Hak Cipta pada PPPTK IPA Dilindungi Undang-Undang
! &
' # ! !
( ) % & ' *
+ ! ! ! $ ,
-
-! "#$ % %
DAFTAR ISI
HALAMAN
PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 3
C. Sistematika ... 4
BAB II PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PRAKTIK (APP) IPA SEDERHANA (BUATAN SENDIRI) 5 KEGIATAN BELAJAR 1 5 A. Pengantar ... 5
B. Tujuan Pembelajaran ... 5
C. Bahan, Alat, dan Sumber Belajar ... 6
D. Langkah Kegiatan ... 7
E. Bahan Bacaan untuk Fasilitator dan Peserta ...
STRATEGI MENGEMBANGKAN ALAT PERAGA PRAKTIK (APP) IPA SEDERHANA (BUATAN SENDIRI)
7
1. Landasan Filosofis 7
2. Pengertian Alat Peraga Praktik 8
3. Pengembangan Alat Peraga Praktik IPA Sederhana 10
4. Pelunya Alat Peraga Praktik IPA Sederhana dibuat 10
5. Fungsi dan manfaat alat peraga praktik IPA sederhana
dalam pembelajaran IPA
11
6. Pengembang alat peraga praktik IPA sederhana 11
7. Prinsip atau Kriteria dalam Pembuatan dan Pengembangan
Alat Peraga Praktik IPA Sederhana
12
8. Langkah - Langkah Pembuatan dan Pengembangan Alat
Peraga Praktik IPA Sederhana (Buatan Sendiri)
HALAMAN
9. Evaluasi keberhasilan produk hasil pembuatan
/pengembangan alat peraga praktik IPA sederhana
13
10. Instrumen Uji Kelayakan alat IPA sederhana 14
F. Tugas ... 21
G. Evaluasi ... 21
KEGIATAN BELAJAR 2 24 A. Pengantar ... 24
B. Tujuan Pembelajaran ... 24
C. Bahan, Alat, dan Sumber Belajar ... 24
D. Langkah Kegiatan ... 25
E. Bahan Bacaan untuk Fasilitator dan Peserta ... PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA PRAKTIK (APP) IPA SEDERHANA (BUATAN SENDIRI) 26 1. Mini Kit Listrik 26 2. Alat Demonstrasi Energi Surya (Solar energy demonstrations) 35 3. Auxanometer 39 F. Tugas ... 43
G. Evaluasi ... 43
BAB III RANGKUMAN 44
GLOSARIUM 45
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 1 Bagian-bagian alat mini kit listrik 27
Gambar 2 Rangkaian listrik seri 29
Gambar 3 Rangkaian listrik paralel 30
Gambar 4 Perangkaian uji isolator-konduktor 30
Gambar 5 Perangkaian Model generator listrik 31
Gambar 6 Perangkaian perubahan energi listrik menjadi energi panas 31
Gambar 7 Perangkaian model prinsip kerja bimetal dan alarm kebakaran 32
Gambar 8 Rangkaian motor listrik 33
Gambar 9 Perangkaian Bandul Lampu Kedap kedip 33
Gambar 10 Alat Demonstrasi Energi Surya 37
Gambar 11 Boks musik solar sel 38
Gambar 12 Solar sel 39
Gambar 13 Alat Auxanometer 41
Gambar 14 Perangkaian model Alat Auxanometer 42
Gambar 15 Alat Pengukur Perpindahan Kalor 43
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat Peraga Praktik (APP) IPA menurut Amien (1988) mempunyai peranan
yang sangat penting dalam pembelajaran, yaitu untuk: a. menjelaskan konsep,
sehingga siswa memperoleh kemudahan dalam memahami hal-hal yang
dikemukakan guru; b. memantapkan penguasaan materi yang ada hubungannya
dengan bahan yang dipelajari; dan c. mengembangkan keterampilan.
Di samping peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, APP IPA juga
mempunyai fungsi yang dapat menentukan pencapaian tujuan pembelajaran IPA
di sekolah, fungsi tersebut menurut Winarno (1999) adalah sebagai sumber
belajar; metode pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2006) menyatakan bahwa ,
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) harus memiliki sarana: perabot,
peralatan pendidikan, media, bahan habis pakai, dan perlengkapan lainnya; serta
prasarana laboratorium. Sarana minimal laboratorium IPA per sekolah menurut
BSNP masing-masing harus memiliki: lemari, model kerangka manusia, model
tubuh manusia, globe, model tata surya, poster (metamorfosis, hewan langka,
hewan dilindungi, tanaman khas Indonesia, contoh ekosistem, sistem pernafasan;
masing-masing 6 buah/sekolah, yaitu: kaca pembesar, cermin (datar, cekung,
cembung), lensa (cekung, cembung) dan magnet batang.
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan Tarmidi (2000),
kondisi fasilitas sarana pembelajaran IPA di SD/MI, hingga saat ini adalah sebagai
berikut.
1. Sangat minim fasilitas, alat dan bahan (zat kimia) yang ada jika dibandingkan
dengan jumlah pemakai laboratorium IPA.
2. Adanya kecenderungan biaya yang dialokasikan sekolah sebagai penunjang
kegiatan laboratorium tidak mencukupi.
3. Adanya kecenderungan pengguna laboratorium IPA tidak dapat
menyelesaikan praktikumnya dengan baik karena waktu yang tersedia tidak
mencukupi.
4. Percobaan yang telah direncanakan sering tertunda pelaksanaannya karena
beberapa bahan dan alat yang tersedia kurang sesuai dengan kebutuhan
5. Belum dilakukan penataan terhadap fasilitas, alat, dan bahan yang akan
digunakan dalam kegiatan IPA.
6. Penggunaan fasilitas dan peralatan yang tersedia untuk kegiatan IPA belum
secara optimal.
7. Ruang atau kelas (di SD belum ada ruang/gedung “laboratorium”) kurang
difungsikan secara optimal sebagai tempat melaksanakan percobaan atau
praktik/eksperimen.
Hasil survey lainnya melaporkan bahwa alat dan bahan praktik IPA di SD/MI
baru sebatas KIT IPA. Tiap sekolah memiliki KIT IPA SD berkisar antara 1 s.d 5
set. Pembelajaran IPA di SD dengan menggunakan KIT IPA umumnya sebatas
demonstrasi. Kondisi seperti digambarkan di atas mengakibatkan laboratorium
IPA, alat dan fasilitas lainnya di Sekolah Dasar tersebut kurang efektif dan pada
akhirnya belum dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang dapat
menunjang peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
Terlepas dari kondisi kelengkapan fasilitas laboratorium IPA, pendidikan
hendaknya dapat terus diselenggarakan tanpa harus menunggu lengkapnya
fasilitas. Oleh karena itu untuk menjaga kelangsungan pendidikan IPA melalui
praktikum /eksperimen, perlu dikembangkan alternatif Alat Peraga Praktik (APP)
IPA yaitu APP sederhana (buatan sendiri) agar pembelajaran IPA dapat berjalan
secara optimal. Hal tersebut penting bagi guru/sekolah dengan alasan sebagai
berikut. Pertama, APP IPA sederhana sebagai upaya melengkapi peralatan yang
dibutuhkan dalam pembelajaran. Para guru dapat memberdayakan berbagai
sumber daya yang ada di sekitar sekolah dan tempat tinggal siswa untuk
pengembangan Alat Peraga Praktik IPA sederhana. Kedua, APP IPA sederhana
ini dapat dijadikan sebagai alternatif peralatan laboratorium; meningkatkan
kreativitas guru dan siswa; sebagai upaya meragamkan sumber belajar siswa;
agar siswa dapat membangun pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang
sesuai dengan kompetensi yang disarankan dalam kurikulum.
Di dalam Permendiknas no 16 Tahun 2007, salah satu kompetensi guru
adalah guru harus dapat menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik dengan
kompetensi inti dapat menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik
untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan dan menggunakan
media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik. Berbagai pendapat
tentang media pembelajaran diantaranya dikemukakan oleh Gagne (1970) yang
menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang siswa untuk belajar. Contoh media diantaranya: buku, alat dan
bahan (zat kimia),DVD/CD, Video dan poster.
Media pembelajaran yang paling banyak digunakan di sekolah di samping
buku adalah alat dan bahan. Sehubungan dengan kegiatan pembelajaran IPA baik
di kelas, ruang khusus unatuk percobaan (“laboratorium”), atau di lapangan, alat
yang diperlukan adalah APP IPA. Di sekolah APP IPA dan bahan atau zat kimia
umumnya dibeli sekolah hasil pabrikan atau bantuan dari pemerintah
(Kemendiknas) dengan ragam dan masing-masing jumlah yang terbatas. Untuk
mengatasi kekurangan ini, guru IPA dituntut lebih kreatif dan inovatif dengan cara
merancang dan membuat APP IPA sederhana (buatan sendiri) yang lebih
beragam serta dengan jumlah yang memadai untuk melaksanakan pembelajaran
IPA.
Dalam upaya mengadakan APP IPA tersebut, guru dan atau dengan siswa
dapat melakukan pengembangan. Produk pengembangan APP IPA walaupun
sederhana dalam tampilan fisik, tetapi mendukung prinsip kerja dan konsep IPA
yang diajarkannya sehingga tidak menimbulkan miskonsepsi akan lebih
bermanfaat dalam pembelajaran.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan landasan filosofis dari pembuatan Alat Peraga Praktik IPA
sederhana dalam pembelajaran IPA SD.
2. Menjelaskan beberapa terminologi dalam kajian pembuatan Alat Peraga
Praktik IPA sederhana.
3. Menjelaskan dasar-dasar pembuatan Alat Peraga Praktik IPA sederhana.
4. Menjelaskan alasan-alasan pentingnya pembuatan Alat Peraga Praktik IPA
sederhana.
5. Menjelaskan fungsi Alat Peraga Praktik IPA sederhana.dalam pembelajaran
IPA SD/MI.
6. Menjelaskan prinsip dan kriteria pembuatan Alat Peraga Praktik IPA
sederhana.
7. Menjelaskan langkah-langkah dalam pembuatan Alat Peraga Praktik IPA
8. Membuat Alat Peraga Praktik IPA sederhana untuk keperluan pembelajaran
IPA di SD/MI.
C. Sistematika
Modul ini terdiri atas tiga komponen. Pada Bab I Pendahuluan terdiri dari
pengantar tentang latar belakang pentingnya Alat Peraga Praktik pada
pembelajaran IPA, tujuan, dan sistematika penulisan. Pada Bab II Pengembangan
Alat Peraga Praktik (APP) IPA Sederhana (Buatan Sendiri) terdiri dari Kegiatan
Belajar I dan II. Kegiatan Belajar I berisikan paparan kajian teoritis pengembangan
Alat Peraga Praktik IPA sederhana. Selanjutnya bahasan tentang pengertian,
pengelompokan Alat Peraga Praktik IPA berdasarkan fungsinya dalam
pembelajaran; Dasar-dasar, Alasan-alasan pentingnya pembuatan, fungsi dalam
pembelajaran, subyek pembuat, prinsip dan kriteria, pengembangan, dan
langkah-langkah pembuatan Alat Peraga Praktik IPA sederhana untuk digunakan
dalam pembelajaran IPA di SD; Tujuan, bahan, alat, dan sumber belajar, langkah
kegiatan, bahan bacaan untuk fasilitator dan peserta, tugas dan soal evaluasi.
Kegiatan Belajar II berisi paparan pengembangan APP IPA sederhana berupa
merancang, membuat, dan menggunakan APP IPA sederhana dalam
pembelajaran IPA.; tujuan, bahan, alat, dan sumber belajar, langkah kegiatan,
bahan bacaan untuk fasilitator dan peserta, tugas dan soal evaluasi. Selanjutnya,
Bab III berisi rangkuman serta bagian terakhir berisi bahan rujukan yang dapat
BAB II
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PRAKTIK (APP) IPA SEDERHANA BUATAN SENDIRI
KEGIATAN BELAJAR 1 A. Pengantar
Idealnya suatu sekolah memiliki alat-Alat Peraga Praktik IPA yang lengkap
dan mencukupi kebutuhan. Namun saat ini untuk mencapai keadaan seperti itu
rasanya belum memungkinkan. Dengan meningkatnya siswa yang masuk dan
bertambahnya sekolah juga letak geografis Indonesia yang tersebar sampai ke
pelosok-pelosok dengan karakteristik yang berbeda, mengakibatkan sekolah
mengalami kesulitan dalam hal pengadaan atau melengkapi alat praktik IPA.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan guru yang inovatif dan kreatif dalam
mencarikan alternatif alat untuk membantu pemecahan masalah dalam
pembelajaran IPA yang terkait dengan alat peraga.
Seorang guru IPA diharapkan tidak hanya dapat mengajarkan materi IPA
dengan baik, tetapi juga diharapkan memiliki pengetahuan dan dapat
mengembangkan Alat Peraga Praktik IPA yang bahan-bahannya sangat beragam
dan mudah diperoleh dari lingkungan.
Pembelajaran IPA memerlukan alat praktik walaupun dalam bentuk Alat
Peraga Praktik IPA sederhana. Melalui kreativitas pembuatan Alat Peraga Praktik
IPA sederhana diharapkan guru dan siswa mengatasi kekurangan Alat Peraga
Praktik untuk pembelajaran IPA di sekolahnya.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan landasan filosofis dari pembuatan Alat Peraga Praktik IPA
sederhana dalam pembelajaran IPA SD.
2. Menjelaskan beberapa terminologi dalam kajian pembuatan Alat Peraga
Praktik IPA sederhana.
3. Menjelaskan dasar-dasar pembuatan Alat Peraga Praktik IPA sederhana.
4. Menjelaskan alasan-alasan dari pembuatan Alat Peraga Praktik IPA
sederhana.
5. Menjelaskan fungsi Alat Peraga Praktik IPA sederhana.dalam pembelajaran
IPA SD.
7. Menjelaskan prinsip dan kriteria pembuatan Alat Peraga Praktik IPA
sederhana.
8. Menjelaskan langkah-langkah dalam pembuatan Alat Peraga Praktik IPA
sederhana.
C. Bahan, Alat, dan Sumber Belajar
1. Bahan : Modul Pengembangan Alat Peraga Praktik (APP) IPA
Sederhana (Buatan Sendiri)
2. Alat : Sesuai dengan panduan untuk perancangan, pembuatan,
dan penggunaan APP IPA .
3. Sumber belajar : Sumber belajar yang dapat digunakan antara lain
sebagai berikut.
No Judul Keterangan
1 Desain dan Pembuatan Alat Peraga IPA Modul UT, 1994
Penulis: Mujadi, Sukarno, Wiranto
2 Perancangan, Pembuatan, dan
Pendayagunaan Alat Peraga Praktik (APP) IPA Sederhana
Buku P4TK IPA Penulis: Arief Sidharta, Dadan Muslih, 1993
D. Langkah Kegiatan
Kegiatan 1: 10 menit PENDAHULUAN Fasilitator/Guru Pemandu menggali pengetahuan awal peserta dalam topik diskusi latar belakang perlunya APP IPA dalam pembelajaran IPA di SD
Kegiatan 2: 40 menit MENGKAJI MODUL BAB II: PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PRAKTIK IPA SEDERHANA (BUATAN SENDIRI
1. KEGIATAN BELAJAR 1
Kegiatan 3: 50 menit LATIHAN
1. Mengerjakan Tugas menjawab pertanyaan teori pengembangan APP dalam pembela- jaran IPA SD
Kegiatan 4: 30 menit PRESENTASI Presentasi hasil kerja kelompok
Penjelasan Langkah Kegiatan
Kegiatan 1. Pendahuluan (10 menit)
Pada kegiatan pendahuluan pemandu menginformasikan kompetensi,
tujuan, kegiatan belajar yang akan dilakukan, dan hasil belajar yang
diharapkan. Selanjutnya mengajukan pertanyaan-diskusi untuk menggali
pengetahuan awal peserta tentang pengembangan APP IPA untuk
pembelajaran IPA SD.
Kegiatan 2. Mengkaji Bahan Ajar (40 menit)
Pada kegiatan ini peserta mengkaji materi modul Bab II tentang
pengembangan Alat Peraga Praktik IPA sederhana (buatan sendiri) yang
mendeskripsikan kegiatan belajar I berisi Landasan Filosofis, Pengertian,
Pengembangan, Mengapa dibuat, Fungsi dan manfaat, Siapa dan
bagaimana mengembangkan, Prinsip dan kriteria, Langkah-langkah
pembuatan dan pengembangan, serta evaluasi keberhasilan produk hasil
pembuatan APP IPA Sederhana. Peserta diminta mengkajii dan
mendiskusikan materi dalam kelompok.
Kegiatan 3. Pendahuluan (40 menit)
Mengerjakan Tugas menjawab pertanyaan teori pengembangan APP dalam
pembel jaran IPA SD.
Kegiatan 4. Presentasi(20 menit)
Presentasi hasil kerja kelompok
Kegiatan 5. Evaluasi (10 menit)
Peserta mencoba menjawab soal evaluasi.
E. Bahan Bacaan untuk Fasilitator dan Peserta
STRATEGI MENGEMBANGKAN ALAT PERAGA PRAKTIK (APP) IPA
SEDERHANA (BUATAN SENDIRI) 1. Landasan Filosofis
Pembelajaran IPA pada hakikatnya adalah membelajarkan siswa agar
mereka sadar (literate) terhadap IPA dan juga teknologi. Kegiatan pembelajaran
ditemukan/ aspek proses) (epistemologis); aspek konsep dan teori sebagai hasil
proses ilmiah yang dilakukan dalam menyingkap rahasia alam dalam bentuk
struktur keilmuan (ontologis), dan aspek konteks atau penerapan, baik proses
ilmiah maupun kumpulan konsep dan teori dalam kehidupan sehari-hari
(aksiologis). Dengan demikian, pembelajaran IPA hendaknya memberikan
pengalaman kepada siswa untuk melakukan keseluruhan hakikat IPA tersebut.
Untuk itu fenomena alam sebaiknya dapat langsung diobservasi oleh siswa
(hands-on experience). Agar fenomena alam dapat langsung diobservasi oleh
siswa, fenomena itu dapat diobservasi di tempat terjadinya fenomena tersebut
(natural setting) dan/atau fenomena alam tersebut “dibawa” ke dalam
kelas/laboratorium. Baik melakukan observasi langsung di tempat terjadinya
fenomena maupun memperangkap ke dalam laboratorium, keduanya memerlukan
peralatan yang sesuai agar siswa dapat mempelajarinya secara utuh.
Konsepsi mengenai pembelajaran IPA yang didasarkan pada hakikat IPA itu
sendiri ditujukan untuk meningkatkan kreativitas, keterampilan inkuiri dan berpikir
kritis. Untuk memfasilitasi tercapainya tujuan-tujuan tersebut, diperlukan alat bantu
yang dapat dibuat sendiri dalam bentuk Alat Peraga Praktik IPA sederhana.
Melalui kreativitas pembuatan Alat Peraga Praktik IPA sederhana, diharapkan
guru dan siswa mencapai standar kompetensi sesuai dengan prinsip kurikulum,
dan merefleksikan ke dalam perilaku kehidupan sehari-hari.
2. Pengertian Alat Peraga Praktik
Secara umum pengertian alat peraga didefinisikan sebagai benda atau alat-alat yang dapat diragakan atau ditunjukkan dalam pembelajaran untuk
memperjelas atau memvisualisasikan konsep, ide atau pengertian tertentu.
Termasuk dalam kategori alat peraga antara lain gambar, model, benda
sesungguhnya, grafik. Sedangkan alat praktik adalah alat yang digunakan dalam
pembelajaran, berfungsi sebagai sarana untuk berlatih guna mencapai
keterampilan tertentu (Nuryani & Andrian Rustaman, 1997). Jika benda atau alat
tersebut digunakan untuk pembelajaran IPA, benda atau alat itu disebut sebagai
alat IPA.
Regional Education Centre of Science and Mathematic (RECSAM),
mengelompokkan alat IPA sebagai berikut.
a. Alat praktik, adalah suatu alat atau set alat yang digunakan secara langsung
untuk membentuk suatu konsep. Contoh alat praktik IPA: termometer.
Alat praktik IPA digunakan untuk melakukan kegiatan praktikum dan
eksperimen.
b. Alat peraga, adalah alat yang digunakan untuk membantu memudahkan
memahami suatu konsep secara tidak langsung. Yang termasuk ke dalam
kelompok ini ialah: model dan carta.
1) Contoh Model:
a) Model mata, untuk memudahkan pengertian tentang bekerjanya
indera penglihatan.
b) Model air mancur sifon, untuk menjelaskan air dapat mengalir
dari tempat rendah ke tempat tinggi dengan kondisi tertentu.
c) Model mesin uap, untuk menjelaskan prinsip kerja mesin uap.
2) Contoh Carta:
a) Peredaran darah manusia yang berisi diagram peredaran darah manusia.
b) Daur air, secara tidak langsung dipergunakan untuk menjelaskan siklus
air
c) Mesin 2 Tax, dipergunakan untuk menjelaskan prinsip kerja mesin 2 tax
Model, carta, dan poster dalam pembelajaran berbeda perannya dengan
alat praktik. Model, carta dan poster digunakan untuk menjelaskan suatu
konsep tanpa adanya kegiatan praktik atau eksperimen.
c. Alat pendukung, adalah alat yang sifatnya mendukung jalannya percobaan/
eksperimen IPA atau kegiatan pembelajaran yang lainnya. Contoh alat yang
termasuk kelompok ini ialah pembakar spiritus, papan flanel, papan tulis,
OHP, selang, prop karet/gabus, dsb.
Ada kelompok alat lain yang tidak termasuk alat IPA, tetapi kelompok ini
sangat membantu dalam pelaksanaan percobaan/eksperimen IPA Kelompok ini
ialah perkakas/piranti atau tools, seperti: tang, obeng, palu, solder, pemotong
kaca/pipa kaca atau botol, kikir, gunting, pisau pemotong/Cutter, dsb.
Penggolongan alat-alat IPA menjadi beberapa kelompok tidak bersifat
mutlak. Batas antara kelompok satu dengan yang lain tidak jelas, bergantung
pada cara dan tujuan penggunaannya. Misalnya pengalir gas, alat ini dapat
berfungsi sebagai alat praktik dan dapat juga sebagai alat pendukung. Jadi, untuk
fungsi dan tujuan dalam pembelajaran. Coba Anda pikirkan termasuk kelompok
manakah neraca (timbangan)? Silahkan Anda menjawab pertanyaan ini dengan
meninjau terlebih dahulu kegunaan atau fungsi neraca itu dalam pembelajaran.
3. Pengembangan Alat Peraga Praktik IPA Sederhana
Alat peraga, alat praktik, dan alat pendukung telah banyak dibuat secara
massal oleh pabrik. Namun karena alasan-alasan tertentu, seperti kurang
lengkap, kekurangan alat atau sekolah tidak memilikinya, alat-alat tersebut dapat
dibuat dan dikembangkan sendiri oleh guru atau siswa dengan memanfaatkan
bahan bekas yang banyak terdapat di lingkungan sekitar kita; alat/bahan yang
banyak di pasaran, penggunaan perkakas tidak memerlukan keterampilan khusus.
Hal ini sesuai dengan pendapat Nyoman Kertiasa (1994) yang menyatakan
tentang pengertian Alat Peraga Praktik IPA sederhana atau disebut juga alat IPA
buatan sendiri, adalah alat yang dapat dirancang dan dibuat sendiri dengan
memanfaatkan alat/bahan sekitar lingkungan kita; dalam waktu relatif singkat dan
tidak memerlukan keterampilan khusus dalam menggunaan alat/bahan/ perkakas;
dapat menjelaskan/menunjukkan/membuktikan konsep-konsep /gejala yang
sedang dipelajari; alat lebih bersifat kualitatif daripada ketepatan kuantitatif.
Pengembangan Alat Peraga Praktik IPA sederhana dapat dibuat dalam
bentuk:
a. Padanan alat, yaitu alat yang dibuat dengan mengacu pada contoh alat yang
sudah ada (alat praktik, alat peraga, alat pendukung) di laboratorium IPA.
Misalnya: bel listrik sederhana atau cakram Newton.
b. Prototip, yaitu alat baru yang sebelumnya tidak ada, atau dapat merupakan
pengembangan dari alat yang sudah ada, pernah ada yang membuat namun
kemudian dimodifikasi. Misalnya: slaid proyektor atau episkop sederhana.
Dari penjelasan di atas, dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
pengembangan Alat Peraga Praktik IPA sederhana adalah meliputi perancangan
dan pembuatan alat peraga, alat praktik, atau alat pendukung pembelajaran IPA
yang merupakan bentuk padanan alat atau prototip.
4. Pelunya Alat Peraga Praktik IPA Sederhana dibuat
Beberapa alasan yang mendukung perlunya Alat Peraga Praktik IPA
sederhana dibuat adalah sebagai berikut.
a. Membantu dalam pembelajaran IPA sehingga penyampaian konsep menjadi
b. Alat IPA yang dimiliki sekolah tidak lengkap
c. Alat bantu standar/pabrikasi yang ada di sekolah tidak mencukupi.
d. Alat bantu standar/pabrikasi ada yang rusak atau tidak dapat digunakan.
e. Sekolah tidak/belum memiliki alat bantu standar/pabrikasi
f. Sejalan dengan tuntutan kurikulum, tujuan desain dan pembuatan alat yang
berwawasan IPTEK:
1) Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
2) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajarinya.
3) Menyadarkan adanya keterkaitan konsep dengan kehidupan sehari-hari.
5. Fungsi dan manfaat Alat Peraga Praktik IPA sederhana dalam pembelajaran IPA
Banyak fungsi dan manfaat yang dapat diperoleh, sehingga perlu
dikembangkannya Alat Peraga Praktik IPA sederhana, yaitu:
a. Fungsi alat peraga IPA
1) Sebagai penggganti atau tiruan benda sebenarnya
3. Membantu guru dalam proses belajar mengajar
4. Memberi motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar dan kreatif
b. Manfaat alat peraga IPA sederhana:
a. Siswa lebih mudah memahami konsep yang dipelajari dengan bantuan alat
peraga
b. Siswa dapat memanfaatkan/menerapkan pengetahuan dan keterampilan
IPA –Teknologi
c. Keterampilan siswa bertambah dan lebih aktif belajar
d. Daya kreativitas siswa bertambah
e. Hubungan antara guru dan siswa lebih erat
f. Biaya pengadaan alat relatif lebih murah dan waktu pengadaan dapat
diatur sesuai kebutuhan
g. Jumlah alat di sekolah bertambah
6. Pengembang Alat Peraga Praktik IPA Sederhana
Alat Peraga Praktik IPA dibuat dan dikembangkan tergantung pada
kebutuhan, kegunaan, dan tujuannya. Alat Peraga Praktik IPA sederhana ini
a. Siswa, jika tujuannya untuk memberikan pengalaman langsung,
mengembangkan kreativitas, dan meningkatkan keterampilan, serta melatih
dalam memahami konsep secara langsung.
b. Guru, jika tingkat kesulitan dalam pembuatan alat cukup tinggi karena
konsepnya sangat rumit.
c. Guru dan siswa, jika tujuannya untuk melatih kerjasama.
Beberapa hal yang perlu dimiliki oleh guru dan siswa dalam mengembangkan
Alat Peraga Praktik IPA sederhana ini adalah sebagai berikut.
a. Mempunyai motivasi yang tinggi
b. Bersikap kreatif dan produktif
c. Menyediakan waktu dan tenaga untuk merancang, membuat dan
mengembangkan alat
d. Bersifat terbuka ( siap menerima kritik dan saran dari orang lain)
e. Mengetahui alat/bagian alat yang akan dikembangkan
f. Menguasai dengan baik konsep IPA dengan alat yang akan dibuat atau
dikembangkan
g. Menerapkan alat peraga yang dikembangkan dalam pembelajaran IPA.
7. Prinsip atau Kriteria dalam Pembuatan dan Pengembangan Alat Peraga Praktik IPA Sederhana
Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam pembuatan dan
pengembangan Alat Peraga Praktik IPA sederhana, adalah sebagai berikut.
a. Bahan mudah diperoleh (memanfaatkan limbah, diminta, dibeli dengan harga
relatif murah).
b. Mudah dalam perancangan dan pembuatannya.
c. Mudah dalam perakitannya (tidak memerlukan keterampilan khusus).
d. Mudah dioperasikannya.
e. Dapat memperjelas/menunjukkan konsep dengan lebih baik.
f. Dapat meningkatkan motivasi siswa.
g. Akurasi cukup dapat diandalkan.
h. Tidak berbahaya ketika digunakan.
i. Menarik.
j. Daya tahan alat cukup baik (lama pakai).
k. Inovatif dan kreatif.
8. Langkah - Langkah Pembuatan dan Pengembangan Alat Peraga Praktik IPA Sederhana (Buatan Sendiri)
Langkah-langkah pembuatan dan pengembangaan Alat Peraga Praktik IPA
sederhana dapat digambarkan seperti bagan 2.1 berikut.
BAGAN 1
PROSES PENGEMBANGAN APP
Keterangan bagan:
a. Langkah pertama sebelum mengembangkan APP, Anda harus menganalisis
kurikulum (KTSP) terutama yang berkenaan dengan standar isi (standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok pembelajaran).
b. Penentuan alat yang akan dibuat atau dikembangkan.
c. Setelah APP yang akan dibuat ditentukan, Anda hendaknya melakukan
penyelidikan, apakah di lingkungan sekitar terdapat alat/bahan yang
mendukung untuk pembuatan APP tersebut, apakah APP yang akan dibuat
sesuai dengan karakteristik siswa, topik IPA yang kan diajarkan. Jika semua Standar Isi
Digunakan dalam pembelajaran Penentuan
alat yang akan dibuat
Hasil yang Memenuhi Rencana Kegiatan Penyelidikan
Perancangan
Pembuatan
sudah sesuai, Anda menyiapkan alat, bahan, dan perkakas yang diperlukan
serta masing-masing alternatifnya.
d. Setelah semua siap, lakukan perancangan APP, perancangan dapat berupa
sket gambar. Setelah gambar APP yang akan dibuat selesai dan dinilai,
lakukan pembuatan sesuai rancangan.
e. APP yang sudah dibuat, Anda nilai, apakah sesuai dengan rancangan,
konsep IPA yang akan diajarkan, keamanan ketika digunakan, dan kelayakan
digunakan dalam pembelajaran, dan aspek lainnya sesuai kriteria yang telah
dijelaskan pada butir 7 di atas. Pada tahap penilaian ini lakukan juga
pengujicobaan alat. Jika ada hal-hal yang kurang atau tidak jalan, perbaiki
dan sempurnakan.
Kegiatan penilaian dan pengujian alat peraga praktik secara rinci dijelaskan
pada no 8 dan 10 berikut ini.
9. Evaluasi keberhasilan produk hasil pembuatan/ pengembangan Alat Peraga Praktik IPA sederhana
Untuk mengevaluasi keberhasilan produk hasil pembuatan atau
pengembangan Alat Peraga Praktik IPA sederhana yang merupakan
inovasi/kreativitas guru dan/atau siswa, dapat menggunakan minimal lima aspek
kriteria agar memperoleh alat peraga sederhana yang dianggap mempunyai
tampilan yang memadai (tinggi). Pertama, akurasi hasil pengukuran, artinya Alat
Peraga Praktik yang dikembangkan tersebut presisi dalam memperagakan suatu
fenomena alam. Sehingga tidak menimbulkan salah konsep atau pengertian.
Kedua, bernilai pendidikan bagi siswa, artinya dengan mengkaji suatu fenomena
melalui Alat Peraga Praktik itu, siswa dimungkinkan secara berulang-ulang,
memperlambat, mempercepat, terbuka memperlihatkan fenomena tersebut.
Ketiga, tidak mengandung faktor resiko (zero-risk) bagi siswa yang menggunakan
alat peraga tersebut. Faktor resiko dapat berupa adanya bagian yang
tajam/membahayakan,kemungkinan jatuh/terbakar menimpa siswa, tersengat
listrik. Keempat, life-time atau lama-pakai alat peraga, artinya Alat Peraga Praktik
tersebut diusahakan terbuat dari bahan yang relatif dapat dipakai lama atau
berulang-ulang. Dengan demikian, Alat Peraga Praktik hasil proses kreatif ini tidak
sekali pakai langsung "habis" dan dibuang. Kelima, bernilai estetika tinggi.
hendaknya mempunyai penampilan yang bernilai seni, tanpa mengurangi kinerja
alat peraga tersebut.
Apsek lain, selain kelima aspek tersebut di atas, dapat juga dimasukkan
menjadi kriteria tambahan dalam menganalisis Alat Peraga Praktik hasil
pengembangan guru dan/atau siswa tersebut sesuai dengan kebutuhan. Misalnya,
originalitas gagasan yang dikembangkan, ketersediaan bahan baku Alat Peraga
Praktik di sekitar sekolah, dll.
10. Instrumen Uji Kelayakan alat IPA sederhana
Untuk menguji kelayakan alat IPA yang telah dibuat dapat dilakukan dengan
mengisi instrumen uji kelayakan dengan memperhatikan:
A. Aspek Pengujian Alat Peraga IPA
1. Keterkaitan dengan bahan ajar
Alat peraga IPA digunakan untuk membantu siswa memahami konsep-konsep
IPA yang dipelajarinya. Oleh karena itu, alat peraga IPA harus dapat
menampilkan objek dan fenomena yang diperlukan untuk mempelajari
konsep-konsep tersebut.
2. Nilai pendidikan: Efektivitas alat (Kemampuan menampilkan benda dan
fenomena yang diperlukan), kesesuaian dengan perkembangan intelektual
siswa.
Konsep-konsep IPA yang dipelajari siswa di SD, SMP, dan SMA banyak yang
sama, tetapi kedalaman dan kompleksitasnya berbeda. Konse-pkonsep IPA di
SD hanya merupakan ungkapan tentang peristiwa alam, di SMP ditingkatkan
dengan masuknya prinsip dengan parameter-parameternya, di SMA prinsip
dan parameter-parameternya lebih luas dan lebih kompleks. Di samping itu,
perkembangan intelektual siswa pada setiap jenjang sekolah membatasi
kemampuan siswa dalam mengidentifikasi parameter dan prinsip dari objek
dan fenomena yang ditampilkan oleh alat peraga. Makin tinggi jenjang sekolah
siswa, batas kemampuan siswa tersebut makin kecil, yang berarti kemampuan
siswa dalam mengakji objek dan fenomena makin meningkat. Oleh karena itu,
alat peraga IPA harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektual
siswa, agar objek dan fenomena yang ditampilkan oleh alat dapat dipahami
oleh siswa dengan baik.
Alat peraga IPA untuk siswa SD merupakan alat yang sederhana dalam
bentuk dan rangkaiannya, agar alat peraga itu dapat dirangkaikan dan
dan dapat dipahami oleh siswa, sehingga siswa SD dapat mengamati dan
memikirkannya dengan baik. Contohnya alat peraga bejana berhubungan
dapat menampilkan fenomena yang jelas mengenai permukaan air yang sama
tingginya pada setiap bejana yang berhubungan, tetapi alat peraga itu tidak
cocok digunakan di SD, karena kesamaan tinggi permukaan air pada setiap
bejana yang bentuknya berbeda-beda sulit dipahami siswa SD. Alat peraga
bejana berhubungan itu hanya cocok untuk siswa SMP dan SMA. Contoh
yang lain adalah alat peraga muai panjang logam. Di SMA muai panjang
logam dapat dipelajari siswa dengan memanaskan batang logam dan
mengukur panjang batang logam itu sebelum dan setelah panas. Untuk siswa
SD cara mempelajari muai panjang logam yang digunakan di SMA tidak dapat
dilakukan oleh siswa SD, karena pemuaian logam sangat kecil, sehingga
memerlukan ketelitian dalam pengukuran. Di SD muai penjang logam
dipelajari dengan menggunakan alat yang disebut alat Moeschenbroeck, yaitu
alat peraga muai panjang logam dengan menggunakan jarum panjang di ujung
logam yang dipanaskan untuk menunjukkan adanya pemuaian logam tersebut.
3. Ketahanan alat (tahan lama, tidak mudah pecah, memiliki alat pelindung)
Alat peraga IPA akan sering digunakan oleh banyak siswa. Sehubungan
dengan hal tersebut, alat peraga IPA haruslah merupakan alat peraga yang
tahan lama. Ketahanan alat tersebut meliputi keakuratan pengukuran, tidak
mudah aus, dan ketahanan bahan terhadap perubahan cuaca atau terhadap
perubahan zat-zat di udara, ketahanan terhadap panas, dan lainlian, sehingga
hasil pengukuran tidak akan mengalami penyimpangan, walaupun sering
digunakan.
4. Nilai presisi (Ketepatan pengukuran)
Nilai presisi alat diperlukan untuk keberhasilan pengukuran alat, sehingga
penyimpangan hasil pengukuran oleh kesalahan alat dapat diminimalkan. Hal
ini penting, agar siswa dapat dengan tepat membentuk konsep-konsep sains
dari percobaannya.
5. Efisiensi penggunaan alat: mudah digunakan, dirangkaikan, dan dijalankan.
Efisiensi penggunaan alat diperlukan untuk kelancaran dan keberhasilan
kegiatan pembelajaran fisika dengan menggunakan alat-alat peraga IPA yang
antara lain sebagai berikut ini.
a. Menghemat waktu praktik, sehingga keterbatasan waktu pembelajaran
dapat diatasi dan pembelajaran dapat dituntaskan dalam waktu yang
b. Menunjang keberhasilan siswa dalam memperoleh data dari praktik.
6. Keamanan bagi siswa.
Percobaan fisika menggunakan alat-alat dari logam, kaca, dan kadang-kadang
memerlukan api. Alat-alat yang runcing mengandung resiko kecelakaan pada
siswa, dan alat-alat seperti pembakar spirtus mengandung resiko kebakaran.
Alat-alat yang runcing hendaknya ditumpulkan, jika keruncingan itu tidak
diperlukan untuk ketelitian pengukuran. Alat-alat untuk menyalakan api harus
dibuat seaman mungkin, misalnya terjaga dari kebocoran bahan bakar.
7. Estetika
Alat yang tampak baik dan indah lebih disenangi oleh siswa. Hal itu dapat
memotivasi siswa untuk mau belajar dengan menggunakan alat peraga IPA.
8. Penyimpanan alat dalam kotak (khusus kit).
Alat-alat dalam kit harus mudah dicari, diambil, dan disimpan kembali dengan
rapih, agar pencarian, pengambilan, dan penyimpanan alat tidak memerlukan
waktu yang relatif lama. Di samping itu alat-alat tersebut dapat terjaga dengan
baik dan kotak penyimpan alat juga terjaga dengan baik. Hal-hal tersebut
berguna untuk menjaga agar alat tahan lama.
B. Standar Pengujian Alat Peraga IPA 1. Aspek Alat Peraga Layak pakai
a. Keterkaitan dengan bahan ajar
1) Konsep yang diajarkan (ada dalam kurikulum atau pengembangan)
2) Tingkat keperluan (diperlukan dan kurang diperlukan)
3) Penampilan Objek dan Fenomena (Jelas dan kurang jelas).
b. Nilai pendidikan
1) Kesesuaian dengan perkembangan intelektual siswa (sesuai dan
kurang sesuai).
2) Kompetensi yang ditingkatkan pada siswa dengan menggunakan alat
peraga tersebut.
3) Sikap ilmiah (untuk alat peraga model dan multimedia: Sikap ilmiah
yang dapat ditingkatkan pada siswa, misalnya tayangan menampilkan
keperluan untuk teliti dalam mengukur).
4) Sikap sosial (untuk alat peraga model dan multimedia: Sikap sosial,
misalnya tayangan dalam multimedia tidak mendiskriminasikan antara
c. Ketahanan alat
1) Ketahanan terhadap cuaca (suhu udara, cahaya matahari,
kelembaban, air)
2) Memiliki alat pelindung dari kerusakan
3) Kemudahan perawatan
d. Keakuratan Alat Ukur (hanya untuk alat ukur)
1) Ketahanan komponen-komponen pada dudukan asalnya (tidak mudah
longgar atau aus).
2) Ketepatan pemasangan setiap komponen.
3) Ketepatan skala pengukuran
4) Ketelitian pengukuran (orde satuan)
e. Efisiensi Penggunaan Alat
1) Kemudahan dirangkaikan
2) Kemudahan digunakan/dijalankan
f. Keamanan bagi Siswa
1) Memiliki alat pengaman
2) Konstruksi alat aman bagi siswa (tidak mudah menimbulkan
kecelakaan)
g. Estetika
1) Warna
2) Bentuk
h. Kotak Penyimpan
1) Kemudahan mencari alat
2) Kemudahan mengambil dan menyimpan
3) Ketahanan kotak kit
KELAYAKAN ALAT PERAGA PRAKTIK Nama Alat : ...
Jenis Penggunaan: Praktik/Demonstrasi Kelas/Sekolah : ... / ...
No Aspek Kelayakan Skor
Saran Perbaikan Saran Penggunaan
Skor Nilai Kelayakan 1 2 3 4
I. Keterkaitan dengan bahan ajar
a. Konsep yang diajarkan
b. Tingkat keperluan untuk pembelajaran
c. Kejelasan objek dan fenomena
II. Nilai Pendidikan
a. Kesesuaian dengan perkembangan intelektual siswa
b. Kompetensi yang ditingkatkan pada
siswa
III. Ketahanan Alat
a. Ketahanan terhadap cuaca
b. Memiliki alat pelindung dari kerusakan
No Aspek Kelayakan Skor
Saran Perbaikan Saran Penggunaan
Skor Nilai Kelayakan 1 2 3 4
IV. Keakuratan Alat
a. Ketahanan komponen-komponenya
pada dudukan asalnya
b. Ketepatan pemasangan setiap
komponen pada alat ukur
c. Ketepatan skala pengukuran
d. Ketelitian pengukuran
V. Efisiensi Alat
a. Kemudahan dirangkaikan
b. Kemudahan digunakan/ dijalankan
VI. Keamanan Bagi Siswa
a. Memiliki alat/bahan pengaman
b. Konstruksi alat aman bagi siswa
VII. Estetika
a. Warna
No Aspek Kelayakan Skor
Saran Perbaikan Saran Penggunaan
Skor Nilai Kelayakan 1 2 3 4
VIII. Kotak Kit
a. Kemudahan mencari alat
b. Kemudahan mengambil/ menyimpan
c. Ketahanan kotak
Total Skor Nilai Kelayakan Alat Peraga
Rekomendasi :
..., .... , ... 20... Penilai,
F. Tugas
Anda ditugasi untuk menganalisis APP IPA, maka yang harus Anda lakukan:
1. Pelajari kurikulum (KTSP) terutama yang berkenaan dengan standar isi
(standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok
pembelajaran).
2. Menentukan alat yang akan dibuat atau dikembangkan.
3. Lakukan pengujian kelayakan Alat Peraga Praktik IPA berdasarkan format
instrumen yang telah disediakan.
G. Evaluasi
Untuk menguji pemantapan Anda dalam pengembangan perancangan, dan
pembuatan Alat Peraga Praktik IPA SD, cobalah jawab evaluasi berikut di bawah
ini. Jika Anda masih mengalami kesulitan dalam menjawab soal evaluasi di bawah
ini, Anda dapat membuka dan mempelajari kembali modul ini!
Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!
1. Bagaimana landasan filosofis dari pembuatan Alat Peraga Praktik dalam
pembelajaran IPA?
2. Apa perbedaan alat praktik, alat peraga dan alat pendukung menurut
RECSAM? Jelaskan dan berikan masing-masing dengan contohnya!
3. Apa perbedaan antara Model, Carta dan Poster? Jelaskan dan berikan
masing-masing dengan contohnya!
4. Apa perbedaan padanan alat dengan prototipe alat? Jelaskan dan berikan
masing-masing dengan contohnya!
5. Mengapa Alat Peraga Praktik IPA perlu dibuat?
6. Apa fungsi Alat Peraga Praktik IPA dalam pembelajaran IPA di SD?
7. Bilamana suatu Alat Peraga Praktik dibuat oleh guru, siswa atau oleh siswa
dan guru?
8. Apakah semua topik bahasan IPA SD dapat dibuat Alat Peraga Praktiknya?
9. Bagaimana prinsip dan kriteria pembuatan suatu Alat Peraga Praktik IPA?
10. Bagaimana langkah-langkah utama yang harus diperhatikan dalam
Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar!
1. Pertanyaan di bawah ini yang tidak benar tentang penggunaan alat peraga
dalam proses belajar mengajar?
A. Siswa mudah memahami konsep yang dipelajarinya
B. Siswa lebih aktif dan kreatif belajar
C. Rasa ingin tahu siswa bertambah
D. Guru lebih banyak memerlukan waktu untuk mengajar
2. Alat peraga dapat berfungsi sebagai ganti benda sebenarnya jika alat itu ....
A. Dapat meragakan keadaan benda sebenarnya
B. Menggambarkan keadaan benda sebenarnya
C. Menunjukkan sifat-sifat yang sama dengan benda sebenarnya
D. Mudah dibawa kemana-mana
3. Keuntungan yang diperoleh dengan membuat alat peraga sendiri ialah ....
A. Pembuatannya lebih cepat
B. Dapat dibuat oleh siswa sendiri
C. Dibuat menurut kebutuhan pengajaran
D. Dapat dibuat sebanyak-banyaknya
4. Dalam proses belajar mengajar digunakan alat peraga sebagai pengganti
benda sebenarnya, karena benda sebenarnya ....
A. Terlalu kecil
B. Terlalu besar
C. Sulit diamati
D. Tidak dapat didekati
5. Dengan menggunakan alat peraga untuk mengajarkan IPA tugas guru
menjadi lebih mudah karena ....
A. Siswa dapat belajar sendiri tanpa ditunggui guru
B. Guru tidak harus banyak berbicara tentang pelajarab yang diberikan
C. Guru tidak perlu banyak memberikan catatan
6. Keuntungan yang diperoleh siswa jika pengajaran dilakukan dengan bantuan
alat peraga ialah ....
A. Di samping mendengarkan penjelasan guru, siswa juga dapat mengamati
benda yang diajarkannya
B. Lebih banyak waktu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk
mempelajari materi lainnya
C. Siswa tidak perlu menghafal materi yang diajarkannya
D. Siswa tidak perlu banyak membuat catatan
7. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan alat peraga dalam proses
belajar mengajar ialah ....
A. Lebih banyak konsep yang dapat diajarkan
B. Lebih banyak waktu luang bagi guru
C. Guru tidak perlu banyak menulis di papan tulis
D. Pelajaran menjadi hidup dan siswa tidak mengantuk
KEGIATAN BELAJAR 2 A. Pengantar
Berbagai macam alat IPA dalam bentuk alat peraga, alat praktik, dan alat
pendukung telah banyak dibuat secara massal oleh pabrik. Namun karena
alasan-alasan tertentu, seperti kurang lengkap, kekurangan alat atau sekolah tidak
memilikinya, alat-alat tersebut dapat dibuat dan dikembangkan sendiri oleh guru
atau siswa dengan memanfaatkan bahan bekas yang banyak terdapat di
lingkungan sekitar kita.
Pengembangan Alat Peraga Praktik IPA sederhana dapat dibuat dalam
bentuk:
1. Padanan alat, yaitu alat yang dibuat dengan mengacu pada contoh alat
yang sudah ada di laboratorium IPA.
2. Prototip, yaitu alat baru yang sebelumnya tidak ada, atau dapat juga
merupakan pengembangan dari alat yang sudah ada, pernah ada yang membuat
namun kemudian dimodifikasi.
Dalam kegiatan belajar 2 pada modul ini akan mendeskripsikan tentang
B. Tujuan
Setelah mempelajari uraian materi dalam kegiatan belajar ini Anda
diharapkan dapat:
1. Merancang Alat Peraga Praktik IPA sederhana (buatan sendiri).
2. Membuat Alat Peraga Praktik IPA sederhana (buatan sendiri).
3. Menggunakan Alat Peraga Praktik IPA buatan sendiri (sederhana) dalam
pembelajaran IPA
C. Bahan, Alat dan Sumber Belajar
Pengembangan Alat Peraga Praktik (APP) IPA
Sederhana (Buatan Sendiri)
2. Alat : Sesuai dengan panduan untuk perancangan, pembuatan,
dan penggunaan APP IPA .
3. Sumber belajar : Sumber belajar yang dapat digunakan antara lain
sebagai berikut.
A Resource Book of Idea Science.
Malaysia: RECSAM, 1981
Villegas, A Jessie. RECSAM, Malaysia
Perancangan, Pembuatan, dan Pendayagunaan Alat Peraga Praktik (APP) IPA Sederhana
Arief Sidharta, Dadan Muslih, P4TK IPA
D. Langkah Kegiatan
Pada Kegiatan Belajar 2, Anda dipersilahkan mempelajari uraian langkah
Langkah Kegiatan
Penjelasan Alur Kegiatan
Kegiatan 1. Pendahuluan (10 menit)
Pada kegiatan pendahuluan pemandu menginformasikan kompetensi,
tujuan, kegiatan belajar yang akan dilakukan, dan hasil belajar yang
diharapkan. Selanjutnya mengajukan pertanyaan-diskusi untuk menggali
pengalaman peserta dalam topik merancang, membuat, dan menggunakan
APP IPA untuk pembelajaran IPA SD.
Kegiatan 2. Mengkaji Bahan Ajar (40 menit)
Pada kegiatan ini peserta mengkaji materi modul Bab II tentang
pengembangan Alat Peraga Praktik IPA sederhana (buatan sendiri) yang
mendeskripsikan kegiatan belajar 2 tentang teknik topik merancang, membuat,
dan menggunakan APP IPA dalam pembelajaran IPA SD.
Kegiatan 3. Pendahuluan (40 menit)
Pada kegiatan ini peserta latihan merancang, membuat, dan menggunakan
APP IPA dalam pembelajaran IPA SD.
Kegiatan 1: 10 menit PENDAHULUAN Fasilitator/Guru Pemandu menggali pengalaman peserta dalam topik perancangan, pembu- atan, dan menggu nakan APP IPA dalam pembelajaran IPA di SD
Kegiatan 2: 40 menit MENGKAJI MODUL BAB II: PENGEMBANGAN
ALAT PERAGA PRAKTIK IPA SEDERHANA (BUATAN SENDIRI 1. KEGIATAN BELAJAR 2 Teknik merancang, Membuat, dan Menggunakan APP IPA dalam pembelajaran IPA SD
Kegiatan 3: 50 menit LATIHAN 2. 1. merancang, 2. membuat, dan 3. menggunakan APP
IPA dalam pembela- jaran IPA SD
Kegiatan 4: 30 menit PRESENTASI Presentasi hasil kerja kelompok
Kegiatan 4. Presentasi(20 menit)
Perwakilan kelompok melaporkan hasil kerja
Kegiatan 5. Evaluasi (10 menit)
Peserta mencoba menjawab soal evaluasi.
A. Bahan Bacaan untuk Fasilitator dan Peserta
PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA PRAKTIK (APP) IPA SEDERHANA (BUATAN SENDIRI)
Pada kegiatan ini disajikan contoh merancang (desain), pembuatan, dan
menggunakan APP IPA sederhana berkaitan pengembangan Alat Peraga Praktik
IPA untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
1. MINI KIT LISTRIK
a. Fungsi, Prinsip Kerja Alat, dan Keterkaitan Alat dengan KTSP Fungsi
Kit ini digunakan untuk mempelajari, mendemonstrasikan, dan menyelidiki
tentang; hubungan rangkaian seri dan rangkaian paralel, bahan
isolator-konduktor.
Prinsip Kerja
Generator listrik dan listrik induksi, perubahan energi listrik menjadi panas,
berdasarkan prinsip kerja bimetal pada perangkaian alarm kebakaran,
perubahan energi listrik menjadi energi bunyi/suara, prinsip kerja motor listrik,
prinsip kerja lampu kedap kedip, (flip-flop), dan tentang bagaimana terjadinya
gaya listrik dari muatan elektrostatik beserta sifat-sifat muatan listrik.
Keterkaitan APP dengan KTSP Kelas VI Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Energi dan
Perubahannya
7. Mempraktikkan pola penggunaan dan perpindahan
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
energi
8. Memahami pentingnya penghematan energi
8.1 Mengidentifikasi kegunaan energi listrik dan berpartisipasi dalam penghematannya dalam kehidupan sehari-hari
8.2 Membuat suatu karya/model yang menggunakan energi listrik (bel listrik/alarm/model lampu lalu lintas/ kapal terbang/mobil-mobilan/model penerangan rumah)
[image:34.612.128.517.64.498.2]b. Desain
Gambar 2-1: Bagian-bagian Alat Mini KIT Listrik
c. Perkakas
1) Gergaji 2) Bor 3) Solder
4) Gunting logam
d. Alat dan Bahan
1) Papan landasan, ukuran panjang, lebar, tebal 25 x 40 x 1 cm
2) Model pendulum lampu kedap kedip terdiri atas bola bandul pendulum dan
kait kawat sebagai penghubung arus
3) Model alarm kebakaran terdiri atas bimetal yang dikontruksikan sebagai
4) Rangkaian seri-paralel masing-masing memuat dua buah lampu yang
disusun seri dan yang lainnya disusun paralel
5) Model motor listrik terdiri atas kumparan dan medan magnet tetap yang
diletakkan di tengah-tengah kumparan.
6) Model elektrostatik terdiri atas dua buah bola yang mudah dimuati muatan
listrik statis
7) Pengubah energi listrik menjadi energi panas terdiri atas filamen kawat
pijar yang dililit dan dibentangkan pada kedua terminal bahan konduktor.
Catatan:
Mini kit listrik terdiri dari beberapa rangkaian percobaan yang masing-masing
peralatannya sudah tertata dalam satu papan landasan seperti ditunjukkan
pada gambar-1. Bagian-bagian alatnya terdiri atas rangkaian percobaan untuk
menyelidiki:
1) hubungan seri-paralel,
2) perubahan energi listrik menjadi suara/bunyi
3) perubahan energi listrik menjadi gerak
4) prinsip kerja bimetal pada perangkaian alarm kebakaran
5) perubahan energi gerak menjadi energi listrik
6) prinsip kerja motor listrik
7) prinsip kerja generator listrik dan GGL induksi
8) perubahan energi listrik menjadi energi panas
9) prinsip kerja bandul lampu kedap kedip
10) sifat-sifat listrik statik (elektrostatik)
e. Cara Membuat
1) Siapkan papan landasan, ukuran panjang, lebar, tebal 25 x 40 x 1 cm.
2) Siapkan bahan dan buat masing-masing alat mini kit listrik.
3) Rangkai masing-masing alat mini kit listrik dan ditata/dirangkai pada papan
landasan.
f. Cara Menggunakan
1) Sebelum menggunakan alat minikit listrik hendaknya Anda menyediakan
sepotong lilin, dua buah batere 1.5 volt, serpihan kertas, kabel
2) Siapkan minikit listrik di atas meja datar.
3) Pasang pada dudukan batere dua buah batere 1.5 volt
4) pasang lilin pada dudukan lilin di bagian model alarm kebakaran
5) setelah itu Anda siap untuk merangkaikan bentuk-bentuk rangkaian alat
percobaan sebagai berikut:
a) Rangkaian listrik seri
Untuk perangkaian seri hubungkan dengan menggunakan kabel
penghubung arus antara salah satu terminal lampu seri dengan kutub
positif batere, kemudian hubungkan pula terminal lampu seri yang lainnya
dengan bagian batere kutub negatifnya. Kedua lampu harus menyala dan
[image:36.612.163.385.279.414.2]bila lampu satu diambil(dibuka) maka lampu yang lainnya padam, Lihat
gambar-2.2
Gambar 2.2 Rangkaian listrik seri
b) Rangkaian listrik paralel
Untuk perangkaian paralel hubungkan dengan menggunakan kabel
penghubung arus antara salah satu terminal lampu paralel dengan kutub
positif batere, kemudian hubungkan pula terminal lampu paralel yang
lainnya dengan bagian batere kutub negatifnya. Kedua lampu harus
menyala. Coba buka salah satu lampu, maka lampu yang lainnya masih
Gambar 2.3 Rangkaian listrik paralel
c) Rangkaian uji isolator-konduktor
Hubungkan salah satu terminal ujung model isolator-konduktor dengan
kutub negatif batere. Kemudian hubungkan terminal yang lainnya ke lampu
susun seri. Dari lampu susun seri dihubungkan ke batere bagian positif,
lihat gambar 2.4
Gambar 2.4 Perangkaian uji isolator-konduktor
d) Rangkaian Generator Listrik
Pada perangkaian percobaan ini, hubungan antara generator dan lampu
(lampu LED) telah terpasang. Untuk mencoba rangkaian model generator
ini lakukan pemutaran tombol pemutar pada badan generator/badan
kumparan. Putar dengan agak cukup cepat sampbil memperhatikan nyala
lampu. Jika lampu menyala berarti generator sudah jalan, lihat gambar
[image:37.612.160.455.281.528.2]Perangkaian Model Generator Listrik
Gambar 2.5 Perangkaian model generator listrik
e) Rangkaian perubahan energi listrik menjadi energi panas
Sebelum menghubungkan perangkaian model ini siapkan terlebih dulu
serpihan kertas kering. Hubungkan dengan menggunakan kabel
masing-masing terminal kutub model perubahan listrik ke panas dengan batere,
lihat gambar 2.6. Tunggu beberapa saat sampai pada filamen pemanas
terlihat bara merah, coba serpihan kertas pasangkan pada filamen
pemanas dengan hati-hati. Jika kertas terbakar berarti perangkaian anda
sudah benar.
Gambar 2.6 Perangkaian Perubahan Energi Listrik menjadi Energi Panas
a. Rangkaian model prinsip kerja bimetal dan alarm kebakaran
Model ini mendemonstrasikan penggunaan cara kerja bimetal dalam
perangkaian alarm kebakaran sederhana. Bimetal pada rangkaian ini
difungsikan sebagai penghubung arus jika terkena panas. Posisi bimetal
diletakkan sedemikian rupa, sehingga mudah dilakukan pemanasan
terhadap bimetalnya. Pemanasan dalam perangkitan dilakukan dengan
[image:38.612.211.463.391.552.2]kebakaran, ujung kedua terminal masing-masing dihubungkan dengan alat
[image:39.612.183.491.110.294.2]lainnya yaiu dengan batere dan spiker buzzer, lihat gambar 2.7.
Gambar 2.7 Perangkaian model prinsip kerja bimetal dan alarm kebakaran
b. Rangkaian motor listrik
Motor listrik adalah alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi
gerak. Pada minikit listrik ini, model motor listrik dirancang sedemikian rupa
sehingga mudah untuk dipahami siswa cara kerjanya yaitu jila sejumlah
lilitan dialiri arus listrik akan menimbulkan medan magnet (prinsip magnet
induksi) di sekitarnya. Arah medan magnet tergantung pada arah lilitan.
Untuk lilitan berbentuk lignkaran arah medan magnet tegak lurus arah
sumbu pusat lingkaran. Jika medan magnet yang dibangkitkan ini
berinteraksi dengan medan magnet tetap, yaitu kita ketahui bahwa kutub
yang senama akan tolak menolak dan kutub yang tidak senama tarik
menarik. Berdasarkan konsep ini, maka lilitan jika dialiri listrik disimpan di
atas medan magnet tetap, maka lilitan akan tertolak, karena porosnya
terikat dan terhubung arus dari sumbu. Poros dan penopang poros saling
bersentuhan. Lubang sumbu poros dibuat agak longgar agar terjadi
sesaat setelah ditolak terhubungkan kembali. Keadaan tolak menolak
terjadi secara berurutan yaitu ketika hubungan arus dari sumbu terputus
dan tersambung kembali secara berulang. Dalam perangkaian menjadikan
motor listrik berputar pada model minikit listrik ini susunan hubungan
Gambar 2.8 Rangkaian motor listrik
c. Pangkaian bandul lampu kedap kedip
Bandul dengan bola pejal tergantung pada tiang dimana di antara lengan
bandul diletakkan kait penghubung arus. Ketika lengan bandung
diayunkan, terjadi ayunan bolak-balik. Ayunan lengan bolak balik
dimanfaatkan untuk menyentuh kawat kait penghubung arus ke rangkaian
listrik. Pada saat lengan bandul menyentuh kawat kait sebelah kanan
lampu kiri menyala dan sebaliknya pada saat lengan bandul menyentuh
kait sebelah kanan lampu sebelah kiri menyala. Keseluruhan perangkaian
lampu kedap-kedip dengan menggunakan lama waktu kedipan lampu
dengan ayunan bandul ditunjukkan pada gambar 2.9.
Gambar 2.9: Perangkaian Bandul Lampu Kedap kedip
g. Penggunaan dalam pembelajaran
Dalam penggunaannya di dalam kegiatan dengan siswa. Siswa dalam
melakukan kegiatan pengamatan, penyelidikan, dan perakitan dapat dilakukan
dengan menggunakan metode tugas, metode proyek, atau demonstrasi.
[image:40.612.189.490.466.587.2]dijelaskan pada masing-masing perangkaian seperti dalam petunjuk
penggunaan yang telah diuraikan di atas.
Hal-hal penting dalam kegiatan siswa dalam merangkaikan masing-masing
percobaan adalah sebagai berikut:
1) Pada percobaan rangkaian seri siswa disuruh mencoba membuka salah
satu lampu. Kemudian disuruh mengamati bola lampu yang kedua.
Pertanyaan yang perlu diberikan kepada siswa di antaranya sebagai
berikut.
“Mengapa bola lampu kedua padam saat bola lampu yang satu
dimatikan?“
2) Pada percobaan parallel siswa disuruh mencoba membuka salah satu
lampu. Kemudian disuruh mengamati bola lampu yang kedua, siswa
diberikan pertanyaan sebagai berikut.
“Mengapa bola lampu kedua menyala pada saa bola lampu yang satu
dimatikan“
3) Pada percobaan isolator-konduktor konsep penting yang perlu dipahami
adalah tentang bahan yang dapat dialiri arus listrik, oleh karenanya pada
saat pembelajran berlangsung hendaknya siswa diberi pertanyaan sebagai
berikut.
Apakah kesimpulan anda tentang jenis bahan ditinjau dari segi
penghantaran arus listrik?
Pada percobaan atau demonstrasi tentang prinsip kerja generator listrik,
konsep penting yang perlu dipahami siswa yaitu gerakan medan magnet
mengimbas kumparan dapat menyebabkan pada kumparan terjadi aliran
arus listrik. Berikan pertanyaan kepada siswa seperti :
“Apakah pengaruh gerak putar magnet di dalam lubang kumparan
terhadap kumprannnya sendiri?“
“Kemanakah arah medan magnet magnet tetap yang diletakkan di bagian
dalam kumpran?“
4) Hal penting pada percobaan prinsip kerja bimetal dan penerapan sebagai
alarm kebakaran yang perlu diketahui siswa adalah prinsip kerja bimetal.
Jelaskanlah kepada siswa bahwa bimetal tidak selalu dalam bentuk dua
logam berbeda yang dilekatkan menjadi satu atau dikeling. Bimetal dapat
bagian dari salah satu lapisannya sudah diproses menjadi bimetal. Jenis
bimetal ini terlihatnya seperti satu jenis logam yang sama, tetapi
sebenarnya bimetal tipe ini pada bagian permukaannya sudah dilapisi
dengan bahan tertentu atau campuran tertentu sehingga terjadi perbedaan
koefisien pemuaian di antara kedua lapisan logam. Karena adanya
perbedaan lapisan jenis logam yang berbeda, maka apabila terkenai panas
akan melengkung ke satu arah. Pada kegiatan dengan siswa, siswa
disuruh mengamati gerakan melengkungnya bimetal pada saat dipanasi.
Untuk melihat perubahan pelengkungan bimetal agar sangat jelas terlihat,
ada baiknya menggunakan lup/kaca pembesar. Berikan pertanyaan
kepada siswa, seperti pertanyaan berikut
“Bagian sisi logam yang manakah yang pemuaiannya besar?“
“Jika bimetal pada saat dipanaskan menempel pada logam yang lain yang
berada di dekatnya, dapatkah bimetal yang demikian berfungsi sebagai
sakelar panas?
5) Selanjutnya siswa diajak untuk merangkai rangkaian alarm sederhana.
6) Pada percobaan demonstrasi pengenalan prinsip kerja motor listrik, hal-hal
yang penting dipahami siswa adalah tentang konsep magnet induksi yaitu
magnet yang dibangkitkan penghantar arus karena penghantar arus
tersebut dialiri arus listrik.
7) Pada percobaan perubahan energi listrik menjadi panas, hal yang perlu
mendapat pemahaman siswa adalah pemahaman aliran arus listrik pada
bahan dengan hambatan yang kecil akan membangkitkan panas pada
hambatan tersebut..
8) Pada percobaan dengan bandul lampu kedaf kedif siswa diajak untuk
menjelaskan bagaimana lampu kedap kedip itu bisa terjadi. Suruhlah siswa
untuk menjelaskan prinsip kerjanya berdasarkan pengetahuan siswa
tentang hubugnan rangkaian tertutup hubungan seri paralel dan lainnya.
2. Alat Demonstrasi Energi Surya (Solar energy demonstrations)
a. Fungsi, Prinsip Kerja Alat, dan Keterkaitan Alat dengan KTSP
Fungsi
Menunjukkan pemanfaatan energi matahari menjadi energi listrik. Pengubah
Prinsip Kerja
Lempeng solar sel yang tersinari cahaya menghasilkan energi berupa arus
listrik yang dihasilkan.
Keterkaitan APP dengan KTSP Kelas VI Semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Energi dan
Perubahannya
7. Mempraktikkan pola penggunaan dan perpindahan energi
7.2 Menyajikan informasi tentang perpindahan dan perubahan energi listrik
8. Memahami pentingnya penghematan energi
8.3 Mengidentifikasi kegunaan energi listrik dan berpartisipasi dalam penghematannya dalam kehidupan sehari-hari
8.4 Membuat suatu karya/model yang menggunakan energi listrik
[image:43.612.150.515.149.364.2]b. Desain
Gambar 2.10 Solar Sel
c. Perkakas
1) Gergaji
2) Bor
3) Solder
d. Alat dan Bahan
1) Ukuran solar sel : 85 mm x 85 mm,
2) Diperlengkapi dengan : motor listrik , kincir angin, dan boks musik.
3) Motor listrik terpasang pada dudukan yang dapat terpasang pada terminal
kutub-kutub keluaran solar sel
4) Boks musik terpasang pada pegangan khusus yang dapat terpasang pada
kedua terminal keluaran arus listrik solar sel.
Catatan:
Bagian-bagian alat Demonstrasi Energi Surya terdiri atas; keping solar sel,
terminal keluaran arus listrik, dudukan solar sel dari bahan plastik. Untuk
kelengkapan demonstrasi diperlengkapi dengan boks musik dan motor listrik,
lihat gambar 2.10.
Gambar-10 Alat Demonstrasi Energi Surya
e. Cara Membuat
1) Siapkan dudukkan solar sel (energi surya)
2) Siapkan dudukkan motor listrik dan kincir
3) Siapkan boks musik dan terminal
4) Rangkai masing-masing komponen di atas pada dudukkan landasan solar
f. Cara Menggunakan
1) Siapkan seperangkat alat demonstrasi energi surya di atas meja dengan
keadaan cahaya cukup terang (sebaiknya dilakukan di luar kelas yang
intensitas cahayanya sangat kuat)
2) Pasang boks musik pada terminal keluaran alat seperti tampak gambar
[image:45.612.209.466.210.378.2]2.11.
Gambar 2.11 boks musik solar sel
3) Arahkan lempeng solar sel ke cahaya yang agak terang, dengarkan
Apakah berbunyi? Jika berbunyi berarti solar sel sudah dapat berfungsi
dengan baik
g. Penggunaan dalam pembelajaran
Kegiatan percobaan siswa:
Menyelidiki hubungan luas lempeng solar sel yang tersinari cahaya terhadap
energi/arus listrik yang dihasilkan.
Alat dan bahan tambahan:
1) Kertas karton 10 x 10 cm
2) Motor listrik pelengkap solar sel
Tahapan percobaan:
Siapkan solar sel dan rangkai seperti pada gambar 2.12. Solar sel.
Coba tutup seluruh bagian permukaan solar sel dengan menggunakan kertas
karton dan amati perubahan kecepatan putaran motor listrik. Isikan hasil
Gambar 2.12. Solar Sel
Tabel 2.1: Hasil pengamatan putaran motor (beri tanda ceklis pada
kolom yang sesuai)
No Bagian luas solar
sel yang tertutup
Kecepatan putaran motor listrik
Tidak
berputar Berputar
Berputar
cepat
Berputar
Sangat
cepat
1 Tertutup penuh
2 ¾ Bagiannya
3 ½ Bagiannya
4 ¼ Bagiannya
5 Terbuka penuh
Tuliskan kesimpulan dari data hasil pengamatan dalam tabel 2.1.
………
………
.………..
[image:46.612.159.537.299.475.2].
...
3. AUXANOMETER
a. Fungsi, Prinsip Kerja Alat, dan Keterkaitan Alat dengan KTSP
Fungsi
Auxanometer adalah alat untuk mengukur pertumbuhan tinggi tanaman
Prinsip Kerja
Auxanometer ini dirancang untuk mengamati pertumbuhan tanaman yang
pertumbuhannya cukup cepat, seperti tanaman kacang-kacangan (kacang
ijo), tanaman rerumputan, dan yang lainnya. Auxamometer ini menggunakan
skala memanjang linier, dimana pembacaan skala pertumbuhan searah garis
lurus ke atas sesuai pertumbuhan tinggi tanaman.
Keterkaitan APP dengan KTSP Kelas IV Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
2.1 Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya
2.2 Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya
2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya
[image:47.612.185.461.496.685.2]b. Desain
c. Perkakas
1) Gergaji
2) Bor
3) Solder
4) Pisau pemotong (cutter)
d. Alat dan Bahan
1) Panjang penopang benang penarik: 150 mm.
2) Landasan dasar tempat tanaman: 150 x 200 mm.
3) Menggunakan skala garis/linier dengan ketelitian pembacaan pertumbuhan
tanaman sebesae: 1 mm.
Catatan:
Bagian-bagian alat auxanometer terdiri atas landasan, dudukan skala, tali
penghubung ke tanaman, beban penarik, jarum penunjuk perubahan, dan puli-
[image:48.612.195.444.336.521.2]puli pelicin tarik beban, lihat gambar 2.14. Alat Auxanometer
Gambar 2-14. Alat Auxanometer
Fungsi masing-masing bagian dari alat adalah sebagai berikut: