TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Tanaman pala
Pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan tanaman asli Indonesia, yang
tumbuh baik di daerah tropis. Tanaman ini termasuk dalam familia Myristicaceae, yang mempunyai sekitar 200 species. Tanaman ini jika pertumbuhannya baik dan
tumbuh dilingkungan terbuka, tajuknya akan rindang dan ketinggiannya dapat mencapai 15-18 meter. Tajuk pohon ini bentuknya meruncing keatas dan puncak tajuknya tumpul. Daunnya bewarna hijau mengkilap dengan ukuran panjang 10-15
cm dan panjang Pala tangkai daun sekitar 1-1,5cm. Tanaman pala dapat tumbuh baik di daerah yang mempunyai ketinggian 500-700 m diatas permukaan laut. Iklim
lingkungan yang cocok untuk tanaman pala adalah sekitar 20-30° C. Sedangkan curah hujan terbagi secara teratur setiap tahun (Sunanto, 1993).
Indonesia merupakan produsen pala terbesar di dunia (70-75%), disusul
Granada (20-25%). Ada beberapa spesies pala yang telah dikenal yaitu Myristica fragans Houtt, Myristica argenteae, Myritica malabaria dan Myristica saecedanea. Diantara pala tersebut yang memiliki mutu terbaik adalah Myristica fragans Houtt. Pala mulai berbuah saat 5-7 tahun. Tanda-tanda pala siap panen adalah bagian buahnya merekah dan bijinya bewarna coklat kehitaman serta fuli bewarna merah
(Sunanto, 1993).
Sirup pala merupakan produk yang diolah dari daging buah pala. Industri
rumah tangga, tidak memerlukan investasi peralatan yang mahal. Semua peralatan dan teknologi tepat guna yang digunakan tersedia dengan mudah dan dapat
digunakan oleh pelaku industri rumah tangga, tetapi mampu menghasilkan sirup pala yang sama dengan kualitas industri.
2.1.2. Agroindustri
Agroindustri dapat diartikan dua hal, yaitu pertama, agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian. Studi agroindustri pada konteks ini adalah menekankan pada food processing management dalam suatu perusahaan produk olahan yang berbahan baku utamanya adalah produk pertanian. Suatu industri yang menggunakan bahan baku dari pertanian dengan jumlah
minimal 20% dari jumlah bahan baku yang digunakan disebut agroindustri. Arti yang kedua adalah agroindustri diartikan sebagai suatu tahapan pembangunan kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi sebelum tahapan pembangunan
tersebut mencapai tahapan pembangunan industri (Soekartawi, 2000).
Pembangunan agroindustri dihadapkan pada berbagai tantangan, baik
tantangan atau permasalahan yang ada di dalam negeri atau di luar negeri. Beberapa permasalahan agroindustri antara lain :
1. Beragamnya permasalahan berbagai agroindustri menurut macam usahanya,
khususnya kurang tersedianya bahan baku yang cukup dan kontinu.
2. Kurang nyatanya peran agroindustri di pedesaan karena masih berkonsentrasi
pada agroindustri di perkotaan.
3. Kurang konsistennya kebijakan terhadap agroindustri.
4. Kurangnya fasilitas permodalan (perkreditan) dan kalau pun ada prosedurnya
Peranan sektor industri dalam kegiatan pembangunan semakin penting. Pemerintah terus berusaha menyeimbangkan peranan sektor industri terhadap
sektor pertanian, untuk menciptakan struktur ekonomi yang seimbang dimana terdapat kemampuan industri maju yang didukung oleh pertanian yang tangguh. Berdasarkan kenyataan di atas, maka industri yang mengolah hasil-hasil pertanian
di Indonesia memegang peranan yang strategis (Soekartawi, 2000).
2.1.3 Penelitian Terdahulu
Tabel 3. Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul penelitian Hasil Penelitian
1. Dian Utami Rangkuti
(2013)
Strategi pemasaran
agroindustri Nata de coco Di kota medan
1) Kekuatan agroindustri dalam
pemasaran Nata de coco di daerah penelitian adalah penggunaan modal usaha, harga jual, dan jumlah tenaga kerja; Kelemahan agroindustri nata
de coco adalah produk yang
dihasilkan, Peluang agroindustri Nata de coco adalah ketersediaan bahan baku dan pangsa pasar; Ancaman agroindustri Nata de coco adalah perusahaan pesaing dan pengaruh
musim/cuaca. 2) Strategi yang
diperoleh adalah strategi agresif atau strategi SO (Strengths-Opportunities) yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada
(1) Kekuatan agroindustri salak dalam pengembangan agroindustri salak di daerah penelitian adalah ketersediaan bahan baku yang melimpah, ketersediaan tenaga kerja yang banyak, variasi jenis produk banyak.
Kelemahan agroindustri salak dalam
Tabel. 3 Lanjutan
No Nama Peneliti Judul penelitian Hasil Penelitian
(2) Strategi pengembangan agroindustri salak di daerah penelitian berada pada daerah kuadran I. Hal ini berarti bahwa pengembangan agroindustri salak berada pada strategi SO (Strengths-Opporunities) atau strategi agresif (growth oriented
strategy) yaitu dengan melakukan
melakukan kegiatan dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi olahan salak dan melakukan pemasaran produk hingga ke pasar luar negeri dan memanfaatkan dukungan Pemkab
3 Wahyu Binarko,
(2014)
Strategi Pemasaran
Agroindustri Tahu Isi Goreng (Studi Kasus :
Kecamatan Medan
Polonia, Kota Medan)
Hasil penelitian yang diperoleh
menunjukkan bahwa kekuatan agroindustri dalam pemasaran agroindustri tahu isi goreng adalah penggunaan modal usaha
pada agroindustri tahu isi goreng,
Kelemahan agroindustri tahu isi goreng adalah jumlah produksi tahu isi goreng, kualitas produk pada agoindustri tahu isi goreng, dan promosi pada produk tahu isi Peluang agroindustri tahu isi goreng adalah
ketersediaan bahan baku dalam
agroindustri tahu isi goreng, pangsa pasar
produk tahu isi goreng. Ancaman
agroindustri tahu isi goreng di daerah penelitian adalah perusahaan pesaing agroindustri tahu isi goreng, dan pengaruh teknologi dalam agroindustri tahu isi goreng. Strategi adalah strategi agresif atau strategi SO (Strengths – Oppurtunities)
yaitu menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang yang ada.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Teori Pemasaran
Pemasaran merupakan rantai terpenting yang menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya. Peranan pemasaran adalah mengidentifikasi konsumen,
mengetahui kebutuhan mereka dan cara yang mereka kehendaki untuk memenuhi kebutuhannya. Melalui analisa permintaan (demand analysis) kebutuhan-kebutuhan konsumen dapat dikaji, diukur dan dipahami. Analisa permintaan itu
Perencanaan pemasaran adalah sebuah sub - fungsi dari perencanaan perusahaan. Perencanaan kegiatan pemasaran haruslah sesuai dengan sasaran yang
menyeluruh dari perusahaan. Untuk mencapai orientasi perusahaan dalam meraih pasarnya, maka pemasaran haruslah mempelajari dan menafsirkan kebutuhan konsumen dan kemudian menuntun perusahan - perusahaan untuk melayani
kebutuhan tersebut. Secara kasar, rencana pemasaran dapat dianggap sebagai rencana pertempuran suatu perusahaan (Rewoldt, 1991).
Sistem Pemasaran pertanian merupakan satu kesatuan urutan lembaga -lembaga pemasaran. Tugasnya melakukan fungsi - fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen
akhir. Begitu pula sebaliknya memperlancar aliran uang, nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga - lembaga pemasaran, baik
dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas (Gumbira, 2001).
Menurut Sarma (1994), pemasaran mempunyai fungsi untuk mengusahakan
agar pembeli memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu, bentuk dan harga yang tepat dengan cara :
1. Menggunakan kegunaan tempat (place utility), yaitu mengusahakan barang dan jasa dari daerah produksi ke daerah konsumen.
2. Menaikkan kegunaan waktu (time utility), yaitu mengusahakan barang dan jasa
dari waktu belum diperlukan ke waktu yang diperlukan.
Salah satu kesalahpahaman yang sering dilakukan terhadap pemasaran dalam perusahaan agribisnis adalah pembatasannya pada fungsi penjualan saja,
padahal dalam kenyataannya, pemasaran di dalam suatu perusahaan meliputi berbagai aspek keputusan dan kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan guna menghasilkan laba proses pemasaran
yang sesungguhnya mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, mengembangkan produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan, menetapkan program promosi dan
kebijakan harga, serta menerapkan sistem distribusi untuk menyampaikan barang dan jasa kepada pelanggan. Dengan demikian, setiap program pemasaran harus diawali dengan identifikasi atas kebutuhan pelanggan. Pemasaran harus
berorientasi pada pelanggan, bukan pada produk dan perusahaan yang mengabaikan perspektif ini biasanya menghadapi kesulitan besar. (Sarma 1994)
Keberhasilan secara dini dalam agribisnis biasanya dapat dicapai karena agribisnis tersebut mampu mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Tetapi seringkali organisasi menjadi begitu terpaku untuk menghasilkan produk
dan jasa sehingga tidak tanggap lagi terhadap kebutuhan pengusaha tani dan pelanggan. Organisasi semacam itu akan menganggap pelanggan hanya sebagai
garis penghubung dalam rantai produksi – distribusi - konsumsi, bukan sebagai tujuan utama organisasi. Akibatnya, mereka akan dapat disingkirkan dengan cepat oleh para pesaing yang lebih peka terhadap perubahan pasar. Karena kebutuhan
2.2.2. Teori Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah rencana tindakan yang hendak diikuti oleh
manajer pemasaran. Rencana tindakan ini didasarkan atas analisa situasi dan tujuan perusahaan yang merupakan cara untuk pencapaian tujuan tersebut.
Perencanaan strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan
mengenai pemakaian faktor - faktor pemasaran yang dapat dikendalikan untuk mencapai sasaran - sasaran yang telah ditentukan. Disini keputusan-keputusan
diambil mengenai cara dan besarnya pemakaian masing - masing faktor strategi pemasaran yang dapat dikendalikan dan bagaimana faktor - faktor ini digabungkan bersama ke dalam suatu total strategi.
Dalam merencanakan strategi pemasaran, manajer pemasaran haruslah mengambil keputusaan mengenai bagaimana ia akan menggunakan alat - alat
pemasaran yang dimilikinya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Ada dua tipe faktor yang dihadapi manajer pemasaran dalam strategi perencanaan pemasaran yaitu, faktor yang dapat dikendalikan (controllable) dan faktor yang
tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) (Rewoldt, 1991).
1. Faktor Lingkungan (Tidak Dapat Dikendalikan)
Banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan yang mempengaruhi strategi pemasaran, yaitu :
Permintaan
Permintaan adalah hasil dari kebutuhan dan sasaran konsumen. Permintaan dibatasi oleh kekuatan - kekuatan pokok seperti penghasilan (income). Permintaan
dapat digunakan untuk mengubah permintaan yang terpendam itu menjadi permintaan efektif dengan menawarkan suatu produk atau jasa - jasa dengan cara
yang sesuai dengan kekuatan permintaan yang terpendam.
Keadaan persaingan sekarang, perkiraan persaingan di masa depan dan antisipasi tindakan pembalasan dari pihak saingan, tentu akan mempengaruhi
perencanaan strategi pemasaran. Perencanaan strategi pemasaran itu haruslah memperhitungkan sifat dan luasnya saingan, baik sekarang maupun di masa depan,
dalam menentukan rangkaian tindakan optimal yang akan diambil. Struktur Distribusi
Untuk mendistribusikan suatu produk, suatu perusahaan mungkin
mendirikan jaringan penjualannya sendiri, tetapi cara ini sangat mahal dan seringkali tidak sesuai untuk perusahaan - perusahaan yang lain. Strategi pemasaran
haruslah memperhitungkan hal - hal seperti ada atau tidak adanya saluran distribusi yang sesuai, kesanggupan perusahaan untuk memasuki saluran tersebut, persaingan yang akan dihadapi produk tersebut, serta kebutuhan saluran tersebut terhadap
fungsi - fungsi pemasaran. Hukum Pemasaran
Hambatan (constraints) terhadap kebebasan bertindak dari penjualan akan memaksanya untuk mendapatkan jalan lain untuk memaksimumkan labanya. Salah satu kemungkinan adalah menawarkan model yang berbeda - beda dari produknya,
Biaya Non Pemasaran dalam merencanakan strategi pemasaran, biaya -biaya non - pemasaran seperti -biaya produksi dan umum (overhead), juga
menimbulkan keterbatasan pada strategi yang direncanakan. Kenaikan biaya produksi atau biaya overhead untuk suatu produk, mungkin akan memaksa diadakannya perubahan dalam strategi pemasaran, barangkali kearah pengurangan
penekanan pada harga dan lebih banyak penekanan pada faktor - faktor lain dalam pemasaran (marketing mix).
2. Faktor-Faktor Strategi Pemasaran (Dapat Dikendalikan)
Dalam merumuskan strategi pemasaran, penjual mengatur faktor - faktor yang dikuasainya sedemikian rupa sehingga mencapai pendekatan strategi yang optimum
untuk sasaran pemasarannya. Faktor - faktor yang dapat dikendalikan adalah sebagai berikut :
Produk
Produk adalah salah satu faktor terpenting yang dapat dikendalikan oleh manajer pemasaran dan dalam banyak hal merupakan alat yang paling efektif
baginya. Produk dapat diubah dengan berbagai cara untuk meningkatkan tercapainya sasaran pemasaran. Produk dapat diubah kualitasnya, ukurannya,
bentuknya, warnanya, variasinya dan lain-lain. Distribusi
Para perencana strategi pemasaran mempunyai banyak pilihan bagi
kebijaksanaan distribusinya. Misalnya seperti memilih daerah dimana akan memasarkan produk, memutuskan berapa jumlah penyalur yang dibutuhkan masing - masing pasar dan banyak masalah lain yang harus diputuskan dalam hal faktor
Harga
Harga yang ditawarkan untuk suatu produk adalah faktor yang dapat
dikendalikan dalam batas-batas tertentu. Diskon dapat digunakan untuk membedakan harga berdasarkan kualitas yang dibeli atau untuk mencapai harga yang berbeda untuk kelas perdangan yang berbeda pula. Pilihan harga yang tersedia
dalam perencanaan strategi pemasaran dibatasi oleh faktor biaya. Promosi
Para manajer pemasaran dapat memilih pemakaian alat - alat promosi dalam berbagai jumlah dan kombinasi. Mereka dapat memilih memakai iklan sebagai metode utama untuk komunikasi dengan konsumen atau hanya sebagai pelengkap
untuk bentuk komunikasi yang lain. Promosi penjualan pun merupakan suatu faktor bagi strategi promosi yang bentuknya beraneka ragam dan dapat digunakan dalam
berbagai jumlah.
2.2.3. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor
secara sistematis dalam rangka merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threats) (Rangkuti, 1997).
Perumusan strategi didasarkan pada analisis yang menyeluruh, yaitu :
1. Analisis Internal
· Analisis Kekuatan (Strengths)
teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan kekuatan pemasaran dan bagian, Pelanggan yang dimiliki. Strenghts (kekuatan) adalah keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan pesaing.
· Analisis Kelemahan (Weaknesses)
Merupakan keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing mempunyai keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya serta keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu
satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan
kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan
pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminta oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan
yang kurang memadai.
2. Analisis Eksternal
· Analisis Peluang (Opportunities)
Setiap perusahaan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya dari perusahaan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing tertentu dan beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar modal untuk dapat dimanfaatkan.
Dipihak lain, perusahaan-perusahaan baru bemunculan. Peluang pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan pembeli di mana perusahaan dapat beroperasi secara
· Analisis Ancaman (Threats)
Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh suatu
kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak menguntungkan dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan kedudukan perusahaan.
Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor - faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis.
Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa depan. Dengan melakukan
kedua analisis tersebut maka perusahaan dikenal dengan melakukan analisis SWOT (Kotler, 2000).
Dalam analisis SWOT, umumnya masalah kekuatan atau keunggulan dan
kelemahan adalah masalah internal, sementara masalah kesempatan dan ancaman adalah masalah eksternal. Masalah eksternal umumnya sulit dikuasai dan bahkan
masuk ke dalam kategori variabel yang tidak terkontrol (Soekartawi, 2000).
Tabel 4. Klasifikasi SWOT
Internal Environment External Environment
1. Strengths (kekuatan) 1. Opportunities (peluang)
2. Weaknesses (kelemahan) 2. Threat (ancaman)
Sumber : Soekartawi, 2000.
paling tepat karena sesuai dengan kondisi internal dan eksternal Posisi perusahaan dapat dikelompokkan dalam empat kuadran, yaitu kuadran I, II, III dan IV. Pada
kuadran I strategi yang sesuai adalah strategi agresif, kuadran II strategi diversifikasi, kuadran III strategi turn around dan kuadran IV strategi defensif
Kuadran III Kuadran I
Kuadran IV Kuadran II
Gambar 1. Posisi perusahaan pada berbagai kondisi
Gambar 1 menunjukan berbagai kemungkinan posisi suatu perusahaan dan tipe strategi yang sesuai. Dengan mengetahui posisi perusahaan pada kuadran yang tepat maka perusahaan dapat mengambil keputusan dengan lebih tepat, yaitu:
1. Jika posisi perusahaan berada pada kuadran I maka menandakan bahwa situasi ini sangat menguntungkan, perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan
sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan untuk perusahaan yang berada pada posisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
(Mendukung strategi agresif)
(Mendukung strategi turn around)
(Mendukung strategi diversifkasi)
(Mendukung strategi defensif)
Faktor Eksternal
Berbagai Peluang
Faktor Internal
2. Perusahaan yang berada pada kuadran II berarti perusahaan menghadapi berbagai ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan internal. Strategi yang
harus dilakukan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi.
3. Perusahaan yang berada pada kuadran III menunjukkan bahwa perusahaan
mempunyai peluang yang sangat besar, tetapi di lain pihak perusahaan memiliki kelemahan internal. Fokus yang harus di ambil oleh perusahaan adalah
meminimalkan masalah - masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
4. Posisi perusahaan pada kuadran IV menunjukkan bahwa perusahaan
menghadapi situasi yang sangat tidak menguntungkan, dimana selain perusahaan menghadapi berbagai ancaman juga menghadapi kelemahan internal.
2.3. Kerangka Pemikiran
Perusahaan agroindustri yang sukses adalah perusahaan yang dapat mengenali dan berinteraksi secara menguntungkan terhadap kebutuhan - kebutuhan
dan kecenderungan - kecenderungan yang belum terpenuhi dalam lingkungannya. Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara objektif kondisi - kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat
mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Adapun faktor - faktor internal pada agroindustri sirup pala adalah modal usaha, harga jual, tenaga kerja, jumlah
produksi, kualitas produksi sirup,serta promosi penjualan produk yang dihasilkan agroindustri tersebut. Sedangkan faktor eksternal agroindustri sirup pala adalah bahan baku, pangsa pasar, perusahaan pesaing, selera, Teknologi dan pergantian
Setiap perusahaan agroindustri disarankan agar melakukan analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities dan threats) yaitu analisis tentang strengths
(kekuatan) perusahaan agroindustri sirup pala, weaknesses (kelemahan) perusahaan agroindustri sirup pala, opportunites (peluang) yang dimiliki perusahaan agroindustri sirup pala dan threats (ancaman) yang dimiliki perusahaan agroindustri sirup pala. Maka, akan dapat kesimpulan pada strategi pemasaran agroindustri sirup pala yang tepat untuk dilakukan pada perusahaan - perusahaan
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
AGROINDUSTRI SIRUP PALA
FAKTOR INTERNAL: Modal Usaha
Harga Jual
Tenaga Kerja
Jumlah Produksi
Kualitas produksi
Promosi Penjualan
FAKTOR EKSTERNAL: Bahan Baku
Pangsa Pasar
Perusahaan Pesaing
Selera
Teknologi
Pergantian Musim
KEKUATAN KELEMAHAN PELUANG ANCAMAN
Strategi pemasaran Sirup Pala
IFAS EFAS
Faktor I-E