• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus Kabupaten Sragen Jawa Tengah D 762013002 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rekonstruksi Ritual Pasca Konflik di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus Kabupaten Sragen Jawa Tengah D 762013002 BAB V"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

177 A. Kesimpulan

Dari uraian terkait dengan kerangka teoretis, hasil penelitian dan analisa yang ada, dapat ditarik sebuh refleksi dan kesimpulan berkenaan dengan rekonstruksi ritual paska konflik di Gunung Kemukus. Penutupan oleh pemerintah menyebabkan menurunnya jumlah pengunjung di Gunung Kemukus. Konflik vertikal antara pemerintah dan masyarakat membuat kondisi kurang kondusif untuk para peziarah melakukan ritual di Gunung Kemukus. Terlepas dari situasi konflik, dari sudut pandang sosiologi agama, Marx menuliskan pada hakekatnya manusia menciptakan agama untuk dapat keluar dari tekanan dan permasalahan kehidupannya. Statement tersebut terbukti di Gunung Kemukus.

Ritual ngalab berkah di Gunung Kemukus ramai dilakukan oleh para peziarah yang sedang berusaha untuk dapat melepaskan dirinya dari realitas hidupnya. Para peziarah berusaha mengeluarkan diri dari realitasnya dengan menciptakan ketenangan melalui sosok Pangeran Samudro dan Dewi Ontrowulan. Sosok tersebut dipercaya dapat menjadi juru selamat bagi permasalahan hidupnya. Ritual yang dilakukan akhirnya menjadi sebuah pelarian dan pengasingan akan realitas hidupnya. Ketenangan sementara akan didapatkan ketika sedang menjalankan ritualnya, akan tetapi akan menghadapi realitasnya kembali ketika keluar dari kawasan Gunung Kemukus. Dalam kacamata Marx, ritual di Gunung Kemukus telah menyebabkan candu bagi para pelakunya.

(2)

kacamata Weber, tindakan sosial pelaku ritual ngalab berkah di Gunung Kemukus lebih cenderung mengarah kepada tindakan rasionalitas nilai. Mereka melakukan ritual dengan tujuan memanjatkan doa (usaha rasionalitas) agar yang dimohonkannya dikabulkan. Tindakan tersebut dipanjatkan kepada Tuhan melalui orang yang berkharisma, yang dipercaya sebagai wakil Tuhan. Dalam konteks ritual di Gunung Kemukus, orang yang berkharisma tersebut adalah juru kunci. Ia dipercaya dapat mengunjukkan doa-doanya kepada Pangeran Samudro, sebagai junjungannya.

Dalam kacamata Durkheim, ritual yang berkembang di dalam masyarakat merupakan keunikan tersendiri, dan sebagai ciri khas dari komunitas tersebut. Kesadaran kolektif akan adanya yang sacred dan profan menjadikan masyarakat mempunyai ritual pemujaan yang sama dalam sebuah komunitas. Di dalam ritual ngalab berkah di Gunung Kemukus, Makam Pangeran Samudro dan Sendang Ontrowulan dijadikan sebagai sacred dan disakralkan dalam memperlakukannya. Konstruksi mitos, tradisi dan kepercayaan yang berkembang di dalam masyarakatlah yang menjadikan simbolisasi atas benda-benda dan tokoh-tokoh yang disakralkan. Kesadaran kolektif dari masyarakat kemudian memunculkan interaksi yang tercermin di dalam lelaku ritualnya.

(3)

dengan bertujuan untuk menarik minat kembali peziarah datang berkunjung di kawasan Gunung Kemukus.

Pemerintah mengajak masyarakat merekonstruksi ritual ngalab berkah dengan memakai berproses memakai kerangka teori dari Bell. Proses tersebut dimulai dengan penolakan (repudiating) akan ritual yang telah ada. Masyarakat mulai disadarkan bahwa berkembangnya prostitusi di kawasan Gunung Kemukus menyebabkan nilai kesakralan ritual berkurang, potensi penyakit menular semakin berkembang dan stigma negatif bagi masyarakat di wilayah setempat. Kesadaran ini memunculkan penolakan masyarakat akan adanya praktek prostitusi di wilayah Gunung Kemukus. Kemudian pemerintah melakukan pengalian sejarah terkait asal muasal (returning) ritual ngalab berkah, dilanjutkan dengan menanamkan kembali esensi dari ritual (romantisme). Tahapan ini dilalui dalam proses rekonstruksi ritual di Gunung Kemukus.

(4)

pondasi bangunan dari Rekonstruksi ritual di Gunung Kemukus. Bangunan ritual yang dibangun telah berhasil menarik kembali peziarah ke Gunung Kemukus.

(5)

sebagai orang Sakti dan bertuah. Namun, doa-doanya diarahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hasil rekonstruksi ritual dapat menghidupkan kembali wisata di Gunung Kemukus, akan tetapi mengeliminir dan mengesampingkan dunia kosmologi Jawa yang telah hidup lama sebelumnya. Budaya sakral dari kosmologi Jawa telah tergantikan dengan konsumerisme dan rasionalisasi agamis. Para peziarahnya pun telah berubah motivasinya, yang awalnya merupakan sebuah laku ritual ngalab berkah, menjadi hanya berwisata untuk mencoba-coba dan mencari kesenangan semata. Rekonstruksi ritual yang ada hanya memakai kerangka berpikir dari Bell, terkait dengan repudiating, returning, dan romantis. Celah yang ditinggalkan perlu diisi dengan rekognisi sebagai pengenalan dan penghargaan atas ritus, mitos dan ritual dalam konteks tradisinya. Ketika rekognisi dilakukan, maka rekonstruksi ritual tetap dapat dilakukan tanpa meninggalkan esensi ritual, yaitu ritus, mitos dan ritual dalam konteks tradisinya. Ritual yang dikonstruksi tetap melekat kepada tradisinya, dan tetap lestari di tengah perubahan sosial di masyarakat. Oleh sebab itu, diperlukan rekognisi sebagai pelengkap melakukan rekonstruksi ritual di dalam masyarakat, disamping ketiga hal yang telah dikembangkan oleh Bell.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus, memunculkan beberapa rekomendasi terkait dengan pengembangan dan pelestarian ritus di Gunung Kemukus.

(6)

Jawa, dan memakai kacamata agama tertentu dengan rasionalisasinya. Ketika kebijakan ini dilanjutkan, maka ritus dan mitos di Gunung Kemukus akan kehilangan esensi dan orisinalitasnya, yang tampak hanya gemerlap pariwisata dengan konsumerismenya. Tradisi ritus dan kosmologi Jawa akan hilang tertelan rasionalisasi dan paradigma agamis di tengah masyarakat. Agar tidak hilang, pemerintah perlu melestarikan dan mengkonstruksi ritual dengan berlandaskan pandangan kosmologi Jawa dimana ritual ngalab berkah hidup dan berkembang.

2. Bagi masyarakat di wilayah Gunung Kemukus, perlu memahami konteks kosmologi Jawa supaya ritus dan mitos yang ada serta merawatnya sebagai bagian dari kekayakan budaya masyarakat. Ketika pemahaman tentang kosmologi Jawa sudah kuat, maka tidak ada orang luar yang mampu merusak warisan tradisinya. Pemahaman ini yang perlu diperkuat, sehingga wawasan agamis dan rasionalisasi berkembang, tidak merusak warisan tradisi yang luhur.

3. Bagi peziarah, diperlukan pemahaman yang benar tentang ngalab berkah, sehingga benar-benar mendapatkan pencerahan dan motivasi yang tepat. Ritual seks yang berkembang dan menjadi daya tarik peziarah, perlu diketahui oleh peziarah dalam konteks kosmologi Jawa, bukan dalam kerangka agamis, rasionalisasi dan konsumerisme, sehingga bukan nafsu yang memotorinya, namun berdasarkan laku ritualnya.

(7)

seks yang ada perlu ditempatkan ke dalam kosmologi Jawa, dan tidak dipandang melalui paradigma agamis, rasionalisasi dan konteks modernisasi. Stigma ini perlu dieliminir, dengan mengembangkan pemahaman kosmologi Jawa yang benar.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data Luas Tanam Akhir (LTA), Luas Panen (LP), dan Hasil per Hektar gabah (HH) dalam kurun waktu tertentu akan dianalisis menggunakan Pemrograman Kuadratik

Apakah saudara menyukai aroma Teh daun gaharu dari desa Siantona, Kecamatan Lembah Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal.. Apakah saudara menyukai Teh daun gaharu dari desa

(2014) conducted a design research about addition of fractions and her study suggests that the use of models (paper strip and bar model) help students to develop their

[r]

[r]

Smash and backhand pattern in badminton were modeled using direction of local Euler angle gradient.. The result shows that smash and backhand had a different direction of

Skrining Fitokimia Daun Muda dan Daun Tua Gaharu (Aqularia malaccensis Lamk) Serta Kaitannnya dengan Umur Pohon yang Berpotensi Sebagai Antioksida.. Analisa Bahan Makanan

signifikansi (p) yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka hal ini berarti Ha diterima, artinya ada hubungan antara antara antara persepsi