• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Shaskiya Julya Dwi Handoyo – Apartemen Inklusif di Purwokerto | 149

BAB V

PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5.1 Program Dasar Perancangan 5.1.1 Program Ruang

15. Kelompok Kegiatan Pengelola

Sumber : Analisa Penuli, 2021 No

Jenis Ruang Luas Total Besaran Ruang Kelompok

Ruang

Nama Ruang

1. Area Penerima

Lobby 56 m2

Ruang Tunggu/

Lounge

53,3 m2

Receptionist 19,20 m2

Total Besaran Ruang Penerima 128,5 m2

2. Area Penghuni

Hunian Tipe 1 BEDROOM

Kamar Tidur 14,4 m2

Kamar Mandi 6,42 m2

Ruang Tamu/ Living Room 17,83 m2

Dapur

13,38 m2 Ruang Makan

Total Besaran Ruang Hunian Tipe 1 BEDROOM (X 320 UNIT)

16.649,6 m2 Hunian Tipe 2 BEDROOM

Kamar Tidur 28,8 m2

Kamar Mandi 6,42 m2

Ruang Tamu/ Living Room 17,83 m2

Dapur

17,83 m2 Ruang Makan

Total Besaran Ruang Hunian Tipe 1 BEDROOM (X 120 UNIT)

8.505,6 m2 Hunian Tipe 3 BEDROOM

Kamar Tidur 43,2 m2

Kamar Mandi 6,42 m2

Ruang Tamu/ Living Room 25,66 m2

Dapur

26,76 m2 Ruang Makan

Total Besaran Ruang Hunian Tipe 1 BEDROOM (X 50 UNIT)

5.102 m2

(2)

Shaskiya Julya Dwi Handoyo – Apartemen Inklusif di Purwokerto | 150

16. Kelompok Kegiatan Pengelola

Tabel 4. 16 Total Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Pengelola

Sumber : Analisa Penulis, 2020 17. Kelompok Kegiatan Penunjang

Tabel 4. 17 Total Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang No

Jenis Ruang Luas Total Besaran Ruang

Kelompok Ruang

Nama Ruang

1. Area Pengelola

R. General Manager 11,16 m2

R. Sekretaris 2,55 m2

R. Pemasaran 18 m2

R. Keuangan 12 m2

R. Divisi non-Teknik dan Staff 12 m2

R. Divisi Teknik dan Staff 12 m2

R. Divisi Keamanan dan Staff 12 m2

R. CCTV 19,2 m2

R. Rapat 28,8 m2

Pantry 7,02 m2

Lavatory 9,72 m2

R. Arsip 7,8 m2

Gudang 7,8 m2

Total Besaran Ruang Penerima 160, 05 m2

No. Kelompok Ruang

Nama Ruang Luas Total Besaran Ruang

1.

Area Nursing

Homes

Resepsionis nursing home 11,2 m2

Ruang tunggu pengunjung 24 m2

Kamar Tidur Bersama 180 m2

Ruang Perawatan Lansia Demensia/Alzeimer

Ruang Makan Bersama 378 m2

Aula 252 m2

Ruang Komunitas 252 m2

Ruang bimbingan dan Konseling

11,7 m2

Ruang keterampilan kerajinan alat rumah tangga

295,2 m2

Ruang merajut dan menjahit 288 m2

Ruang Pottery 295,2 m2

Total Besaran Ruang Nursing Homes

1.987, 3 m2 Pengelola Nursing Homes

Ruang Kepala Balai 11,16 m2

(3)

Shaskiya Julya Dwi Handoyo – Apartemen Inklusif di Purwokerto | 151

Ruang Kepala Sub Bagian Tata Usaha

11,16 m2

Ruang Bendahara 5,4 m2

Ruang Pengadministrasian Keuangan

5,4 m2

Ruang Penata Laporan Keuangan

5,4 m2

Pengelola Administrasi dan Dokumentasi

5,4 m2

Ruang Pengadministrasian Persuratan

10,8 m2

Ruang Pengelola Kearsipan 5,4 m2

Ruang Analisis Perencanaan Program dan Anggaran

5,4 m2

Ruang Pengelola Administrasi Kepegawaian

5,4 m2

Ruang Pemelihara sarana dan Prasaran

10,8 m2

Ruang Pengelola Barang 10,8 m2

Ruang Kepala Seksi Perlindungan dan Jaminan Sosial

11,16 m2

Ruang Pengadministrasi Pelayanan

10,8 m2

Ruang Pengelola Perlindungan Sosial

16,2 m2

Ruang Pramu Bakti 27 m2

Ruang Pekerja Sosial 16,2 m2

Ruang Perawat 21,6 m2

Ruang Dokter Muda 5,4 m2

R. Uniform 10,8 m2

Total Besaran Ruang Pengelola Nursing Homes

218,68 m2

2. Klinik dan Apotek

Ruang Tunggu 20,8 m2

Ruang Pendaftaran 7,8 m2

Ruang Pemeriksaan/ Ruang Praktek

46,8 m2

WC/Toilet 8,32 m2

Total Besaran Ruang Klinik dan Apotek

83,72 m2

4. Resto and Cafe

Ruang Makan 216 m2

Kasir 3 m2

Dapur Foodcourt 21,6 m2

Pengelola Foodcourt

Ruang Manajer 11,6 m2

Ruang Supervisor 5,4 m2

(4)

Shaskiya Julya Dwi Handoyo – Apartemen Inklusif di Purwokerto | 152

Sumber : Analisa Penulis, 2020

18. Kelompok Kegiatan Servis

Tabel 4. 18 Total Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang 2.3.1 Jenis Ruang Luas (m2)

Ruang Mekanikal Elektrikal Bangunan

R. Genset 40

R. Travo 18

R. PABX 12

Ground Tank 30

Roof Tank 50

R. Pompa 20

R. Kontrol 12

R. IPAL (STP)

Lavatory 7,68 m2

Gudang Makanan 7,2 m2

Gudang Barang 7,2 m2

Total Besaran Ruang Resto and Cafe

279,68 m2

5. Fitness/Gym

Hall 26 m2

Resepsioni/kasir 3,25 m2

R. Latihan 182 m2

R.Ganti dan bilas 41,6 m2 Lounge

Total Besaran Ruang Fitness Center and Gym

252,85 m2

6. Kolam Renang

Kolam Renang 187,2 m2

Ruang Ganti 24,96 m2

Ruang Bilas 41,6 m2

Ruang Jemur 93,184 m2

Total Besaran Ruang Kolam Renang

346,944 m2

7. ATM Center

ATM 7,8 m2

Total Besaran Ruang ATM Center

7,8 m2

8. Minimarket

R. Penjualan 208 m2

Kasir 612m2

Gudang 48 m2

Total Besaran Ruang Minimarket

868 m2

9. Clubhouse Clubhouse 72 m2

Total Besaran Ruang Clubhouse 72 m2

10.

Multi- function room

Stage 19,5 m2

Audience Room 288 m2

Total Besaran Ruang Multi Function Room

307,5 m2

(5)

Shaskiya Julya Dwi Handoyo – Apartemen Inklusif di Purwokerto | 153

Water Treatment 24

R. Kontrol IPAL 6

R. Penampung Sampah 20

Jumlah 283

Sirkulasi 20% 56,6

Total Luas 339,6

Ruang Perawatan Bangunan

R. Cleaning Service 21,6

Gudang Alat 8

Jumlah 29,6 Sirkulasi 20% 5,92 Total Luas 35,52 Ruang Loading Dock

R. Bongkar Muat 20

Gudang Barang 12

Jumlah 32

Sirkulasi 20% 6,4

Total Luas 38,4

Total Luas Kelompok Kegiatan Servis 413,52

Sumber : Analisa Penulis, 2020

Tabel 4. 19 Total Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Penunjang

Jenis Ruang Luas (m2)

Parkir Penghuni

Parkir mobil 4.420

Parkir mobil difabel 202,3

Parkir motor 953,28

Parkir Penyewa retail dan fasilitas lainnya

Parkir mobil 468

Parkir motor 254,88

Parkir Pengelola Apartemen

Parkir mobil 468

Parkir motor 254,88

Parkir Pengunjung

Parkir mobil 468

Parkir motor 254,88

Jumlah 7.744,22 Sirkulasi 100% 7.744,22 Total Luas 15.488,44

Sumber : Analisa Penulis, 2021

Tabel 4. 20 Kesimpulan Program Ruang Apartemen Inklusif di Purwokerto

No. Kelompok Ruang Luas (m2)

1. Total Luas Kelompok Kegiatan Utama 30.385,7

(6)

Shaskiya Julya Dwi Handoyo – Apartemen Inklusif di Purwokerto | 154

2. Total Luas Kelompok Kegiatan Pengelola 160,05

3. Total Luas Kelompok Kegiatan Penunjang 4.422,474

4. Total Luas Kelompok Kegiatan Servis 413,52

5. Total Luas Parkir 15.488,44

Total Luas 50.870,194

5.1.2 Tapak Terpilih 5.1.1.1 Tinjauan Site

Pemilihan tapak berdasarkan persyaratan-persayartan yang telah diuraikan pada bab- bab sebelumnya, yaitu tapak dekat dengan area layanan dasar kesehatan dan kebugaran yaitu, Community Recreation Centers and Parks, Fasilitas Kesehatan, dan Apotek. Contoh layanan dasar sosial dan spiritual yaitu, perpustakaan, tempat ibadah, community services, dan educational opportunities. Contoh dari layanan dasar pilihan makanan sehat yaitu, toko kelontong, pasar hasil tani, restaurant dan kebun komunitas.

5.1.2 Tinjauan Site Mikro

Gambar 3. 6 Tapak Apartemen Terpilih di Purwokerto Sumber : Analisa penulis, 2021

Site yang terpilih berada di Jl. Ringin Tirto, Purwokerto dengan luas ±24.000 m2. Berdasarkan persyaratan bangunan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dan bangunan tinggi di sekitar Purwokerto serta RDTRK Kabupaten Banyumas, ketentuan lain yang yang mengatur pembangunan Apartemen Inklusif ini antara lain :

KDB : 60%

KLB : 4 (11 lantai)

GSB : 15 meter (Jalan Kolektor)

Dengan batas-batas lahan sebagai berikut :

Rumah Warga Rumah Warga

Rumah Warga

Pasar

Pertokoan dan Restoran Pertokoan dan Jasa

U

Jl. Ringin Tirto

Jl. Profesor HR.

Boenyamin

Jl. Gn. Singgalang Jl. Gn. Singgalang

(7)

Shaskiya Julya Dwi Handoyo – Apartemen Inklusif di Purwokerto | 155

Utara : Rumah warga dan pertokoan

Selatan : Rumah warga dan pertokoan/restoran Timur : Pasar dan pertokoan

Barat : Rumah warga B. Tinjauan Site Meso

Lokasi site jika ditinjau dalam skala meso. Site berada di dekat dengan perdagagangan dan jasa, danjuga dekat dengan permukiman warga dan fasilitas kesehatan yang dapat dicapai dengan berjalan kaki. Selain itu, site yang berdekatan dengan permukiman warga menjadikan apartemen ini tidak asing dengan lingkungan sekitar. Selain itu, kedekatan fasilitas-fasilitas dengan site ini menjadikan siter ini berada pada lokasi yang strategis.

Gambar 3. 7 Tinjauan Site Meso Sumber : Analisa Pribadi, 2021 C. Tinjauan Site Makro

Site berada di Jl. Ringin Tirto dan Jl. HR. Boenyamin, yang merupakan jalan kolektor dan berada di tengah-tengah pusat kegiatan Kota Purwokerto. Lokasinya yang berada di tengah-tengah memberikan kemudahan akses pencapaian ke fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan, seperti fasilitas pendidikan, perumahan sekitar, fasilitas kesehatan (Rumah Sakit), perdagangan dan jasa, dan fasilitas lainnya.

Permukiman

rekreasi

Fasilitas Kesehatan site

Perdagangan dan Jasa

(8)

Shaskiya Julya Dwi Handoyo – Apartemen Inklusif di Purwokerto | 156

Gambar 3. 8 Tinjauan Site Makro

Sumber : Analisa penulis, 2021

Lokasinya yang berada pada tengah dan tidak terlalu jauh dengan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dapat menjalin hubungan timbal balik antara site dan lingkungan sekitarnya. Sehingga dengan adanya Apartemen Inklusif di Purwokerto dapat menjadi pelengkap dan satu kesatuan pada Kawasan tersebut.

5.2 Program Dasar Perencanaan 5.2.1 Aspek Kinerja

A. Sistem Pencahayaan

Sistem pencahyaan yang digunakan umumnya terdapat dua macam sistem yaitu sistem pencahyaan alami dan sistem pencahayaan buatan. sistem pencahayaan yang baik sangat diperlukan pada perencanaan dan perancangan apartemen inklusif karena penggunanya bukan hanya orang yang memiliki kemampuan visual yang normal, tetapi juga lansia yang memiliki penurunan kemampuan visual. Pencahayaan yang baik juga dapat meminimalisir resiko bahaya, pencahayaan yang buruk meningkatkan resiko terjatuh akibat lubang dan lainnya. Berikut merupakan 2 sistem pencahayaan :

1. Pencahayaan alami

Pencahayaan alami merupakan pencahayaan yang memanfaatkan dan mengoptimalkan cahaya matahari sebagai penerangan ruang pada siang hari, sehingga dapat menghemat energi listrik. Pencahayaan alami yang masuk kedalam bangunan apabila didesain dengan baik akan memberikan

Site

Rumah Warga Fasilitas Kesehatan Apotek

Fasilitas Pendidikan

Perdagangan dan Jasa

Polsek

(9)

Shaskiya Julya Dwi Handoyo – Apartemen Inklusif di Purwokerto | 157

pengalaman ruang yang lebih natural dan menyatu dengan alam bagi penggunanya tergantung pada pergerakan matahari.

Permainan cahaya matahari juga dapat digunakan pada ruang-ruang komunal yang menjadi titik kumpul penggunanya, seperti plaza komunitas, ruang komunitas, unit-unit apartemen dan ruang lainnya,

2. Pencahayaan buatan

Pencahayaan digunakan pada ruang-ruang yang tidak terjangkau oleh cahaya matahari atau ruang-ruang yang memang dikhususkan tertutup.

Pencahayaan buatan juga digunakan pada malam hari. Pencahayaan buatan juga penting sehingga tidak ada ruang-ruang accessible yang gelap yang dapat membahayakan penghuni dengan permasalahan penglihata. Salah satu ruang yang membutuhkan cahaya buatan baik siang maupun malam hari yaitu koridor unit apartemen, karena apartemen menggunakan sistem double loaded.

B. Sistem Penghawaan

Sistem penghawaan juga terdapat dua macam, yaitu sistem penghawaan alami dan buatan. sistem penghawaan yang digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan, jenis dan fungsi ruang-ruangnya.

1. Penghawaan alami

Sistem penghawaan alami juga perlu diterapkan pada bangunan apartemen, sehingga dapat menghemat energi dan cost untuk pendingin ruang. Sistem penghawaan alami juga dapat memberikan suasan sejuk dan alami, sehingga lebih menyatu dengan alam. Namun agaknya, dengan konsep sirkulasi double loaded, penghawaan alami kurang efektif diterapkan karena tidak terjadi cross ventilation dalam ruangan.

Sirkulasi udara yang baik juga merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam rumah, terlebih lagi di masa pandemic COVID-19, yang mana rumah beralih fungsi tidak hanya sebagai hunian, tetapi pusat kegiatan sekolah dan bekerja. Sirkulasi udara yang baik dapat meminimalisir penyebaran virus COVID-19 di dalam rumah, terlebih lansia merupakan kelompok yang paling renta tertular penyakit. Selain itu juga, penghawaan alami yang baik dalam unit apartemen menjadikan unit apartemen sebagai ruang yang paling aman untuk bernapas bebas tanpa masker.

2. Penghawaan buatan

Sistem penghawaan buatan tetap diperlukan baik di dalam unit apartemen maupun fasilitas-fasilitas publik yang tersedia. Sistem penghawaan buatan yang dapat digunakan dapat berupa AC maupun kipas angin.

C. Sistem Jaringan Listrik

(10)

Shaskiya Julya Dwi Handoyo – Apartemen Inklusif di Purwokerto | 158

Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama. Setelah melalui transformator (trafo), aliran tersebut didistribusikan ke tiap-tiap unit hunian, melalui meteran yang letaknya jadi satu ruang dengan ruang panel.

Untuk keadaan darurat disediakan generator set yang dilengkapi dengan automatic switch sistem yang secara otomatis (dalam waktu kurang dari 5 detik) akan langsung menggantikan daya listrik dari sumber utama PLN yang terputus. Generator set mempunyai kekuatan 70% dari keadaan normal. Perlu diperhatikan bahwa generator set ini membutuhkan persyaratan ruang tersendiri, untuk meredam suara dan getaran yang ditimbulkan. Biasanya untuk mereduksi getaran dan suara ini digunakan double slab, pada ruang ini juga bisa dilapisi dengan rockwall.

D. Sistem Jaringan Air Bersih

Air bersih diperoleh dari sumur artetis, ataupun pam yang kemudian di tamping pada ground water reservoir. Sistem distribusi air bersih yang dapat diterapkan adalah :

3. Up feed Distribution Sistem

Sistem distribusi ini air di tampung di bawah tanah (ground reservoir), lalu air dipompa dan didistribusikan ke unit atau bagian bangunan yang membutuhkan.

4. Down feed Distribution Sistem

Air dari ground reservoir dipompa dan kemudian disimpan lagi pada roof reservoir, lalu didistribusikan ke unit-unit apartemen atau ruang-ruang yang membutuhkan dengan gaya gravitasi.

E. Sistem Pembuangan Air Kotor

Sistem pembuangan air kotor dapat dibedakan menjadi tiga macam, berdasarkan jenis air buangannya, yaitu :

4. Air Hujan

Sistem pembuangan air hujan ialah bagaimana air hujan yang turun ke bangunan dapat dikumpulkan dan diolah sehingga dapat digunakan atau dimanfaatkan kembali untuk berbagai kepentingan dalam apartemen. Air hujan yang telah dikumpulkan dapat di salurkan kembali ke toilet, binatu dan irigasi. Penggunaan air hujan kembali merupakan salah satu cara konservasi air.

(11)

Shaskiya Julya Dwi Handoyo – Apartemen Inklusif di Purwokerto | 159

Gambar. 2 Sistem Pembuangan air hujan

Sumber : Apartment Design Guidelines, 2015 5. Grey Water

Grey water atau air pembuangan bekas merupakan pembuangan air yang bersumber dari wastafel, keran air dan air bekas mandi. Grey water dapat pula diolah dan disalurkan kembali untuk penyiraman tanaman, flush toilet maupun sprinkler.

6. Black Water

Black water merupakan limbah yang berasal dari kotoran manusia yang berasal dari toilet, urinal, dan bidet. Limbah tersebut harus memiliki saluran khusus dan segera dialirkan ke septic tank.

E. Sistem Pencegahan dan Pemadam Kebakaran

Sistem pencegahan kebakaran sangat diperlukan pada bangunan yang menampung orang banyak, sehingga resiko kebakaran dapat diminimalisir.

Sistem dapat memberikan alarm bahaya ataupun langsung mengaktifkan alat pemadam secara otomatis.

Sistem pencegahan dan pemadam kebakaran yang dapat digunakan, antara lain :

J. Alat deteksi asap (smoke detector), merupakan alat yang dapat mendeteksi asap dengan radius tertentu yang kemudian menyalakan alarm kebakaran.

K. Alat deteksi api, merupakan alat yang dapat mendeteksi api dengan sistem penangkapan sinar UV yang dipacarkan oleh sumber kebakaran.

Alat ini diletakkan pada ruang-ruang khusus tergantung fungsinya.

L. Sprinkler, merupakan alat pemdam kebakaran yang diletakkan di langit- langit bangunan. Radius penempatannya 4 meter dan akan aktif apabila suhu ruang mencapai 60°C-70°C.

M. Fire Extinguisher, merupakan alat pemadam kebakaran berbentuk tabung yang berisi zat kimia, dan dioperasikan secara manual. Alat ini diletakkan setiap 20-25 meter dengan jangkauan 200-250 cm.

N. Hydrant Box, merupakan alat pemadam kebakaran yang diletakkan pada dinding bangunan dan dioperasikan secara manual setiap jarak 30. Alat ini

(12)

Shaskiya Julya Dwi Handoyo – Apartemen Inklusif di Purwokerto | 160

disambungkan dari penyimpanan air khusus untuk penanganan kebakaran.

O. Hydrant Pillar, diletakkan di luar bangunan untuk memadamkan api.

F. Sistem Penangkal Petir

Sistem penangkal petir yang cocok untuk bangunan Apartemen Inklusif ini ialah sistem electrostatic. Sistem penangkal petir ini digunakan karena sesuai dengan fungsi dan bentuk bangunan apartemen, yaitu bangunan tinggi. Sistem ini penyalurannya dapat menggunakan single grounding rod.

G. Sistem Pembuanagn Sampah

Sistem pembuangan sampah pada Apartemen Inklusif ini akan ditampung sementara pada penampungan sampah sementara yang dapat diakses melalui shaft sampah yang ada di setiap lantai unit apartemen.

Namun perlu juga ruang khusus penampungan sampah dengan memisahkan sampah-sampah organic dan anorganik, serta perlu disediakan ruang untuk penampungan sementara sampah-sampah yang berukuran besar.

H. Sistem Keamanan

sistem keamanan dapat menggunakan CCTV, dan kegiatan security.

Dapat dengan one gate sistem dilengkapi pos security di depan bangunan sehingga pengunjung apartemen dapat terpantau.

I. Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi yang diterapkan pada bangunan APartemen Inklusif di Purwokerto adalah sebagai berikut :

1. Sistem Komunikasi Internal

Sistem komunikasi internal yang dapat digunakan antara lain pesawat telepon di setiap unit apartemen yang khusus untuk komunikasi internal apartemen, fasilitas ini diperlukan apabila lansia membutuhkan pertolongan cepat kepada pengelola bangunan maupun ke sesame penghuni apartemen.

Selain itu juga, dapat menggunakan sistem audio pada fasilitas-fasilitas publik seperti lift, diperuntukkan bagi lansia yang memiliki masalah penglihatan. Dan juga, signage dan wayfinding menggunakan komunikasi visual grafis yang jelas, dapat pula menggunakan kode warna sehingga memudahkan lansia dengan masalah memori (demensia/Alzheimer).

2. Sistem Komunikasi Eksternal

Sistem komunikasi eksternal yang dapat digunakkan dapt berupa telepon pribadi, internet, dan faximile.

Selain itu, untuk apartemen khusus lansia, dapat memasang sensor- sensor untuk melacak keberadaan maupun aktivitas yang dilakukan lansia. Sehingga keluarga maupun perawat dapat dengan mudah mengawasi aktivitas lansia tersebut, apakah mereka sudah makan atau belum, sudah bangun atau belum.

(13)

Shaskiya Julya Dwi Handoyo – Apartemen Inklusif di Purwokerto | 161

J. Sistem Transportasi Vertikal

Sistem transportasi vertikal yang digunakkan pada Apartemen Inklusif di Purwokerto ialah tangga, ramp dan lift. Sistem ini disediakan untuk dapat mengakomodasi semua orang tanpa memandang usia, gender dan kemampuan tubuh. Sehingga semua dapat didorong untuk aktif, khususnya lansia yang memiliki keterbatasan mobilitas.

5.2.2 Pendekatan Aspek Teknis A. Sistem Struktur Bangunan

Purwokerto merupakan daerah yang dekat dengan Gunung Selamet, sehingga purwokerto memiliki potensi bencana gempa bumi akibat letusan Gunung Selamet maupun potensi akibat pergeseran tanah.

Gambar 2. 110 Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Selamet Provinsi Jawa Tengah

Purwokerto berada di radius ±20 km dari Gunung Selamet, yang mana berada di titik aman dari resiko letusan Gunung. Purwokerto juga merupakan daerah yang memiliki resiko pergerakan tanah yang sangat rendah.

(14)

Shaskiya Julya Dwi Handoyo – Apartemen Inklusif di Purwokerto | 162

Gambar 2. 111 Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kabupaten Banyumas,

Provinsi Jawa Tengah

Aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam memilih struktur yang tepat pada bangunan apartemen ini ialah kekuatan, keamananan dan ketahanan bangunan.

Hal ini karena apartemen sebagai bangunan hunian yang menampung banyak orang dan mungkin ditempati dalam jangka Panjang.

Fungsinya sebagai bangunan apartemen dan merupakan bangunan tinggi, struktur yang digunakan ialah struktur rangka grid dengan core. Struktur rangka

grid untuk kemudahan perancangan, kenyamanan ruang dan kemudahan pemakaian.

B. Modul

Modul yang digunakan pada bangunan apartemen ini merupakan modul horizontal dan modul vertikal. jarak modul horizontal menyesuaikan dengan pembagian unit apartemen, dengan jarak minimal 8.1 meter sehingga memudahkan dalam pembagian ruang apartemen dan ruang parkir kendaraan. Sedangkan modul vertikal disesuaikan dengan fungsi ruang apartemen, pada unit apartemen lebar dari lantai ke langit-langit minimal 2,7 meter, dan pada ruang komunal dan komersil minimal 3,3 meter dari lantai ke langit-langit.

C. Sistem Bahan Bangunan

Sebagai hunian yang memperhatikan lansianya, bahan bangunan yang dipilih yaitu menggunakan bahan bangunan yang sustainable dan mudah dalam perawatan. Bahan bangunan juga harus memperhatikan keamanan, kesehatan dan keselamtan.

Berikut ini persyaratan material yang dapat digunakan adalah :

6. Menggunakan bahan yang keras, rata dan kesat pada area sirkulasi sehingga memudahkan aksesibilitas lansia dan anak-anak.

7. Menggunakan transisi material yang menandakan arah atau sebagai navigasi.

(15)

Shaskiya Julya Dwi Handoyo – Apartemen Inklusif di Purwokerto | 163

8. Menggunakan warna-warna yang kontras agar meningkatkan visibilitas

dan kemampuan mengingat bagi lansia.

9. Meminimalisir penggunaan material yang dapat membahayakan lansia dan anak-anak.

10. Menggunakan material yang mudah dalam perawatan.

D. Pendekatan Aspek Visual Arsitektural

Pendekatan desain inklusif yang didukung dengan UD menjadi pertimbangan dalam mendesain Apartemen Inklusif ini, yang mana mempertimbangkan akan kebutuhan generasi muda dan lansia, sehingga bangunan dapat memberikan kesempatan penggunaan kepada semua orang.

a. Massa Bangunan

Massa bangunan mengambil bentuk geometris karena dianggap merupakan bentuk paling efektif dalam perumahan. Bentuk geometris juga bentuk yang paling beraturan yang dapat mengurangi kebingungan pada penggunanya. Bentuk ini dianggap paling cocok untuk digunakan pada apartemen inklusif dimana didalamnya terdapat lansia yang cenderung rentan, akan masalah memori (ingatan).

Pada ruang-ruang perawatan Alzheimer ruang-ruang dapat didesain dengan konsep looping, sehingga menghindari resiko terbentur akibat sudut-sudut ruang dan juga tersesat.

b. Orientasi Bangunan

Orientasi bangunan menyesuaikan dengan kebutuhan akan tempat tinggal yang nyaman dan sehat. Orientasi panjang bangunan menghadap utara-selatan merupakan pilihan terbaik, sehingga bangunan tidak terlalu panas, dan ruang-ruang huni dapat tersinari matahari dan membunuh bakteri. Selain itu juga sinar matahari diperlukan bagi lansia untuk berjemur sehingga mereka tidak perlu jauh-jauh untuk pergi ke luar unit apartemennya. Cahaya matahari juga memberikan pengalaman ruang yang lebih baik dan alami pada siang hari dan dapat menghemat penggunaan energi untuk pencahayaan pada siang hari.

c. Pendekatan Melalui Penekanan Desain

Penekanan desain dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan fisik dan psikologis dari penghuni apartemennya, yang mana menjadi focus perhatiannya adalah lansia. Penekanan desain apartemen ini mengarah pada penekanan desain inklusif yang mana didukung dengan penekanan UD.

Prinip-prinsip desain inklusif sejatinya mengarah pada suatu perkembangan yang mirip dengan prinsip Universal Desain :

Prinsip Desain Inklusif dan Universal Desain

Aspek Penerapan Inclusive and

Accomodating (Inclusive Design) – Equitable Use (Universal Design)

Ruang Sirkulasi

Ruang sirkulasi disediakan untuk semua golongan tanpa memandang ras, usia, dan gender. Sehingga anak-anak maupun lansia dapat mengoperasikannya.

Penerapan :

(16)

Shaskiya Julya Dwi Handoyo – Apartemen Inklusif di Purwokerto | 164

- Sistem transportasi vertikal yang

aman, dan dapat diakses oleh semua denga penggunaan ramp, penggunaan lift. Dengan

dilengkapi keamanan yaitu disediakan handrail sehingga resiko terjatuh dapat

diminmalisir.

- Penggunaan material yang keras, rata dan kesat sehingga ruang sirkulasi tidak membahayakan penggunanya akibat tersandung.

(Tolerance of Error-UD) Flexibel (Inclusive Design

) – Flexibility in Use (UD)

Ruang Komunal

Ruang komunal dapat dioperasikan oleh semua pengguna, ruang melengkung dianggap menjadi ruang yang aman karena lansia maupun orang-orang yang memiliki gangguan penglihatan sehingga resiko terbentur dapat

diminimalisir.

Pintu Penerapan pintu dengan sensor, sehingga pengguna yang membawa paket dapat menggunakannya tanpa kesulitan, penggun kursi roda juga dapat lebi nyaman

menggunakannya tanpa perlu manuver setelah membuka pintu.

Ruang yang tersedia dapat lebih lebar.

Convenient (Inclusive Design) – Low Physical Effort (UD)

Sirkulasi Penempatan lift pada tengah atau pusat bangunan serta kedekatanya dengan fasilitas penunjang

kebutuhan sehari-hari.

Accomodating Understandable (Inclusive Design)

Signage (Perceptable Information)

Penggunaan signage dengan kode warna, minim tulisan, dan font yang besar akan mudah untuk dimengerti.

Wayfinding Simple and Intuitive (Universal Design)

Penggunaan kode warna pada bangunan sebagai navigasi pengguna.

(17)

Shaskiya Julya Dwi Handoyo – Apartemen Inklusif di Purwokerto | 165

d. Olahan Lanskap

Lanskap merupakan komponen penting karena dapat menjadi komponen sebagai mental healing, dan dapat mempengaruhi iklim setempat. Olhan lanskap dapat digunkan sebagai titik berkumpul antar-generasi yang mendorong terjadinya interaksi sosial antar penggunanya. Lanskap dapat diolah menjadi ruang terbuka hijau, playground untuk anak-anak dan untuk lansia (gym outdoor).

Referensi

Dokumen terkait

Ruang-ruang pada Fasilitas Rumah Kasih yang menggunakan sistem. penghawaan alami adalah: ruang rawat inap, ruang

Menggunakan penerangan alami melalui bukaan-bukaan pada bangunan serta penerangan buatan dengan listrik yang diperoleh dari SDP yang merupakan panel distribusi

Sistem penghawaan buatan menggunakan AC pada bangunan apartment dapat diterapkan di semua ruang yang ada, namun sebagai penunjang konsep filosofi simbiosis, penggunaan AC

rayban Malam hari : Pencahayaan merata dengan lampu LT Perlu Penghawaan alami dengan bukaan pada jendela dan sirkulasi udara pada ruang P erlu tidak perlu Pengelola

Pada area kompetisi dan latihan menggunakan penghawaan buatan (AC), pada ruangan tertentu yang memungkinkan menggunakan penghawaan

165 menggunakan penghawaan buatan yaitu AC (Air Conditionair) karena pada ruang pameran, khususnya pada ruang pertunjukkan memerlukan ruang yang kedap suara agar

Sistem Penghawaan/Pengkondisian Udara Sistem penghawaan atau pengkondisian udara pada bangunan hotel ini terbagi menjadi 2, yaitu :  Sistem Penghawaan Alami Sistem penghawaan alami

 Sistem Modul Sistem modul yang digunakan pada apartemen menggunakan modul horizontal dan vertikal, karena selain mempertimbangkan aktivitas dalam bangunan, modul ditentukan juga