• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PARTISIPAT. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PARTISIPAT. pdf"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PARTISIPATIF

BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS

VIIIA SMP NEGERI 3 MENDOYO

Gusti Ayu Putu Intan Pradnyani Dewi, I Made Sutama, Sang Ayu Putu Sriasih

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {

intanpradnyani1205@gmail.com, imadesutamaubd@gmail.com,

sap.sriasih@yahoo.com}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan (1) mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa hingga tercapainya tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada kegiatan menulis karangan narasi dengan penerapan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri, (2) mendeskripsikan langkah-langkah yang ditempuh dalam menerapkan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri, dan (3) mendeskripsikan respons siswa terhadap penerapan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo yang berjumlah 35 orang. Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil, langkah-langkah, dan respons siswa dalam penerapan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes, observasi, angket/kuesioner, dan wawacara. Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) tercapainya ketuntasan hasil belajar menulis karangan narasi siswa berkat diterapkannya metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri, yakni pada pratindakan skor rata-rata klasikal 70, siklus I memperoleh skor rata-rata klasikal 73, dan pada siklus II nilai rata-rata klasikal siswa menjadi 81, (2) terdapat beberapa langkah penerapan metode pembelajaran parisipatif berbantuan media gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi, dan (3) siswa memberikan tanggapan sangat positif terhadap penerapan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti lain disarankan untuk mengadakan penelitian lanjutan yang sejenis dengan penelitian ini, sehingga diperoleh hasil yang lebih meyakinkan serta sebagai sumbangan bagi guru untuk bahan kajian dan peningkatan mutu pendidikan.

Kata kunci: metode pembelajaran partisipatif, gambar berseri, narasi

Abstract

(2)

2

learning outcomes, the steps, and the response of students in the application of

participatory learning methods iaded by picture series. The methods of data collection used in this study are test, observation, questionnaire / questionnaires, and interview. Data were analyzed using descriptive techniques of quantitative and qualitative description. The results of this study were ( 1 ) the achievement of students mastery level of learning outcomes in writing a narrative text through the implementation of participatory learning methods aided by picture series as he media, those are: the average of students score before implementing the method and media were 70, in cycle I the average of students score were 73, and cycle II the average of students score were 81, ( 2 ) there are several steps in implementing participatory learning methods aided by picture series as the media to improve students ability in writing narrative text, and ( 3 ) students responded very positively to the implementation of participatory learning methods aided by picture series in writing narrative text. Based on those results, researcher suggests to implement the participatory learning methods aided by picture series, as one of methods of learning and innovative media, in teaching language in general and particularly in teaching Bahasa Indonesian.

Key words: participatory learning methods, picture series, Narrative

PENDAHULUAN

Dalam pengajaran atau proses belajar-mengajar, guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus aktor. Artinya, gurulah yang bertanggung jawab meren-canakan dan melaksanakan pengajaran di sekolah. Peranan guru dalam proses belajar-mengajar diharapkan mampu me-ngembangkan perubahan tingkah laku pada siswa. Perubahan tingkah laku me-nyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor), maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif) (Sadiman, 2006: 2). Ketiga aspek tersebut merupakan pembentuk kepribadian individu.

Belajar adalah proses perubahan prilaku, yang dapat dinyatakan dengan pengetahuan, sikap, dan nilai, serta kete-rampilan. Untuk itu guru perlu membekali siswanya dengan kepribadian, kemam-puan, dan keterampilan dasar yang cukup sebagai landasan untuk mempersiapkan pengalamannya pada jenjang yang lebih tinggi. Seorang pelajar akan terlihat tingkat kepribadian, kemampuan, dan keteram-pilannya dari penguasaan bahasa yang digunakan. Semakin piawai seseorang dalam menggunakan bahasa maka se-makin tinggi pula tingkat kepribadian, kemampuan, dan keterampilannya.

Dalam pendidikan, masalah bahasa memegang peranan yang sangat penting. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pengajaran bahasa Indonesia haruslah

berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses yang mendasari pikiran. Semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan pikiran-nya. Keterampilan dalam berbahasa mencakup empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, mem-baca, dan menulis. Keempat ke-teram-pilan tersebut saling berkaitan satu sama lain.

Pengajaran bahasa Indonesia senantiasa diharapkan untuk dapat mem-pertinggi kemahiran dan keterampilan siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pada se-tiap satuan pelajaran dalam materi pelajaran bahasa Indonesia, terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yang patut dikuasai siswa, yakni menyi-mak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan menulis merupakan salah satu aspek kebahasaan yang bersifat aktif produktif dan tidak kalah pentingnya dari keterampilan berbahasa yang lain.

(3)

3

dengan pendapat tersebut, Tarigan

(dalam, Romli, 2005: 11) menegaskan bahwa keterampilan menulis tidak secara otomatis dikuasai oleh siswa, tetapi harus melalui pelatihan dan praktik yang banyak serta teratur. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa. Menulis bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Kadang orang bisa berbicara, tetapi tidak bisa menuliskan kembali yang dibicara-kan. Sebaliknya, ada orang yang pandai menulis, tetapi tidak bisa membicarakan tulisannya. Namun, ada juga orang yang pandai berbicara dan menulis. Banyak orang mempunyai ide-ide bagus dibenaknya sebagai hasil dari penga-matan, penelitian, diskusi, atau membaca. Akan tetapi, begitu ide tersebut dilaporkan secara tertulis, laporan itu terasa amat kering, kurang menggigit, dan membosan-kan. Fokus tulisannya tidak jelas, gaya bahasa yang digunakan monoton, pilihan katanya (diksi) kurang tepat dan tidak mengena sasaran, serta variasi kata dan kalimatnya kering. Lain halnya bila se-seorang telah menguasai keterampilan menulis, tentunya tulisan yang dihasilkan akan sangat baik, gaya bahasa yang digunakan bervariasi, pemilihan diksinya tepat, dan tentunya tulisannya mudah dipahami. Berdasarkan pandangan di atas, diketahui bahwa menulis memegang peranan yang cukup penting dalam dunia pendidikan.

Weaver (dalam Tarigan, 1986: 27) mengklasifikasikan bentuk menulis men-jadi empat bentuk yaitu narasi, deskrispsi, eksposisi, dan argumentasi. Pembahasan ini lebih difokuskan pada keterampilan menulis karangan narasi. Keterampilan menulis karangan narasi merupakan keterampilan yang penting untuk dikuasai. Dikatakan penting karena melalui menulis karangan narasi seseorang dapat memperluas pengalaman dirinya, karena di dalam karangan narasi diceritakan suatu kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-sehari berdasarkan satu kesatuan waktu. Selain itu, dengan menguasai ke-terampilan menulis karangan narasi se-seorang dapat mengurutkan dengan mudah peristiwa yang dialaminya, tanpa

adanya rasa kebingungan dan kekacauan dalam mengurutkan peristiwa yang dilalui.

Keraf (2007: 136) menyatakan bahwa narasi merupakan suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkai menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu. Sejalan dengan pendapat tersebut, Semi (dalam Wahid, 2009:

id.wikipedia.org/wiki/Karangan)

menegas-kan bahwa narasi merupamenegas-kan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rang-kaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Narasi juga merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha meng-gambarkan dengan sejelas-jelasnya ke-pada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dalam mengarang narasi, untuk memudahkan siswa berkreasi, sebaiknya tema yang diambil atau diangkat adalah tema yang berkaitan dengan kehidupan siswa sehari-hari atau pengalaman me-narik siswa. Dengan demikian, siswa lebih mudah dalam mengungkapkan kembali pengalaman mereka dalam bentuk ka-rangan. Dalam karangan narasi siswa di-arahkan menulis kembali pengalaman-pengalaman mereka, sehingga minat siswa untuk menulis karangan narasi akan lebih besar.

(4)

4

informasi bahwa keterampilan menulis

karangan narasi siswa masih tergolong rendah. Hal ini terbukti dari skor rata-rata menulis siswa sebesar 70, sedangkan ketuntasan hasil belajar yang harus dicapai rata-rata minimal 75. Alasan mendasar penelitian ini dilakukan di kelas VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo, karena sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama, dalam silabus kelas VIII, yang digunakan di SMP Negeri 3 Mendoyo, telah ter-cantum materi keterampilan menulis. Dalam silabus tercantum standar kompetensi mengenai menulis, mengung-kapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis.

Rendahnya nilai rata-rata menulis siswa tidak saja disebabkan oleh ketidak-mampuan siswa memunculkan ide, ga-gasan, dan tema dalam menulis, serta pada pengajaran menulis masih ada kendala pada saat melaksanakan pengajaran mengarang. Dalam proses belajar-mengajar guru dituntut untuk mampu mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam kegiatan menulis karangan narasi dan juga dituntut mampu men-ciptakan kondisi belajar yang kondusif. Mengajar bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, melainkan suatu perkerjaan yang sulit dan kompleks. Saat mengajar me-nulis karangan narasi di kelas VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo, guru hanya menerap-kan metode ceramah dan penugasan tanpa divariasikan dengan metode-metode pembelajaran yang mampu meningkatkan kreativitas siswa. Selain itu, guru juga tidak pernah memanfaatkan media pem-belajaran guna mempermudah dalam menyampaikan materi pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan siswa menjadi bosan dalam mengikuti pelajaran karena cara mengajar guru yang monoton atau tidak bervariasi. Kebosanan atau ke-jenuhan siswa dalam mengikuti pem-belajaran tersebut, pada akhirnya juga berdampak pada nilai yang diperoleh siswa dalam menulis karangan narasi. Guru yang kreatif akan selalu mencari metode atau teknik yang efektif untuk

diterapkan sehingga tujuan belajar yang diharapkan akan tercapai.

Berdasarkan diskusi antara peneliti dengan guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo, cara yang dapat ditempuh oleh guru untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan narasi adalah dengan menerapkan metode pem-belajaran partisipatif dengan berbantuan media gambar berseri. Metode pem-belajaran partisipatif adalah metode pembelajaran yang lebih menekankan keterlibatan siswa secara penuh. Metode pembelajaran partisipatif diterapkan ketika guru mengharapkan peran siswa secara penuh. Adapun ciri-ciri menonjol dari metode pembelajaran partisipatif adalah belajar dari realitas atau pengalaman, tidak menggurui, dan dialogis. Prinsip dasar metode pembelajaran partisipatif berkaitan dengan penyikapan guru kepada siswa. Penggunaan media gambar berseri dirasa sangat tepat untuk membantu penerapan metode pembelajaran par-tisipatif guna meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi. Menggunakan media gambar berseri diharapkan dapat meningkatkan taraf kemampuan mental siswa, taraf perkembangan konseptual siswa, ketajaman proses berpikir kritis siswa, dan dapat meningkatkan carkawala pandangan hidup siswa. Alasan lain yang dikemukakan adalah dengan ditampilkan-nya gambar berseri, siswa akan belajar berpikir logis mengenai hubungan sebab-akibat, kaitan antara satu kegiatan dan kegiatan yang lain yang mengikuti bentuk lisan, sehingga tulisan yang dihasilkan menjadi lebih baik. Dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan media gambar berseri kegiatan bertamasya, misalnya, siswa diajak menggambarkan atau melukiskan suatu peristiwa yang menceritakan tentang kegiatan selama bertamasya dan pengalaman menarik yang dilukiskan.

(5)

5

pernah dilakukan oleh Ni Luh Putu Astuti

pada tahun 2010. Penelitian tersebut berjudul “Penerapan Pendekatan Pola Dengan Memanfaatkan Model “Si Bolang” Untuk meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V

SD 3 Sinduwati”. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa penerapan pen-dekatan pola dengan memanfaatkan model “Si Bolang” dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V SD 3 Sinduwati.

Penelitian mengenai penerapan metode partisipatif dilakukan oleh Ni Luh Suwandewi pada tahun 2011. Penelitian tersebut berjudul “Penerapan Metode Partisipatif untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII AI SMP Negeri 4 Singaraja”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pene-rapan metode partisipatif dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas VII AI SMP Negeri 4 Singaraja.

Selain itu, penelitian sejenis juga pernah dilakukan oleh Luh Sulastrini (2012) yang berjudul “Penerapan Media Gambar Berseri Berlatar Budaya Bali untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VIII SMP N 4

Tejakula”. Dalam penelitian ini, hasil

penelitian terbukti efektif meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa. Peningkatan kemampuan menulis cerpen siswa dapat dilihat dari nilai karangan siswa yang selalu meningkat pada setiap siklusnya.

Berdasarkan penelitian penelitian sejenis di atas, penerapan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri diharapkan juga mampu meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo karena dari refleksi awal diketahui siswa kurang mampu dalam menulis sebuah karangan narasi. Untuk mengatasi hal tersebut, penelitian menerapkan metode pem-belajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri untuk meningkatkan ke-terampilan menulis karangan narasi.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini membahas tentang (1) peningkatan hasil belajar menulis karangan narasi

siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo dengan penerapan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri, (2) langkah-langkah yang di-tempuh dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan penerapan metode pembelajaran partisipatif ber-bantuan media gambar berseri, dan (3) respons siswa terhadap penerapan metode pembelajaran partisipatif ber-bantuan media gambar berseri dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

Sejalan dengan hal yang dibahas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan pe-ningkatan hasil belajar menulis karangan narasi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo, (2) untuk mendeskripsikan langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan penerapan metode pembelajaran partisipatif, dan (3) untuk mendeskripsikan respons siswa terhadap penerapan metode pembelajaran partisipatif ber-bantuan media gambar berseri dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

Adapun manfaat yang diperoleh

dari penelitian ini, dibedakan menjadi

dua, yakni manfaat teoretis dan

praktis.

Manfaat

secara

teoretis

penelitian

ini

adalah

untuk memperkenalkan keberadaan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Selain itu, penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya pembelajaran partisipatif sebagai metode pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terkait menulis karangan narasi.

(6)

6

menulis karangan narasi siswa kelas VIIIA

SMP Negeri 3 Mendoyo melalui pe-nerapan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri. Bagi peneliti, penelitian ini memberikan pengalaman langsung untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri dalam meningkat-kan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam melakukan penelitian lain yang sejenis yang berkaitan dengan upaya peningkatan mutu keterampilan menulis karangan narasi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan ran-cangan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Dalam penelitian ini, peneliti merancang metode penelitian yang meliputi, refleksi awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi, metode dan instrument pengumpulan data, dan analisis data. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo yang berjumlah 35 orang. Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar, langkah-langkah pembelajaran, dan respons siswa dalam penerapan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes, metode observasi, metode angket/kuesioner, dan metode wawancara. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan teknik deskriptif kualitatif.

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini mengandung data kualitatif dan data kuantitatif. Sesuai dengan data tersebut, penelitian ini menggunakan empat metode, yakni metode tes, observasi, metode angket/kuesioner, dan metode wawancara. Penelitian ini menggunakan instrumen sebagai alat untuk mendukung penggunaan metode tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes praktik menulis karangan narasi, lembar observasi kegiatan guru

dan siswa, serta lembar angket/kuesioner respons siswa. Instrumen tes praktik menulis karangan narasi digunakan dalam metode tes. Instrumen lembar observasi digunakan dalam metode observasi, sedangkan instrumen lembar angket digunakan dalam metode angket atau kuesioner. Untuk metode wawancara tidak menggunakan instrumen karena menggunakan wawancara tak terstruktur.

Setelah data terkumpul, selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan analisis data. Analisis data ini adalah langkah terpenting untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang ingin dipecahkan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Teknik deskriptif kuantitatif merupakan teknik analisis data yang menggunakan paparan sederhana yang berkaitan dengan angka-angka, sedang-kan teknik deskriptif kualitatif merupasedang-kan teknik analisis data yang menginterpretasi-kan sebuah fenomena dengan meng-gunakan paparan atau kata-kata secara apa adanya berdasarkan data yang diperoleh. Dalam penelitian ini, data hasil tes menulis makalah dianalisis meng-gunakan analisis data deskripstif kualitatif dan kuantitatif, langkah-langkah pem-belajaran dianalisis menggunakan analisis data deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data respons siswa dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

(7)

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan tersebut, dapat diidentifikasi tiga temuan yang bermakna. Temuan tersebut adalah (1) tercapainya peningkatan dan ketuntasan hasil belajar menulis karangan narasi siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Mendoyo dengan penerapan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri, (2) terdapat be-berapa langkah pembelajaran dalam penerapan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar ber-seri untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi, dan (3) siswa memberikan respons posistif terhadap penerapan metode pembelajaran par-tisipatif berbantuan media gambar berseri. Temuan-temuan tersebut diuraikan sebagai berikut.

Temuan pertama yang menyangkut peningkatan kemampuan menulis karangan narasi siswa dengan penerapan metode pembelajaran partisipatif ber-bantuan media gambar berseri. Pene-rapan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri mampu meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan narasi. Pernyataan ini diperkuat dari perbandingan hasil tes menulis karangan narasi yang diperoleh siswa pada pratindakan, pelaksanaan siklus I, sampai pelaksanaan siklus II.

Tabel 1. Perbandingan antara skor rata-rata kelas sebelum dilakukan tindakan, pada siklus I, dan pada siklus II

Pelaksanaan Skor rata-rata kelas

Kategori

Pratindakan Siklus I Siklus II

70 73 81

Cukup Baik Baik

Peningkatan kemampuan menulis karangan narasi disebabkan oleh beberapa faktor. Yang pertama adalah penerapan metode pembelajaran partisipatif dalam proses pembelajaran. Melalui penerapan metode pembelajaran partisipatif, siswa menjadi lebih aktif dan mandiri dalam mengerjakan tugas yang

diberikan. Selain itu, suasana belajar selama kegiatan pembelajaran nampak bebas, ceria, bergairah dan responsif (kondusif). Oleh karena itu, sikap positif siswa tercermin atau tampak dari prilaku positif siswa ketika mengikuti pem-belajaran. Dengan arahan dan motivasi yang diberikan oleh guru siswa mulai berani mengungkapkan pertanyaan ataupun mengungkapkan pendapat tanpa rasa takut ketika disuruh oleh guru, sehingga siswa menjadi lebih tertarik untuk belajar menulis karangan narasi. De Porter (2003:8) menyatakan bahwa kondisi yang menyenangkan merupakan dasar yang baik untuk menciptakan pembelajaran yang efektif. Tanpa adanya kesenangan dalam belajar, siswa cenderung akan merasa tertekan. Jika suasana belajar dalam keadaan tertekan, maka pembelajaran yang berkualitas akan sulit dicapai.

Faktor kedua, pemilihan dan

peng-gunaan media gambar berseri yang berkaitan dengan kehidupan dan ke-gemaran siswa. Penerapan media gam-bar berseri dapat memberikan peluang kepada siswa untuk menuangkan ide dan mengorganisasikan ide dengan lebih bebas dan tanpa beban sehingga aktivitas menulis menjadi aktivitas yang me-nyenangkan. Dengan menggunakan media gambar berseri yang berkaitan dengan kehidupan dan kegemaran siswa, siswa menjadi tidak malas dan tidak bosan dalam mengikuti pelajaran, sehingga siswa merasa nyaman pada saat menulis karangan narasi. Ini menandakan bahwa pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan media gambar berseri, dapat merangsang minat siswa untuk belajar. Briggs (dalam Sadiman dkk, 2006: 6) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta me-rangsang siswa untuk belajar.

(8)

8

bahwa penerapan media gambar berseri

mampu meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa. Skor rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa berada pada kategori tinggi.

Faktor ketiga, pemberian bimbingan

dan penghargaan oleh guru dapat mendorong siswa menjadi lebih baik. Guru memiliki peranan yang amat penting dalam keseluruhan proses pembelajaran. Upaya guru dalam membimbing siswa harus didasari hati yang ikhlas, sabar, dan tanpa pamrih. Guru harus tetap meng-hargai usaha siswa baik yang belum berhasil apalagi yang telah berhasil. Bimbingan yang diberikan guru dalam menulis karangan narasi dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan. Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran dapat segera teratasi karena bimbingan yang diberikan oleh guru. Guru yang baik adalah guru yang mampu memotivasi siswanya untuk belajar. Djamarah (2002: 182) menyatakan “motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi dalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar”. Maka dari itu, guru memberikan motivasi kepada siswa selama proses belajar berlangsung.

Temuan penting kedua adalah terdapat beberapa langkah tepat yang harus ditempuh guru dalam menerapkan metode pembelajaran partisipatif ber-bantuan media gambar berseri dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi. Adapun beberapa langkah utama yang harus ditempuh oleh guru dalam menerapkan metode pem-belajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri dalam upaya mening-katkan keterampilan menulis karangan narasi, antara lain terletak pada (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan akhir. Metode pembelajaran partisipatif diaplikasikan pada saat siswa dan guru bersama-sama mengikuti kegiatan inti pembelajaran menulis karangan narasi. Pada kegiatan awal, guru melakukan tanya jawab bersama siswa terkait materi dan aspek penilaian

yang belum dipahami siswa. Guru juga harus memaparkan secara jelas pembuatan kerangka karangan kepada siswa sebelum siswa diminta untuk membuat karangan narasi. Setelah itu, aktivitas inti dilakukan dengan guru menempelkan gambar berseri yang telah disiapkan, memberikan sebuah kata kunci yang berkaitan dengan gambar berseri kepada siswa, menugaskan siswa mendaftar kata-kata yang berkaitan dengan gambar berseri yang ditempelkan dan kata kunci yang diberikan, memfasilitasi siswa mendaftar kata-kata yang berkaitan dengan gambar berseri, memfasilitasi siswa berdiskusi untuk mengembangkan kata-kata yang berkaitan dengan kata kunci dan gambar berseri yang diberikan, memfasilitasi siswa untuk mendata kata-kata yang telah terkumpul yang berkaitan dengan gambar berseri, memfasilitasi siswa dengan lebih menekankan pada penyusunan kerangka karangan, memfasilitasi siswa mengem-bangkan kerangka dan kata-kata yang terkumpul menjadi karangan narasi, memfasilitasi siswa untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang jelas tetang karangan narasi, memfasilitasi siswa untuk membacakan karangan narasi (3-5 orang), menugaskan siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran hari itu, serta pemberian pengarahan dan penguatan kepada siswa.

(9)

9

mengaktifkan anak dalam kegiatan

pembelajaran termasuk pada anak-anak yang kurang mampu.

Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Suwandewi (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Metode Partisipatif untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII AI SMP Negeri 4 Singaraja” menunjukkan bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan mene-rapkan metode partisipatif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Langkah pembelajaran yang dinilai dapat meningkatkan pemahaman siswa adalah siswa diajak berdiskusi mengenai materi bahasa kiasan dan siswa pun diajak untuk menemukan kata-kata kiasan yang terdapat dalam sebuah puisi. Penerapan langkah-langkah pembelajaran pada penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Suwandewi ini mengajak siswa berdiskusi secara langsung mengenai materi puisi maupun pembuatan puisi. Melalui penerapan langkah-langkah pembelajaran yang demikian, siswa menjadi aktif dalam proses belajar dan dapat bertukar pikiran antara siswa dengan siswa lain, maupun siswa dengan guru.

Siswa menjadi sangat senang dan aktif mengikuti pembelajaran menulis karangan narasi. Ini merupakan temuan penting terakhir dalam penelitian ini. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata respons yang diberikan oleh siswa dalam pembelajaran ini. Sebagian besar siswa memberikan respons yang sangat positif terhadap tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran. Pada siklus I nilai rata-rata respons siswa adalah 24 (positif), kemudian nilai rata-rata respons siswa meningkat menjadi 27 (sangat positif) pada siklus II. Siswa merasa senang melakukan kegiatan pembelajaran ini karena divariasikan dengan penerapan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri. Apabila individu berada dalam situasi yang betul-betul bebas dari berbagai bentuk tekanan atau hambatan yang dapat mengganggu sikapnya, dapat diharapkan bahwa bentuk-bentuk perilaku yang

ditam-pakkannya merupakan ekspresi sikap yang sebenarnya (Azwar, 2003: 18).

Secara teoretis, temuan ini didukung oleh pernyataan Sudjana(2010: 145) mengenai kelebihan metode pembelajaran partisipatif, antara lain : 1) sangat baik untuk mengaktifkan anak dalam kegiatan pembelajaran termasuk pada anak-anak yang kurang mampu; 2) anak lebih terangsang dan terbiasa mengerjakan tugas secara mandiri ataupun berkelompok; 3) suasana belajar selama kegiatan pembelajaran nampak bebas, ceria, gairah dan responsif (kondusif); 4) membiasakan siswa hadir tepat waktu dalam setiap kegiatan pembelajaran; 5) hubungan siswa dengan siswa, siswa dengan guru menjadi dekat yang sangat membantu pemecahan berbagai masalah yang dihadapi anak dalam pembelajaran; 6) suasana “menggurui” oleh guru intensitasnya menurun. Guru lebih banyak berperan sebagai pendamping, pem-bimbing atau fasilitator dalam kegiatan diskusi. Temuan ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Suwandewi (2011). Suwandewi menun-jukan bahwa berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara, siswa merasa senang dan terbantu dalam menulis puisi dengan menerapkan metode partisipatif. Terkait dengan tanggapan siswa kelas VII AI SMP Negeri 4 Singaraja terhadap penerapan metode partisipatif, skor rata-rata tanggapan siswa, yaitu 66,88 yang berada pada kategori positif. Itu berarti siswa sebagian besar merespon positif kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

(10)

10

mengaplikasikan metode pembelajaran

partisipatif berbantuan media gambar berseri. Metode pembelajaran partisipatif dan media gambar berseri dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan alternatif dalam upaya peningkatan keterampilan menulis karangan narasi siswa.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan di atas, ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini. Pertama, Penerapan metode pembelajaran partisipatif berban-tuan media gambar berseri dapat mening-katkan keterampilan menulis karangan narasi siswa. Peningkatan hasil belajar siswa tergolong baik hingga tercapainya tingkat ketuntasan hasil belajar pada kegiatan menulis karangan narasi. Pada setiap tahap pembelajaran skor siswa selalu mengalami peningkatan, baik dari refleksi awal, siklus I, dan siklus II. Per-olehan skor rata-rata yang dicapai siswa pada refleksi awal adalah 70, skor rata-rata yang dicapai siswa pada siklus I meningkat menjadi 73, dan perolehan skor rata-rata pada siklus II menjadi 81. Kedua, langkah-langkah yang ditempuh dalam menerapkan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap karangan narasi. Ada beberapa langkah yang harus diterapkan agar keterampilan menulis karangan narasi siswa dapat meningkat dan mencapai ketuntasan. Ketiga, penerapan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri pada pembelajaran menulis karangan narasi siswa ternyata dapat menumbuhkan respons positif siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia. Sebagian besar siswa memberikan respons yang positif terhadap tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran. Pada siklus I nilai rata-rata respons siswa adalah 24 (positif), kemudian nilai rata-rata respons siswa meningkat menjadi 27 (sangat positif) pada siklus II. Siswa merasa senang melakukan kegiatan pembelajaran ini karena diterapkan dengan metode pembelajaran partisipatif berbantuan media gambar berseri.

Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, peneliti dapat menyam-paikan beberapa saran sebagai berikut. (1) Dalam pembelajaran menulis karangan narasi, guru hendaknya menerapkan metode pembelajaran partisipatif ber-bantuan media gambar berseri karena pembelajaran partisipatif dapat memberi-kan kesempatan berdiskusi yang bagus bagi siswa, mengurangi kesan menggurui, memberi siswa kesenangan dalam pembelajaran dan dapat dijadikan strategi mengajar yang efektif. Penggunaan media gambar berseri juga sangat ampuh untuk merangsang kreativitas siswa dalam menulis karangan narasi. (2) Dalam dunia pendidikan dan dunia ilmu pengetahuan khususnya, besar harapan peneliti agar metode pembelajaran partisipatif ber-bantuan media gambar berseri ini dapat diaplikasikan pada mata pelajaran lain, seperti pada mata pelajaran Bahasa Daerah Bali, Bahasa Jepang, Bahasa Mandarin, atau pada mata pelajaran lain yang melibatkan keterampilan menulis. Masih banyak hal yang belum dibahas dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan peneliti lain untuk mengadakan penelitian lanjutan yang sejenis dengan penelitian ini, sehingga diperoleh hasil yang lebih meyakinkan serta sebagai sumbangan bagi guru untuk bahan kajian dan peningkatan mutu pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1998. Pembinaan

Kemampuan Menulis Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Astuti, Luh Putu. 2010. Penerapan Pendekatan Pola Dengan Memanfaatkan Model “Si Bolang” Untuk meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V SD 3 Sinduwati. Skripsi

(tidak diterbitkan). Jurusan PBSI,

FBS, Undiksha.

Azwar, Saifuddin. 2003. Sikap Manusia; Teori dan Pengukurannya (Edisi

ke-2). Yogyakarta: Pustaka

(11)

11

De Porter, Bobbi dan Henarcki, Mike.

2003. Quantum Learning:

Membiasakan BelajarNyaman dan

Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi

Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan

Narasi. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Romli, ASM. 2007. ”Faidah Menulis”.

Tersedia pada

Jurnalistikuinsgd.wordpress.com/2

007/05/…/faidah-menulis/ (diakses

pada tanggal 13 oktober 2013)

Sadiman, Arief. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada.

Suandewi, Ni Luh. 2011. Penerapan Metode Partisipatif untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII AI SMP Negeri 4 Singaraja. Skripsi

(tidak diterbitkan). Singaraja

Undiksha.

Sudjana, H.D. 2010. Metode dan Teknik

Pembelajaran Partisipatif. Bandung

: Falah Produktion.

Sulastrini, Luh. 2012. Penerapan Media Gambar Berseri Berlatar Budaya Bali Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VIII SMP N 4 Tejakula.Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja : Undiksha.

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis

Sebagai Keterampilan Berbahasa.

Badung: Angkasa.

Wahid, Zaid. 2009. “Jawaban Terbaik”.

Tersedia pada id.

wikipedia.org/wiki/Karangan

Referensi

Dokumen terkait

Teknik analisis data yang digunakan adalah uji-t dua sampel independen untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa antara kelas kontrol dengan

Aktiviti pekerjaan yang dilakukan adalah bagi memenuhi keperluan manusia pengguna kerana ia adalah sebagai wasilah manusia untuk memakmurkan bumi dan jalan untuk memperolehi

inkuiri terbimbing yang dikembangkan pada pokok materi titrasi asam. basa, dan dapat dijadikan acuan dalam pembuatan LKS berbasis

SPBU merupakan salah satu tempat terjadinya pencemaran dan terjadi pembuangan gas atau limbah dari kendaraan yang mengandung logam berat seperti misalnya Pb, yang mana Pb

[r]

Tindakan apa saja yang sudah dilakukan untuk menolong keselamatan klien dan terapi farmakologis ( obat-obatan ) apa saja yang sudah diberikan.  Tindakan yang sudah dilakukan :

Senam lansia yang memberikan pengaruh terhadap tingkat depresi pada lansia di Posyandu Lansia Teratai Dusun Ngrenak Kidul 10 Sidomoyo Godean Sleman ini, dapat

Bagi memandu kajian ini, objektif berikut telah dibentuk : (a) menentukan sejauh mana aplikasi Teori Dua Faktor dalam kalangan anggota Polis di Ibu Pejabat Polis