PENGARUH
CLIENT IMPORTANCE, TENURE
DAN SPESIALISASI
AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT
Oleh
Ririn Febria, Yunilma, SE.,M.Si,Ak,CA, Novia Rahmawati, SE.,M.Si.Ak,
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta E-mail :ririn_febria1991@yahoo.com
Abstract
This purpose of the research to improved empirical influence effect client importance, tenure and specialization auditors to audit quality. The research have used 64 companies listed in Indonesia Stock Exchange. The sampling process is done by using a purposive sampling method. Type of data used is secondary data obtained through published financial statements through the Indonesian Capital Market Directory and www.idx.co.id. of Data were used from the year 2010 - 2012 In this study, the two groups of variables . The first is the independent variable and consists of client importance, tenure and specialization auditors. The second is the dependent variable is the audit quality. The process of hypothesis testing is done by using the method of quantitative analysis using binary logistic regression model. Based on the results of hypothesis testing found that client importance, tenure and specialization auditors does not significantly influence the audit quality on companies listed in Indonesia Stock Exchange.
Keyword audit quality, client importance, tenure and specialization auditors
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Audit adalah suatu proses sistematik
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan
tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang
telah di tetapkan, serta penyampaian
hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan (Mulyadi, 2011). Perbedaan
kepentingan antara pihak pemegang saham,
terutama publik sebagai salah satu partisipan
aktif dalam pasar modal dengan manajemen
sebagai pengelola laporan keuangan
menyebabkan perlu adanya suatu pihak yang
dapat menjadi perantara kedua belah pihak
atas kepentingannya. Untuk menjembatani
dua pihak tadi dibutuhkan auditor eksternal.
Auditor eksternal bertugas untuk
mengevaluasi dan melakukan penilaian
tentang tingkat kewajaran laporan keuangan
yang dilaporkan manajemen berdasarkan
standar yang berlaku. Disini peran auditor
dibutuhkan untuk memberikan penilaian
tentang kualitas informasi yang tercakup
dalam laporan keuangan. Kualitas informasi
2 diasosiasikan sebagai kualitas laba. Dalam
konteks ini, selain berperan dalam menilai
kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan, auditor secara tidak langsung
juga berperan dalam memberikan penilaian
terkait kualitas laba perusahaan. Untuk dapat
menjalankan fungsi dan tugasnya dengan
baik, auditor eksternal harus mampu
memberikan opini audit yang berkualitas
yang akan berguna tidak hanya dalam dunia
bisnis, tetapi juga bagi masyarakat luas. Hal
tersebut dapat dicapai jika auditor eksternal
memiliki salah satu elemen penting kendali
mutu audit yaitu independen dan
objektivitas.
Manajemen memiliki tanggung
jawab untuk melaporkan hasil dari kegiatan
personal dalam posisi keuangan perusahaan
kepada pemegang saham lewat laporan
keuangan.Terjadinya perbedaan kepentingan
antara manajemen dan pemakai laporan
keuangan karena timbulnya kesenjangan
informasi yang disediakan. Pada akhirnya
peran pihak ketiga yang kompeten dan
independen dibutuhkan untuk melakukan
pemeriksaan terhadap laporan keuangan.
Akuntan publik merupakan profesi yang
paling tepat sebagai pihak ketiga dan
berperan sebagai auditor untuk
melaksanakan fungsi dan perannya dalam
pemeriksaan (Sinaga, 2012).
Sinaga (2012) menyatakan
pemegang saham kurang berminat terhadap
perusahaan-perusahaan kecil, hal ini
menandakan kurangnya informasi dan
pengawasan yang lemah. Oleh karena itu
dampak dari kualitas audit yang lebih tinggi
akan lebih besar bagi
perusahaan-perusahaan kecil, sedangkan bagi
perusahaan besar peningkatan kualitas audit
tidak begitu berpengaruh karena mereka
memiliki kualitas pengendalian yang lebih
baik dibandingkan perusahaan kecil .
Dalam sebuah perusahaan terdapat
banyak ancaman yang terjadi. Selain
banyaknya pesaing juga ada ancaman dari
dalam perusahaan. Biasanya dilakukan oleh
karyawan dan staf dalam pelaporan
keuangan dan hal-hal lainnya. Tapi sering
kali terjadi pada laporan keuangan
perusahaan. Maka dari itu, peran auditor
sangatlah penting dalam upaya mencegah
dan mengatasi masalah itu sendiri.
Perbedaan kesimpulan yang didapat
serta dikarenakan pentingnya kualitas
sebuah audit, baik bagi kelangsungan
operasional perusahaan penerima jasa
maupun KAP yang memberi jasa, maka
menarik untuk dilakukan penelitian tentang
bagaimana pengaruh audit tenure, client
3 kualitas audit pada perusahaan-perusahaan
yang terdapat di Indonesi
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka
terdapat beberapa permasalahan yang akan
menjadi fokus peneliti sebagai berikut:
1. Apakah client importance berpengaruh
terhadap kualitas audit?
2. Apakah tenure memiliki pengaruh
terhadap kualitas audit?
3. Apakah spesialisasi auditor berpengaruh
terhadap kualitas audit?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas
maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menguji secara empiris
tentang:
1. Pengaruh client importance terhadap
kualitas audit.
2. Pengaruh tenure terhadap kualitas audit.
3. Pengaruh spesialisasi auditor terhadap
kualitas audit.
1.4 TINJAUAN PUSTAKA 1.4.1 Kualitas Audit
De Angelo (1981) mendefenisikan
kualitas audit sebagai kemungkinan (joint
probability) dimana seorang auditor akan
menemukan dan melaporkan pelanggaran
yang ada dalam sistem akuntansi kliennya.
Kemungkinan dimana auditor akan
menemukan salah saji tergantung pada
kualitas pemahaman auditor (kompetensi)
sementara tindakan melaporkan salah saji
tergantung pada independensi auditor
(Kusharyanti 2003 dalam Hardhanti 2011).
Ikatan Akuntan Indonesia dalam
SPAP (2011) menyatakan bahwa audit yang
dilakukan auditor dikatakan berkualitas, jika
memenuhi standar auditing dan standar
pengendalian mutu. Langkah-langkah yang
dapat dilakukan untuk meningkatan kualitas
audit adalah:
1. Meningkatan pendidikan profesionalnya
2. Mempertahankan Independensi dalam
sikap mental.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan audit,
menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
4. Melakukan perencanaan pekerjaan audit
dengan audit.
5. Memahami struktur pengendalian intern
klien dengan baik.
6. Memperoleh bukti audit yang cukup dan
kompeten.
7. Membuat laporan audit yang sesuai
dengan kondisi klien atau sesuai dengan
4
1.4.2 Opini Audit Going Concern
Dalam penelitian ini, opini going
concern digunakan sebagai proksi variabel
kualitas audit. Auditor mempunyai
tanggung jawab untuk menilai apakah
terdapat kesangsian terhadap kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan
hidupnya. Opini audit going concern
merupakan opini yang dikeluarkan auditor
karena terdapat keraguan yang besar
tentang kemampuan perusahaan untuk
bertahan hidup. Menurut Aren (2008) ada
beberapa faktor yang menimbulkan
ketidakpastian mengenai kelangsungan
hidup perusahaan yaitu:
1. Kerugian usaha yang besar secara
berulang-ulang atau kekurangan biaya
modal.
2. Ketidakmampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban pada saat jatuh
tempo dalam jangka pendek.
3. Kehilangan pelanggan utama, terjadinya
bencana seperti gempa bumi atau banjir,
masalah perburuhan yang tidak biasa
atau masalah lainnya.
4. Perkara pengadilan, gugatan hukum atau
masalah serupa sudah terjadi yang dapat
membahayakan perusahaan untuk
beroperasi.
Going concern dapat didefenisikan
sebagai kelangsungan hidup suatu entitas
(Novalinda, 2012). Dalam akuntansi, going
concern diartikan kemampuan perusahaan
untuk dapat mempertahankan kegiatan
usahanya dan terus berfungsi sebagai
entitas bisnis (wikipedia, 2012). Laporan
audit dengan unqualified opinion sebagai
inti informasi yang dikomunikasikan selalu
bertumpu pada asumsi bahwa perusahaan
memenuhi syarat sebagai suatu entitas yang
going concern. Keterpenuhan atau
sebaliknya ketidak terpenuhan prinsip going
concern ini akan mempengaruhi opini yang
harus diberikan oleh auditor. Perbedaan
opini auditor yang harus diberikan tersebut
akan mengharuskan perubahan dalam
format laporan auditor. Auditor harus
melakukan modifikasi atas laporan auditor
yang dikeluarkannya (Novalinda, 2012).
1.4.3 Client Importance (Pentingnya Klien
Bagi Auditor)
Client dalam kamus akuntansi
artinya orang atau badan hukum yang
meminta jasa profesional kepada lembaga
profesi, seperti kantor akuntan publik,
notaris, advokat dan semacamnya dengan
memberikan imbalan jasa (fee).
Sedangkan pengertian importance
dalam kamus besar bahasa Inggris adalah
penting. Menurut Kerler dan Brandon
(2010) dalam Wahyuni dan Fitryani (2012)
5 pentingnya keuangan relatif dari klien audit
bagi kantor lokal dari perusahaan audit.
1.4.4 Tenure (Masa Perikatan Auditor – Klien)
Tenure adalah masa perikatan
(keterlibatan) antara kantor akuntan publik
(KAP) dan klien terkait jasa audit yang
disepakati atau dapat juga di artikan sebagai
jangka waktu hubungan auditor dan klien
(Sinaga, 2012).
Dalam teori law balling De Angelo
(1981) dalam Wahyuni dan Fitriyani (2012)
disebutkan bahwa auditor cenderung
mengompromikan independesinya di
awal-awal masa penugasan audit. Hal itu
disebabkan karena fee di awal-awal masa
penugasan audit masih rendah sehingga ada
kecenderungan auditor untuk
mengompromikan independensinya demi
mempertahankan klien tersebut sehingga
cost audit tersebut dapat tertutup untuk masa
penugasan audit selanjutnya.
1.4.5 Spesialisasi Auditor
Solomon et al dalam Indria
Primadita (2012) menyatakan auditor dapat
dikatakan spesialis apabila telah mengikuti
pelatihan-pelatihan yang berfokus pada
suatu industri. Selain itu, auditor yang
memiliki pengalaman dan memiliki
konsentrasi dalam suatu industri tetentu juga
dapat dikatakan auditor spesialis. Auditor
dengan spesialisasi industri tertentu
memiliki pengetahuan yang spesifik
sehingga dapat dengan cepat memahami
karateristik sebuah perusahaan dengan kebih
komprehensif.
1.5 PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1.5.1 Pengaruh Client Importance
Terhadap Kualitas Audit
Wahyuni dan Fitriyani (2012) dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa tidak
ditemukan pengaruh signifikan client
importance terhadap kualitas audit
mengindikasikan bahwa auditor tidak
membedakan klien berdasarkan pengaruh
mereka.
Berdasarkan penelitian-penelitian
mengenai pengaruh client importance
terhadap kualitas audit, terdapat dua
argumen. Argumen yang pertama
menyatakan bahwa semakin penting klien
bagi auditor/KAP, semakin rendah kualitas
audit yang diberikan karena adanya faktor
ketergantungan ekonomi (Chi et al, 2011).
Argumen kedua menyatakan bahwa
semakin penting klien bagi auditor/KAP,
semakin tinggi kualitas audit yang diberikan
karena adanya faktor perlindungan reputasi
6 hipotesis yang sehubungan dengan itu dapat
diturunkan.
H1 : Client importance berpengaruh terhadap kualitas audit.
1.5.2 Pengaruh Tenure Terhadap Kualitas Audit
Wahyuni dan Fitriyani (2012) dalam
penelitiannya menemukan hasil bahwa
tenure berpengaruh terhadap kualitas audit
karena dengan semakin bertambahnya
jangka waktu mengaudit maka kaulitas audit
akan meningkat sampai tenure mencapai 5
(lima) tahun, kemudian setelah itu kualitas
audit akan menurun. Peningkatan kualitas
audit pada awal-awal mengaudit ini
disebabkan karena peningkatan kompetensi
yang lebih tinggi dari pada penurunan
independensi. Semakin lama tenure, auditor
semakin mengetahui kondisi perusahaan.
Al-Thuneibat et al., (2011) dalam
Wahyuni dan Fitriyani (2012) memiliki
pendapat bahwa hubungan yang lama antara
auditor dan kliennya berpotensi untuk
menciptakan kedekatan antara mereka,
cukup untuk menghalangi independensi
auditor dan mengurangi kualitas audit.
Setelah beberapa tahun, rasa kekeluargaan
yang berlebihan dapat berakibat pada
berkurangnya kualitas laporan keuangan.
Ditriyani (2012) dalam penelitiannya
menghasilkan audit tenure tidak mempunyai
pengaruh terhadap kualitas audit. Sinaga
(2012) audit tenure tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kulitas audit. Penelitian
Sinaga (2012) audit tenure tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas audit. Primadita dan Fitriany (2012)
dalam penelitiannya tentang tenure audit dan
auditor spesialisis terhadap informasi
asimetris, hasil penelitian menunjukan
bahwa jangka waktu perikatan (tenure)
berpengaruh secara kuadratik terhadap
informasi asimetri, yang diukur dengan
bid-ask spread. Ditriani (2012) tentang pengaruh
audit tenure, spesialisasi auditor, dan ukuran
kantor akuntan publik terhadap kualitas
audit, yang hasilnya audit tenure tidak
mempunyai pengaruh terhadap kualitas
audit.
Pendapat-pendapat yang muncul
menimbulkan pertanyaan empiris tentang
keterkaitan audit tenure dengan kualitas
audit sehingga hipotesis berikut digunakan.
H2 : Tenure berpengaruh terhadap kualitas audit.
1.5.3 Pengaruh Spesialisai Auditor Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan oleh Wahyuni dan Fitriyani
(2012) mengindikasikan bahwa adanya
regulasi rotasi audit yang bersifat mandatory
7 spesialisasi audit terhadap kualitas audit
menjadi pengaruh positif.
Chrisnoventie (2012) penelitiannya
menghasilkan spesialisasi industri KAP
yang di moderi oleh tingkat risiko litigasi
perusahaan belum tentu menyediakan
kualitas audit yang lebih baik dibandingkan
non spesialisasi KAP. Herusetya (2012)
perusahaan yang di audit oleh KAP the big 4
dengan spesialisasi auditor dengan
perusahaan yang di audit oleh KAP the big 4
dengan auditor yang tidak spesialis tidak
berbeda kualitas labanya. Artinya kualitas
audit yang diberikan oleh auditor spesialis
dan non spesialis sama.
Primadita (2012) perusahaan yang
di audit oleh auditor spesialis berpengaruh
negatif terhadap informasi asimetris, artinya
perusahaan yang di audit oleh auditor
spesialis memiliki tingkat informasi
asimetris yang rendah dibandingkan dengan
perusahaan yang di audit oleh uditor non
spesialis. Hal ini menunjukkan auditor
spesialis memiliki kemampuan yang lebih
baik dalam sebuah industri dibandingkan
auditor non spesialis, sehingga perusahaan
yang di audit oleh auditor spesialis akan
menghasilkan kualitas audit yang lebih baik.
Berbeda dengan Ditriyani (2012) spesialisasi
audit tidak memiliki pengaruh terhadap
kualitas audit . Setiawan (2011) menyatakan
bahwa spesialisasi auditor berpengaruh
negatif signifikan terhadap akrual
diskusioner (berpengaruh positif terhadap
kualitas audit) dan variabel interaksi kualitas
komite audit dengan spesialisasi. Dengan
kata lain jika auditor sudah spesialis komite
audit tidak berpengaruh dalam
meningkatkan kualitas audit. Berdasarkan
penjelasan diatas maka hipotesis yang dapat
diturunkan adalah sebagai berikut.
H3: Spesialisasi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.
2. Metodologi
2.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun
2010-2012. Data yang digunakan dalam penelitian
ini merupakan data sekunder yang berasal
dari Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) dan data Annual Report yang di
akses dari situs resmi BEI www.idx.co.id.
2.2 Definisi Operasional Variabel Client Importance didefenisikan sebagai
pentingnya keuangan relatif dari klien audit
bagi kantor lokal bagi perusahaan audit.
8
dimana bernilai 1 jika merupakan more
importance firm dan bernilai 0 jika
merupakan less important firm.
Variabel tenure diukur dengan menghitung
jumlah tahun sebuah KAP mengaudit
laporan keuangan suatu perusahaan secara
berurutan.
Spesialisasi auditor memiliki
pemahaman yang komprehensif mengenai
karakteristik perusahaan sehingga lebih
mungkin untuk mendeteksi kekeliruan dan
penyimpangan yang terjadi pada pelaporan
keuangan perusahaan. Hal ini
memungkinkan auditor spesialis untuk
membatasi tindakan manajemen dalam
mengelola akrual perusahaan lebih baik
dibandingkan dengan auditor non-spesialis
Wahyuni dan Fitriyani (2012). Variabel ini
di uji menggunakan variabel dummy, jika
perusahaan di audit oleh auditor spesialis
maka diberi nilai 1, apabila perusahaan di
audit oleh auditor non-spesialis diberi nilai
0.
Kualitas audit dalam penelitian ini
menggunakan proksi opini going concern.
Variabel kualitas audit di ukur
menggunakan variabel dummy dengan
melihat kecenderungan auditor untuk
menerbitkan opini going concern. Jika
perusahaan klien menerima opini going
concern maka diberikan nilai 1. Sedangkan
jika perusahaan klien tidak menerima opini
going concern diberikan nilai 0 Sinaga
(2012).
2.3 Analisis Data
Total perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia berjumlah
378 perusahaan. Setelah dilakukan
pengecekan pada masing-masing laporan
keuangan perusahaan, teridentifikasi 186
perusahaan tidak menerbitkan laporan
keuangan secara konsisten sepanjang
periode penelitian . Sehingga total
perusahaan yang memenuhi kriteria
berjumlah 192 perusahaan, dengan tingkat
peresentase 50,8%.
Untuk melakukan pengujian
hipotesis dengan menggunakan model
regresi, maka asumsi klasik yang harus
dipenuhi terlebih dahulu.Asumsi klasik yang
harus dipenuhi yaitu uji normalitas.
4.3 Pengujian Normalitas
Untuk melengkapi prosedur tahapan
pengolahan data maka terlebih dahulu
dilakukan pengujian normalitas. Pengujian
tersebut dilakukan dengan bantuan statistik
one parametric One Sample Kolmogorov
Smirnov Test. Berdasarkan tahapan
pengujian yang telah dilakukan diperoleh
ringkasan hasil terlihat pada Tabel 4.3
9
Tabel 4.3
Hasil Pengujian Normalitas
Variabel Penelitian Asymp Sig
(2-Tailed) Alpha Kesimpulan
Client importance 0,000 0,05 Tidak Normal Tenure 0,000 0,05 Tidak Normal Spesialisasi audit 0,000 0,05 Tidak normal Kualitas Audit 0,000 0,05 Tidak Normal
Sesuai dengan hasil pengujian
normalitas yang telah dilakukan, ditemukan
bahwa masing masing variabel penelitian
yang terdiri dari client importance,tenure,
spesialisasi auditor dan kualitas audit
memiliki nilai asymp sig dibawah 0,05.
Didalam model pengujian normalitas tidak
ada variabel yang normal. Jadi dapat
disimpulkan bahwa masing masing variabel
penelitian yang akan dibentuk kedalam
model persamaan regresi belum berdistribusi
normal.
4.4 Analsisi Regresi Binary Logistic
Sesuai dengan metode analisis data
yang terlihat pada sub bab sebelumnya
diketahui bahwa alat analisis yang dilakukan
untuk melakukan pengujian statistik adalah
regresi binary logistic. Untuk melakukan
analisis tersebut maka dilaksanakan tahapan
seperti terlihat pada sub bab dibawah in:
4.4.1 Analisis -2 Log Likelihood (Uji Pra Syarat)
Salah satu syarat yang harus
terpenuhi sebelum dilakukan pembentukan
model regresi binary logistic adalah terjadi
penurunan antara nilai koefisien -2 log
Likelihood pada model Block 0 dengan nilai
koefisien -2 Log Likelihood yang terdapat
tabel Block 1. Berdasarkan tahapan
pengujian yang telah dilakukan diperoleh
ringkasan hasil terlihat pada Tabel 4.6
dibawah ini:
Tabel 4.4
Pengujian -2 Log Likelihood
Keterangan Coefficients Selisih Kesimpulan
Blog 0 38,843
4,861 Memenuhi Syarat Blog 1 33,982
Pada tabel terlihat bahwa pada model
blog 0 nilai koefisien -2 log Likelihood
adalah 38,843 pada model blog 1 terjadi
penurunan nilai koefisien -2 log Likelihood
sebesar 4,861 atau mencapai 33,982
sehingga dapat disimpulkan terjadi
penurunan term error yang dimiliki masing
masing variabel penelitian yang akan
dibentuk kedalam model persamaan regresi,
hasil tersebut mendorong tahapan
pengolahan data lebih lanjut dapat segera
dilaksanakan.
4.4.2 Pengujian Hosmer and Lemeshow
Setelah variabel penelitian yang akan
10 binary logistic dinyatakan memenuhi syarat,
maka tahapan pengujia data dilanjutkan
kedalam analisis Hosmer and Lemeshow,
yang diolah dengan bantuan uji statistik
chi-square. Berdasarkan tahapan pengujian
statistik yang telah dilakukan diperoleh
ringkasan hasil terlihat pada Tabel 4.7
dibawah ini:
Tabel 4.5
Hasil Pengujian Hosmer and Lemeshow Test (Model of Fit)
Step Chi-square df Sig
1 3.519 7 833
Pada Tabel 4.5 terlihat hasil
pengujian menunjukan bahwa nilai
chi-square hitung yang dihasilkan adalah 3,519
dengan signifikan sebesar 0,833 pada tingkat
kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh
menunjukan bahwa sig > alpha 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
independen yang terdiri dari client
importance, tenure dan spesialisasi audit
benar-benar tepat untuk terus dibentuk
kedalam persamaan regresi binary logistic.
4.4.3 Pembentukan Model Regresi Logistic
Setelah seluruh pra syarat penguijan
terpenuhi maka pembentukan model
persamaan regresi binary logistic dapat
dilakukan. Berdasarkan hasil pengujian
statistik yang telah dilakukan diperoleh
ringkasan hasil terlihat pada tabel 4.6
dibawah ini:
Tabel 4.6 Hasil Uji T
No Model Unstandardized Coefficients
a. Dependent Variable Kualitas
Dari tabel 4.6 terlihat bahwa variabel
penelitian yang di gunakan memiliki
koefisien regresi yang dapat dibuat kedalam
persamaan regresi linear berganda yang
terlihat dibawah ini:
Y = 1,019 +0,019x1 -0,018x2 + 0.011x3+ e
Sesuai dengan persamaan model
regresi logistic yang terbentuk dapat dibuat
analisis dan pembahasan yang menjelaskan
jawaban dari permasalahan yang diajukan
didalam penelitian ini seperti terlihat pada
sub bab dibawah ini
Sesuai dengan hasil pengujian
hipotesis pertama yang bertujuan untuk
11 terhadap kualitas audit. dengan melihat
signifikan 0,357 sedangkan tingkat alpha
yang digunakan adalah 5%(0,05) dengan
demikian, karena 0,357>0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis pertama
ditolak, maka keputusannya adalah Ho
diterima dan Ha ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa client importance tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit.
Semua perusahaan di anggap
memiliki pengaruh yang sama bagi KAP
sehingga perlakukan audit yang diberikan
juga sama sehingga tidak mempengaruhi
kualitas audit yang dihasilkan. Klien besar
maupun kecil diperlakukan sama dalam hal
audit nya sehingga hasil audit juga sama.
Secara keseluruhan, studi terkait
independensi masih belum bisa memberikan
gambar yang jelas apakah relative financial
importance dari klien akan menurunkan
independensi auditor dan mempengaruhi
penilaian dan keputusan audit.
Berdasarkan hasil penguijan
hipotesis kedua yang bertujuan untuk
mendapatkan bukti empiris pengaruh tenure
terhadap kualitas audit, diperoleh dengan
melihat signifikan 0,214 sedangkan tingkat
alpha yang digunakan adalah 5%(0,05)
dengan demikan hipotesis kedua ditolak
karena 0,214>0,05 maka keputusannya
adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga
dapat disimpulkan bahwa tenure tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit.
Hasil yang diperoleh pada tahapan
pengujian hipotesis yang kedua menunjukan
tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit, sehingga dapat disimpulkan bahwa
masa perikatan audit sebuah KAP dengan
klien tidak memberikan pengaruh terhadap
kualitas audit yang diberikan. KAP yang
mengaudit laporan keuangan sebuah
perusahaan dalam jangka waktu lama
memberikan kualitas audit yang sama
dengan KAP yang mengaudit laporan
keuangan perusahan baru.
Berdasarkan hasil pengujian
hipotesis ketiga yang bertujuan untuk
membuktikan secara empiris pengaruh
spesialisasi audit terhadap kualitas audit,
dari hasil pengujian statistik dengan melihat
signifikan 0,783 dengan tingkat alpha
5%(0,05), dapat disimpulkan 0,783>0,05
maka keputusannya adalah Ho diterima dan
Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan
bahwa spesialisasi audit tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit.
Pada tahapan pengujian hipotesis
ketiga didapatkan bahwa spesialisasi audit
tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
12
spesialis tidak mempengaruhi kualitas
auditnya atau auditor yang spesialis
memberikan kualitas audit yang sama
dengan auditor non spesialis.
4 Kesimpulan Dan Saran 4.1 Kesimpulan
Berdasakan kepada analisis dan pembahasan
hasil pengujian hipotesis yang telah
dijabarkan :
1. Hasil pengujian hipotesis pertama
ditemukan bahwa client importance
tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Hasil pengujian hipotesis kedua
ditemukan bahwa tenure tidak
berpengaruh terhadap kualitas auditpada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
3. Hasil pengujian hipotesis ketiga
ditemukan bahwa spesialisasi auditor
tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4.2 Saran
Peneliti Mengajukan beberapa saran
yang dapat memberikan kontribudi atau
manfaat bagi:
1. Peneliti dimasa mendatang disarankan
untuk mencoba memperbanyak jumlah
perusahaan sampel yang akan diteliti,
langkah tersebut dapat dilakukan dengan
mengganti prosedur atau metode
pengambilan sampel yang akan
digunakan, saran tersebut penting untuk
meningkatkan akurasi hasil penelitian
yang diperoleh dimasa mendatang.
2. Peneliti dimasa mendatang diharapkan
juga memperpanjang periode penelitian
yang digunakan, saran tersebut penting
dilakukan untuk memperkuat kontribusi
hasil penelitian yang akan diperoleh.
3. Peneliti dimasa mendatang disarankan
untuk mencoba menambahkan satu
variabel baru yang juga mempengaruhi
kualitas audit.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing Edisi
keempat. Salemba Empat. Jakarta.
Akuntan, Ikatan Profesional Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Edisi 31 Maret 2011. Salemba Empat. Jakarta.
Aren, Alvin A., Elder, Randal J., Beasley,
Mark S. 2008. Auditing dan Jasa
Assurance Pendekatan Terintegrasi. Edisi Keduabelas. Jakarta.
Badjuri, Achmat. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kualitas Audit Auditor Independen pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa
13
Perbankan. Volume 3 No 2
Universitas Stikubank. Semarang.
Chrisnoventie, Diajeng. 2012. Pengaruh
Ukuran KAP dan Spesialisasi
Industri KAP Terhadap Kualitas
Audit Tingkat Risiko Litigasi
Perusahaan sebagai Variabel
Moderasi: studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS
19 Edisi Kelima. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang.
Haryono, Al Yusuf. 2010. Dasar-Dasar Akuntansi. Edisi 7. Salemba Empat. Jakarta.
Herusetya, Antonius. 2009. Pengaruh
Ukuran Auditor dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Laba.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Volume 6 Nomor 1. Universitas Pelita Harapan. Jakarta.
I, Ewing Yuvisa. 2008. Pengaruh
Identifikasi Atas Klien Terhadap
Objektifitas Auditor dengan Auditor
Tenure, Client Importance dan
Client Image Sebagai Variabel
Anteseden (Penelitian Terhadap
Auditor Kantor Akuntan Publik yang
Listed dan BEJ dengan Pendekatan
Partial Least Square). Symposium Nasional Akuntansi (SNA) ke XI. Pontianak.
Mulyadi. 2011. Auditing, Edisi keenam.
Salemba Empat. Jakarta.
Primadita, Indria., Fitriany. 2012. Pengaruh
Tenure Audit dan Auditor Spesialis Terhadap Informasi Asimetri:
Perusahaan-Perusahaan yang Listing
di Bursa Efek Indonesia BEI. Universitas Indonesia. Jakarta.
Setiawan, W Liswan. 2011. Pengaruh
Workload dan Spesialisasi Auditor
terhadap Kualitas Audit dengan KualitasKomiteAudit sebagai Variabel Pemoderasi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Sinaga, Daud MT. 2012. Analisis Pengaruh
Audit Tenure, Ukuran KAP dan
Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.
Skripsi pada Program Sarjana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Diponegoro. Semarang.
Sugiyono. 2010. Metode penelitian Bisnis
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta. Bandung.
Wahyuni, Nur., Wahyuni dan Fitriyani.
2012. Pengaruh Client Importance,
Tenure, dan Spesialisasi Audit
Terhadap Kualitas Audit
(Perusahaan-Perusahaan yang Listing
di Bursa Efek Indonesia BEI). Universitas Indonesia. Jakarta.