• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Persepsi Pelaku Usaha Terhadap Rencana Redenominasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Persepsi Pelaku Usaha Terhadap Rencana Redenominasi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Uang merupakan alat yang digunakan untuk membayar barang atau jasa

yang dibeli atau diterima. Keberadaan uang harus dijamin pemerintah agar

memperoleh kepercayaan dari masyarakat luas. Guna melancarkan proses

transaksi, uang dibagi ke dalam satuan unit tertentu dengan berbagai nominal, dari

nominal terkecil hingga nominal terbesar.

Bank Indonesia mempunyai peranan penting dalam mengedarkan uang di

Indonesia. Bank Indonesia adalah lembaga negara independen, terbebas dari

campur tangan pemerintah atau pihak-pihak lainnya.

Tujuan Bank Indonesia adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan

rupiah terhadap barang dan jasa yang tercermin dalam tingkat inflasi yang rendah

dan nilai mata uang negara lain yang tercermin dari stabilitas kurs valuta asing.

Oleh karena itu, nilai rupiah harus dijaga agar tidak menimbulkan dampak negatif

seperti terjadinya inflasi yang merugikan masyarakat.

Untuk mencapai tujuan yang dimaksud, Bank Indonesia mempunyai tugas,

yaitu : (a). Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, (b). Mengatur dan

menjaga kelancaran sistem pembayaran, dan (c). Mengatur dan mengawasi bank.

Pelaksanaan dari ketiga tugas tersebut mempunyai hubungan yang saling

berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Tugas menetapkan dan melaksanakan

(2)

pengendalian jumlah uang beredar dan pengaturan suku bunga yang didukung

oleh sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan handal.

Sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan handal memerlukan

sistem perbankan yang sehat. Sistem perbankan yang sehat selain mendukung

kinerja sistem pembayaran, juga mendukung pengendalian moneter mengingat

pelaksanaan kebijakan moneter dan efektifitasnya mempengaruhi kegiatan

ekonomi dan mencapai kestabilan nilai rupiah (FE, 2011).

Dalam rangka menciptakan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman,

dan handal inilah Bank Indonesia melakukan suatu kebijakan yang disebut

redenominasi. Redenominasi mata uang rupiah merupakan suatu kewenangan

Bank Indonesia dalam rangka mengatur dan menjaga sistem pembayaran di

Indonesia. Kebijakan ini tidak boleh diintervensi oleh pihak-pihak lain.

Alasan Bank Indonesia melakukan kebijakan redenominasi mata uang

rupiah salah satunya karena ketidak efisienan dan ketidak nyamanan dalam

melakukan transaksi karena pecahan uang yang terlalu besar sehingga diperlukan

waktu yang banyak untuk mencatat, menghitung, dan membawa uang. Selain

daripada itu, redenominasi juga untuk mempersiapkan kesetaraan ekonomi

Indonesia dengan kawasan ASEAN dalam memasuki era Masyarakat Ekonomi

Asean pada tahun 2015 mendatang.

Namun dalam pelaksanaannya, kebijakan redenominasi tidaklah semudah

yang diperkirakan. Redenominasi bisa dilakukan ketika kondisi ekonomi suatu

negara relatif stabil dan laju inflasi tidak tinggi. Dalam konteks sejarah di

(3)

permasalahan yang besar. Pada kurun waktu tersebut, pemerintah bahkan

melakukan pemotongan nilai rupiah atau sanering dari pecahan Rp. 5 keatas

sehingga nilainya separuh. Tahun 1966, Indonesia mengalami inflasi yang sangat

parah, yakni mencapai 635,5 persen. Pada krisis moneter 1997-1998, nilai rupiah

sempat anjlok ke posisi terendah, Rp 14.950 per dollar AS. Tahun 2001 dan 2009,

rupiah juga sempat terjun ke level Rp 11.000-an per dollar sehingga, setelah

melewati 68 tahun, rupiah sekarang ada di level Rp 9.700 per dollar AS. Karena

nilai rupiah yang terus merosot itulah, Bank Indonesia melakukan redenominasi,

walaupun kebijakan tersebut dibutuhkan waktu yang lama.

Perlu adanya sosialisasi kepada publik karena ketidakpahaman tentang

kebijakan tersebut akan menimbulkan gejolak ekonomi yang timbul di

masyarakat. Sebagian kalangan khawatir akan ketidaksiapan masyarakat

menghadapi rencana redenominasi atau penyederhanaan angka rupiah.

Redenominasi jelas sangat berbeda dengan sanering yaitu pemotongan daya beli

masyarakat melalui pemotongan nilai uang. Redenominasi tidak akan merugikan

masyarakat karena nilai uang terhadap barang tidak akan berubah, yang terjadi

hanya penyederhanaan dalam nilai nominalnya berupa penghilangan beberapa

digit nol.

Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang

memiliki populasi cukup besar. Luasnya sekitar 265,10 km2 dan populasinya

sebanyak 2.109.330 jiwa membuat Kota Medan saat ini kelebihan jumlah

penduduk daripada luasnya. Industri di Medan sangat berkembang pesat. Terdapat

(4)

diproyeksikan oleh pemerintah kota untuk mengantisipasi perkembangan industri

di Kota Medan.

Pada saat ini, Kota Medan adalah salah satu kota penyumbang terbesar

PDRB di Sumatera Utara. Masyarakat yang heterogen dan multikultur selalu

mempunyai pola pikir yang berbeda, tidak terkecuali akan kebijakan yang

dikeluarkan oleh pemerintah yang menyangkut tatanan kehidupan ekonomi,

sosial, dan budaya.

Redenominasi yang dilakukan akan menimbulkan beberapa dampak yang

akan dirasakan oleh masyarakat di Kota Medan terutama bagi pelaku usaha.

Terdapat antusiasme maupun pesimisme dari masyarakat terhadap kebijakan

tersebut. Tidaklah mudah memahami konsep redenominasi dan bagaimana

nantinya masyarakat menggunakan mata uang baru di masa transisi.

Setelah banyaknya kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam

perekonomian Indonesia, munculah beberapa pertanyaan di benak kita. Mengapa

Bank Indonesia perlu melaksanakan redenominasi? Bagaimana pendapat

masyarakat terhadap kebijakan tersebut? Apakah redenominasi benar-benar

bermanfaat bagi masyarakat?

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

membahas persoalan redenominasi untuk dijadikan skripsi dan skripsi ini diberi

judul “Analisis Persepsi Pelaku Usaha Di Kota Medan Terhadap Rencana

(5)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas,

maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Sejauh mana pengetahuan pelaku usaha di Kota Medan terhadap

redenominasi?

2. Perlukah redenominasi dilakukan?

3. Apa yang seharusnya dilakukan Bank Indonesia agar sosialisasi

redenominasi berhasil?

1.3Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian

yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah

diatas, maka hipotesis yang dibuat penulis adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan redenominasi yang dilakukan pemerintah belum banyak

diketahui oleh masyarakat, terutama pelaku usaha di Kota Medan.

2. Redenominasi perlu dilakukan ketika kondisi ekonomi dan laju inflasi di

suatu negara stabil. Di Indonesia redenominasi dilakukan karena pada saat

ini, nilai pecahan uang rupiah sudah terlalu besar sehingga kurang efektif

dalam kegiatan jual beli.

3. Dalam mensukseskan kebijakan redenominasi, pihak Bank Indonesia

melakukan sosialisasi terhadap masyarakat agar masyarakat benar-benar

(6)

1.4Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis seberapa besar persentase pelaku usaha di Kota

Medan mengetahui rencana redenominasi.

2. Untuk menganalisis apakah kebijakan redenominasi perlu dilakukan di

Indonesia pada saat ini atau tidak.

3. Untuk menganalisis langkah apa yang seharusnya dilakukan Bank

Indonesia untuk mensosialisasikan kebijakan redenominasi.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi Bank Indonesia yang akan

melaksanakan kebijakan redenominasi.

2. Sebagai bahan studi dan wawasan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, terutama bagi mahasiswa

Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian

selanjutnya.

3. Untuk memperkaya wawasan ilmiah dan non-ilmiah penulis dalam disiplin

ilmu yang penulis tekuni serta mengaplikasikannya secara kontekstual dan

tekstual.

4. Sebagai bahan masukan bagi kalangan akademisi dan peneliti yang tertarik

(7)

1.6Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini, sistematika penulisan disusun berdasarkan

bab demi bab yang akan diuraikan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bersisi tentang latar belakang, rumusan masalah, hipotesis, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang landasan teori, kerangka konseptual, dan hipotesis

penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Berisi tentang definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan

sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis

data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang hasil penelitian kemudian dianalisis dengan

menggunakan metode penelitian yang telah ditetapkan untuk

selanjutnya diadakan pembahasan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran dari

Referensi

Dokumen terkait

Subjek dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis wujud, makna, dan strategi tindak kelakar sebagai wacana penutup sesi perbincangan pada

Sementara di Indonesia, penelitian mengenai praktik income smoothing (perataan laba) juga telah banyak dilakukan diantaranya adalah oleh Ilmainir (1993), Zuhroh (1996), Jin

Diketahui panjang sisi sebauh persegi adalah 5 cm.. Diketahui sisi dari persegi adalah

Hasil Keempat model tersebut untuk prediksi perbandingan rumusan regresi linier dengan nilai R 2 0,930 sangat tepat untuk prediksi pertumbuhan populasi jangka pendek 5 tahun

• Hal yang dilakukan pada area-area audit tersebut adalah Meninjau ( review ), menilai ( appraise ), melaporkan ( report ) terkait:. – Tingkat Kesehatan , kecukupan , dan

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dasar-dasar pemrograman serta konsep yang melatarbelakanginya, mengorganisasikan program komputer dengan baik, membuat program yang tidak

3.5 Mengenal teks diagram/label tentang anggota keluarga dan kerabat dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata

• Jika Anda berada pada situasi yang sama, apa yang akan Anda lakukan secara berbeda agar hasilnya lebih baik.