1
Pokok-Pokok
Ketentuan UU PPN
Sesuai dengan
2
Dasar Hukum
Tanggal
Diundangkan
Aturan Lama
4
Januari 2012
PP
143
Tahun 2000
Pasal 19
UU
PPN
3
BAB I Ketentuan Umum
BAB II Pengukuhan PKP
1: Definisi
2: Pengukuhan PKP
3: Bentuk Kerja Sama Operasi 4: Tanggung Renteng
5: Pemakaian Sendiri 6: Penyerahan JKP
7: Non BKP dan Non JKP
8: Penyerahan Melalui Juru Lelang 9: Dasar Pengenaan Pajak
10: Penghitungan PPN Pada Kontrak 11: Rumus Penghitungan PPN
12: Penghapusan Piutang dan Force Majeur 13: Salah Pungut PPN
14: Transaksi dengan Kurs Mata Uang Asing
15: Tempat Lain Pengkreditan Impor
16: Barang Modal PKP Belum Berproduksi 17: Saat Terutang PPN
18: Pemusatan PPN
19: Batas Waktu Penerbitan Faktur Pajak 20: Pedagang Eceran
21: Ketentuan Peralihan
22: Ketentuan Penutup 23: Masa Berlaku
BAB III BKP Dan JKP
BAB IV DPP
BAB V Penghitungan PPN
BAB VI Pengkreditan Pajak Masukan
BAB VII Saat dan Tempat Terutang PPN
BAB VIII Faktur Pajak
BAB IX Ketentuan Peralihan
4
Pokok
‐
Pokok
Peraturan Pemerintah Nomor 1
Tahun 2012
PP No 1 Th 2012
Daerah Pabean
Rincian/ kriteria Non
BKP/JKP
Pengertian Barang
Modal
Omzet 1
memungut,
menyetor,
dan
melapor PPN
terutang
PMK 68/2010
5
Pasal 2
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Pengusaha yang sejak semula bermaksud melakukan penyerahan, dapat melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP
Melakukan:
•
Penyerahan BKP
•
Penyerahan JKP
•
Ekspor BKP
Berwujud
•
Ekspor BKP
Tidak
Berwujud
6
Timeline
Pelaporan Pengukuhan PKP
Pengusaha yang tidak/terlambat lapor untuk dikukuhkan sbg PKP, dapat dikenai sanksi sejak omzetnya melebihi Rp600 juta
Dapat dikenai sanksi
Pra produksi
Penyerahan Omzet > 600 jt
Dapat lapor PKP
Dapat lapor PKP
Wajib lapor PKP p.l. akhir Juni
Tidak/Terlambat lapor PKP
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL
Ps 2 PP 1/2012
PMK 68/2010
PMK 68/2010
7
Pasal 3
Bentuk Kerja Sama Operasi (Joint
Operation)
JO wajib dikukuhkan sebagai PKP dalam hal melakukan penyerahan BKP/JKP atas nama JO
Pemilik Proyek
Penyerahan
atas nama JO
PT
ABC
PT
DEF
JO
JO
Wajib PKP
Bentuk kerja sama operasi = Badan (bentuk badan lainnya)
8
Pasal 3
Bentuk Kerja Sama Operasi (Joint
Operation)
JO tidak wajib dikukuhkan sebagai PKP dalam hal tidak melakukan penyerahan BKP/JKP atas nama JO
Pemilik Proyek
PT
X
PT
Y
JO
Penyerahan
atas nama PT
X
JO
Tidak
Atas impor BKP
yang
berdasarkan ketentuan
perundang
‐
undangan Pabean dibebaskan
dari pungutan Bea
Masuk,
Pajak yang
terutang tetap dipungut kecuali ditetapkan
lain
berdasarkan
KMK
9
Dasar Hukum KMK 231 dipindahkan ke Pasal 16B UU PPN
Pasal 3
PP
143
Tahun 2000
KMK
231/KMK.03/2001
stdd
10
Pasal 4
Tanggung Renteng
Penjual adalah penanggung jawab PPN (menyetor PPN), namun untuk kondisi tertentu Pembeli dapat dikenai tanggung jawab renteng.
Diatur lebih lanjut di PMK
PENJUAL
PEMBELI
Pungut PPN
Menunjukkan
bukti telah
membayar
PPN
TANGGUNG JAWAB RENTENG
Kecuali
PPN
dapat
11
Pasal 5
Pemakaian Sendiri
Pemakaian sendiri untuk tujuan produktif tidak perlu dibuat Faktur Pajak, sepanjang digunakan untuk melakukan penyerahan yang terutang PPN
Pemakaian Sendiri BKP/JKP
(Terutang PPN)
Konsumtif
(Tidak Dibuat Faktur Pajak)
Penyerahan:
‐ Tidak Terutang PPN
‐ Dibebaskan PPN
Penyerahan Terutang PPN OUTPUT
OUTPUT
12
Pasal 5
Contoh Pemakaian Sendiri
Unit Produksi
Ban
Truk Pengangkut Ban
OUTPUT
Penjualan Ban
Pabrikan Ban
Angkutan Umum
Tidak dilakukan pemungutan PPN
(Tidak Dibuat Faktur Pajak)
Dilakukan
pemungutan PPN Jasa AngkutanUmum
Terutang PPN
Tidak Terutang PPN
Pemakaian Sendiri Ban
13
Pasal 6
Penyerahan JKP
di Dalam Daerah
Pabean
PPN dikenakan atas penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean, baik yang dimanfaatkan di dalam maupun di luar Daerah Pabean
N
o Penyerahan JKP Pemanfaatan JKP
Terutang PPN ?
Dasar Hukum
(UU PPN) Keterangan
1 Dalam
Daerah Pabean
Dalam
Daerah Pabean
Terutang PPN
Pasal 4 (1) huruf c
2 Dalam
Daerah Pabean
Luar
Daerah Pabean
Terutang PPN
Pasal 4 (1) huruf c Kecuali jasa pada
angka 4
3 Luar
Daerah Pabean
Dalam
Daerah Pabean
Terutang PPN
Pasal 4 (1) huruf e
4 Luar atau Dalam
Daerah Pabean
Luar
Daerah Pabean
Terutang
PPN 0%
Pasal 4 (1) huruf h
jo PMK 70/2010
Hanya untuk:
‐ Jasa Maklon
‐ Jasa Perbaikan &
Perawatan
‐ Jasa Konstruksi
5 Luar
Daerah Pabean
Luar
Daerah Pabean
Tidak Terutang
PPN
Pasal 4 (1) Selain ketiga jenis
14
Pasal 6
Contoh Penyerahan JKP
di Dalam Daerah
Pabean
Walaupun dimanfaatkan di luar Daerah Pabean, penyerahan jasa pembuatan not balok dan jasa survei pasar dilakukan di dalam Daerah Pabean, sehingga terutang PPN.
A
corp.
PT
B
lagu
Japan
Indonesia
Terutang PPN
Z
corp.
PT
DEF
Kontrak
Korea
Indonesia
Terutang PPN
Hasil Survei
15
Pasal 7
Kriteria dan Rincian Non
BKP
dan Non
JKP
Diatur lebih lanjut di PMK
barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya
barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak
makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman
yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering
uang, emas batangan, dan surat berharga
Jasa pelayanan kesehatan medis
jasa pelayanan sosial
jasa pengiriman surat dengan perangko
jasa keuangan
jasa asuransi
jasa keagamaan
jasa pendidikan
jasa kesenian dan hiburan
jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan
jasa angkutan umum di darat & di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yg menjadi bagian yg tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri
jasa perhotelan
jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum
jasa penyediaan tempat parkir
jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam
jasa pengiriman uang dengan wesel pos
16
Pasal 8
Penyerahan BKP
melalui Juru Lelang
Diatur lebih lanjut di PMK
Juru
Lelang
Pembeli
(Pemenang Lelang)
Pemilik
Barang
FP
Tidak ada FP
Bayar
SSP
17
Pasal 9
Penghitungan Dasar Pengenaan Pajak
PPnBM atas perolehan BKP Mewah yang digunakan untuk menghasilkan BKP Mewah termasuk dalam DPP BKP Mewah yang dihasilkan
PKP
PKP
Produsen
BKP
Mewah
PKP
Harga jual 1.000
PPN 100
PPnBM (20%) 200
Total 1.300
Harga jual 1.500
PPN 150
PPnBM (20%) 300 Total 1.950
PK 150 PM 100
KB 50
BKP
Mewah
HPP 1.000
PPnBM 200
Margin 300 Harga Jual 1.500
PPN = 10 .x harga/pembayaran 110
18
Pasal 10 & 11
Rumus Penghitungan PPN
Kontrak atau
Perjanjian
Harga sudah
termasuk PPN
PPN
ditulis
terpisah
Dianggap belum
termasuk PPN
Jika
Tidak
ATAU
PPN = 10 % x harga/pembayaran
Harga termasuk
19
Ketentuan ini sudah jelas diatur di UU, sehingga tidak perlu ditegaskan lagi di PP
Pasal 8
PP
143
Tahun 2000
DPP
Penyerahan
aktiva Pasal 16D
BKP
yang
tersisa
pada saat
pembubaran
Harga Jual
20
Ketentuan ini sudah jelas diatur di UU, sehingga tidak perlu ditegaskan lagi di PP
Pasal 9
PP
143
Tahun 2000
PKP
Menggunakan
Norma
Penghitungan
Penghasilan
Neto
Kegiatan Usaha
Tertentu
PM
dihitung
dengan
Norma
DPP
Nilai
21
Pasal 12
Penghapusan Piutang
Penghapusan
Piutang
Tidak Perlu
Disesuaikan
PK
Yang
Telah
Dilaporkan Penjual
PM
Yang
Telah
22
Pasal 12
BKP
Musnah/Rusak Karena
Force
Majeur
Force Majeur : kejadian yang terjadi di luar
kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan sehingga suatu kegiatan tidak dapat dilaksanakan
atau tidak dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
PM
atas
perolehannya tetap
dapat dikreditkan
Peperangan
Kerusuhan
Revolusi
Bencana Alam
Pemogokan
Kebakaran
Bencana Lainnya yang
dinyatakan oleh
pejabat/instansi yang
berwenang
BKP
Musnah/Rusak
Karena Force
Majeur
BKP yang sengaja dihancurkan oleh PKP bukan
23
Pasal 13
Kesalahan Pemungutan PPN
sepanjang:
‐
belum dikreditkan
‐
belum dibiayakan
‐
belum dikapitalisasi
Salah Pungut PPN
PPN
tersebut telah
disetor dan dilaporkan
PPN
dapat
dimintakan kembali
oleh Pihak Yang
Terpungut
Pihak Yang Terpungut:
a. importir;
b. pembeli barang atau penerima jasa
(termasuk Pemungut PPN);
c. pihak yang memanfaatkan barang tidak berwujud
atau jasa dari luar Daerah Pabean.
PPN dipungut terlalu
besar
PPN tidak seharusnya
24
Ketentuan mengenai pembuatan FP bagi Pemungut selain Bendahara Pemerintah disesuaikan dengan ketentuan umum mengenai pembuatan FP
Pasal 10
&
11
(2)
PP
143
Tahun 2000
PPN
yang
terutang atas penyerahan
kepada Pemungut PPN
dipungut pada saat
pembayaran oleh Pemungut PPN
Transaksi
dengan Mata
Uang Asing
Sesuai KMK
saat dilakukan
pada
25
Pasal 14
Transaksi dengan Mata
Uang Asing
PPN
dan PPnBM
dikonversi
ke
dalam
mata
uang
rupiah
Termasuk transaksi penyerahan
kepada Pemungut PPN selain
Bendahara Pemerintah
Transaksi dengan
menggunakan mata
uang asing
Sesuai kurs
KMK
pada
saat
pembuatan
Faktur
Pajak
2 Januari
11 Januari
25 Januari
Pembayaran Di Muka ‐ FP dibuat
‐ Kurs : Rp9.076,00
Kurs USD : Rp9.136,00 Periode : 9‐15 Januari 2012 KMK No : 6/KM.1/2012 Kurs USD: Rp9.076,00
Periode : 2‐8 Januari 2012 KMK No : 1571/KM.1/2011
Kurs USD: Rp9.060,00 Periode : 23‐29 Januari 2012 KMK No : 33/KM.1/2012
Barang diserahkan ‐ FP dibuat
‐ Kurs : Rp9.136,00
Pelunasan Pembayaran ‐ Tidak perlu buat FP
5 Februari
Kurs USD: Rp8.952,00
Periode : 30 Jan – 5 Feb 2012 KMK No : 54 /KM.1/2012
26
Pasal 15
Tempat Lain
Pengkreditan Pajak Masukan
Diatur lebih lanjut di PMK
KETENTUAN
UMUM
Pusat
27
Ketentuan ini sudah jelas diatur di UU, sehingga tidak perlu ditegaskan lagi di PP
Pasal 12
(3)
PP
143
Tahun 2000
Ada perolehan yang
telah dicatat namun
belum dilaporkan dalam
SPT
karena FP
terlambat
diterima
Pemeriksaan
Paling
lama
3
bulan setelah
berakhirnya Masa Pajak yang
bersangkutan
PM
tetap dapat
28
Pasal 16
PKP
Belum Berproduksi
Belum melakukan
penyerahan yang
terutang PPN
Belum Berproduksi
PKP
PM
atas impor atau
perolehan
Barang Modal
BKP
selain
Barang Modal
JKP
Dapat
Dikreditkan
Tidak Dapat
Dikreditkan
Berlaku
untuk
seluruh
kegiatan
usaha,
yaitu
industri/manufaktur,
usaha
perdagangan,
usaha
jasa,
dan
kegiatan
usaha
lainnya
29
Pasal 16
Definisi Barang Modal
harta
berwujud
dengan masa
manfaat
>
1
(satu)
tahun
Barang
Modal
termasuk
pengeluaran
yang
menurut
tujuan
semula
tidak
untuk
diperjualbelikan
yang
dikapitalisasi
ke
dalam
harga
perolehan
barang
modal
Contoh:
• PKP membeli barang modal, berupa mesin, dari luar Daerah Pabean.
• Untuk pemasangannya, PKP memanfaatkan jasa pemasangan dari PKP lain.
• Pembayaran atas jasa pemasangan yang dikapitalisasi ke dalam harga perolehan mesin
30
Pasal 17
Saat Penyerahan
Saat Terutang Pajak
Saat Penyerahan
Saat Pembuatan
Faktur Pajak
Pasal 11
UU
PPN
Pasal 13
UU
PPN
“
Saat penyerahan
yang merupakan dasar penentuan
saat terutang PPN
dan
saat
pembuatan Faktur Pajak
disinkronisasikan dengan praktik yang lazim terjadi dalam
kegiatan usaha yang tercermin dalam praktik pencatatan atau pembukuan berdasarkan
prinsip akuntansi yang berlaku umum serta diterapkan secara konsisten oleh PKP”
“Penyerahan dianggap telah terjadi, apabila resiko dan manfaat kepemilikan barang
telah berpindah kepada pembeli dan jumlah pendapatan dari transaksi tersebut dapat
diukur dengan handal”
31
Saat Pembuatan Faktur Pajak
saat
penyerahan
BKP
dan/atau
penyerahan
JKP
saat
penerimaan
pembayaran dalam
hal
penerimaan
pembayaran
terjadi
sebelum
penyerahan
BKP
dan/atau
JKP
saat
penerimaan
pembayaran
termin
dalam
hal
penyerahan
sebagian
tahap
pekerjaan
saat PKP
rekanan menyampaikan tagihan kepada
32
Pasal 17
Saat Penyerahan BKP
Bergerak
a. diserahkan secara langsung kepada pembeli atau pihak ketiga untuk dan atas nama pembeli;
b. diserahkan secara langsung kepada penerima barang;
c. diserahkan kepada juru kirim atau pengusaha jasa angkutan; atau
d. diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau
pada saat diterbitkan
faktur penjualan
, sesuaidengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten.
Penjualan langsung dan
penjualan eceran
Pemberian
cuma
‐
cuma,
pemakaian
sendiri,
dan
penyerahan
antarcabang
Penjualan
dengan
syarat
fob
shipping
point
33
Pasal 17
Contoh Saat Penyerahan BKP
Bergerak
1
PT
Aman
menyerahkan
Barang
Kena
Pajak
secara
langsung
kepada
Tuan
Igna
pada
tanggal
15
Mei
2011.
2
PT Berkah (Jakarta) menjual BKP kepada PT Ceria (Surabaya) dengan syarat
pengiriman
fob shipping point
. Barang dikeluarkan dari gudang PT Berkah dan
dikirim ke gudang PT Ceria pada tanggal 10 Juni 2011 dengan menggunakan
perusahaan ekspedisi dengan tanggal DO (
delivery order
) 10 Juni 2011. Barang
34
Pasal 17
Contoh Saat Penyerahan BKP
Bergerak
12 Agustus
Contoh Transaksi Penjualan
(fob
destination)
Barang diterima Pembeli
Perakitan & ujicoba
barang oleh Pembeli
Penjual menerbitkan Faktur Penjualan
Barang keluar dari gudang Penjual
13 Agustus
13‐16 Agustus
16 Agustus
35
Pasal 17
Saat Penyerahan BKP
Tidak Bergerak
saat
penyerahan
hak
untuk
menggunakan
atau
menguasai
Barang
Kena
Pajak
berwujud
tersebut,
secara
hukum
atau
secara
nyata,
kepada
pihak
pembeli
36
Pasal 17
Contoh Saat Penyerahan BKP
Tidak Bergerak
Perjanjian jual beli sebuah rumah ditandatangani tanggal 1 Mei 2011.
Perjanjian penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai rumah tersebut dibuat
atau ditandatangani tanggal 1 September 2011.
2 Bila sebelum surat atau akte tersebut dibuat atau ditandatangani, rumah telah
diserahkan atau berada dalam penguasaan pembeli atau penerimanya, maka Faktur
Pajak harus diterbitkan pada saat barang tersebut secara nyata diserahkan atau berada
dalam penguasaan pembeli atau penerima barang.
37
Pasal 17
Saat Penyerahan BKP
Tidak Berwujud
Pemberian
cuma
‐
cuma,
pemakaian
sendiri,
dan
penyerahan
antarcabang
a. diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten
b. kontrak atau perjanjian ditandatangani, atau saat mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, sebagian atau seluruhnya
38
Pasal 17
Saat Penyerahan BKP
(Aktiva)
a. ditandatanganinya akta pembubaran oleh Notaris
Saat Penyerahan untuk persediaan dan aktiva yang
masih tersisa
pada saat pembubaran perusahaan?
b. berakhirnya jangka waktu berdirinya perusahaan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar
c. tanggal penetapan Pengadilan yang menyatakan perusahaan dibubarkan
d. diketahuinya bahwa perusahaan tersebut nyata‐
nyata sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau sudah dibubarkan, berdasarkan hasil pemeriksaan atau berdasarkan data atau dokumen yang ada
Mana yang
terjadi
39
Pasal 17
Saat Penyerahan BKP
(Restrukturisasi Usaha)
Tidak memenuhi Pasal 1A (2) UU PPN
Penggabungan usaha a. Saat disepakati atau ditetapkan sesuai hasil
Rapat Umum Pemegang Saham yang
tertuang dalam perjanjian; atau Peleburan usaha
Pemekaran usaha
Pemecahan usaha
Pengambilalihan usaha Perubahan bentuk usaha
b. Saat ditandatanganinya akta oleh Notaris
Saat Penyerahan BKP
40
Pasal 17
Saat Penyerahan JKP
1) diakui sebagai piutang atau penghasilan atau pada saat diterbitkan faktur penjualan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten
2) kontrak atau perjanjian ditandatangani
3) saat mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik sebagian atau
seluruhnya, dalam hal pemberian cuma‐cuma
atau pemakaian sendiri
Dalam hal
tidak diketahui
Pemberian
cuma
‐
cuma,
pemakaian
sendiri,
dan
41
Pasal 17
Contoh Saat Penyerahan JKP
1
PT Semangat menyewakan satu unit ruko kepada PT Diatetupa dengan masa kontrakselama 12 tahun. Dalam kontrak disepakati antara lain:
• PT Diatetupa mulai menggunakan ruko tanggal 1 September 2011;
• Nilai kontrak sewa selama 12 tahun adalah Rp 120.000.000,00
• Pembayaran sewa adalah tahunan dan disepakati dibayar setiap tanggal 29 September
dengan pembayaran sebesar Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) per tahun.
Pada tanggal 29 September 2011 PT Diatetupa melakukan pembayaran sewa untuk
tahun pertama.
2
1. PT Setiyakom adalah suatu perusahaan jasa telekomunikasi.2. PT Setiyakom melakukan penagihan kepada pelanggan sesuai dengan periode
pemakaian selama satu bulan.
3. Pengumpulan data‐data pemakaian dari pelanggan memerlukan waktu beberapa hari,
sehingga faktur penjualan baru dapat diterbitkan beberapa hari setelahnya.
4. Untuk pemakaian oleh pelanggan pada tanggal 1 – 30 Juni 2011, PT Setiyakom
42
Pasal 17
Saat Penyerahan
‐
Pemanfaatan dari luar DP
Saat Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud/ JKP dari luar Daerah Pabean
Saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut dinyatakan sebagai utang
oleh pihak yang memanfaatkannya
Saat harga jual Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau
penggantian Jasa Kena Pajak tersebut ditagih oleh pihak yang
menyerahkannya
Saat harga perolehan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dan/atau Jasa Kena Pajak tersebut dibayar baik sebagian atau
seluruhnya oleh pihak yang memanfaatkannya
tanggal ditandatanganinya kontrak
atau perjanjian
Mana yang
terjadi lebih
dahulu
43
Pasal 17
Saat Penyerahan – Impor &
Ekspor
Saat
Impor BKP
Saat
Ekspor BKP
saat
Barang
Kena
Pajak
dimasukkan
ke
dalam
Daerah
Pabean
saat
Barang
Kena
Pajak
dimasukkan
ke
dalam
Daerah
Pabean
PIB
PEB
Saat
Ekspor BKP
Tidak Berwujud
Saat
Ekspor JKP
saat Penggantian atas Barang Kena
Pajak Tidak Berwujud yang
diekspor
tersebut dicatat atau diakui sebagai
piutang atau penghasilan
saat Penggantian atas jasa yang
diekspor tersebut dicatat atau diakui
sebagai piutang atau penghasilan
Pemberitahuan
Ekspor JKP/BKP
44
Ketentuan ini sudah jelas diatur di UU, sehingga tidak perlu ditegaskan lagi di PP
Pasal 14
PP
143
Tahun 2000
Tempat PPN terutang
Impor BKP
Pemanfaatan dari
luar Daerah Pabean
Tempat BKP
dimasukkan
Tempat tinggal/
tempat kedudukan
Kegiatan
Membangun Sendiri
Tempat bangunan didirikan
DJP dapat menentukan tempat lain sbg tempat
45
Pasal 18
Pemusatan PPN
PKP
Memiliki >
1
Tempat
Kegiatan Usaha
Dapat menyampaikan pemberitahuan
Pemusatan Tempat
Terutang PPN
Administrasi Penjualan
wajib terpusat pada
46
Pasal 19
Faktur Pajak Terlambat
sejak
saat
Faktur
Pajak
seharusnya
dibuat
PKP
dianggap
tidak
menerbitkan
Faktur
Pajak
PPN
tidak
dapat
dikreditkan
sebagai
Pajak
Masukan
Faktur
Pajak
>
Dibuat
3
Bulan
Bukan
47
Pasal 19
Ilustrasi Faktur Pajak Terlambat
Saat penyerahan
= saat pembuatan FP
Februari Maret
5 Jan 5 Apr
FP
> 5
April
FP
terlambat diterbitkan
‐
Sanksi 2%
x
DPP
‐
PM
dapat dikreditkan oleh Pembeli
FP
terlambat diterbitkan
‐
Sanksi 2%
x
DPP
‐
PM
tidak dapat
dikreditkan oleh Pembeli
48
Pasal 20
Pedagang Eceran
Pedagang
Eceran
Kegiatan usaha/pekerjaannya melakukan
penyerahan JKPdengan cara :
a. melalui suatu tempat penyerahan jasa secara langsung kepada konsumen akhir atau langsung datang ke tempat konsumen akhir;
b. langsung kepada konsumen akhir,
tanpa didahului dengan penawaran; dan
c. pada umumnya dilakukan secara tunai.
Tanpa keterangan : identitas pembeli
nama dan tanda tangan penjual
Tidak diterbitkan
Surat Tagihan Pajak
Membuat
Faktur Pajak tidak lengkap
Kegiatan usaha/pekerjaannya melakukan
penyerahan BKP dengan cara :
a. melalui suatu tempat penjualan eceran
atau langsung datang ke tempat
konsumen akhir;
b. langsung kepada konsumen akhir, tanpa didahului dengan penawaran; dan
c. pada umumnya dilakukan secara tunai
dan penjual/pembeli langsung
49
Pasal 20
Pabrikan
Yang
Melakukan
Penyerahan
Eceran
Pabrikan/
Distributor
Penyerahan
eceran
Penyerahan
tidak eceran
Tanpa keterangan : identitas pembeli
nama dan tanda tangan penjual
Dapat
Faktur
Pajak
tidak
lengkap
Harus
50
Pasal 21
Ketentuan Peralihan
Ketentuan Mengenai:
1. Saat Penyerahan sebagai dasar
saat pembuatan Faktur Pajak
(Ps 19 (1) jo Ps 17 PP 1/2012)
2. Pedagang
eceran
yang
melakukan
penyerahan
JKP
secara eceran
(Ps 20 PP 1/2012)
51