BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pencitraan medis memiliki peranan penting dalam proses diagnostik. Dalam radio diagnostik dental panoramik menghasilkan gambaran yang membantu untuk mendiagnosa pasien dan juga bermanfaat untuk mendeteksi beberapa penyakit dental. Contoh pemeriksaan dental panoramik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan lesi seperti kista tan tumor pada rami mandibula, penilaian ortodonthic dll. Ketika pasien melakukan pemeriksaan dental panoramik, banyak foton yang melewati tubuh pasien sehingga dapat merusak molekul tubuh akibat ionisasi.
Dental / gigi seringnya tertutup oleh tulang maxilla dan mandibula. Radiografi panoramic dapat membuat foto gigi, tanpa tertutupi / overlaping dengan tulang-tulang tersebut. Panoramic berasal dari kata Panorama, artinya pandangan yang tak terhalang dari berbagai arah untuk melihat suatu bayangan atau obyek. Pemakaian energi listrik sudah sangat luas, manusia sulit melepaskan diri dari kebutuhan energi listrik. Dental X-ray unit merupakan suatu alat yang memanfaatkan perubahan energi listrik menjadi X dan panas. Faktor penting terjadinya
sinar-X didalam tabung generator pembangkit sinar-sinar-X adalah pemberian tegangan. Tegangan listrik (voltage) adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik. Besaran ini mengukur energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tegangan merupakan suatu tenaga yang mendorong dan menggerakkan elektron agar bisa mengalir dalam sebauh rangkaian listrik (Akhadi, 2000). Tegangan anoda dan katoda dari tabung pesawat sinar-X untuk pemeriksaan gigi biasanya dinyatakan dalam kilovolt puncak (kVp) untuk tabung yang dapat menyearahkan arus bolak balik menjadi arus searah. Tegangan puncak yang dipakai dalam pesawat sinar-X untuk pemeriksaan gigi berkisar antara 45-100 kVp sudah diatur permanen. Tegangan
listrik secara langsung menentukan kualitas atau daya tembus berkas sinar-X serta menentukan kontras gambar, dosis kulit, dosis integral pasien, hamburan balik dan waktu penyinaran film, semakin tinggi tegangan daya tembus berkas sinar-X semakin kuat dan tegangan mempengaruhi radiasi. Radiasi dibidang kedokteran gigi adalah radiasi ionisasi. Jumlah radiasi pada radiologi kedokteran gigi tergantung pada sensitifitas film, tegangan, collimator, source-film distance (SFD) dan penggunaan screen (Lukman, 1995). Sinar-X dapat menyebar dan menyerap ke suatu bahan tertentu. Sinar-X dapat menghitamkan emulsi film setelah diproses secara kimiawi. Sinar-X mempunyai daya pendar flour yaitu menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium fungstat atau zink sulfit memendarkan cahaya (luminesensi). Sinar-X mempunyai efek biologi, apabila terpapar pada tubuh akan menimbulkan perubahan biologi pada jaringan. Efek biologi ini dapat dipergunakan pada pengobatan radioterapi, akan tetapi apabila dosis pemberian sinar-X terlalu besar maka akan berpengaruh negatif pada tubuh. Pengaruh radiasi pada organ tubuh manusia bergantung pada jumlah dosis dan luas lapangan radiasi yang diterima. Efek biologi yang sering terjadi apabila tubuh terlalu banyak menerima radiasi adalah terjadi kerusakan kulit (skin damage), kerusakan hemoepoetik, induksi keganasan
(induction of malignancy), karsinoma kulit, sarkoma, aberasi genetik (genetic
aberrations), mutasi gen langsung dan perubahan kromosom (Margono, 1998).
Radiasi yang digunakan untuk tujuan apapun dan sekecil apapun pasti mengandung
potensi bahaya bagi manusia, maka ketentuan keselamatan radiasi perlu diperhatikan. Keselamatan radiasi adalah upaya yang dilakukan untuk menciptakan kondisi agar dosis radiasi pengion yang mengenai manusia dan lingkungan hidup tidak melampaui nilai batas yang ditentukan. (BATAN, 2002). Uraian latar belakang diatas mendorong untuk dilakukan penelitian tentang analisis dosis x- ray terhadap dental panoramik pasien.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh dosis radiasi terhadap dental panoramik dengan menggunakan x-ray baik secara konvensional maupun digital
2. Bagaimana proteksi terhadap dental panoramik yang harus dilakukan jika serapan yang diterima melebihi ambang batas.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk melihat pengaruh dosis x-ray yang diberikan terhadap dental panoramik baik secara konvensional maupun digital.
2. Untuk mengetahui estimasi kebenaran dosis yang diperoleh dalam pendeteksian dental panoramik.
1.4. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan dibatasin pada:
1. Pengamatan yang dilakukan hanya pada dental panoramik.
2. Penganalisaan dilakukan berdasarkan dosis yang diterima dental panoramik baik secara konvensional maupun digital.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang perbandingan dosis x-ray yang diterima dental panoramik baik secara konvensional maupun digital.
1.6. Sistem penulisan
Sistematika penulisan pada masing-masing bab adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini mencakup latar belakang penelitian, batasan masalah yang akan diteliti, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tempat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi acuan untuk proses pengambilan data, analisa data serta pembahasan. Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang peralatan dan bahan penelitian, diagram alir penelitian, prosedur penelitian, pengujian sampel. Bab IV Hasil dan Pembahasan
Bab ini membahas tentang data hasil penelitian dan analisa data yang diperoleh dari penelitian.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dan memberikan saran untuk penelitian yang lebih lanjut.