Mawaris dalam islam
Kelas : XII MIPA 2
Tugas : Agama Islam
Kelompok :
o
Alma Angelina
o
Hanifah Ulfa Kusuma
o
Galan Adi
A.Ketentuan waris dalam islam
Semua harta yang ditinggalkan oleh seorang muslim yang telah meninggal dunia disebut harta warisan, sedangkan orang yang berhak menerima harta awarisan disebut ahli waris.
1. Pengertian waris dalam islam
Kata waris yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari berasal dari bahasa Arab, yaitu waritsa dan mirats. Mirats artinya hal warisan. Jadi secara istilah dapat diartikan berpindahnya hak kepemilikan orang yang masih hidup yaitu ahli waris. Perpindahan yang dimaksud dapat berbentuk uang,barang,tanah,dokumen-dokumen penting,serta hak secara sah yang merupakan milik ahli waris.
“ dan tiap-tiap dari kalian itu kami jadikan wali-wali (ahli waris) dari apa-apa yang ditinggalkan kedua orang tua dan kaum kerabat. Dan orang-orang yang kalian mengikat perjanjian dengan kalian, maka berikanlah bagian mereka,sesungguhnya Allah itu maka menyaksikan atas segala sesuatu “ (QS.an-Nisa:33)
2. Dasar hukum pewarisan
“berikan harta warisan kepada yang berhak menerimanya sisa peninggalnya tersebut ierikan kepada laki-laki yang paling dekat (hubungan darahnya) dengan orang yang meninggal.”
(HR.Hukhari)
3. Rukun dan syarat pewarisan
Rukun pewarisan yaitu :
a. Muwaris yaitu orang yang meninggal dunia dan mempuyai harta yang ditinggalkan untuk dibagikan kepada ahli warisnya
b. Harta warisan yaitu harta benda yang ditinggalkan orang yang meninggal dunia, yang nantinya akan dibagikan kepada ahli waris c. Ahli waris yaitu mereka yang berhak mendapatkan atau mewarisi
Syarat dalam pewarisan diantaranya : A. Meninggalnya muwaris
B. Hidupnya ahli waris
C. Diketahui posisi ahli waris 4. Sebab-sebab adanya hak waris a. Hubungan kekeluargaan
b. Hubungan pernikahan yang sah c. Al-Wala
d. Hubungan agama
5. Hal-hal yang menggugurkan warisan
Ahli waris yang termasuk hijab nuqsan adalah :
A. Suami , dari ½ menjadi 1/6 dengan syarat muwaris memiliki anak
B. Istri , dari ¼ menjadi 1/8 dengan syarat muwaris memiliki anak
C. Ibu , dari 1/3 menjadi 1/6 dengan syarat muwaris memiliki anak atau minimal dua saudara baik laki – laki atau
perempuan , sekandung , sebapak , seibu baik terhijab atau mendapatkan warisan
D. Cucu perempuan dari keturunan laki – laki , dari ½ menjadi 1/6 dengan syarat muwaris memiliki anak perempuan yang mendapatkan ½ dan tidak bersama cucu laki – laki
sebapak
E. Saudara perempuan sebapak , dari ½ menjadi 1/6 dengan syarat ada saudara laki – laki sebapak
Ahli waris yang termasuk hijab hirman;
A. Kakek , dengan syarat ada bapak
C. Nenek dari ibu , dengan syarat ada ibu atau nenek dari ibu yang lebih dekat dengan muwaris.
D. Cucu laki – laki dari keturunan laki – laki dengan syarat ada anak laki – laki.
E. Cucu perempuan dari keturunan laki – laki , dengan syarat ada anak atau dua anak perempuan yang mendapatkan 2/3
Mahrum(orang yang diharamkan menerima harta warisa) ada 3 perkara yaitu :
1. Perbedaan agama 2. Budak
3. Pembunuhan B. Ahli Waris
Tingkatan ahli waris : A. Ashabul furud
pertama kali yang berhak menerima harta warisan sebelum dibagikan kepada yang lain , bagian – bagiannya telah ditentukan dalam Al-Qur’an dan hadis.
C. Ashabun nasabiyah
merupakan ahli waris yang berhak mendapatkan sisa dari harta warisan yang telah dibagi sebelumnya.
Ashabun nasabiyah dibagi menjadi 3 , yaitu : 1. Asabah binafsih