• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Stress Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Tamora Nusa Perkasa Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Stress Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Tamora Nusa Perkasa Cabang Medan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bagian dari manajemen

keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Tugas manajemen

sumber daya manusia (MSDM) adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh

tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting

didalam suatu organisasi. Tanpa peran manusia meskipun berbagai faktor yang dibutuhkan itu

telah tersedia, organisasi tidak akan berjalan. Oleh karena itu hendaknya organisasi memberikan

arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu organisasi adalah

kinerja karyawannya. Kinerja merupakan kesuksesan seseorang didalam melaksanakan suatu

pekerjaan, dimana kinerja merupakan hasil pencapaian seseorang menurut ukuran yang berlaku

untuk pekerjaan yang bersangkutan. Kinerja karyawan berkaitan dengan adanya akibat yang

dikehendaki, yaitu hasil optimal yang dapat dicapai.

Menurut Mangkunegara (2011:67), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja karyawan antara lain dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu lingkungan kerja dan stress kerja.

Menurut Robbin (2002:318) stress merupakan kondisi dinamis dimana seseorang

(2)

hasil yang ingin dia capai dalam kondisi penting dan tidak menentu. Stress sebagai suatu

ketidakseimbangan antara keinginan dan kemampuan memenuhinya sehingga menimbulkan

konsekuensi penting bagi dirinya.

Akibat dari stress dapat dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu gejala fisiologis, gejala

psikologis, dan gejala perilaku. Gejala fisiologis adalah pengaruh awal stress yang biasanya

berupa gejala-gejala fisiologis yang dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme,

menimbulkan sakit kepala, danmemicu serangan jantung. Gejala psikologis adalah

ketidakpuasan kerja, namun juga muncul dalam beberapa kondisi psikologis lain misalnya,

ketegangan, kejengkelan, kejenuhan, kecemasan,dan sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan.

Gejala perilaku adalah gejala stress yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam

tingkat produktivitas, kemangkiran dan perputaran karyawan, perubahan kebiasaan pola makan,

dan ketidakteraturan waktu tidur.

Di sisi lain stress kerja dapat dipengaruhi oleh masalah dalam perusahaan. Karyawan

sering dihadapkan dengan berbagai masalah dalam perusahaan sehingga sangat tidak mungkin

untuk terkena stress. Perusahaan yang tengah berkembang biasanya menetapkan target dan

tuntutan yang cukup tinggi dalam peningkatan kinerja karyawannya. Namun, target dan tuntutan

kerja yang ditetapkan perusahaan justru dapat menimbulkan stress bagi karyawan dan justru

dapat menurunkan kinerja karyawannya.

Menurut Sedarmayanti (2001:21), lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada

di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik ataupun nonfisik, langsung atau

tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaannya saat bekerja. Lingkungan

(3)

mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja non

fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan

dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan derngan bawahan.

Lingkungan kerja yang kurang baik akan mengakibatkan karyawan akhirnya mengalami stress

dan mengganggu semangat kerja atau tidak konsentrasi yang berpengaruh terhadap disiplin kerja

karyawan. Jika karyawan tidak disiplin akan mempengaruhi kualitas kerja karyawan pada

perusahaan atau organisasi tersebut.

Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat

melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman pada lingkungan tersebut.

Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh

lagi apabila lingkungan kerja kurang baik akan dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang

lebih banyak sehingga tidak mendukung perolehan rancangan sistem kerja yang efisien dan

efektif.

PT. Tamora Nusa Perkasa Cabang Medan adalah salah satu Badan Usaha Milik Swasta

(BUMS), yang merupakan perusahaan distributor alat berat. PT.Tamora Nusa Perkasa Cabang

Medan sangat membutuhkan kinerja karyawan yang tinggi untuk meningkatkan produktivitas

perusahaan, karena dengan memiliki tujuan yang realitas, rencana kerja yang menyeluruh, berani

mengambil resiko yang dihadapi, maka produktivitas perusahaan akan meningkat, oleh karena

itu salah satunya adalah dengan meminimalisir stress kerja dan lingkungan kerja yang baik serta

kondusif.

Sebagai perusahaan distributor alat berat di Sumatera Utara, PT. Tamora Nusa Perkasa

(4)

pekerjaan yang dilakukan di luar ruangan kantor. Pekerjaan di dalam ruangan umunya dilakukan

oleh karyawan administrasiyang dilengkapi oleh perlengkapan kantor seperti komputer, kursi,

meja, mesin faximile, AC, dan lain sebagainya.

Kinerja karyawan pada PT. Tamora Nusa Perkasa Cabang Medan dapat dilihat dari

penilaian hasil kerja karyawan PT. Tamora Nusa Perkasa Cabang Medan. Pada Tabel 1.1

Tabel 1.1

Realisasi Daftar Penjualan PT. Tamora Nusa Perkasa Cabang Medan Tahun 2012-2015 Tahun Unit Yang

Ditargetkan

Unit Yang Terjual Jumlah (%)

2013 20 13 65%

2014 25 25 100%

2015 35 20 57,14%

Sumber: Data Hasil Kerja karyawan PT.Tamora Nusa Perkasa Cabang Medan 2012-2015(Diolah)

Tabel 1.1 menunjukkanbahwa hasil kerja penjualan alat berat yang dilakukan oleh

karyawan pada tahun 2013 dengan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan PT. Tamora

Nusa Perkasa Cabang Medan adalah 20 unit alat berat, namun karyawan hanya berhasil menjual

13 unit alat berat yang bila dipresentasikan menjadi 65%. Pada tahun 2014 perusahaan

menetapkan target penjualan alat berat sebanyak 25 unit dan karyawan menjual 25 unit alat berat

yang telah ditargetkan oleh perusahaan, bila dipresentasikan menjadi 100%, yang berarti pada

tahun 2014 hasil ini merupakan hasil penjualan yang memuaskan bagi perusahaan dan juga para

karyawan.

Selanjutnyapenjualan alat berat yang dilakukan karyawan pada tahun 2015 terjadi

penurunan hasil penjualan alat berat yang tidak memuaskan bagi perusahaan, karyawan di tahun

(5)

yaitu 35 unit, jika dipresentasikan menjadi 57,14% hasil yang telah dicapai perusahaan. Hal ini

berbanding terbalik terhadap karyawan pada tahun 2014 yang memperoleh hasil yang sangat

memuaskan pada tahun 2014 dengan persentasi pencapaian 100% karena rencana kerja mereka

terealisasi dengan baik.

Berdasarkan pengamatan peneliti dan informasi yang peneliti peroleh dari para karyawan,

hasil kerja yang tidak terealisasi dengan hasil capaian yang tidak memuaskan terjadi karena

beban kerja yang terlalu banyak tidak sesuai dengan jumlah karyawan yang bekerja, ditambah

lagi dengan waktu yang diberikantidak sesuai dengan bobot kerja yang berat.Sementara

pimpinan menuntut mereka untuk dapat menjual alat berat sesuai dengan target yang telah

ditetapkan oleh perusahaan.Sehingga para karyawan harus bekerja over time dari jam kerja

seharusnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya stress kerja ditambah lagi kurang

nyamannya lingkungan kerja seperti hubungan antar karyawan yang kurang harmonis sehingga

kurang adanya komunikasi yang baik antar karyawan, ruang kerja yang terlalu sempit, suhu

ruangan yang tidak sesuai yang pada akhirnya menyebabkan karyawan sakit bahkan absen tanpa

keterangan.

Sebagian karyawan juga merasa balas jasa yang diberikan belum sesuai dengan beban

kerja yang diberikan sehingga karyawan kurang termotivasi dalam bekerja. Hal ini menyebabkan

target realisasi pekerjaan tidak tercapai karena kuantitas dan kualitas kerja karyawan semakin

menurun.

Penulis melihat pengaruh stress kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan,

salah satunya adalah tingkat kehadiran karyawan PT. Tamora Nusa Perkasa Cabang Medan.

(6)

kerja melaksanakan tugas dan tingkat kehadiran yang menurun menyebabkan stress kerja. Hal ini

dapat dilihat dari absensi karyawan dari tahun 2013 sampai dengan 2015 seperti yang terlihat

pada tabel 1.2 berikut ini

Tabel 1.2

Absensi Karyawan PT. Tamora Nusa Perkasa Cabang Medan Tahun 2013 Sampai dengan Tahun 2015 Tahun Jlh

Sumber: Data PT. Tamora Nusa Perkasa Cabang Medan bagian SDM 2013-2015 (Diolah)

Tabel 1.2 menunjukkan absensi karyawan pada PT. Tamora Nusa Perkasa Cabang Medan

mengalami naik turun dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.

Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa persentase jumlah absensi karyawan alpha tahun 2013

sebesar 1,2%, tahun 2014 sebesar 1,4%, tahun 2015 sebesar 1,6% mengalami peningkatan dan

melebihi standar yang telah diberikan oleh perusahaan. Hal ini dapat disebabkan beban kerja dan

tuntutan kerja yang ditetapkan perusahaan terlalu tinggi dan membebani karyawan. Sehingga hal

tersebut menyebabkan karyawan malas hadir untuk bekerja.

Salah satu penyebab stress kerja PT. Tamora Nusa Perkasa adalah konflik dengan rekan

kerja yang terjadi karena adanya selisih paham dengan rekan kerja yang lain, beban kerja

berlebihan yang diberikan perusahaan kepada karyawan, waktu yang diberikan untuk

mengerjakan pekerjaan secara singkat, sikap pimpinan yang kurang adil terhadap para karyawan,

dan seringnya tidak sependapat dengan atasan juga menjadi salah satu penyebab timbulnya stress

(7)

Selain itu karyawan juga harus menyelesaikan pekerjaan yang bersifat urgent seperti pada

saat mengerjakan tugas-tugas baru yang diberikan pimpinan. Waktu kerja yang berlaku di

perusahaan dimulai dari pukul 08.00 Wib sampai 18.00 Wib dan karyawan diberikan waktu

istirahat dari pukul 12.00 Wib sampai 13.00 Wib. Akan tetapi sering kali terjadi jam kerja yang

over time melebihi waktu kerja yang berlaku. Sehingga hal tersebut memicu munculnya stress

pada karyawan.

Stress yang dialami karyawan apabila tidak segera diatasi, akan dapat mempengaruhi

motivasi dan kinerja karyawan. Akibatnya pelaksanaan tugas tidak dapat berjalan dengan lancar,

dan hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas kerja karyawan. Oleh karena itu,

perusahaan diharuskan memberikan lingkungan kerja yang nyaman sehingga mengurangi

terjadinya stress kerja serta meningkatkan kinerja karyawan.

Dari hasil prasurvey, lingkungan kerja pada PT. Tamora Nusa Perkasa Cabang Medan

sudah cukup baik. Hanya saja kesadaran dari para karyawan untuk menjaga kenyamanan di

tempat kerja masih rendah, sehingga membuat lingkungan kerja menjadi kurang nyaman. Seperti

membuang sampah sembarangan atau makan di dalam ruangan kerja yang menyebabkan bau

tidak sedap.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Stress Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Tamora

(8)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka perumusan masalah yang dijadikan

objek penelitian adalah

1. Apakah stresskerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.

Tamora Nusa Perkasa Cabang Medan?

2. Apakah lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan tehadap kinerja karyawan pada

PT. Tamora Nusa Perkasa Cabang Medan?

3. Apakah stress kerja dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Tamora Nusa Perkasa Cabang Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh stress kerja terhadap kinerja karyawan

pada PT. Tamora Nusa Perkasa Cabang Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja

karyawan PT. Tamora Nusa Perkasa Cabang Medan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh stress kerja dan lingkungan kerja terhadap

(9)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi PT. Tamora Nusa Perkasa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan kontribusi kepada perusahaan

dalam mengelola masalah lingkungan kerja, stress kerja dan kinerja karyawan.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat menerapkan

ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan serta memperluas wahana

berpikir secara ilmiah dalam bidang sumber daya manusia.

c. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini sebagai referensi yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta

Gambar

Tabel 1.2 menunjukkan absensi karyawan pada PT. Tamora Nusa Perkasa Cabang Medan

Referensi

Dokumen terkait

Para remaja putri untuk berusaha menambah wawasan tentang SADARI, bisa dengan membaca buku-buku tentang kesehatan, artikel-artikel kesehatan di majalah / koran atau dengan

Tujuan Penelitian ini adalah (1) medeskripsikan hasil analisis unsur intrinsik cerita rakyat ”Roro Jonggrang” ditinjau dari tokoh, latar, alur, tema, amanat, bahasa, dan

Rencana ini menjabarkan skenario pengembangan kota dan pengembangan sektor bidang Cipta Karya, usulan kebutuhan investasi yang disusun dengan berbasis demand atau target

Simpulan dari kegiatan ini adalah bentuk/wujud bangunanya merupakan bangunan yang sedarhana, geometris dan simple, posisi bangunan sangat strategis yang dapat dilihat dari

• To provide economic and social benefits need creative people need more opportunities for wider participation, should be provided opportunities together for creative production and

Analisis Regresi sederhana adalah bentuk regresi dengan model yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel dependen (terikat) dan

Dari analisis bivariat ditemukan faktor yang paling signifikan mempunyai hubungan untuk terjadinya balita sakit yaitu pemakaian air bersih yang kurang 20 liter per kapita, balita

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk Untuk mengetahui strategi