• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ANALISIS KESEHATAN LINGKUNGAN ID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH ANALISIS KESEHATAN LINGKUNGAN ID "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH ANALISIS KESEHATAN LINGKUNGAN

PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL E.COLI

(2)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan penulis kesempatan untuk menyelasaikan makalah kesehatan dan keselamatan kerja dengan judul

prosedur pengambilan sampel e.coli. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW,tauladan hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini dapat terselenggara berkat sumber-sumber referensi yang sangat membantu mengenai kasus prosedur pengambilan sampel e coli dan untuk itu penulis berharap pembaca dapat menjadikan makalah ini sebagai bahan rujukan atau referensi kedepannya.

Penulis mohon maaf jika makalah ini banyak kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan agar pembaca makalah ini dapat memberikan saran serta kritiknya untuk perbaikan yang semestinya.

Medan,13 Oktober 2016

DAFTAR ISI

(4)

DAFTAR ISI …..………..ii

1. BAB I

1.1 Latar Belakan .………1

1.2 Rumusan masalah ...………...2

1.3 Tujuan ...……….2

2. BAB II

2.1 Dasar Teori …...……….3

2.2 Metode Tipe A Pengambilan Sampel ………3

2.2.1 Instrumen Penelitian ……….3

2.2.2

Langkah-langkah yang dilakukan sebelum pengambilan sampel ………..4

2.2.3 Cara kerja di Laboratorium ………...5

3. BAB III

3.1 Kesimpulan ………..12

(5)

BAB I

1.1 Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung dengan air demi mempertahankan hidupnya. Air yang digunakan untuk konsumsi sehari -hari harus memenuhi standar kualitas air bersih. Permasalahan air bersih merupakan salah satu permasalahan utama yang sering terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Seiring perkembangan zaman dan pertambahan jumlah penduduk, permintaan terhadap kualitas dan kuantitas air bersih terus meningkat.

Menurut peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2011 pasal 1 ayat 6 bahwa pencemaran air adalah memasukkannya atau dimasukkannya berasa, dan tidak mengandung mineral/kuman-kuman yang membahayakan tubuh. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri terdapat pengertian mengenai air bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.

Air bersih merupakan air yang tidak menyebabkan penyakit bagi manusia. Oleh karena itu, air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, sekurang-kurangnya diusahakan mendekati persyaratan-persyaratan air yang telah ditentukan (Kusnoputranto, 2000). Dan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

(6)

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara melakukan pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologi?

2. Bagaimana cara menggunakan alat pengambilan sampel dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur?

3. Bagaimana cara menggunakan metode dan cara pengambilan sampel air secara mikrobiologi dengan benar?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologi. 2. Mengetahui cara menggunakan alat pengambilan sampel dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur.

3. Mengetahui bagaimana menggunakan metode dan cara pengambilan sampel air secara mikrobiologi dengan benar.

BAB II PEMBAHASAN

(7)

Pemeriksaan bakteriologis air bersih ditujukan untuk melihat adanya kemungkinan pencemaran oleh kotoran maupun tinja. Bakteri coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu coliform fecal misalnyaEscherichia coli dan coliform nonfecal misalnya Enterobacter aerogenes. E. Colimerupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan E. aerogenes ditemukan pada hewan atau tumbuhan yang telah mati. Adanya E.coli pada air minum menandakan air tersebut telah terkontaminasi feses manusia dan mungkin juga mengandung patogen usus (Dwijoseputro, 2005).

Menuut Fardiaz (1989), sifat-sifat bakteri koliform yang penting adalah : a. Mampu tumbuh baik pada beberapa jenis substrat

b. Mempunyai sifat dapat mensintesis vitamin c. Interval suhu pertumbuhan antara 100 0C – 460 0C d. Mampu menghasilkan asam dan gas

Pada pemeriksaan indikator pencemar air (pemeriksaan MPN atau Most Probable Number) ada 3 teknik dasar, yaitu: uji pendugaan/presumptive test, uji penetapan/comfirmed test, dan uji lengkap/complete test. Test dugaan pada pemeriksaan air ada 2 jenis ragam, yaitu: Ragam 5: 1 : 1, yang digunakan untuk memeriksa sample yang telah mengalami pengolahan misalnya air mineral dalam kemasan dan air PDAM. Serta Ragam 5 : 5 : 5 yang digunakan untuk sample yang belum mengalami pengolahan misalnya air kolam atau air sungai.

2.2 Metode Tipe A Pengambilan Sampel

2.2.1 Instrumen Penelitian 1) Wawancara

Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan variable yang diteliti.

2) Botol sampel

Botol sampel digunakan untuk menyimpan Air Minum Isi Ulang (AMIU).

3) Coolbox

(8)

4) Metode MPN (Most Probable Number)

a. Alat: Tabung reaksi, Tabung durham, Cawan petri, Gelas ukur, Dispo 1 ml, Jarum ose, Vortex, Hot Plate, Neraca, Inkubator, Oven, Autoclave, Gelas kimia,

Aluminium foil, Pengaduk, Botol sampel, Galon, Coolbox, Kapas, dan Bunsen.

b. Bahan: Aquades, Laktosa Broth, Bromo Thymol Blue, Eosin Methylen Blue Agar dan Air Minum Isi Ulang (AMIU).

Alat dan bahan yang digunakan dan diperlukan dalam melakukan pengamatan untuk mengetahui bakteri yang terdapat dalam Air Minum Isi Ulang (AMIU) yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

2.2.2 Langkah-langkah yang dilakukan sebelum pengambilan sampel

a) Proses Sterilisasi botol sampel sebelum pengambilan sampel

1. Menyiapkan Botol sampel terlebih dahulu dan menggunakan botol sampel yang tertutup rapat

2. Membersihkan botol bilas hingga dua kali, kemudian disterilkan selama 60 menit dengan suhu 200 oC dalam oven

3. Membungkus botol yang sudah disterilkan dengan aluminum foil

4. Menyimpan botol yang sudah terbungkus tadi kedalam coolbox dengan rapi.

b) Cara Pengambilan Sampel Air Minum Isi Ulang (AMIU) :

1. memilih kran dispenser yang sering digunakan 2. Mulut kran dispenser disterilkan dengan alkohol

3. Setelah disterilkan kran, kran dispenser dibuka dengan aliran yang sedang, lalu ditampung di dalam botol sampel

4. Air ditampung kira-kira 3/4 volume botol

5. Setelah selesai lalu botol diberi kertas label yang telah disiapkan

6. memasukkan sampel ke dalam botol sampel dan dimasukkan ke dalam coolbox

7. Untuk pemeriksaan minimal diambil air 100ml. Botol sampel tidak boleh terisi penuh karena :

(9)

2.2.3 Cara kerja di Laboratorium

Pengujian kualitas Air Minum Isi Ulang (AMIU) dilakukan dengan menggunakan uji penduga dan uji penguat.

1. Uji penduga

a. Membuat pengenceran dari sampel yang akan diperksa mulai dari pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 atau 10-4, 10-5, 10-6.

b. Menyediakan 12 tabung reaksi, 3 tabung berisi 9 ml aquades steril, 9 tabung berisi 9 ml laktosa broth (LB).

c. Menyediakan sampel sebanyak 100 ml.

d. Mengambil 1 ml dari sampel, masukan ke dalam tabung pertama (isi aquades) kocok sampai homogen, hingga kosentrasi larutan dalam tabung pertama 10 -1. e. Mengambil 1 ml dari tabung pertama masukan kedalam tabung kedua, kocok sampai homogen, hingga kosentrasi larutan didalam tabung kedua menjadi 10-2, dan buat juga pengenceran 10-3.

f. Mengambil larutan dari tabung 10-1, sebanyak masing-masing 1 ml untuk 3 tabung (isi LB 9 ml) 10-1, kemudian ambil larutan dari tabung 10-2, sebanyak masing-masing 1 ml untuk 3 tabung 10-2, juga untuk pengenceran 10-3. g. Menginkubasi dengan suhu 37 oC selama 2 x 24 jam.

h. Mengitung jumlah tabung reaksi yang positif (di tandai dengan adanya gas pada tabung durham atau kekeruhan). Lihat daftar MPN (Most Probable Number) untuk menghitung jumlah bakteri per ml kemudian kalikan dengan

1/pengenceran di tengah.

2. Uji penguat

a. Jarum Ose disterilkan terlebih dahulu.

b. mengambil sampel pada uji penduga yang positif dengan menggunakan jarum Ose.

c. Digoreskan pada media EMBA dengan goresan sinambung.

d. Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 30 oC.

e. Apabila koloni bakteri berwarna hijau metalik maka positif E.coli.

Metode Tipe B Pengambilan Sampel

(10)

Sampel air minum isi ulang, Lactose Broth (LB) Merck, Lactose broth double

strength (LBDS) Merck, Lactose broth single strength (LBSS) Merck, Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB) Merck, Mc. Conkey (Merck), Nutrien Agar (NA) Miring, Gram A, Gram B, Gram C, Gram D, Simmons Citrate Agar (SCA) Merck, Media

Metyl Red-Voges Proskauer (MR-VP) Merck, pereaksi Indole (Merck), Metil Merah (Merck), Tryptone Broth (Merck), KOH 40% (Merck), Alkohol 96% (Merck), minyak

Immersi.

2. Alat yang digunakan

a. Alat-alat gelas steril seperti: tabung reaksi (Pyrex), tabung durham, cawan petri, pipet ukur (Pyrex), botol bertutup steril, ose bulat. Maulita Cut Nuria Uji Kandungan Bakteri Escherichia Coli

b. Alat-alat laboratorium seperti: Laminar Air Flow (Bio Safety BH 2000), autoklaf (Hirayama), incubator (Memert), lampu spiritus, mikroskop (Olympus).

1. Pengambilan Sampel

Sampel air minum isi ulang diambil dari DAM IU di seluruh Kabupaten Rembang pada tanggal 14 Juli 2008 yang berjumlah 25 sampel.

2. Prosedur pemeriksaan a. Tes Perkiraan

Dalam tes perkiraan digunakan sampel 5x10 ml, 1x1ml, dan 1x0,1 ml.

1) Disiapkan 5 tabung yang masing-masing berisi 10 ml Lactose broth double strength (a1-a5), dan 2 tabung yang berisi masing-masing 5 ml Lactose broth single strength (b1,c1), masingmasing tabung dimasukkan tabung durham dengan posisi terbalik.

2) Ke dalam tabung a1-a5 ditambahkan 10 ml sampel air. 3) Ke dalam tabung b1 ditambahkan 1 ml sampel air. 4) Ke dalam tabung c1 ditambahkan 0,1 ml sampel air.

5) Kemudian semua tabung diinkubasi selama 24-48 jam dengan suhu 35ºC.

6) Diamati apakah terbentuk gas pada tiap-tiap tabung, terbentuknya gas menandakan tes perkiraan positif dan dilanjutkan ke tes penegasan.

(11)

8) Hal yang sama dilakukan untuk semua sampel Air Minum Isi Ulang dan dibuat 3 kali replikasi untuk tiap-tiap sampel (Depkes RI, 2010).

b. Tes Penegasan

Proses tes penegasan adalah :

1) Ditanam 1-2 ose biakan yang positif gas pada Lactose Broth (LB) dari pengujian tes perkiraan, ke dalam tabung yang berisi 5 ml Brilliant Green Lactose Bile Broth

(BGLB) yang di dalamnya terdapat tabung durham terbalik.

2) Untuk bakteri Coliform diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 35oC 3) Untuk bakteri E. coli diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 42ºC.

4) Dicatat tabung yang di dalamnya terbentuk gas (positif jika di dalamnya terbentuk gas).

5) Banyaknya kandungan bakteri E. coli/Coliform dapat dilihat dengan menghitung tabung yang positif pada media Brilliant

Green Lactose Bile Broth (BGLB) dan dibandingkan dengan tabel MPN (Depkes RI, 1977).

c. Tes pelengkap

1) Ditanam 1-2 ose biakan yang positif pada Brilliant Green Lactose Bile Broth

(BGLB) ke pembenihan Mc. Conkey dalam cawan petri. 2) Kemudian diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37ºC. 3) Diamati dan dipilih koloni yang berwarna merah menyala.

4) Ditanam 1 Ose biakan pada Nutrien Agar Miring, diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37ºC.

(12)

d. Uji Blangko

Uji blangko dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah media yang digunakan sudah steril atau terbebas dari cemaran bakteri. Uji blangko ini hanya melakukan tes pada media saja tanpa penambahan sampel.

1) Untuk media Lactose broth double strength dan Lactose broth single strength yang didalamnya terdapat tabung durham terbalik, diinkubasi selama 24-48 jam pada 35ºC. Jika media tidak menghasilkan gelembung gas pada tabung durham terbalik, berarti media steril atau tidak tercemar bakteri.

2) Media Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB) yang di dalamnya terdapat tabung durham terbalik diinkubasi selama 24- 48 jam dengan suhu 35oC dan 42oC. Jika media tidak menghasilkan gelembung gas pada tabung durham terbalik,

berarti media steril atau tidak tercemar bakteri.

3) Media Mc. Conkey dalam cawan petri diinkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37ºC. Bila tidak ditemukan adanya koloni bakteri, berarti tidak tercemar kontaminan atau steril.

4) Media Nutrien Agar Miring diinkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37ºC. Bila tidak ditemukan adanya koloni bakteri, berarti tidak tercemar kontaminan atau steril (Depkes RI, 2010).

e. Pengujian Biokimia (Uji IMVIC) 1) Uji Indol

Dari biakan NA Miring ditanam 1 sengkelit biakan kedalam tryptone broth.

Diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37ºC, ditambahkan 0,2-0,3 ml pereaksi indol ke dalam masingmasing tabung, kocok dan didiamkan selama beberapa menit. Warna merah cherry pada permukaan membentuk cincin menandakan reaksi indol positif, warna jingga menunjukkan reaksi indol negatif.

2) Uji Merah Metil

Dari biakan NA Miring ditanam 1 sengkelit biakan ke dalam pembenihan MR-VP. Diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37ºC. Setelah diinkubasi ditambahkan 5 tetes merah metil, dikocok dan didiamkan selama beberapa menit. Warna kuning

(13)

Dari biakan NA Miring ditanam 1 sengkelit biakan ke dalam pembenihan MR-VP. Diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37ºC. Setelah diinkubasi tambahkan 3 tetes larutan alfa naftol dan 2 tetes larutan KOH 40%, dikocok dan didiamkan selama beberapa menit. Warna merah muda sampai merah tua menunjukkan hasil positif, dan jika tidak berubah warna maka menunjukkan hasil negatif.

4) Uji Sitrat

Dari biakan NA Miring ditanam 1 sengkelit biakan ke dalam pembenihan Simmons Citrat, lalu diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37ºC. Warna biru menunjukkan hasil positif, warna hijau menunjukkan hasil negatif (Irianto, 2006).

f) Penghitungan Bakteri E. coli dan Coliform Hasil analisa metode MPN didapatkan dari mencocokkan dengan tabel MPN, yaitu tabel yang memberikan The Most Probable Number atau Jumlah Perkiraan Terdekat, yang tergantung dari kombinasi tabung positif (yang mengandung bakteri Coli) dan negatif (yang tidak mengandung bakteri Coli) dari kedua tahap tes. Angka MPN tersebut mempunyai arti statistik dengan derajat kepercayaan (level of significancy) 95 %.

a. Apabila hasil tabung yang positif terdapat pada kombinasi tabung yang positif pada tabel MPN, maka jumlah bakteri E. coli dan Coliform dihitung menggunakan tabel MPN.

b. Apabila hasil tabung yang positif tidak terdapat pada kombinasi tabung yang positif pada tabel MPN maka jumlah bakteri E. coli dan Coliform dihitung dengan rumus :

Jumlah bakteri (JPT/100 ml) =

Keterangan :

A. = Jumlah tabung yang positif

B. = Volume (ml) sampel dalam tabung yang negatif C. = Volume (ml) sampel dalam semua tabung Cara Analisis

Analisis dilakukan dengan cara deskriptif yaitu menampilkan jumlah bakteri dan identifikasi bakteri E. coli yang terdapat pada sampel air minum yang diambil dari Depot Air Minum Isi Ulang yang ada di Kabupaten Rembang, kemudian

dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh Menkes RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010

(14)

Hasil dan Pembahasan

Penghitungan MPN Bakteri Golongan Coli Tes perkiraan pada penelitian ini menggunakan media Lactose Broth (LB) karena LB merupakan media umum yang digunakan untuk mengisolasi kelompok bakteri Coliform. Uji dinyatakan positif bila terbentuk gas dalam tabung durham dan bersifat asam bila warna media menjadi kuning, seperti pada gambar 1 berikut ini :

Gambar 1. A. Hasil positif pada media LB (adanya gelembung gas) B. Hasil negatif pada media LB (tidak terbentuk gelembung gas)

Tabung yang menunjukkan hasil positif diuji lebih lanjut dengan tes penegasan menggunakan media selektif Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB). Tabung dinyatakan positif bila di dalam tabung durham terbentuk gas, seperti pada gambar 2 berikut ini :

Gambar 2. A. Hasil positif pada media BGLB (adanya gelembung gas) B. Hasil positif pada media BGLB (tidak terbentuk gelembung gas)

Dari hasil pemeriksaan bakteri E. coli dan Coliform yang telah dilakukan pada 25 sampel ternyata sebagian besar dari sampel yaitu 24 sampel (96%) air minum isi ulang didapatkan hasil negatif bakteri E. coli, hal ini dimungkinkan karena :

1. Kualitas air baku yang digunakan sudah baik karena mengambil sumber dari mata air pegunungan.

2. Letak depot air minum jauh dari saluran pembuangan. 3. Kondisi sanitasi dan kebersihan depot sudah diperhatikan.

4. Adanya pengawasan yang rutin dilakukan oleh Dinas Kesehatan setempat untuk memeriksa kelayakan produksi air minum isi ulang dari DAMIU. Tetapi 1 sampel (4%) dari 25 sampel air minum isi ulang ada yang terkontaminasi E. coli , hal ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain :

1. Lamanya waktu penyimpanan air dalam tempat penampungan sehingga mempengaruhi kualitas sumber air baku yang digunakan.

2. Adanya kontaminasi selama memasukkan air ke dalam tangki pengangkutan. 3. Tempat penampungan kurang bersih.

4. Proses pengolahan yang kurang optimal.

(15)
(16)

BAB III

3.1 Kesimpulan

Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara univariat. Analisis univariat merupakan penyajian data secara deskriptif yang hanya mempersoalkan satu variabel yang dalam penyajian berbentuk tabel distribusi frekuensi dan analisa presentase, yaitu jumlah bakteri E.coli pada Air Minum Isi Ulang (AMIU) hasil yang didapatkan akan dibandingkan dengan batas normal jumlah E.coli yakni air minum tidak diperbolehkan mengandung bakteri Coliform dan E.coli menurut Keputusan Mentri Kesehatan No. 492 tahun 2010.

(17)

1. Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2010.Nomor 492 Tahun 2010. Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Jakarta

2. Nuria,Maulita Cut dkk. 2013.”Uji Kandungan Bakteri E.Coli Pada Air Minum Isi Ulang dari Depot Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Rembang”.(Skripsi). Yogyakarta : Fakultas Farmasi UGM.

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI. 2011. Nomor 06 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Air, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Banjir Discovery Learning Mengidentifikasi keuntungan ndan kerugian serta bahayanya - Ketepatan penjelasan perbedaan hidrologi sungai, potamologi, limnologi, daan banjir.. essai

Penulisan skripsi dengan judul “ Program Penyadaran Kebersihan Lingkungan Berbasis Bank Sampah Pada Masyarakat Pesisir di Kelurahan Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan ”

Penulisan skripsi dengan judul “Program Penyadaran Kebersihan Lingkungan Berbasis Bank Sampah Pada Masyarakat Pesisir di Kelurahan Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan”

Hasil dari wawancara dengan produsen menunjukkan bahwa untuk jasa laundry, kriteria faktor intangibles yang mempengaruhi penentuan harga jual adalah lama pengerjaan, teknik

Saat ini PINA Center yang berada di Kementerian PPN/Bappenas berperan untuk memberikan informasi perkembangan proyek-proyek kepada para investor dalam rangka

ADAPTABILITAS KEMENYAN TOBA (Styrax sumatrana) DAN SUREN (Toona sureni) PADA MEDIA TUMBUH TAILING TAMBANG

Jika alpha ‐ blocker tidak memberikan respon yang adekuat, atau respon pasien buruk jika kateter dilepas, maka dapat diresepkan inhibitor 5‐ alpha ‐ reductase , baik sebagai

Di Lhoksukon juga sudah banyak terjadi gerakan masyarakat yang memberikan sanksi adat terhadap bandar narkoba dengan cara menolak bantuan dari mereka dalam bentuk apapun. Pemberian