• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Murid Sekolah Dasar Binaan Ukgs Di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012 Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Murid Sekolah Dasar Binaan Ukgs Di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012 Chapter III VI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh perilaku kesehatan terhadap kejadian karies gigi pada murid SD binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012.

Rancangan penelitian ini menggunakan cross sectional, yang bermaksud mencari hubungan antara suatu keadaan dengan keadaan lain pada saat yang bersamaan dan dalam populasi yang sama, dimana pengumpulan data untuk variabel independent dan variabel dependent dilakukan secara bersama-sama atau sekaligus (Notoatmodjo, 2005)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di 10 SD binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan, dengan pertimbangan merupakan salah satu kecamatan dengan prevalensi karies yang masih tinggi yaitu sebanyak 454 orang atau sebesar 61,43% dari 739 murid yang diperiksa (Data UKGS Puskesmas Medan Tuntungan, 2011).

3.2.2 Waktu Penelitian

(2)

3.3 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah semua murid kelas IV dan kelas V SD binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan yang sedang menderita karies berjumlah 454 orang dari 10 SD (Data UKGS Puskesmas Medan Tuntungan, November 2011).

Pertimbangan dalam penentuan populasi ini adalah bahwa murid SD kelas IV dan kelas V rata-rata berusia 10 sampai 12 tahun dimana pada usia tersebut hampir semua gigi permanen telah tumbuh sempurna, dan pada usia tersebut anak sudah bisa diajak berkomunikasi dengan baik. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu seluruh murid kelas IV dan Kelas V yang menderita karies di 2 SD dengan angka karies terbesar dijadikan sampel, yaitu di SD 060971 sebanyak 78 responden dan di SD 064023 sebanyak 70 responden, jadi sampel keseluruhan dalam penelitian ini menjadi 148 responden.

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

(3)

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data yang dikumpulkan adalah data primer baik untuk variable bebas maupun variable terikat. Data primer untuk variable bebas adalah data yang dikumpulkan langsung dari responden melalui kuesioner, dikumpulkan oleh peneliti berupa data perilaku sehat, perilaku sakit dan perilaku peran orang sakit tentang karies gigi. Sedangkan data primer untuk variable terikat yakni data angka karies gigi dalam bentuk indeks DMFT dikumpulkan peneliti dengan melakukan pemeriksaan gigi pada seluruh responden, menggunakan alat-alat pemeriksaan gigi dan dicatat dalam lembar pemeriksaan status karies gigi (DMFT).

3.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan uji Korelasi Pearson, sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji Cronbach’Alpha. Teknik ini bertujuan untuk menguji apakah tiap item pertanyaan dalam kuesioner benar-benar dapat mengukur faktor yang akan diukur dan konsisten menyatakan hasil ukur. Pertanyaan dalam kuesioner akan disebut valid atau reliable, jika nilai korelasi atau alpha pertanyaan tersebut lebih besar dari nilai table. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 orang murid kelas IV dan kelas V di SD Negeri No 065014 Namogajah Kecamatan Medan Tuntungan.

a. Uji Validitas

(4)

mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel menggunakan rumus teknik korelasi Person Product Moment (r), dengan ketentuan jika hitung > t-tabel, maka dinyatakan valid dan sebaliknya (Riduwan, 2010).

Berdasarkan hasil uji validitas variabel perilaku kesehatan (perilaku sehat, perilaku sakit dan perilaku peran sakit), terlihat hasil korelasi bahwa semua item mempunyai korelasi > 0,361 maka dapat dikatakan bahwa item alat ukur tersebut valid dan dapat digunakan dalam pengumpulan data penelitian, dapat dilihat pada tabel 3.2 :

Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku Sehat, Perilaku Sakit dan Perilaku Peran Sakit

(5)

b. Reliabilitas

Pertanyaan dikatakan reliabel, jika jawaban responden terhadap pertanyaan (kuesioner) adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya, untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercayai juga. Apabila datanya memang benar dan sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali diambil tetap akan sama (Riwidikdo, 2009).

Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercayai dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan, jika nilai r Alpha > r tabel, maka dinyatakan reliabel dan sebaliknya (Riduwan, 2010).

Berdasarkan hasil uji reliabilitas variabel perilaku kesehatan (perilaku sehat, perilaku sakit dan perilaku peran sakit), terlihat nilai cronbach’s alpha > 0,361 maka kuesioner tersebut dikatakan reliabel, dapat dilihat pada tabel 3.3:

Tabel 3.3. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Perilaku Sehat, Perilaku Sakit dan Perilaku Peran Sakit

No Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

1 Perilaku Sehat 0,810 Reliabel

2 Perilaku Sakit 0,794 Reliabel

(6)

3.5 Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Terikat

Status Karies Gigi (DMFT) adalah indeks yang dipakai untuk mengukur gigi tetap yang mengalami karies atau tumpatan yang tidak baik (D=Decayed), gigi yang dicabut karena karies (M=Missing) dan gigi dengan tumpatan baik (F=Filling) dan Indeks DMFT=D+M+F pada gigi tetap (T) yang didasarkan pada pemeriksaan gigi secara klinis.

3.5.2 Variabel Bebas 1. Perilaku Sehat

Perilaku sehat adalah upaya atau kegiatan anak sekolah dalam memelihara kesehatan giginya dan mencegah terjadinya karies gigi.

2. Perilaku Sakit

Perilaku sakit adalah perilaku atau kegiatan anak sekolah apabila terjadi karies gigi, serta kegiatan yang berkaitan dengan upaya penyembuhan dan mengatasi karies gigi.

3. Perilaku Peran Sakit

(7)

3.6 Metode Pengukuran 3.6.1 Variabel Terikat

Status Karies Gigi atau Tingkat Keparahan Karies Gigi (indeks DMFT) dilukur dengan cara melakukan pemeriksaan secara klinis dengan menggunakan kaca mulut, sonde, pinset, dan dicatat pada formulir pemeriksaan. Dalam penelitian ini, tingkat keparahan karies gigi dikategorikan menjadi (Riduwan, 2010):

Rendah: Jika indeks DMFT di bawah rata-rata (mean) Tinggi : Jika indeks DMFT di atas rata-rata (mean) 3.6.2 Variabel Bebas

1. Perilaku Sehat

Pengukuran variabel perilaku sehat dilakukan dengan mengajukan 6 pertanyaan dengan masing-masing pertanyaan mempunyai skor tertinggi 4, maka skor tertinggi adalah 4x6 = 24. Responden diminta untuk mengisi pilihan jawaban dengan alternative jawaban “a”, “b”, “c”, “d” dan “e”. Penilaian terhadap pertanyaan

tersebut menurut skala Likert adalah sebagai berikut (Riduwan, 2010): Jawaban “a” = Sangat baik (skor 4)

(8)

Penilaian kategori perilaku sehat berdasarkan pada jawaban responden terhadap pertanyaan yang ada di kuesioner disesuaikan dengan skor dan diklasifikasikan dalam 2 kategori (Nursalam, 2009) yaitu:

a. Tingkat baik apabila nilai yang diperoleh ≥ 76 % dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan (skor 18,24 – 24)

b. Tingkat kurang apabila nilai yang diperoleh < 76 % dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan (skor 1-18,23)

2. Perilaku Sakit

Pengukuran variabel perilaku sakit dilakukan dengan mengajukan 6 pertanyaan dengan masing-masing pertanyaan mempunyai skor tertinggi 4, maka skor tertinggi adalah 4x6 = 24. Responden diminta untuk mengisi pilihan jawaban dengan alternative jawaban “a” , “b”, “c”, “d” dan “e”. Penilaian terhadap pertanyaan

tersebut menurut skala Likert adalah sebagai berikut (Riduwan, 2010): Jawaban “a” = Sangat baik (skor 4)

Jawaban “b” = Baik (skor 3) Jawaban “c” = Sedang (skor 2) Jawaban “d”= Kurang (skor 1) Jawaban “e” = Sangat kurang (skor 0)

Penilaian kategori perilaku sakit berdasarkan jawaban responden dan diberi skor, kemudian dikategorikan menjadi:

(9)

3. Perilaku Peran Sakit

Pengukuran variabel perilaku peran sakit dilakukan dengan mengajukan 6 pertanyaan dengan masing-masing pertanyaan mempunyai skor tertinggi 4, maka skor tertinggi adalah 4x6 = 24. Responden diminta untuk mengisi pilihan jawaban dengan alternative jawaban “a” , “b”, “c”, “d” dan “e”. Penilaian terhadap

pertanyaan tersebut menurut skala Likert adalah sebagai berikut (Riduwan, 2010): Jawaban “a” = Sangat baik (skor 4)

Jawaban “b” = Baik (skor 3) Jawaban “c” = Sedang (skor 2) Jawaban “d”= Kurang (skor 1) Jawaban“e” = Sangat kurang (skor 0)

Penilaian kategori perilaku peran sakit berdasarkan jawaban responden dan diberi skor, kemudian dikategorikan menjadi:

a. Tingkat baik apabila skor yang diperoleh 18,24 – 24 b. Tingkat kurang apabila skor yang diperoleh 1-18,23

Aspek pengukuran variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel Cara Ukur Alat Ukur Nilai ukur Kategori Skala

(10)

Tabel 3.2 Lanjutan

Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut: 1. Analisis Univariat

Digunakan untuk mengetahui gambaran deskriptif dengan menampilkan tabel frekuensi dan persentase dari masing-masing variabel bebas yaitu perilaku sehat, perilaku sakit dan perilaku peran sakit serta variabel terikat yaitu kejadian karies gigi pada murid SD.

2. Analisis Bivariat

(11)

yaitu kejadian karies gigi pada murid SD, dilakukan dengan menggunakan uji Chi Squarepada taraf kepercayaan 95 % (α = 0,05).

3. Analisis Multivariat

(12)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan, dengan pertimbangan merupakan salah satu kecamatan dengan prevalensi karies yang masih tinggi (Data UKGS Puskesmas Kecamatan Medan Tuntungan, 2011).

Berdasarkan pertimbangan efisiensi waktu dan biaya, penelitian dilakukan di 2 Sekolah Dasar dengan jumlah kasus karies gigi yang paling banyak berdasarkan data UKGS, yaitu SD Negeri 060971 dan SD Negeri 064023 yang keduanya berlokasi di Jalan Jamin Ginting KM 12 Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan.

4.1.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat bahwa jenis kelamin mayoritas adalah laki-laki sebanyak 76 orang (51,5%) dan minoritas adalah jenis kelamin perempuan sebanyak 72 orang (48,6%). Berdasarkan pendidikan responden, mayoritas adalah kelas V SD sebanyak 117 orang (79,1%) dan minoritas adalah kelas IV SD sebanyak 31 orang (20,9%).

(13)

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan

No Jenis Kelamin F %

1 Laki-laki 76 51,5

2 Perempuan 72 48,6

Pendidikan F %

1 SD Kelas IV 31 20,9

2 SD Kelas V 117 79,1

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat yang diteliti dalam penelitian ini meliputi variabel bebas yaitu : perilaku sehat, perilaku sakit dan perilaku peran sakit dan variabel terikat yaitu kejadian karies gigi.

4.2.1 Perilaku Sehat

Untuk melihat perilaku sehat responden dengan kejadian karies gigi pada murid Sekolah Dasar binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan, dapat dilihat pada tabel 4.2.

Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa perilaku sehat responden mayoritas adalah kategori kurang sebanyak 88 orang (59,5%) dan minoritas adalah kategori baik sebanyak 60 orang (40,5%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perilaku Sehat tentang Karies Gigi pada Murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan

No Perilaku sehat F %

1 Baik 60 40,5

2 Kurang 88 59,5

(14)

4.2.2 Perilaku Sakit

Untuk melihat perilaku sakit responden terhadap kejadian karies gigi pada murid Sekolah Dasar binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.3.

Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa perilaku sakit responden mayoritas adalah kategori kurang sebanyak 76 orang (51,4%) dan minoritas adalah kategori baik sebanyak 72 orang (48,6%).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Sakit tentang Karies Gigi pada Murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan

No Perilaku sakit F %

1 Baik 72 48,6

2 Kurang 76 51,4

Jumlah 148 100

4.2.3 Perilaku Peran Sakit

Untuk melihat perilaku peran sakit responden terhadap kejadian karies gigi pada murid Sekolah Dasar binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan dapat dilihat berdasarkan tabel 4.4.

(15)

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perilaku Peran Sakit tentang Karies Gigi pada Murid Sekolah Dasar binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan

No Perilaku Peran Sakit F %

1 Baik 86 58,1

2 Kurang 62 41,9

Jumlah 148 100

4.2.4 Tingkat Keparahan Karies Gigi/ Indeks DMF-T

Untuk melihat kejadian karies gigi berdasarkan tingkat keparahannya pada murid Sekolah Dasar binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan dapat dilihat berdasarkan tabel 4.5.

Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa keparahan karies gigi mayoritas adalah kategori rendah sebanyak 96 orang (64,9%) dan minoritas adalah kategori tinggi sebanyak 52 orang (35,1%). Dari hasil uji statistik juga diperoleh bahwa Indeks Karies (Indeks DMF-T) rata-rata adalah 3,62 dimana indeks terendah adalah 1 dan indeks tertinggi adalah 9.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kejadian Karies Gigi Berdasarkan Tingkat Keparahannya pada Murid Sekolah Dasar binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan

No Keparahan Karies Gigi F %

1 Rendah 96 64,9

2 Tinggi 52 35,1

(16)

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan variabel bebas (perilaku sehat, perilaku sakit dan perilaku peran sakit) dengan variabel terikat yaitu kejadian karies gigi. Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel bebas yaitu perilaku sehat, perilaku sakit dan perilaku peran sakit dengan variabel terikat yaitu kejadian karies gigi ditemukan bahwa :

a. Hasil analisis hubungan antara perilaku sehat responden dengan kejadian karies gigi diperoleh dari 60 responden dengan perilaku sehat kategori baik ada sebanyak 11 responden (18,3%) mengalami kejadian karies gigi dengan tingkat keparahan tinggi. Sedangkan dari 88 responden dengan perilaku sehat kategori kurang ada 41 responden (46,6%) yang mengalami kejadian karies gigi dengan tingkat keparahan tinggi. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,000 < 0,05, artinya ada hubungan antara variabel perilaku sehat responden dengan kejadian karies gigi.

(17)

c. Hasil analisis hubungan antara perilaku peran sakit responden dengan kejadian karies gigi diperoleh dari 86 responden dengan perilaku peran sakit kategori baik ada sebanyak 21 responden (24,4%) yang mengalami kejadian karies gigi dengan tingkat keparahan tinggi. Sedangkan diantara 62 orang responden dengan perilaku peran sakit kategori kurang ada 31 responden (50,0%) yang mengalami kejadian karies gigi dengan tingkat keparahan tinggi. Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p=0,001 < 0,05, artinya ada hubungan antara variabel perilaku peran sakit responden dengan kejadian karies gigi.

Untuk melihat hubungan variabel bebas (perilaku sehat, perilaku sakit, dan perilaku peran sakit) dengan variabel terikat yaitu kejadian karies gigi pada murid Sekolah Dasar binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 4.6:

(18)

4.4 Analisis Multivariat

Berdasarkan hasil uji chi-square diketahui ada 2 variabel yaitu perilaku sehat dan perilaku peran sakit yang berhubungan dengan kejadian karies gigi, maka dapat diidentifikasi secara keseluruhan kedua variabel independen tersebut dapat dimasukkan dalam analisis multivariat karena nilai pada bivariat dengan binary logistik hasil output, pada tabel block 1 didapatkan hasil omnibus test pada bagian bloc dengan p value nya <0,25 sehingga kedua variabel dapat dilanjutkan ke analisis multivariat.

Analisis multivariat merupakan analisis untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu perilaku sehat dan perilaku peran sakit dengan variabel terikat yaitu kejadian karies gigi, serta mengetahui variabel dominan yang memengaruhi.

Berdasarkan tabel 4.7 di bawah ini, dapat terlihat pada pengujian terhadap hipotesis bahwa faktor perilaku sehat dan perilaku peran sakit berpengaruh terhadap kejadian karies gigi dilakukan dengan uji regresi logistik ganda dengan metode enter dengan nilai signifikansi masing-masing variabel < 0,05.

(19)

koefisien regresi exp (B) 3,217. Hal ini menunjukkan variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian karies gigi pada murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan.

Variabel perilaku sehat bernilai positif menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan yang searah terhadap kejadian karies gigi pada murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan. Jadi dapat ditafsirkan secara teoritis bahwa kejadian karies gigi akan menurun apabila terjadi peningkatan perilaku sehat dari responden.

Pada tabel 4.7 juga terlihat bahwa variabel perilaku peran sakit bernilai positif menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai pengaruh yang searah terhadap kejadian karies gigi pada murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan atau dengan kata lain kejadian karies gigi memiliki peluang yang besar untuk diturunkan apabila perilaku peran sakit responden ditingkatkan.

(20)

kemungkinan 2,482 kali tidak akan mengalami kejadian karies gigi dibandingkan dengan perilaku peran sakit kategori kurang.

Untuk melihat pengaruh faktor perilaku sehat dan perilaku peran sakit berpengaruh terhadap kejadian karies gigi pada murid Sekolah Dasar binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 4.6:

Tabel 4.7 Pengaruh Faktor Perilaku (Perilaku Sehat dan Perilaku Peran Sakit) terhadap Kejadian Karies Gigi pada Murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan

Nilai Nilai Exp (B) 95% C.l.for Exp (B)

Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas dapat ditentukan model persamaan regresi logistik ganda yang dapat menafsirkan faktor perilaku sehat dan perilaku peran sakit yang memengaruhi variabel dependen (kejadian karies gigi) pada murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan adalah sebagai berikut :

1

f (Z) = 1 + e–(-3,866 + 3,217 (X1) +2,482(X2)

f(Z) = Probabilitas kejadian karies gigi α = Konstanta

(21)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Kategori Keparahan Karies Gigi (Indeks DMFT)

Berdasarkan data yang didapatkan dalam penelitian ini, indeks DMFT rata-rata yang diperoleh adalah 3,62. Indeks ini menurut kategori WHO termasuk dalam kategori sedang, dan tidak sesuai dengan target pencapaian gigi sehat tahun 2010 dari WHO, dimana menurut WHO indikator gigi sehat pada kelompok umur 12 tahun adalah sebesar 1, artinya dari maksimal 24 buah gigi permanen yang diperiksa pada anak berusia rata-rata 12 tahun, seharusnya hanya ada 1 gigi yang mengalami karies.

5.2 Pengaruh Perilaku Sehat terhadap Kejadian Karies Gigi pada murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan

Hasil penelitian tentang variabel perilaku sehat ditemukan, kelompok mayoritas adalah murid dengan perilaku sehat kategori kurang sebanyak 88 orang dari 148 orang dan dari kelompok tersebut mengalami karies gigi dengan tingkat keparahan tinggi sebesar 46,6 % dan murid yang mengalami karies gigi dengan tingkat keparahan rendah sebesar 53,4%. Uji statistik menunjukkan bahwa variabel perilaku sehat berpengaruh terhadap kejadian karies gigi dengan nilai p=0,000.

(22)

tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Anak masih tergantung pada orang dewasa dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut karena kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut dibanding orang dewasa.

Besarnya persentase murid dengan perilaku sehat yang kurang di Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan, menurut peneliti disebabkan oleh masih kurangnya intensitas kegiatan dalam bentuk promotif dan preventif dalam program UKGS yang dilaksanakan, sehingga tidak berdampak signifikan dalam merubah perilaku murid menjadi baik dalam hal pencegahan karies gigi.

Berdasarkan data yang didapat melalui kuesioner, mayoritas murid menyikat gigi sewaktu mandi pagi sebelum sarapan dan sangat sedikit yang menyikat gigi malam sebelum tidur. Kebanyakan jenis jajanan murid adalah makanan dan minuman mengandung gula dengan frekuensi jajan lebih dari 2 kali sehari. Perilaku sehat yang seharusnya dilakukan oleh murid antara lain menyikat gigi dengan teratur dan cara yang benar yaitu pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur dengan cara seluruh permukaan gigi disikat dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor, mengurangi jajanan manis dan lengket serta mengonsumsi makanan dan minuman yang baik untuk kesehatan gigi seperti buah-buahan dan sayuran.

(23)

difermentasikan/dipecah maka makin cepat terjadi proses demineralisasi dari jaringan keras gigi. Frekuensi komsumsi makanan yang mengandung gula harus sangat dikurangi dengan menghindari makanan kecil diantara jam makan. Pencegahan yang paling mudah dan relatif murah adalah dengan melakukan sikat gigi secara berkesinambungan dan benar, dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor. Menurut Soebroto (2009), bahwa salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi adalah dengan menggosok gigi. Dengan menggosok gigi, kebersihan gigi dan mulut pun akan terjaga, selain itu dapat menghindari terbentuknya lubang-lubang gigi serta mencegah penyakit gigi dan gusi.

Menurut Panjaitan (1995), pencegahan karies gigi dapat dilakukan dengan prosedur menyikat gigi yang benar serta aplikasi fluor baik secara topikal melalui pemakaian pasta gigi mengandung fluor atau kumur-kumur fluor maupun secara sistemik melalui tablet fluor dan fluoridasi air minum.

5.2 Pengaruh Perilaku Sakit terhadap Kejadian Karies Gigi pada Murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan

(24)

karies gigi dengan nilai p=0,068, dalam hal ini kemungkinan ada faktor lain yang lebih berhubungan dengan keparahan karies gigi.

Dalam penanggulangan karies gigi, penigkatan perilaku sakit sangat penting ditekankan dalam penyuluhan kesehatan gigi, karena walaupun sudah terjadi karies, jika perilaku sakit murid baik, maka karies gigi tidak akan meningkat keparahannya dan kemudian mengakibatkan infeksi di organ tubuh lainnya, serta mencegah karies mengenai gigi sehat lainnya yang ada di dalam mulut seseorang. Hal ini sesuai dengan teori Kidd dan Bechal (1992), bahwa proses terjadinya karies merupakan proses demineralisasi dan remineralisasi atau dengan kata lain proses perusakan dan perbaikan yang silih berganti, karena itu sebenarnya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan proses karies agar tidak sampai pada kondisi yang lebih parah.

Hal ini sesuai menurut Riyanti (2005), bahwa pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan, sebab kesehatan gigi dan mulut adalah bagian integral dari kesehatan tubuh. Selain berfungsi sebagai pintu masuk makanan dan minuman, gigi dan mulut juga berperan antara lain terhadap kesehatan organ-organ pencernaan, fungsi pengunyahan, bicara bahkan dapat menjadi menjadi sumber infeksi bagi organ-organ tubuh lainnya yang disebut dengan focal infeksi.Sehubungan dengan fungsi-fungsi tersebut, banyak orang tidak menyadari besarnya peranan gigi dan mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang.

(25)

sakit gigi dari warung, makanan jajanan tetap berupa makanan yang beresiko terhadap karies gigi dan perilaku menyikat gigi nya tetap tidak benar serta tidak periksa ke dokter gigi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari survey pendahuluan, program UKGS yang dilaksanakan di sekolah dasar binaan UKGS sudah merupakan Paket UKGS tahap III, artinya sudah dilakukan pelatihan kesehatan gigi terhadap guru-guru yang dilibatkan dalam kegiatan UKGS, khususnya guru olah raga dan kesehatan. Maka buruknya perilaku sakit murid sesuai dengan data penelitian ini sangat penting menjadi masukan dalam pelatihan guru dan penyuluhan kesehatan gigi yang akan datang, agar perilaku sakit tersebut di atas dapat diperbaiki dan ditingkatkan.

5.3 Pengaruh Perilaku Peran Sakit terhadap Kejadian Karies Gigi pada Murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan

Hasil penelitian tentang variabel perilaku peran sakit, kelompok mayoritas adalah responden dengan perilaku peran sakit kategori baik sebanyak 86 dari 148 responden. Dari kelompok tersebut mayoritas mengalami karies gigi dengan keparahan rendah sebesar 75,6% dan murid dengan karies gigi pada tingkat keparahan tinggi sebesar 24,4%. Uji statistik menunjukkan variabel perilaku peran sakit berpengaruh terhadap kejadian karies gigi.

(26)

penelitian sangat kurang dibandingkan kegiatan kuratif. Karena perilaku sehat adalah perilaku sebelum terjadi sakit sedangkan perilaku peran sakit adalah perilaku setelah terjadinya sakit.

Hal ini sesuai dengan hasil yang didapatkan dari uji multivariat, bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian karies gigi adalah perilaku sehat dengan nilai Exp (B) sebesar 3,217 lebih besar dibanding variabel perilaku peran sakit dengan nilai Exp (B) sebesar 2,482. Maka berdasarkan hasil uji tersebut, dapat dijelaskan pentingnya peningkatan kegiatan berupa promotif dan prefentif untuk meningkatkan perilaku sehat.

Perilaku peran sakit dari orangtua, guru dan tenaga kesehatan antara lain: orangtua tetap memfasilitasi dan mengingatkan anak untuk menyikat gigi, secara rutin membawa anaknya untuk diperiksa ke sarana kesehatan gigi, dan dirumah menyediakan makanan dan minuman yang baik untuk kesehatan gigi. Peran guru olah raga dan kesehatan antara lain memfasilitasi dan mendukung kegiatan UKGS. Peran dari petugas kesehatan antara lain memotivasi dan memberikan instruksi tentang prosedur penyikatan gigi yang benar, melakukan pemeriksaan gigi gratis dan sikat gigi bersama secara berkala disekolah, menyarankan dan memotivasi murid untuk rajin periksa gigi dan mau bekerjasama dalam hal perawatan gigi secara klinis.

(27)

memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu orang tua juga mempunyai peran yang cukup besar di dalam mencegah terjadinya akumulasi plak dan terjadinya karies pada anak, misalnya dengan memperhatikan jenis jajanan anak.

Hal ini sesuai menurut Ratih (2008), bahwa orangtua dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya karies gigi pada anak misalnya dengan membantu menggosok gigi anaknya dengan menggunakan sikat gigi yang berbulu lembut dan pasta gigi yang mengandung fluoride seukuran kacang polong sampai selesai secara sempurna.

(28)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor penyebab tingginya angka kejadian karies di Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan adalah faktor perilaku, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh antara faktor perilaku sehat terhadap kejadian karies gigi pada murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan.

2. Ada pengaruh antara faktor perilaku peran sakit terhadap kejadian karies gigi pada murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan.

3. Tidak ada pengaruh antara faktor perilaku sakit terhadap kejadian karies gigi pada murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan.

4. Variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian karies gigi pada murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan, adalah perilaku sehat.

6.2 Saran

(29)

teratur serta pemilihan makanan selingan yang baik untuk kesehatan gigi serta secara rutin memeriksakan gigi ke fasilitas pelayanan kesehatan gigi.

2. Pembinaan UKS khusus tentang kesehatan gigi oleh Dinas Kesehatan setempat melalui puskesmas perlu ditingkatkan, dengan memprioritaskan kegiatan berupa promotif dan preventif.

Gambar

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Tabel 3.2.  Hasil Uji Validitas Variabel Perilaku Sehat, Perilaku Sakit dan
Tabel 3.3. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Perilaku Sehat, Perilaku Sakit dan  Perilaku Peran Sakit
Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang akan dikembangkan ini akan menampilkan pemetaan bengkel sepeda motor dan bengkel mobil pada saat pengendara mengalami masalah kecelakaan,

The variables used were export, import, money supply and Bank Indonesia rate, for the period of January 2010 until September 2015, utilizing vector error correction model or

Dengan Amerika tidak meratifikasi Konvensi tersebut, maka mereka tidak terikat dengan Konvensi Wina tahun 1969 tentang Hukum Perjanjian yang artinya juga secara otomatis Asas Hukum

Perlindungan Pengungsi Dalam Perspektif Hukum Intrnasional dan Hukum Islam ( Studi Terhadap Kasus Manusia Perahu Rohingya ).. Jurnal Dinamika

Model komunikasi posmodern yang sangat dibentuk oleh teknologi media komunikasi (telepon, televisi, internet, teleconference )—yang paradigma operasionalnya adalah

mendapat hasil dari pengukuran tekanan darah yang benar, yaitu. dengan cara mengizinkan pasien untuk duduk selama

Bahwa perbedaan ini belum banyak diteliti dalam kaitan dengan tekanan. darah dan perbedaan-perbedaan lain terkait

Dengan metode ini, harga pokok persediaan produk dalam proses awal ditambahkan kepada biaya produksi sekarang, dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit