• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Sistem Rujukan Kesehatan Ibu Dan Anak Di Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Sistem Rujukan Kesehatan Ibu Dan Anak Di Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai Tahun 2015"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Responden

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN IMPLEMENTASI SISTEM RUJUKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

DI PUSKESMAS TANAH TINGGI KOTA BINJAI TAHUN 2015

Oleh

Tiur Renata Natassa Laora Nim 137032100

Saya adalah mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan

sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi S2

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara. Tujuan penelitian ini untuk menggali lebih dalam tentang studi kualitatif

tentang implementasi sistem rujukan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Tanah

Tinggi Kota Binjai Tahun 2015.

Saya mengharapkan jawaban/tanggapan yang diberikan anda sesuai dengan

hati nurani sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya menjaga kerahasiaan

pendapat dan identitas. Informasi yang diberikan oleh anda hanya akan dingunakan

untuk pengembangan ilmu kesehatan masyarakat dan tidak akan dipergunakan untuk

maksud-maksud lain.

Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat bebas untuk menjadi peserta

penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika anda bersedia menjadi peserta

penelitian ini silahkan informan menandatangani kolom dibawah ini

Tanda Tangan :

Tanggal :

(2)

Lampiran 2. Pedoman Wawancara Mendalam (In-Depth Interview)

IMPLEMENTASI SISTEM RUJUKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS TANAH TINGGI KOTA BINJAI TAHUN 2015

No Informan

Nama Informan : ……….……...………

Umur : ……… Tahun

Pekerjaan : ……….………

Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana pendanaan (biaya) yang digunakan untuk proses rujukan pasien dari puskesmas ?

Informan : Ibu bersalin (keluarga ibu bersalin)

2. Transportasi apa saja yang digunakan untuk merujuk pasien dari puskesmas ? Informan : Ibu bersalin (keluarga ibu bersalin)

3. Siapakah yang mengambil keputusan untuk rujukan ibu bersalin jika ada terjadi komplikasi persalinan, misalnya perdarahan ?

Informan : Ibu bersalin (keluarga ibu bersalin)

4. Bagaimana mekanisme pembiayaan untuk penanganan ibu dan anak dengan komplikasi yang dirujuk ?

Informan : 1. Unsur Puskesmas 2. Unsur Rumah Sakit

5. Bagaimana peran tenaga kesehatan dalam menangani ibu dan anak dengan komplikasi yang dirujuk ?

Informan : 1. Unsur Puskesmas 2. Unsur Rumah Sakit

6. Transportasi apa saja yang digunakan untuk merujuk pasien dari puskesmas ke rumah sakit yang mampu memberikan palayanan yang lebih baik ?

(3)

7. Bagaimana proses komunikasi yang dilakukan dengan pihak keluarga dalam penanganan ibu bersalin dengan komplikasi yang telah dirujuk atau akan dirujuk?

Informan : 1. Unsur Puskesmas 2. Unsur Rumah Sakit

8. Bagaimana ketersediaan alat-alat kesehatan yang mendukung pelayanan rujukan ibu bersalin dengan komplikasi ?

Informan : 1. Unsur Puskesmas 2. Unsur Rumah Sakit

9. Bagaimana ketersediaan obat-obatan untuk mendukung proses pengobatan atau penanganan bagi ibu bersalin dengan komplikasi

Informan : 1. Unsur Puskesmas 2. Unsur Rumah Sakit

10. Bagaimana SOP pelayanan pasien yang dirujuk dengan komplikasi ? Apakah ada? dan bagaimana aplikasinya ?

Informan : 1. Unsur Puskesmas 2. Unsur Rumah Sakit

11. Bagaimana alur pelayanan rujukan pasien dengan komplikasi ? Apakah sudah di sosialisasi ? Bagaimana evaluasinya ? dan apa kendala yang dihadapi ?

(4)

Lampiran 3. Batasan Kewenangan dalam Pelayanan PONED

No Kewenangan Kemampuan

Maternal

1 Perdarahan pada kehamilan muda

• Diagnosis abortus, mola hidatidosa, kehamilan ektopik

• Resusitasi, stabilisasi

• Evakuasi sisa mola dengan verbocain • Culdocentesis

• Pemberian cairan • Pemberian antibiotika • Evaluasi

• Kontrasepsi pasca keguguran 2 Perdarahan post

partum

• Diagnosis atonia uteri, perdarahan jalan lahir, sisa plasenta, kelaianan pembekuan darah

• Kompresi bimanual • Kompresi aortal • Plasenta manual • Penjahitan jalan lahir • Restorasi cairan

• Pemantauan keseimbangan cairan • Pemberian antibiotika

• Pemberian zat vasoaktif • Pemantauan pasca tindakan • Rujukan bila di perlukan 3 Hipertensi dalam

kehamilan

• Diagnosis hipertensi dalam kehamilan. • Diagnosis preeklamsi- eklamsi

• Resusitas • Stabilisasi

• Pemberian MgSO4 dan penanggulangan intoksikasi MgSO4

• Induksi/akselerasi persalinan

• Persalinan berbantu (ekstraksi vakum dan forceps) • Pemantauan pasca tindakan

• Pemberian MgSO4 hingga 24 jam post partum • Rujukan bila di perlukan

4 Persalinan macet • Diagnosis persalinan macet

• Diagnosis dystonia bahu/kala II lama

• Akselerasi persalinan pada inertia uteri hipotoni • Tindakan ekstraksi vakum/forceps/melahirkan

(5)

5 Ketuban pecah sebelum waktunya dan sepsis

• Diagnosis ketuban pecah sebelum waktunya • Diagnosis sepsis

• Induksi/ akselerasi persalinan

• Antibiotika profilaksis/terapeutik terhadap chorioamnionitis

• Tindakan persalinan berbantu(assisted labor) pada kalaII lama/exhausted

• Pemberian zat vasoaktif

• Pemberian antibiotika pada sepsis • Pemantauan pasca tindakan • Rujukan apabila di perlukan

6 Infeksi Nifas • Diagnosis infeksi nifas(metritis, mastitis, pelvio-peritonitis, thrombophlebitis)

• Penatalaksanaan infeksi nifas sesuai dengan

penyebabnya (memberikan uterotonika, antibiotika dan zat vasoaktif)

• Terapi cairan pada infeksi nifas/thrombophlebitis • Drainase abses pada abses mammae dan kolpotomi

pada abses pelvis

• Pemantauan pasca tindakan • Rujukan bila di perlukan

Neonatal

1 Asfiksia pada Neonatal

• Peletakan bayi pada meja resusitasi dan dibawa radiant warmer

• Resusitasi (ventilasi dan pijat jantung) pada asfiksia.

• Terapi oksigen

• Koreksi asam basa akibat asfiksia • Intubasi (apabila diperlukan)

• Pemantauan pasca tindakan termasuk menentukan resusitasi berhasil atau gagal

2 Gangguan nafas pada bayi baru lahir

• Penyebab dan tingkatan gangguan nafas pada bayi baru lahir

• Terapi oksigen

• Resusitasi bila di perlukan

• Manajemen umum dan spesifi k (lanjut) gangguan pernafasan.

• Pemantauan pasca tindakan. • Rujukan bila di perlukan 3 Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR)

(6)

• Penyebab BBLR dan factor predisposisi • Pemeriksaan fisik

• Penentuan usia gestasi • Komplikasi pada BBLR

• Pengaturan pemberian minum/jumlah cairan yang dibutuhkan bayi.

• Pemantauan kenaikan BB

• Penilaian tanda kecukupan pemberian ASI 4 Hipotermi pada bayi

baru lahir

• Diagnosis hipotermi

• Menghangatkan bayi dengan incubator 5 Hipoglikemi dari

ibu dengan diabetes millitus

• Diagnosis hipoglikemi berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah

• Pemberian glukosa mengikuti GIR (Glucose Infusion rate), termasuk pemberian ASI apabila memungkinkan.

6 Ikterus • Diagnosis icterus berdasarkan kadar bilirubin serum atau metode kremer

• Pemeriksaan klinis icterus pada hari pertama, hari kedua, hari ketiga dan seterusnya untuk perkiraan klinis derajat icterus

• Diagnosis banding icterus • Pemberian ASI

• Penyinaran 7 Kejang pada

Neonatus

• Diagnosis kejang pada neonatus

• Tatalaksana penggunaan fenobarbital atau fenitoin • Pemeriksaan penunjang

• Pemberian terapi suportif

• Pemantauan hasil penatalaksanaan 8 Infeksi Neonatus • Diagnosis infeksi neonatal

• Pemberian antibiotik

• Menjaga fungsi respirasi dan kardiovaskuler Sumber : Kementerian Kesehatan RI, 2013.Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas Mampu PONED

(7)

Lampiran 4. Persyaratan Sarana dan Prasarana Puskesmas Mampu PONED No Parameter Persyaratan

Persyaratan Sarana (Bangunan)

1 Ruang Perawatan Kebidanan

• Kebutuhan luas ruang untuk 1 (satu) tempat tidur pasien adalah minimal 7,2 m2

• Di datam ruang rawat pasien yang memiliki lebih dari 1 (satu), jarak antar adalah 2,4m2, • Cat dinding dan wama lantai harus cerah untuk

memudahkan dibersihkan,

• Ruang Perawatan Kebidanan harus dekat dengan pas jaga perawat (nurse station)

Disarankan pertemuan antara dinding dengan lantai melengkung (hospital plint) untuk memudahkan pembersihan,

Harus dilengkapi toilet pasien yang berada di dalam ruang perawatan (tidak harus menyatu dengan kamar), dengan pintu toilet membuka ke arah luar toilet.

• Pintu ruang rawat min, 90 cm, atau dapat dilalui brankar.

• Persyaratan lantai harus kuat, rata & tidak porous

2 Ruang Tindakan Obstetri • Kebutuhan luas ruangan min. 12 m2

• Disarankan pertemuan antara dinding dengan lantai melengkung (hospital plint) untuk memudahkan pembersihan

• Pintu ruang tindakan min. 90 cm, atau dapat dilalui brankar.

• Persyaratan lantai harus kuat, rata & tidak porous, disarankan menggunakan bahan penutup lantai vinyl.

• Ruang tindakan dilengkapi washtafel (fasilitas

general prequofi on)

(8)

3 Ruang Tindakan Neonatus • Kebutuhan luas ruangan min. 9 m2

• Disarankan pertemuan antara dinding dengan lantai melengkung (hospital plint) untuk memudahkan pembersihan.

• Pintu ruang tindakan min. 90 cm, atau dapat dilalui brankar.

• Persyaratan lantai harus kuat, rata & tidak porous, disarankan menggunakan bahan penutup lantai vinyl.

• Ruang tindakan dilengkapi washtafel (fasilitas

general prequotion)

• Dilengkapi lemari untuk menyimpan instrument dan obat-obatan untuk tindakan kegawat daruratan neonatus.

4 Ruang Perawatan Pasca Persalinan

• Merupakan ruang rawat gabung ibu dan bayi normal. Kebutuhan luas ruang untuk 1 (satu) tempat tidur pasien dan bayi adalah minimal 8m2

• Di dalam ruang rawat pasien yang memiliki lebih dari 1 (satu), jarak antar adalah 2,4m2. • Cat dinding dan warna lantai harus cerah

untuk memudahkan dibersihkan.

• Ruang Perawatan Pasca Persalinan harus dekat dengan pos jaga perawat (nurse station)

• Disarankan pertemuan antara dinding dengan lantai melengkung (hospital glint) untuk memudahkan pembersihan.

• Harus dilengkapi toilet pasien yang berada di dalam ruang perawatan, dengan pintu toilet membuka daerah luar toilet, dan dilengkapi kioset duduk.

• Pintu ruang rawat min. 90 cm, atau dapat dilalui brankar.

• Persyaratan lantai harus kuat, rata & tidak porous

5 Ruang Jaga Perawat Dokter

• Lokasi ruang jaga perawat dokter harus dekat dengan ruang rawat pasien kebidanan dan pasca persalinan sehingga dapat memonitor kondisi pasien secara cepat.

(9)

6 Ruang Bedah Minor • Ruang bedah minor dikelompokkan dengan ruang-ruang penunjangnya dalam satu area khusus yaitu area bersih.

• Ruang bedah minor dilengkapi dengan area untuk scrub up (cuci tangan petugas bedah), depo farmasi, depo linen, ruang Mat/instrument, ruang sterilisasi (autoclave).

• Ruang-ruang tersebut dihubungkan dalam satu ruang antara (;foyer).

• Di dalam ruang bedah minor harus mempunyai tekanan udara positif. Ruangan ini dilengkapi dengan :

1.Alat pengkondisian udara dengan pre-fi lter yaitu jenis single unit/split system

2.Alat untuk menarik udara masuk ke dalam ruangan/memasukkan udara (supply fanlinhauster).

3.Alat untuk menarik udara ke luar ruangan/mengeluarkan udara buangan

(exhause fan).

Ketentuan : Laju aliran udara (CFM) yang ditarik ke luar ruangan harus lebih kecil dan laju aliran udara (CFM) yang dimasukkan ke dalam ruangan untuk menciptakan tekanan udara positif.

• Alat pengkondisian udara tersebut harus dipasang dengan dibenamkan dalam dinding

(wall mounted),

• Ruang bedah minor mempunyai akses langsung dengan area kotor. Area kotor harus mempunyai akses langsung ke luar bangunan. Area kotor tersebut terdiri dari :

a.Spoelhoek, tempat membuang kotoran pasien setelah operasi kecil, dilengkapi kloset leher angsa untuk membuang kotoran dan washtafel untuk membilas alat/ instrumen tersebut.

(10)

• Persyaratan lantai harus kuat. rata & tidak porous, disarankan menggunakan bahan penutup lantai vinyl.

• Pertemuan antara dinding dengan lantai melengkung (;hospital plint) untuk memudahkan pembersihan

• Pertemuan antara dinding dengan dinding melengkung untuk memudahkan pembersihan

Persyaratan Prasarana (Utilitas)

1 Ventilasi dan Pengkondisian Udara

• Bangunan Puskesmas harus mempunyai jendela yang dapat dibuka untuk kepentingan ventilasi alami.

• Ruanqan yang dilenqkapi dengan ventilasi mekanik harus diberikan pertukaran udara minimal 6 (enam) kali per iam (ACH/Air Change Hour = 6 times)

• Tata udara untuk ruangan yang dapat menimbulkan pencemaran atau penularan penyakit ke ruangan lainnya, harus lanqsunq dibuang ke luar

2 Fasilitas Cuci Tangan (General Preguotion)

• Fasilitas cuci tangan harus tersedia pada tiap-tiap ruang pelayanan pasien (poliklinik, lab, ruang tindakan, dan lain-lain).

• Pada Ruang perawatan kebidanan dan pasca persalinan harus dilengkapi dengan fasilitas cuci tangan. dengan perletakkannya tidak di dalam ruang perawatan tersebut.

• Fasilitas cuci tangan dilengkapi setidaknya dengan cairan desinfeksi (sabun), handuk pribadi/tissue untuk mengeringkan tangan

• Pada ruang tindakan, ruang sterilisasi, laboratorium, dll disarankan dilengkapi keran air panas

(11)

Sumber daya listrik pada Puskesmas mampu PONED terdiri :

(1) Sumber Daya Listrik Normal Yaitu sumber listrik berasal dari Perusahaan Listrik Negara.

(2) Sumber Daya Listrik Siaga Yaitu sumber listrik cad angan berupa diesel generator (Genset). Disarankan memiliki genset dengan kapasitas minimal 40% dari jumlah daya terpasang

4 Tata Suara (nurse call) • Sistem instalasi listrik dan penempatannya harus mudah dioperasikan diamati, dipelihara, tidak membahayakan, tidak menggangu dan tidak merugikan linqkungan, baqian bangunan dan instalasi lain, serta perancangan dan pelaksanaannya harus berdasarkan PUILISNI.04-0225 edisi terakhir dan peraturan yang berlaku

• Sumber daya listrik pada Puskesmas mampu PONED terdiri Sumber Daya Listrik Normal Yaitu sumber listrik berasal dari Perusahaan Listrik Negara. Sumber Daya Listrik Siaga Yaitu sumber listrik cad angan berupa diesel generator (Genset). Disarankan memiliki genset dengan kapasitas minimal 40% dari jumlah daya terpasang

5 Tata Suara (nurse call) Pada tiap-tiap tempat tidur pasien dalam ruang perawatan dilengkapi dengan sistem panggil perawat (nurse station) yang bertujuan menjadi alat komunikasi antara perawat dan pasien dalam bentuk visual dan audible (suara), dan memberikan sinyal pada kejadian darurat pasien 6 Koridor dan Tangga • Ukuran koridor/selasar sebagai akses

horizontal antar ruang dipertimbangkan berdasarkan fungsi koridor, fungsi ruang, dan jumlah pengguna. Ukuran koridor yang aksesibilitas brankar pasien minimal 2,4 m. • Sistem aksesibilitas harus mempertimbangkan

tersedianya akses evakuasi, termasuk bagi penyandang cacat.

(12)

berukuran seragam. Tinggi masing masing tanjakan adalah 15-17 cm, lebar 28-30 cm. • Harus memiliki kemiringan tangga kurang

diatas 60°.

• Lebar tangga minimal 120 cm untuk membawa usungan dalam keadaan darurat, untuk mengevakuasi pasien dalam kasus terjadinya kebakaran atau bencana.

(13)

Lampiran 5. Peralatan Puskesmas Mampu PONED

No Alat Maternal Jumlah Satuan

1 Meja instrumen 2 rak 1 buah

2 Bak Instrumen tertutup kecil 1 buah

3 Bak Instrumen tertutup medium 1 buah

4 Bak Instrumen tertutup besar (Obsgin) 1 buah

5 Tromol kasa 2 buah

6 Nierbekken/Kidney disk diameter sekitar 20-21 cm

2 buah

7 Nierbekken/Kidney disk diameter sekitar 23-24 cm

2 buah

8 Timbangan injak dewasa 1 buah

9 Pengukur tinggi badan (microtoise) 1 buah

10 Standar infus 1 buah

11 Lampu periksa Halogen 1 buah

12 Tensimeter/sphygmomanometer dewasa 1 buah

13 Stetoskop dupleks dewasa 1 buah

14 Stetoskop dupleks dewasa 1 buah

15 Tabung oksigen + Regulator 1 buah

16 Masker oksigen + Kanula nasal 2 buah

17 Tempat tidur periksa (examination bed) 2 buah

18 Rak alat serbaguna 1 buah

19 Penutup baki rak alat serbaguna 2 buah

20 Lemari Obat 1 buah

21 Meteran/ metline 1 buah

22 Pita pengukur lengan atas (LILA) 1 buah

23 Stetoskop janin Pinard/ Laenec 1 buah

24 Pocket Fetal Hearth Rate Monitor (Doppler) 1 buah 25 Tempat tidur untuk persalinan (Partus bed) 2 buah

26 Plastik alas tidur 1 buah

27 Klem kasa (korentang) 2 buah

28 Tempat klem kasa (korentang) 2 buah

29 Spekulum Sims kecil 1 buah

30 Spekulum Sims medium 1 buah

31 Spekulum Sims besar 1 buah

32 Spekulum cocor bebek Grave kecil 1 buah

33 Spekulum cocor bebek Grave medium 1 buah

(14)

Alat Maternal

35 Kit resusitasi dewasa 1 buah

36 Endotracheal tube dewasa 6,0 1 buah

37 Endotracheal tube dewasa 7,0 1 buah

38 Endotracheal tube dewasa 8,0 1 buah

39 Silet untuk pemasangan ETT no.1 2 buah

40 Nasogastric tube dewasa 5 1 buah

41 Nasogastric tube dewasa 8 1 buah

42 Kacamata/goggle 2 buah

43 Masker 1 buah

44 Apron 2 buah

45 Sepatu boot 2 pasang

46 Tong/ember dengan kran 2 buah

47 Sikat alat 1 buah

48 Perebus instrumen (Destilasi Tingkat Tinggi) 1 buah

49 Sterilisator kering 1 buah

50 Tempat sampah tertutup 3 buah

51 Pispot sodok (stick pan) 2 buah

52 Setengah Kocher 4 buah

53 Gunting episiotomy 4 buah

54 Gunting talipusat 4 buah

60 Jarum jahit tajam (cutting) G9 1 amplop

61 Jarum jahit tajam (cutting) G11 1 amplop

62 Bak/ baskom plastik tempat plasenta 2 buah

63 Ekstraktor Vakum Manual 1 unit

64 Aspirator Vakum Manual 1 unit

65 Waskom 2 unit

72 Tenakulum Schroeder 1 buah

73 Klem kasa lurus (sponge foster straight) 1 buah

(15)

75 Aligator ekstraktor AKDR 1 buah

76 Klem penarik benang AKDR 1 buah

77 Sonde uterus Sims 1 buah

78 Hemoglobin meter elektronik 1 kit

79 Tes celup Urinalisis Glukose & Protein 1 kit

80 Tes celup hCG (tes kehamilan) 200 buah

81 Tes golongan darah (ABO, Rhesus) 1 kit

82 Benang chromic (jarum tapper 0) 2/0 1 kotak 83 Benang chromic (jarum tapper 0) 3/0 1 kotak

84 Spuit disposable (steril) 1 ml 100 buah

85 Spuit disposable (steril) 3 ml 200 buah

86 Spuit disposable (steril) 5 ml 200 buah

87 Spuit disposable (steril) 10 ml 50 buah

88 Spuit disposable (steril) 20 ml 50 buah

89 Three-way Stopcock (steril) 1 buah

90 Infus Set Dewasa 50 buah

91 Kateter intravena 16 G 50 buah

92 Kateter intravena 18 G 50 buah

93 Kateter intravena 20 G 50 buah

94 Kateter penghisap lendir dewasa 8 1 buah

95 Kateter penghisap lendir dewasa 10 1 buah

96 Kateter Folley dewasa 16 G 5 buah

97 Kateter Folley dewasa 18 G 5 buah

98 Kantong urin 10 buah

99 Sarung tangan steril 7 50 pasang

100 Sarung tangan steril 7,5 50 pasang

101 Sarung tangan steril 8 50 pasang

102 Sarung tangan panjang (manual plasenta) 10 pasang 103 Sarung tangan rumah tangga (serbaguna) 2 pasang

104 Plester non woven 1 buah

105 Sabun cair untuk cuci tangan 1 buah

106 Povidon Iodin 10 % 1 buah

107 Alkohol 75 % 1 buah

108 Cuvetie Hemoglobin meter elektroni 1 set

Alat Neonatal

1 Tensimeter/sphygmomanometer bayi 1 buah

2 Tensimeter/sphygmomanometer neonatus 1 buah

3 Stetoskop dupleks bayi 1 buah

4 Stetoskop dupleks neonatus 1 buah

5 Termometer klinik (elektrik) 1 buah

(16)

7 ARI timer standar (respiratory rate timer) 1 buah

8 Lampu emergensi 4 buah

9 Meja resusitasi dengan pemanas (infant radiant warmer)

1 buah

`10 Kit resusitasi neonatus 1 unit

11 Balon resusitasi neonatus mengembang sendiri, dengan selang reservoir

1 set

12 Sungkup resusitasi 3 set

13 Laringoskop neonatus bilah lurus (3 ukuran) 1 set

14 T piece Resusitator 1 set

15 Endotracheal tube anak 4 buah

16 Nasogastric tube neonatus 2 buah

17 Tabung oksigen + Regulator 1 unit

18 Pompa penghisap lendir elektrik 1 set

19 Penghisap lendir DeLee (neonatus) 2 unit

20 Handuk pembungkus neonatus 6 buah

21 Kotak kepala neonatus (head box) 1 buah

22 Klem arteri Kocher mosquito lurus 1 buah

23 Klem arteri Kocher mosquito lengkung 1 buah

24 Klem arteri Pean mosquito 1 buah

25 Pinset sirurgis 1 buah

26 Pinset jaringan kecil 1 buah

27 Pinset bengkok kecil 1 buah

28 Needle holder 2 buah

29 Gunting jaringan Mayo ujung tajam 1 buah

30 Gunting jaringan Mayo ujung tumpul 1 buah

31 Gunting jaringan Iris lengkung 1 buah

32 Skalpel 1 buah

38 Pinset jaringan Semken 1 buah

39 Pinset kasa (anatomis) 1 buah

40 Pinset jaringan (sirurgis) 1 buah

41 Gunting Iris lengkung 1 buah

42 Gunting operasi lurus 1 buah

43 Retraktor Finsen tajam 1 buah

44 Skalpel 2 buah

(17)

46 Klem mosquito Halsted lurus 2 buah

47 Klem mosquito Halsted lengkung 2 buah

48 Klem linen Backhauss 1 buah

49 Klem pemasang klip Hegenbarth 1 buah

50 Kantong Metode Kanguru 10 buah

51 Inkubator Ruangan dengan termostat sederhana 1 buah

52 Infus Set Pediatrik 1 kotak

53 Three-way Stopcock (steril) 1 buah

54 Kanula penghisap lendir neonatus 6 buah

55 Klem tali pusat 100 buah

56 Kateter intravena 50 buah

57 Kateter umbilicus 6 buah

(18)

Lampiran 6. Obat yang Diperlukan dalam Pelayanan PONED

No Kebutuhan Obat Pelayanan Obstetri Emergensi Dasar

1 Perdarahan

Ringer Laktat (500 ml) NaCl 0,9% (500 ml) Dextran 70 6% (500 ml)

Metil ergometrin maleat injeksi 0,2 mg (1 ml) Metil ergometrin maleat tablet 75 mg (tablet) Oksitosin injeksi 10 IU (1 ml)

Misoprostol (tablet) Transfusi set dewasa Kateter intravena no. 18 G Kateter Folley no.18 Kantong urin dewasa Disposible syringe 3 ml Disposible syringe 5 ml

2 Hipertensi dalam kehamilan

Ringer Laktat (500 ml) MgSO4 20% (25 ml) MgSO4 40% (25 ml)

Glukonas kalsikus 10% injeksi (20 ml) Diazepam 5 mg injeksi (2 ml)

Nifedipin 10 mg (tablet) Hidralazin 5 mg injeksi Labetolol 10 mg injeksi Metildopa 250 mg (tablet) Transfusi set dewasa Kateter intravena no. 18 G Kateter Folley no.18 Kantong urin dewasa Disposible syringe 3 ml Disposible syringe 5 ml Disposible syringe 10 ml 3 Infeksi

(19)

Aquadest pro injeksi (25 ml) Parasetamol 500 mg (tablet) Infus set dewasa

Kateter intravena no. 18 G Kateter Folley no.1

Kantong urin dewasa Disposible syringe 3 ml Disposible syringe 5 ml 4 Abortus

Ringer Laktat (500 ml) NaCl 0,9% (500 ml)

Sulfas Atropin injeksi (2 ml) Diazepam 5 mg injeksi (2 ml) Pethidin injeksi (2 ml)

Metil ergometrin maleat injeksi 0,2 mg (1 ml) Metil ergometrin maleat tablet 75 mg (tablet) Amoksilin 500 mg (tablet)

Asam Mefenamat 500 mg (tablet) Infus set dewasa

Kateter intravena no. 18 G Disposible syringe 3 ml Disposible syringe 5 ml 5 Robekan jalan lahir

Ringer Laktat (500 ml) NaCl 0,9% (500 ml)

Lidokain HCl 2% injeksi (2 ml) Oksitosin injeksi 10 IU (1 ml)

Metil ergometrin maleat injeksi 0,2 mg (1 ml) Amoksilin 500 mg (tablet)

Asam Mefenamat 500 mg (tablet)

Chromic catgut no.1, atraumatik (sachet)

Chromic catgut no.2/0 atau 3/0, atraumatik (sachet) Transfusi set dewasa

Kateter intravena no. 18 G Kateter Folley no.18 Kantong urin dewasa Disposible syringe 3 ml Disposible syringe 5 ml 6 Syok anafi laktik

Ringer Laktat (500 ml) NaCl 0,9% (500 ml)

(20)

Difenhidramin HCl 10 mg injeksi (1 ml) Dexametason 5 mg injeksi (1 ml)

Transfusi set dewasa Kateter intravena no. 18 G Kateter Folley no.18 Kantong urin dewasa Disposible syringe 3 ml Disposible syringe 5 ml

Peralatan kesehatan, obat dan bahan habis pakai pada Puskesmas mampu PONED

diatas dapat berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

serta kebijakan dan ketentuan yang berlaku.

B. Kebutuhan Obat Pelayanan Neonatal Emergensi Dasar

No Nama Obat Bentuk Sediaan

1 Vit.K1/Pithomenadion inject Ampul

2 Spuit 1 ml (untuk vit.K) unit

3 Salep mata tetrasiklin 1% tube

4 Cairan infus RL Botol infus 500 ml

5 Cairan infus NaCl 0,9% Botol infus 500 ml

6 Cairan infus Dextrose 10% Botol infus 500 ml

7 Aquadest untuk pelarut botol

8 Alkohol 70% botol

9 Povidone Iodine botol

`10 Penicillin procain vial

11 Ampicillin injeksi vial

12 Gentamisin injeksi Vial 2 ml isi 20 mg

13 Gentamisin injeksi Vial 2 ml isi 80 mg

14 Fenobarbital injeksi ampul

15 Diazepam injeksi Ampul 1 ml dan 2 ml

16 Abbocath/wing needle unit

17 Vaksin Hepatitis Uniject Sesuai kebutuhan

(21)

Lampiran 7. Formulir Rujukan Pasien

Nama Saryankes Form Rujukan Asli/copy

Dirujuk oleh Nama: Jabatan:

Initialing facility

Nama & alamat

Tanggal merujuk:

EMERGENCY/ rawat jalan

Komunikasi telepon No. telp: No. Fax:

Fasilitas kesehatan yang dituju:

Nama & alamat Nama Pasien

No. Identitas Usia: Jenis Kelamin:

Alamat pasien Anamnesis Pemeriksaan fisik Terapi di berikan Alasan merujuk Dokumen yang Disertakan

Tanda tangan: Catatan untuk receiving facility: setelah memberi pelayanan kepada pasien mohon mengisi form rujukan balik dan kirimkan kembali bersama pasien atau dikirim melalui

surat/fax

Formulir surat rujukan diatas dapat berubah sesuai dengan kebijakan dan

(22)

Lampiran 8. Formulir Rujukan Balik

Rujukan balik Nama Fasilitas Kesehatan:

No. Telp: No. Fax:

Dibalas oleh:

(orang yang mengisi form ini)

Nama: Tanggal:

Jabatan: Spesialisasi

Initiating facility: Nama & alamat Nama Pasien

No. Identitas Usia: Jenis kelamin:

Alamat Pasien Pasien ini diterima oleh:

(nama dan spesialisasi)

Pada tanggal:

Anamnesis

Hasil penemuan khusus Diagnosis

Terapi/operasi

Obat yang diresepkan Mohon diteruskan dengan:

(obat,resep, tindak lanjut,

perawatan)

Dirujuk balik kepada: Pada tanggal:

Nama: Tanda tangan:

Form surat rujukan balik diatas dapat berubah sesuai dengan kebijakan/ketentuan

(23)

Lampiran 9. Hasil Wawancara

Informan dalam penelitian yang berjudul implementasi sistem rujukan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai Tahun 2015

Informan Puskesmas/Rumah Sakit Jabatan Pendidikan

Informan 1 (P1) Ibu bersalin di Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai

Masyarakat SMA

Informan 2 (P2) Keluarga ibu bersalin di Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai

Masyarakat SMA

Informan 3 (P3) Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai

Kepala Puskesmas

Dokter Umum

Informan 4 (P4) Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai

Bagian Rujukan di Puskesmas

Sarjana Keperawatan Informan 5 (P5) RSUD Djoelham Kota

Binjai

Kepala bidang pelayanan medis

Master Kesehatan Informan 6 (P6) RSUD Djoelham Kota

Binjai

Kepala ruang kebidanan

Master Kebidanan Informan 7 (P7) RSUD Djoelham Kota

Binjai

Kepala instalasi gawat darurat

(24)

I. Hasil Wawancara dengan Ibu Bersalin dan Keluarga Ibu Bersalin 1. Pendanaan (Biaya)

Matrik 1. Pernyataan Informan Mengenai Pendanaan (Biaya) yang Digunakan untuk Proses Rujukan Pasien dari Puskesmas

Informan Pendapat Informan

P1 “Menurut saya, saya pasien umum jadi semua biaya saya melahirkan yang menanggung saya pribadi dan apabila terjadi hal yang tidak terhadap saya dan bayi saya, semua biaya dan rujukan ke rumah sakit ditanggung saya pribadi. Berbeda dengan yang menggunakan BPJS, kalau menggunakan BPJS semua dibiaya ditanggung oleh BPJS”

P2 “Istri saya ini menggunakan pasien umum jadi semua biaya atas istri saya ditanggung oleh saya dan keluarga saya. Kalau terjadi sesuatu dengan istri saya kami menggunakan biaya sendiri. Berbeda dengan pasien BPJS. Kalau pasien BPJS semua biaya ditanggung oleh BPJS termasuk biaya merujuk dari puskesmas ke rumah sakit. Tenaga kesehatan yang ada di puskesmas merujuk pasien apabila ada komplikasi pada ibu dan anak. Itu semua sesuai dengan keadaan pasien dan diagnosa yang telah ditetapkan oleh dokter yang ada di puskesmas”

2. Transportasi

Matrik 2. Pernyataan Informan Mengenai Transportasi Apa Saja yang Digunakan untuk Merujuk Pasien dari puskesmas

Informan Pendapat Informan

P1 “Gimana ya… saya pasien umum jadi transportasi dalam proses rujukan dengan menggunakan biaya sendiri. Memang saya dengar ada transport yang disediakan oleh puskesmas berupa ambulans. Saya lihat ambuansnya tersedia selalu di puskesmas. Biaya dalam menggunakan ambulans sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kota Binjai”

(25)

3. Pengambil Keputusan

Matrik 3. Pernyataan Informan Mengenai Siapakah yang Mengambil Keputusan untuk Rujukan Ibu Bersalin Jika Ada Terjadi Komplikasi

Persalinan

Informan Pendapat Informan

P1 “Pengambilan keputusan gimanya ya…jika terjadi sesuatu dengan saya. Biasanya petugas kesehatan di puskesmas ini akan menjelaskan kepada saya dan keluarga saya. Bidan disini menjelaskan kepada kami, saya dan keluarga yang mengambil keputusan saya di rujuk atau tidak. Ada surat yang harus kami tanda tangani. Surat itu disediakan dari puskesmas, setau saya surat itu namanya informan consent”

P2 “Petugas kesehatan yang ada dipuskesmas ini selalu menjelaskan apabila terjadi sesuatu dengan saya dan bayi saya. Dalam pengambilan keputusan petugas kesehatan selalu mengikutsertakan saya dan keluarga saya”

II. Hasil Wawancara dengan Petugas Kesehatan di Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai dan Rumah Sakit Djoelham Kota Binjai

1. Mekanisme Pembiayaan

Matrik 4. Pernyataan Informan Mengenai Mekanisme Pembiayaan untuk Penanganan Ibu dan Anak dengan Komplikasi yang Dirujuk

Informan Pendapat Informan

P3 “Kalau untuk pasien yang rawat inap. Misalnya partus. Ya… kalau memang yang ditolong disini, ambulans ada di puskesmas. Biaya ambulans sesuai dengan tarif peraturan daerah Kota Binjai. Pada dasarnya puskesmas tidak mempersulit. Kalau memang kami tolong bisa menolongnya. Kami akan merujuk. Pembiayaan untuk penanganan ibu dan anak dengan komplikasi yang dirujuk dari puskemas ke rumah sakit kalau pasien BPJS biaya di tanggung BPJS. Askes, jamkesmas otomatis beralih ke BPJS. Kalau untuk pasien umum dikenakan biaya ambulans.

Apakah transport ambulans ditanggung dari puskesmas (peneliti). Biaya transport sesuai dengan status pasien. Tetapi ambulans selalu ada di puskesmas.

(26)

Sakit Bidadari, Rumah Sakit Bangkatan. Rumah sakit tipe B yang ada di Kota Binjai itu Rumah Sakit Djoelham. Tapi kami tetap prosedur karena kami menggunakan fasilitas pemerintah kami tetap menggunakan rumah sakit pemerintah.”

P4 “Saya yang memegang bagian rujukan. Menurut saya… pendanaan (biaya) berbeda antara pasien umum dan BPJS semua melihat status pasien. Pasien umum biaya ditanggung oleh pasien dan keluarganya sedangkan pasien BPJS biaya pengobatan, perawatan dan rujukan ditanggung oleh BPJS”

P5 Saya di bidang pelayanan medis. Soal pendanaan (biaya) rujukan dari puskesmas ke rumah sakit. Tergantung status pasien. Apakah pasien umum atau BPJS. Pasien umum ditanggung oleh pasien itu sendiri tetapi pasien yang dirujuk apabila masih bisa ditanganin di IGD tidak dikenakan biaya berbeda dengan pasien BPJS, kalau BPJS semua biaya ditanggung oleh BPJS di Rumah Sakit Djoelham ini. Rumah sakit rujukan dari puskesmas karena rumah sakit tipe B.

P6 Pendanaan (biaya) sesuai dengan status pasien yang datang, pasien BPJS pembiayaan oleh BPJS. Paien umum disesuaikan dengan perda (peraturan daerah) Kota Binjai. Pasien kebidanan yang dirujuk dari puskesmas ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit semua masuk melalui IGD, dari IGD baru masuk ke ruang kebidanan, pasien rujukan ditanganin di ruang kebidanan.

Bagaimana pembiayaan untuk penanganan ibu dan anak dengan komplikasi yang dirujuk bu? (peneliti)… mengenai biaya pasien yang dirujuk ke rumah sakit ini.. apabila masih bisa ditanganin di IGD tidak dikenakan biaya. Contohnya … ada pasien rujukan dari puskesmas yang mengalami pendarahan post partum… mengenai biaya rujukan dari puskesmas itu tidak dikenakan biaya. Tetapi perawatan di puskemas tergantung dari status pasien.

P7 Pendanaan (biaya) ibu dan anak sesuai dengan pasien BPJS atau umum. Pasien ibu yang BPJS diberikan BPJS selama satu minggu mengurus BPJS bayinya. Menurut saya sebagai Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit Djoelham ini bahwa pasien semua masuk melalui IGD, pasien umum yang mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang berdomisili di Kota Binjai bahwa semua pengobatan dan tindakan yang masih dilakukan di IGD gratis, tidak dikenakan biaya. Dari IGD masuk ke ruangan dimana pasien ditempatkan. Mulai dari ruangan baru mulai dikenakan biaya.

(27)

Apakah pasien yang dirujuk mempunyai surat rujukan, misalnya dari puskesmas (peneliti)… biasanya pasien rujukan mempunyai surat rujukan. Apakah keadaan keadaan darurat pasien datang ke IGD bida tidak mempunyai surat rujukan. Surat rujukannya dari IGD

2. Peran Tenaga Kesehatan

Matrik 5. Pernyataan Informan Mengenai Peran Tenaga Kesehatan dalam Menangani Ibu dan Anak dengan Komplikasi yang Dirujuk

Informan Pendapat Informan

P3 “Sejauh ini yang saya lihat… peran tenaga kesehatan dalam menangani ibu dan anak dengan komplikasi yang dirujuk masih peduli, tanggap, bagus dan pada dasarnya tidak mempersulit. Secepatnya kami tanganin. Petugas kesehatan PONED masih kurang di puskesmas kami. Belum ada data tentang berapa petugas kesehatan yang sudah dilatih di puskesmas ini. Setau saya… belum ada petugas kesehatan yang ada sekarang yang sudah memiliki sertifikat PONED. Kendalanya petugas kesehatan yang sudah memiliki sertifikat PONED sudah pindah dari puskesmas ini. Kami membutuhkan apabila ada dana untuk melatih petugas kesehatan supaya memiliki sertifikat PONED.

Walaupun dalam keadaan seperti ini. Petugas kesehatan yang ada di puskesmas ini tetap berusaha untuk melayani pasien dan memberikan pelayanan prima bagi pasien yang berobat di puskesmas ini”

P4 “Semua peran tenaga kesehatan berperan dalam melayani pasien. Peran serta tenaga kesehatan yang ada di puskesmas ini dalam penanganan apabila ada pasien yang terjadi komplikasi ibu dan anak.Setiap bagian bekerja secara maksimal bu, sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Secara Maksimal ya, sesuai dengan peran dan tujuannya kemana dia mau di rujuk, tapi kalau tidak bisa di tangani di sini baru di rujuk, tapi kami melayani di sini maksimal” P5 Tenaga kesehatan berperan bu..dalam menangani pasien rujukan yang

masuk ke rumah sakit ini. Pasien masuk melalui IGD. Biasanya sesuai dengan prosedur bu. Kalau bayi atau anak yang di rujuk dari rumah sakit lain atau dari puskesmas kalau dia dalam keadaan darurat dia bisa tidak pakai rujukan dari puskesmas bisa langsung ke rumah sakit itu bisa kalau dalam keadaan darurat, tapi kalau masih bisa dia untuk mengambil rujukan harus bawa rujukan dari puskesmas, tapi kalau keadaan darurat langsung masuk ke IGD, IGD langsung buat rujukannya baru masuk ke ruangan itu aja, kalau anak batas umur 17 tahun dari 1 tahun masuk keruangan anak, di sesuaikan umur, kalau bayi umur 0 tahun sampai 1 tahun langsung ke ruangan bayi, itu semua melalui IGD

(28)

anak yang ada di rumah sakit ini sesuai dengan standar karena kita punya SOP di rumah sakit ini.

P7 Semua tenaga kesehatan berperan dalam melayani pasien rujukan yang datang dari puskesmas. Apalagi kami di IGD. Pasien yang masuk IGD tetap melakukan diagnosa walaupun diagnosa sudah ditetapkan dari rumah sakit. Pemeriksaan dan tindakan selama di IGD gratis tidak dikenakan biaya. Dari IGD diteruskan ke ruangan sesuai dengan diagnosa yang ditetapkan oleh dokter IGD

3. Transportasi

Matrik 6. Pernyataan Informan Mengenai Transportasi Apa Saja yang Digunakan untuk Merujuk Pasien Dari Puskesmas ke Rumah Sakit yang

Mampu Memberikan Pelayanan yang Lebih Baik

Informan Pendapat Informan

P3 “Transportasi dalam merujuk pasien yang digunakan adalah ambulans. Ambulans selalu ada di puskesmas. Jika dalam keadaan darurat puskesmas bisa meminta ke dinas kesehatan jika membutuhkan ambulans. Biaya ambulans sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Binjai. Pada pasien umum biaya ambulans ditanggung pribadi oleh pasien. Pada pasien BPJS biaya ambulans ditanggung oleh BPJS”

P4 “Transportasi dalam merujuk pasien bisa memakai transport dari pasien atau keluarga pasien. Tetapi puskesmas tetap menyediakan transport berupa ambulans yang selalu tersedia di puskesmas. Biaya ambulans sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Binjai”

P5 Kalau seandainya pasien rujukan dari puskesmas bu ke rumah sakit, biaya transportnya dari puskesmas. Pasien rujukan dari puskesmas adaa yang memakai ambulans dan ada yang memakai kendaraan pribadi. Biaya ambulans tergantung dari status pasien. Biaya ambulans sesuai dengan perda (peraturan daerah) Kota Binjai

P6 Kebanyakan pasien kita transport dari puskesmas itu. Kalau misalnya ada ambulans puskesmas memakai ambulans puskesmas. Kalau ada kendaran sendiri bisa memakai kendaraan sendiri. Apakah ada peran serta keluarga seandanya tidak ada ambulans dari puskesmas bu?(peneliti) ada peran serta keluarga seandainya tidak ada ambulans dari puskesmas maka pasien memakai kendaraan sendiri.

(29)

menggunakannya. Mungkin karena masyarakat menggunakan ambulans yang ada di puskesmas

4. Proses Komunikasi

Matrik 7. Pernyataan Informan Mengenai Proses Komunikasi yang Dilakukan dengan Pihak Keluarga dalam Penanganan Ibu Bersalin dengan Komplikasi

yang Telah Dirujuk atau Akan Dirujuk

Informan Pendapat Informan

P3 “Tenaga kesehatan yang ada di puskesmas ini selalu melakukan komunikasi dengan keluarga pasien. Pasien juga mempunyai hak mau ke rumah sakit mana dia mau dirujuk walaupun dia ditanggung oleh pemerintah. Misalnya apabila ada komplikasi pada ibu bersalin yang tidak dapat ditangani di puskesmas. Bidan akan menerangkan keadaan ibu dan memberikan inform consent yang diisi oleh ibu dan keluarga. Bidan akan mengantar ibu ke rumah sakit mana akan dirujuk dan disertakan surat rujukan dari puskesmas. Pasien yang menentukan ke rumah sakit mana akan di rujuk apakah ke rumah sakit tipe C atau rumah sakit tipe B. Apabila pasien BPJS maka puskesmas akan merujuk rumah sakit yang bekerjasama dengan BPJS. Berbeda dengan pasien umum. Kalau pasien umum, keluarga yang memilih ke rumah sakit mana akan dirujuk.

Surat rujukan nanti ada kan bu….(peneliti). Ada kalau untuk BPJS rujukan tetap melalui piker. Pasien BPJS melalui piker BPJS. Piker itu nanti ada nama mereka yang sudah terdaftar di puskesmas ini. Itu ada di dalam piker. Itu nanti kalau kita buka nomor terdaftar nanti langsung ada. Kalau dia tidak terdaftar disini jadi ini menjadi kendala ya nggak…kalau pasien tidak terdaftar di puskesmas. Pasien tidak bisa mengambil rujukan di puskesmas. Harus di puskesmas lain dimana dia terdaftar.

P4 “Saya sebagai seksi rujukan jarang memegang pasien. Tapi kami setiap bulan ada rapat bulanan antar saya dengan bidan yang bertugas di rawat inap. Proses komunikasi yang baik tetap selalu dilaksanakan antara tenaga kesehatan dengan pasien dan keluarga pasien.

Bagaimana proses komunikasi dalam penanganan ibu bersalin dengan komplikasi? (peneliti).. apabila terjadi komplikasi pada saat menolong persalinan. Bidan memberitahukan kepada keluarga pasien dan mengikutsertakan keluarga pasien dalam proses rujukan. Apabila ibu tersebut tidak dapat kami atasi di puskesmas maka puskesmas akan segera merujuk.

(30)

P5 Komunikasi tetap dilakukan antara tenaga kesehatan dan keluarga pasien. Pasien yang dating kerumah sakit. Walaupun ada diagnosa dari puskesmas. Rumah sakit tetap melakukan pemeriksaan dan menetapkan diaagnosa yang dilakukan dokter yang ada di puskesmas ini. Tindakan yang dilakukan di rumah sakit ini selalu tenaga kesehatan melakukan komunikasi dengan adanya inform consent dan inform choice. Pemeriksaan yang dilakukan di IGD semua gratis. Pasien masuk ke ruangan baru dikenakan biaya sesuai yang ditetapkan oleh rumah sakit.

P6 Kalau proses komunikasi kita lakukan disesuaikan dengan SOP. Setiap tindakan ada komunikasi dengan keluarga. Sebelum tindakan biasanya dikomunikasikan dengan keluarga apa yang akan dilakukan. Apakah ada di rumah sakit ini inform consent atau inform choice dalam setiap tindakan yang kan dilakukan bu..(peneliti). Di status pasien kita mempunyai inform consent. Misalnya pada pasien yang mau dilakukan operasi secsio misalnya keluarga, pihak pasien atau penanggung jawab pasien membaca dulu kemudian menandatanganin surat persetujuan dilakukan operasi. Tenaga kesehatan menjelaskan pada keluarga

P7 Pasien yang masuk ke IGD, kami tetap melakukan komunikasi dengan bidan yang mengantar dan keluarganya. Setiap tindakan yang kami mengkomunikasikan pasien atau penanggungjawab pasien tindakan yang akan kami lakukan. Pasien komplikasi ibu dan anak yang masuk ke rumah sakit, kami melihat diagnosa dalam surat rujukan.

5. Ketersediaan Alat-alat Kesehatan

Matrik 8. Pernyataan Informan Mengenai Ketersediaan Alat-alat Kesehatan yang Mendukung Pelayanan Rujukan Ibu Bersalin dengan Komplikasi

Informan Pendapat Informan

P3 Persediaan alat alat kesehatan dalam melayani pasien sesuai dengan Kementerian Kesehatan RI (2013) tentang Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas Mampu PONED. Alat-alat tersedia tidak ada kendala. P4 Alat-alat kesehatan dalam melayani pasien disini lengkap bu..apalagi

alat-alat kesehatan dalam menangani komplikasi ibu dan anak sesuai dengan yang bisa ditanganin di puskesmaas, apabila ada pasien tidak bisa ditanganin di puskesmas tidak wewenang puskesmas maka puskesmas akan merujuk pasien ke rumah sakit sesuai dengan diagnosa pasien dan permintaan paasien. Tapi biasanya kami merujuk ke rumah sakit Djoelham Binjai

(31)

P6 Kalau persediaan alat sampai pada saat ini kita mempunyai alat yang cukup untuk menangani pasien-pasien rujukan dari puskesmas

P7 Alat-alat kesehatan di IGD dalam menanggani komplikasi ibu dan anak tersedia dan sampai saat ini tidak ada masalah. Apalagi Rumah Sakit Djoelham Binjai adalah rumah sakit tipe B di Kota Binjai jadi mengenai alat-alat kesehatan dalam menangani kasus rujukan ibu dan anak hingga saat ini tidak ada masalah.

6. Ketersediaan Obat-obatan

Matrik 9. Pernyataan Informan Mengenai Ketersediaan Obat-obatan untuk Mendukung Proses Pengobatan atau Penanganan Bagi Ibu Bersalin dengan

Komplikasi

Informan Pendapat Informan

P3 Persediaan obat-obatan dalam proses pengobatan atau penanganan bagi ibu bersalin dengan komplikasi sudah tertata dengan baik, tidak ada kendala dan selalu tersedia. Apalagi sekarang ada BPJS. Jadi obat-obatan tidak ada masalah. Dan kami memberikan obat kepada pasien sesuai dengan yang telah ditentukan dokter kami yang bertugas di psukesmas ini. Kalau pasien umum obat-obatan dari puskesmas dan apabila pasien BPJS obat-obatan dari BPJS. Jadi intinya melihat status pasien

P4 Obat-obatan di puskesmas tersedia dan tidak ada kendala. Apabila ada pasien yang datng ke puskesmas masih wewenang puskesmas dalam menanganin pasien tersebut. Obat-obatan ada. Tapi apabila tidak bisa ditanganin dipuskesmass diluar wewenang puskesmas maka puskesmas akan merujuk pasien tersebut.

P5 Obat-obatan dalam penanganan kasus ibu dan anak yang ada di rumah sakit selalu tersedia dan tidak ada masalah. Apalagi pasien BPJS obat-obatannya tidak ada masalah karena obat-obatan selalu tersedia dalam menanganin kasus ibu dan anak yang dirujuk dari puskesmas

P6 Sampai saat ini obat-obatan yang ada di rumah sakit ini masih tercukupi sesuai dengan diagnosa pasien yang ditangani di rumah sakit ini

(32)

7. SOP

Matrik 10. Pernyataan Informan Mengenai SOP Pelayanan Pasien yang di Rujuk dengan Komplikasi

Informan Pendapat Informan

P3 Petugas kesehatan melayani pasien sesuai dengan SOP. Kami belum tempelkan SOP karena SOP yang kami buat berdasarkaan SOP Permenkes 2008 karena sudah keluar lagi SOP tahun 2015. Kita dana dari dinas kesehatan untuk pembuatan SOP. Ada diknis pembuatan SOP. Permenkan sudah keluar lagi di Permenkes Nomor 75 tentang puskesmas. Katanya SOP mau keluar lagi tahun 2015. SOP 2014 itu katanya sudah tidak berlaku lagi. SOP tahun 2015 berlaku diakhir 2015 pada akhir bulan desember 2015. SOP nanti ditempel pakai kaca…sayang ya dananya…walaupun dengan keadaan seperti ini SOP tetap kami sosialisasikan dengan petugas kesehatan yang ada di puskesmas ini. Tenaga kesehatan yang ada di puskesmas ini melayani pasien tetap sesuai dengan SOP. Contohnya… penanganan kasus komplikasi ibu dan anak, petugas kesehatan disini tetap melayani pasien sesuai dengan SOP. Walaupun keadaan sekarang SOP belum ada di tempelkan di setiap ruangan. SOP yang masih kami gunakan sekarang SOP Permenkes 2008

P4 SOP di puskesmaas ini ada tetapi sekarang SOP belum ada di temple di dinding puskesmas. SOP selalu disosialisasikan dengan petugas kesehatan. Tapi karena menunggu SOP tahun 2015 maka SOP belum ada ditempel di puskesmas. Kami menunggu keputusan dari kepala puskesmas.

P5 SOP dalam tindakan melayanin pasien ada di rumah sakit ini. Semua petugas kesehatan di rumah sakit ini dalam melayani pasien sesuai dengan SOP yang ada di rumah sakit ini SOP itu disoalisasikan kepala ruangan kepada staf masing-masing yang ada di rumah sakit ini.

P6 Setiap pasien ibu dan anak yang dirujuk dengan komplikasi yang ada di rumah sakit ditanganin dengan SOP. SOP tersebut sudah disosialisakan dengan tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit ini. SOP di rumah sakit ini dilaksanakan.

Bagaimana cara mensosialisasikan SOP penangan ibu dan anak yang mengalami komplikasi di rumah sakit ini bu.. (peneliti). Sebelumnya ada rapat antar kepala ruangan kemudian kepala ruangan mensosialisasikan SOP kepada para staf yang ada diruangan. SOP tertulis biasanya pihak manajemen membantu untuk mensosialisasikan ke tiap ruangan

(33)

8. Alur Pelayanan Rujukan

Matrik 11. Pernyataan Informan Mengenai Alur Pelayanan Rujukan Pasien dengan Komplikasi

Informan Pendapat Informan

P3 Alur pelayanan rujukan kami laksanakan sesuai dengan SOP yang ada di puskesmas ini. Setiap rujukan yang kami laksanakan dari puskesmas tetap kami melakkukan evauasi. Misalnya… kemarin ada pasien ibu bersalin dengan perdarahan post partum. Kami rujuk ke Rumah Sakit Djoelham Kota Binjai. Kami tetap melakukan kunjungan rumah pada ibu nifas.

Kendala apa yang dihadapi oleh pihak puskesmas dalam system rujukan bu? (peneliti)… kendala yang kami hadapi bu.. dalam merujuk pasien. Misalnya pasien BPJS. Pasien itu harus terdaftar di puskesmas. Apabila pasien itu tidak terdaftar di puskesmas maka puskesmas tidak dapat mengeluarkan surat rujukan. Pasien harus meminta surat rujukan dimana dia terdaftar.

(34)

Apa ada kendala dari petugas kesehatan dalam sistem rujukan bu? (peneliti).. petugas kesehatan disini cukup bagus dalam melayanin pasien. Ada 144 penyakit yang haris ditanganin di puskesmas tetapi masyarakat tidak bisa menerima itu. 144 penyakit yang ditangani di puskesmas termasuk partus normal. Awal… puskesmas ini menjadi puskesmas rawat inap ada staf yang scok terapi karena puskesmas itu rawat jalan. Tetapi setelah dijalanin sudah biasa. Untuk mengatasi ini semua saya secara silaturahmi dan secara parsuasip mengajak semua dokter saya untuk berpartisipasi. Taulah PNS ini… bagaimana saya bilang bu..mudah-mudahan pola mansetnya berubah, saya menganggap dokter, bidan dan perawat yang ada di puskesmas ini mau bekerjasama untuk jaga siang dan malam. Saya bilang kepada mereka. Perawat itu bukan pembantu kita, saya bilang dengan dokter bahwa perawat itu adalah mitra tolong jaga karena tidak ada dokter di puskesmas. Wajah IGD itu sebenarnya dokter. Taulah masyarakat mereka mau dokter yang menanganin. Tolong kerjasama yang baik. Saya selaku kepala puskesmas di puskesmas ini tetap berpartisipasi. Berat memang karena untuk jaga malam harus banyak dikorbankan contohnya keluarga. Tetapi karena perintah. Jadi semua tenaga kesehatan harus tetap bisa melayanin pasien.

Kendala lain yang kami temukan. Kami di puskesmas harus mencari bidan-bidan praktek swasta yang harus bekerjasama dengan puskesmas (jejaring).

Untuk sekarang kami belum ada bidan-bidan praktek yang bekerjasama dengan puskesmas. Saya puskesmas rawat inap dan bisa melayani pasien partus. Saya rasa kami bisa melayani persalinan normal. Tetapi kalau ada bidan-bidan praktek yang mau bekerjasama dengan puskesmas silakan saja. Dia mau melahirkan di bidan nanti bisa mengklaim dana di puskesmas

P4 Alur yang pertama melalui dokter dulu kira-kira tidak bisa di tangani baru di rujuk ke rumah sakit. Kalau dirujuk ke rumah sakit memakai surat rujukan. Mengikutsertakan keluarga dalam mengambil keputusan. Alur rujukan dalam penanganan ibu dan anak tidak ada masalah tapi hanya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan puskesmas masih kurang sehingga tidak semua masyarakaat yang mau menggunakan pelayanan puskesmas. Padahal puskesmas terus melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan mutu pelayanan puskesmas.

(35)

Apa ada kendala alur pelayanan rujukan pasien dengan komplikasi?(peneliti)… kendala yang nampak jelas tidak ada bu. Hanya perasaan masyarakat kadang-kadang kami seperti mempersulit. Cuma barangkali perasaan masyarakat ini sebenarnya seolah-olah kita mempersulit, sebenarnya kalau yang mengerti semua rujukan harus pakai prosedur, prosedur itulah di anggap orang awam ini mempersulit dia untuk berobat. Contohnya: Rumah sakit kami ini kan rumah sakit rujukan jadi dia mau dari puskesmas atau dari rumah sakit swasta semua rujukannya melalui sini lah kalau BPJS, kalau dari umum bisa langsung

P6 Alur rujukan dari rumah sakit ini sudah baik dapat dilaksanakan. Setiap pasien yang dirujuk dari puskesmas terutama ibu dan anak yang mengalami komplikasi dapat ditanganin di rumah sakit ini.

Apakah ada pasien yang dirujuk dari Rumah Sakit Djoelham ke pelayanan rumah sakit yang lebih tinggi?(peneliti). Pasien itu tergantung diagnosanya. Kalau tidak bisa ditanganin di rumah sakit ini maka kami akan merujuk ke rumah sakit tipe yang lebih tinggi.

Biasanya pasien baru masuk rujukan dari puskesmas itu masuk ke IGD kemudian tenaga kesehatan yang di IGD memeriksa pasien terlebih dahulu pasien rujukan yang masuk ke rumah sakit. Kemudian dari IGD memberikan diagnosa oleh dokter IGD sesuai dengan SOP. Tindakan yang dilakukan sesuai dengan diagnosa. Yang dilaksanakan di rumah sakit sesuai dengan diagnosa yang telah ditetapkan di rumah sakit karena setiap pasien rujukan akan diperiksa ulang untuk memastikan diagnose dari tempat pelayanan kesehatan yang dirujukan sebelumnya. Biasanya diagnosa pasien rujukan tidak jauh beda dan hampir sama. Apakah ada kendala dalam sistem rujukan yang datang dari puskesmas ke rumah sakit ?(peneliti) sampai saat ini tidak ada kendala karena kebetulan pasien yang dirujuk bisa diajak kerjasama karena informasi jelas. Semua pasien yang dirujuk mau diajak kerjasama dengan pihak rumah sakit

(36)

Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian

Tugu Selamat Datang Kota Binjai

(37)

Plang Dinas Kesehatan Kota Binjai

(38)

Plang Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai

(39)

Struktur Organisasi Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai

(40)

Alur Pasien Masuk IGD Sore dan Malam di Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai

(41)

Wawancara Peneliti dengan Ibu Yang Akan Bersalin di Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai

(42)

Wawancara Peneliti dengan Kepala Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai

(43)

Rumah Umum Sakit Daerah Djoelham Kota Binjai

(44)

Wawancara Peneliti dengan Bidang Pelayanan Medis Rumah Umum Sakit Daerah Djoelham Kota Binjai

(45)

Referensi

Dokumen terkait

tercantum dalam Anak Lampiran 4 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara ini.. Tahap ini melakukan konfirmasi kompete nsi

Superscript adalah tool pada microsoft office word yang berfungsi untuk memberikan efek font berada diatas dari font yang lain, sehingga tool ini biasanya digunakan untuk membuat

Perhitungan untuk ulangan harian masih dilakukan dengan cara manual oleh guru sedangkan untuk pengolahan untuk nilai ulangan umum telah dilakukan oleh komputer yang diperoleh

[r]

students felt enjoy and interest in the classroom activity. Students participated more and used their thinking skill to solve some problems that given by the teacher in

the best results can be obtained by verbal communication among participants learners are supported by positive interdependence. Learners should face each other and

• BAP-S/M melaporkan kegiatan akreditasi S/M kepada Gubernur dengan tembusan kepada BAN-S/M, Dinas Pendidikan Provinsi, Kanwil Depag, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kandepag,

Perbedaan Well-defined Problem dan Ill-defined Problem Beserta Contoh Kasusnya di Medan Well-definend problem merupakan permasalahan desain yang mudah untuk dipecahkan tanpa harus