BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 PengantarPenelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif, yaitu menggunakan metode lapangan dan kepustakaan. Metode
lapangan digunakan untuk menghimpun data pemakaian bahasa Arab yang
digunakan oleh mahasiswa pembelajar bahasa Arab dan penutur asli bahasa Arab.
Metode lapangan memerlukan informan dari pemakai bahasa Arab yaitu
pembelajar dan penutur asli Arab yang berdomisili di kota Medan. Penggunaan
metode pustaka memberikan data sekunder yang berupa buku-buku dan tulisan
yang membahas pemakaian bahasa Arab.
Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk
memperoleh gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena
bunyi bahasa Arab yang dituturkan oleh pembelajar bahasa Arab. Metode inilah
yang digunakan untuk mengetahui frekuensi, intensitas dan durasi pada bunyi
tuturan bahasa Arab dalam modus kalimat deklaratif, interogatif dan imperatif.
Pada penelitian ini, pendekatan instrumental yang dilakukan dengan
bantuan alat ukur yang akurat yaitu dengan perangkat lunak Praat, sedangkan
tahapan dalam ancangan IPO (Institut Voor Perceptie Onderzoek). Proses teori
IPO dimulai dari tuturan kemudian untuk memperoleh kurva melodik tuturan itu,
dilakukan pengukuran frekuensi, intensitas dan durasi. Bunyi target yang diteliti
adalah bunyi suprasegmental yang berhubungan dengan bunyi vokal dengan
mengukur frekuensi, intensitas dan durasi dalam modus kalimat tuturan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Perekaman suara untuk penelitian ini dilakukan di ruang Laboratorium
Bahasa Universitas Al Washliyah Medan pada tanggal 10 Agustus 2012 terhadap
mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam ( PAI ) Fakultas Agama
Islam beralamat di jalan Sisingamangaraja No.5 kota Medan.
3.3 Data dan Sumber Data
Data penelitian diperoleh dari rekaman tuturan lisan empat orang
responden dan dua orang responden penutur Arab. Bentuk data yang diteliti
adalah tuturan-tuturan yang dibuat dalam kalimat Bahasa Arab (BA) dengan
modus deklaratif, interogatif dan imperatif. Di dalam praktik percakapan BA
tiga modus kalimat ini selalu dipakai oleh penutur asli bagi semua tingkatan usia
dalam berkomunikasi. Pilihan terhadap tiga modus ini sangat tepat untuk diteliti
karena bunyi tuturan target merupakan modus pertanyaan, pernyataan dan
perintah diantaranya adalah; (1) tuturan interogaif yaitu tuturan tanya yang
menggunakan kata tanya yang dapat menanyakan perbuatan seseorang. Tuturan
tanya itu adalah:
artinya; kapankah pergi Ahmad ke pasar?.
أ
؟
(aina taᵭaʕu qalamī ?)
artinya ; di manakah kamu letakkan pena ku?
؟ ء ا ف ا
(māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi)
artinya ; kapankah kamu makan malam?
(2) tuturan deklaratif yaitu; tuturan yang menyatakan informasi atau berita yang
disampaikan melalui alat ujar . Tuturan itu adalah;
ءا غ ا ف ا أا أ .
(akaltu al aruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi )
artinya; saya sudah makan nasi dengan ayam pada siang hari.
. ف ا ا ا
(yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alʃāfī )
artinya; anak itu sedang minum secangkir susu murni.
(3) tuturan imperatif yaitu; tuturan perintah yang diucapkan melalui alat ujar .
Tuturan itu adalah ;
! ا ا
(χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān !)
artinya; ambillah buku itu wahai Usman!.
Sumber data penelitian diperoleh dari pembelajar bahasa Arab semester
dua di Universitas Al Washliyah kota Medan dan penutur asli bahasa Arab
Arabia sebagai tenaga pendidik bahasa Arab dan studi keislaman di Sekolah
Tinggi Agama Islam Al Sunnah Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang.
Perbandingan ini dilakukan untuk membandingkan bunyi-bunyi BA oleh
pembelajar bahasa Arab dan dua penutur asli. Kedua penutur asli memilki
kualifikasi pendidikan strata dua pada bidang bahasa Arab di King Saud
University Riyadh, Saudi Arabia.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam memperoleh data penelitian ini adalah metode rekam catat dan transkripsi ragam lisan atau tuturan
yang meliputi bentuk tuturan interogatif, deklaratif dan imperatif. Peneliti
melakukan rekaman ujaran kalimat target dari penutur asli yang kesehariannya
memakai bahasa Arab sebagai model dalam penelitian. Data tertulis ini dibaca
oleh penutur asli dan kemudian direkam oleh peneliti agar dapat dilakukan
transkripsi. Informan penelitian memiliki persyaratan yang meliputi beberapa
syarat sebagai berikut: (1) penutur asli Arab, (2) berusia dewasa (3) berjenis
kelamin laki-laki dan (4) memiliki alat-alat ucap yang normal.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui perekaman
menggunakan alat perekam. Tahap-tahap yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam penelitian ini adalah dengan mengarahkan responden untuk
menuturkan kalimat target yaitu kalimat dalam bahasa Arab dengan berbagai
Strereo Casette Corder yang dilengkapi dengan headset mic SHURE model SM
10 A. Keunggulan alat ini adalah dapat merekam suara dalam bentuk strereo
sehingga tuturan dapat ditempatkan dalam track yang berbeda dan tingkat
kepekaan perekaman yang dapat disesuaikan dengan kenyaringan suara penutur.
Mikrofon yang digunakan selain sangat peka, juga dapat menjaga jarak antara
mulut dengan mikrofon sehingga relatif stabil dan tetap karena dipasang di kepala.
Rekaman dilakukan di dalam ruang tertutup agar terhindar dari suara-suara bising
yang dapat mengganggu hasil rekaman lebih jelas dan tidak ada noise. Hal inilah
yang dapat mempermudah proses digitalisasi rekaman lebih lanjut.
3.6 Teknik Pengolahan Data
Semua data yang terkumpul berbentuk rekaman tuturan bahasa Arab dapat
digunakan sebagai dokumen dan inventaris. Data disimpan sebagai file dalam
ADATA Micro SD dengan kapasitas 2 GB. Kemudian data dipindahkan ke laptop
merk DELL. Sebelumnya, dalam laptop sudah diinstall perangkat lunak (sofware)
dan diolah dengan menggunakan alat bantu komputer program Praat versi 4.0.27.
karena program ini adalah program yang sangat sederhana tetapi dapat melakukan
analisis akustik dengan akurasi yang tinggi dan tidak memerlukan media
penyimpanan yang besar. Alat ini dapat secara mudah melakukan pengukuran
frekuensi, intensitas dan durasi tuturan yang dikembangkan pertama sekali di
Amsterdam.
Secara rinci tahapan-tahapan pengolahan data adalah :
1. Digitalisasi, tahap pertama adalah data direkam dahulu ke kaset audio
kemudian dimasukkan ke dalam format digital bentuk sound wave, lalu tuturan
2. Segmentasi, tahap berikutnya adalah segmentasi data yaitu data yang telah
dipilih lalu dipisahkan ke dalam segmen tunggal, dalam hal ini segmentasi
dilakukan kata per kata.
3. Pengukuran frekuensi, intensitas dan durasi.
Data yang akan dikumpulkan melalui rekaman yaitu berupa bentuk kalimat
berbahasa Arab. Kemudian semua data yang terkumpul diolah dengan
menggunakan alat bantu komputer program praat versi 4.0.27.
3.7 Keabsahan Penelitian
Untuk mendapatkan keabsahan hasil penelitian dilakukan pengecekan
terhadap data penelitian dan temuan penelitian ini. Keabsahan data berdasarkan
sejumlah data yang telah ditranskripsi dan diseleksi dengan tujuan untuk melihat
derajat relevansinya dan keobjektifannya terhadap data yang sudah dianalisis.
Untuk mengetahui keabsahan data penelitian ini, teknik triangulasi dilakukan
dengan merujuk pada Cohen (1994)1. Diantara teknik triangulasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah triangulasi waktu sebagai rehabilitas diakronik dan
sinkronik (time triangulation), (2) triangulasi ruang (space triangulation), (3)
keabsahan dilakukan berdasarkan gambaran beberapa teori fonetik akustik dan
artikulatoris (theoritical triangulation), (4) keabsahan yang dilakukan dengan
penggunaan lebih dari satu pengamat (investigator triangulation) untuk
menghindari subjektivitas penelitian ini, dan (6) keabsahan menggunakan metode
yang sama untuk pengumpulan data dalam proses analisis data (methodological
triangulation).
3.8 Alur Penelitian
MODUS TUTURAN BAHASA ARAB OLEH PEMBELAJAR
BAHASA ARAB DI MEDAN
KAJIAN FONETIK EKSPERIMENTAL
KERANGKA TEORI FONETIK EKSPERIMENTAL
METODOLOGI PENELITIAN
ANALISIS DATA
HASIL PENELITIAN
TEMUAN FREKUENSI
TEMUAN INTENSITAS
TEMUAN DURASI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Enam tuturan di bawah ini dijadikan dasar dalam pemerian kontur nada
dan ujaran yang telah distilisasi kemudian dipilah berdasarkan penutur, yaitu
empat penutur pembelajar BA di Universitas Al Washliyah Medan dan dua
penutur asli tenaga pengajar bahasa Arab di Sekolah Tinggi Agama Islam Al
Sunnah Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Enam tuturan
yang dipilih dalam penelitian ini antara lain;
- Tuturan deklaratif terdiri atas dua kalimat yaitu:
1) BA ءا غ ا ف ا أا أ
akaltu al aruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi
BI saya sudah makan nasi dengan ayam pada siang hari
2) BA ف ا ا ا
yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alʃāfī
BI anak itu minum secangkir susu murni
- Tuturan interogatif terdiri atas tiga kalimat yaitu:
3) BA ؟ ا إ أ
4) BA ؟ أ
aina taᵭaʕu qalamī ?
BI di manakah kamu letakkan pena ku?
5) BA ؟ ء ا ف ا
māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi
BI kapankah kamu makan malam?.
- Tuturan imperatif terdiri atas satu kalimat yaitu;
6) BA ! ا ا
χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān !
BI ambillah buku ini wahai Usman!
4.1.1 Frekuensi Modus Tuturan Pembelajar Bahasa Arab dan Penutur Asli Frekuensi modus tuturan ini dilakukan dalam bentuk modus deklaratif, interogatif dan imperatif untuk mengetahui jumlah getaran akustik pada
gelombang-gelombang bunyi dan penghitungan masa detik sebagai penentuan
kontur nada dan intonasi yang memiliki sistem tingkatan fluktuasi naik dan turun
4.1.1.1 Tuturan Deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī
alɣadāi] Pembelajar BA
Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi ] yang dituturkan oleh pembelajar BA (11110) menunjukkan getaran gelombang bunyi
pada setiap rangkaian nada ujaran kata yang menghasilkan getaran bunyi yang
berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi.
Gambar 4.1. Kontur nada pembelajar BA (11110)
Gambar 4.1 di atas menunjukkan kontur nada atau intonasi ujaran tertinggi
terdapat pada bunyi vokal [ a ] dari kata [alaruzza]. Terjadinya sistem tingkatan
naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo bunyi
mencapai 4.62 md.
ak a l t u a l a r u z z a ma 'aadda j a j i f i a l ga d a i
Time (s)
0 4.62592
Time (s)
0 4.62592
0 500
Gambar 4.2. Kontur nada pembelajar BA (21110)
Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi ] yang
dituturkan oleh pembelajar BA (21110) menunjukkan bahwa getaran gelombang
bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang
berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.2 di atas menunjukkan
titik nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] dari kata
[alaruzza]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan
ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 3.46 md.
Gambar 4.3. Kontur nada pembelajar BA (32110)
Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi ] yang
dituturkan oleh pembelajar BA (32110) menunjukkan bahwa getaran gelombang
bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang
berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.3 di atas menunjukkan
titik nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ i ] dari kata
[aldaj ji]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan
ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 3.63 md.
.
Gambar 4.4. Kontur nada pembelajar BA (42110)
Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi ] yang dituturkan oleh pembelajar BA (42110) menunjukkan bahwa getaran gelombang
bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang
berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.4 di atas menunjukkan
titik nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] dari kata
[alɣad i]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan
ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 3.95 md.
4.1.1.2 Tuturan Deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī
alɣadāi ] Penutur Asli
Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] yang dituturkan oleh penutur asli (53110) menunjukkan bahwa getaran gelombang
bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang
berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi.
a k a l t u a l a r u z z a ma a a d d a j a j i f i a l g h a d a i
Time (s)
0 3.95476
Time (s)
0 3.95476
Gambar 4.5. Kontur nada penutur asli (53110)
Gambar 4.5 di atas menunjukkan titik nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat
pada bunyi vokal [i] dari kata [aldaj ji]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan
turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai
2.33 md
.
Gambar 4.6. Kontur nada penutur asli (63110)
Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi ] yang
dituturkan oleh penutur asli (63110) menunjukkan bahwa getaran gelombang
[aldaj ji]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan
ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 2.66 md.
4.1.1.3 Tuturan Deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani
alṣāfī ] Pembelajar BA
Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] yang dituturkan oleh pembelajar BA (11120) menunjukkan bahwa getaran gelombang
bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang
berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi.
Gambar 4.7. Kontur nada pembelajar BA (11120)
Gambar 4.7 di atas menunjukkan titik nada atau intonasi ujaran tertinggi
terdapat pada bunyi vokal [ a ] dari kata [alṣ f]. Terjadinya sistem tingkatan naik
dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo bunyi
mencapai 4.68 md.
yas r ab u a t i f l u k u b a nm i n a a l l a b a n i a s sh a f i Time (s)
0 4.68417
Time (s)
0 4.68417
0 500
Gambar 4.8. Kontur nada pembelajar BA (21120)
Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] yang
dituturkan oleh pembelajar BA (21120) menunjukkan bahwa getaran gelombang
bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang
berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.8 di atas menunjukkan
bahwa kontur nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ i ]
dari kata [alṣ f]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus
tuturan ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 3.23 md.
Gambar 4.9. Kontur nada pembelajar BA (32120)
Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] yang dituturkan oleh pembelajar BA (32120) menunjukkan bahwa getaran gelombang
bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang
berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi. Hal ini menunjukkan bahwa kontur
nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi konsonan [ n ] dari kata
[k ban]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini
dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 4.27 md.
Gambar 4.10. Kontur nada pembelajar BA (42120)
Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] yang dituturkan oleh pembelajar BA (42120) menunjukkan bahwa getaran gelombang
bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang
berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi. Dinyatakan bahwa kontur nada atau
intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ u ] dari kata [alṭiflu].
Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat
menghasilkan tempo bunyi mencapai 3.99 md.
4.1.1.4 Tuturan Deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani
alṣāfī] Penutur Asli BA
Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] yang
dituturkan oleh penutur asli (53120) menunjukkan bahwa getaran gelombang
bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang
berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi.
y a sy r ab u a t t i f l u k u b a n m i n a l l a b a n i a s s h o f
Time (s)
0 3.99853
Time (s)
0 3.99853
Gambar 4.11. Kontur nada penutur asli (53120)
Gambar 4.11 di atas menunjukkan bahwa kontur nada atau intonasi ujaran
tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ i ] dari kata [alṣ f]. Terjadinya sistem
tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo
bunyi mencapai 2.56 md.
Gambar 4.12. Kontur nada penutur asli (63120)
Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] yang dituturkan oleh penutur asli (63120) menunjukkan bahwa getaran gelombang
berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.12 di atas menunjukkan
bahwa kontur nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ i ]
dari kata [min]. Sehingga terjadi sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada
modus tuturan ini dan dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 2.99 md.
4.1.1.5 Tuturan Interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] Pembelajar BA
Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] yang
dituturkan oleh pembelajar BA (11210) menunjukkan bahwa getaran gelombang
bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang
berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi.
Gambar 4.13. Kontur nada pembelajar BA (11210)
Gambar 4.13 di atas menunjukkan bahwa kontur nada atau intonasi ujaran
tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ u ] pada kata [yaðhabu]. Terjadinya sistem
tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo
bunyi mencapai 2.58 md.
m a t a y a z h a b u a h m a d u i l a a s u g i
Time (s)
0 2.58463
Time (s)
0 2.58463
Gambar 4.14. Kontur nada pembelajar BA (21210)
Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] yang dituturkan
oleh pembelajar BA (21210) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda pada
tingkatan naik dan turun bunyi. Hal ini menunjukkan bahwa kontur nada atau
intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [mat ].
Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat
menghasilkan tempo bunyi mencapai 2.43 md.
Gambar 4.15. Kontur nada pembelajar BA (32210)
Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] yang dituturkan
oleh pembelajar BA (32210) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda pada
tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar di atas menunjukkan bahwa kontur nada
atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [mat ].
Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat
menghasilkan tempo bunyi mencapai 2.81 md.
Gambar 4.16. Kontur nada pembelajar BA (42210)
Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] yang dituturkan
oleh pembelajar BA (42210) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda pada
tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.16 di atas menunjukkan bahwa kontur
nada atau intonasi tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [yaðhabu].
Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat
menghasilkan tempo bunyi mencapai 2.97 md.
m a t a y a z h a b u a h m a d u i l a a s s u q i
Time (s)
0 2.97916
Time (s)
0 2.97916
4.1.1.6 Tuturan Interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] Penutur asli
Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] yang
dituturkan oleh penutur asli (53210) menunjukkan bahwa getaran gelombang
bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang
berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi.
Gambar 4.17. Kontur nada penutur Arab (53210)
Gambar di atas menunjukkan bahwa kontur nada atau intonasi ujaran
tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [il ]. Terjadinya sistem
tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo
bunyi mencapai 1.80 md.
m a t a y a z h a b u a hm a d i l a a s s u q i
Time (s)
0 1.80585
Time (s)
0 1.80585
Gambar 4.18. Kontur nada penutur asli (63210)
Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] yang
dituturkan oleh penutur asli (63210) menunjukkan bahwa getaran gelombang
bunyi pada setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang
berbeda pada tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.18 di atas menunjukkan
bahwa kontur nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ i ]
pada kata [il ]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus
tuturan ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.77 md.
4.1.1.7 Tuturan Interogatif [aina taḍaʕu qalamī] Pembelajar BA
Modus tuturan interogatif [aina taḍaʕu qalamī] yang dituturkan oleh
pembelajar BA (11220) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda pada
tingkatan naik dan turun bunyi.
m a t a y a z h a b u a hm a d i l a a s s u q i
Time (s)
0 1.77465
Time (s)
0 1.77465
Gambar 4.19. Kontur nada pembelajar BA (11220)
Gambar 4.19 di atas menunjukkan titik nada atau intonasi ujaran tertinggi
terdapat pada bunyi konsonan [ q ] pada kata [qalamī]. Terjadinya sistem
tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo
bunyi mencapai 2.34 md.
Gambar 4.20. Kontur nada pembelajar BA (21220)
Modus tuturan interogatif [aina taḍaʕu qalamī] yang dituturkan oleh
pembelajar BA (21220) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda pada
tingkatan naik dan turun bunyi. Dari gambar di atas menunjukkan bahwa kontur
[taḍaʕu]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini
dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.79 md.
Gambar 4.21. Kontur nada pembelajar BA (32220)
Modus tuturan interogatif [aina taḍaʕu qalamī ] yang dituturkan oleh
pembelajar BA (32220) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda pada
tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.21 di atas menunjukkan bahwa kontur
nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ u ] pada kata
[taḍaʕu]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan
ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.78 md.
a i n a t a d h a u q a l a m i
Time (s)
0 1.78188
Time (s)
0 1.78188
0 500
a i n a t a d h a u q a l a m i
0 1.85875
0 1.85875
Modus tuturan interogatif [aina taḍaʕu qalamī ] yang dituturkan oleh
pembelajar BA (42220) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda pada
tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.22 di atas menunjukkan bahwa kontur
nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [aina].
Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat
menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.85 md.
4.1.1.8 Tuturan Interogatif [aina taḍaʕu qalamī] Penutur Asli Modus tuturan interogatif [aina taḍaʕu qalamī ] yang dituturkan oleh
penutur asli (53220) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada setiap
rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda pada
tingkatan naik dan turun bunyi.
Gambar 4.23. Kontur nada penutur asli (53220)
Gambar 4.23 di atas menunjukkan bahwa kontur nada atau intonasi ujaran
tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [qalam]. Terjadinya sistem
tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo
Gambar 4.24. Kontur nada penutur asli (63220)
Modus tuturan interogatif [aina taḍaʕu qalamī ] yang dituturkan oleh
penutur asli (63220) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada setiap
rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta
tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.24 di atas menunjukkan titik nada atau
intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [taḍaʕu].
Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat
menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.13 md.
4.1.1.9 Tuturan Interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] Pembelajar BA
Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan
oleh pembelajar BA (11230) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta
Gambar 4.25. Kontur nada pembelajar BA (11230)
Gambar 4.26. Kontur nada pembelajar BA (21230)
Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan
oleh pembelajar BA (21230) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta
tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.26 di atas menunjukkan titik nada atau
Gambar 4.27. Kontur nada pembelajar BA (32230)
Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan
oleh pembelajar BA (32230) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta
tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.27 di atas menunjukkan titik nada atau
intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ u ] pada kata [tatan walu].
Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat
menghasilkan tempo bunyi mencapai 2.99 md.
Gambar 4.28. Kontur nada pembelajar BA (42230)
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta
tingkatan naik dan turun bunyi. Hal ini menunjukkan bahwa kontur nada atau
intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] dari kata [tatan walu].
Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat
menghasilkan tempo bunyi mencapai 2.57 md.
4.1.1.10 Tuturan Interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] Penutur Asli BA
Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan
oleh penutur asli (53230) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta
tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.29 di bawah menunjukkan titik nada
atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [m ð ].
Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat
menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.74 md.
Gambar 4.29. Kontur nada penutur asli (53230)
m a z a t a t a n a w a l u f i a l a sy a k
Time (s)
0 1.74934
Time (s)
0 1.74934
Gambar 4.30. Kontur nada penutur asli (63230)
Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan
oleh penutur asli (63230) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta
tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.30 di atas menunjukkan bahwa kontur
nada atau intonasi tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [m ð ].
Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat
menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.72 md.
4.1.1.11 Tuturan Imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] Pembelajar BA
Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan
oleh pembelajar BA (11310) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta
tingkatan naik dan turun bunyi.
m a z a t a t a n a wa l u f i a l a sy a k
Time (s)
0 1.7263
Time (s)
0 1.7263
Gambar 4.31. Kontur nada pembelajar BA (11310)
Gambar 4.31 di atas menunjukkan bahwa titik nada atau intonasi ujaran
tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [y ]. Terjadinya sistem
tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo
bunyi mencapai 2.69 md.
Gambar 4.32. Kontur nada pembelajar BA (21310)
Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan
oleh pembelajar BA (21310) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta
nada atau intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi konsonan [ n ] pada kata
[ʕuθm n]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan
ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.97 md.
Gambar 4.33. Kontur nada pembelajar BA (32110)
Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan
oleh pembelajar BA (32110) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta
tingkatan naik dan turun bunyi. Hal ini menunjukkan bahwa kontur nada atau
intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [y ]. Terjadinya
sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan
tempo bunyi mencapai 2.69 md.
k h u z h a z a l k i t a b a y a u s m a n
Time (s)
0 2.69227
Time (s)
0 2.69227
Gambar 4.34. Kontur nada pembelajar BA (42310)
Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan
oleh pembelajar BA (42310) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta
tingkatan naik dan turun bunyi. Dengan demikian kontur nada atau intonasi ujaran
tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [alkit ba]. Terjadinya sistem
tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat menghasilkan tempo
bunyi mencapai 2.65 md.
4.1.1.12 Tuturan Imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] Penutur Asli
Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan
oleh penutur asli (53310) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta
tingkatan naik dan turun bunyi. Gambar 4.35 di bawah menunjukkan bahwa titik
[ʕuθm n]. Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan
ini dapat menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.69 md.
Gambar 4.35. Kontur nada penutur asli (53310)
Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan
oleh penutur asli (63310) menunjukkan bahwa getaran gelombang bunyi pada
setiap rangkaian nada ujaran kata memperoleh getaran bunyi yang berbeda serta
tingkatan naik dan turun bunyi. Dengan ini dinyatakan bahwa titik nada atau
intonasi ujaran tertinggi terdapat pada bunyi vokal [ a ] pada kata [ʕuθm n].
Terjadinya sistem tingkatan naik dan turun bunyi pada modus tuturan ini dapat
menghasilkan tempo bunyi mencapai 1.83 md.
k h u z h a z a a l k i t a b a y a u s m a n
Time (s)
0 1.69719
Time (s)
0 1.69719
Gambar 4.36. Kontur nada penutur asli (63310)
4.1.2 Intensitas Modus Tuturan Pembelajar Bahasa Arab dan Penutur Asli
Modus tuturan yang akan diteliti adalah berdasarkan pemilahan tuturan
dalam bentuk modus deklaratif, interogaif dan imperatif yang dituturkan oleh
enam penutur, yaitu empat penutur pembelajar BA dan dua penutur asli.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui luas atau lebarnya
gelombang udara melalui tekanan suara sehingga terjadi kenyaringan dan keras
pada titik nada ujaran. Untuk menentukan tinggi rendahnya intensitas tuturan
yang dimaksud dapat dilihat pada banyak gelombang bunyi yang terjadi dengan
cara dihitung dalam masa detik sehingga nantinya dapat menentukan titik nada
atau intonasi yang memiliki sistem tingkatan naik dan turun bunyi serta
keragaman pada rangkaian nada ujaran.
k h u zh a z a a l k i t ab a y a u sm a n
Time (s)
0 1.83224
Time (s)
0 1.83224
4.1.2.1 Deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] Pembelajar BA
Tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] yang
dituturkan oleh pembelajar BA menunjukkan bahwa kenyaringan bunyi suara
berproduksi dari tekanan udara tinggi dan rendah sehingga terjadi perbedaan
durasi gelombang antara satu kata dengan kata yang lain, dan dapat
mengakibatkan hasil intensitas yang berbeda pula.
Gambar 4.37. Intensitas pembelajar BA (11110)
Modus tuturan pembelajar BA (11110) pada gambar 4.37 di atas
menunjukkan bahwa kenyaringan bunyi suara berproduksi dari tekanan udara
tinggi dan rendah sehingga terjadi perbedaan durasi gelombang antara satu kata
dengan kata yang lain dan dapat mengakibatkan hasil intensitas yang berbeda
pula. Perolehan hasil intensitas dasar mencapai 69.8 dB dan intensitas final 77.9
dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 83.1 dB.
Modus tuturan pembelajar BA (21110) pada gambar di bawah menunjukkan
bahwa perolehan julat intensitas tertinggi mencapai 90.7 dB. Hal ini disebabkan
terjadi kenyaringan bunyi suara berproduksi dari tekanan udara tinggi dan rendah
Time (s)
0 4.62592
sehingga mengalami perbedaan durasi gelombang antara satu kata dengan kata
yang lain .
Gambar 4.38. Intensitas pembelajar BA (21110)
Gambar 4.39. Intensitas pembelajar BA (32110)
Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] yang
dituturkan oleh pembelajar BA (32110) terlihat dari gambar 4.39 di atas
menunjukkan bahwa kenyaringan bunyi suara berproduksi dari tekanan udara
tinggi dan rendah sehingga terjadi perbedaan durasi gelombang antara satu kata
dengan kata yang lain dan dapat mengakibatkan hasil intensitas yang berbeda
Time (s)
0 3.46698
68.82 91.12
Time (s)
0 3.63027
pula. Perolehan hasil intensitas dasar ini mencapai 72.2 dB dan intensitas final
82.5 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 89.2 dB.
Gambar 4.40. Intensitas pembelajar BA (42110)
Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] yang
dituturkan oleh pembelajar BA (42110) terlihat dari gambar 4.40 di atas
menunjukkan bahwa kenyaringan bunyi suara berproduksi dari tekanan udara
tinggi dan rendah sehingga terjadi perbedaan durasi gelombang antara satu kata
dengan kata yang lain dan dapat mengakibatkan hasil intensitas yang berbeda
pula. Perolehan hasil intensitas dasar ini mencapai 70.6 dB dan intensitas final
70.6 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 89.4 dB.
4.1.2.2 Deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] Penutur Asli
Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] yang
dituturkan oleh penutur asli (53110) terlihat dari gambar 4.41 di bawah
menunjukkan bahwa kenyaringan bunyi suara berproduksi dari tekanan udara
tinggi dan rendah sehingga terjadi perbedaan durasi gelombang antara satu kata
Time (s)
0 3.95476
pula. Perolehan hasil intensitas dasar ini mencapai 77.9 dB dan intensitas final
67.3 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 83.0 dB.
Gambar 4.41. Intensitas penutur Arab (53110)
Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] yang
dituturkan oleh penutur asli (63110) terlihat dari gambar 4.42 di bawah
menunjukkan bahwa kenyaringan bunyi suara berproduksi dari tekanan udara
tinggi dan rendah sehingga terjadi perbedaan durasi gelombang antara satu kata
dengan kata yang lain dan dapat mengakibatkan hasil intensitas yang berbeda
pula.
Time (s)
0 2.33265
65.21 85.25
Time (s)
0 2.66395
Gambar 4.42. Intensitas penutur asli (63110)
Perolehan hasil intensitas dasar ini mencapai 75.1 dB dan intensitas final
69.6 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 77.3 dB.
Tabel 4.1 Intensitas pembelajar BA dan penutur asli
Penutur
Intensitas (dB)
Int Dasar Int Final Julat Int Tertinggi
11110 69.8 77.9 83.1
21110 71.1 89.6 90.7
32110 72.2 82.5 89.2
42110 70.6 70.2 89.4
53110 77.9 67.3 83.0
63110 75.1 69.6 77.3
Tabel di atas menunjukkan bahwa intensitas dasar tertinggi pembelajar BA
(32110) mencapai 72.2 dB, intensitas final tertinggi pembelajar BA (21110)
mencapai 89.6 dB dan juga julat intensitas tertinggi mencapai 90.7 dB. Sedangkan
penutur asli (53110) memperoleh intensitas dasar tertinggi mencapai 77.9 dB, dan
julat intensitas tertinggi mencapai 83.0 dB. Adapun penutur asli (63110)
memperoleh intensitas final mencapai 69.6 dB. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa julat intensitas tertinggi pembelajar BA lebih tinggi bila dibandingkan
4.1.2.3 Deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] Pembelajar BA
Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] yang
dituturkan oleh pembelajar BA (11120) terlihat dari gambar 4.43 di bawah
menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas
bunyi tuturan yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan
hasil intensitas yang berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 77.4
dB dan intensitas final 79.6 dB dan julat intensitas tertinggi mencapai 82.7dB.
Gambar 4.43. Intensitas pembelajar BA (11120)
Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī ] yang
dituturkan oleh pembelajar BA (21120) terlihat dari gambar 4.44 di bawah
menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas
bunyi tuturan yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan
hasil intensitas yang berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 69.6
dB dan intensitas final 71.0 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 90.9 dB.
Time (s)
0 4.68417
Gambar 4.44. Intensitas pembelajar BA (21120)
Gambar 4.45. Intensitas pembelajar BA (32120)
Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī ] yang
dituturkan oleh pembelajar BA (32120) terlihat dari gambar 4.45 di atas
menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas
bunyi tuturan yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan
hasil intensitas yang berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 76.5
Time (s)
0 3.23703
69.16 91.15
Time (s)
0 4.27673
Gambar 4.46. Intensitas pembelajar BA (42120)
Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī ] yang
dituturkan oleh pembelajar BA (42120) terlihat dari gambar 4.46 di atas
menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas
bunyi tuturan yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan
hasil intensitas yang berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 79.7
dB dan intensitas final 84.6 dB dan julat intensitas tertinggi mencapai 90.2 dB.
4.1.2.4 Deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] Penutur Asli
Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] yang
dituturkan oleh penutur asli (53120) terlihat dari gambar 4.47 di bawah
menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas
bunyi tuturan yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan
hasil intensitas yang berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai
79.42 dB dan intensitas final 77.61 dB dan julat intensitas tertinggi mencapai
87.41 dB.
Time (s)
0 3.99853
Gambar 4.47 Intensitas penutur asli (53120)
Gambar 4.48. Intensitas penutur asli (63120)
Modus tuturan deklaratif [yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī ] yang
dituturkan oleh penutur asli (63120) terlihat dari gambar 4.48 di atas
menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas
bunyi tuturan yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan Time (s)
0 2.99374
49.76 86.37
Time (s)
0 2.56063
77.10 dB dan intensitas final 79.42 dB dan julat intensitas tertinggi mencapai
79.85 dB.
Tabel 4.2. Intensitas pembelajar BA dan penutur asli
Penutur
Intensitas (dB)
Int Dasar Int Final Julat Int Tertinggi
11120 77.4 79.6 82.7
21120 69.6 71.0 90.9
32120 76.5 70.7 90.2
42120 79.7 84.6 90.2
53120 79.24 77.61 87.41
63120 77.10 79.42 79.85
Tabel di atas menunjukkan bahwa intensitas modus tuturan deklaratif
[yaʃrabu alṭiflu kūban min allabani alṣāfī] dituturkan oleh empat penutur
pembelajar BA dengan perolehan intensitas tertinggi pada titik intensitas dasar
mencapai hasil 79.7 dB dituturkan oleh pembelajar BA (42120), perolehan
intensitas final yang tertinggi mencapai hasil 84.6 dB dituturkan oleh pembelajar
BA (21120) dan menghasilkan julat intensitas tertinggi mencapai 90.9 dB.
Perolehan intensitas tertinggi yang dituturkan oleh penutur asli(53120) mencapai
hasil 87.41 dB. Ini menunjukkan bahwa julat intensitas yang lebih tinggi adalah
4.1.2.5 Interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] Pembelajar BA
Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] yang
dituturkan oleh pembelajar BA (11210) terlihat dari gambar 4.49 menunjukkan
bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan
yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas
yang berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 68.71 dB dan
intensitas final 74.65 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 77.26 dB.
Gambar 4.49. Intensitas pembelajar BA (11210)
Time (s)
0 2.58463
69.53 81.66
Time (s)
0 2.43977
Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi]yang dituturkan
oleh pembelajar BA (32210) terlihat dari gambar 4.50 menunjukkan bahwa tinggi
rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang
diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang
berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 88.75 dB dan intensitas
final 89.03 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 89.15 dB.
Gambar 4.51. Intensitas pembelajar BA (32210)
Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] yang
dituturkan oleh pembelajar BA (42210) terlihat dari gambar 4.52 menunjukkan
bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan
yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas
yang berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 83.25 dB dan
intensitas final 84.26 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 86.97 dB.
Time (s)
0 2.818
Gambar 4.52. Intensitas pembelajar BA (42210)
4.1.2.6 Interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] Penutur Asli
Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi] yang
dituturkan oleh penutur asli (53210) terlihat dari gambar 4.53 menunjukkan
bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan
yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas
yang berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 71.50 dB dan
intensitas final 71.35 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 86.16 dB.
Time (s)
0 2.97916
69.47 88.25
Gambar 4.53. Intensitas penutur asli (53210)
Gambar 4.54. Intensitas penutur asli (63210)
Modus tuturan interogatif [matā yaðhabu aħmad ilā alsūqi]yang dituturkan
oleh penutur asli (63210) terlihat dari gambar 4.54 di atas menunjukkan bahwa
tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang
diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang
berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 75.68 dB dan intensitas
final 72.09 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 76.41 dB.
Tabel 4.3. Intensitas pembelajar BA dan penutur asli
Penutur
Intensitas (dB)
Int Dasar Int Final Julat Int Tertinggi
11210 68.71 74.65 77.26
21210 73.45 83.28 89.74
32210 88.75 89.03 89.15
42210 84.26 83.25 86.97
53210 71.50 71.35 86.16
63210 75.68 72.09 76.41
Time (s)
0 1.80585
Tabel di atas menunjukkan bahwa intensitas modus tuturan interogatif [matā
yaðhabu aħmad ilā alsūqi] dituturkan oleh empat penutur pembelajar BA.
perolehan intensitas tertinggi pembelajar BA (32210) mencapai 88.75 dB, dan
perolehan intensitas final tertinggi mencapai hasil 89.03 dB, sedangkan julat
intensitas tertinggi mencapai 89.74 dB terdapat pada pembelajar BA (21210 ).
Perolehan julat intensitas tertinggi penutur asli mencapai 86.16 dB. Ini
menunjukkan bahwa julat intensitas pembelajar BA lebih tinggi bila dibandingkan
dengan julat intensitas penutur asli mencapai selisih 3.58 dB.
4.1.2.7 Modus Tuturan Interogatif [aina taᵭaʕu qalamī]
pembelajar BA
Modus tuturan interogatif [aina taᵭaʕu qalamī] yang dituturkan oleh
pembelajar BA (11220) terlihat dari gambar 4.55 di bawah, menunjukkan bahwa
tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang
diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang
berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 81.7 dB dan intensitas
final 78.3 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 81.7 dB.
Gambar 4.55. Intensitas pembelajar BA (11220)
Gambar 4.56. Intensitas pembelajar BA (21220)
Modus tuturan interogatif [aina taᵭaʕu qalamī] yang dituturkan oleh
pembelajar BA (21220) terlihat dari gambar 4.56 di atas menunjukkan bahwa
tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang
diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang
berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 82.6 dB serta julat
intensitas tertinggi mencapai 89.7 dB.
Gambar 4.57. Intensitas pembelajar BA (32220)
Time (s)
0 1.79324
70.6 91.46
Time (s)
0 1.78188
Modus tuturan interogatif [aina taᵭaʕu qalamī] yang dituturkan oleh
pembelajar BA (32220) terlihat dari gambar 4.57 di atas menunjukkan bahwa
tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang
diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang
berbeda. Intensitas dasar yang diperoleh mencapai 87.4 dB dB dan intensitas final
82.8 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 90.2 dB.
Gambar 4.58. Intensitas pembelajar BA (42220)
Modus tuturan interogatif [aina taᵭaʕu qalamī] yang dituturkan oleh
pembelajar BA (42220) terlihat dari gambar 4.58 di atas menunjukkan bahwa
tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang
diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang
berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 87.0 dB dB dan
intensitas final 80.3 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 88.4 dB.
4.1.2.8 Interogatif [aina taᵭaʕu qalamī] Penutur Asli
Modus tuturan interogatif [aina taᵭaʕu qalamī] yang dituturkan oleh
Time (s)
0 1.85875
diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang
berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 77.70 dB dB dan
intensitas final 72.35 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 77.70 dB.
Gambar 4.59. Intensitas penutur asli (53220)
Gambar 4.60. Intensitas penutur asli (63220)
Modus tuturan interogatif [aina taᵭaʕu qalamī]yang dituturkan oleh penutur
asli (63220) terlihat dari gambar 4.60 menunjukkan bahwa tinggi rendahnya
tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang diproduksi Time (s)
0 1.36304
66.22 80.28
Time (s)
0 1.13918
mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang berbeda.
Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 75.73 dB dan intensitas final
76.94 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 77.45 dB.
Tabel 4.4. Intensitas pembelajar BA dan penutur asli
Penutur Intensitas (dB)
Int Dasar Int Final Julat Int Tertinggi
11220 81.7 78.3 81.7
21220 72.8 82.6 89.7
32220 87.4 82.8 90.2
42220 87.0 80.3 88.4
53220 77.70 72.35 77.70
63220 75.73 76.94 77.45
Tabel di atas menunjukkan bahwa intensitas modus tuturan interogatif [matā
yaðhabu aħmad ilā alsūqi] dituturkan oleh empat penutur pembelajar BA.
perolehan intensitas tertinggi pembelajar BA (32220) mencapai 87.4 dB, dan
perolehan intensitas final tertinggi mencapai hasil 82.8 dB, sedangkan julat
intensitas tertinggi mencapai 90.2 dB. Perolehan julat intensitas tertinggi penutur
asli mencapai 77.70 dB. Ini menunjukkan bahwa julat intensitas pembelajar BA
lebih tinggi bila dibandingkan dengan julat intensitas penutur asli mencapai
4.1.2.9 Interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] Pembelajar BA
Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan
oleh pembelajar BA (11230) terlihat dari gambar 4.64 yang menunjukkan bahwa
tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang
diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang
berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 81.66 dB dan intensitas
final 78.31 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 81.66 dB.
Gambar 4.62. Intensitas pembelajar BA (21230)
Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan oleh
pembelajar BA (21230) terlihat dari gambar 4.65 yang menunjukkan bahwa tinggi
rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang
diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang
berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 72.78 dB dan intensitas
final 82.55 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 89.66 dB.
Time (s)
0 2.84889
Gambar 4.63. Intensitas pembelajar BA (32230)
Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan oleh
pembelajar BA (32230) terlihat dari gambar 4.66 yang menunjukkan bahwa
tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang
diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang
berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 87.38 dB dan intensitas
final 82.83 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 90.18 dB.
Gambar 4.64. Intensitas pembelajar BA (42230)
māðā tatanāwalu fī alʕ ʃāi
Time (s)
0 2.9963
69.97 91.43
Time (s)
0 2.57789
tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang
diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang
berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 87.01 dB dan intensitas
final 80.34 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 88.39 dB.
4.1.2.10 Interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] Penutur Asli Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan
oleh penutur asli (53230) terlihat dari gambar 4.68 di atas, menunjukkan bahwa
kenyaringan bunyi suara berproduksi dari tekanan udara tinggi dan rendah
sehingga terjadi perbedaan durasi gelombang antara satu kata dengan kata yang
lain sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang berbeda. Perolehan hasil
intensitas dasar ini mencapai 75.31 dB dan intensitas final 71.11 dB serta julat
intensitas tertinggi mencapai 82.47 dB.
Gambar 4.65. Intensitas penutur asli (53230)
Modus tuturan interogatif [māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] yang dituturkan
oleh penutur asli (63230) terlihat dari gambar 4.66 menunjukkan bahwa
kenyaringan bunyi suara berproduksi dari tekanan udara tinggi dan rendah
sehingga terjadi perbedaan durasi gelombang antara satu kata dengan kata yang
Time (s)
0 1.74934
lain dan mengakibatkan hasil intensitas yang berbeda. Perolehan hasil intensitas
dasar ini mencapai 75.40 dB dan intensitas final 73.03 dB serta julat intensitas
tertinggi mencapai 83.45 dB.
Gambar 4.66. Intensitas penutur asli (63230)
Tabel di bawah menunjukkan bahwa intensitas modus tuturan interogatif
[māðā tatanāwalu fī alʕaʃāi] dituturkan oleh empat penutur pembelajar BA
dengan perolehan intensitas tertinggi jatuh pada titik intensitas dasar mencapai
hasil 87.38 dB dituturkan oleh pembelajar BA (32230). Perolehan intensitas final
tertinggi mencapai hasil 82.83 dB yang dituturkan oleh penutur yang sama, dan
menghasilkan julat intensitas tertinggi mencapai 90.18 dB yang dituturkan oleh
penutur yang sama juga. Adapun perolehan julat tertinggi penutur asli (63310)
mencapai hasil 83.45 dB. Ini menunjukkan bahwa julat intensitas pembelajar BA
lebih tinggi daripada julat intensitas penutur asli memperoleh selisih 6.73 dB. Time (s)
0 1.7263
Tabel 4.5. Intensitas pembelajar BA dan penutur asli
Penutur
Intensitas (dB)
Int Dasar Int Final Julat Int Tertinggi
11230 81.66 78.31 81.66
21230 72.78 82.55 89.66
32230 87.38 82.83 90.18
42230 87.01 80.34 88.39
53230 75.31 71.11 82.47
63230 75.40 73.03 83.45
4.1.2.11 Imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] Pembelajar BA Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan
oleh pembelajar BA (11310) terlihat dari gambar 4.71 menunjukkan bahwa tinggi
rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang
diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang
berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 70.4 dB dan intensitas
Gambar 4.67. Intensitas pembelajar BA (11310)
Gambar 4.68. Intensitas pembelajar BA (21310)
Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan
oleh pembelajar BA (21310) terlihat dari gambar 4.72 menunjukkan bahwa tinggi
rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang
diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas yang
berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 70.1 dB dan intensitas
final 84.1 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 88.4 dB.
Time (s)
0 2.69227
69.46 83.77
Time (s)
0 1.97791
Gambar 4.69. Intensitas pembelajar BA (32310)
Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan
oleh pembelajar BA (32310) terlihat dari gambar 4.73 di atas, menunjukkan
bahwa kenyaringan bunyi suara yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga
terjadi pula perbedaan durasi gelombang antara satu kata dengan kata yang lain.
Akibat dari itu hasil intensitas yang diperoleh juga turut berbeda. Perolehan hasil
intensitas dasar dari tuturan ini mencapai 75.7 dB, dan intensitas final 80.8 dB
serta julat intensitas tertinggi mencapai 88.7 dB.
Gambar 4.70. Intensitas pembelajar BA (42310) Time (s)
0 2.44172
70.17 90.17
Time (s)
0 2.65354
Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan
oleh pembelajar BA (42310) terlihat dari gambar 4.74 di atas, menunjukkan
bahwa tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan
yang diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas
turut berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 71.4 dB dan
intensitas final 83.1 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 89.6 dB.
4.1.2.12 )mperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] Penutur Asli Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan
oleh penutur asli (53310) terlihat dari gambar 4.75 di atas, menunjukkan bahwa
tinggi rendahnya tekanan udara dapat menjadikan intensitas bunyi tuturan yang
diproduksi mengalami perbedaan sehingga mengakibatkan hasil intensitas turut
berbeda. Hasil intensitas dasar yang diperoleh mencapai 68.5 dB dan intensitas
final 71.2 dB serta julat intensitas tertinggi mencapai 77.2 dB.
Gambar 4.71. Intensitas penutur asli (53310)
Modus tuturan imperatif [χuð hāðā alkitāba yā ʕuθmān] yang dituturkan
oleh penutur asli (63310) terlihat dari gambar 4.76 di atas, menunjukkan bahwa
Time (s)
0 1.69719
rendah, sehingga mengalami perbedaan durasi pada gelombang bunyi antara satu
kata dengan kata yang lain. Akibat dari itu, hasil intensitas yang diperoleh juga
turut berbeda. Perolehan hasil intensitas dasar dari tuturan ini mencapai 72.2 dB
dan intensitas final 67.4 dB serta julat intensitas tertinggi yang diperoleh
mencapai 77.5 dB.
Gambar 4.72. Intensitas penutur asli (63310)
Tabel 4.6. Intensitas Durasi pembelajar BA dan penutur asli
Penutur
Intensitas (dB)
Int Dasar Int Final Julat Int Tertinggi
11310 70.4 78.1 81.5
21310 70.1 84.1 88.4
32310 75.7 80.8 88.7
42310 71.4 83.1 89.6
53310 68.5 71.2 77.2
63310 72.2 67.4 77.5
Time (s)
0 1.83224
Tabel di atas menunjukkan bahwa intensitas modus tuturan imperatif [χuð
hāðā alkitāba yā ʕuθmān] dituturkan oleh empat penutur pembelajar BA dengan
perolehan intensitas dasar tertinggi dituturkan oleh pembelajar BA (32310)
mencapai 75.7 dB. Perolehan intensitas final tertinggi dituturkan oleh pembelajar
BA (21310) mencapai 84.1 dB, dan perolehan julat intensitas tertinggi dituturkan
oleh pembelajar BA (42310 ) mencapai 89.6 dB. Perolehan julat intensitas
tertinggi penutur asli (63310) mencapai 72.5 dB. Hal ini menunjukkan bahwa
julat intensitas pembelajar BA lebih lama daripada julat intensitas penutur asli
selisih 17.1 dB.
4.1.3 Durasi Modus Tuturan Pembelajar Bahasa Arab dan Penutur Asli
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui hentian segmen
kata atau kalimat yang dapat diukur dalam satuan milidetik. Bila segmen kata itu
terealisasi dengan bentuk ukuran hentian sesaat maka ini disebut jeda, dan bila
segmen kalimat disebut tempo. Sedangkan seperangkat aturan yang menentukan
pola durasi dalam tuturan ini disebut struktur temporal yang menentukan selisih
perbedaan tuturan.
4.1.3.1 Deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] pembelajar BA
Penelitian tentang modus tuturan deklaratif ini merupakan pemilahan
Gambar 4.73. Durasi pembelajar BA (11110)
Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] yang
dituturkan oleh pembelajar BA (11110) pada setiap kata telah memperoleh durasi
yang berbeda. Namun rentang durasi yang paling lama adalah bunyi vokal [ a ]
pada kata [alaruzza] dan menghasilkan total durasi mencapai 4.63 md.
Gambar 4.74. Durasi pembelajar BA (21110)
Modus tuturan deklaratif [akaltu alaruzza maʕa aldajāji fī alɣadāi] yang
dituturkan oleh pembelajar BA (21110) pada setiap kata telah memperoleh durasi ak a l t u a l a r u z z a ma 'aadda j a j i f i a l ga d a i
Time (s)
0 4.62592
a k a l t u a l a r u z z a m a a a d d a j a j i f i a l g h a d a i
Time (s)