REVIEW II MATA KULIAH TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL
Nama : Aisha Rasyidila
Bahan : Harmes 2006
Pemisahan antara Ekonomi dan Politik dalam Neoliberalisme
Review ini akan mengulas tulisan Adam Harmes (2006), yang dispesifikasi pada sub bab pemisahan antara ekonomi dan politik suatu negara dalam bingkai neoliberalism. Review ini akan membandingkan pendapat Harmes dengan beberapa pemikir lain yaitu James Anderson dan Ellen Wood untuk disimpulkan dalam sebuah analisis.
Dalam tulisannya, Harmes banyak mengutip tulisan Stephen Gill mengenai mekanisme baru di daam dunia ekonomi. Mekanisme ini lahir akibat kebutuhan pemerintah dalam memisahkan ekonomi dan pengaruh demokrasi. Gill menyebutnya sebagai “konstitusionalisme baru” (1995, 1998), dimana hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi menjadi terpisah sepenuhya dari tanggung jawab pemerintah (lembaga politik). Tujuannya adalah untuk menjadikan perekonomian negara menjadi lebih maju, ekspansif, dan independen—dan hal ini baru dapat terwujud ketika ekonomi sepenuhnya terlepas dari ranah politik. Harmes sendiri menuliskan bahwa campur tangan politik dalam bidang ekonomi hanya akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi (11).
Argumen ini muncul karena Gill melihat bahwa suatu negara tidak dapat mengatur institusi ekonomi sesuai kehendaknya, namun sebaliknya—negara harus tampil sedemikian rupa agar menarik di mata investor. Hal ini tentu saja berlaku ketika negara-negara berperan sebagai salah satu aktor perekonomian transnasional, dan berniat untuk bekerjasama dengan investor, perusahaan multi nasional, atau mungkin negara lain.
Pola yang disebutkan Gill telah terlihat dalam hubungan antara beberapa negara dalam sebuah institusi perdagangan seperti World Trade Organization (WTO) dan North American Free Trade Agreement (NAFTA), yang pada akhirnya memungkinkan adanya direct investor antar negara-negara anggotanya, sehingga memudahkan kerjasama ekonomi mereka.
sebuah perusahaan internasional diharapkan memiliki sovereign—dalam bidang ekonomi —sehingga dapat ikut berperan aktif secara independen dalam tataran dunia internasional.
Pada akhir bahasan ini, Harmes menyimpulkan bahwa Gill telah memperkenalkan konsep “konstitusional baru” yang memasukkan elemen-elemen ekonomi didalamnya, dan membuat elemen-elemen tersebut dipertimbangkan sebagai suatu entitas yang memiliki pengaruh independen di dunia internasional.
Tulisan Gill dalam Hermes dapat dibandingkan dengan pendapat James Anderson (1999), yang berkata bahwa pemisahan ekonomi dari politik akan menyebabkan berkembangnya kegiatan ekonomi secara pesat. Hal ini dikarenakan pada awalnya, suatu kegiatan ekonomi seperti produksi, distribusi, dan konsumsi, hanya secara eksklusif terjadi dalam satu batasan wilayah (bersifat privat). Namun ketika institusi ekonomi diberi ruang untuk berkembang dan menjadi suatu bagian yang independen; maka institusi tersebut akan dapat berkembang lebih besar.
Pendapat Anderson ini sebelumnya telah diutarakan oleh dua pemikir—yang dikutip dalam tulisannya—yaitu Rosenberg (1994), dan Wood (1995) yang mengutarakan bahwa, “pemisahan antara politik dan ekonomi di dalam kapitalisme merupakan sesuatu yang diperlukan, baik untuk tidak membatasi kapasitas politik dari suatu lembaga (tidak terlepas dari ekonomi) oleh batas-batas negara.
Anderson melihat bahwa negara dalam memasukkan ekonomi ke dalam kategori “non-politik” sehingga sovereign negara yang absolut tidak perlu diberlakukan dalam bidang ekonomi. Hal ini akan membuat transaksi ekonomi menjadi semakin mudah, semakin longgar, menciptakan bentuk kasual dari imperialisme, dan menghilangkan hirearki power antar negara.
Namun Wood sendiri menemukan ketidak konsistenan dalam pendapat Marx, ketika Marx mengemukakan pendapatnya bahwa ekspansi ekonomi secara kapitalis merupakan suatu bentuk lain dari ekspansi politik. Hal ini bertolak belakang dengan prinsip sosialis yang mengatakan bahwa perekonomian suatu negara diatur sepenuhnya oleh pemerintah.
Pendapat Wood sendiri—seperti yang telah ditulis sebelumnya—mengatakan bahwa pemisahan antara ekonomi dan politik harus dipisahkan, baik itu untuk memberikan kebebasan pada ruang gerak ekonomi, atau karena motif ekspansi politik.
Dari ketiga pemikir diatas kita analisis bahwa pemusahan ekonomi dengan politik merupakan sesuatu yang penting.
Dalam praktiknya pemisahan ini akan memberikan keleluasaan bagi sektor ekonomi untuk berkembang. Tanpa harus terpaut pada birokrasi negara terlebih dahulu, para investor dan institusi ekonomi dapat melakukan transaksi dengan lebih mudah. Hal ini membuat investor memiliki legitimasi untuk menentukan langkah usahanya, sehingga tanggung jawab atas kemajuan perusahaan ditentukan sepenuhnya oleh investor. Penentuan
Namun sebenarnya kapitalisme merupakan salah satu bentuk power yang dimiliki oleh suatu negara. Semakin besar perekonomian yang dmiliki oleh suatu negara, maka akan semakin kuat juga power yang dimiliki oleh negara tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Harmes, Adam. (2006). Neoliberalism and Multilevel Governance. London: Routledge Publisher. p. 725-749.
Gill, Stephen (1995) ‘Globalisation, Market Civilisation, and Disciplinary Neoliberalism’,
Millennium: Journal of International Studies, 24(3): 399–423.
Anderson, J. (ed.) (2001) Transnational Democracy: Political Spaces and Border Crossings, (London: Routledge).
Wood, E. M. (1995) The separation of the 'economic' and the 'political' in capitalism, in Democracy against Capitalism: Renewing historical materialism (Cambridge: Cambridge University Press).