• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Spesies Candida pada Kaki Pengunjung di Kolam Renang Selayang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Spesies Candida pada Kaki Pengunjung di Kolam Renang Selayang Medan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Sumatera Utara

Menurut Berkhout (1923), kalsifikasi ilmiah kandida adalah :

Kingdom : Fungi

Filum : Ascomycota

Subfilum : Saccharomycotina

Class : Saccharomycetes

genitourinaria. Bahkan, jamur ini kadang-kadang dijumpai pada saluran

pernapasan. Candida merupakan jamur dismorfik, yang bentuknya tergantung

lingkungannya. Bentuk miselium atau bentuk hifa ditemukan pada penyakit,

karenanya bentuk ini dianggap bentuk patogen, sedangkan bentuk ragi atau

klamidospora merupakan bentuk istirahat yaitu sebagai saprofit.5, 6, 11

2.1.2 Morfologi dan identifikasi

Candida sp. tumbuh sebagai sel ragi (blastospora) yang berbentuk

berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5 µ x 3-6 µ hingga 2 -5,5 µ x 5-28 µ.13 Candida sp. juga membentuk pseudohifa ketika tunas-tunasnya

terus bertumbuh, tetapi gagal melepaskan diri sehingga menghasilkan rantai-rantai

(2)

Universitas Sumatera Utara jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk yang

berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan

menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu.13

Candida albicans dapat tumbuh baik pada media agar Saboroud, tetapi

dapat juga tumbuh pada media kultur biasa. Setelah proses inkubasi, pada media

agar terlihat koloni Candida albicans berbentuk bulat, berwarna putih dengan

permukaan koloni yang terlihat agak kasar.8 Berikut gambaran mikroskopis

spesies candida :

A

B

(3)

Gambar 2.2. Mikroskopis dari Candida krusei pada agar cornmeal 14

(4)

Gambar 2.4. Mikroskopis dari Candida parapsilosis pada agar cornmeal 14

Gambar 2.5. Mikroskopis dari Candida tropicalis pada agar cornmeal 14

2.2 Kandidiasis Interdigitalis Pedis 2.2.1. Definisi

Kandidiasis Interdigitalis Pedis adalah infeksi jamur pada sela-sela jari

kaki yang disebabkan spesies Candida albicans dan jamur jenis lain dari spesies

Candida.

2.2.2. Etiologi

Penyebab tersering kandidiasis adalah Candida albicans tapi ada beberapa

yang spesies candida yang menjadi penyebab kandidiasis yaitu C. parapsilosis, C.

(5)

Universitas Sumatera Utara 2.2.3. Faktor predisposisi

Infeksi kandida dapat terjadi, apabila ada faktor predisposisi baik endogen

maupun eksogen.6

Faktor endogen

1. Perubahan fisiologik :

a. Obesitas

b. Debilitas

c. Endokrinopati, gangguan gula darah kulit

d. Penyakit kronik : tuberkulosis, lupus eritematous dengan keadaan

umum yang buruk

2. Umur : orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status

imunologiknya tidak sempurna

3. Imunologik : penyakit genetik

Faktor eksogen

1. Suhu panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat.

2. Kebersihan kulit.

3. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan

maserasi dan memudahkan masuknya jamur

4. Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopostitis

2.2.4. Patogenesis

Timbulnya penyakit dan bagaimana mekanisme pertahanan tuan rumah

terhadap kandida belum sepenuhnya dipaparkan dengan jelas, namun, pada

dasarnya terdapat 2 mekanisme terjadinya kandidiasis, yaitu :

1. Mekanisme non-imun, meliputi: adanya interaksi antara kandida

dengan flora normal kulit lainnya akan mengakibatkan persaingan

dalam mendapatkan nutrisi seperti glukosa. Ada beberapa

mikroorganisme yang diduga mengeluarkan zat bersifat toksik

terhadap pertumbuhan kandida, belum ada yang berhasil mengisolasi

(6)

Universitas Sumatera Utara kandidiasis kulit dan mukosa yaitu terlihat menempelnya kandida pada

sel epitel yang disebabkan adanya interaksi antara glikoprotein

permukaan kandida dengan sel epitel. Kandida mempunyai zat

keratinolitik (fospolipase) yang dapat menghidrolisis fosfolipid

membran sel epitel. Kandida dengan bentuk pseudohifa akan

mempermudah invasi jamur ke jaringan. Kandida juga mempunyai

faktor kemotaktik neutrophil yang akan menimbulkan reaksi radang

akut. Pada lapisan luar kandida mengandung mannoprotein yang

bersifat antigenik sehingga mengaktivasi komplemen dan merangsang

terbentuknya imunoglobulin. Pada kasus ini peranan antibodi sebagai

mekanisme pertahanan tubuh tidak jelas fungsinya. Terbentuknya

kompleks antigen-antibodi di permukaan sel kandida karena

immunoglobulin, sehingga melindungi kandida dari fungsi imunitas

tuan rumah. Terbentuk zat yang bersifat toksik terhadap neutrofil dan

fagosit lainnya yang dikeluarkan oleh kandida.11

Infeksi kandida diperburuk dengan mengkonsumsi antibiotik dalam

jangkau yang lama, higienitas yang buruk. Dan pengobatan dengan agen

sitotoksik (methotrexate, cyclophosphamide) untuk kondisi rematik dan

dermatologik atau kemoterapi agresif untuk keganasan pada pasien usia lanjut

memberikan resiko yang tinggi.

2.2.5. Gejala Klinis

Gejala klinis dapat muncul berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik,

basah, dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel

dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila dipecah meninggalkan daerah yang

(7)

Universitas Sumatera Utara

2.2.6. Diagnosis

Diagnosis harus berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaaan laboratorium.

Berikut pemeriksaan laboratorium secara langsung maupun dengan pembiakan

terlebih dahulu :

1. Pemeriksaan langsung

Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10%

atau dengan pewarnaan Gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu.

2. Pemeriksaan biakan

Bahan yang diperiksa ditanam dalam agar dektrosa glukosa Sabouraud,

dapat ditambahi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan

bakteri.

Pembenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 37oC, koloni

tumbuh setelah 24-48 jam berupa koloni ragi. Identifikasi Candida dapat

albicans dilakukan dengan cara menanamkan kembali koloni yang telah

tumbuh pada agar cornmeal. Sesudah 24 jam ditanamkan dapat dilihat

adanya klamidospora.6

2.2.7. Pengobatan

Pengobatan kandidiasis sebagai berikut :

1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.

2. Topikal, yaitu: larutan ungu gentian 1-2% untuk kulit dioleskan sehari

2 kali selama 3 hari, nistatin (berupa krim, salap, emulsi),amfoterisin

B, Mikonazol 2% (berupa krim atau bedak), Klotromazol 1% (berupa

bedak, larutan, dan krim), Tiokonazol,bufonazol,isokonazol.

3. Sistemik yaitu tablet nistatin (untuk menghilangkan infeksi lokal

dalam saluran cerna, obat ini tidak diserap oleh usus), Amfoterisin B

(8)

Universitas Sumatera Utara

Pada umumnya prognosis kasus kandidiasis adalah baik, tapi tingkat berat

dan ringan keparahan kandidiasis bergantung pada faktor predisposisinya.

2.2.9. Diagnosa banding

Diagnosa banding kandidiasis interdigitalis pedis adalah tinea pedis

(Athlete’s foot).6

2.2.9.1. Tinea pedis (Athlete’s foot)

Tinea pedis ialah penyakit kulit pada kaki yang disebabkkan oleh

golongan jamur dermatofita (Microsporum, Trichopyhton, Epidermophyton).

Orang awam biasa menyebutnya dengan kutu air.6

Tinea pedis yang tersering dilihat di sela-sela jari kaki IV dan V terlihat

fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis. Aspek klinis berupa kulit putih dan

rapuh.Bila bagian kulit yang mati ini dibersihkan, maka aka terlihat kulit baru.6

Tinea sering dialami pada orang yang bekerja pada tempat basah, lembab

dan pada orang yang sering menggunakan sepatu.

Penegakkan diagnosis ditemukan gejala klinis dan pemeriksaan

laboratorium. Pada pemeriksaan laboratorium diperlukan bahan klinis berupa

kerokan kulit, rambut, dan kuku.6

Pemeriksaan langsung sediaan basah dilakukan dengan mikroskop,

mula-mula dengan pembesaran 10x10, kemudian dengan pembesaran 10x45.

Sediaan bahas dibuat dengan meletakkan bahan diatas gelas

alas,kemudian ditambahkan 1-2 tetes larutah KOH (10% untuk kulit, 20 % untuk

kulit dan kuku). Setelah sediaan dicampur dengan larutan KOH, ditunggu 15-20

menit hal ini diperlukan untuk melarutkan jaringan.6

Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong

pemeriksaan langsung sediaan basah dan untuk menentukan spesies jamur.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada media agar

dekstrosa Sabouraud. Pada agar Sabouraud dapat ditambahkan antibiotik

(kloramfenikol) atau ditambah pula klorheksimid. Kedua zat tersebut diperlukan

(9)

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.6. Mikroskopis Microsporum gypseum.14

Gambar 2.7. Mikroskopis Tricophyton.14

2.2.9.2 Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis kontak iritan adalah suatu bentuk reaksi peradangan kulit yang

disebabkan oleh paparan senyawa iritan yang menyebabkan rusaknya kulit secara

kimiawi.17

Penyebabnya berupa alkali, asam, pelarut,sabun, deterjen, dan berbagai

bahan kimia yang terdapat di rumah dan tempat kerja yang merusak kulit setelah

kontak berulang. Senyawa iritan tersebut dapat menghilangkan kelembapan dan

(10)

Universitas Sumatera Utara

Gejala dapat ditemui pada daerah kaki atau tangan. Bentuk lesi kadang dijumpai

vesikel dan bula. Lesi yang dibiarkan dapat mengalami erosi dan membentuk

ulkus. Warnanya lesi seperti warna daging dan papul atau pustul dapat menduga

infeksi primer atau sekunder dermatitis popok oleh Candida albicans.17, 18

Pengobatan lini pertama adalah salep seng oksida misalnya Balmex,

Desitin, dan A+D Ointment dapat dioleskan tebal-tebal. Krim atau salep steroid

hidrokortison 1% atau 0,05% dapat juga digunakan. Anti histamin untuk

mengontrol rasa gatal. Jika tidak ada perbaikan setelah beberapa hari, dapat

dicurigai disebabkan oleh Candida albicans, maka dapat diberi antijamur topikal

misalnya mikonazol OTC (Micatin) atau Mikonazol 0,25% dikombinasikan

dengan seng oksida adalah pilihan yang tersedia hanya dengan resep.17, 18

2.2.9.3. Dermatitis Kontak Alergik

Dermatitis kontak alergik adalah suatu reaksi alergik yang disebabkan

reaksi hipersensitifitas tipe lambat (tipe IV) akibat kontak kulit dengan senyawa

alergik yang menyebabkan radang kulit dalam 48 jam setelah paparan terjadi.

Penyebabnya antara lain parfum, kosmetik, perhiasan, logam, obat topikal,

senyawa karet, tumbuhan.Penyakit jarang dijumpai pada anak, usia lanjut, dan

orang Amerika-Afrika.17, 18

Bentuk ruam berupa erupsi yang terdiri dari papul eritematosa,

vesikel,dan lepuh membentuk garis linier dan sangat gatal. Ruam akan muncul

setelah 2 hari hingga 1 minggu terpapar dengan alergen.18

Penatalaksanaan dengan mandi air dingin, kortikosteroid topikal (krim

klobetasol 0,05%) dua atau tiga kali sehari, antihistamin oral terutama pada

malam hari. Pada kasus kasus berat dapat diberi prednison dengan dosis awal 1

mg/kg dan diturunkan secara bertahap 5 mg setiap 2 hari selama paling sedikit 2

minggu dan paling lama 3 minggu.

Gambar

Gambar 2.1. Candida albicans. : A. Bentuk klamidospora pada cornmeal
Gambar 2.2. Mikroskopis dari Candida krusei pada agar cornmeal 14
Gambar 2.4. Mikroskopis dari Candida parapsilosis pada agar cornmeal 14
Gambar 2.6. Mikroskopis Microsporum gypseum.14

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan salah satu faktor predisposisi yang dapat memicu jamur kandida yang semula asimptomatis menjadi aktif berkembang biak sehingga

Terdapat beberapa spesies NPA pada tanaman tomat di Sumatera Utara. Universitas

Gambar Lokasi Pengambilan Sampel.. Universitas

Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua  bentuk

Universitas Sumatera Utara Tidak seperti spesies kandida yang lain, Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk yang

Perkenalkan nama saya OK. Muhammad Al Hafiz, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan nomor induk mahasiswa 130100068. Saat ini saya sedang