• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESULTAN DARI POLINOMIAL DENGAN n - INDETERMINATE - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RESULTAN DARI POLINOMIAL DENGAN n - INDETERMINATE - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

RESULTAN DARI POLINOMIAL DENGAN n - INDETERMINATE

Harjito1), R. Heri SU2), dan Karuniawati DR3) Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl. Prof. Soedarto, S.H, Semarang 50275

Abstract. Let f,gK[x] be polynomials where K is a field. To determine whether two polynomials have a common factor without doing any divisions in K[x] can be seen from its resultant, that is determinant from Sylvester matrix. Two polynomials will have a common factor if and only if its resultant is zero. If its resultant isn’t zero so two polynomials have not a common factor. Wants to be look for resultant f1,L,fs where s≥3 in C

[

x1,L,xn

]

where C is the set of all complex numbers. To make the easy resultant computations is used by maple 8.

Keywords: field, Sylvester matrix, resultant.

1. PENDAHULUAN

Misalkan akan dicari apakah dua polinomial f,gK[x] mempunyai faktor persekutuan, artinya terdapat polinomial

] [x K

h∈ dengan derajat positif yang membagi f dan g. Salah satu cara adalah dengan memfaktorkan f dan g menjadi tak tereduksi. Sayangnya, pemfaktoran mem-butuhkan proses yang lama. Metode yang lebih efisien untuk menghitung Pembagi Persekutuan Terbesar (PPT) dari f dan g adalah dengan menggunakan algoritma Euclidean. Kekurangannya adalah algorit-ma Euclidean memerlukan pembagian dalam K[x]. Oleh karena itu, akan dicari cara untuk menentukan apakah terdapat faktor persekutuan tanpa melakukan pem-bagian dalam K[x].

Resultan yang merupakan determinan dari matriks Sylvester mempunyai peranan penting dalam teori eliminasi. Dengan ban-tuan resultan dapat diketahui apakah dua polinomial atau lebih mempunyai faktor persekutuan.

2. PEMBAHASAN

Lemma 2.1

Misalkan f,gK[x] adalah polino-mial dengan deg(f)=l>0 dan

. 0 )

deg(g =m> Polinomial f dan g

mem-punyai faktor persekutuan jika dan hanya jika ada polinomial A,BK[x] sedemiki-an sehingga:

1. A dan B keduanya tidak nol.

2. deg (A) ≤ m – 1 dan deg (B) ≤ l – 1. 3. Af + Bg = 0.

Bukti.

( )

⇒ Misalkan f dan g mempunyai faktor persekutuan hK[x]. Maka f = hf1 dan

1 hg

g = , dengan f1,g1K[x]. Sehingga 1

)

deg(f1l− , dan deg(g1)≤m−1. Maka

(

1

)

1. 1 1. 1 0

1f + − f g = g hff hg = g

Dengan demikian A = g1 dan B = – f1. Jadi, ketiga sifat dipenuhi.

( )

⇐ Misalkan A dan B memenuhi ketiga sifat di atas. Dengan bagian 1, misalkan B ≠ 0. Andaikan f dan g tidak mempunyai faktor persekutuan, maka PPTnya adalah 1, sehingga dapat ditemukan polinomial

] [ ~ , ~

x K B

A ∈ sedemikian sehingga

. 1 ~

~ + =

g B f

A Kalikan dengan B dan

guna-kan Bg = – Af :

(

Af Bg

) (

B AB BA

)

f

B= ~ + ~ = ~ − ~

Karena B ≠ 0, persamaan ini menunjukkan bahwa B mempunyai derajat paling sedikit l, kontradiksi dengan bagian 2. Jadi, f dan g mempunyai faktor persekutuan dengan

(2)

Lemma 2.1 merupakan salah satu cara untuk menentukan apakah ada faktor persekutuan dari dua polinomial

] [ ,g K x

f ∈ tanpa melakukan pembagian dalam lapangan K. Akan tetapi, cara ini mungkin belum memuaskan. Dari Lemma 2.1 kemudian menimbulkan pertanyaan apakah keberadaan A dan B benar-benar diperlukan. Untuk menjawab pertanyaan keberadaan A dan B dilakukan dengan me-ngubah Af + Bg = 0 menjadi sistem persamaan linear. Tulis

1 tidak semuanya nol sedemikian sehingga dipenuhi persamaan

Af + Bg = 0 (2.1) Sehingga secara otomatis A dan B diperlu-kan dalam lemma 1.

Untuk mendapatkan sistem persama-an linear, tulis f dpersama-an g sebagai berikut:

0 dan B ke persamaan (2.1) dan bandingkan dengan koefisien dari pangkat x, maka diperoleh sistem persamaan linear dengan

i Sehingga didapat sistem persamaan linier homogen dengan l+m persamaan dan

m

l+ variabel yang tidak diketahui. Sistem persamaan linier homogen di atas mempunyai solusi bukan nol jika dan hanya jika determinan matriks koefisien-nya sama dengan nol.

Definisi 2.1

Misalkan polinomial f,gK[x] dengan derajat positif, yaitu:

0 matriks koefisien dari sistem persamaan linier yang diberikan di persamaan (2.2). Jadi, Syl(f,g,x) adalah matriks bujur

Resultan dari f dan g terhadap x, ditulisRes(f,g,x) adalah determinan dari matriks Sylvester. Dengan demikian,

(

( , , )

)

Dari definisi ini didapatkan sifat-sifat resultan. Selanjutnya suatu polinomial disebut polinomial integer jika semua koefisiennya integer.

Proposisi 2.1. Jika polinomial f,gK[x] dengan derajat positif, maka:

1. Res (f,g,x)∈K adalah polinomial integer dengan koefisien dari f dan g. 2. f dan g mempunyai faktor persekutuan

dalam K[x] jika dan hanya jika Res(f,g,x)=0.

Bukti.

Formula standar untuk determinan matriks s daripermutasi

. permutasi genap dan -1 adalah permutasi koefisien dari xl + m - 1

koefisien dari xl + m – 2

koefisien dari x0

(3)

minannya merupakan polinomial integer, dan pernyataan pertama proposisi 2.3 terbukti.

Pernyataan kedua dibuktikan sebagai berikut: Res

(

f,g,x

)

=0 ⇔ matriks koefisien dari persamaan (2) mempunyai determinan nol ⇔ persamaan (2) mem-punyai solusi tidak nol. Ini ekuivalen dengan keberadaan A dan B pada lemma 1 sedemikian sehingga Af + Bg = 0, dan lemma 1 melengkapi bukti dari proposisi tersebut. Jadi, terbukti f dan g mempunyai faktor persekutuan dalam K[x]. ■ Suatu kesulitan menggunakan resultan adalah determinan matriks yang besar sulit dihitung. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan teknologi, banyak software yang dapat digunakan untuk menghitung determinan matriks yang besar sekalipun.

Untuk menghubungkan resultan de-ngan eliminasi, akan ditunjukkan dede-ngan menghitung resultan dari polinomial

2 2 2 +

=x y

f dan g = xy – 4. Dengan

menyatakan f dan g sebagai polinomial dalam x dengan koefisien polinomial dalam y didapat:

(

)

16 2 .

4 0 2

4 0

0 1

, ,

Res 4 2

2

y y

y

y y

x g

f = − +

− +

− =

Umumnya, jika f dan g adalah

polinomial dalam K[x,y] dengan x mem-punyai pangkat positif, maka dapat di-hitung Res(f,g,x) dengan cara yang sama. Karena koefisiennya polinomial dalam y, proposisi 2.3 menjamin bahwa

) , , (

Res f g x adalah polinomial dalam y. Jadi, jika diberikan f,gK

[ ]

x,y, maka dapat digunakan resultan untuk meng-eliminasi x.

Proposisi 2.2. Jika polinomial f,gK[x]

dengan derajat positif, maka terdapat polinomial A,BK[x] sedemikian sehingga

Af + Bg = Res

(

f,g,x

)

.

Selanjutnya, koefisien A dan B adalah polinomial integer dengan koefisien dari f dan g.

Bukti.

Definisi dari resultan didasarkan pada persamaan Af + Bg = 0. Dalam bukti ini akan diperoleh metode yang sama untuk persamaan 1A~f +B~g = .

Jika Res

(

f,g,x

)

=0, pilih A = B = 0 sehingga Af + Bg = 0. Jadi diasumsikan

(

, ,

)

0.

Res f g x ≠ Karena Res

(

f,g,x

)

≠0 maka f dan g tidak mempunyai faktor persekutuan dalam k[x], atau

1 ) , (

PPT f g = sehingga .A~f +B~g =1 Misalkan

1 1 0

1 1 0

0 0

~ ~

0 ,

0 ,

− −

− −

+ + =

+ + =

≠ +

+ =

≠ +

+ =

l l

m m

m m

m

l l

l

x d d

B

x c c

A

b x

b b

g

a x

a a

f

L L L L

dimana koefisien c0,L,cm1,d0,L,dl1 dalam K dan c0,L,cm1,d0,L,dl1 tidak diketahui. Jika formula di atas disubstitusi ke 1A~f +B~g = dan dibandingkan koefisien dari derajat x, maka didapatkan sistem persamaan linear dengan ci, di tidak

diketahui dan koefisien ai, bi dalam K

sebagai berikut:

1 0 0

0 0 0 0

1 1 2 1 1 2

1 1

= +

= + + +

= +

− − − − − −

− −

d b c a

d b d b c a c a

d b c

a

l m l m m l m l

l m m

l

M O O

(2.3) Persamaan di atas sama dengan persamaan (2.2) kecuali di ruas sebelah kanan dari persamaan terakhir. Oleh karena itu, matriks koefisien dari persamaan di atas (2.3) adalah matriks Sylvester dari f dan g. Karena Res

(

f,g,x

)

≠0 maka persamaan (2.3) mempunyai solusi tunggal dalam lapangan K.

Sehingga,

koefisien dari xl + m - 1

koefisien dari xl + m – 2

(4)

Dengan cara Cramer dapat dicari ci

dan di, yaitu:

Karena elemen-elemen dari determinannya adalah polinomial integer, maka

) dapat ditulis :

B

Definisi 2.2

Misalkan diberikan polinomial

] dari f dan g terhadap x1 didefinisikan seba-gai : mempunyai derajat positif dalam x1, ma-ka :

1. Res

(

f,g,x1

)

adalah anggota ideal eli- minasi tingkat 1= f,gK

[

x2,L,xn

]

.

2. Res

(

f,g,x1

)

=0 jika dan hanya jika f dan g mempunyai faktor persekutuan dalam K[x1,x2,L,xn] dengan derajat positif dalam x1.

Bukti.

Jika f, g ditulis dalam suku x1, maka koefisien ai, bi terletak dalam K[x2,L,xn]. Karena resultan merupakan polinomial

integer dalam ai,bi dan adalah polinomial dalam x1 yang koefisien-nya juga polinomial integer dalam

(5)

(

, ,

)

,

[

, ,

]

. Res f g x1f gK x2 L xn

Sehingga bagian 1 dari Proposisi 2.3 terbukti.

Untuk membuktikan bagian 2 akan digunakan Proposisi 2.1 untuk men-jelaskan mengapa resultan bernilai nol jika terdapat suatu faktor persekutuan. Sebe-lumnya telah dibahas polinomial dalam satu variabel dengan koefisien dalam suatu lapangan K. Karena f dan g adalah poli-nomial dalam x1 dengan koefisien dalam

[

x xn

]

K 2,L, , maka Proposisi 2.1 berlaku

untuk .f,gK(x2,L,xn)[x1] Dengan

Proposisi 2.1 Res

(

f,g,x1

)

=0 jika dan ha-nya jika f dan g mempuha-nyai faktor per-sekutuan dalam K

(

x2,L,xn

)

[ ]

x1 dengan

derajat positif dalam x1. Selanjutnya diperoleh f dan g mempunyai faktor persekutuan dalam K

[

x1,L,xn

]

dengan derajat positif dalam x1. Bagian 2 dari Proposisi 2.3 terbukti. ■

Dalam himpunan bilangan kompleks, dua polinomial dalam C[x] mempunyai faktor persekutuan jika dan hanya jika f dan g mempunyai akar persekutuan, sehingga diperoleh akibat dari Proposisi 2.3.

Akibat 2.1

Jika f,gC

[ ]

x , maka Res

(

f,g,x

)

= 0 jika dan hanya jika f dan g mempunyai akar persekutuan dalam C.

Proposisi 2.4. Misalkan

[

x xn

]

C g

f, ∈ 1,L, dengan

, 1 0 alxl a

f = +L+ al ≠0 dan

, 1 0 bmxm b

g = +L+ bm ≠0 dengan al,bm

] , , [x2 xn

C L

∈ .

Jika Res (f,g,x1)∈C

[

x2,L,xn

]

sama

dengan nol pada

(

)

1

2, ,

n

n C c

c L maka:

1. al = 0 atau bm = 0 pada

(

c2,L,cn

)

,

2. terdapat c1C sedemikian sehingga f dan g sama dengan nol pada

(

)

n

n C c

c1,L, ∈ .

Bukti.

Misalkan c=

(

c2,L,cn

)

dan

. ) , , , ( ) ,

(x1 c f x1 c2 cn

f = L Akan

ditunjukkan bahwa f(x1,c) dan g(x1,c) mempunyai akar persekutuan ketika

0 ) (c

al dan bm(c)≠0 . Untuk

membuktikan ini tulis

( )

( )

( )

( )

, ()

( )

,

( )

0 0 ,

) ( ,

1 0

1

1 0

1

≠ +

+ =

≠ +

+ =

c b x c b c b c x g

c a x c a c a c x f

m m m

l l l

L L

, (2.5)

dan h=Res(f,g,x1) pada c. Sehingga jika dihitung determinan yang diberikan oleh h pada titik c diperoleh

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

( )

. det

0

0 0

0 0

⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥

⎦ ⎤

⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢

⎣ ⎡

= =

c b c

a

c b c

a

c b c

a

c b c

a

c

h l m

m l

M O M

O

M M

M M

O M O

M

(2.6) Dari persamaan (2.5), resultan dari

) , (x1 c

f dan g(x1,c) terhadap x1 adalah determinan seperti diperlihatkan pada persamaan (2.6), sehingga

Res

(

f(x1,c),g(x1,c),x1

)

= h(c) = 0 Dengan Akibat 1 berarti f(x1,c) dan

) , (x1 c

g mempunyai akar persekutuan. ■

Teorema 2.1 (Teorema Perluasan untuk Dua Polinomial).

Misalkan I = f,gC

[

x1,L,xn

]

,

I1 adalah ideal eliminasi tingkat 1 dari I,

[

n

]

m

l b C x x

a , ∈ 2,L, seperti dalam (4) dan

solusi parsial

(

c2,L,cn

)

V

( )

I1 . Jika

(

c2,L,cn

)

V

(

al,bm

)

, maka terdapat C

c1∈ sedemikian sehingga

(

c1,L,cn

) ( )

V I .

Bukti.

Misalkan c=

(

c2,L,cn

)

. Dari proposisi

(6)

pada c, maka berdasarkan Proposisi 2.4 diperlukan keberadaan c1. Sayangnya, hipotesis pada c hanya mengijinkan

( )

c =0

al atau bm

( )

c =0. Misal al

( )

c ≠0

dan bm

( )

c =0, maka g

(

x1,c

)

mempunyai derajat dalam x1 kurang dari m. Dalam hal ini determinan persamaan (6) mempunyai ukuran

(

l+m

) (

× l+m

)

yang terlalu besar untuk menjadi resultan dari f

(

x1,c

)

dan

(

x c

)

g 1, .

Karena solusi V

(

f,g

)

bergantung

pada ideal f,g , maka dapat digunakan

basis yang berlainan dari ideal f,g

ketika al

( )

c ≠0 dan bm

( )

c =0 . Jika N sebarang integer positif, maka

(

)

[

]

( )

( )

[

]

(

)

( )

[

]

[

]

. ,

, , ,

, , ,

, , ,

, , , , ,

1 1

1 1 1

1 1 1

1 1

1

g f

x x K qx p r qg rf

x x K qx p g q f qx p

x x K qx f qx g q pf

x x K q p f x g q pf f x g f

n N

n N

N

n N

N

n N

N

=

∈ + = + =

∈ + +

+ =

∈ +

+ =

∈ +

+ = +

L L L L

(2.7) Pilih N cukup besar sehingga xNf

1 mempunyai derajat lebih besar dalam x1 daripada g. Karena koefisien awal dari

f x

g+ 1N terhadap x1 adalah a0 dengan

( )

c ≠0

al maka terdapat c1C dengan

(

c1,c

)

V

(

f,g+x1Nf

)

. Dengan (2.7), ini menyatakan

(

c1,c

)

V

(

f,g

)

dan teorema terbukti.

Bukti di atas tidak berlaku jika al dan bm bernilai nol pada solusi parsial c, sebab jika al dan bm bernilai nol pada solusi parsial mungkin tidak dapat diperluas. ■

Himpunan semua solusi dari polinomial f = 0 dan g = 0 dinotasikan dengan V(I) dengan I = f,g .

Selanjutnya akan dibuktikan teorema perluasan untuk sebarang ideal

[

n

]

s C x x

f

f1,L, ⊂ 1,L, . Kemudian akan

dibahas resultan untuk f1,L, fs jika s≥3.

Misalkan u2,L,us adalah variabel baru

dan bentuk f2,L,fs menjadi polinomial tunggal sebagai berikut.

[

s n

]

s

sf Cu u x x u

f

u2 2 +L+ ∈ 2,L, , 1,L, ,

Maka f1 dapat dinyatakan sebagai polinomial dalam ring yang sama, yaitu

[

u2, ,us,x1, ,xn

]

.

C L L Dengan proposisi

2.6, resultan dari f1 dan u2f2+L+usfs terletak pada C

[

u2,L,us,x2,L,xn

]

. Untuk

mendapatkan polinomial dalamx2,L,xn, resultan diperluas dalam suku-suku dari pangkat u2,L,us, sehingga ditulis

(

, ,

)

,

) , ,

(

Res 1 2 2+ + 1 =

2

α

α

α x x u

h x

f u f

u

f L s s L n

(2.8)

dimana uα adalah monomial s

s

u uα2L α

2

dan hαC

[

x2,L,xn

]

untuk semua α. Polinomial hα disebut sebagai generalisasi resultan dari f1,L, fs.

Teorema 2.2 (Teorema Perluasan) Misalkan

[

n

]

s C x x

f f

I = 1,L, ⊂ 1,L, dan I1

adalah ideal eliminasi tingkat 1 dari I. Untuk setiap 1≤is, fi ditulis dalam bentuk

(

)

Ni

n i

i g x x x

f = 2,L, 1 + suku dengan

derajat x1 <Ni

dimana 0Ni ≥ dan giC

[

x2,L,xn

]

bukan nol. Misalkan didapat solusi parsial

(

c2,L,cn

)

V

( )

I1. Jika

(

c2,L,cn

)

V

(

g1,L,gs

)

maka terdapat

C

c1∈ sedemikian sehingga

(

c1,c2,L,cn

) ( )

V I .

Bukti.

Misalkan c=

(

c2,L,cn

)

.Akan dicari akar

(7)

Karena cV

(

g1,L,gs

)

, maka dapat

diasumsikan bahwa g1(c)≠0 . Misalkan

[

x xn

]

C

hα2,L, sebagai generalisasi

resultan dari f1,L,fs. Jadi,

+ + =

α α αu

h x

f u f

u

f , s s, )

(

Res 1 2 2 L 1 .

(2.9) Akan ditunjukkan bahwa hα terletak pada ideal eliminasi tingkat 1 dari I1. Karena resultan dihitung pada ring

[

u us x xn

]

C 2,L, , 1,L, , maka sesuai

dengan proposisi 6 bahwa

(

, ,

)

.

Res )

(22 1 2 2 1

1 Bu f u f f u f u f x

Af+ +L+ s s = +L+ s s

(2.10)

untuk suatu polinomial

[

u us x xn

]

C B

A, ∈ 2,L, , 1,L, . Tulis

=

α α αu

A

A dan =

β β βu ,

B

B dimana

[

, ,

]

.

,B C x1 xn

Aβ β ∈ L Akan dibuktikan

I f f

hα1,L, s = dengan

membanding-kan koefisien dari uα dalam (2.10). Karena

[

x xn

]

C

hα2,L, maka hαI1.

Untuk membandingkan koefisien,

dibutuhkan penggunaan notasi monomial.

Untuk itu, jika

(

1,0, ,0

)

, ,

(

0, ,0,1

)

2 = L L es = L

e maka

. 2 2

2

= + +

i i e s

sf u f u

f

u L i Sehingga

persamaan (2.10) dapat ditulis

. ,

2 1

2 1

α α

α

β β

β α

β β β α

α α α

α α

u f B f

A

f u u

B f

u A u

h

i

i

e

i i

i i

e

⎟⎟ ⎟ ⎟

⎠ ⎞

⎜⎜ ⎜ ⎜

⎝ ⎛

∑ + =

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜

⎝ ⎛

∑ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜

⎜ ⎝ ⎛

∑ + ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜

⎝ ⎛

∑ = ∑

= + ≥

Jika koefisien dari uα disamakan, maka diperoleh

= + ≥

+ =

α

β β

β α

α

i e i

i f B f

A h

, 2

1 .

Yang membuktikan bahwa hαI. Telah

dilihat sebelumnya, ini menunjukkan bahwa hαI1 untuk semua α.

Karena cV

( )

I1 , maka hα(c)=0 untuk semua α. Kemudian (9)

menunjuk-kan bahwa resultan

(

1, 2 2 , 1

)

Res f u f u f x

h= +L+ s s akan

ber-nilai nol ketika ber-nilai c ditentukan. Jika

(

cu us

)

h , 2,L, merupakan polinomial yang

diperoleh dalam C

[

x1,u2,L,us

]

, dengan

mensubtitusikan c=

(

c2,L,cn

)

untuk

(

x2,L,xn

)

, maka didapat

(

c,u2, ,us

)

=0

h L . (2.11)

Dibuat asumsi untuk f2 sebagai berikut:

( )

0

2 c

g dan f2 mempunyai derajat dalam x1 yang lebih besar daripada

s f f3,L, ,

(2.12) Ini berarti,

(

c,u2, ,u

)

Res

(

f1

( ) ( )

x1,c,u2f2x1,c uf

( )

x1,c,x1

)

h L s = +L+ s s

(2.13)

Untuk membuktikannya hampir sama dengan argumen pada persamaan (2.6). Yaitu, jika dihitung determinan yang

mendefinisikan nilai

(

1, 2 2 , 1

)

Res f u f u f x

h= +L+ s s pada c, ini

mengikuti bahwa h

(

c,u2,L,us

)

merupa-kan suatu determinan tertentu. Selanjutnya, determinan ini adalah resultan (2.13) yang membuktikan koefisien awal dari f1 dan

s sf u f

u2 2+L+ tidak sama dengan nol

pada c. Ini benar untuk f1 karena g1

( )

c ≠0. Pandang u2f2+L+usfs, asumsi (2.12) menyatakan bahwa koefisien awalnya adalah u2g2 , dan (2.12) juga menyatakan bahwa koefisien awal tidak sama dengan nol karena g2

( )

c ≠0. Ini melengkapi bukti (2.13). Jika (2.11) dikombinasikan dengan (2.13), maka diperoleh

( )

( )

( )

(

, , , , ,

)

0.

Resf1 x1 c u2f2 x1 c +L+usfs x1 c x1 =

Polinomial f1

(

x1,c

)

dan

(

x c

)

u f

(

x c

)

f

u2 2 1, +L+ s s 1, terletak pada

[

x u us

]

C 1, 2,L, , sehingga dengan proposisi

(8)

membagi f1

(

x1,c

)

, maka F adalah polinomial dalam C

[ ]

x1 . Karena F membagi u2f2

(

x1,c

)

maka

( ) (

x Ax u u

)

u f

( )

x c u f

( )

x c F 1 1, 2,L, s = 2 2 1, +L+ s s 1,

(2.14)

untuk suatu

[

x1,u2, ,us

]

.

C

A∈ L Perbandingan

koefisi-en u2,L,us berarti F membagi

(

x c

)

f

(

x c

)

f2 1, ,L, s 1, .Karena F juga membagi f1

(

x1,c

)

maka F adalah faktor persekutuan dengan derajat positif untuk semua fi

(

x1,c

)

. Misalkan c1 adalah akar dari F (diketahui c1 ada karena semestanya bilangan kompleks). Maka c1 otomatis merupakan akar persekutuan dari semua

(

x c

)

fi 1, , yang membuktikan kebenaran Teorema Perluasan jika (2.12) benar.

Terakhir, jika (2.12) tidak benar untuk f1,L,fs, maka dapat ditemukan

basis baru yang membuat (2.12) terpenuhi/ bernilai benar. Ide dasarnya adalah

menempatkan kembali f2 dengan

1 1 2 x f

f + N , dimana N adalah bulat positif.

Ternyata I f ,f xN f , f , ,fs 3 1 1 2

1 + L

= .

Jika N cukup besar, koefisien awal dari

1 1 2 x f

f + N adalah g1, yang diketahui tidak nol pada c. Buat N lebih besar bila perlu, sehingga dapat diasumsikan bahwa

1 1 2 x f

f + N mem-punyai derajat lebih besar dalam x1 daripada f3,L,fs . Kemudian argumen sebelumnya memberikan c1 yang merupakan akar persekutuan dari

( ) ( )

x c f x c x f

( ) ( )

x c f x c f

( )

x c f1 1, , 2 1, + 1N 1 1, , 3 1, ,L, s 1, . Ternyata c1 merupakan akar persekutuan untuk semua fi

(

x1,c

)

. Ini melengkapi bukti teorema perluasan. ■

3. PENUTUP

1. Polinomial f dan g mempunyai faktor persekutuan dalam K[x] jika dan hanya jikaRes(f,g,x)=0.Selanjutnya f dan g mempunyai faktor persekutuan dalam

] , , [x1 xn

K L dengan derajat positif

dalam x jika dan hanya jika

. 0 ) , , (

Res f g x1 = Jika

0 ) , , (

Res f g x1 ≠ maka f dan g tidak mempunyai faktor persekutuan dalam K[x1,L,xn].

2. Untuk f1,L,fs dengan s≥3 dalam

] , , [x1 xn

C L , maka pencarian resultan

dengan menggunakan variabel baru

s u

u2,L, dan bentuk f2,L, fs menjadi

polinomial tunggal .

2

2f usfs u

f = +L+ Selanjutnya, dapat

digunakan resultan untuk menentukan ada tidaknya akar persekutuan dari polinomial-polinomial tersebut.

3. Jika resultan = 0 pada solusi parsial, maka solusi sistem persamaan polino-mial dapat diperoleh dengan memper-luas solusi parsial menjadi solusi leng-kap. Tetapi resultan tidak dapat men-jamin keberadaan solusi sistem per-samaan polinomial jika resultan tidak bernilai nol pada solusi parsial.

4. Untuk selanjutnya bisa dilakukan penelitian untuk mencari faktor per-sekutuan dari dua polinomial atau lebih dengan n-indeterminate setelah di-ketahui bahwa polinomial polinomial dengan n-indeterminate tersebut mempunyai faktor persekutuan.

4. DAFTAR PUSTAKA

[1] Anton, H. (1997), ‘Aljabar Linear Elementer’, Fifth edition, Alih bahasa Pantur Silaban, Ph.D dan Drs. I.

Nyoman Fusila, M.Sc, Erlangga,

Jakarta.

[2] Cox, D., Little, J., Shea, D.O. (1996), ‘Ideal, Varieties, and Algorithms : An Introduction to Computational Algebra Geometry and Commutative Algebra’, Second edition, Springer-Verlag, New York.

[3] Fraleigh, J.B. (1994), ‘A First Course in Abstract Algebra’, Fifth edition, Addison – Wesley Publishing

Company, Inc., US of America.

[4] Gilbert, J., Gilbert, L. (1998), ‘Element of Modern Algebra’, Second edition,

Referensi

Dokumen terkait

Pedoman analisis ketepatan instruksi kegiatan ini meliputi pedoman analisis kejelasan arahan kerja, sistematika prosedur kerja, kejelasan alat dan bahan, prediksi

Program linier bilangan bulat merupakan suatu model program linier yang khusus digunakan untuk menyesuaikan suatu problem di mana nilai variabel- variabel keputusan dalam

penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun populasi kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut,

manusia dengan Tuhan/ dan manusia dengan alam sekitar/ Teater tangga yang berawal dari FOSAB/. Forum Sastra dan Budaya/ pada tanggal 27 Desember

Manfaat yang dapat diperoleh dari pra rancangan pabrik ini adalah tersedianya informasi mengenai Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Asam Laurat dari CPKO ( Crude Palm Kernel

Penonton yang sebagian besar remaja ini/ cukup menikmati lagu – lagu yang dibawakannya// Kegiatan. terebut telah dilaksanakan kemarin sore/ di halaman SMU 11 Yogyakarta dan

Lampiran 7 Data Mentah Variabel Kinerja Mengajar guru. Lampiran 8

Hal tersebut didukung pula oleh sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas, media, sumber belajar yang memadai (baik mutu maupun jumlahnya), biaya yang cukup, manajemen yang