• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modus Tuturan Bahasa Arab Oleh Pembelajar Bahasa Arab di Medan ( Kajian Fonetik Eksperimental ) Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Modus Tuturan Bahasa Arab Oleh Pembelajar Bahasa Arab di Medan ( Kajian Fonetik Eksperimental ) Chapter III VI"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pengantar

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif

kualitatif, yaitu menggunakan metode lapangan dan kepustakaan. Metode

lapangan digunakan untuk menghimpun data pemakaian bahasa Arab yang

digunakan oleh mahasiswa pembelajar bahasa Arab dan penutur asli bahasa Arab.

Metode lapangan memerlukan informan dari pemakai bahasa Arab yaitu

pembelajar dan penutur asli Arab yang berdomisili di kota Medan. Penggunaan

metode pustaka memberikan data sekunder yang berupa buku-buku dan tulisan

yang membahas pemakaian bahasa Arab.

Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk

memperoleh gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena

bunyi bahasa Arab yang dituturkan oleh pembelajar bahasa Arab. Metode inilah

yang digunakan untuk mengetahui frekuensi, intensitas dan durasi pada bunyi

tuturan bahasa Arab dalam modus kalimat deklaratif, interogatif dan imperatif.

Pada penelitian ini, pendekatan instrumental yang dilakukan dengan

bantuan alat ukur yang akurat yaitu dengan perangkat lunak Praat, sedangkan

(2)

tahapan dalam ancangan IPO (Institut Voor Perceptie Onderzoek). Proses teori

IPO dimulai dari tuturan kemudian untuk memperoleh kurva melodik tuturan itu,

dilakukan pengukuran frekuensi, intensitas dan durasi. Bunyi target yang diteliti

adalah bunyi suprasegmental yang berhubungan dengan bunyi vokal dengan

mengukur frekuensi, intensitas dan durasi dalam modus kalimat tuturan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Perekaman suara untuk penelitian ini dilakukan di ruang Laboratorium

Bahasa Universitas Al Washliyah Medan pada tanggal 10 Agustus 2012 terhadap

mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam ( PAI ) Fakultas Agama

Islam beralamat di jalan Sisingamangaraja No.5 kota Medan.

3.3 Data dan Sumber Data

Data penelitian diperoleh dari rekaman tuturan lisan empat orang

responden dan dua orang responden penutur Arab. Bentuk data yang diteliti

adalah tuturan-tuturan yang dibuat dalam kalimat Bahasa Arab (BA) dengan

modus deklaratif, interogatif dan imperatif. Di dalam praktik percakapan BA

tiga modus kalimat ini selalu dipakai oleh penutur asli bagi semua tingkatan usia

dalam berkomunikasi. Pilihan terhadap tiga modus ini sangat tepat untuk diteliti

karena bunyi tuturan target merupakan modus pertanyaan, pernyataan dan

perintah diantaranya adalah; (1) tuturan interogaif yaitu tuturan tanya yang

menggunakan kata tanya yang dapat menanyakan perbuatan seseorang. Tuturan

tanya itu adalah:

(3)

artinya; kapankah pergi Ahmad ke pasar?.

أ

؟

(aina taᵭaʕu qalamī ?)

artinya ; di manakah kamu letakkan pena ku?

؟ ء ا ف ا

(māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi)

artinya ; kapankah kamu makan malam?

(2) tuturan deklaratif yaitu; tuturan yang menyatakan informasi atau berita yang

disampaikan melalui alat ujar . Tuturan itu adalah;

ءا غ ا ف ا أا أ .

(akaltu al aruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi )

artinya; saya sudah makan nasi dengan ayam pada siang hari.

. ف ا ا ا

(yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alʃāfī )

artinya; anak itu sedang minum secangkir susu murni.

(3) tuturan imperatif yaitu; tuturan perintah yang diucapkan melalui alat ujar .

Tuturan itu adalah ;

! ا ا

uð hāðā alkitāba yā ʕuθmān !)

artinya; ambillah buku itu wahai Usman!.

Sumber data penelitian diperoleh dari pembelajar bahasa Arab semester

dua di Universitas Al Washliyah kota Medan dan penutur asli bahasa Arab

(4)

Arabia sebagai tenaga pendidik bahasa Arab dan studi keislaman di Sekolah

Tinggi Agama Islam Al Sunnah Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang.

Perbandingan ini dilakukan untuk membandingkan bunyi-bunyi BA oleh

pembelajar bahasa Arab dan dua penutur asli. Kedua penutur asli memilki

kualifikasi pendidikan strata dua pada bidang bahasa Arab di King Saud

University Riyadh, Saudi Arabia.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam memperoleh data penelitian ini adalah metode rekam catat dan transkripsi ragam lisan atau tuturan

yang meliputi bentuk tuturan interogatif, deklaratif dan imperatif. Peneliti

melakukan rekaman ujaran kalimat target dari penutur asli yang kesehariannya

memakai bahasa Arab sebagai model dalam penelitian. Data tertulis ini dibaca

oleh penutur asli dan kemudian direkam oleh peneliti agar dapat dilakukan

transkripsi. Informan penelitian memiliki persyaratan yang meliputi beberapa

syarat sebagai berikut: (1) penutur asli Arab, (2) berusia dewasa (3) berjenis

kelamin laki-laki dan (4) memiliki alat-alat ucap yang normal.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui perekaman

menggunakan alat perekam. Tahap-tahap yang digunakan untuk mengumpulkan

data dalam penelitian ini adalah dengan mengarahkan responden untuk

menuturkan kalimat target yaitu kalimat dalam bahasa Arab dengan berbagai

(5)

Strereo Casette Corder yang dilengkapi dengan headset mic SHURE model SM

10 A. Keunggulan alat ini adalah dapat merekam suara dalam bentuk strereo

sehingga tuturan dapat ditempatkan dalam track yang berbeda dan tingkat

kepekaan perekaman yang dapat disesuaikan dengan kenyaringan suara penutur.

Mikrofon yang digunakan selain sangat peka, juga dapat menjaga jarak antara

mulut dengan mikrofon sehingga relatif stabil dan tetap karena dipasang di kepala.

Rekaman dilakukan di dalam ruang tertutup agar terhindar dari suara-suara bising

yang dapat mengganggu hasil rekaman lebih jelas dan tidak ada noise. Hal inilah

yang dapat mempermudah proses digitalisasi rekaman lebih lanjut.

3.6 Teknik Pengolahan Data

Semua data yang terkumpul berbentuk rekaman tuturan bahasa Arab dapat

digunakan sebagai dokumen dan inventaris. Data disimpan sebagai file dalam

ADATA Micro SD dengan kapasitas 2 GB. Kemudian data dipindahkan ke laptop

merk DELL. Sebelumnya, dalam laptop sudah diinstall perangkat lunak (sofware)

dan diolah dengan menggunakan alat bantu komputer program Praat versi 4.0.27.

karena program ini adalah program yang sangat sederhana tetapi dapat melakukan

analisis akustik dengan akurasi yang tinggi dan tidak memerlukan media

penyimpanan yang besar. Alat ini dapat secara mudah melakukan pengukuran

frekuensi, intensitas dan durasi tuturan yang dikembangkan pertama sekali di

Amsterdam.

Secara rinci tahapan-tahapan pengolahan data adalah :

1. Digitalisasi, tahap pertama adalah data direkam dahulu ke kaset audio

kemudian dimasukkan ke dalam format digital bentuk sound wave, lalu tuturan

(6)

2. Segmentasi, tahap berikutnya adalah segmentasi data yaitu data yang telah

dipilih lalu dipisahkan ke dalam segmen tunggal, dalam hal ini segmentasi

dilakukan kata per kata.

3. Pengukuran frekuensi, intensitas dan durasi.

Data yang akan dikumpulkan melalui rekaman yaitu berupa bentuk kalimat

berbahasa Arab. Kemudian semua data yang terkumpul diolah dengan

menggunakan alat bantu komputer program praat versi 4.0.27.

3.7 Keabsahan Penelitian

Untuk mendapatkan keabsahan hasil penelitian dilakukan pengecekan

terhadap data penelitian dan temuan penelitian ini. Keabsahan data berdasarkan

sejumlah data yang telah ditranskripsi dan diseleksi dengan tujuan untuk melihat

derajat relevansinya dan keobjektifannya terhadap data yang sudah dianalisis.

Untuk mengetahui keabsahan data penelitian ini, teknik triangulasi dilakukan

dengan merujuk pada Cohen (1994)1. Diantara teknik triangulasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah triangulasi waktu sebagai rehabilitas diakronik dan

sinkronik (time triangulation), (2) triangulasi ruang (space triangulation), (3)

keabsahan dilakukan berdasarkan gambaran beberapa teori fonetik akustik dan

artikulatoris (theoritical triangulation), (4) keabsahan yang dilakukan dengan

penggunaan lebih dari satu pengamat (investigator triangulation) untuk

menghindari subjektivitas penelitian ini, dan (6) keabsahan menggunakan metode

(7)

yang sama untuk pengumpulan data dalam proses analisis data (methodological

triangulation).

3.8 Alur Penelitian

MODUS TUTURAN BAHASA ARAB OLEH PEMBELAJAR

BAHASA ARAB DI MEDAN

KAJIAN FONETIK EKSPERIMENTAL

KERANGKA TEORI FONETIK EKSPERIMENTAL

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DATA

HASIL PENELITIAN

TEMUAN FREKUENSI

TEMUAN INTENSITAS

TEMUAN DURASI

(8)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Enam tuturan di bawah ini dijadikan dasar dalam pemerian kontur nada

dan ujaran yang telah distilisasi kemudian dipilah berdasarkan penutur, yaitu

empat penutur pembelajar BA di Universitas Al Washliyah Medan dan dua

penutur asli tenaga pengajar bahasa Arab di Sekolah Tinggi Agama Islam Al

Sunnah Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Enam tuturan

yang dipilih dalam penelitian ini antara lain;

- Tuturan deklaratif terdiri atas dua kalimat yaitu:

1) BA ءا غ ا ف ا أا أ

akaltu al aruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi

BI saya sudah makan nasi dengan ayam pada siang hari

2) BA ف ا ا ا

yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alʃāfī

BI anak itu minum secangkir susu murni

- Tuturan interogatif terdiri atas tiga kalimat yaitu:

3) BA ؟ ا إ أ

(9)

4) BA ؟ أ

aina taᵭaʕu qalamī ?

BI di manakah kamu letakkan pena ku?

5) BA ؟ ء ا ف ا

māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi

BI kapankah kamu makan malam?.

- Tuturan imperatif terdiri atas satu kalimat yaitu;

6) BA ! ا ا

χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān !

BI ambillah buku ini wahai Usman!

4.1.1 Frekuensi Modus Tuturan Pembelajar Bahasa Arab dan Penutur Asli Frekuensi modus tuturan ini dilakukan dalam bentuk modus deklaratif, interogatif dan imperatif untuk mengetahui jumlah getaran akustik pada

gelombang-gelombang bunyi dan penghitungan masa detik sebagai penentuan

kontur nada dan intonasi yang memiliki sistem tingkatan fluktuasi naik dan turun

(10)

4.1.1.1 Tuturan Deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī

alɣadāi] Pembelajar BA

Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi ] yang dituturkan oleh pembelajar BA (11110) menunjukkan getaran gelombang bunyi

pada setiap rangkaian nada ujaran kata yang menghasilkan getaran bunyi yang

berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi.

Gambar 4.1. Kontur nada pembelajar BA (11110)

Gambar 4.1 di atas menunjukkan kontur nada atau intonasi ujaran tertinggi

terdapat pada bunyi vokal [ a ] dari kata [alaruzza]. Terjadinya sistem tingkatan

naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo bunyi

mencapai 4.62 md.

ak a l t u a l a r u z z a ma 'aadda j a j i f i a l ga d a i

Time (s)

0 4.62592

Time (s)

0 4.62592

0 500

(11)

Gambar 4.2. Kontur nada pembelajar BA (21110)

Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi ] yang

dituturkan oleh pembelajar BA (21110) menunjukkan bahwa getaran gelombang

bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang

berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.2 di atas menunjukkan

titik nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] dari kata

[alaruzza]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan

ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 3.46 md.

Gambar 4.3. Kontur nada pembelajar BA (32110)

Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi ] yang

dituturkan oleh pembelajar BA (32110) menunjukkan bahwa getaran gelombang

bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang

berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.3 di atas menunjukkan

titik nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ i ] dari kata

[aldaj ji]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan

ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 3.63 md.

(12)

.

Gambar 4.4. Kontur nada pembelajar BA (42110)

Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi ] yang dituturkan oleh pembelajar BA (42110) menunjukkan bahwa getaran gelombang

bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang

berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.4 di atas menunjukkan

titik nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] dari kata

[alɣad i]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan

ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 3.95 md.

4.1.1.2 Tuturan Deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī

alɣadāi ] Penutur Asli

Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] yang dituturkan oleh penutur asli (53110) menunjukkan bahwa getaran gelombang

bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang

berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi.

a k a l t u a l a r u z z a ma a a d d a j a j i f i a l g h a d a i

Time (s)

0 3.95476

Time (s)

0 3.95476

(13)

Gambar 4.5. Kontur nada penutur asli (53110)

Gambar 4.5 di atas menunjukkan titik nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat

pada bunyi vokal [i] dari kata [aldaj ji]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan

turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai

2.33 md

.

Gambar 4.6. Kontur nada penutur asli (63110)

Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi ] yang

dituturkan oleh penutur asli (63110) menunjukkan bahwa getaran gelombang

(14)

[aldaj ji]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan

ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 2.66 md.

4.1.1.3 Tuturan Deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani

alṣāfī ] Pembelajar BA

Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] yang dituturkan oleh pembelajar BA (11120) menunjukkan bahwa getaran gelombang

bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang

berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi.

Gambar 4.7. Kontur nada pembelajar BA (11120)

Gambar 4.7 di atas menunjukkan titik nada atau intonasi ujaran tertinggi

terdapat pada bunyi vokal [ a ] dari kata [alṣ f]. Terjadinya sistem tingkatan naik

dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo bunyi

mencapai 4.68 md.

yas r ab u a t i f l u k u b a nm i n a a l l a b a n i a s sh a f i Time (s)

0 4.68417

Time (s)

0 4.68417

0 500

(15)

Gambar 4.8. Kontur nada pembelajar BA (21120)

Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] yang

dituturkan oleh pembelajar BA (21120) menunjukkan bahwa getaran gelombang

bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang

berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.8 di atas menunjukkan

bahwa kontur nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ i ]

dari kata [alṣ f]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus

tuturan ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 3.23 md.

Gambar 4.9. Kontur nada pembelajar BA (32120)

Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] yang dituturkan oleh pembelajar BA (32120) menunjukkan bahwa getaran gelombang

bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang

berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi. Hal ini menunjukkan bahwa kontur

nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi konsonan [ n ] dari kata

[k ban]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini

dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 4.27 md.

(16)

Gambar 4.10. Kontur nada pembelajar BA (42120)

Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] yang dituturkan oleh pembelajar BA (42120) menunjukkan bahwa getaran gelombang

bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang

berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi. Dinyatakan bahwa kontur nada atau

intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ u ] dari kata [alṭiflu].

Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat

menghasilkan tempo bunyi mencapai 3.99 md.

4.1.1.4 Tuturan Deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani

alṣāfī] Penutur Asli BA

Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] yang

dituturkan oleh penutur asli (53120) menunjukkan bahwa getaran gelombang

bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang

berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi.

y a sy r ab u a t t i f l u k u b a n m i n a l l a b a n i a s s h o f

Time (s)

0 3.99853

Time (s)

0 3.99853

(17)

Gambar 4.11. Kontur nada penutur asli (53120)

Gambar 4.11 di atas menunjukkan bahwa kontur nada atau intonasi ujaran

tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ i ] dari kata [alṣ f]. Terjadinya sistem

tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo

bunyi mencapai 2.56 md.

Gambar 4.12. Kontur nada penutur asli (63120)

Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] yang dituturkan oleh penutur asli (63120) menunjukkan bahwa getaran gelombang

(18)

berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.12 di atas menunjukkan

bahwa kontur nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ i ]

dari kata [min]. Sehingga terjadi sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada

modus tuturan ini dan dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 2.99 md.

4.1.1.5 Tuturan Interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] Pembelajar BA

Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] yang

dituturkan oleh pembelajar BA (11210) menunjukkan bahwa getaran gelombang

bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang

berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi.

Gambar 4.13. Kontur nada pembelajar BA (11210)

Gambar 4.13 di atas menunjukkan bahwa kontur nada atau intonasi ujaran

tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ u ] pada kata [yaðhabu]. Terjadinya sistem

tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo

bunyi mencapai 2.58 md.

m a t a y a z h a b u a h m a d u i l a a s u g i

Time (s)

0 2.58463

Time (s)

0 2.58463

(19)

Gambar 4.14. Kontur nada pembelajar BA (21210)

Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] yang dituturkan

oleh pembelajar BA (21210) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda pada

tingkatan naik dan turun bunyi. Hal ini menunjukkan bahwa kontur nada atau

intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [mat ].

Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat

menghasilkan tempo bunyi mencapai 2.43 md.

Gambar 4.15. Kontur nada pembelajar BA (32210)

Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] yang dituturkan

oleh pembelajar BA (32210) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada

(20)

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda pada

tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar di atas menunjukkan bahwa kontur nada

atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [mat ].

Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat

menghasilkan tempo bunyi mencapai 2.81 md.

Gambar 4.16. Kontur nada pembelajar BA (42210)

Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] yang dituturkan

oleh pembelajar BA (42210) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda pada

tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.16 di atas menunjukkan bahwa kontur

nada atau intonasi tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [yaðhabu].

Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat

menghasilkan tempo bunyi mencapai 2.97 md.

m a t a y a z h a b u a h m a d u i l a a s s u q i

Time (s)

0 2.97916

Time (s)

0 2.97916

(21)

4.1.1.6 Tuturan Interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] Penutur asli

Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] yang

dituturkan oleh penutur asli (53210) menunjukkan bahwa getaran gelombang

bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang

berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi.

Gambar 4.17. Kontur nada penutur Arab (53210)

Gambar di atas menunjukkan bahwa kontur nada atau intonasi ujaran

tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [il ]. Terjadinya sistem

tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo

bunyi mencapai 1.80 md.

m a t a y a z h a b u a hm a d i l a a s s u q i

Time (s)

0 1.80585

Time (s)

0 1.80585

(22)

Gambar 4.18. Kontur nada penutur asli (63210)

Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] yang

dituturkan oleh penutur asli (63210) menunjukkan bahwa getaran gelombang

bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang

berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.18 di atas menunjukkan

bahwa kontur nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ i ]

pada kata [il ]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus

tuturan ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.77 md.

4.1.1.7 Tuturan Interogatif [aina taḍaʕu qalamī] Pembelajar BA

Modus tuturan interogatif [aina taḍaʕu qalamī] yang dituturkan oleh

pembelajar BA (11220) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda pada

tingkatan naik dan turun bunyi.

m a t a y a z h a b u a hm a d i l a a s s u q i

Time (s)

0 1.77465

Time (s)

0 1.77465

(23)

Gambar 4.19. Kontur nada pembelajar BA (11220)

Gambar 4.19 di atas menunjukkan titik nada atau intonasi ujaran tertinggi

terdapat pada bunyi konsonan [ q ] pada kata [qalamī]. Terjadinya sistem

tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo

bunyi mencapai 2.34 md.

Gambar 4.20. Kontur nada pembelajar BA (21220)

Modus tuturan interogatif [aina taḍaʕu qalamī] yang dituturkan oleh

pembelajar BA (21220) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda pada

tingkatan naik dan turun bunyi. Dari gambar di atas menunjukkan bahwa kontur

(24)

[taḍaʕu]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini

dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.79 md.

Gambar 4.21. Kontur nada pembelajar BA (32220)

Modus tuturan interogatif [aina taḍaʕu qalamī ] yang dituturkan oleh

pembelajar BA (32220) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda pada

tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.21 di atas menunjukkan bahwa kontur

nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ u ] pada kata

[taḍaʕu]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan

ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.78 md.

a i n a t a d h a u q a l a m i

Time (s)

0 1.78188

Time (s)

0 1.78188

0 500

a i n a t a d h a u q a l a m i

0 1.85875

0 1.85875

(25)

Modus tuturan interogatif [aina taḍaʕu qalamī ] yang dituturkan oleh

pembelajar BA (42220) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda pada

tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.22 di atas menunjukkan bahwa kontur

nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [aina].

Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat

menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.85 md.

4.1.1.8 Tuturan Interogatif [aina taḍaʕu qalamī] Penutur Asli Modus tuturan interogatif [aina taḍaʕu qalamī ] yang dituturkan oleh

penutur asli (53220) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada setiap

rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda pada

tingkatan naik dan turun bunyi.

Gambar 4.23. Kontur nada penutur asli (53220)

Gambar 4.23 di atas menunjukkan bahwa kontur nada atau intonasi ujaran

tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [qalam]. Terjadinya sistem

tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo

(26)

Gambar 4.24. Kontur nada penutur asli (63220)

Modus tuturan interogatif [aina taḍaʕu qalamī ] yang dituturkan oleh

penutur asli (63220) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada setiap

rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta

tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.24 di atas menunjukkan titik nada atau

intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [taḍaʕu].

Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat

menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.13 md.

4.1.1.9 Tuturan Interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] Pembelajar BA

Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan

oleh pembelajar BA (11230) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta

(27)

Gambar 4.25. Kontur nada pembelajar BA (11230)

Gambar 4.26. Kontur nada pembelajar BA (21230)

Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan

oleh pembelajar BA (21230) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta

tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.26 di atas menunjukkan titik nada atau

(28)

Gambar 4.27. Kontur nada pembelajar BA (32230)

Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan

oleh pembelajar BA (32230) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta

tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.27 di atas menunjukkan titik nada atau

intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ u ] pada kata [tatan walu].

Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat

menghasilkan tempo bunyi mencapai 2.99 md.

Gambar 4.28. Kontur nada pembelajar BA (42230)

(29)

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta

tingkatan naik dan turun bunyi. Hal ini menunjukkan bahwa kontur nada atau

intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] dari kata [tatan walu].

Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat

menghasilkan tempo bunyi mencapai 2.57 md.

4.1.1.10 Tuturan Interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] Penutur Asli BA

Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan

oleh penutur asli (53230) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta

tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.29 di bawah menunjukkan titik nada

atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [m ð ].

Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat

menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.74 md.

Gambar 4.29. Kontur nada penutur asli (53230)

m a z a t a t a n a w a l u f i a l a sy a k

Time (s)

0 1.74934

Time (s)

0 1.74934

(30)

Gambar 4.30. Kontur nada penutur asli (63230)

Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan

oleh penutur asli (63230) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta

tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.30 di atas menunjukkan bahwa kontur

nada atau intonasi tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [m ð ].

Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat

menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.72 md.

4.1.1.11 Tuturan Imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] Pembelajar BA

Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan

oleh pembelajar BA (11310) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta

tingkatan naik dan turun bunyi.

m a z a t a t a n a wa l u f i a l a sy a k

Time (s)

0 1.7263

Time (s)

0 1.7263

(31)

Gambar 4.31. Kontur nada pembelajar BA (11310)

Gambar 4.31 di atas menunjukkan bahwa titik nada atau intonasi ujaran

tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [y ]. Terjadinya sistem

tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo

bunyi mencapai 2.69 md.

Gambar 4.32. Kontur nada pembelajar BA (21310)

Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan

oleh pembelajar BA (21310) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta

(32)

nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi konsonan [ n ] pada kata

[ʕuθm n]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan

ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.97 md.

Gambar 4.33. Kontur nada pembelajar BA (32110)

Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan

oleh pembelajar BA (32110) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta

tingkatan naik dan turun bunyi. Hal ini menunjukkan bahwa kontur nada atau

intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [y ]. Terjadinya

sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan

tempo bunyi mencapai 2.69 md.

k h u z h a z a l k i t a b a y a u s m a n

Time (s)

0 2.69227

Time (s)

0 2.69227

(33)

Gambar 4.34. Kontur nada pembelajar BA (42310)

Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan

oleh pembelajar BA (42310) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta

tingkatan naik dan turun bunyi. Dengan demikian kontur nada atau intonasi ujaran

tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [alkit ba]. Terjadinya sistem

tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo

bunyi mencapai 2.65 md.

4.1.1.12 Tuturan Imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] Penutur Asli

Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan

oleh penutur asli (53310) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta

tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.35 di bawah menunjukkan bahwa titik

(34)

[ʕuθm n]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan

ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.69 md.

Gambar 4.35. Kontur nada penutur asli (53310)

Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan

oleh penutur asli (63310) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada

setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta

tingkatan naik dan turun bunyi. Dengan ini dinyatakan bahwa titik nada atau

intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [ʕuθm n].

Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat

menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.83 md.

k h u z h a z a a l k i t a b a y a u s m a n

Time (s)

0 1.69719

Time (s)

0 1.69719

(35)

Gambar 4.36. Kontur nada penutur asli (63310)

4.1.2 Intensitas Modus Tuturan Pembelajar Bahasa Arab dan Penutur Asli

Modus tuturan yang akan diteliti adalah berdasarkan pemilahan tuturan

dalam bentuk modus deklaratif, interogaif dan imperatif yang dituturkan oleh

enam penutur, yaitu empat penutur pembelajar BA dan dua penutur asli.

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui luas atau lebarnya

gelombang udara melalui tekanan suara sehingga terjadi kenyaringan dan keras

pada titik nada ujaran. Untuk menentukan tinggi rendahnya intensitas tuturan

yang dimaksud dapat dilihat pada banyak gelombang bunyi yang terjadi dengan

cara dihitung dalam masa detik sehingga nantinya dapat menentukan titik nada

atau intonasi yang memiliki sistem tingkatan naik dan turun bunyi serta

keragaman pada rangkaian nada ujaran.

k h u zh a z a a l k i t ab a y a u sm a n

Time (s)

0 1.83224

Time (s)

0 1.83224

(36)

4.1.2.1 Deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] Pembelajar BA

Tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] yang

dituturkan oleh pembelajar BA menunjukkan bahwa kenyaringan bunyi suara

berproduksi dari tekanan udara tinggi dan rendah sehingga terjadi perbedaan

durasi gelombang antara satu kata dengan kata yang lain, dan dapat

mengakibatkan hasil intensitas yang berbeda pula.

Gambar 4.37. Intensitas pembelajar BA (11110)

Modus tuturan pembelajar BA (11110) pada gambar 4.37 di atas

menunjukkan bahwa kenyaringan bunyi suara berproduksi dari tekanan udara

tinggi dan rendah sehingga terjadi perbedaan durasi gelombang antara satu kata

dengan kata yang lain dan dapat mengakibatkan hasil intensitas yang berbeda

pula. Perolehan hasil intensitas dasar mencapai 69.8 dB dan intensitas final 77.9

dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 83.1 dB.

Modus tuturan pembelajar BA (21110) pada gambar di bawah menunjukkan

bahwa perolehan julat intensitas tertinggi mencapai 90.7 dB. Hal ini disebabkan

terjadi kenyaringan bunyi suara berproduksi dari tekanan udara tinggi dan rendah

Time (s)

0 4.62592

(37)

sehingga mengalami perbedaan durasi gelombang antara satu kata dengan kata

yang lain .

Gambar 4.38. Intensitas pembelajar BA (21110)

Gambar 4.39. Intensitas pembelajar BA (32110)

Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] yang

dituturkan oleh pembelajar BA (32110) terlihat dari gambar 4.39 di atas

menunjukkan bahwa kenyaringan bunyi suara berproduksi dari tekanan udara

tinggi dan rendah sehingga terjadi perbedaan durasi gelombang antara satu kata

dengan kata yang lain dan dapat mengakibatkan hasil intensitas yang berbeda

Time (s)

0 3.46698

68.82 91.12

Time (s)

0 3.63027

(38)

pula. Perolehan hasil intensitas dasar ini mencapai 72.2 dB dan intensitas final

82.5 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 89.2 dB.

Gambar 4.40. Intensitas pembelajar BA (42110)

Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] yang

dituturkan oleh pembelajar BA (42110) terlihat dari gambar 4.40 di atas

menunjukkan bahwa kenyaringan bunyi suara berproduksi dari tekanan udara

tinggi dan rendah sehingga terjadi perbedaan durasi gelombang antara satu kata

dengan kata yang lain dan dapat mengakibatkan hasil intensitas yang berbeda

pula. Perolehan hasil intensitas dasar ini mencapai 70.6 dB dan intensitas final

70.6 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 89.4 dB.

4.1.2.2 Deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] Penutur Asli

Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] yang

dituturkan oleh penutur asli (53110) terlihat dari gambar 4.41 di bawah

menunjukkan bahwa kenyaringan bunyi suara berproduksi dari tekanan udara

tinggi dan rendah sehingga terjadi perbedaan durasi gelombang antara satu kata

Time (s)

0 3.95476

(39)

pula. Perolehan hasil intensitas dasar ini mencapai 77.9 dB dan intensitas final

67.3 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 83.0 dB.

Gambar 4.41. Intensitas penutur Arab (53110)

Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] yang

dituturkan oleh penutur asli (63110) terlihat dari gambar 4.42 di bawah

menunjukkan bahwa kenyaringan bunyi suara berproduksi dari tekanan udara

tinggi dan rendah sehingga terjadi perbedaan durasi gelombang antara satu kata

dengan kata yang lain dan dapat mengakibatkan hasil intensitas yang berbeda

pula.

Time (s)

0 2.33265

65.21 85.25

Time (s)

0 2.66395

(40)

Gambar 4.42. Intensitas penutur asli (63110)

Perolehan hasil intensitas dasar ini mencapai 75.1 dB dan intensitas final

69.6 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 77.3 dB.

Tabel 4.1 Intensitas pembelajar BA dan penutur asli

Penutur

Intensitas (dB)

Int Dasar Int Final Julat Int Tertinggi

11110 69.8 77.9 83.1

21110 71.1 89.6 90.7

32110 72.2 82.5 89.2

42110 70.6 70.2 89.4

53110 77.9 67.3 83.0

63110 75.1 69.6 77.3

Tabel di atas menunjukkan bahwa intensitas dasar tertinggi pembelajar BA

(32110) mencapai 72.2 dB, intensitas final tertinggi pembelajar BA (21110)

mencapai 89.6 dB dan juga julat intensitas tertinggi mencapai 90.7 dB. Sedangkan

penutur asli (53110) memperoleh intensitas dasar tertinggi mencapai 77.9 dB, dan

julat intensitas tertinggi mencapai 83.0 dB. Adapun penutur asli (63110)

memperoleh intensitas final mencapai 69.6 dB. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa julat intensitas tertinggi pembelajar BA lebih tinggi bila dibandingkan

(41)

4.1.2.3 Deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] Pembelajar BA

Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] yang

dituturkan oleh pembelajar BA (11120) terlihat dari gambar 4.43 di bawah

menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas

bunyi tuturan yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan

hasil intensitas yang berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 77.4

dB dan intensitas final 79.6 dB dan julat intensitas tertinggi mencapai 82.7dB.

Gambar 4.43. Intensitas pembelajar BA (11120)

Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī ] yang

dituturkan oleh pembelajar BA (21120) terlihat dari gambar 4.44 di bawah

menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas

bunyi tuturan yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan

hasil intensitas yang berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 69.6

dB dan intensitas final 71.0 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 90.9 dB.

Time (s)

0 4.68417

(42)

Gambar 4.44. Intensitas pembelajar BA (21120)

Gambar 4.45. Intensitas pembelajar BA (32120)

Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī ] yang

dituturkan oleh pembelajar BA (32120) terlihat dari gambar 4.45 di atas

menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas

bunyi tuturan yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan

hasil intensitas yang berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 76.5

Time (s)

0 3.23703

69.16 91.15

Time (s)

0 4.27673

(43)

Gambar 4.46. Intensitas pembelajar BA (42120)

Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī ] yang

dituturkan oleh pembelajar BA (42120) terlihat dari gambar 4.46 di atas

menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas

bunyi tuturan yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan

hasil intensitas yang berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 79.7

dB dan intensitas final 84.6 dB dan julat intensitas tertinggi mencapai 90.2 dB.

4.1.2.4 Deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] Penutur Asli

Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] yang

dituturkan oleh penutur asli (53120) terlihat dari gambar 4.47 di bawah

menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas

bunyi tuturan yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan

hasil intensitas yang berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai

79.42 dB dan intensitas final 77.61 dB dan julat intensitas tertinggi mencapai

87.41 dB.

Time (s)

0 3.99853

(44)

Gambar 4.47 Intensitas penutur asli (53120)

Gambar 4.48. Intensitas penutur asli (63120)

Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī ] yang

dituturkan oleh penutur asli (63120) terlihat dari gambar 4.48 di atas

menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas

bunyi tuturan yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan Time (s)

0 2.99374

49.76 86.37

Time (s)

0 2.56063

(45)

77.10 dB dan intensitas final 79.42 dB dan julat intensitas tertinggi mencapai

79.85 dB.

Tabel 4.2. Intensitas pembelajar BA dan penutur asli

Penutur

Intensitas (dB)

Int Dasar Int Final Julat Int Tertinggi

11120 77.4 79.6 82.7

21120 69.6 71.0 90.9

32120 76.5 70.7 90.2

42120 79.7 84.6 90.2

53120 79.24 77.61 87.41

63120 77.10 79.42 79.85

Tabel di atas menunjukkan bahwa intensitas modus tuturan deklaratif

[yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] dituturkan oleh empat penutur

pembelajar BA dengan perolehan intensitas tertinggi pada titik intensitas dasar

mencapai hasil 79.7 dB dituturkan oleh pembelajar BA (42120), perolehan

intensitas final yang tertinggi mencapai hasil 84.6 dB dituturkan oleh pembelajar

BA (21120) dan menghasilkan julat intensitas tertinggi mencapai 90.9 dB.

Perolehan intensitas tertinggi yang dituturkan oleh penutur asli(53120) mencapai

hasil 87.41 dB. Ini menunjukkan bahwa julat intensitas yang lebih tinggi adalah

(46)

4.1.2.5 Interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] Pembelajar BA

Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] yang

dituturkan oleh pembelajar BA (11210) terlihat dari gambar 4.49 menunjukkan

bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan

yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas

yang berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 68.71 dB dan

intensitas final 74.65 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 77.26 dB.

Gambar 4.49. Intensitas pembelajar BA (11210)

Time (s)

0 2.58463

69.53 81.66

Time (s)

0 2.43977

(47)

Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi]yang dituturkan

oleh pembelajar BA (32210) terlihat dari gambar 4.50 menunjukkan bahwa tinggi

rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang

diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang

berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 88.75 dB dan intensitas

final 89.03 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 89.15 dB.

Gambar 4.51. Intensitas pembelajar BA (32210)

Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] yang

dituturkan oleh pembelajar BA (42210) terlihat dari gambar 4.52 menunjukkan

bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan

yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas

yang berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 83.25 dB dan

intensitas final 84.26 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 86.97 dB.

Time (s)

0 2.818

(48)

Gambar 4.52. Intensitas pembelajar BA (42210)

4.1.2.6 Interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] Penutur Asli

Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] yang

dituturkan oleh penutur asli (53210) terlihat dari gambar 4.53 menunjukkan

bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan

yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas

yang berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 71.50 dB dan

intensitas final 71.35 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 86.16 dB.

Time (s)

0 2.97916

69.47 88.25

(49)

Gambar 4.53. Intensitas penutur asli (53210)

Gambar 4.54. Intensitas penutur asli (63210)

Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi]yang dituturkan

oleh penutur asli (63210) terlihat dari gambar 4.54 di atas menunjukkan bahwa

tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang

diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang

berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 75.68 dB dan intensitas

final 72.09 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 76.41 dB.

Tabel 4.3. Intensitas pembelajar BA dan penutur asli

Penutur

Intensitas (dB)

Int Dasar Int Final Julat Int Tertinggi

11210 68.71 74.65 77.26

21210 73.45 83.28 89.74

32210 88.75 89.03 89.15

42210 84.26 83.25 86.97

53210 71.50 71.35 86.16

63210 75.68 72.09 76.41

Time (s)

0 1.80585

(50)

Tabel di atas menunjukkan bahwa intensitas modus tuturan interogatif [matā

yaðhabu aħmad ilā alsūqi] dituturkan oleh empat penutur pembelajar BA.

perolehan intensitas tertinggi pembelajar BA (32210) mencapai 88.75 dB, dan

perolehan intensitas final tertinggi mencapai hasil 89.03 dB, sedangkan julat

intensitas tertinggi mencapai 89.74 dB terdapat pada pembelajar BA (21210 ).

Perolehan julat intensitas tertinggi penutur asli mencapai 86.16 dB. Ini

menunjukkan bahwa julat intensitas pembelajar BA lebih tinggi bila dibandingkan

dengan julat intensitas penutur asli mencapai selisih 3.58 dB.

4.1.2.7 Modus Tuturan Interogatif [aina taᵭaʕu qalamī]

pembelajar BA

Modus tuturan interogatif [aina taᵭaʕu qalamī] yang dituturkan oleh

pembelajar BA (11220) terlihat dari gambar 4.55 di bawah, menunjukkan bahwa

tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang

diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang

berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 81.7 dB dan intensitas

final 78.3 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 81.7 dB.

(51)

Gambar 4.55. Intensitas pembelajar BA (11220)

Gambar 4.56. Intensitas pembelajar BA (21220)

Modus tuturan interogatif [aina taᵭaʕu qalamī] yang dituturkan oleh

pembelajar BA (21220) terlihat dari gambar 4.56 di atas menunjukkan bahwa

tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang

diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang

berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 82.6 dB serta julat

intensitas tertinggi mencapai 89.7 dB.

Gambar 4.57. Intensitas pembelajar BA (32220)

Time (s)

0 1.79324

70.6 91.46

Time (s)

0 1.78188

(52)

Modus tuturan interogatif [aina taᵭaʕu qalamī] yang dituturkan oleh

pembelajar BA (32220) terlihat dari gambar 4.57 di atas menunjukkan bahwa

tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang

diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang

berbeda. Intensitas dasar yang diperoleh mencapai 87.4 dB dB dan intensitas final

82.8 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 90.2 dB.

Gambar 4.58. Intensitas pembelajar BA (42220)

Modus tuturan interogatif [aina taᵭaʕu qalamī] yang dituturkan oleh

pembelajar BA (42220) terlihat dari gambar 4.58 di atas menunjukkan bahwa

tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang

diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang

berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 87.0 dB dB dan

intensitas final 80.3 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 88.4 dB.

4.1.2.8 Interogatif [aina taᵭaʕu qalamī] Penutur Asli

Modus tuturan interogatif [aina taᵭaʕu qalamī] yang dituturkan oleh

Time (s)

0 1.85875

(53)

diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang

berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 77.70 dB dB dan

intensitas final 72.35 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 77.70 dB.

Gambar 4.59. Intensitas penutur asli (53220)

Gambar 4.60. Intensitas penutur asli (63220)

Modus tuturan interogatif [aina taᵭaʕu qalamī]yang dituturkan oleh penutur

asli (63220) terlihat dari gambar 4.60 menunjukkan bahwa tinggi rendahnya

tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang diproduksi Time (s)

0 1.36304

66.22 80.28

Time (s)

0 1.13918

(54)

mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang berbeda.

Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 75.73 dB dan intensitas final

76.94 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 77.45 dB.

Tabel 4.4. Intensitas pembelajar BA dan penutur asli

Penutur Intensitas (dB)

Int Dasar Int Final Julat Int Tertinggi

11220 81.7 78.3 81.7

21220 72.8 82.6 89.7

32220 87.4 82.8 90.2

42220 87.0 80.3 88.4

53220 77.70 72.35 77.70

63220 75.73 76.94 77.45

Tabel di atas menunjukkan bahwa intensitas modus tuturan interogatif [matā

yaðhabu aħmad ilā alsūqi] dituturkan oleh empat penutur pembelajar BA.

perolehan intensitas tertinggi pembelajar BA (32220) mencapai 87.4 dB, dan

perolehan intensitas final tertinggi mencapai hasil 82.8 dB, sedangkan julat

intensitas tertinggi mencapai 90.2 dB. Perolehan julat intensitas tertinggi penutur

asli mencapai 77.70 dB. Ini menunjukkan bahwa julat intensitas pembelajar BA

lebih tinggi bila dibandingkan dengan julat intensitas penutur asli mencapai

(55)

4.1.2.9 Interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] Pembelajar BA

Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan

oleh pembelajar BA (11230) terlihat dari gambar 4.64 yang menunjukkan bahwa

tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang

diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang

berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 81.66 dB dan intensitas

final 78.31 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 81.66 dB.

Gambar 4.62. Intensitas pembelajar BA (21230)

Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan oleh

pembelajar BA (21230) terlihat dari gambar 4.65 yang menunjukkan bahwa tinggi

rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang

diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang

berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 72.78 dB dan intensitas

final 82.55 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 89.66 dB.

Time (s)

0 2.84889

(56)

Gambar 4.63. Intensitas pembelajar BA (32230)

Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan oleh

pembelajar BA (32230) terlihat dari gambar 4.66 yang menunjukkan bahwa

tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang

diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang

berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 87.38 dB dan intensitas

final 82.83 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 90.18 dB.

Gambar 4.64. Intensitas pembelajar BA (42230)

māðā tatanāwalu fī alʕ ʃāi

Time (s)

0 2.9963

69.97 91.43

Time (s)

0 2.57789

(57)

tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang

diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang

berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 87.01 dB dan intensitas

final 80.34 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 88.39 dB.

4.1.2.10 Interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] Penutur Asli Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan

oleh penutur asli (53230) terlihat dari gambar 4.68 di atas, menunjukkan bahwa

kenyaringan bunyi suara berproduksi dari tekanan udara tinggi dan rendah

sehingga terjadi perbedaan durasi gelombang antara satu kata dengan kata yang

lain sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang berbeda. Perolehan hasil

intensitas dasar ini mencapai 75.31 dB dan intensitas final 71.11 dB serta julat

intensitas tertinggi mencapai 82.47 dB.

Gambar 4.65. Intensitas penutur asli (53230)

Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan

oleh penutur asli (63230) terlihat dari gambar 4.66 menunjukkan bahwa

kenyaringan bunyi suara berproduksi dari tekanan udara tinggi dan rendah

sehingga terjadi perbedaan durasi gelombang antara satu kata dengan kata yang

Time (s)

0 1.74934

(58)

lain dan mengakibatkan hasil intensitas yang berbeda. Perolehan hasil intensitas

dasar ini mencapai 75.40 dB dan intensitas final 73.03 dB serta julat intensitas

tertinggi mencapai 83.45 dB.

Gambar 4.66. Intensitas penutur asli (63230)

Tabel di bawah menunjukkan bahwa intensitas modus tuturan interogatif

[māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] dituturkan oleh empat penutur pembelajar BA

dengan perolehan intensitas tertinggi jatuh pada titik intensitas dasar mencapai

hasil 87.38 dB dituturkan oleh pembelajar BA (32230). Perolehan intensitas final

tertinggi mencapai hasil 82.83 dB yang dituturkan oleh penutur yang sama, dan

menghasilkan julat intensitas tertinggi mencapai 90.18 dB yang dituturkan oleh

penutur yang sama juga. Adapun perolehan julat tertinggi penutur asli (63310)

mencapai hasil 83.45 dB. Ini menunjukkan bahwa julat intensitas pembelajar BA

lebih tinggi daripada julat intensitas penutur asli memperoleh selisih 6.73 dB. Time (s)

0 1.7263

(59)

Tabel 4.5. Intensitas pembelajar BA dan penutur asli

Penutur

Intensitas (dB)

Int Dasar Int Final Julat Int Tertinggi

11230 81.66 78.31 81.66

21230 72.78 82.55 89.66

32230 87.38 82.83 90.18

42230 87.01 80.34 88.39

53230 75.31 71.11 82.47

63230 75.40 73.03 83.45

4.1.2.11 Imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] Pembelajar BA Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan

oleh pembelajar BA (11310) terlihat dari gambar 4.71 menunjukkan bahwa tinggi

rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang

diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang

berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 70.4 dB dan intensitas

(60)

Gambar 4.67. Intensitas pembelajar BA (11310)

Gambar 4.68. Intensitas pembelajar BA (21310)

Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan

oleh pembelajar BA (21310) terlihat dari gambar 4.72 menunjukkan bahwa tinggi

rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang

diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang

berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 70.1 dB dan intensitas

final 84.1 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 88.4 dB.

Time (s)

0 2.69227

69.46 83.77

Time (s)

0 1.97791

(61)

Gambar 4.69. Intensitas pembelajar BA (32310)

Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan

oleh pembelajar BA (32310) terlihat dari gambar 4.73 di atas, menunjukkan

bahwa kenyaringan bunyi suara yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga

terjadi pula perbedaan durasi gelombang antara satu kata dengan kata yang lain.

Akibat dari itu hasil intensitas yang diperoleh juga turut berbeda. Perolehan hasil

intensitas dasar dari tuturan ini mencapai 75.7 dB, dan intensitas final 80.8 dB

serta julat intensitas tertinggi mencapai 88.7 dB.

Gambar 4.70. Intensitas pembelajar BA (42310) Time (s)

0 2.44172

70.17 90.17

Time (s)

0 2.65354

(62)

Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan

oleh pembelajar BA (42310) terlihat dari gambar 4.74 di atas, menunjukkan

bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan

yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas

turut berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 71.4 dB dan

intensitas final 83.1 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 89.6 dB.

4.1.2.12 )mperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] Penutur Asli Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan

oleh penutur asli (53310) terlihat dari gambar 4.75 di atas, menunjukkan bahwa

tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang

diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas turut

berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 68.5 dB dan intensitas

final 71.2 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 77.2 dB.

Gambar 4.71. Intensitas penutur asli (53310)

Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan

oleh penutur asli (63310) terlihat dari gambar 4.76 di atas, menunjukkan bahwa

Time (s)

0 1.69719

(63)

rendah, sehingga mengalami perbedaan durasi pada gelombang bunyi antara satu

kata dengan kata yang lain. Akibat dari itu, hasil intensitas yang diperoleh juga

turut berbeda. Perolehan hasil intensitas dasar dari tuturan ini mencapai 72.2 dB

dan intensitas final 67.4 dB serta julat intensitas tertinggi yang diperoleh

mencapai 77.5 dB.

Gambar 4.72. Intensitas penutur asli (63310)

Tabel 4.6. Intensitas Durasi pembelajar BA dan penutur asli

Penutur

Intensitas (dB)

Int Dasar Int Final Julat Int Tertinggi

11310 70.4 78.1 81.5

21310 70.1 84.1 88.4

32310 75.7 80.8 88.7

42310 71.4 83.1 89.6

53310 68.5 71.2 77.2

63310 72.2 67.4 77.5

Time (s)

0 1.83224

(64)

Tabel di atas menunjukkan bahwa intensitas modus tuturan imperatif [χ

hāðā alkitāba yā ʕuθmān] dituturkan oleh empat penutur pembelajar BA dengan

perolehan intensitas dasar tertinggi dituturkan oleh pembelajar BA (32310)

mencapai 75.7 dB. Perolehan intensitas final tertinggi dituturkan oleh pembelajar

BA (21310) mencapai 84.1 dB, dan perolehan julat intensitas tertinggi dituturkan

oleh pembelajar BA (42310 ) mencapai 89.6 dB. Perolehan julat intensitas

tertinggi penutur asli (63310) mencapai 72.5 dB. Hal ini menunjukkan bahwa

julat intensitas pembelajar BA lebih lama daripada julat intensitas penutur asli

selisih 17.1 dB.

4.1.3 Durasi Modus Tuturan Pembelajar Bahasa Arab dan Penutur Asli

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui hentian segmen

kata atau kalimat yang dapat diukur dalam satuan milidetik. Bila segmen kata itu

terealisasi dengan bentuk ukuran hentian sesaat maka ini disebut jeda, dan bila

segmen kalimat disebut tempo. Sedangkan seperangkat aturan yang menentukan

pola durasi dalam tuturan ini disebut struktur temporal yang menentukan selisih

perbedaan tuturan.

4.1.3.1 Deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] pembelajar BA

Penelitian tentang modus tuturan deklaratif ini merupakan pemilahan

(65)

Gambar 4.73. Durasi pembelajar BA (11110)

Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] yang

dituturkan oleh pembelajar BA (11110) pada setiap kata telah memperoleh durasi

yang berbeda. Namun rentang durasi yang paling lama adalah bunyi vokal [ a ]

pada kata [alaruzza] dan menghasilkan total durasi mencapai 4.63 md.

Gambar 4.74. Durasi pembelajar BA (21110)

Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] yang

dituturkan oleh pembelajar BA (21110) pada setiap kata telah memperoleh durasi ak a l t u a l a r u z z a ma 'aadda j a j i f i a l ga d a i

Time (s)

0 4.62592

a k a l t u a l a r u z z a m a a a d d a j a j i f i a l g h a d a i

Time (s)

Gambar

Gambar 4.17. Kontur nada  penutur  Arab (53210)
Gambar 4.37. Intensitas pembelajar BA  (11110)
Gambar 4.39. Intensitas pembelajar BA  (32110)
Gambar 4.40. Intensitas pembelajar BA  (42110)
+7

Referensi

Dokumen terkait

berupa nada, tekanan, dan durasi pada penutur asli BK dan penutur asli BI. 10) Tuturan lisan adalah wacana yang memuat seluruh fonem bahasa Indonesia yang. dibacakan oleh penutur

Perbedaan antara penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti yaitu penelitian ini menggunakan tuturan deklaratif BM dan analisis frekuensi pada tuturan deklaratif dan nada

Modus tuturan yang terdiri atas enam penutur yaitu empat penutur pembelajar BA dan dua penutur asli dalam modus tuturan deklaratif menunjukkan bahwa bunyi

Penelitian ini terdiri atas enam bab. Bab I berupa pendahuluan yang mencakup di dalamnya latar belakang, ruang lingkup permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan

Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan cara setelah arus udara. ke luar dari glotis, lalu arus ujar hanya diubah oleh posisi lidah dan

Frekuensi Tuturan Deklaratif [ya ʃ rabu al ṭiflu kūban min allabani al ṣāfī ] Pembelajar BA ……….... Frekuensi Tuturan Deklaratif [yaʃrabu alṭiflu

Apabila dibandingkan antara kedua penutur ini diperoleh hasil bahwa untuk frekuensi dasar yang lebih tinggi terletak pada penutur perempuan, pada frekuensi final

Perbedaan antara tuturan meminta yang diproduksi oleh pembelajar BIPA dari Korea dengan penutur asli bahasa Indonesia ditemukan pada pemilihan bentuk tuturan yang formal