• Tidak ada hasil yang ditemukan

T PU 1107272 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T PU 1107272 Chapter5"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

xi

Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab V ini dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi. Pada bagian

kesimpulan dipaparkan mengenai intisari hasil penelitian secara komprehensif.

Sedangkan rekomendasi diketengahkan beberapa saran maupun opini yang

bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya.

5.1Kesimpulan Umum

Pembinaan kecerdasan sosial siswa di SDN 3 Kota Serang dilakukan

melalui beberapa kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Salah satu kegiatan

ekstrakurikuler yang mendukung pembinaan kecerdasan sosial siswa adalah

kegiatan pramuka. Program kegiatan pramuka disusun beradasarkan SKU (Syarat

Kecakapan Umum) pramuka penggalang dan pramuka siaga yang di dalamnya

berisi perencanaan jadwal, isi materi, alokasi waktu, jenis dan bentuk kegiatan

yang mengandung unsur-unsur pembinaan kecerdasan sosial siswa. Proses

kegiatan pramuka dilaksanakan secara rutin pada tiap minggu, dalam setiap

kegiatannya ada tahapan yang jelas, sesuai dengan perencanaan dalam program

kegiatan. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk aktifitas beregu dengan lebih

mengedepankan keterampilan, baik keterampilan kepramukaan maupun

keterampilan bersosialisasi diantaranya bekerjasama, saling menolong, saling

menghormati, memahami kelebihan dan kelemahan diri sendiri maupun orang

lain, menjunjung tinggi kerukunan, mematuhi peraturan, tertib, disiplin, sopan,

hemat, dan bertanggung jawab. Kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk

permainan yang menyenangkan seperti simulasi, kuis, game, dan sosiodrama.

Walaupun pramuka merupakan kegiatan ekstrakurikuler wajib bagi seluruh siswa

di sekolah ini, kegiatan tersebut hanya diikuti oleh sebagian kecil siswa saja.

Siswa yang mengikuti kegiatan menjalani kegiatan dengan dengan ceria,

bersemangat, dan bahagia, tanpa kehilangan inti materi pembelajaran dan

(2)

xi

Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

potensinya secara baik. Namun kegiatan tersebut menemui beberapa kendala,

diantaranya kendala kurangnya keseriusan dan kesungguhan pihak sekolah dalam

hal ini Kepala Sekolah, Pembina dan Pelatih pramuka dalam merealisasikan

pramuka sebagai kegiatan wajib bagi seluruh siswa, selain itu kegiatan pramuka

di sekolah ini hanya diikuti oleh sebagian kecil siswa saja, serta kurang

memadainya sarana prasarana kegiatan pramuka. Beberapa kendala tersebut

menyebabkan pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan pramuka di

sekolah ini tidak maksimal dan kurang berhasil.

5.2Kesimpulan Khusus

Memperhatikan pada temuan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan khusus

sebagai berikut :

1) Program Kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang disusun berdasarkan

pada SKU (Syarat Kecakapan Umum) pramuka siaga bagi anggota

pramuka siaga dan SKU (Syarat Kecakapan Umum) pramuka penggalang

bagi anggota pramuka penggalang yang berisi acuan kemampuan dan

keterampilan kepramukaan dan sosial yang harus dimiliki dan dikuasi

oleh anggotanya.

2) Proses Kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang diselenggarakan sesuai

dengan program yang telah disusun, dilaksanakan melalui bentuk kegiatan

beregu yang didalamnya mengandung unsur-unsur pembinaan kecerdasan

sosial, seperti bekerjasama, saling menolong, saling menghargai, saling

menghormati, kerja keras, selalu bersemangat, gembira, tertib, teratur,

disiplin, sopan, bertanggungjawab, sportif, kreatif, mandiri, berani, hemat,

dan mengembangkan sikap-sikap positif lainnya.

3) Beberapa kendala dalam kegiatan pramuka di SDN 3 kota Serang,

diantaranya adalah kepemimpinan kepala sekolah yang tidak konsisten

(3)

xi

Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ekstrakurikuler wajib bagi seluruh siswa di SDN 3 Kota Serang, yaitu

sikap tidak tegas kepala sekolah kepada pembina, pelatih dan guru yang

telah mendapatkan tugas tambahan sebagai penyelenggara kegiatan

pramuka yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, serta tidak adanya

tindak lanjut dalam menyikapi rendahnya partisipasi siswa untuk

mengikuti kegiatan pramuka, disamping kurangnya sarana prasarana

pendukung kegiatan pramuka, sehingga menyebabkan pembinaan

kecerdasan sosial melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang kurang

berhasil.

5.3Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini merekomendasikan

beberapa hal berkaitan dengan pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui

kegiatan pramuka, sebagai berikut:

1). Kepada Pembina dan Pelatih Pramuka;

a. Menyusun program kerja Pembina, Pelatih, dan guru yang melaksanakan

kegiatan pramuka, baik program tahunan maupun program mingguan

dimana dalam program tersebut tercantum materi, metoda, media dan

evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan pramuka. Penyusunan program

yang baik merupakan langkah awal pencapaian prestasi.

b. Memperhatikan dan meningkatkan keterlaksanaan hal-hal yang sifatnya

administratif kegiatan pramuka seperti daftar hadir Pembina, pelatih dan

guru pendamping, serta peserta untuk kurun waktu mingguan, bulanan,

semester, dan tahunan sebagai instrumen evaluasi. Membuat laporan

realisasi pelaksanaan kegiatan untuk kurun waktu mingguan, bulanan,

semester, dan tahunan..

c. Memberikan pengakuan dan penghargaan kepada siswa yang berprestasi

dalam kegiatan pramuka dengan cara mempermudah pemberian nilai

(4)

xi

Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Mensosialisasikan kepada orang tua siswa tentang kewajiban siswa

mengikuti kegiatan pramuka untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa

dalam kegiatan pramuka dan mendapat dukungan dari orang tua.

2). Kepada guru kelas ;

a. Menjalin kerjasama dengan pembina dan pelatih pramuka dalam rangka

membina dan mendidik nilai-nilai kecerdasan sosial.

b. Menjadi bagian langsung dari kegiatan pramuka (pelatih pramuka)

karena nilai-nilai kecerdasan sosial sangat memungkinkan diterapkan

dalam kegiatan pramuka.

3). Kepada pihak sekolah ;

a. Meningkatkan pengakuan dan penghargaan terhadap pembina, pelatih

dan siswa yang aktif dalam kegiatan pramuka. Pengakuan dan

penghargaan tersebut dapat berupa peningkatan kesejahteraan pembina

dan pelatih atau beasiswa berprestasi bagi siswa yang aktif mengikuti

kegiatan pramuka.

b. Memfasilitasi terselenggaranya kegiatan pramuka dengan cara

mencukupi sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh kegiatan

pramuka.

c. Menugaskan atau mempercayakan pembina dan pelatih pramuka kepada

guru yang memiliki kemauan dan kemampuan yang tinggi dalam hal

pembinaan kesiswaan.

d. Mengevaluasi secara rutin pelaksanaan kegiatan pramuka agar sekolah

dapat segera mengambil solusi dalam menghadapi berbagai kendala dan

penghambat keberhasilan kegiatan pramuka dalam membina kecerdasan

sosial siswa.

4). Untuk penelitian berikutnya;

a. Bahwa SDN 3 Kota Serang bukan satu-satunya sekolah yang

menyelenggarakankegiatan pramuka, karena pramuka ada di setiap

(5)

xi

Yuyun Wahyuni, 2015

PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lokasi penelitian yang berbeda, sehingga terdapat kesinambungan

kesimpulan tentang pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan

pramuka.

b. Bahwa terdapat banyak dimensi pendidikan karakter yang dapat

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pelaksanaannya, pembinaan akhlak mulia dapat dilakukan melalui.. proses internalisasi yaitu dengan memberikan pemahaman dan

di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Ambon, yakni: (a) minimnya ketersediaan dana dalam proses pembinaan bagi warga binaan; (b) rendahnya tingkat pengetahuan petugas yang

dalam pengembangan perilaku sosial anak usia dini yang dilakukan di KelompokA. Bermain Rancage Kabupaten Sumedang, dengan sumber data mencakup

“Pengembangan Model Pembinaan Nilai Toleransi dalam Interaksi Multikultural di Panti Asuhan Unit Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial dan Pemberdayaan

Hal ini sesuai dengan tujuan pramuka berdasarkan Kepres RI nomor 24 tahun 2009 yaitu : (1) Menanamkan dan menumbuhkan mental, moral, watak, sikap dan perilaku yang

1. Upaya pembinaan akhlak yang dilakukan para guru di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Iman Bogor terhadap para siswa di mulai sejak siswa memasuki lingkungan

Pembinaan Karakter Siswa melalui Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMP Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat). Tesis (tidak

EFEK PEMBINAAN KEJUJURAN DAN KANTIN KEJUJURAN TERHADAP KARAKTER JUJUR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 CILIMUS DAN SMK NEGERI 2 KUNINGAN.. Universitas Pendidikan Indonesia |