Herwiandani, Devita P. 2014
FORTIFIKASI KEJU COTTAGE MENGGUNAKAN MIKROENKAPSULAT MINYAK BELUT ( Monopterus albus) BEROMEGA-3
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai fortifikasi keju cottage menggunakan
mikroenkapsulat minyak belut beromega-3, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Teknik pembuatan mikroenkapsulat minyak belut yang digunakan
yaitu dengan teknik freeze drying menggunakan bahan penyalut
maltodekstrin dan gum arab dengan rasio terbaik 5:1. Formulasi ini
menghasilkan stabilitas emulsi sebesar 100%. Rendemen
mikroenkapsulat minyak belut yang dihasilkan dengan teknik ini
sebesar 74%.
2. Karakteristik minyak mikroenkapsulat minyak belut yang dihasilkan
memiliki efisiensi 64,29% , ukuran mikroenkapsulat sebesar 10 – 50
µm, kadar air 1,03%. Berdasarkan uji bilangan iod dan uji bilangan
peroksida, terjadi penurunan kualitas dari minyak belut hasil
mikroenkapsulasi, yang menunjukkan berkurangnya ikatan jenuh.
Sedangkan uji hedonik, mikroenkapsulat minyak belut memiliki
aroma dan warna yang lebih baik dari minyak belut sebelum
mikroenkapsulasi.
3. Produk keju cottage yang difortifikasi dengan 10% mikroenkapsulat
minyak belut memiliki kandungan omega-3 sebesar 6,24%.
Berdasarkan uji hedonik yang dilakukan pada keju fortifikasi, keju
mempunyai aroma, warna, tekstur, dan rasa dengan nilai kesukaan
44
5.2.Saran
Penelitian ini merupakan penelitian mikroenkapsulasi minyak belut dengan
metode freeze drying dengan menggunakan bahan penyalut maltodekstrin dan
gum arab yang baru pertama kali dilakukan dan diaplikasikan pada produk
keju cottage. Sehingga masih banyak terdapat kekurangan dan untuk
penelitian selanjutnya disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Pada proses ekstraksi minyak belut diperlukan alat press untuk
mempermudah dalam pemisahan ampas dengan produknya.
2. Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai penentuan masa simpan
dari mikroenkapsulat minyak belut dan keju cottage fortifikasi.
3. Pada proses pembuatan keju, selanjutnya perlu dianalisis jumlah
bakteri hidup pada keju cottage yang dapat mempengaruhi hasil akhir