• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Karakteristik Wirausaha Dan Inovasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada UMKM Kuliner Puja Sera Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Karakteristik Wirausaha Dan Inovasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada UMKM Kuliner Puja Sera Binjai"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Karakteristik Wirausaha

Karakteristik dapat juga berarti tabiat, watak, perangai, perbuatan yang selalu

dilakukan dan mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku. Berdasarkan

pengertian karakteristik, maka dapat disimpulkan definisi karakteristik wirausaha

sebagai ciri khas atau bentuk-bentuk watak atau karakter, corak tingkah laku, atau

tanda khusus yang melekat pada diri setiap wirausaha dalam mengelola usahanya

untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Karakteristik seorang wirausaha pada

umumnya dapat dilihat pada saat berkomunikasi dalam rangka mengumumkan

informasi maupun pada waktu menjalankan usaha dan menjalin hubungan dengan

para relasi bisnis. Untuk itu, dalam menjalin hubungan bisnis dengan seseorang harus

mengetahui karakteristiknya. Karena tanpa memperhatikan karakternya bisa-bisa

akan rugi sendiri apabila menjalin hubungan bisnis dengan orang yang berkarakter

tidak baik. Sikap atau karakteristik wirausaha merupakan bagian penting dalam

kewirausahaan. Karakteristik wirausaha akan menentukan keberhasilan dalam

menjalankan dan mengembangkan usaha. Menurut Suryana (2008) ciri-ciri dan watak

kewirausahaan yaitu:

1. Percaya diri dan optimis : memiliki kepercayaan diri yang kuat,

(2)

2. Berorientasi pada tugas dan hasil : kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba,

mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta

inisiatif.

3. Berani mengambil resiko dan mempunyai tantangan

4. Kepemimpinan yakni berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang

lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.

5. Keorisinilan, yaitu inovatif, kreatif dan fleksibel

6. Berorientasi masa depan, yaitu memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan

Wirausaha mempunyai karakteristik umum serta berasal dari kelas yang sama,

Schumpeter menulis bahwa wiraswastawan tidak membentuk suatu kelas sosial tetapi

berasal dari semua kelas. Wiraswastawan umumnya mempunyai sifat yang sama.

Mereka adalah orang yang mempunyai tenaga, keinginan untuk terlibat dalam

peualangan inovatif, kemauan untuk menerima tanggung jawab pribadi dalam

mewujudkan suatu peristiwa dengan cara yang mereka pilih, dan keinginan untuk

berprestasi yang sangat tinggi. Menurut McClelland dalam buku Wiratmo (2001)

entrepreneur characteristic adalah sebagai berikut:

1. Keinginan untuk berprestasi Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau

dorongan dalam diri orang yang memotivasi perilaku kearah pencapaian tujuan.

Pencapaian tujuan merupakan tantangan dari bagi individu.

2. Keinginan untuk bertanggung jawab. Wiraswastawan menginginkan tanggung

(3)

daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggung

jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai.

3. Referensi kepada risiko-risiko menengah. Wiraswastawan bukanlah penjudi,

mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja

yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya akan menuntut usaha keras

tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi.

4. Persepsi pada kemungkinan berhasil. Keyakinan pada kemampuan untuk

mencapai keberhasilan adalah kualitas kepribadian wiraswastawan yang

penting.Ketika semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka berpaling pada

sikap percaya diri mereka yang tinggi dan melanjutkan tugas-tugas tersebut.

5. Rangsangan oleh umpan balik Wiraswastawan Ingin mengetahui bagaimana hal

mereka kerjakan,apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang

untuk mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa

efektif usaha mereka.

6. Aktivitas enerjik Wiraswastawan menunjukan energi yang jauh lebih tinggi

dibandingkan ratarata orang. Mereka bersifat aktif mempunyai proporsi waktu

yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari

perjalanan waktu. Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara

mendalam pada kerja yang mereka lakukan.

7. Orientasi ke masa depan Wiraswastawan melakukan perencanaan dan berpikir

kedepan, mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh di masa

(4)

8. Ketrampilan dalam pengorganisasian. Wiraswastawan menunjukan ketrampilan

dalam mengorganisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka

sangat obyektif di dalam memilih individu-individu untuk tugas tertentu. Mereka

akan memilih yang ahli dan bukannya teman agar pekerjaan bisa dilakukan

dengan efisien.

9. Sikap terhadap uang Keuntungan finansial adalah nomor dua dibandingkan arti

penting dari prestasi kerja mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai

lambang kongkret dari tercapainya tujuan sebagai pembuktian bagi kompetensi

mereka. Dalam buku (Justin, dkk, 2001) karakteristik wirausaha yaitu kebutuhan

akan keberhasilan, setiap orang berbeda dalam tingkat kebutuhan

keberhasilannya. Orang yang memiliki tingkat kebutuhan keberhasilan yang

rendah akan merasa puasa pada status yang dimiliki, sedangkan orang dengan

tingkat kebutuhan keberhasilan yang tinggi senang bersaing dengan standart

keunggulan dan memilih untuk bertanggung jawab secara pribadi atas tugas yang

dibebankan padanya. Dorongan untuk keberhasilan tersebut tampak dalam

pribadi yang ambisius yang memulai perusahaan barunya dan kemudian

berkeinginan untuk mengembangkan usahanya.

Menurut Suryana (2008) karakteristik keinginan untuk mengambil resiko oleh

wirausaha di dalam memulai atau menjalankan bisnisnya berbeda-beda, wirausaha

bersedia menerima resiko sebgaimana mereka menghadapi kemungkinan terjadinya

kegagalan. Karakteristik percaya diri orang yang memiliki keyakinan pada dirinya

(5)

wirausaha yang sukses adalah orang yang mempunyai percaya diri, mengakui adanya

masalah tetapi mempercayai kemampuan dirinya untuk mengatasi masalah.

Karakteristik kuat untuk berbisnis banyak wirausaha memperhatikan tingkat

keingintahuannya yang dapat disebut sebagai keinginan kuat untuk berbisnis untuk

bekerja keras untuk mengembangkan usahanya. Peluang usaha baru akan

mendatangkan berbagai jenis resiko.

Jika mereka–mereka yang ingin memulai binis baru bisa menilai tingkat mereka,

mereka akan mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan mereka untuk

berhasil, atau mereka akan bisa menyimpulkan bahwa mereka hendaknya bekerja

bagi orang lain. Walaupun tidak ada cara yang diketahui untuk membuat penilaian

tersebut dengan tepat, terdapat cara di mana individu bisa menilai kualifikasi untuk

memulai dan mengelola bisnis baru agar berhasil. Karakteristik wiraswastawan

sukses dengan n Ach tinggi akan memberikan pedoman bagi analisa sendiri

(Wiratmo, 2001).

2.1.2 Pengertian Inovasi

Inovasi adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat

diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang dimiliki

(Suryana, 2008:32). Menurut Winardi (2008:234), inovasi merupakan timbulnya

sesuatu hal yang baru, misalnya berupa sebuah ide baru, sebuah teori baru, sebuah

hipotesis baru, sebuah gaya baru penulisan, atau cara melukis sebuah invensi

(6)

Menurut Quinn (dalam Hendro, 2011:122), faktor – faktor pendukung untuk

tercapainya keberhasilan penerapan kemampuan inovatif adalah :

1. Harus berorientasi pasar

Hubungan inovasi dengan pasar yang didalamnya terdapat 5C, yaitu; pesaing),

Competition (persaingan), Change of Competition (perubahan persaingan),

Change Driver (penentu arah perubahan), dan Customer Behavior (perilaku

konsumen)

2. Mampu meningkatkan nilai tambahan perusahaan

Adanya value added sehingga mampu menjadi pendongkrak pertumbuhan dan

perkembangan perusahaan

3. Punya unsur efisiensi dan efektivitas

Tanpa adanya efisiensi dan efektivitas dari sebuah inovasi yang ditemukan,

maka inovasi tersebut tidak mempunyai arti atau dampak bagi kemajuan

perusahaan

4. Harus sejalan dengan visi dan misi perusahaan

Harus sejalan dengan visi dan misi perusahaan agar tidak menyimpang dari

arah pertumbuhan usaha.

5. Harus bisa ditingkatkan lagi

Inovasi harus bisa diinovasikan lagi sehingga terjadi inovasi yang

berkelanjutan hingga menumbuhkan perusahaan menjadi lebih baik dan lebih

(7)

Menurut Hendro (2011:123) ada beberapa sumber yang bisa mendorong

terjadinya sebuah inovasi. Sumber – sumber tersebut adalah :

1. Perbedaan antara permintaan dan penawaran

Di suatu negara yang mempunyai budaya tertentu bisanya jika penawaran

barang atau produk tidak sesuai dengan kondisi permintaan yang ada, maka

kejadian ini bisa memunculkan sebuah inovasi.

2. Penciptaan permintaan karena kecenderungan (trend)

Adanya kecenderungan pola hidup masyarakat disuatu negara yang menyukai

produk yang instan maka muncullah produk – produk lain yang mengikuti

trend tersebut.

3. Perubahan (change)

Setiap perubahan pasti diikuti oleh sang motivator untuk dimanfaatkan,

misalnya perubahan ekonomi, perubahan teknologi, perubahan sosial.

4. Masalah yang belum terpecahkan dalam jangka waktu yang lama

Terkadang masalah yang diselesaikan dengan cara pemikiran kreatif saja

belum tentu bisa memecahkan masalah dalam jangka waktu yang atau dapat

menghilangkan masalah.

5. Inovasi yang ditujukan untuk mengganti inovasi produknya sendiri

Hampir sebagian besar industry berteknologi tinggi menggunakan prinsip ini

agar produknya bisa diganti dengan produk yang baru diluncurkan sehingga

(8)

2.1.3 Jenis – Jenis Inovasi

Menurut Hendro (2011:124) jenis – jenis inovasi yang sering digunakan oleh

wirausahawan yang cerdas dalam bisnisnya adalah:

1. Inovasi Produk

a. Isinya (rasa, kualitas, dan lain - lain)

b. Kemasan (pembungkus, tulisan, warna, sistem buka tutupnya, bentuknya,

dll)

2. Inovasi Pemasaran

a. Cara menjual

b. Cara mendistribusikan

c. Cara memasarkan

d. Cara mengiklankan

e. Cara menciptakan permintaan, dan lain – lain

3. Inovasi Proses

a. Proses penciptaan produk

b. Proses produksi

c. Proses teknologi pengemasannya

d. Proses riset dan pengembangan

e. Proses menciptakan mesin baru, dan lain – lain

4. Inovasi Teknikal

(9)

b. Teknik pengawasan

c. Teknik pengerjaan, dan lain – lain

5. Teknik administrasi

a. Penyimpanan data

b. Pembuatan dan pengumpulan data

Menurut Drucker (dalam Situmorang, 2011:43), inovasi yang berhasil adalah

hasil pencarian dengan penuh kesadaran dan bertujuan mengantisipasi munculnya

peluang inovasi yang hanya ditemukan dalam segelintir situasi.

Inovasi berarti kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka

memecahkan persoalan–persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya

kehidupan. Mencetuskan inovasi dalam perusahaan bukanlah aktifitas yang mudah,

sebab inovasi harus dikembangkan dengan pengelolaan interaksi dari berbagai proses.

Didalam pasar bebas, inovasi menjadi salah satu keunggulan bersaing. Banyak

perusahaan yang profitabilitasnya digerakkan dan dirangsang oleh inovasi.

2.1.4 Keberhasilan Usaha

Menurut Suyanto (2010:179) keberhasilan usaha industri kecil di pengaruhi oleh

berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap

pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan

dalam pencapaian maksud atau tujuan yang diharapkan. Sebagai ukuran keberhasilan

usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti: kinerja keuangan

(10)

Selain dari laba, keberhasilan usaha dapat dilihat dari target yang dibuat oleh

pengusaha. Hal ini seperti yang terungkap oleh Dalimunthe dalam Noersasongko

(2005:27) yang menyatakan bahwa kita dapat menganalisis keberhasilan usaha

dengan mengetahui kinerja suatu perusahaan yang dapat dirumuskan melalui suatu

perbandingan nilai yang dihasilkan perusahaan dengan nilai yang diharapkan dengan

memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki. Kinerja perusahaan adalah output dari

berbagai faktor di atas yang oleh karenanya ukuran ini menjadi sangat penting untuk

mengetahui tingkat adaptabilitas bisnis dengan lingkungannya. Kinerja usaha perlu

dihubungkan dengan target perusahaan yang ditentukan oleh manajer-pemilik usaha.

Apapun targetnya, kinerja usaha merupakan tolok ukur untuk menilai seberapa besar

tingkat pencapaian suatu target atau tujuan usaha.

Menurut Primiana (2009:49) mengemukakan bahwa Keberhasilan usaha adalah

permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan tercapainya tujuan

organisasi. Algifari (2003:118) mengatakan bahwa Keberhasilan usaha dapat dilihat

dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis

dan efisiensi secara ekonomis.

Sehingga, dapat diketahui bahwa definisi keberhasilan usaha adalah keberhasilan

dari bisnis mencapai tujuannya,dimana keberhasilan tersebut didapatkan dari

wirausaha yang memiliki otak yang cerdas, yaitu kreatif, mengikuti perkembangan

teknologi dan dapat menerapkan secara proaktif dan hal tersebut terlihat dari usaha

dari wirausaha dimana suatu keadaan usahanya yang lebih baik dari periode

(11)

sekelasnya, dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan

berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis, target perusahaan

yang ditentukan oleh manajer-pemilik usaha, permodalan, skala usaha, hasil atau

laba, jenis usaha atau pengelolaan, kinerja keuangan, serta image perusahaan.

2.1.5 Dimensi Keberhasilan Usaha

Dimensi keberhasilan usaha menurut Noor (2007:397) adalah sebagai berikut:

1. (Laba/Profitability)

Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara

pendapatan dengan biaya.

2. Daya Saing

Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut

perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil, bila dapat

mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing.

3. Kompetensi

Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan

pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya sehingga dapat

menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.

4. Terbangunnya citra baik

Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust external.

Trust internal adalah amanah atau trust dari segenap orang yang ada dalam

(12)

segenap stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun

masyarakat luas, bahkan juga pesaing.

Keberhasilan usaha dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan 6 indikator

, yang digunakan (Suryana, 2003 : 44) adalah :

1.Menigkatnya omzet penjualan.

2.Meningkatnya volume penjualan.

3.Meningkatnya jumlah pelanggan

4.Mampu bersaing dengan pesaing lainnya.

5.Memiliki kompetensi dalam menjalankan usaha.

6.Memiliki pengalaman dalam menjalankan usaha.

2.1.6 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Menurut Kementrian Negara Koperasi dan UMKM, kelompok usaha kecil

termasuk kelompok usaha mikro. Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat yang

bersekala kecil dan bersifat tradisonal dan informal dalam arti belum terdaftar, belum

tercatat dan berbadan hukum, dan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 100 juta.

Sedangkan menurut (Biro Pusat Statistis ) BPS (2005), usaha kecil adalah unit usaha

dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 orang dan paling banyak 19 orang termasuk

pengusaha.

Dalam perekonomian Indonesia Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)

merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu Kelompok

ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisi ekonomi. Maka sudah

(13)

melibatkan banyak kelompok. Kriteria usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro

Kecil dan Menengah telah diatur dalam payung hukum berdasarkan undang-undang.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk

mendefinisikan Pengertian dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Pengertian-pengertian UMKM tersebut adalah :

1. Usaha Mikro

Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil

Kriteria Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar

yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

ini.

3. Usaha Menengah

Kriteria Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

(14)

usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian Variabel Penelitian Mobil Data Internet Di Sepanjang Jl. Dr Mansyur Medan

Modal , Lokasi , secara positif dan tidak signifikan negatif dan tidak signifikan terhadap Keberhasilan Usaha Mpbil Data Internet di Jl. Dr.Mansyur Medan

2 Marom Shaike, Robert N. Lussier, 2014

A business success Versus Failure Prediction Model For Small Business in Israel usaha Ritel (Studi Kasus pada Distro Kontjo Brothers Medan)

(15)

Ritel (Studi Kasus pada Distro Kontjo Brothers Medan).

4 Andi importance of a favorable business environment 5. Demographic 6. Motivation to start business

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel

yang diteliti. Hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan

sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan

variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono,

2010:60). Variabel yang akan diteliti antara lain keberhasilan usaha sebagai variabel

terikat, karakteristik wirausaha sebagai variabel bebas.

Karakteristik pribadi yang ada pada wirausahawan merupakan salah satu

(16)

Mochammad, 2013). Seorang wirausahawan harus memiliki beberapa karakteristik

berikut ini agar berhasil, yaitu: memiliki rasa percaya diri untuk bekerja secara

independen, kerja keras, dan memahami risiko sebagai bagian dari upaya meraih

sukses. Perkembangan suatu usaha mikro sangat tergantung dari peran wirausahawan

dalam mengelola usaha.

Karakteristik seorang wirausaha akan menentukan keberhasilan dalam

menjalankan dan mengembangkan usahanya. Karakteristik itu seperti percaya diri dan

optimis, berani mengambil resiko dan menyukai tantangan, tidak suka berpangku

tangan, termotivasi oleh hasrat ingin sukses dan lain-lain.

Menurut Suryana (2008:32) inovasi adalah ide dan hal baru serta

pengembangan yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan

dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan

keunggulan kompetitif suatu usaha. Menurut Winardi (2008:234), inovasi merupakan

timbulnya sesuatu hal yang baru, misalnya berupa sebuah ide baru, sebuah teori baru,

sebuah hipotesis baru, sebuah gaya baru penulisan, atau cara melukis sebuah invensi

(invention), atau sebuah metode baru untuk manajemen sebuah organisasi.

Variabel strategi inovasi yang paling dominan berpengaruh adalah strategi

inovasi produk. Dalam penelitian yang lain Deden A.Wahab Sya’roni dan Janivita J.

Sudirman (2012) dengan judul Kreativitas dan Inovasi Penentuan Kompetensi Pelaku

Usaha kecil Didapat kesimpulan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa ada

beberapa indikator yang mengkontribusi kreativitas diantaranya nilai intelektual dan

(17)

tersendiri, ketekunan, pemikiran mandiri, dan toleransi terhadap keraguan. Indikator -

indikator yang mengkontribusi inovasi yang tepat diantaranya dilakuakn dengan

mengkreasikan produk baru, mengkreasikan proses, pengembangan produk baru,

perbaikan proses serta penambahan sentuhan kreatif dengan duplikasi dan pemaduan

faktor produksi serta metode baru

Jadi, karakteristik kewirausahaan dan inovasi sangat penting dalam

berwirausaha karena itu berpengaruh langsung pada hasil yang akan dicapai, dimana

titik keberhasilan usaha dapat ditentukan. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas

dapat dirumuskan skema kerangka konseptual dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Karakteristik Wirausaha (X1)

Keberhasilan usaha (Y)

(18)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka hipotesis

penelitian ini adalah: “Karakteristik Wirausaha dan inovasi berpengaruh terhadap

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Masalah yang ada pada tata letak di bagian fabrikasi antara lain, aliran material bolak – balik (backtracking flow), material masuk dan keluar lewat satu pintu

[r]

Setelah mendapatkan hasil akhir dari proses pembobotan dengan menggunakan WRM dan WAQ, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah pemilihan detail mapping tools yang tepat sesuai

Untuk tahun-tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 For the years ended December 31, 2013 and 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed

Apoteker harus memiliki kemampuan untuk mengajukan pertanyaan dalam usaha untuk mengumpulkan informasi tentang keluhan pasien.Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam

Penelitian ini didasarkan pada proses evaluasi alternatif tersebut berdasarkan faktor organisasi atau kesesuaian dengan organisasi (PO – fit) dan faktor individual konflik

form monitoring dan hasil rekap monitoring yang disesuaikan dengan hasil pengukuran pada iGracias dan tindaklanjut dari permasalahan 2 Tidak adanya dokumen yang membuktikan

Pemberian informasi obat kepada pasien merupakan bagian yang harus dilakukan oleh petugas apotek dalam melakukan pelayanan swamedikasi supaya pasien benar-benar memahami