• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap dan Kepuasan Kerja ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sikap dan Kepuasan Kerja ppt"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Sikap (Attitude)

Sikap: Pernyataan-pernyataan evaluatif

terhadap objek, orang atau peristiwa.

1.

Apa saja komponen utama dari sikap?

2.

Seberapa konsistenkah sikap itu?

3.

Apakah prilaku selalu mengikuti sikap?

4.

Apakah sikap kerja yang utama?

5.

Bagaimana sikap karyawan dapat

diukur?

6.

Apa arti penting dari sikap terhadap

(3)

Apa Saja Komponen Utama

dari Sikap?

Komponen Kognitif: Segmen opini atau

keyakinan dari sikap;

Komponen Afektif: Segmen emosional

atau perasaan dari sikap;

Komponen Prilaku: Niat untuk

(4)
(5)

Seberapakah Konsistenkah

Sikap Itu?

 Leon Festinger mengemukakan teori

Ketidaksesuaian Kognitif (Cognitive Dissonance). Teori ini berusaha menjelaskan hubungan antara sikap dan prilaku. Ketidaksesuain berarti

ketidakkonsistenan. Ketidak sesuain kognitif merujuk pada ketidaksesuaian yang dirasakan oleh seorang individu antara dua sikap atau lebih, atau antara prilaku dan sikap. Festinger berpendapat bahwa bentuk ketidakkonsistenan apapun tidaklah menyenangkan dan bahwa

individu akan berusaha mengurangi ketidaksesuaian dan, tentunya,

(6)

Apakah Prilaku Selalu

Mengikuti Sikap?

Variabel pengait hubungan sikap-prilaku

yang paling kuat adalah pentingnya

sikap, kekhususannya, aksesibilitasnya,

apakah ada tekanan-tekanan sosial, dan

apakah mempunyai pengalaman

langsung dengan sikap tersebut

Teori Persepsi Diri: Sikap yang digunakan

setelah melakukan sesuatu untuk

(7)

Apakah Sikap Kerja yang

Utama?

Kepuasan Kerja: Perasaan positif tentang

pekerjaan seseorang yang merupakan

hasil dari evaluasi

karakteristik-karakteristiknya. Seseorang dengan

tingkat kepuasan kerja yang tinggi

memiliki perasaan-perasaan positif

tentang pekerjaan tersebut, sementara

seseorang yang tidak puas memiliki

(8)

Lanjutan

 Keterlibatan Pekerjaan: Tingkat sampai mana seseorang memihak sebuah pekerjaan

berpartisipasi secara aktif didalamnya, dan menganggap kinerja penting sebagai bentuk penghargaan diri,

 Pemberian Wewenang Psikologis: Keyakinan karyawan terhadap sejauh apa mereka

mempunyai lingkungan kerja mereka, makna

pekerjaan mereka dan otonomi dalam pekerjaan mereka;

 Komitmen organisational: Tingkat sampai mana seorang karyawan memihak sebuah organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk

(9)

Komitmen Organsiasional

 Komitmen Afektif: Perasaan emosional untuk

organisasi sdan keyakinan dalam nilai-nilainya;

 Komitmen Berkelanjutan: Nilai ekonomi yang

dirasa dari bertahan dengan sebuah organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkan

organisasi tersebut;

 Komitmen Normatif: Komitmen untuk bertahan

dengan organisasi untuk alasan-alasan moral atau etis. Sebagai Contoh: seorang karyawan yang memelopori sebuah inisiatif baru mungkin bertahan dengan seorang pemberi kerja karena ia merasa meninggalkan seseorang dalam

(10)

Sikap Kerja Yang Lain

Dukungan organisational yang

dirasakan tingkat sampai mana

karyawan yakin organisasi menghargai

kontribusi mereka dan peduli dengan

kesejahteraan mereka;

Keterlibatan Karyawan: Keterlibatan,

(11)

Bagaimana Sikap Karyawan

Dapat Diukur?

Survei Sikap: Upaya mendapatkan

respons dari karyawan melalui

(12)

Kepuasan Kerja

Mengukur Kepuasan Kerja: kita telah

mendefinisikan kepuasan kerja sebagai

suatu perasaan positif tentang

pekerjaan seseorang yang merupakan

hasil dari sebuah evaluasi

(13)

Seberapa Puas Individu

Dengan Pekerjaan Mereka

Apakah yang menyebabkan Kepuasan

Kerja?

Rata-rata individu merasa puas dengan

keseluruhan pekerjaan mereka, dengan

kerja itu sendiri, serta dengan pengawas

dan rekan kerja mereka. Namun, mereka

cenderung tidak begitu puas dengan

bayaran dan peluang promosi yang

diberikan perusahaan. Alasan mengapa

individu lebih tidak menyukai bayaran

dan kemungkinan promosi bila

(14)

Lanjutan

Kepuasan kerja tidak hanya

berkaitan dengan kondisi pekerjaan.

Sebagai contoh, beberapa individu

dipengaruhi untuk menyukai hampir

segala hal, dan individu lain merasa

tidak senang bahkan dalam

pekerjaan yang tampaknya sangat

hebat. Penelitian menunjukkan

bahwa individu yang mempunyai

(15)

Pengaruh dari Karyawan yang Tidak

Puas dan Puas di Tempat Kerja

Ada konsekuensi karyawan menyukai

pekerjaan mereka,dan ada konsekuensi

ketika karyawan tidak menyukai

pekerjaan mereka. Sebuah kerangka

teoritis-kerangka

keluar-pengaruh-kesetiaan-pengabaian-sangat

(16)

Lanjutan

Keluar (exit): Ketidakpuasan yang

diungkapkan melalui perilaku yang

ditujukan untuk meninggalkan organisasi;

Aspirasi (voice): Ketidakpuasan yang

diungkapkan melalui usaha usaha yang aktif

dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi;

Kesetiaan (loyalty): Ketidakpuasan yang

diungkapkan dengan secara aktif menunggu

membaiknya kondisi;

Pengabaian (neglect): Ketidakpuasan yang

(17)

Kepuasan Kerja dan Kepuasan Pelanggan

 Bukti menunjukkan bahwa karyawan yang puas bisa

meningkatkan kepuasan dan kesetiaan pelanggan. Mengapa? Dalam organisasi jasa, pemeliharaan dan peninggalan pelanggan sangat bergantung pada

bagaimana karyawan garis depan berhubungan dengan pelanggan. Karyawan yang cenderung lebih ramah, ceria, dan responsif yang dihargai oleh para pelanggan. Karena karyawan yang puas tidak mudah berpindah kerja,

pelanggan kemungkinan besar menemui wajah-wajah yang familiar dan menerima layanan yang berpengalaman.

Kualitas ini membangun kepuasan dan kesetiaan

pelanggan. Selain itu, hubungan tersebut tampaknya bisa diterapkan sebaliknya: Pelanggan yang tidak puas bisa meningkatkan ketidakpuasan kerja seorang karyawan. Karyawan yang mempunyai hubungan tetap dengan

pelanggan melaporkan bahwa pelanggan yang kasar, tidak mempertimbangkan orang lain, atau menuntut dengan

tidak masuk akal mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, Bisnis yang berorientasi jasa, seperti Fedex, Southwest

Airlines, Four Seasons Hotel, Amex dan Office Depot

terobsesi untuk menyenangkan pelanggan mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka juga berfokus pada

pembangunan kepuasan karyawan-mengakui bahwa

(18)
(19)

Kepuasan Kerja dan Ketidak

Hadiran

Kepuasan kerja dan ketidakhadiran

berhubungan negatif, tetapi korelasi

tersebut berkisar antara sedang sampai

lemah. Sementara adalah masuk akal

bahwa karyawan yang tidak puas

cenderung melalaikan pekerjaan,

faktor-faktor lain memiliki pengaruh pada

(20)

Kepuasan Kerja dan

Perputaran Karyawan

Kepuasan juga berhubungan secara

negatif dengan perputaran karyawan,

tetapi korelasi tersebut lebih kuat

daripada apa yang kita ketahui untuk

ketidakhadiran. Namun sekali lagi,

faktor-faktor lain seperti kondisi pasar

tenaga kerja, harapan tentang peluang

pekerjaan alternatif, dan lamanya masa

jabatan dengan organisasi merupakan

batasan penting tentang keputusan

yang aktual untuk meninggalkan

(21)

Kepuasan Kerja dan Prilaku

Menyimpang di Tempat Kerja.

Ketidakpuasan kerja memprediksi

banyak perilaku khusus, termasuk

upaya pembentukan serikat kerja,

penyalahgunaan hakikat, pencurian

ditempat kerja, pergaulan yang tidak

pantas, dan kelambanan. Para peneliti

berpendapat bahwa perilaku ini adalah

indikator sebuah sindrom yang lebih

luas yang kita sebut perilaku

(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)

Wisdom for Organization

Behavior

WATAK:

SWOT

IMPIAN/INGIN:

SMARTER Goal

SIASAT: Grand strategy

DIDIK: Capacity Building

OTAK/OTOT: Work smart, Work hard

METER: Measurement

Referensi

Dokumen terkait

Kepuasan gaji dalam penelitian ini didefinisikan sebagai keadaan dimana seorang individu merasa bahwa gaji yang diterima dari lembaganya telah sesuai dengan apa yang dikerjakan

Sebagai contoh, karyawan yang merasa bahwa ada peluang untuk berkarir lebih lanjut di Hotel Swiss-Belinn (Motivasi Kerja) akan memilih untuk tetap bertahan menjadi karyawan

Konsisten dengan pemikiran ini, bukti menyatakan bahwa kepuasan kerja berkorelasi moderat dengan OCB; oaring yang lebih puas dengan pekerjaannya, lebih mungkin terlibat dalam

Gaji tidak tinggi jadi mereka berkerja hanya karena merasa sudah digaji dan enggan bernuat lebih dari pekerjaan mereka, Keamanan Kerja,tidak ada keamanan kerja karena dipakai

Namun jika seorang wanita yang sedang berhaji atau umrah mengalami haid yang panjang padahal rombongannya akan segera meninggalkan Mekkah dan sangat sulit untuk kembali lagi, maka

istimewa sehingga ia merasa harus diistimewakan dan ia sangat marah bila orang lain tidak mengistimewakan dirinya. Contoh lain, ketika Umar bin Abdul Aziz, seorang

Apabila seseorang bergabung dalam suatu organisasi sebagai seorang pekerja, ia membawa serta seperangkat keinginan, kebutuhan, hasrat, dan pengalaman masa lalu yang menyatu

Middlebrook (Azwar, 2007) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman yang dimiliki oleh seseorang dengan suatu objek psikologis, cenderung akan