• Tidak ada hasil yang ditemukan

: Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana J01844

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan ": Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana J01844"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN

HASIL

BELAJAR

MATEMATIKA

MELALUI

MODEL

KOOPERATIF TIPE TGT BERBANTUAN MEDIA

PUZZLE

DI SD

1

Fidyatur Rochmah2Agustina Tyas Asri Hardini

1,2

PGSD/FKIP/UKSW 1

fidya967@gmail.com2tyas.asri@staff.uksw.edu

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media puzzle. Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SDN Tegalrejo 02 Salatiga tahun 2017 yang berjumlah 37 siswa. Model yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan dengan media puzzle. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi dan tes. Hasil analisis data menunjukkan bahwa model pembelajaran TGT berbantuan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Berdasarkan ketuntasan belajar dengan KKM ≥67 terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II yakni dari 70,2%:91,8%. Hasil belajar berdasarkan nilai rata-rata kelas dari siklus I ke siklus 2 yakni dari 77,6:85,3.PTK ini dikatakan berhasil, yang ditunjukkan oleh besarnya persentase siswa yang mencapai KKM ≥67, mencapai 85,3% lebih tinggi dari 80% jumlah siswa yang telah ditetapkan dalam indikator keberhasilan PTK.

Kata kunci: hasil belajar, TGT, media Puzzle

PENDAHULUAN

Pembelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

diajarkan di SD selain mata pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan,

Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Menurut Wahyudi dan Inawati

(2009:1) “Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di

pendidikan dasar karena Matematika sangat penting digunakan dalam kehidupan

sehari-hari”. Hampir semua mata pelajaran di SD menerapkan perhitungan dalam

Matematika, oleh sebab itu dalam pengajaran mata pelajaran Matematika diberikan

alokasi waktu yang cukup banyak dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya.

Dalam pelaksanaan pembelajaran siswa kelas 4 SDN Tegalrejo 02 Kecamatan

Argomulyo Kota Salatiga pada mata pelajaran Matematika, bahwa guru masih

mengajar dengan cara yang konvensional, dimana dalam penyampaian materi guru

masih menggunakan metode ceramah. Dengan metode yang digunakan guru ini

(2)

menggunakan media yang konkret. Nampak bahwa pembelajaran tidak didesain

menggunakan model pembelajaran tertentu misalnya model pembelajaran kooperatif

tipe TGT. Guru hanya menggunakan metode ceramah saja dan juga tanpa

menggunakan media yang konkret.

Pengukuran hasil belajar didasarkan aspek kognitif saja, tanpa memberikan

pengukuran terhadap aspek sikap dan aspek ketrampilan siswa. Hasil belajar siswa

berdasarkan skor tes mata pelajaran matematika dengan KKM ≥67, 15 siswa (40,5%)

nilainya sudah mencapai KKM sedangkan 22 siswa (59,4%) siswa nilainya masih belum

mencapai KKM. Rendahnya hasil belajar siswa menjadi masalah yang perlu segera

diatasi. Hasil observasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, menunjukkan bahwa

rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena ketidaktepatan guru dalam memilih

model pembelajaran. Dengan demikian perlu adanya perbaikan pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Maka dari itu

penulis ingin meningkatkan hasil belajar Matematika kelas 4 pada materi bangun

ruang.Dari permasalahan yang terjadi maka peneliti ingin melakukan penelitian

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media puzzle.

Pembelajaran kooperatif tipe TGT menurut Slavin (2010:175) TGT memiliki 6

tahapan, Tahap pertama, guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran secara

umum yang ingin dicapai siswa dapat menjelaskan pengertian bangun ruang dan

sifat-sifatnya. Motivasi yang diberikan oleh guru berupa menyanyi bangun ruang. Tahap

kedua, guru menyajikan materi pelajaran secara umum kepada siswa. Selama proses

pembelajaran ini, peneliti melakukan pengamatan tentang aktivitas belajar siswa dan

guru yang mengajar. Tahap ketiga, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

secara heterogen, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Tahap

keempat, guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen dan membimbing

siswa dalam pelaksanaan kegiatan turnamen. Tahap kelima, guru membagi soal

evaluasi kepada siswa, soal evaluai diberikan pada akhir siklus. Tahap keenam, guru

memberikan penghargaan kepada setiap anggota kelompok yang memiliki perolehan

skor tertinggi. Diharapkan dengan adanya penghargaan atau pemberian hadiah ini,

(3)

memperoleh skor yang maksimal. Media puzzle menurut Rokhmat (2006: 50)

menyatakan, “puzzle adalah permainan konstruksi melalui kegiatan memasang atau

menjodohkan kotak-kotak, atau bangun-bangun tertentu yang akhirnya membentuk

sebuah pola tertentu”. Penelitian ini relevan dengan penelitian Dedy Haryadi (2014)

dengan judul Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model

TGT.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan

model PTK Kemmis Taggart dalam Kunandar (2011: 70). Setiap siklus terdiri dari 3

tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi. Waktu

penelitian adalah bulan Januari-Maret 2017 di SDN Tegalrejo 02 Salatiga. Jumlah siswa

kelas 4 sebanyak 37 siswa yang terdiridari 20 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Penelitian yang

dilakukan terdiri dari 2 siklus. Pengumpulan data menggunakan teknik tes dan non tes.

Tes berbentuk soal pilihan ganda dan soal isian. Tes ini diberikan kepada siswa untuk

mengukur kemampuan siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran kooperatif tipe

TGT berbantuan media puzzle. Teknik non tes dalam penelitian ini adalah berupa

penilaian proses (lembar observasi siswa dan guru). Penilaian proses ini digunakan

untuk mengetahui aktvitas yang dilakukan guru dan siswa selama proses belajar

mengajar terjadi. Penilaian ini dilakukan pada setiap siklus utuk mengetahui

peningkatan aktivitas yang dilakukan guru dan siswa sesuai dengan pembelajaran

kooperatif tipe TGT.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum siklus I dan siklus II dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan

observasi awal dengan tujuan mendapatkan data-data awal yang ada di lapangan.

Data-data inilah yang nantinya akan digunakan oleh peneliti untuk menentukan

tindakan yang harus dilakukan pada langkah-langkah selanjutnya. Hasil observasi awal

yang peneliti peroleh adalah bahwa hasil belajar siswa kelas 4 pada mata pelajaran

(4)

kelas yang di dapat sebelum diadakannya penelitian adalah 60,1. Hal ini disebabkan

oleh tingkat pemahaman siswa yang masih kurang terhadap materi pelajaran. Cara

mengajar guru yang masih konvensional. Guru belum menggunakan media yang

konkret juga saat pembelajaran.

Berdasarkan kondisi pra siklus tersebut, maka dirancang pembelajaran TGT

dengan prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil

belajar matematika siswa kelas 4. Di dalam penelitian yang akan dilaksanakan yang

harus diamati oleh peneliti yakni hasil belajar matematika. Dalam siklus I, tindakan

yang dilakukan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

berbantuan media puzzle. Dalam pelaksanaan tindakan, dibagi menjadi 6 tahap. Tahap

pertama, guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran secara umum yang ingin

dicapai siswa dapat menjelaskan pengertian bangun ruang dan sifat-sifatnya. Motivasi

yang diberikan oleh guru berupa menyanyi bangun ruang. Tahap kedua, guru

menyajikan materi pelajaran secara umum kepada siswa. Selama proses pembelajaran

ini, peneliti melakukan pengamatan tentang aktivitas belajar siswa dan guru yang

mengajar. Tahap ketiga, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara

heterogen, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Tahap keempat,

guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen dan membimbing siswa dalam

pelaksanaan kegiatan turnamen. Tahap kelima, guru membagi soal evaluasi kepada

siswa, soal evaluai diberikan pada akhir siklus. Tahap keenam, guru memberikan

penghargaan kepada setiap anggota kelompok yang memiliki perolehan skor tertinggi.

Diharapkan dengan ada penghargaan atau pemberian hadiah ini, dapat memotivasi

siswa atau kelompok yang lain agar lebih giat belajar sehingga dapat memperoleh skor

yang maksimal. Tes untuk evaluasi siklus I berupa soal pilihan ganda dan isian tentang

bangun ruang balok dan kubus beserta unsur-unsur dan pengaplikasian dalam

kehidupan sehari-hari.

Hasil belajar siswa kelas 4 pada siklus I terdapat kenaikan skor pada pra siklus ke

siklus I yaitu perolehan skor minimal27 menjadi 50, skor maksimal 85 menjadi 100.

Siswa yang memperoleh skor pada interval 50-60 sebanyak 11 siswa atau 29,8%, siswa

(5)

memperoleh skor pada interval 71-80 sebanyak 8 atau 21,6%, siswa yang memperoleh

skor pada interval 81-90 sebanyak 4 atau 10,8%, dan siswa yang memperoleh skor

pada interval 91-100 sebanyak 14 atau 37,8%. Rata-rata nilai pada siklus I adalah 77,6.

Siklus II Tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II masih sama dengan tahap

pelaksanaansiklus I. Namun pada siklus II ini, materi yang akan dipelajari adalah

jaring-jaring bangun ruang. Hal yang membedakan dengan tindakan pada siklus I adalah

adanya penekanan pada aktivitas belajar siswa, pendalaman materi yang diajarkan,

pengorganisasian siswa dalam kelompok, penguasaan kelas, dan pelaksanaan

turnamen akademik. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada siklus II setelah

diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan media puzzle juga

mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mendapat skor 61-70 sebanyak 3 siswa

atau 8,1%, skor 71-80 sebanyak 6 siswa atau 16,3%, skor 81-90 sebanyak 15 siswa

dengan persentase 40,5%, skor 91-100 sebanyak 13 siswa atau 35,1%, rata-rata hasil

belajar siswa adalah 91,8. Nilai terendah pada siklus II adalah 65 sedangkan nilai

tertinggi 100.

Distribusi perbandingan ketuntasan belajar matematika materi bangun ruang,

Nampak bahwa ketuntasan belajar sebelum diadakan tindakan hanya 15 siswa yang

tuntas dengan KKM ≥67. Ketuntasan belajar pada siklus I setelah diadakan tindakan

meningkat menjadi 29,7% (11 siswa) dan 29,5% (11 siswa) dinyatakan tidak tuntas.

Kemudian pada siklus II ketuntasan belajar meningkat menjadi 91,8% (34 siswa) dan

8,2% (3 siswa) dinyatakan tidak tuntas.

Peningkatan hasil belajar siswa terlihat jelas dari hasil belajar siswa, baik pada

siklus I maupun pada siklus II setelah model pembelajaran koperatif tipe TGT

berbantuan media puzzle di terapkan di kelas pada mata pelajaran Matematika.

Indikator kinerja yang telah ditentukan oleh peneliti adalah sebesar 80%, sementara

nilai rata-rata hasil belajar mata pelajaran Matematika yang mencapai nilai di atas KKM

sebesar 85,3 pada pembelajaran siklus II. Maka dari itu penelitian ini dikatakan sudah

(6)

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa peningkatan

hasil belajar matematika materi bangun ruang dapat diupayakan melalui model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan berbantuan media puzzle pada siswa kelas 4

SDN Tegalrejo 02 kota Salatiga Semester II tahun 2016/2017. Hal ini Nampak pada

kondisi awal siswa yang tuntas dengan KKM ≥67. Setelah memperoleh tindakan pada

siklus I ketuntasan belajar meningkat menjadi 70,2% (26 siswa), dan pada siklus II

86,5% (32 siswa). Skor minimal pada pra siklus adalah 27, kemudian pada siklus I skor

minimal meningkat menjadi 50, dan pada siklus II skor minimal menjadi 65. Skor

maksimal pada pra siklus adalah 85, pada siklus I dan siklus II, skor maksimal

meningkat menjadi 100. Skor rata-rata pada pra siklus adalah60,1, pada siklus I skor

rata-rata meningkat menjadi 77,6, dan pada siklus II skor rata-rata menjadi 85,3.

Bagi peneliti yang akan melaksanakan penelitian yang sama dengan penelitian ini

disarankan supaya memilih jumlah siswa yang tidak terlalu banyak, lebih tegas dalam

pembelajaran, pengarahan terhadap siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran lebih

diperhatikan, diwajibkan bersikap adil karena karakteristik anak SD suka dengan

permainan. Buatlah siswa menjadi lebih tertarik terhadap pembelajaran sehingga

siswa aktif dalam setiap kegiatan yang telah direncanakan serta perlu dipantau terus

setiap kegiatan yang dilakukan siswa supaya sesuai tujuan yang hendak dicapai.

DAFTAR PUSTAKA

Dedy Haryadi, M. S. (2014). Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran TGT. Ekuivalen.

Inawati, W. d. (2009). Pemecahan Masalah Matematika. Salatiga: Widya Sari.

Kunandar.2011. Langkah Mudah Penelitian Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajawali Pers.

Rokhmat, J. (2006). Pengembangan Taman Edukatif Berbasis Permainan di TK dan SD . Jurnal Dinamika Pendidikan, 45-52.

Referensi

Dokumen terkait

JABATAN FUNGSIONAL PENELITI DARI KEMENTERIAN/LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN DAFTAR NAMA UNTUK DINILAI OLEH PENILAI I DAN II.. SIDANG TANGGAL: 27

The existence of this solutions is still kept putting the death pe- nalty in criminal law, whereas the effectiveness of the death penalty is scientifically still in

Pada tahap ini yang harus dilakukan peneliti adalah menyusun rancangan dari siklus persiklus. Setiap siklus harus dipersiapkan secara matang dari segi kegiatan, waktu,

Berdasarkan hasil gambaran dan analisis system yang telah berjalan di atas, yang ditinjau melalui use case dan Activity diagram dapat digambarkan beberapa

Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya.

penelitian dengan sebelumnya melakukan pemahaman secermat mungkin terhadap hasil penelitian yang relevan dan menetapkan tujuan penelitian; ketiga menentukan konsep

Dinas Pendidikan Kabupaten memilih dan menetapkan satu orang guru laki-laki dan satu orang guru perempuan sebagai calon penerima penghargan guru sekolah dasar berdedikasi

Dalam skripsi ini akan dibangun Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK) Untuk Menentukan Penjurusan Siswa SMA yang bertujuan untuk membantu kesulitan dari