• Tidak ada hasil yang ditemukan

D PLS 0907638 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "D PLS 0907638 Chapter1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Maria Fitriana, 2016

MOD EL PELATIHAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN D ALAM MENINGKATKAN KEBERD AYAAN KAD ER UP2K PKK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Program Usaha Peningkatan dan Pendapatan Keluarga (UP2K) yang

dilaksanakan oleh Tim Penggerak PKK dengan sasaran kaum perempuan

bertujuan untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan daya beli masyarakat baik

melalui usaha kelompok maupun perorangan dengan memanfaatkan sumber daya

alam dan lingkungan yang dimilikinya. Sebagai subjek pembangunan, tentu saja

perempuan mempunyai kesempatan untuk dapat berkiprah dalam berbagai

aktivitas, khususnya dibidang ekonomi. Secara makro, kegiatan ekonomi kaum

perempuan memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam perekonomian

Nasional, walaupun tergolong dalam usaha mikro dan usaha kecil yang

pengelolaannya langsung dilakukan oleh kaum perempuan.

Iswarati, dkk (2012) dalam presentasinya di BKKBN pada kegiatan

Aksesibilitas Modal di Kalangan Kelompok UPPKS, menjelaskan bahwa

peningkatan kesejahteraan melalui pemberdayaan keluarga, merupakan terobosan

untuk mempercepat transformasi kegiatan non social ekonomi menjadi usaha

ekonomi. Salah satu program Pemerintah dalam upaya meningkatkan

keejahteraan keluarga melalui peningkatan usaha ekonomi adalah melalui

Program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga–PKK (UP2K-PKK) yang

sudah dimulai sejak tahun 1985. Namun program ini dirasa masih belum optimal

dalam membantu meningkatkan ekonomi keluarga. Terdapat beberapa kendala

yang menyebabkan pelaksanaan program UP2K-PKK belum memperoleh hasil

yang optimal. Pokja II, selaku penanggung jawab pelaksanaan Program

UP2K-PKK menemui beberapa kendala antara lain yang disebabkan oleh rendahnya

pemahaman, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh para pelaku usaha

(2)

yaitu para kader yang tergabung dalam kelompok khusus (Poksus), khususnya

pemahaman mengenai kewirausahaan yang sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan

program ini.

Sebagaimana disebutkan dalam Pedoman Pengelolaan UP2K-PKK bahwa

Poksus antara lain mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap kelancaran

pengelolaan UP2K yang dilaksanakan oleh Poklak serta melaksanakan pembinaan

kepada poklak-poklak yang ada di bawahnya. Para Kader yang tergabung dalam

Kelompok Khusus (Poksus) mempunyai tanggung jawab yang cukup besar dan

berat dalam upaya memajukan dan mengembangkan kegiatan ekonomi yang

dilakukan oleh Kelompok Pelaksana (Poklak). Mereka dibebani tanggung jawab

dalam membantu kelancaran kegiatan usaha yang dilakukan oleh Poklak sejak

dari awal perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan. Permasalahan lain yang

cukup sulit adalah karena sasaran dari program ini adalah keluarga-keluarga yang

berpenghasilan rendah atau biasa disebut dengan istilah Pra KS (Pra Keluarga

Sejahtera) yang biasanya juga diikuti dengan tingkat pendidikan yang rendah. Hal

ini membutuhkan teknik dan cara tersendiri agar sasaran tersebut dapat

memahami program-program yang disampaikan oleh Poksus.

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa kader di Kelurahan Cigugur

Tengah berlatar belakang tingkat pendidikan SMP dan SMA, dan sebagian besar

berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Rata-rata keikutsertaan mereka dalam

kepengurusan PKK di Kelurahan Cigugur Tengah sudah cukup lama, berkisar

antara 2-12 tahun. Tentunya hal ini akan sangat berpengaruh terhadap wawasan

dan pengalaman yang dimiliki oleh para kader tersebut. Awal keikutsertaan para

kader pada umumnya karena mereka sudah cukup aktif dalam kegiatan di RW nya

masing-masing, dan kemudian sering mengikuti kegiatan yang diselengarakan di

Kelurahan. Tidak ada pesyaratan khusus pada saat bergabung dalam

kepengurusan TP.PKK di Tingkat Kelurahan. Hanya kesediaan secara lisan untuk

mau membantu PKK di wilayahnya.

Sejak awal, para kader sudah menyadari bahwa bergabung dalam

kepengurusan TP.PKK bukan atas dasar untuk mencari keuntungan, tetapi

(3)

mereka juga dapat memperoleh manfaat sehingga selain dapat memberdayakan

orang lain, tentu saja dapat memberdayakan dirinya sendiri. Sehingga ada

keinginan mereka untuk ikut berusaha dengan bekal kompetensi kewirausahaan

yang dimilikinya. Dengan kompetensi kewirausahaan inilah para kader terus

dikembangkan agar pelaksanaan pendampingan terhadap anggota Poklak dapat

berjalan dengan baik.

Berdasarkan kondisi empiris tersebut, diperoleh analisis SWOT yang oleh

peneliti susun sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya program, yaitu:

1. Strengths (kekuatan)

Ada beberapa faktor internal yang diidentifikasi menjadi kekuatan program

pemberdayaan dilokasi penelitian, antara lain:

a. Kader memiliki komitmen yang kuat dalam membantu para anggota poklak

dalam menjalankan usahanya;

b. Komunikasi yang berjalan sangat baik antara kader Poksus dengan Poklak

maupun dengan Pengurus TP.PKK Kelurahan;

c. Pengalaman yang cukup karena sudah cukup lama tergabung dalam kegiatan

PKK;

d. Perhatian dan dorongan Ketua TP.PKK yang selalu memberikan motivasi

kepada seluruh pengurus, khususnya kepada kader Poksus.

2. Weakness (kelemahan)

Faktor internal yang menjadi kelemahan program pemberdayaan, antara lain:

a. Akses pemasaran terbatas, sehingga usaha-usaha tertentu yang dihasilkan oleh

masyarakat tidak terorganisir dengan baik dalam penjualan hasil produksi

b. Keterbatasan fasilitas penunjang usaha menyebabkan proses penjualan

mengalami kendala

c. Tingkat pendidikan rata-rata rendah, sehingga kurang memiliki wawasan untuk

menjadi wirausaha yang maju dan bersaing

d. Terbatasnya aksebilitas terhadap modal menyebabkan terbatasnya

pengembangan usaha

(4)

Faktor eksternal yang menjadi peluang pengembangan program dilokasi

penelitian antara lain:

a. Dukungan kebijakan pemerintah merupakan dasar yang baik bagi masyarakat

untuk mengembangkan potensi sumberdaya usaha yang ada

b. Lokasi yang menunjang dalam mengembangkan beberapa produksi, karena

berada di beberapa lingkungan industry.

c. Berkedudukan didaerah padat penduduk, sehingga potensial untuk

mengembangkan beberapa jenis usaha

4. Threat (ancaman)

Faktor eksternal yang menjadi ancaman program dilokasi penelitian antara

lain:

a. Banyaknya sektor usaha yang telah berkembang dan berdiri sejak lama

(bertahun-tahun), menjadi persaingan dalam mendirikan usaha baru

b. Harga tidak stabil, karena kondisi ekonomi dan harga BBM mempengaruhi

penjualan

Dengan kondisi tersebut, dalam kajian keberhasilan program UP2K-PKK

di Kelurahan Cigugur Tengah, nampak bahwa TP.PKK Kelurahan Cigugur

Tengah telah melakukan pelatihan bagi para kader Poksus UP2K-PKK dimana

materi pelatihan yang dikembangkan dimodifikasi oleh penyelenggara didasarkan

pada esensi softskill (entrepreneurship dan empowerment people) tidak terbatas

pada materi administrasi teknis saja. Hal tersebut cukup berbeda dengan

Kecamatan Cimahi Utara dan Kecamatan Cimahi Selatan, yang pelaksanaan

pelatihannya lebih mengutamakan materi teknis. Kelurahan Cigugur Tengah lebih

fokus pada upaya bagaimana meningkatkan keberdayan kader agar para kader

tersebut lebih mampu untuk berkiprah dalam pelaksanaan kegiatan khususnya

terkait dengan pengembangan program UP2K yang dijalankan di wilayahnya.

Dalam prakteknya, keberdayaan kader dapat dilihat dari keberhasilan

kader tersebut dalam melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap Poklak

sebagai sasaran program, antara lain dapat terlihat dengan meningkatnya jumlah

anggota Poklak dan meningkatnya strata Poklak berdasarkan tahapan stratifikasi

(5)

berjumlah 40 kelompok. Dengan stratifikasi 28 kelompok UP2K Pemula, 1

kelompok UP2K Madya, 10 kelompok UP2K Utama dan 1 kelompok UP2K

Mandiri. Perbandingan perkembangan dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1

Perkembangan Poklak UP2K-PKK

PERKEMBANGAN POKLAK JUMLAH

AWAL AKHIR

Jumlah Kelompok 40 44

Strata Kelompok

Pemula 28 29

Madya 1 0

Utama 10 12

Mandiri 1 3

Sumber : Laporan Perkembangan UP2K Kelurahan Cigugur Tengah, 2016

Dari data di atas dapat di asumsikan bahwa Kader Poksus UP2K-PKK

yang berperan sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator sudah memiliki

kemampuan untuk dapat mengarahkan anggota Poklak sehingga anggota Poklak

tersebut usahanya menjadi lebih meningkat. Dalam menjalankan tugasnya itu,

tentunya Poksus harus memiliki kompetensi kewirausahaan yang nantinya akan

berpengaruh terhadap kemampuannya dalam menjalankan tugas.

Selain hal diatas, gambaran lain yang dapat menunjukkan bahwa para

Kader di Kelurahan Cigugur Tengah telah mampu melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya dengan baik adalah dilihat dari : 1) Frekwensi kehadiran dalam setiap

kegiatan terlihat cukup tinggi, antara 80-90%, 2) Mampu merencanakan dan

mengantisipasi berbagai perubahan kedepan, dengan kegiatan rapat dan kordinasi

yang konsisten dilaksanakan setiap 1 bulan sekali atau jika kondisi dianggap

urgen, 3) Berbagai permasalahan berkaitan dengan kelompok, dipecahkan melalui

musyawarah mufakat, 4) Kemampuan bargaining yang baik, yaitu selalu

(6)

ataupun pengusaha, 5) Mampu mencari dan menangkap informasi serta bertindak

sesuai dengan situasi, 6) Selama proses, dilakukan secara berkesinambungan

dengan mengoptimalkan partisipasi secara bertanggungjawab.

Memperhatikan berbagai hal di atas, terutama yang berkaitan dengan

peran kader Poksus yang sangat strategis dalam pengembangan peningkatan usaha

ekonomi, khususnya Program UP2K-PKK di Kelurahan Cigugur Tengah

Kecamatan Cimahi Tengah, perlu dilakukan penelitian lebih mendalam untuk

mengetahui bagaimana model program pelatihan kompetensi kewirausahaan yang

telah dilaksanakan di Kelurahan Cigugur Tengah tersebut dapat meningkatkan

keberdayaan Poksus UP2K-PKK, sehingga pada akhirnya Poksus UP2K-PKK

mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Model ini diperlukan agar output

hasil pendalaman dapat direkomendasikan sebagai bentuk pelatihan bagi kader

Poksus UP2K lainnya.

B. Rumusan Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Kader Poksus UP2K-PKK sebagai agent of change mempunyai peran

strategis yaitu sebagai fasilitator, dinamisator dan motivator bagi Poklak dalam

mengelola bidang usahanya. Berdasarkan studi pendahuluan, teridentifikasi

bahwa keberdayaan kader Poksus di Kelurahan Cigugur Tengah mengalami

peningkatan setelah mengikuti pelatihan kompetensi kewirausahaan yang

diselenggarakan bagi kader Poksus UP2K-PKK oleh TP.PKK Kelurahan Cigugur

Tengah. Hal tersebut dapat teridentifikasi sebagai berikut :

a. Sebagai fasilitator, para kader mampu membimbing dan membantu

memberikan kemudahan anggota dalam melakukan proses interaksi

pembelajaran, proses berusaha / wirausaha, dan melakukan kerjasama dalam

mengatasi kesuliatan ke arah kemandirian berwirausaha.

b. Sebagai dinamisator, para kader mampu melakukan pengawasan atas perilaku

anggota kelompok (controling group behavior), mejadi juru bicara

(7)

cohosivcness), serta memelihara rasa persatuan dan kesatuan, dan semangat

kelompok (group sprit).

c. Sebagai Motivator, para kader memiliki kemampuan memberikan dorongan,

menggerakan, para anggota poklak untuk melakukan kegiatan usahanya.

Dalam hal ini seseorang hendaknya mengetahui kegiatan yang hendak

dilakukan dan cara-cara untuk melaksanakan kegiatan ini.

Berdasarkan gambaran di atas dapat terlihat bahwa keberdayaan kader

mengalami peningkatan yang cukup signifikan setelah mengikuti pelatihan

mengenai kewirausahaan.

2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasar latar belakang masalah dengan melihat permasalahan yang paling

pokok adalah upaya peningkatan keberdayaan kader Kelompok Khusus (Poksus)

selaku pendamping Kelompok Pelaksana (Poklak), perlu digali bagaimana

gambaran pelaksanaan model pelatihan yang dilaksanakan di Kelurahan Cigugur

Tengah sehingga dapat meningkatkan keberdayaan kader Poksus UP2K-PKK,

khususnya dalam memahami kewirausahaan yang menjadi dasar pelaksanaan

sebuah usaha. Oleh karena itu masalah pokok yang perlu diteliti dirumuskan

sebagai berikut: Bagaimana model pelatihan berbasis kompetensi kewirausahaan

yang dilakukan mampu meningkatkan keberdayaan Kader Poksus UP2K-PKK di

Kelurahan Cigugur Tengah Kec.Cimahi Tengah ?

Secara operasional pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana keberdayaan Kader Poksus UP2K Kelurahan Cigugur Tengah?

2. Apa saja kompetensi kewirausahaan yang dikembangkan pada pelatihan

UP2K-PKK dalam meningkatkan keberdayaan kader Poksus di Kelurahan

Cigugur Tengah?

3. Bagaimanakah model pelatihan yang selama ini dilaksanakan di Kelurahan

(8)

4. Bagaimana konstruksi model pelatihan berbasis kompetensi kewirausahaan

dapat meningkatkan keberdayaan Kader UP2K-PKK di Kelurahan Cigugur

Tengah?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bermaksud menelusuri model program

pelatihan UP2K-PKK untuk meningkatkan kompetensi kewirausahaan Kelompok

Khusus (Poksus) selaku pendamping Kelompok Pelaksana (Poklak). Secara

khusus tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah:

1. Menggambarkan keberdayaan Kader Poksus UP2K di Kelurahan Cigugur

Tengah

2. Menggambarkan tentang kompetensi kewirausahaan yang dikembangkan

dalam program pelatihan UP2K-PKK dalam meningkatkan keberdayaan

kader Poksus di Kelurahan Cigugur Tengah

3. Menggambarkan pelatihan yang telah dilaksanakan Kader Poksus

UP2K-PKK di Kelurahan Cigugur Tengah

4. Menggambarkan konstruksi model pelatihan kompetensi kewirausahaan

dalam meningkatkan keberdayaan Kader UP2K-PKK di Kelurahan Cigugur

Tengah

D. Manfaat Penelitian

Paradigma ilmu Pendidikan Luar Sekolah dewasa ini senantiasa

dikembangkan dengan merujuk pada tugas-tugas pendidikan sebagai bagian dari

tugas pemerintahan, sehingga dalam tatanan teori dan praktek pendidikan

senantiasa berubah setiap saat. Implikasinya terhadap masalah yang diteliti

diharapkan bermanfaat dalam segi :

1. Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini secara umum diharapkan dapat

(9)

(PLS), khususnya dalam upaya mengembangkan program pendidikan berbasis

masyarakat di bidang kewirausahaan. Sebagaimana disampaikan bahwa

Program Pendidikan Luar Sekolah merupakan sebuah studi yang bersifat

aplikatif, sehingga studi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

substansial terhadap studi pengembangan masyarakat, pengembangan

pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi serta peningkatan kompetensi

kewirausahaan kader, sehingga dapat membantu dalam proses penyusunan

program maupun strategi dalam mempercepat proses adopsi inovasi.

2. Manfaat empiris penelitian ini memberikan sumbangan bagi program

UP2K-PKK dalam meningkatkan keberdayaan kader Poksus, sehingga mampu

memberikan kontribusi dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan

kader Poksus UP2K dalam melakukan tugasnya sebagai penanggung jawab

pelaksana program UP2k-PKK.

3. Manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

pengembangan pendidikan non formal melalui konsep pelatihan, kompetensi,

pemberdayaan masyarakat, serta konsep kewirausahaan. Memberikan masukan

yang tepat baik bagi pemerintah, TP.PKK serta masyarakat pada umumnya

tentang pengembangan program pelatihan yang dapat membantu meningkatkan

kompetensi kewirausahaan Kader Kelompok Khusus UP2K-PKK.

E. Struktur Organisasi Disertasi

Dalam penyusunan disertasi ini peneliti mengurutkan sistematika

penulisan yang terdiri atas :

BAB I, Pendahuluan yang membahas tentang latar belakang penelitian,

identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

struktur organisasi disertasi.

BAB II, Landasan Teoritis yang berhubungan dengan masalah penelitian

diantaranya: 1) Konsep Kompetensi; 2) Konsep Pelatihan; 3) Konsep

(10)

BAB III, Metode Penelitian, membahas beberapa komponen diantaranya: Desain

Penelitian, Partisipan dan Tempat Penelitian, Pengumpulan Data dan Analisis

Data.

BAB IV, Temuan dan Pembahasan hasil penelitian yang bertujuan untuk:

1) Menggambarkan keberdayaan Kader Poksus di Kelurahan Cigugur Tengah;

2) Menggambarkan kompetensi kewirausahaan yang dikembangkan;

3) Menggambarkan pelatihan kompetensi kewirausahaan yang dilaksanakan di

Kelurahan Cigugur Tengah; 4) Menggambarkan konstruksi model pelatihan

dalam meningkatkan keberdayaan Kader UP2K-PKK di Kelurahan Cigugur

Tengah.

BAB V, Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi yang menyajikan penafsiran

terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus memberikan saran dan

Gambar

Tabel 1.1 Perkembangan Poklak UP2K-PKK

Referensi

Dokumen terkait

Menurut mereka peran media massa dalam membentuk gaya dalam hal berpakaian sangat berperan, karena saat mereka menyaksikan sebutnya saja Film, sinetron, atau

keterkaitan antara kegiatan yang dilakukan manusia dengan masalah kerusakan lingkungan, manusia hanya mementingkan kepentingannya sendiri tanpa memikirkan akibat dari

dibantai rezim Bashar Assad (kelahiran Damaskus, 11 September 1965) yang berpaham Syi’ah Nushairiyah; dibantai di Iran yang merupakan pusatnya paham sesat Syi’ah,

Pada tahap awal penelitian, dilakukan analisis mengenai kebutuhan serta masalah- masalah yang perlu diselesaikan. Analisis kebutuhan adalah suatu tahap pengumpulan

Pemantauan kesehatan jiwa dan deteksi dini penggunan obat terlarang pada anak remaja di lingkungan sekolah merupakan langkah yang harus ditempuh oleh UKS, sehingga peserta

Pihak peursahaan seharusnya dapat terus memelihara dan meningkatkan komitmen organisasi yang dimiliki karyawan dengan memberikan penghargaan/reward kepada karyawan atas

Selepas mengha Selepas menghafal setiap s fal setiap s etengah mukasurat, etengah mukasurat, harus harus diulang beberapa diulang beberapa kali sebelu kali sebelum

Kekuatan dan Kekakuan dari struktur jembatan baja dan komposit pada metode Desain Kekuatan dan Kekakuan dari struktur jembatan baja dan komposit pada metode