• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH Sistem Informasi Manajemen (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH Sistem Informasi Manajemen (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Sistem Informasi Manajemen

Pembajakan Software Di Indonesia

Di susun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sistem Informasi Manajemen

Di Susun Oleh

Indah Permata Sari 2S1.14.064.S

JURUSAN MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MANAJEMEN BISNIS BANDUNG BANDUNG BUSINESS SCHOOL

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekitar 90 persen perangkat lunak yang beredar di Indonesia merupakan produk bajakan. Direktur Penyidikan Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM Muhammad Adri mengatakan pelanggaran hak cipta software berada pada taraf yang meresahkan. Berdasarkan International Data Cooperation (IDC) yang disiarkan pada April 2012, Indonesia masih menempati peringkat ke-11 dengan jumlah peredaran software bajakan sebesar 86 persen, dengan nilai kerugian 1,46 miliar dolar AS atau Rp 12,8 triliun,

Saat ini teknologi berkembang dengan sangat pesat dan dapat dirasakan dari waktu ke waktu. Teknologi yang berkembang ini dapat memudahkan manusia dalam melakukan aktivitasnya. Komunikasi dari satu tempat ke tempat lain pun menjadi lebih mudah dengan adanya perkembangan teknologi ini. Informasi yang didapat oleh seseorang pun akan lebih mudah dan sangat beragam. Bahkan teknologi dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia saat ini. Tanpa adanya teknologi, manusia tidak akan berkembang sampai sejauh ini.

Salah satu contoh perkembangan teknologi saat ini adalah software komputer yang dapat menunjang kecanggihan yang dimiliki oleh alat elektronik tersebut. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian dengan cara mengembangkan atau menciptakan software-software baru. Disinilah letak permasalahan terjadi. Banyak pengguna komputer melakukan pembajakan terhadap software-software tesebut.

Menurut BSA (Business Software Alliance) Adalah : Pembajakan piranti lunak adalah penyalinan atau penyebaran secara tidak sah atas piranti lunak yang dilindungi undang-undang. Hal ini dapat dilakukan dengan penyalinan, pengunduhan, sharing, penjualan, atau penginstallan beberapa salinan ke komputer personal atau kerja. Pembajakan software adalah penggunaan perangkat lunak yang memiliki hak cipta untuk sebuah tujuan komersial tanpa membayarkan royalti kepada pemegang hak cipta dari perangkat lunak tersebut,

Pembajakan software juga dapat dikategorikan sebagai kejahatan komputer.Pengertian kejahatan komputer menurut OECD yang didefinisikan dalam kerangka computer abuse yakni, ‘Any illegal, unethical or unauthorized behavior involving authomatic data processing and/or transmissing of data’, terjemahan bebasnya adalah sebagai berikut ‘Setiap perilaku yang melanggar /melawan hukum, etika atau tanpa kewenangan yang menyangkut pemrosesan data dan/atau pengiriman data’.

(3)

intelektual lain seperti karya tulis, musik, lukis dan film. Namun, sebagian besar orang mengasosiasikan UU ini dengan pengaturan penggunaan software, karena memang software dan informasi digital lainnya, seperti film yang disimpan dalam format digital memang sangat mudah dibajak.

1.2 Rumusan masalah

1. Jelaskan sejauh mana pembajakan software terjadi dalam praktek etika? 2. Apa hubungan pembajakan software dengan intellectual capital? 3. Sebutkan dampak dari pembajakan software !

4. Bagaimana cara menyikapi terhadap pembajakan software ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui sejauh mana pembajakan software

2. Mengetahui hubungan pembajakan software dengan intellectual capital

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembajakan software dalam praktek etika

Etika adalah suatu masalah bagi manusia yang memiliki kebebasan untuk memilih. Etika adalah tentang pilihan maisng – masing orang ketika berhadapan dengan berbagai alternative tindakan. Pembajakan software yang terjadi belakangan ini telah menjadi pelanggaran kode etik yang sudah di terapkan di Indonesia.

Pentingnya isu-isu etika yang terkait dengan Teknologi Informasi (TI) bersifat sangat kritis dalam masyarakat kita saat ini (Peslak, 2006 dalam Dewi & Gudono, 2007), seiring dengan pesatnya perkembangan TI belakangan ini. Penilaian seseorang terhadap suatu masalah etika berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Dalam arti, relativitas dari standar etika masih menjadi pertentangan. Di satu sisi harus ada standar etika yang bersifat universal, sedangkan di sisi lain tidak ada standar yang benar dan absolut yang dapat diterapkan untuk semua masyarakat, dengan kata lain lain penerapan suatu etika tergantung pada situasi tempat di mana etika tersebut diterapkan, karena ada faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan suatu etika sehingga tidak bersifat universal, misalnya pengaruh budaya tertentu.

Etika tersebut muncul karena adanya intensi keperilakuan. Intensi Keperilakuan didefinisikan sebagai suatu keinginan individu untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku (yaitu keinginan untuk berperilaku etis atau tidak etis) (Ajzen 1991; Ajzen dan Fishbein 1980; Ajzen dan Madden 1986; Bommer at al. 1987; Eining dan Christensen 1991; Ferrel dan Gresham 1985 dalam Dewi & Gudono, 2007). Sedangkan menurut Fishbein and Ajzen (1975) dalam Davis et al. (1989), Intensi Keperilakuan didefinisikan sebagai sebuah ukuran dari kekuatan sebuah keinginan untuk melakukan suatu perilaku yang spesifik. Norma-norma individu dilekatkan dalam konsep-konsep pribadi individu yang didasarkan pada kepercayaan dan sistem nilai yang dianut. Pemahaman norma-norma sosial membutuhkan penyesuaian nilai-nilai yang secara intrinsik menuntun perilaku dan menentukan jika perilaku pengaruhan diterima atau ditolak (Malhotra & Galleta, 2005 dalam Dewi & Gudono, 2007). Masalah Etika Persepsian adalah suatu pandangan bagaimana seorang individu memandang dan menilai suatu situasi apakah termasuk ke dalam masalah etis atau tidak (Goles et al., 2006 dalam Dewi & Gudono, 2007).

Adapun Jenis-jenis pembajakansoftware yang ada:

(5)

Retail piracy & counterfeiting, persewaan software dalam bentuk CD yang biasa disewakan dengan harga Rp 2.000 sampai 20.000.

Internet piracy, download dari rapidshare atau dari tempat illegal atau bukan dari website resmi programnya.

Harddisk loading, pembelian komputer rakitan yang telah diisikan dengan Windows dan berbagai program seperti Office dan AntiVirus.

Tidak bisa disangkal bahwa hal ini didorong dengan tersedianya software bajakan di pasar yang membuat semakin maraknya pemakaian software bajakan di berbagai Negara termasuk Indonesia. Juga didukung oleh beberapa faktor yang mendukung pembutan software bajakan yakni:

1. Proses penggandaan software semakin mudah. Produsen software semakin canggih membuat produksi software anti membajakan, tetapi para pembajak juga semakin canggih mencari cara supaya softwaretadi bisa dibajak. Dengan adanya crack, keygen juga cara lainnya. Penggandaannya semakin mudah, dengan cara menaruh installer software ditambah crack atau keygen-nya di internet, lalu menyebarkan link-nya.

2. Kurangnya kesadaran dan budaya masyarakat untuk menghargai hak cipta atas software. 3. Sikap acuh terhadap konsekuensi hukum yang timbul akibat pembajakan software.

4. Faktor penegakan hukum dan perangkat perundang-undangan di bidang hak cipta yang masih kurang memadai.

pedoman yang dibuat oleh Indoglobal-supp@indoglobal.com (Dewi & Gudono, 2007) mengenai pedoman bagi pemakai dan nekinet yang diberi judul Sepuluh Perintah untuk Etika Komputer, yang isinya adalah:

 Jangan menggunakan atau menyalin perangkat lunak yang belum kamu bayar.  Jangan menggunakan sumber daya komputer orang lain tanpa otorisasi.  Jangan mengambil hasil intelektual orang lain untuk diri kamu sendiri.  Pikirkanlah mengenai akibat sosial dari program yang kamu tulis.

 Gunakanlah komputer dengan cara yang menunjukkan tenggang rasa dan rasa penghargaan

2.2 Hubungan Pembajakan Software dengan intellectual capital

(6)

''Kekayaan Intelektual'' merupakan kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra, gubahan lagu, karya tulis, karikatur, dan seterusnya. Terakhir, HaKI merupakan hak-hak (wewenang/kekuasaan) untuk berbuat sesuatu atas Kekayaan Intelektual tersebut, yang diatur oleh norma-norma atau hukum-hukum yang berlaku.

``Hak'' itu sendiri dapat dibagi menjadi dua. Pertama, ``Hak Dasar (Azasi)'', yang merupakan hak mutlak yang tidak dapat diganggu-gugat. Umpama: hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan keadilan, dan sebagainya. Kedua, ``Hak Amanat/ Peraturan'' yaitu hak karena diberikan oleh masyarakat melalui peraturan/perundangan. Di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan Indonesia, HaKI merupakan ''Hak Amanat/Pengaturan'', sehingga masyarakatlah yang menentukan, seberapa besar HaKI yang diberikan kepada individu dan kelompok.

Sesuai dengan hakekatnya pula, HaKI dikelompokkan sebagai hak milik perorangan yang sifatnya tidak berwujud (intangible). Terlihat bahwa HaKI merupakan Hak Pemberian dari Umum (Publik) yang dijamin oleh Undang-undang. HaKI bukan merupakan Hak Azazi, sehingga kriteria pemberian HaKI merupakan hal yang dapat diperdebatkan oleh publik.

Undang-undang mengenai HaKI pertama kali ada di Venice, Italia yang menyangkut masalah paten pada tahun 1470. Caxton, Galileo, dan Guttenberg tercatat sebagai penemu-penemu yang muncul dalam kurun waktu tersebut dan mempunyai hak monopoli atas penemuan mereka. Hukum-hukum tentang paten tersebut kemudian diadopsi oleh kerajaan Inggris di jaman TUDOR tahun 1500-an dan kemudian lahir hukum mengenai paten pertama di Inggris yaitu Statute of Monopolies (1623). Amerika Serikat baru mempunyai undang-undang paten tahun 1791.

Upaya harmonisasi dalam bidang HaKI pertama kali terjadi tahun 1883 dengan lahirnya konvensi Paris untuk masalah paten, merek dagang dan desain. Kemudian konvensi Berne 1886 untuk masalah Hak Cipta (Copyright).

Dan Software masuk dalam Hak Cipta yang dilindungi. Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(7)

Pembajakan Software termasuk tindakan pidana yang melanggar Hak Cipta.Ketentuan pidana Hak Cipta, antara lain:

a. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberikan izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 tahun dan denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

b. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak membuat, memperbanyak atau menyiarkan rekaman suara dan atau gambar dari pertunjukannya dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 tahun dan denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

c. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta dan hak yang berkaitan dengan hak cipta dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak 150,000.000,00.

d. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak merusak atau membuat tidak berfungsinya teknologi kontrol yang dipergunakan untuk mengontrol hak pencipta dan pihak terkait diancam pidana penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak Rp. 45.000.000,00.

e. Ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta dirampas atau diambil alih negara untuk dimusnahkan.

f. Tindak pidana sebagaimana dimaksud di atas adalah kejahatan.

2.3 Dampak dari pembajakan software

2.3.1

Dampak Negatif

 Merugikan Produsen Software ini jelas merupakan sisi negatif utama dari tindakan pembajakan software. Ketika consumer membeli bajakan, produsen akan rugi karena produk mereka terjual namun mereka tidak mendapat uangnya.

 Merugikan Negara Predikat Indonesia sebagai salah satu Negara pembajak terbesar mebuat banyak investor luar negeri enggan berinvestasi. Dampaknya, pertumbuhan perekonomian Indonesia menjadi lambat.

 Pengguna Software Bajakan tidak Mendapat dukungan Teknis dari Produsen Software Produsen tidak akan memberikan dukungan teknis bagi pengguna software bajakan. Ini karena produsen tidak mendapat keuntungan, sehingga tidak mau memberikan dukungan kepada pengguna untuk software mereka.

(8)

Bisnis.com, JAKARTA - Hanya bermodalkan pulsa dari (internet) dan telepon pintar,

orang-orang di mana pun dia berada dapat mengunduh lagu-lagu tanpa mengeluarkan uang sepersen pun. Entah secara sadar atau tidak, mereka telah melakukan pelanggaran hak cipta yang telah tertulang dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Tak tanggung-tanggung, berdasarkan data dari Asosiasi industri Rekaman Indonesia (ASIRI) musik bajakan menguasai 95,7 persen pasar di Indonesia sejak 2007 sementara itu musik legal hanya sekitar 4,3 persen.Kemudian berdasarkan catatan Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) pada 2013 kerugian akibat pembajakan musik rekaman mencapai Rp4 triliun per tahun.Hal yang sama juga terjadi pada industri perfilman, di mana berdasarkan perhitungan Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI) pembajakan yang dilakukan terhadap satu film saja dapat kerugian sekitar Rp4,3 miliar, sehingga diperkirakan kerugian yang ditimbulkan jika membajak sekitar 100 film mencapai Rp437,5 miliar.

beberapa faktor yang mendukung pembutan software bajakan yakni:

1. Proses penggandaan software semakin mudah. Produsen software semakin canggih membuat produksisoftware anti membajakan, tetapi para pembajak juga semakin canggih mencari cara supaya softwaretadi bisa dibajak. Dengan adanya crack, keygen juga cara lainnya. Penggandaannya semakin mudah, dengan cara menaruh installer software ditambah crack atau keygen-nya di internet, lalu menyebarkan link-nya.

2. Kurangnya kesadaran dan budaya masyarakat untuk menghargai hak cipta atas software. 3. Sikap acuh terhadap konsekuensi hukum yang timbul akibat pembajakan software.

4. Faktor penegakan hukum dan perangkat perundang-undangan di bidang hak cipta yang masih kurang memadai.

Kesadaran dari berbagai kalangan terhadap kerugian pemakaian software bajakan khususnya untuk perusahaan. Ada pemikiran bahwa jika tidak memakai software bajakan akan merugikan, jika memakai maka akan mengurangi biaya operasional perusahaan. Berikut ini kerugian yang bisa dirasakan jangka panjang dengan memakai software bajakan:

1. Menghancurkan industri software lokal dan merugikan distributor software lokal yang tidak mampu bersaing secara sehat dengan distributor software bajakan. Mungkin yang tidak bekecimpuk atau berbisnis industri IT tidak terlalu sadar tentang ini, tapi pembajakan software jelas-jelas merugikan industrisoftware. Banyak perusahaan software dalam negeri sudah memproduksi software yang tidak kalah canggih dan punya harga yang jauh lebih murah dibanding produksi Microsoft, Adobe, Corel, dan lain sebagainya. Tapi karena pembajakan, masyarakat Indonesia lebih senang memakai software bajakan yang murah.

(9)

3. Merugikan perusahaan pembuat software yang karyanya dibajak, mengurangi gairah investasi dan gairah untuk berinovasi dari produsen software.

4. Secara keseluruhan, pembajakan merugikan ekonomi suatu negara dari sektor pajak, tenaga kerja, dan sebagainya. Dengan memakai software yang asli kita sudah membayar pajak dan dengan itu meningkatkan pendapatan Negara.

2.3.2 Dampak Positif

 Membantu pekerjaan. Misalnya tugas sekolah, tugas kantor, buku acara yang memerlukan lisensi software pengolah kata. Software bajakan cukup membantu karena lisensi dari software-software

ini sangatlah mahal bagi sebagian besar pengguna.

 Membantu dunia pendidikan. Dalam proses pendidikan, terdapat berbagai macam file di internet yang dapat diunduh secara Cuma-Cuma yang berkaitan dengan pengetahuan. Software bajakan

membantu karena untuk mendapatkanreader dari software-software tersebut, tidak memerlukan

biaya yang mahal sehingga seorang pelajar dapat mempelajari artikel-artikel tersebut dengan

mudah.

 Hiburan yang murah. Game-game bajakan sangat memberikan hiburan yang murah karena selain sangat atraktif, untuk mendapatkannya kita tidak memerlukan biaya yang mahal.

Dampak positif yang dikemukakan di atas adalah sebagian dari keuntungan pembajakan software,

selanjutnya akan di uraikan menurut fakta yang ada, bahwa pembajakan software pun

dapatmemberikan manfaat kepada kita semua, diantaranya sebagai berikut :

1. Keuntungan mendwonload film dari internet

Beberapa organisasi seperti MPAA (Motion PictureAssociation of America )sering mengklaim

bahwa mereka kehilangan milyaran dollar karena pembajakan di internet.

Padahal bila konsumen mengunduh film dari internet itu kemungkinan besar karena mereka

tidak dapat menonton langsung, ataupun didaerah mereka tidak ada bioskop.

2. Keuntungan Band dunia dan penyanyi kelas dunia

Mungkin bagi orang – orang yang tinggal di Negara besar akan sangat mudah mendapatkan

informasi mengenai hal yang mendunia contoh ketika sedang terkenal band ataupun penyanyi di

setiap musimnya, mereka dengan gampang dapat menikmati persembahan dari musisi tersebut.

Tapi bagaimana jika orang – orang yang tinggal di daerah terpencil ? Disini lah keuntungan

dimana adanya pembajakan, karena tanpa adanya pembajakan, maka musisi tersebut tidak akan

(10)

3. Melakukan streaming

Dapat kita ketahui bahwa dengan streaming dapat mempermudah kita untuk mendapatkan

informasi lebih luas, terutama informasi di luar negeri.

4. Memanfaatkan Hacker

Dengan tingginya tingkat Hacker di Indonesia ini, perusahaan dapat memanfaatkannya dengan

menggunakan jasa mereka untuk membantu memberantas blog atau situs internet yang kurang

baik.

2.4 Cara mengatasi pembajakan software

Pembajakan software merupakan hal yang tidak etis dilakukan dan tidak sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu, berbagai langkah telah banyak dilakukan BSA dalam rangka penegakan hukum di bidang hak cipta.

Kegiatan yang dilakukan antara lain sayembara, pelaporan pembajakan software di dalam websitenya, dan adanya upaya untuk menggalakkan pemakaian software open source. Dengan demikian diharapkan perusahaan mau melegalkan software yang tidak resmi, sehingga semuanya beralih ke produk resmi. Tidak diketahui secara jelas apakah sudah ada kebijakan dari perusahaan swasta soal penggunaan software ilegal di dalam perusahaan, padahal banyak perusahaan swasta yang menjalan operasional untuk tujuan komersial dengan menggunakan software ilegal. Sebelum UU Hak Cipta yang baru diberlakukan, pernah juga dilakukan seperti itu dan ternyata efektif, tapi end user tidak dapat dikenakan tindakan hukum karena pasal untuk menjeratnya waktu itu belum ada. “Dengan Undang Undang Hak Cipta yang baru dapat dilaksanakan karena ada pasal 72 ayat 3,” katanya. Dia mengemukakan bahwa pengusaha swasta hendaknya perlu mengubah pemahaman soal piranti lunak ini. Dulu software dianggap bagian darihardware. Dengan adanya UU Hak Cipta yang baru, maka pemahaman perusahaan hendaknya perlu diubah.

Kabar baiknya, kini, sudah ada satu instansi pemerintah yang membuat batasan yang jelas soal penggunaansoftware ilegal tersebut. Instansi pemerintah itu sudah memiliki komitmen menggunakan semua softwarelegal di lingkungannya, sehingga bila ada kedapatan produk ilegal pada personal computer karyawan, maka hal itu akan menjadi tanggungjawab mereka sendiri.

Software itu merupakan aset, sedangkan dulu dianggap cost. Harga software ilegal atau bajakan jauh lebih murah dari produk resmi. Maka, maraknya penggunaan software ilegal juga berdampak negatif terhadap perkembangan industri tersebut di dalam negeri. Orang akan malas berkreasi untuk menciptakan suatu hasil karya karena kurangnya perlindungan hukum terhadap para penciptanya. Industri yang berbasis hak cipta memang memiliki kepentingan terhadap penegakan hukum hak cipta karena pasar mereka digerogoti oleh peredaran produk bajakan, yang jumlahnya cukup besar.

(11)

untuk lebih meningkatkan apresiasi terhadap hak atas kekayaan intelektual. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan maupun individu tidak segan lagi uintuk membeli software yang dianggap sangat mahal.

Cara mengatasi pembajakan di Indonesia nampaknya tak cukup dengan UU HAKI saja. Berarti harus ada cara lain yang ditempuh oleh para developer/programmer software supaya bisa “bertahan hidup”. Kalau mau terus bertahan dengan mengandalkan UU HAKI itu sah-sah saja. pengaturan tentang HAKI yang mengatur tentang hak cipta di indonesia sudah ter regulasi dengan cukup baik.tetapi itu kurang,karena apa.rakyat indonesia adalah rakyat yang mementingkan ke ekonomisan suatu produk dibandingkan kualitas.karena dengan harga ekonomis,rakyat indonesia bisa mendapatkan barang yang mereka ingnkan.itulah salah satunya penyebab pembajakan di indonesia ini masih marak terjadi.sehingga saya menyuimpulkan cara untuk meminimalisir dari pembajakan di indonesia adalah dengan cara mengsosialisasikan kepada masyarakat akan bagusnya,keuntungannya (baik individu maupun negara) atas sesuatu barang asli atau non bajakan,kemudian dengan cara menindak para pedangan barang2 bajakan yang beredar banyak di pinggiran palan,dan tempat lainnya.bukan hanya itu,pemerintah juga harus membuat bagaimna caranya agar barang asli itu dapat cukup untuk kantong rakyat indonesia yang ada pada menengah ke bawah.agar para rakyat tidak ada yang meresa di diskriminasi.dengan cara membagikan barang2 asli untuk sosialisasi ke

masyarakat.sehingga masytarakat tau,apa pentingnya dan keuntungan membeli barang asli.dan bukan hanya menindaka para pedagang.tetapi juga harus menindaka secara tegas kepada para produsen yang membuat barang2 bajakan itu.pemerintah juga harus menyediakan tenaga ahli untuk mengatasinya seperti hacker dan creaker handal.untuk mengatasi pembajakan software komputer di Indonesia. Berikut salah satu langkah yang di ambil oleh Indonesia untuk mengurangi tingkat pembajakan software di Indonesia.

“OPEN SOURCE”, itulah kata-kata yang harus di pikirkan Indonesia kedepan. Kenapa Indonesia

harus memilih Open Source sebagai jalan untuk mengurangi pembajakan di Indonesia??

Indonesia harus menggunakan open source sebagai jalan keluar dari masalah diatas karena open source memiliki banyak sekali kelebihan. Open source ini bisa di dapatkan siapa saja yang ingin menggunakannya, karena open source ini bersifat gratis, jadi tidak hanya lisensi softwarenya yang gratis, pengguna computer juga dapat merubah isi program tanpa meminta izin atau membeli sebuah lisensi terlebih dahulu,dan semua itu merupakan jalan untuk mengurangi pembajakan yang banyak di lakukan di Indonesia. Kemudian open source ini juga tidak kalah hebatnya dengan yang closed source, meskipun gratis tapi kemampuannya saat ini sudah tidak diragukan lagi.

Kenapa pengguna komputer harus beralih ke open source?

(12)

• Meningkatkan Citra Negara :

Tahukah anda, bahwa pembajakan juga mempengaruhi citra sebuah Negara? Dan juga menjadikan citra sebuah Negara itu turun? Secara tidak langsung, hubungan dagang sebuah Negara dengan Negara lain pasti akan tercoreng namanya karena sebuah pembajakan, karena software tidak hanya di produksi oleh dalam negaranya saja, tetapi juga harusbekerja sama dengan Negara lain, seperti halnya sebuah software sistem operasi.

• Kreativitas :

Dengan Open Source, kta bisa mempelajari cara kerja perangkat lunak, kita juga bisa memodifikasi perangkat lunak tersebut tanpa takut mahalnya lisensi, karena open source ini bebas untuk dirubah kode/sourcenya, karena open source ini gratis. Tidak hanya memodifikasi,kita juga bisa membuat perangkat lunak sendiri dengan dengan sumber yang ada.

• Penghematan :

1. Hemat waktu :

Dengan keamanan system open source yang sangat baik, kita tidak usah repot-repot membuang waktu kita untuk membersihkan virus komputer yang terjadi pada closed source (baca : Windows).

2. Hemat Biaya :

Kita harus berpikir, berapa banyak biaya yang kita perlukan untuk membeli sebuah software?

(Open Source is Free)

3. Hemat Devisa :

(13)

BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Dari beberapa uraian yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Beberapa penyebab terjadinya pembajakan software di Indonesia yaitu mahalnya software legal, kurangnya kesadaran masyarakat sebagai pengguna software, dan kurangnya sikap teladan dari pemerintah dan aparat hukum untuk menggunakan software yang legal pula.

2. Dampak dari pembajakan software bagi Indonesia yaitu tidak hanya merugikan perusahaan software lokal, tapi juga merugikan Negara. Perusahaan software rugi karena produk orisinilnya yang harganya jutaan rupiah harus bersaing dengan produk bajakan yang harganya hanya puluhan ribu rupiah. Negara juga dirugikan, karena software bajakan itu sudah pasti tidak bayar pajak.

(14)

Daftar Pustaka

Mc Leod, R. 2001. Sistem Informasi Manajemen, Terjemahan. Prehallindo Jakarta.

Parker, D.B 1988, “Ethics for Information Systems Personnel” Journak of Information System Management 5(Sumer 1988)46

http://www.linux.or.id/indonesia-kreatif-dengan-open-source.html

Referensi

Dokumen terkait

Etil Klorida banyak diperlukan dalam bidang industri antara lain digunakan sebagai bahan baku pembuatan etil selulosa, cat, obat-obatan Anastethic, Refrigerant dan

m 3 /jam dengan rata-rata operasi 10 jam dalam sehari. Hal ini mengakibatkan perusahaan mengalami lostsale sehingga keuntungan yang diperoleh tidak

Proses awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi lapangan, karena studi lapangan sangatlah penting untuk mengumpulkan berbagai informasi dasar yang

Pada bahan standar tidak dilakukan penambahan baik asam sulfo salisilat maupun EDTA dan tidak dilakukan pemusingan, karena bahan standar tersebut sudah dalam bentuk larutan murni

MODEL PENGELOLAAN DATABASE PENDUKUNG LAYANAN INFORMASI PUBLIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA KOPERTIS WILAYAH VI, Nova Rijati, Budi

Setiap individu mempun0ai /iri dan sifat atau karakteristik -awaan 1 heredity heredity 2 0an -er-eda+-eda dan 2 0an -er-eda+-eda dan karakteristik 0an diperoleh dari

berpengaruh kepada hasil dari proses pembelajaran siswanya. Maka dari itu seorang pendidik harus memiliki prinsip-prinsip pengajaran. Berbagai metode harus disiapkan

Dari hasil wawancara tersebut, dapat dinilai bahwa Narasumber 2 diberi kesempatan untuk mengembangkan strategi dari perusahaan, tetapi karena strategi yang dipakai