• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS

PENGIKHTISARAN PERUSAHAAN DAGANG MELALUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DI SMA NEGERI 19

SURABAYA

Dwi Herlindawati

Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya S2 Pendidikan Ekonomi

dwi.herlindawati@yahoo.com

ABSTRAK

Proses pembelajaran dilapangan masih banyak menghadapi masalah dan kendala, sehingga dapat menghambat pencapaian ketuntasan pembelajaran dan hasil belajar yang maksimal. Seperti pada proses pembelajaran Akuntansi pada umumnya guru hanya mengenalkan teori secara umum dan singkat, kemudian siswa dilatih untuk langsung praktik menyelesaikan soal-soal latihan. Pemilihan model dan metode pengajaran yang tidak sesuai dengan kondisi dan keadaan dapat menimbulkan berbagai permasalahan sehingga dapat menghambat keberhasilan suatu proses pembelajaran baik bagi siswa maupun bagi guru.

Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang menghendaki siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas bersama dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai penghargaan bersama (Ibrahim, 2005). Salah satu struktur dalam pendekatan struktural yang akan di kembangkan dalam penelitian ini yaitu pendekatan struktural tipe Numbered Heads Together (NHT) yang dirancang untuk meningkatkan interaksi siswa didalam kegiatan belajar mengajar. Tipe Number Heads Together (NHT) merupakan suatu tipe dalam pembelajaran kooperatif dimana guru memberikan nomor pada tiap anggota kelompok dan memanggil salah satu dari nomor tersebut secara acak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru mewakili kelompoknya.

(2)

\penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) menunjukkan peningkatkan dan keaktifan siswa dengan saling bekerja sama dengan teman sekelompoknya dengan mengguanakan kemampuan kooperatif pada pembelajaran akuntansi siklus pengikhtisaran pada perusahaan dagang, sehingga dapat meningkatlkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata aktivitas siswa yang pada setiap putaran mengalami peningkatan. Respon atau pendapat siswa terhadap kegiatan pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) secara keseluruhan positif.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Numered Heads Together (NHT), Siklus Pengikhtisaran Perusahaan Dagang

I. PENDAHULUAN

Bangsa yang berbudaya adalah bangsa yang berpendidikan. Dengan tingkat pendidikan yang dimiliki suatu bangsa maka akan terlihat sejauh mana peradaban bangsa itu berkembang. Sehingga perubahan dan perkembangan pendidikan merupakan hal yang memang harus terjadi seiring dengan perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa depan adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi nantinya.

Namun proses pembelajaran dilapangan masih banyak menghadapi masalah dan kendala, sehingga dapat menghambat pencapaian ketuntasan pembelajaran dan hasil belajar yang maksimal. Siswa seringkali bosan bahkan tidur ketika dihadapkan pada situasi pembelajaran yang menjenuhkan. Seperti pada proses pembelajaran Akuntansi pada umumnya guru hanya mengenalkan teori secara umum dan singkat, kemudian siswa dilatih untuk langsung praktik menyelesaikan soal-soal latihan. Hal tersebut membuat siswa hanya mendengar lalu menyelesaikan tugas, bisa jadi juga penyelesaian soal-soal menyontek pekerjaan temannya. Hal ini semakin memperjelas pembelajaran hanya berpusat pada guru, siswa jadi kurang aktif bahkan banyak siswa yang tidak menguasai konsep materi. Berdasarkan kondisi tersebut terlihat jelas bahwa keadaan bosan, minat yang kurang, penguasaan materi yang kurang yang terjadi pada siswa menunjukkan menurunnya motivasi belajar siswa, sehingga dapat menyebabkan kurang maksimalnya siswa dalam menguasai konsep materi yang disampaikan guru, dan pada akhimya menyebabkan prestasi belajar siswa menurun. Dari semua hal diatas juga dapat dilihat bahwa pemilihan model dan metode pengajaran yang tidak sesuai dengan kondisi dan keadaan dapat menimbulkan berbagai permasalahan sehingga dapat menghambat keberhasilan suatu proses pembelajaran baik bagi siswa maupun bagi guru.

(3)

pembelajaran yang dapat meningkatkan minat, aktivitas, dan hasil belajar siswa adalah dengan metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang menghendaki siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas bersama dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai penghargaan bersama (Ibrahim, 2005). Salah satu struktur dalam pendekatan struktural yang akan di kembangkan dalam penelitian ini yaitu pendekatan struktural tipe Numbered Heads Together (NHT) yang dirancang untuk meningkatkan interaksi siswa didalam kegiatan belajar mengajar. Tipe Number Heads Together (NHT) merupakan suatu tipe dalam pembelajaran kooperatif dimana guru memberikan nomor pada tiap anggota kelompok dan memanggil salah satu dari nomor tersebut secara acak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru mewakili kelompoknya

Salah satu tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa, setelah diadakannya evaluasi dari materi yang diberikan. Hasil belajar ini dapat diukur dengan angka-angka pasti, tapi mungkin juga hanya dapat diamati yaitu berupa perubahan tingkah laku. Dari penerapan model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa agar lebih baik dengan pencapaian nilai hasil evaluasi secara maksimal dan para siswa dapat menerapkan keterampilan pembelajaran kooperatif secara baik dan tepat. Dalam pendekatan struktural tipe Numbered Heads Together (NHT) menghendaki siswa bekerja saling membantu dan berinteraksi dalam kelompok kecil yang lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada penghargaan individu.

Dari beberapa latar belakang yang telah dipaparkan maka dibuat rumusan masalah, 1)Bagaimana proses pembelajaran siklus pengikhtisaran perusahaan dagang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) di SMA Negeri 19 Surabaya, 2)Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa siklus pengikhtisaran perusahaan dagang setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) di SMA Negeri 19 Surabaya, dan 3)Bagaimana respon siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pembelajaran siklus pengikhtisaran pada perusahaan dagang di SMA Negeri 19 Surabaya.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitan penelitian tindakan kelas (Clasroom Action Research) dengan metode deskriptif kuantitatif, subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 19 Surabaya kelas XII IPS 3 yang sedang menempuh mata pelajaran Akuntansi dengan materi siklus pengikhtisaran perusahaan dagan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

(4)

siklus 1 ke siklus 2 menunjukkan aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) setiap siklus menunjukan peningkatan. Siklus 1 sebesar 80,26% dan siklus 2 sebesar 94,08% . Hal ini menunjukan guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) masuk dalam kriteria baik. Perkembangan aktivitas guru pada siklus 1 dan 2 dapat dilihat dalam diagram di bawah ini

Siklus 1 Siklus 2 70.00%

75.00% 80.00% 85.00% 90.00% 95.00%

80.26%

94.08%

Aktivitas Guru

Aktivitas Guru

(Diagaram garis 4.1. Siklus I dan 2 Aktivitas Guru)

Untuk penilaian aktivitas siswa menggunakan observasi pada saat proses pembelajaran yang juga menunjukkan hasil yang positif yakni peningkatan dari 78,9% menjadi 88,2 %, hal ini menunjukkan keaktifan dan saling bekerja sama siswa dengan kemampuan kooperatif pada pembelajaran akuntansi siklus pengikhtisaran pada perusahaan dagang mengalami peningkatan, hal ini disebabkan siswa merasa baru dengan metode pembelajaran yang diajukan peneliti. Perkembangan aktivitas siswa dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Siklus 1 Siklus 2 74.00%

76.00% 78.00% 80.00% 82.00% 84.00% 86.00% 88.00% 90.00%

78.90%

88.20%

Aktivitas Siswa

Aktivitas Siswa

(5)

diketahui skor rata-rata ketuntasan klasikal siswa sebesar 75%, karena ketuntasan belajar siswa belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu sebesar 85% maka pengamat dan guru melakukan refleksi dari kekurangan yang terjadi di siklus 1. Kekurangan tersebut adalah pada saat guru menjelaskan tentang materi sebagian siswa masih belum memahami materi diakibatkan siswa masih kurang faham tentang penyusunan neraca saldo, dan jurnal penyesuaian. Maka dengan pertimbangan tersebut guru memberikan tugas rumah agar siswa belajar meningkatkan pemahamannya terhadap materi.

Hasil post test siklus 2 menunjukan kenaikan yang signifikan untuk hasil belajar siswa yaitu sebesar 87,5%. Setelah dilakukan proses evaluasi dan refleksi bersama dengan pengamat, guru melakukan improvisasi dalam pembelajaran pada siklus 2. Pada kegiatan awal guru memberikan motivasi agar siswa lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dikarenakan ada nilai tambahan dan reward jika siswa bisa menjawab pertanyaan atau aktif bertanya. Nilai post test tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian, jadi penelitian tindakan kelas ini dihentikan pada siklus 2.Akan tetapi Sebaik apapun metode pembelajaran, pasti terdapat ketidaksempurnaan, yang dikarenakan hambatan-hambatan. Proses pembelajaran yang telah dipersiapkan dengan perencanaan sekalipun dalam proses pembelajarannya masih terdapat suatu hambatan terutama pada kurangnya referensi materi, karena selama ini siswa hanya tergantung pada materi yang dicatatkan oleh guru dan juga kemandirian belajar siswa masih kurang

IV. KESIMPULAN

SIMPULAN

Berdasarkan pelaksanaan penelitian pada putaran 1 dan 2 diperoleh kesimpulan sebagi berikut:

1. Dalam proses pembelajaran, kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) sudah sangat baik. Hal ini ditunjukkan pada setiap putaran atau pertemuan terjadi peningkatan aktivitas guru dalam mendorong dan melatih keterampilan kooperatif sehingga pada tiap putaran atau pertemuan aktivitas siswa yang berhubungan dengan keterampilan kooperatif juga meningkat. Namun waktu yang diperlukan dalam menerapkan model pembelajaran ini cukup memakan banyak waktu sehingga dikuatirkan mengganggu jam pelajaran lainnya.

(6)

Sehingga tujuan dari pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together ini tidak tercapai secara maksimal.

3. Respon atau pendapat siswa terhadap kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) secara keseluruhan positif dan hal tersebut merupakan sesuatu yang baru bagi para siswa. Dimana siswa juga setuju bila model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) diterapkan untuk pokok bahasan selanjutnya dan pada mata pelajaran yang lain.

SARAN

Dari hasil penelitian ini, disarankan kepada guru dan peneliti yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) beberapa hal sebagai berikut:

1. Guru perlu memotivasi siswa akan pentingnya bekerjasama dengan menggunakan keterampilan kooperatif untuk memecahkan permasalahan yang ada sehingga masalah tersebut lebih mudah diatasi jika di atasi dengan cara bekerjasama.

2. Guru perlu memperhatikan waktu yang digunakan untuk menerapkan model pembelajaran ini agar tidak melampaui batas waktu mata pelajaran yang telah ditentukan, sehingga tidak mengganggu jam mata pelajaran yang lainnya.

3. Guru perlu memperhatikan pemilihan materi pokok bahasan yang akan digunakan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) ini, karena tidak semua materi pokok bahasan cocok digunakan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

A.M, Sardiman. 2011. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Djamarah, SB dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Herlindawati, Dwi. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajaran Siswa pada Mata Diklat Akuntansi Kelas X Ak 2 SMK Negeri 2 Kediri i. Skripsi Unesa Tidak Dipublikasikan. Surabaya: FE Unesa.

Hidayati, Nur. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Dengan Media Foto Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VIII A MTsN Krian Sidoarjo. Tesis Unesa Tidak Dipublikasikan. Surabaya: Pacasarjana UNESA.

Ibrahim, Muslimin dkk. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Universitas Negeri Surabaya.

Istiningrum, dkk. 2013. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas X Ak 2 SMK YPPK 2 Sleman Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. X, No. 2, Tahun 2012.

Isnawi, Yoga. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Model Konvensional terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa SMA Negeri 1 Banyudono. Jurnal Online. http://dglib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=24495, diakses 12 September 2014.

Isparjadi. 2006. Statistika Terapan Untuk Studi Sosial Ekonomi. Surabaya: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya.

(8)

Kemendikbud. 2013. Modul Pedoman Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan.

Khosy, Valsa.2005. Action Research For Improving Practice. London:Pail Chapman Publishing.

Nengsih, Purwati. 2013. Pemahaman Konsep Perpajakan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Dengan Media Visual di SMP Negeri 1 Tarakan. Tesis Unesa Tidak Dipublikasikan. Surabaya: Pacasarjana UNESA.

Septikaningtyas, Elis. 2013. berjudul Penerapan Model Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Kewirausahaan Kelas X Akuntansi SMK Negeri I Sooko Mojokerto. Artikel online. Diakses 12 September 2014.

Slameto. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Lima Aksara.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 1996. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sukidin, Basrowi & Suranto. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Insan Cendekia

Sukhesti, Fitri. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajaran Siswa pada Mata Diklat Akuntansi Kelas X Ak 2 SMK Negeri 2 Kediri. Skripsi ini diterbitkan. Semarang: FE Unnes.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum UU Nomor 17 Tahun 2003 dan UU Nomor 1 Tahun 2004 ditetapkan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Departemen Keuangan di bidang fi skal, Menteri Keuangan RI telah

Buerger Allen Exercise terbukti dapat meningkatkan nilai ABI lebih tinggi karena adanya perbedaan mekanisme dari perlakuan yang diberikan dimana Buerger Allen Exercise

Tulisan ini merupakan bagian dari kegiatan Riset Kapasitas PEnangkapan Cantrang pada Perikanan Demersal di Laut Jawa Serta Pukat Cincin pada Perikanan Cakalang dan

Dalam penelitian ini digunakan beberapa sediaan probiotik yang berbeda, yaitu sediaan Rillus (A), Lacbon (B), Lacidofil (C), dan Lacto B (D) yaitu untuk melihat jumlah koloni

Seperti yang disampaikan oleh guru Akidah Akhlak berikut ini. Buku Kurikulum 2013 memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut. Yang pertama ini berisi cerita secara

Selain itu pengobatan dengan menggunakan tanaman obat merupakan langkah efektif tanpa menimbulkan efek samping, tanaman obat (buah mahkota dewa) yang mengandung

Tulisan tentang ketentuan zakat fitrah di karton Pendidikan Agama Islam untuk SD Kelas VI/Semester II/dikutip oleh henri hatoguan harahap, dari CV.. Ayat Alquran atau hadis Nabi

Guru Taman Kanak-kanan dalam pembelajaran seni tari, disamping harus menguasai bentuk-bentuk tarian dan ketrampilan dalam