BABII
TINJAUAN PUSTAKA
Indocyanine Green
Indocyanine green (ICG) adalah zat warna tricarbocyanine yang pertama kali diperkenalkan oleh Fox dkk pada tahun 1957 untuk mengukur aliran darah dan mendeteksi adanya kelainan jantung. Kemudian ICG digunakan untuk uji fungsi hati oleh J. Caesar dkk untuk pertama kalinya pada tahun 1961. Cooke dkk pada tahun 1965 juga melakukan penelitian fungsi hati dengan menggunakan ICG terhadap 92 orang subjek dan didapatkan retensi pada subjek tanpa penyakit hati 0 – 10%, subjek dengan sirosis hati 6 – 77%, karsinoma sekunder pada hati 25 – 35%, infeksi hepatitis aktif 22 – 59%, hepatitis konvalesen 9 – 20%.(Cooke,1963)
Prinsip dan teknik pemeriksaan
ICG merupakan anion organik dimana setelah diinjeksikan ke dalam vena hampir seluruhnya terikat pada protein, terutama albumin dan α1-lipoprotein. ICG tetap berada dalam ruang
Eliminasi ICG oleh hati sangat tergantung pada dosis yang diberikan, dimana hampir seluruhnya (97%) dikeluarkan (praktis tidak berubah) dalam empedu dan tidak diserap oleh usus. Kapasitas transport pengambilan ICG pada sistem lokal dalam membran sel sinusoid hati adalah > 72 umol/kgBB, yang jauh melebihi kapasitas transport ekskretori. Jika jumlah pemberian ICG intravena melebihi kapasitas ekskretori, maka ICG akan terakumulasi dalam hati, dalam hal ini efek antikholeretik akan menghambat asam empedu dan tidak tergantung pada aliran empedu. Oleh karena itu, dosis ICG yang digunakan jauh dibawah kemampuan maksimal ekskretori hati. Setelah ekstrasi oleh hati hampir seluruhnya tercapai, bersihan ICG akan sesuai dengan aliran plasma hati.
Karena kelarutan dan stabilitas ICG dalam larutan air kurang dari Bromosulfopthalein (BSP), larutan uji yang baru harus selalu disiapkan sebelum digunakan. Penambahan albumin akan meningkatkan stabilitas, akan tetapi menyebabkan pergeseran absorpsi spectrum dari 780 ke 805 nm.
darah hati dapat ditentukan dengan membagi bersihan ICG dengan konsentrasi ICG serum 5 menit setelah pemberian.
Dengan dosis ICG yang umum diberikan, sistem transport sel hati untuk ICG tidak menjadi jenuh. Oleh karena itu penurunan fungsi sel hati yang sedikit tidak dapat terdeteksi dengan uji ICG. Dengan memperbesar dosis ICG dan peningkatan gangguan fungsi sel hati atau pengurangan massa sel hati, tingkat ekstraksi ICG semakin berkurang dan bersihan ICG tidak lagi tergantung secara eksklusif pada aliran darah. Dalam kasus ini, pemberian ICG secara kontinu dengan infus intravena lebih unggul dibandingka pemberian secara bolus. Namun dosis ICG yang lebih tinggi berhubungan dengan peningkatan efek samping. (Dancygier,2010)
Faktor – faktor yang mempengaruhi pemeriksaan ICG
Indocyanine green tidak terganggu dengan obat – obatan kecuali rifampicin, bilirubin (samp ai dengan 4 mg/dL) atau hipertrigliserida. Bilirubin dan rifampicin menghambat ambilan ICG oleh hepatosit. Namun untuk tujuan klinis, penghambatan ICG dan eliminasi oleh bilirubin dapat diabaikan sampai tingkat bilirubin serum 4 mg/dL. Berbeda dengan BSP, konsentrasi ICG dalam jaringan limfe tidak meningkat pada obstruksi bilier. (Dancygier,2010)
Efek samping
Penilaian ICG
ICG telah menggantikan BSP untuk evaluasi aliran plasma hati meskipun kurang sensitif dibandingkan BSP dalam menilai adanya kerusakan sel hati yang minimal. Uji fungsi hati dengan ICG tidak rutin dilakukan dalam praktek sehari – hari karena biaya yang tinggi. (Dancygier,2010)
Pada pasien dengan sirosis hati, bersihan ICG berkolerasi dengan klasifikasi Child-Pugh, (Sheng, 2009) eliminasi BSP, kapasitas eliminasi galaktosa, dan dengan hasil tes nafas aminpyrine. Pada pasien setelah transplantasi hati atau reseksi parsial hati, bersihan ICG adalah indikator yang baik dari uji fungsi hati dan ini dapat membantu untuk memprediksi kegagalan transplantasi.(Hori,2006) Pada pasien dengan sirosis bilier primer, bersama dengan parameter lain, uji ICG dapat membantu memperkirakan probabilitas kelangsungan hidup. (Dancygier,2010)
Klasifikasi Child Pugh
Pada tahun 1973, Pugh et al. Menggunakan versi yang telah dimodifikasi untuk klasifikasi pasien yang menjalani operasi transeksi untuk varises oesofageal. Mereka mengganti status nutrisi dengan prothrombin time (PT) dan menentukan skor antara 1 sampai 3 pada tiap variabel. (Cholongitas,2005)
Tabel 1.1. Klasifikasi Child Pugh (CP).(fong,2007)
Parameter 1 point 2 point 3 point klasifikasi
Encepalofati Tidak dijumpai Grade I-II Grade III-IV A : 5-6 point B : 7-9 point C: 10-15 point
Bilirubin (Mg/dl) < 2 2-3 >3
PT prolongation 1-4 4-6 >6
Ascites Tidak dijumpai terkontrol berulang
Albumin (g/L) >35 28-35 <28
Tumor hati
Untuk pasien yang diduga menderita HCC, tujuan investigasi diagnostik adalah (1) verifikasi diagnosis, (2) menentukan luasnya penyakit, (3) menentukan cadangan hati fungsional, dan (4) menilai faktor penentu biologis yang menjadi prediktor panjang-prognosis jangka panjang. Diagnosis HCC biasanya dapat positif ditegakkan dengan noninvasif dengan kombinasi sejarah, fisik, imaging, dan tes darah. Ada sedikit keraguan diagnostik pada pasien dengan massa hati yang konsisten dengan HCC pada CT atau MRI dan serum AFP> 500 ng / dL. Kombinasi diagnostik dan pengobatan dapat ditegakkan tanpa diagnosis jaringan. Kehadiran sirosis, hepatitis atau infeksi seperti yang didokumentasikan oleh adanya HBsAg atau HCV dalam darah
Tumor hati terdiri dari:
,
-Malignant mesenchymal tumours of the liver 3.Metastatic tumor
-Metastatic liver disease
-Carcinoid tumor(Rode’s,2007)
500.000/tahun.(Benzoni,2007)Dari data yang ada ternyata kasus ini cenderung meningkat didunia dan dilaporkan setiap tahunnya ditemukan 25.000 kasus baru.(Makuuchi,2007)
Reseksi hati memberikan harapan kesembuhan pada kasus HCC.(Alvarez,1996) Namun terapi HCC erat kaitannya dengan staging tumor tersebut. Staging tumor memberikan panduan untuk memberikan terapi.(Yan,2003)
Saat ini diketahui hati merupakan salah satu organ yang paling sering menjadi tempat metastasis dari berbagai keganasan, terutama Gastrointestinal, payudara dan paru-paru.Pada umumnya metastasis tersebut terjadi melalui vena porta, dan sebagian kecil melalui pembuluh limfe, seperti keganasan dari ekstra hepatic bile duct system.(Kojiro,2007)
Tabel 1.2. Perbandingan survival rate hepatik kolorectal karsinoma metastase yang tidak dilakukan reseksi hati dan yang dilakukan reseksi hati.
kolorektal liver metastase yang tidak di reseksi.(Bruix, 2005)
kolorektal liver metastase yang di