumentasikan produk.

4.

Produksi dibantu komputer. (Computer-Aided Manufacturing

(CAM)). Penggunaan teknologi informasi untuk mengendalikan

mesin.

5.

Teknologi Virtual Reality. Bentuk komunikasi visual dimana

citra-citra digunakan sebagai pengganti dari benda aslinya, tetapi masih

memungkinkan pengguna untuk meresposnya secara interaktif.

6.

Analisis Nilai (Value Analysis). Suatu tinjauan atas produk yang

berhasil yang dilakukan selama proses produksi.

(17)

Penerapan Pohon Keputusan

Pada Desain Produk

Pohon keputusan dapat digunakan untuk membuat

keputusan produk baru dan untuk beragam

permasalahan manajemen lainnya.

Pohon keputusan sangat bermanfaat terutama saat

(18)

Penerapan Pohon Keputusan

Pada Desain Produk

Untuk membentuk sebuah pohon keputusan digunakan

prosedur sebagai berikut :

1. Pastikan semua alternatif yang mungkin dan keadaan

sudah dimasukkan ke pohon, termasuk alternatif

untuk “tidak melakukan apa apa”

2. Pengembalian hasil (payoff) dimasukan pada akhir

setiap cabang yang bersesuaian.

(19)

Contoh

Silicon, Inc., merupakan sebuah produsen semikonduktor sedang meneliti kemungkinan memproduksi dan memasarkan sebuah mikroprosesor. Untuk menjalankan proyek ini, dibutuhkan sebuah sistem CAD yang canggih atau

mempekerjakan dan melatih beberapa insinyur tambahan. Pasar untuk produk ini bisa jadi baik, bisa jadi tidak baik. Silicon, Inc tentu juga memiliki pilihan untuk tidak mengembangkan produk baru sama sekali.

Dengan penerimaan yang baik oleh pasar, penjualan akan mencapai 25.000 prosesor dengan harga $100. Dengan penerimaan pasar yang tidak baik,

penjualan hanya akan mencapai 8.000 prosesor seharga $100. Harga peralatan CAD $500.000, tetapi merekrut dan melatih tiga insinyur baru hanya

membutuhkan biaya $375.000. Walaupun demikian, biaya produksi akan turun dari $50 per buah saat diproduksi tanpa CAD, dari $40 dengan adanya CAD.

Kemungkinan mikroprosesor baru diterima dengan baik oleh pasar adalah 0,40. sementara kemungkinan penerimaan yang tidak baik adalah 0,60.

Pertanyaan :

(20)

Jawaban

Pada gambar berikut terlihat sebuah pohon keputusan dengan tiga cabang dimana satu cabang menjelaskan satu keputusan. Tentukan kemungkinan

pengembalian hasil untuk setiap cabang, kemudian hitung EMV secara berturut-turut. EMV (expected monetary values) telah dilingkari pada setiap langkah di pohon keputusan. Untuk cabang teratas :

EMV (membeli sistem CAD) = (0,4) ($.1.000.000) + (0,6) (-$20.000) = $ 388.000

Nilai ini mewakili hasil yang akan terjadi jika Silicon, Inc membeli CAD. Nilai yang diharapkan dengan merekrut dan melatih insinyur baru pada cabang kedua

adalah sbb :

EMV (merekrut/melatih insinyur) = (0,4) ($.875.000) + (0,6)($25.000) = $ 365.000

Karena cabang teratas mempunyai EMV tertinggi (EMV $388.000 dibandingkan $365.000 dibandingkan $0), maka cabang ini menjelaskan keputusan yang

(21)
(22)

Contoh

Sarah King, presiden King Electonics, Inc. Mempunyai dua pilihan desain untuk lini produk CRT (tabung sinar katoda) baru yang beresolusi tinggi untuk stasiun kerja CAD-nya. Ramalan penjualan selama siklus hidup CRT adalah 100.000 unit.

Piliahn desain A memiliki kemungkinan sebesar 0,90 untuk menghasilkan 59 CRT yang baik per 100 unit produk dan kemungkinan sebesar 0,10 untuk

menghasilkan 64 CRT yang baik per 100 unit produk. Biaya desain ini adalah $1.000.000.

Pilihan desain B memiliki kemungkinan sebesar 0,80 untuk menghasilkan 64 CRT yang baik per 100 unit produk, dan kemungkinan sebesar 0,20 untuk

menghasilkan 59 CRT yang baik per 100 unit produk. Biaya desain ini adalah $1.350.000.

Baik buruknya setiap CRT akan membutuhkan modal $75. setiap CRT yang baik akan dijual seharga $150. CRT yang buruk akan dihancurkan dan tidak memiliki nilai sisa. Asumsi, disini kita mengabaikan biaya pembuangan pada

(23)

Jawaban

Solusi :

Kita menggambarkan pohon keputusan untuk mewakili dua keputusan dan

kemungkinan yang terkait dengan setiap keputusan. Kemudian, kita menetapkan tingkat pengembalian yang berkaitan dengan setiap cabang. Pohon yang

dihasilkan digambarkan sebagai berikut.

Untuk desain A.

EMV (desain A) = (0,9)($350.000) + (0,1)($1.100.000) = $425.000

Untuk (desain B) = (0,8)($750.000) + (0,2)($0) = $600.000

(24)
(25)

3. Berapa yang harus diproduksi ?

a. Menggunakan pendekatan mikroekonomi

b. Dengan menggunakan pendekatan BEP

c. Menggunakan Pendekatan Forecasting (Peramalan)

(26)

Contoh Penerapannya Dalam Konsep Ekonomi:

1.

Efek Pengenaan Pajak Penjualan

Pada umumnya bila suatu komoditas dikenakan pajak penjualan maka

harga yang diterima konsumen akan menjadi lebih mahal (tinggi)

daripada harga sebelum komoditas tersebut terkena pajak.

Jika fungsi penawaran barang dari produsen adalah P=f(Q),

maka kalau pemerintah mengenakan pajak penjualan sebesar Rp T,-

per unit barang yang ditawarkan produsen tersebut, maka fungsi

penawaran (fungsi harga) produsen tersebut menjadi: P =f(Q) + T

(27)

Bila produsen tidak dikenakan pajak penjualan maka titik

keseimbangan pasar terjadi di Eo dengan jumlah dan harga

sebesar Qo dan Po.

Bila produsen tersebut dikenakan pajak penjualan Rp T,-/unit maka

titik keseimbangan sekarang di E

1

dengan jumlah dan harga

sekarang sebesar Q

1

dan P

1

.

Adanya pajak penjualan

tersebut telah menaikkan

harga jual dari Po ke P

1

sehingga Q keseimbangan

berkurang dari Qo

(28)

Contoh:

1. Pasar barang X memiliki fungsi permintaan dan penawaran pasar sebagai berikut:

Fungsi Permintaan (Dd) : P = 28 – 1,6Q

Fungsi Penawaran (Ss) : 2P = 1,6Q + 8 atau P = 4 + 0,8Q

Maka harga keseimbangan pasar dan jumlah keseimbangan pasar dapat dicari sebagai berikut: Permintaan = Penawaran

28 – 1,6Q = 4 + 0,8Q 28 – 4 = 2,4Q Q = 10

Pada Q = 10 maka P = 28 – 1,6 (10) = 12

Jadi pada kondisi keseimbangan pasar barang X memiliki tingkat harga keseimbangan Rp 12,- per unit dan jumlah keseimbangannya 10 unit.

Sekarang bila produsen barang X tersebut dikenai pajak penjualan sebesar Rp 2,40 perunitnya maka fungsi penawaran setelah pajak berubah menjadi:

(29)

maka keseimbangan pasar barang X setelah pajak adalah : Permintaan = Penawaran atau 28 – 1,6Q = 0,8Q + 6,40 21,60 = 2,4Q

Q = 9 dan P = 13,6

Setelah produsen tersebut dikenai pajak penjualan maka harga keseimbangan pasar naik dari Rp 12 jadi

Rp 13,6; sementara jumlah keseimbangan turun dari 10 unit menjadi 9 unit.

Konsumen menanggung beban pajak penjualan sebanyak :

= kenaikan harga X jmlhbarang stlh pajak = (13,6 – 12)x9 = Rp 14,40.

Pajak yang diterima pemerintah dari produsen: adalah

= pajak penjualan X jmlh brg stlh pjk = Rp 2,40 x 9 = Rp 21,60.

Jadi sebenarnya beban pajak yang ditanggung produsen adalah:

(30)

2.

Efek Pemberian Subsidi Penjualan

Bila produsen diberi subsidi penjualan oleh pemerintah maka

kemampuan efektif dari produsen tersebut dalam melakukan penawaran

barang yang dijualnya akan meningkat. Oleh karena itu harga barang

bersubsidi akan lebih murah daripada barang yang tidak bersubsidi.

Jika fungsi penawaran produsen:

P = a + mQ dan bila pemerintah

memberi subsidi penjualan Rp

s,-per unit barang yang ditawarkan

Maka fungsi penawaran

produsen setelah subsidi adi:

P= a + mQ-s

dimana P = harga/ unit;

(31)

Contoh:

Pasar barang X memiliki fungsi permintaan dan penawaran pasar sebagai berikut: Fungsi Permintaan (Dd) : P = 28 – 1,6Q

Fungsi Penawaran (Ss) : 2P = 1,6Q + 8 atau P = 4 + 0,8Q

Bila produsen barang tersebut diberikan subsidi oleh pemerintah sebesar Rp 1,20 maka fungsi penawaran setelah subsidi adalah :

P = f(Q) – S atau P = 0,8Q + 4 – 1,20.

Maka keseimbangan pasar setelah adanya subsidi adalah: Permintaan = Penawaran

28 – 1,6Q = 0,8Q + 4 – 1,20

sehingga diperoleh Q = 10,5 dan P = 11,2.

(32)

2) Sebuah produk mempunyai fungsi biaya : TC = a + mQ

Dimana: a = TFC dan m = AVC, sehingga TC = TFC + AVC(Q)

Jika biaya tetap (TFC) sebesar Rp 6000 dan biaya variabel perunitnya (AVC) sebesar Rp 20,- maka fungsi biaya totalnya (TC ) menjadi:

TC = 6000 + 20Q

Bila produk tersebut dijual seharga Rp 40,- perunitnya maka kondisi Break Even perusahaan tercapai pada saat:

TR = TC dimana: TR = P.Q 40Q = 6000 + 20Q

40Q – 20Q = 6000

20 Q = 6000 maka Q = 300

Sekarang bila biaya variabel perunitnya naik Rp 5,- maka fungsi biaya totalnya (TC ) adalah : TC’ = 6000 + (20 + 5)Q atau TC = 6000 + 25Q.

Kondisi break even setelah adanya kenaikan biaya variabel adalah: TR = TC’

40Q = 6000 + 25Q 40Q – 25Q = 6000

(33)

Jadi kenaikan biaya variabel perunit sebesar Rp 5,- pada harga jual

yang tetap Rp 40,-, maka untuk mencapai kondisi break even

Referensi

Dokumen terkait

Kemudahan dalam pencapaian baik dari maupun menuju tapak dilengkapi dengan transportasi menuju sarana dan prasarana di pusat kota maupun ke luar kota yaitu dengan

Dibuat berkelanjutan karena lebih baik menggunakan semua potensi alamiah disekitar tapak daripada melawan ”arus” dari lingkungan sekitar tapak, yaitu dengan membuat disain

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sampel yang mengandung 100:0 eceng gondok dan sekam padi mampu menghasilkan kadar gula reduksi tertinggi, yaitu sebesar

Kemudahan dalam pencapaian baik dari maupun menuju tapak dilengkapi dengan transportasi menuju sarana dan prasarana di pusat kota maupun ke luar kota yaitu

Padahal QFD merupakan suatu proses pengembangan produk yang sangat kompleks yang bertujuan untuk menghasilkan konsep desain yang mampu menjawab kebutuhan konsumen

Pengujian usability testing dilakukan kepada 3 orang pengguna aplikasi SIMPLE yang menghasilkan nilai yaitu untuk aspek effectiveness didapatkan hasil sebesar 100% yang

Berdasarkan sampel penelitian didapat rata-rata sebesar 24.8 dari nilai minimum 0 dan nilai maksimum 90 sehingga dapat diartikan bahwa rata- rata kepemilikan institusional

Selain itu juga, penghawaan alami yang baik dalam unit apartemen menjadikan unit apartemen sebagai ruang yang paling aman untuk bernapas bebas tanpa masker.. Penghawaan buatan Sistem