• Tidak ada hasil yang ditemukan

Esterifikasi Destilat Asam Lemak Sawit menjadi Etil Ester dengan Katalis FeCl3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Esterifikasi Destilat Asam Lemak Sawit menjadi Etil Ester dengan Katalis FeCl3"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kelapa sawit (elaeis guineensis jacq.) merupakan tanaman industri penghasil

minyak masak, minyak industri dan bahan bakar (biodiesel), selain itu, kelapa

sawit merupakan bahan baku untuk industri sabun, industri lilin, industri

pembuatan lembaran-lembaran timah, dan industri kosmetik. Tanaman kelapa

sawit termasuk dalam famili palmae, subkelas monocotyledoneae. Beberapa

varietas unggul kelapa sawit yang umumnya banyak ditanam di antaranya dura,

psifera, dan tenera (Effendi, 2011).

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang penting

dalam penerimaan devisa negara, penyerapan tenaga kerja serta peningktan

perekonomian rakyat. Perkebunan kelapa sawit di indonesia berkembang dengan

pesat, (Sulistyo, dkk. 2006). Pada tahun 2015, dengan luas total perkebunan

kelapa sawit di Indonesia telah mencapai lebih dari 11 juta ha, indonesia mampu

memproduksi minyak sawit (crude palm oil, CPO) sekitar 30 juta ton (Direktorat

Jendral Perkebunan).

Pada prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi

CPO secara fisik dari tandan buah segar kelapa sawit (TBS) yang diikuti proses

pemurnian. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap proses

(2)

pangan , CPO dapat diolah menjadi berbagai jenis produk non pangan. Produk

yang dihasilkan yaitu sekitar 55% sabun, fatty acids 15%, fatty alkohol 10%,

gliserin 6% dan non pangan lainnya sekitar 10%(Sulistyo, dkk. 2006).

Bahan bakar minyak dunia yangbersumber dari fosil saat ini mulai

semakinmenipis cadangannya, sehingga diperlukan suatu bahan bakar alternatif

yang dapat menjadipenunjang kebutuhan tersebut. Sementara dampak lain yang

ditimbulkan akibat pemakaianbahan bakar fosil adalah pencemaran lingkungan

merupakan dampak negatif dan perlu mendapatperhatian khusus pula. Salah satu

sumber bahan bakar yang mampu menjadi solusi dari masalahtersebut adalah

biodiesel (Darnoko, dkk. 2000).

Keunggulan kelapa sawit yang diolahmenjadi biodisel sebagai pengganti

fungsi minyak bumi untuk bahan bakar menjadi solusibagi masalah pencemaran

lingkungan. Gas buang yang dihasilkan termasuk bahan biodegradability dengan

emisi polutan yang rendah, kadar hidrokarbon yang terbakar dangas CO yang

dihasilkan lebih kecil serta bebas SO2(Noureddini, H. dkk.1997).

Palm Fatty Acid Distillate(PFAD) adalah produk samping pada proses

pengolahan minyak sawit kasar menjadi minyak goreng. Salah satu kelemahan

PFAD sebagai bahan baku biodiesel adalah kandungan asam lemak bebas (FFA)

yang sangat tinggi. Apabila bahan ini langsung mengalami transesterifikasi akan

dihasilkan sabun dalam jumlah yang besar dan dapat mengganggu proses

pemisahan biodiesel. Metode yang tepat untuk produksi biodiesel dari bahan

(3)

untuk mengkonversi FFA menjadi FAME (fatty acid methyl esther), dilanjutkan

dengan transesterifikasi untuk mengkonversi trigliserida menjadi FAME.

Pengembangan biodiesel banyak mendapatkan perhatian dari para ahli

karena beberapa kelebihannya dibandingkan bahan bakar petroleum.Kelebihan

yang dimaksud diantaranya adalah (i)dapat diproduksi secara lokal dengan

memanfaatkan sumber minyak/lemak alami yang tersedia,sehingga dapat

mengurangi ketergantungan impor bahan bakar petroleum, (ii) proses produksi

dan penggunaan yang bersifat lebih ramah lingkungan dengan tingkat emisi

CO2

Umumnya bentuk ester yang digunakan sebagai biodiesel adalah metil ester

yang di sintesis secara kimiawi dengan teknik transesterefikasi antara metanol dan

minyak /lemak (metanolisis)atau esterfikasi antara metanol dengan asam lemak

hasil hidrolisis minyak/lemak. Selain dengan katalis kimia, reaksi

transesrterifikasi juga dapat dikatalisis dengan enzim lipase. Dengan penggunaan

suhu dan tekanan yang rendah serta reaksi yang bersifat ramah lingkungan, maka

proses enzimatik telah banyak dikembangkan oleh para ahli (Sulistyo, dkk. 2006). ,CO,NO, dan senyawa hasil pembakaran lainnya yang lebihrendah dan (iii)

lebih mudah terdegradasi di alam (biodegradable) (Sulistyo, dkk. 2006).

Dalam reaksi pembuatan biodiesel diperlukan katalis karena reaksi

cenderung berjalan lambat. Katalis berfungsi menurunkan energi aktifasi reaksi

sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Katalis yang digunakan dalam

pembuatan biodiesel dapat berupa katalis basa maupun katalis asam. Dengan

(4)

reaksi baru berjalan baik pada suhu sekitar 100°C. Bila tanpa katalis, reaksi

membutuhkan suhu minimal 250°C (Kirk, dkk. 1980).

Katalis asam umumnya digunakan dalam proses pengolahan awal

terhadapat bahan baku minyak tumbuhan yang memiliki kandungan asam lemak

bebas yang tinggi namun sangat jarang digunakan dalam proses utama pembuatan

biodiesel. Katalis asam homogen seperti asam sulfat, bersifat sangat korosif, sulit

dipisahkan dari produk dan dapat ikut terbuang dalam pencucian sehingga tidak

dapat digunakan kembali sekaligus dapat menyebabkan terjadinya pencemaran

lingkungan.

Pada penelitian ini, biodiesel dibuat dari asam lemak destilat yang

diperoleh dari hasil samping proses pemurnian crude palm oil (CPO) menjadi

minyak goreng, yang berjumlah sekitar 5% dari berat CPO. Kandungan asam

lemak bebas yang tinggi dalam asam lemak destilat diubah menjadi etil ester

dengan etanol dan katalis FeCl3 melalui proses esterifikasi. Kelebihan dari

menggunakan katalis padat ini adalahester yang dihasilkan lebih mudah

dipisahkan di bandingkan dengan menggunakan katalis homogen seperti asam

atau basa. Kelebihan dari proses transesterifikasi minyak nabati biasanya biodisel

yang di hasilkan lebih murni dan emisi buangan hasil pembakaran lebih ramah

(5)

1.2.Permasalahan

Biodiesel dapat dibuat dengan proses esterifikasi dari minyak nabati

yangmengandung asam lemak bebas tinggi. Kandungan asam lemak bebas yang

tinggi dalam asam lemak destilat diubah menjadi etil ester dengan etanol dan

katalis FeCl3

Adapun permasalahan dari penelitian ini adalah melalui proses esterifikasi.

∼ Bagaimana pengaruh waktu pada proses esterifikasi asam lemak destilat

dalam pembuatan biodiesel ?

∼ Bagaimana pengaruh konsentrasi katalis FeCl3

∼ Bagaimana pengaruh perbandingan mol antara asam lemak destilat

dengan etanol pada proses esterifikasi dalam pembuatan biodiesel ? pada proses esterifikasi

dalam pembuatan biodiesel ?

1.3.Tujuan

∼ Untuk mengetahui pengaruh waktu pada proses esterifikasi asam lemak

destilat dalam pembuatan biodiesel.

∼ Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi katalis FeCl3

∼ Untuk mengetahui pengaruh perbandingan mol antara asam lemak

destilat dengan etanol pada proses esterifikasi dalam pembuatan

biodiesel.

pada proses

(6)

1.4.Manfaat

Pada penelitian ini, biodiesel dibuat dari asam lemak destilat yang diperoleh

dari hasil samping proses pemurnian crude palm oil (CPO) menjadi minyak

goreng, yang berjumlah sekitar 5% dari berat CPO. Kandungan asam lemak bebas

yang tinggi dalam asam lemak destilat diubah menjadi etil ester dengan etanol

dan katalis FeCl3 melalui proses esterifikasi.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam melakukan proses penilaian kinerja karyawan, banyak sekali kriteria yang telah ditentukan oleh perusahaan.Penilaian kinerja harus dilakukan untuk mengetahui prestasi

Hal ini menunjukkan bahwa kesu- litan belajar merupakan problem yang dialami oleh semua siswa karena adanya gangguan, baik berasal dari faktor internal siswa

Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Dan Dana Perimbangan Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat)..

Predictors: (Constant), Pendapatan Pajak, Leverage, Intergovernmental Revenue,

Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kebaya akan dilihat dari faktor model, tekstil/kain, dan kenyamanan pemakaian.. Populasi dalam penelitian ini

But biologic aging also occurs in stem cells which was shown with secrete less growth factors and other bioactive molecules ( Scruggs et al. Those reports showed the important of

Tujuan penelitian untuk mengetahui: 1) pengetahuan sanitasi dan higiene, 2) pengolahan makanan sehat keluarga, dan 3) pengaruh pengetahuan sanitasi dan higiene pada

Adapun tujuan dari game ini adalah Mengolah pola pikir user,melatih respond dan tingkat kecekatan user,user dapat mengembangkan cara berfikir cepat untuk menentukan jalur mana