1 Bab 1
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang disebabkan
oleh karena adanya keganasan pada sel atau pertumbuhan sel yang tidak
terkendali.1 Bila menyerang kolon maka disebut kanker kolon, bila mengenai
rektum maka disebut kanker rektum. Bila mengenai kolon maupun rektum maka
disebut kanker kolorektal.2
Penyakit kanker kolorektal menduduki posisi ketiga dengan persentase
9,8% dari jumlah seluruh penderita kanker di dunia.3 Di Indonesia berdasarkan data
dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2006
menunjukkan bahwa insiden kanker kolorektal dengan usia dibawah 45 tahun
yang berada di empat kota besar di Indonesia adalah sebagai berikut:
Jakarta(47,85%), Bandung (54,5%),Makassar (44,3%) dan Padang (48,2%).4
Sedangkan data dari catatan medis pasien RSUP Dr.Kariadi Semarang pada tahun
2009 dan 2010 diperoleh persentase kanker kolorektal dengan usia ≤40 tahun
tercatat sebesar 22% dan 17%.5
Tanda dan gejala dari kanker kolon tidak spesifik dan sangat bervariasi.
Hal ini menyebabkan penderita kanker kolorektal seringkali terlambat untuk
didiagnosis.6 Gejala yang muncul pada kanker kolorektal salah satunya yaitu
terjadi penurunan berat badan sehingga menyebabkan terjadinya penurunan status
2
Terdapat laporan mengenai penurunan berat badan praoperasi yang
berdampak pada perubahan status IMT pasien kanker kolorektal sebanyak 3%.
Selain itu hipoalbuminemia dan komplikasi kardiopulmoner juga memiliki
pengaruh terhadap penurunan berat badan pasien kanker kolorektal.7
Diharapkan setelah operasi pasien mengalami peningkatan IMT karena
massa tumor sudah diambil sehingga inflamasi yang menyebabkan malnutrisi
berkurang. Namun menurut American Society of Clinical Oncology (ASCO),
pasien kanker kolorektal juga mengalami penurunan berat badan pasca operasi
yang disebabkan oleh appetide loss dan terjadi perubahan pada body image.8 Oleh
sebab itu jika masih mengalami penurunan IMT diharapkan pasien mendapat
penanganan gizi yang lebih dari dokter terutama untuk pasien kanker kolorektal
stadium 3 yang merupakan indikasi untuk dilakukannya kemoterapi. Hal ini perlu
dilakukan karena salah satu syarat untuk dilakukan kemoterapi adalah status gizi
yang baik dari pasien.9
1.2. Rumusan masalah
Apakah terdapat perbedaan status IMT pada pasien kanker kolorektal
stadium 3 pada periode pra- dan pascaoperasi.
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan status IMT pada pasien kanker kolorektal stadium
3
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui rata-rata status IMT pasien kanker kolorektal stadium 3
praoperasi.
2. Mengetahui rata-rata status IMT pasien kanker kolorektal stadium 3
pascaoperasi.
3. Menganalisis perbedaan nilai IMT pasien pada kanker kolorektal
stadium 3 pra- dan pascaoperasi.
4. Menganalisis faktor risiko IMT praoperasi, jenis kelamin, dan usia
terhadap perubahan IMT pascaoperasi.
1.4. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah setelah mengetahui perbedaan status
IMT pasien kanker kolorektal pra- dan pascaoperasi, tenaga kesehatan dapat
memberikan perhatian lebih terhadap pasien kanker kolon dan kanker rektum
terutama dari segi gizi.
1.5. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian
No. Jurnal Desain Penelitian Hasil
1. Zhobin
Moghadamyeghaneh,.et al. Outcome of
preoperative weight loss in colorectal surgery.The American Journal of Surgery (2015) 210, 291-297
Retrospektif study Subyek :79.696 pasien kanker kolorektal dari tahun 2005-2012
nonemergensi yang akan direseksi.
Variabel Bebas:
4
colorectal surgery
Variabel Terikat: Outcome of preoperative weight loss 2. Vanina Cordeiro de
Souza,.et al.
Relationship between nutritional status and immediate
complications in patients undergoing colorectal surgery.J C O L O P R O C T O L . 2 0 1 3 ; 3 3 ( 2 ) : 8 3 – 9 1
Prospective, case series study
Subyek: 31 orang pasien berusia lebih dari 39 tahun yang akan melakukan operasi besar kolorektal yang melibatkan lebih dari satu anastomosis.
Variabel Bebas: Status nutrisi
Variabel Terikat: komplikasi langsung
Ada penundaan di awal renourishment, dan tidak ada hubungan antara status gizi dan komplikasi langsung.
3. Zulkarnain, Ardiansyah kemas. Perbedaan Indeks Massa Tubuh (IMT) Pasien Ca Mamae Duktus
Infiltratif Sebelum dan Sesudah
Mendapat Terapi Neoadjuvant. 2010.
Retrospektif study
Subyek: sampel penelitian berjumlah tiga puluh dua orang pasien ca mamae duktusinflitratif di RSUP Dr. Kariadi dari bulan Januari 2005 – Desember 2009.
Variabel Bebas: Terapi Neoadjuvant
Variabel Terikat: Indeks massa tubuh pasien Ca mamae duktus infiltrative sebelum dan sesudah mendapat terapi neo adjuvant.